Silvia Apriliani Fkik
Silvia Apriliani Fkik
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
OLEH:
Silvi Apriani
1112103000017
i
ii
v
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt atas segala kenikmatan,
karunia dan rahmat yang tiada henti dilimpahkanNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan penelitian ini. Shalawat dan salam senantiasa terlimpah
curahkan kepada baginda alam Nabi Muhammad saw yang senantiasa menuntun
umatnya pada jalan kebaikan. Penulis menyadari, tanpa bimbingan, dukungan dan
semangat yang tiada henti dari berbagai pihak maka penelitian ini tidak akan
pernah selesai. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes, selaku Dekan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. dr. Witri Ardini, M.Gizi, Sp.GK, selaku pembimbing 1 yang senantiasa
membimbing dan memberikan masukan kepada penulis serta semangat luar
biasa yang beliau berikan menjadikan salah satu motivator terbesar dalam
menyelesaikan penelitian ini.
4. Zeti Harriyati, M.Biomed selaku pembimbing 2 yang senantiasa meluangkan
waktu di tengah kesibukan beliau untuk memberikan bimbingan dan masukan,
sehingga penulis dapat menyelesaikan semua laporan penelitian ini sampai
akhir.
5. dr. Nouval Shahab, Sp.U, FICS, FACS, Ph.D selaku penanggung jawab riset
PSPD 2012 yang telah memberikan fasilitas dan semangat kepada penulis
untuk menyelesaikan penelitian ini.
6. Bapak dan Mamah atas segala limpahan kasih sayang, dukungan, semangat,
dan linangan air mata dalam setiap panjatan doa untuk penulis. Senantiasa
menjadi motivator terbesar dalam setiap langkah perjuangan penulis untuk
menjalani semua proses demi pencapaian cita-cita penulis. Doa penulis
panjatkan agar senantiasa berada dalam limpahan karunia dan rahmatNya.
7. Angki Perdiyana, adik yang senantiasa menjadi teman curhat dan memberikan
segala masukan dalam permasalahan. Semoga keberkahan dan kesuksesan
selalu tercurah untukmu.
8. dr. Marwan Sutiawan atas segala bantuan dan sebagai teman curhat sejati yang
selalu menemani dalam suka maupun duka. Selalu memberikan masukan dan
semangat dalam segala hal. Semoga kebahagian dan kesuksesan dunia akherat
senantiasa dilimpahkanNya kepadamu.
9. Adik-adik responden yang baik hati, Raissa, Julia, Ami, Mela, Melda, Azmi,
Fathur, Kono, Rifa’i, Wildan, Asis, Billy, Azharan, Fadhli dan Sandi. Semoga
kemudahan senantiasa menyertai kalian.
10. Aa penjual bubur yang sudah membantu dan mau bekerjasama memberikan
informasi yang dibutuhkan penulis. Semoga dagangannya semakin laris.
11. Teman-teman sekelompok atas perjuangan bersama saling dukung dan bahu
membahu satu sama lain dalam segala proses penelitian, Ranita dan Ega
senantisa ringan tangan dalam membantu, Zahra atas segala bantuannya
mengajari SPSS, dan Eel yang baik hati.
v
12. Sahabat terbaik para calon bidadari syurga Miftah, Mae yang selalu bersama
dalam setiap ujian Binayu, Riza, Didi yang selalu mendengarkan keluh kesah,
dan ifah LOME terbaik yang selalu setia memberikan izin bolos rapat
SCOME di saat banyak kegiatan acara berbentrok skripsi ini, semoga
senantiasa di limpahkan kebahagiaan.
13. Kak Jiddi dan Kak Evan, atas saran dan sharing pengalaman yang bermanfaat
bagi penulis.
14. Seluruh teman sejawat PSPD 2012 atas tiga tahun perjuangan bersama saat
suka maupun duka dalam menghadapi segala proses menuju cita-cita bersama.
Doa senantiasa penulis panjatkan semoga senantiasa diberikan kelancaran
dalam segala proses menuju gelar dokter.
Silvi Apriani
vi
ABSTRAK
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Hipotesis ............................................................................................. 2
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................ 2
1.4.1 Tujuan Umum ........................................................................ 2
1.4.2 Tujuan Khusus ......................................................................... 2
1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................. 3
1.5.1 Bagi Institusi ........................................................................... 3
1.5.2 Bagi Peneliti ............................................................................ 3
1.5.3 Bagi Masyarakat ...................................................................... 3
viii
3.5.2 Kriteria Eksklusi ...................................................................... 16
3.5.3 Kriteria Eliminasi / Drop out.................................................... 16
3.6 Besar Sampel dan Cara Perekrutaan Responden ............................... 16
3.7 Cara Persiapan Makanan Uji ............................................................ 16
3.8 Alur Penelitian ................................................................................... 18
3.9 Cara Kerja Penelitian ......................................................................... 18
3.10 Rencana Pengolahan Data dan Analisa Data .................................... 19
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 26
5.2 Saran ................................................................................................. 26
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR SINGKATAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sebagian besar masyarakat Indonesia lebih banyak mengkonsumsi
makanan yang mudah didapat dan relatif terjangkau. Salah satunya adalah bubur
kacang hijau yang sering dikonsumsi sebagai pengganti makanan utama karena
selain mudah disajikan juga cepat mengenyangkan. Selain itu banyak varian
makanan dari bubur kacang hijau, salah satunya adalah bubur kacang hijau
dengan ketan hitam. Proses pengolahan tersebut juga dapat meningkatkan mutu
fisiologis makanan yang dinilai dengan indeks glikemik.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai
perbandingan indeks glikemik (IG) dan beban glikemik (BG) antara bubur kacang
hijau dan bubur kacang hijau yang disertai ketan hitam.
1.3. Hipotesis
Terdapat perbedaan bermakna antara IG dan BG antara bubur kacang hijau
dan bubur kacang hijau yang disertai ketan hitam.
v
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Institusi
1. Menambah referensi yang ada di kepustakaan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya.
1.5.2 Bagi peneliti
1. Menambah ilmu pengetahuan khususnya tentang ilmu kesehatan gizi.
2. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
1.5.3 Bagi Masyarakat
Sebagai acuan masyarakat dalam mengkonsumsi bubur kacang hijau
dengan kebutuhannya.
v
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
v
dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas
penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat dikonversi menjadi
trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang.
5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka
glikogen dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami
glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam
sitrat.
6. Jika glukosa dari diet tidak tersedia dan cadangan glikogen habis, maka
sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan.
Jalur ini dinamakan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena
dianggap lipid dan protein harus diubah menjadi glukosa baru yang
selanjutnya mengalami katabolisme untuk memperoleh energi.
v
mg), zinc (0,8 mg), selenium (2,5 µg). Kandungan protein dalam setiap 100 gr
kacang hijau sebesar 7 gr protein. Protein dalam kacang hijau memiliki profil
asam amino lengkap dan dapat diserap tubuh lebih cepat. Kandungan serat dalam
100 gr kacang hijau sebesar 7,6 gr serat. Jumlah ini dapat memenuhi kebutuhan
serat harian sebesar 30%.10,12
Sedangkan 100 gram beras ketan hitam mengandung energi sebesar 356
kilokalori, protein 7 gram, karbohidrat 78 gram, lemak 0,7 gram, kalsium 10
miligram, fosfor 148 miligram, dan zat besi 1 miligram.10,12
v
pada orang sama.14,15 Kategori pangan menurut IG dapat dilihat pada tabel 2.1
berikut :
Tabel 2.1. Kategori pangan menurut IG dengan glukosa murni sebagai standar16
Kategori Pangan Rentang IG
IG rendah <55
IG sedang 55 – 70
IG tinggi >70
v
Tabel 2.2. Faktor yang Mempengaruhi Indeks Glikemik16,17,18,19,20
No. Faktor Pengaruh terhadap Indeks Glikemik
4. Kadar lemak dan protein Protein dan lemak yang tinggi dalam
makanan membuat waktu
pengosongan lambung lebih lama
Dari tabel 2.2 diatas, nilai IG suatu makanan dipengaruhi oleh beberapa
factor, yaitu proses pengolahan, kadar serat pangan, kadar amilosa dan
amilopektin, serta kadar lemak dan protein dalam makanan tersebut. Proses
pengolahan mempengaruhi IG karena proses pengolahan akan mempengaruhi
kemampuan enzim dalam mencerna suatu bahan pangan. Semakin tinggi daya
cerna dan daya serap suatu makanan maka semakin cepat makanan tersebut
menaikkan kadar glukosa darah, sehingga semakin tinggi pula nilai IG makanan
tersebut.16,17
Serat pangan merupakan komponen makanan (karbohidrat kompleks)
dalam tanaman yang tidak dapat dicerna dan diserap oleh saluran pencernaan
manusia. Serat pangan terdiri dari komponen serat larut (soluble dietary fiber) dan
komponen serat tidak larut (insoluble dietary fiber). Mekanisme serat pangan
dalam mempengaruhi IG suatu makanan adalah dengan menurunkan efisiensi
penyerapan karbohidrat, sehingga menghambat peningkatan kadar glukosa darah
v
secara cepat dalam tubuh. Jenis serat pangan dalam mekanisme tersebut adalah
komponen serat larut misalnya pektin.18,19
Salah satu golongan karbohidrat yang berasal dari tanaman adalah pati.
Pati dalam bahan pangan terdapat dalam dua bentuk, yaitu amilosa dan
amilopektin. Amilosa memiliki struktur yang tidak bercabang, sedangkan
amilopektin memiliki struktur bercabang. Perbedaan bentuk struktur tersebut juga
dapat mempengaruhi nilai IG suatu makanan. Struktur amilosa yang lurus
membuat amilosa terikat lebih kuat sehingga lebih sulit dicerna oleh enzim,
sedangkan amilopektin yang memiliki struktur bercabang, ukuran molekul lebih
besar dan lebih terbuka, lebih mudah dicerna oleh enzim. Oleh sebab itu makanan
yang mengandung banyak amilosa akan lebih sulit dicerna, sehingga memiliki
nilai IG yang rendah.17,20
Kadar lemak dan protein mempengaruhi nilai IG suatu makanan karena,
tingginya kedua komponen tersebut dalam bahan pangan akan memperlambat laju
pengosongan lambung, sehingga pencernaan makanan di dalam usus halus juga
akan diperlambat. Berdasarkan hal tersebut, makanan yang memiliki kadar lemak
lebih tinggi secara teori akan memiliki nilai IG yang lebih rendah.16,20
v
Tabel 2.3. Klasifikasi makanan berdasarkan nilai beban glikemik22,23,24
Klasifikasi Beban Glikemik Rentang Nilai
Rendah ≤ 10
Sedang >10 sampai <20
Tinggi ≥20
Asupan
Karbohidrat
Proses
Hidrolisis
ikatan Pencernaan
glikosidat
Indeks Beban
Glikemik Glikemik
Metabolisme
v
2.3. Kerangka Konsep
Metabolisme
Karbohidrat
Bubur kacang hijau
dengan ketan hitam
Indeks
Glikemik
Kadar Glukosa
Darah
Beban
Glikemik
v
2.4. Definisi Operasional
v
BAB III
METODE PENELITIAN
15
c. Tidak memiliki masalah metabolisme glukosa yang dibuktikan
dengan pemeriksaan GDP sebelum penelitian
d. Responden bersedia mengikuti semua prosedur penelitian ini
3.5.2. Kriteria Eksklusi
a. Responden sedang menjalani program diet 3 bulan terakhir
b. Responden sedang hamil/menyusui
3.5.3. Kriteria Eliminasi / Drop-out
a. Responden menolak melanjutkan kegiatan penelitian
b. Responden tidak dapat melanjutkan kegiatan penelitian hingga
selesai dengan beberapa alasan
c. Responden tidak melanjutkan ditengah penelitian
d. Responden memiliki gangguan pencernaan saat penelitian
berlangsung
v
bahan makanan. Kandungan makro nutrien yang terkandung dalam makanan uji
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.2. makanan Uji bubur kacang hijau dengan Kandungan 50 gram
No Bahan Berat/porsi Kandungan Kandungan Berat setelah
penyusun (matang) Kh/porsi Kh setelah akumulasi 50 g
ditambah Kh
1 Kacang 74 15,725 20,04 94,30
hijau
2 Gula pasir 25 23,50 29,95 29,95
3 santan 5mL 0,00 0,00
Total 39,225 49,99
Tabel 3.3 Makanan Uji Bubur kacang Hijau Menggunakan Ketan Hitam
No Bahan Berat/porsi Kandungan Kandungan Berat setelah
Penyusun (matang) Kh/porsi Kh setelah akumulasi 50 g
dikurang Kh
1 Kacang 74 15,725 11,74 55,24
hijau
2 Gula pasir 25 23,50 17,54 29,958,77
3 Ketan 107 15,99 11,93 79,83
hitam
4 Gula pasir 12,5 11,75 8,77 8,77
v
(ketan)
5 santan 5mL 0,00 0,00
Total 66,965 49,98
Indeks glikemik
Beban Glikemik
v
c. Responden berpuasa selama 8-10 jam dengan aktivitas biasa (tidak
diperkenankan melakukan aktivitas berat selama berpuasa)
d. Dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan makanan uji 1 berupa roti
tawar putih sebagai standart, makanan uji 2 berupa bubur kacang hijau,
dan makanan uji 3 berupa bubur kacang hijau dengan ketan hitam.
Rentang waktu dengan pemeriksaan sebelumnya adalah 1 minggu
e. Responden mengkonsumsi makanan uji dalam waktu 10-20 menit dengan
air mineral sebanyak 250 ml
f. Dilakukan pengambilan darah kapiler dari ujung jari responden pada menit
ke-0, 15, 30, 45, 60, 90 dan 120 setelah mengkonsumsi makanan standar
dan pembanding. Pengambilan darah kapiler dilakukan satu kali.
g. Pencatatan kadar glukosa darah responden pada setiap waktu yang
ditentukan dan dimasukan dalam kurva kadar glukosa
h. Menghitung luas area di bawah kurva kadar glukosa darah pada makanan
standar dan makanan uji
i. Membandingkan hasil perhitungan luas area di bawah kurva kadar glukosa
darah makanan uji dengan luas area di bawah kurva kadar glukosa darah
makanan standar untuk mendapatkan nilai indeks glikemik
v
dengan menghitung luas seluruh bangunan trapesium dalam kurva kenaikan
kadar glukosa darah dan dijumlahkan.
v
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Usia responden dalam penelitian ini rerata 19,3 ±0,47 dengan IMT yang
tergolong kategori normal menurut kriteria Asia-Pasifik dengan rerata IMT
21,9±0,93 dan responden tidak memiliki gangguan metabolisme glukosa yang
dapat dilihat dari hasil pemeriksaan GDP dalam batas normal dengan rata-rata
86,6 mg/dL (SD 0,65).
Menit 0 15 30 45 60 90 120
RTP 87 107 122 143 131 121 114
BKI 87 109 124 142 126 113 102
BKIK 88 107 125 137 124 112 98
*RTP: Roti Tawar Putih, BKI: Bubur Kacang Hijau, BKIK: Bubur Kacang Hijau
dengan Ketan Hitam
21
Dari tabel rata-rata kenaikan dan penurunan kadar glukosa darah, dapat
dipresentasikan dalam bentuk grafik dibawah ini :
0 BKIK
0 15 30 45 60 75 90 105 120
Waktu (Menit)
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kenaikan pada pemberian tiga jenis
makanan, semuanya mencapai titik puncak pada menit ke 45. Ketika kita
bandingkan kurva Roti Tawar Putih (RTP), Bubur Kacang Hijau (BKI) dan Bubur
Kacang Hijau dengan Ketan Hitam (BKIK) terdapat sedikit perbedaan yaitu pada
kenaikan BKI lebih tinggi dari BKIK pada menit ke 45 dan menit 120 masih
tinggi BKI, begitupula dengan makanan standar RTP yang memiliki kenaikan
tertinggi dari makanan uji. Berikut kandungan dari makanan uji, dapat dilihat
pada tabel 4.3 dibawah ini:
v
Bubur kacang hijau dengan ketan hitam dalam hal ini memiliki kurva
terendah, hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor selain dari
kandungan protein, lemak dan kandungan amilosa dalam ketan hitam. Amilosa
dalam ketan hitam memiliki struktur yang lurus dan membuat ikatan lebih kuat
sehingga lebih sulit dicerna oleh enzim. Hal ini kemungkinan menyebabkan BKIK
menunjukan kurva peningkatan glukosa darah yang terendah.6
Bubur kacang hijau memiliki kandungan protein , lemak dan serat yang
lebih tinggi dari RTP yang membuat absorpsi karbohidrat lebih lambat dan
menyebabkan kurva BKI lebih rendah dari RTP. Besarnya kenaikan dan
penurunan kadar glukosa darah dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut
Makanan uji yang meningkatkan kadar glukosa darah puasa dengan cepat
setelah dikonsumsi dari menit ke-0 hingga menit ke-15 berturut-turut adalah
bubur kacang hijau kemudian bubur kacang hijau dengan ketan hitam.
v
Tabel 4.5 Indeks Glikemik Makanan Uji dan Makanan Standar
Indeks Glikemik
Makanan Mean ±SD P.Value
RTP 100 ±0,00
0,075
BKI 96,45 ±7,28
RTP 100±0,00
0,028
BKIK 94,91 ±7,26
BKI 96,45 ±7,28
0,221
BKIK 94,91 ±7,26
*Berdasarkan uji statistik Wilcoxon
Pada kedua makanan uji memiliki indeks glikemik tinggi, dengan urutan
tertinggi BKI (IG 96,45) yang diikuti BKIK (IG 94,91). Terdapat perbedaan yang
bermakna antara makanan standar RTP dengan makanan uji BKIK, namun tidak
didapatkan perbedaan yang bermakna antara makanan standar RTP dengan
makanan uji BKIK. Begitu pula tidak terdapat perbedaan yang bermakna dengan
bubur kacang hijau yang ditambahkan ketan hitam maupun yang tidak
ditambahkan ketan hitam dibuktikan dengan uji statistik P-value (P>0,05).
v
Dari hasil perhitungan didapatkan hasil BG BKI 64,71 ±4,8 dan BKIK
47,74 ±3,6. Nilai BG yang didapat dari kedua makanan uji termasuk kedalam
kategori BG tinggi yaitu dengan kriteria BG >20. Terdapat perbedaan yang
bermakna antara hasil kedua BG makanan standar maupun makanan uji, hal ini
dibuktikan dengan uji statistik P-value 0,000.
Kedua makanan ini termasuk kedalam rentan indeks glikemik dan beban
glikemik tinggi, hal ini berdasarkan acuan pada klasifikasi IG (>70) dan BG
(>20). Maka kedua makanan ini tidak dianjurkan dikonsumsi secara rutin
terutama bagi penderita DM.
v
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Indeks glikemik bubur kacang hijau dan bubur kacang hijau yang
disertai ketan hitam termasuk ke dalam golongan indeks glikemik tinggi.
2. Beban glikemik bubur kacang hijau dan bubur kacang hijau yang
disertai ketan hitam termasuk ke dalam golongan makanan dengan nilai
beban glikemik tinggi.
3. Tidak terdapat perbedaan nilai indeks glikemik yang bermakna antara
bubur kacang hijau dan bubur kacang hijau yang disertai ketan hitam.
4. Terdapat perbedaan yang bermakna antara beban glikemik bubur kacang
hijau dan bubur kacang hijau yang disertai ketan hitam
5.2 Saran
1. Untuk mendapatkan IG dan BG yang lebih akurat, perlu dilakukan
pemeriksaan kadar glukosa darah setiap makanan lebih dari satu kali
2. Perlu dilakukan pengawasan terhadap responden agar mengkonsumsi
makanan dengan porsi normal sebelum berpuasa dimalam hari dan tidak
melakukan aktivitas berat saat puasa dan selama pemeriksaan kadar
glukosa darah.
3. Mengingat bubur kacang hijau banyak varian jenis dalam penyajiannya,
maka perlu banyak penelitian yang lebih banyak sehingga dapat
dijadikan referensi yang lebih lengkap.
4. Perlu dilakukan penelitian lain dengan perhitungan kadar bahan yang
lebih akurat dengan jenis santan dan gula yang berbeda.
26
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Guariguata, L. Tracking the global epidemic - new estimates from the IDF
Diabetes Atlas Update for 2012. IDF (International Diabetes Federation);
2013; 57(5)
4. Aston, L. Glycemic index and metabolic disease risk. Proc Nutr Soc. 2006
;65(1):125-34.
6. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar: sebuah
pendekatan klinis. Jakarta: EGC; 2012.
7. Murray RK, Bender DA, Botham KM, Kennelly PJ, Rodwell VW. Biokimia
Harper. Edisi 29. Jakarta: EGC; 2014.
10. Laseduw J. Kandungan nutrisi dan manfaat kacang hijau. [Internet]. [Diakses
pada 20 Jan 2015]. Tersedia pada: http://www.necturajuice.com/
12. Nio, Oey K. Daftar analisis bahan makanan. Ed ke-4. Balai penerbit FKUI:
Jakarta; 2001.
13. Regina, dr. Pengertian indeks glikemik. [Internet]. [Diakses pada 18 Feb
2015]. Tersedia pada: http://diabetesmelitus.org/pengertian-indeks-glikemik/
28
15. BJ Venn dan TJ Green. Glycemic index and glycemic load: measurement
issues and their effect on diet–disease relationships. European Journal of
Clinical Nutrition; 2007: S122-S131.
16. Powell, et_al. International table of glycemic index and glycemic load values.
[Internet]. [American Society for Clinical Nutrition]: [Diakses pada 10 Oct
2014]. Tersedia pada: http://ajcn.nutrition.org/content/76/1/5.full
17. Rimbawan dan Siagian A. Indeks glikemik pangan. Penebar Swadaya: Jakarta;
2004.
18. Prijatmoko D. Indeks glikemik 1 jam postprandial bahan makanan pokok jenis
nasi, jagung dan kentang. Cermin Dunia Kedokteran (CDK): Jakarta; 2007.
19. Astawan, M dan Wresdiyati T. Diet sehat dengan makanan berserat. Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri: Solo; 2004.
20. Anonymous. The factors that modify glycemic indexs. [Internet].[ Official web
site of the Montignac Method. France]; [Diakses pada 10 Mar 2015]. Tersedia
pada: http://www.montignac.com/en/the-factors-that-modify-glycemic-
indexes/
21. Barclay AW, Petocz P,Brand Milliter JC. Glykemic Index, Glykemic Load and
Chronic Disease Risk : A Meta-Analysis of Observational Studies. Am J Clin
Nutr 2008; 87:627-37
22. Galgani J, Aguirre C, dan Diaz E. Acute effect of meal glycemic index and
glycemic load on glucose and insulin responses in humans. Nutrition Journal;
2006 Sep 05;(5)22
25. Dahlan MS. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Penerbit Salemba medika; 2010
29
26. Dahlan MS. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 6. Jakarta:
Epidemiologi Indonesia; 2014
30
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lembar Surat Persetujuan Responden
Nama :
Alamat :
Jurusan :
Semester :
Ciputat, ...................................2015
Mengetahui,
(____________________) (______________________)
31
Lampiran 2
Lampiran 3
Karakteristik Responden
AS L 19 63 173 21 78
RFI L 19 59 164 22 84
RS P 20 55 161 21.2 80
JL P 20 48 155 20.6 98
ML P 19 53 159 21 87
Lampiran 4
Kriteria Status Gizi Menurut Asia-Pasifik
Untuk menilai status gizi responden, dapat dilihat dengan menggunakan rumus
perhitungan Indeks Masa Tubuh (IMT). Rumus IMT :
Kriteria yang digunakan adalah penggolongan status gizi dengan IMT Asia-
Pasifik, dikategorikan kedalam underweight, normal, overweight, pre-obese,
obese, obese 1, obese 2 dan obese 3.
Nutritional status based on the WHO and “Asian criteria” values
Nutritional Status WHO criteria “Asian criteria”
BMI cut-off BMI cut-off
Underweight <18,5 <18,5
Normal 18,5 – 24,9 18,5 – 22,9
Overweight 25 – 29,9 23 – 24,9
Pre-Obese - 25 – 29,9
Obese >30 >30
Obese Type 1 (obese) 30 – 40 30 – 40
Obese Type 2 (morbid obese) 40,1 – 50 40,1 – 50
Obese Type 3 (super obese) >50 >50
34
Lampiran 5
Hasil Pemeriksaan Tanda Vital Responden
Lampiran 6
Analisis Gizi dan Perhitungan Kebutuhan Makanan Uji (50 g )Karbohidrat
Santan 10 mL 0,00 4 0 0
Lampiran 7
Peritungan Luas Area di Bawah Kurva
makanan standar
160 143.79
140 131.29
123.93 120.93
113.71
120 108.50
Kadar glukosa darah
100 87.36
(mg/dL)
80
A B C D E F
60 makanan standar
40
20
0
0 15 30 45 60 90 120
Waktu (menit)
99.86
100 88.71
(mg/dL)
80
A B C D E F
60 Bubur Kacang Hijau
40
20
0
0 15 30 45 60 90 120
Waktu (Menit)
38
120
98.29
100 87.64
(mg/dL)
80
A B C D E F
60 BKH Dengan ketan Hitam
40
20
0
0 15 30 45 60 90 120
Waktu (menit)
Luas bangun A =
Luas bangun B =
Luas bangun C =
Luas bangun D =
Luas bangun E =
Luas bangun F =
Luas bangun A =
Luas bangun B =
Luas bangun C =
Luas bangun D =
Luas bangun E =
Luas bangun F =
Luas bangun A =
Luas bangun B =
Luas bangun C =
Luas bangun D =
Luas bangun E =
Luas bangun F =
Lampiran 8
Hasil Perhitungan Indeks Glikemik dan Beban Glikemik
Indeks glikemik makanan standar dan makanan uji dihitung dengan menggunakan
rumus berikut :
Indeks Glikemik :
.A. Perhitungan indeks glikemik dan beban glikemik bubur kacang hijau
Indeks Glikemik =
Beban Glikemik =
B. Perhitungan indeks glikemik dan beban glikemik bubur kacang hijau menggunakan
ketan hitam
Indeks Glikemik =
Beban Glikemik =
41
Lampiran 9
Rerata Indeks Glikemik dan Beban Glikemik
Lampiran 10
Hasil Uji Statistik
a
Descriptives
96.4517144809 1.94604573200
Mean
53780 8024
92.2475382774
Lower Bound
80690
95% Confidence Interval for
Mean
100.655890684
Upper Bound
426880
96.4404902286
5% Trimmed Mean
22070
96.4607026308
Median
02430
Variance 53.019
IG_BKI 7.28143638816
Std. Deviation
7452
87.2507869884
Minimum
5760
105.854678515
Maximum
42090
18.6038915269
Range
6340
14.8866629735
Interquartile Range
2219
94.9146512374 1.94131465807
Mean
02640 4128
90.7206958977
Lower Bound
67740
95% Confidence Interval for
Mean
99.1086065770
Upper Bound
37530
95.1312536875
5% Trimmed Mean
31610
95.6025053362
Median
90830
Variance 52.762
IG_BKIK 7.26373433043
Std. Deviation
5314
81.6559926806
Minimum
9543
104.274465691
Maximum
78863
22.6184730110
Range
9330
11.6483501847
Interquartile Range
9666
a
Tests of Normality
b
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
*
IG_BKIK .115 14 .200 .937 14 .379
a
Multivariate Tests
b
Pillai's Trace .345 3.167 2.000 12.000 .079
b
Wilks' Lambda .655 3.167 2.000 12.000 .079
IG
b
Hotelling's Trace .528 3.167 2.000 12.000 .079
b
Roy's Largest Root .528 3.167 2.000 12.000 .079
a. Design: Intercept
b. Exact statistic
45
a
Descriptives
64.7191004167 1.30579668617
Mean
20010 7417
61.8980981841
Lower Bound
89564
95% Confidence Interval for
Mean
67.5401026492
Upper Bound
50460
64.7115689434
5% Trimmed Mean
05440
64.7251314652
Median
68460
Variance 23.871
BG_BKI 4.88584381646
Std. Deviation
0391
58.5452780692
Minimum
55080
71.0284892838
Maximum
47450
12.4832112145
Range
92465
9.98895085523
Interquartile Range
3426
47.7420695724 .976481273011
BG_BKIK Mean
13570 336
46
45.6325100365
Lower Bound
77216
95% Confidence Interval for
Mean
49.8516291082
Upper Bound
49924
47.8510206048
5% Trimmed Mean
28440
48.0880601841
Median
54340
Variance 13.349
3.65365836820
Std. Deviation
9013
41.0729643183
Minimum
89850
52.4500562429
Maximum
69730
11.3770919245
Range
79979
5.85912014295
Interquartile Range
2762
a
Tests of Normality
b
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
*
BG_BKIK .115 14 .200 .937 14 .379
47
a
Multivariate Tests
b
Pillai's Trace .991 649.854 2.000 12.000 .000
b
Wilks' Lambda .009 649.854 2.000 12.000 .000
BG
b
Hotelling's Trace 108.309 649.854 2.000 12.000 .000
b
Roy's Largest Root 108.309 649.854 2.000 12.000 .000
a. Design: Intercept
b. Exact statistic
48
c. Uji Wilcoxon IG
Ranks
Total 14
a
Test Statistics
IG_BKI - IG_R
b
Z -1.782
Ranks
Total 14
d
Negative Ranks 9 8.56 77.00
e
Positive Ranks 4 3.50 14.00
IG_BKIK - IG_R f
Ties 1
Total 14
a
Test Statistics
a
Test Statistics
IG_BKIK - IG_BKI
b
Z -1.224
Asymp. Sig. (2-tailed) .221
N Correlation Sig.
Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Lower Upper
Lampiran 11
Riwayat Pendidikan :
1. TK Tunas harapan (1997-1999)
2. SDN 2 Sagaranten (2000-2006)
3. Pondok Modern Assalam Sukabumi (2006-2009)
4. MAN PACET Cianjur (2009-2012)
5. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (2012-sekarang)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta