MATA AIR KABUYUTAN SIRAH CIPELANG
Narasumber: Emin
Penerjemah: Agung Leonaras
Dikisahkan pada jaman dahulu kala Istri dari
Kanjeng Pangeran Kornel sedang sakit parah. Kanjeng
Pangeran Kornel sudah menempuh berbagai cara
pengobatan dan mencoba berbagai ramuan untuk
menyembuhkan sang istri namun tidak ada satupun
yang bisa menyembuhkan penyakit yang diderita
istrinya.
BUMDES TIRTA MEKAR | DESA CIPAMEKAR TAHUN 2021 1
Keesokanharinya Buyut Ahsan meminta bantuan kepada mantan suami dari istrinya
sendiri yang katanya mengetahui dimana harus mencari sarang burung walet. Ternyata benar
Foto 2 Mata Air Kabuyutan Sirah Cipelang
mantan suami dari istrinya tersebut tahu dimana mereka bisa mendapatkan sarang burung
walet, yaitu di kawah Gunung Karang yang berada di kaki Gunung Tampomas.
Berangkatlah Buyut Ahsan dengan mantan suami dari istrinya itu menuju kawah
Gunung Karang. Setibanya di kawah Gunung Karang, Buyut Ahsan masuk kedalam kawah
menggunakan tali yang terbuat dari ijuk dengan dibantu oleh rekannya untuk mengulur tali dari
atas. Sebuah kesalahan dari Buyut Ahsan adalah mempercayakan keselamatan dirinya kepada
mantan suami dari istrinya itu yang ternyata masih memiliki dendam dan rasa cemburu kepada
Buyut Ahsan.
Setibanya dipertengahan akan mencapai dasar kawah, mantan suami dari istrinya itu
memotong tali yang mengikat Buyut Ahsan sehingga membuat Buyut Ahsan terjatuh kedalam
kawah Gunung Karang. Pulanglah mantan suami dari istri Buyut Ahsan itu untuk memberi kabar
kepada keluarga Buyut Ahsan bahwa Buyut Ahsan terjatuh kedalam kawah. Keluarga Buyut
Ahsan melakukan pencarian ke kawah Gunung Karang namun tidak mendapatkan hasil.
Setibanya dikediaman Buyut Ahsan, keluarga Buyut Ahsan pun melakukan tradisi untuk
mendo’akan Buyut Ahsan yang dianggap telah meninggal dunia di kawah Gunung Karang.
Meskipun pencarian keluarga Buyut Ahsan tidak mendapatkan hasil, namun ternyata
Buyut Ahsan berhasil lolos dari maut. Hanya saja Buyut Ahsan tidak tahu harus bagaimana cara
BUMDES TIRTA MEKAR | DESA CIPAMEKAR TAHUN 2021 2
menyelamatkan dirinya sendiri. Naik kembali ke atas tidak mungkin. Buyut Ahsan mengambil
posisi bertapa dan meminta petunjuk kepada Yang Maha Kuasa agar bisa kembali ke rumahnya.
Tidak terlalu lama buyut ahsan bersemedi meminta petunjuk, munculah kunang‐kunang
menghampiri Buyut Ahsan. Buyut Ahsan merasa bahwa kunang‐kunang tersebut adalah
petunjuk jalan yang dikirim oleh Yang Maha Kuasa. Buyut Ahsan pun mengikuti kunang‐kunang
tersebut. Setibanya dipersimpangan pertama Buyut Ahsan merasa bimbang untuk memilih
jalan, apakah harus berbelok atau tetap lurus mengikuti kunang‐kunang. Diketahui dari kisah
lainnya bahwa persimpangan pertama tersebut adalah menuju ke Mata Air Cipanteneun,
Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang. Namun setelah memantapkan keyakinannya,
Buyut Ahsan memilih untuk tetap mengikuti kunang‐kunang tadi.
Dan kembali Buyut Ahsan dibuat bingung dengan pejalanannya yang kembali menemui
persimpangan jalan lainnya. Buyut Ahsan lama termenung kebingungan di persimpangan
tersebut sehingga tertinggal oleh kunang‐kunang. Namun setelah beberapa lama kunang‐
kunang tersebut kembali menghampiri Buyut Ahsan, sehingga Buyut Ahsan merasa yakin bahwa
persimpangan itu bukan jalan keluar bagi dirinya. Buyut Ahsan pun kembali mengikuti kunang‐
kunang tersebut. Diketahui dari kisah lainnya, persimpangan kedua tersebut adalah menuju ke
Mata Air Cicaneang, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang.
Hingga Buyut Ahsan menemukan sebuah tebing batu yang menjulang tinggi. Kali ini sang
kunang‐kunang berhenti disana meskipun masih ada jalan kedepannya. Diketahui dari sumber
lain bahwa jalan tersebut menuju ke Mata Air Cipaingeun, Kecamatan Paseh, Kabupaten
Sumedang.
Foto 3 Mata Air Kabuyutan Sirah Cipelang
BUMDES TIRTA MEKAR | DESA CIPAMEKAR TAHUN 2021 3
Buyut Ahsan kembali kebingungan dengan tingkah kunang‐kunang yang telah
membawanya sejauh itu. Setelah diperhatikan lebih teliti, Buyut Ahsan melihat ada celah kecil
ditebing batu tersebut. Tapi bagaimana caranya Buyut Ahsan dapat melewati celah kecil itu.
Sehingga dia teringat dengan pusaka yang dibawanya dari rumah, yaitu pusaka keris Curug Aul.
Dicabutlah keris Curug Aul tersbut dan ditunjukan ke arah belahan tebing itu. Dengan seketika
belahan tebing terbuka melebar seraya memberi jalan kepada Buyut Ahsan. Buyut Ahsan
melihat seperti sebuah aliran sungai yang hilang meresap kedalam celah tanah dan bebatuan di
depannya. Buyut Ahsan pun mulai menggali dengan tangannya, tanpa sengaja Buyut Ahsan
terperosok kedalam tanah yang digalinya itu dan keluarlah Buyut Ahsan membuka jalan air
sehingga menjadi sumber mata air abadi dengan debit air yang melimpah yang sekarang dikenal
dengan “Mata Air Kabuyutan Sirah Cipelang”. Lama perjalanan Buyut Ahsan dari awal terjatuh
ke kawah Gunung Karang hingga keluar di mata air Sirah Cipelang diperkirakan sekitar 40 hari.
Sumber:
Video hasil wawancara BUMDes Tirta Mekar dengan Bapak Emin (Warga Dusun Sirah Cipelang,
Desa Cipamekar)
Diterjemahkan dan ditulis ulang kedalam bahasa Indonesia oleh Agung Leonaras (Pengurus
BUMDes Tirta Mekar, Desa Cipamekar)
BUMDES TIRTA MEKAR | DESA CIPAMEKAR TAHUN 2021 4