Anda di halaman 1dari 4

Lampiran 3.

FLOWCHART PAJAK REKLAME PER 1 MEI 2013

WP BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PENDAFTARAN PENETAPAN BENDAHARA PEMBUKUAN

Mulai Proses SSPD (Surat


Permohonan Proses Setoran Pajak
Proses SP3R Pembayaran
NPWPD Daerah)
Sesuai SKPD

Permohonan Cek NPWPD SP3R (Surat


Permohonan Persetujuan Proses
Perhitungan Verifikasi
Pajak SSPD (Surat
Tidak Reklame) Setoran Pajak
Daerah)
Lengkap ?

Laporan
Ya
NPWPD Proses SKPD Rekonsiliasi
(Surat
Ketetapan
No Registrasi Pajak Daerah

Laporan Berita
Memiliki T idak Acara
NPWPD ? Rekonsiliasi
Ya
Setuju ? SKPD (Surat
Ketetapan
Tidak Proses pajak Daerah)
Permohonan

SKPD (Surat
Ketetapan
pajak Daerah)

SSPD (Surat
Setoran Pajak
Proses Ijin
Daerah)

Ijin Ijin
Ijin

Selesai
1) Proses Bisnis Pengelolaan Pajak Reklame Setelah Mei 2013 (setelah berdirinya BPPT)
a) Persyaratan Pengajuan Permohonan Penyelenggaraan Reklame
Setiap penyelenggara reklame wajib memiliki ijin Bupati. Untuk memperoleh ijin tersebut, penyelenggara reklame harus
mengajukan permohonan tertulis kepada Bupati cq. Kepala BPPT dengan melampirkan persyaratan administrasi sebagai
berikut.
(1) Photo dan gambar produk yang akan disajikan;
(2) Surat kesepakatan dengan pemilik tanah atau bangunan apabila akan dipasang pada tanah/bangunan milik orang lain;
(3) Photo copy identitas diri pemohon (KTP);
(4) Photo copy NPWPD;
(5) Surat kuasa apabila proses permohonan dikuasakan;
(6) Photo copy IMB jika reklame diselenggarakan menempel atau di atas bangunan;
(7) Denah lokasi rencana pemasangan reklame;
(8) Surat pernyataan bermaterai Rp6.000,- (enam ribu rupiah);
(9) IMBR dari BPPT berukuran diatas 10 M2;
(10) Gambar konstruksi bangunan reklame yang ditandatangani oleh penanggungjawab untuk pengurusan IMBR;
(11) RAB (Rencana Anggaran Biaya) pemasangan reklame.
b) Proses Pengajuan Permohonan Penyelenggaraan Reklame
(1) WP pajak reklame mengajukan permohonan pemasangan reklame dengan melengkapi persayaratan yang telah ditentukan
kepada BPPT melalui Bidang Pelayanan Perizinan Ekonomi, Kesejahteraan Rakyat dan Non Perzinan.
(2) Petugas Bidang Pelayanan Perizinan Ekonomi, Kesejahteraan Rakyat dan Non Perzinan meneliti persyaratan yang
diajukan dan apabila telah lengkap maka diberikan nomor registrasi.
(3) Petugas survei lapangan yang terdiri dari pegawai BPPT dan Dispenda melakukan pemeriksaan lapangan untuk menilai
kelayakan, menentukan ukuran dan jenis reklame yang akan dipasang oleh WP yang dituangkan pada Berita Acara
Pemeriksaan.
(4) Apabila penyelenggaraan reklame tersebut dinilai layak maka diterbitkan surat persetujuan penyelenggaraan reklame (ijin
prinsip) dan apabila dinilai tidak layak maka diterbitkan penolakan penyelenggaraan reklame.
(5) Petugas Bidang Pelayanan Perizinan Ekonomi, Kesejahteraan Rakyat dan Non Perzinan meneruskan surat persetujuan
penyelenggaraan reklame beserta kelengkapannya kepada Bidang Penetapan Dispenda untuk diinput ke aplikasi Batere
Reklame.
(6) Pada saat menginput, Bidang Penetapan Dispenda meniliti apakah WP tersebut memiliki NPWPD atau belum. Jika
belum, maka berkas tersebut diserahkan kepada Bidang Pendaftaran dan Pendataan Dispenda untuk dterbitkan NPWPD
kepada WP tersebut. Apabila sudah memiliki NPWPD, maka proses input dilanjutkan oleh Bidang Penetapan Dispenda
dengan memasukkan NPWPD dari WP yang mengajukan permohonan tersebut.
(7) Berdasarkan surat persetujuan penyelenggaraan reklame (ijin prinsip) dan hasil pemeriksaan lapangan oleh petugas
survey lapangan, Bidang Penetapan Dispenda memverifikasi besarnya pajak reklame yang diinput pada sistem Batere
Reklame terkait dengan jenis reklame, nilai strategis, nilai sewa dan tarif pajak reklame. Kemudian setelah diinput pada
aplikasi tersebut akan muncul nilai rupiah pajak reklame dan diterbitkan SP3R (Surat Persetujuan Perhitungan Pajak
Reklame).
(8) Petugas Bidang Penetapan menghubungi WP (melalui Telepon dsb) agar hadir di Bidang Penetapan Dispenda untuk
menandatangani SP3R.
(9) Setelah WP menyetujui dan menandatangani SP3R petugas Bidang Penetapan mencetak SKPD dari aplikasi Batere
Reklame untuk ditandatangani Kabid Penetapan a.n. Kadispenda dan diserahkan kepada WP untuk dilakukan
pembayaran pajak reklame.
(10) Atas dasar SKPD tersebut WP membayar pajak reklame ke Kasda melalui Bank BPD Bali yang berada di Kantor
Dispenda dengan menggunakan SSPD (Surat Setoran Pajak Daerah) sebanyak 5 rangkap.
(11) Petugas Bank BPD Bali memvalidasi dan memproses pembayaran pajak reklame.
(12) Bukti pembayaran pajak reklame berupa SSPD yang telah divalidasi oleh Bank diserahkan WP kepada Bidang Penetapan.
(13) Petugas Bidang Penetepan menggabung bukti pembayaran pajak berupa SSPD tersebut dengan berkas kelengkapan
pengajuan permohonan ijin reklame dari WP untuk diserahkan kepada BPPT.
(14) Petugas Bidang Pelayanan Perizinan Ekonomi, Kesejahteraan Rakyat dan Non Perzinan menerima berkas permohonan
ijin reklame dari WP lengkap beserta bukti pembayaran pajak (SSPD) dan menerbitkan Surat Izin Reklame untuk
ditandatangani Kepala BPPT a.n. Bupati Badung.
(15) WP mengambil Surat Izin Reklame dan stiker (untuk ditempel di papan reklame) pada Bidang Pelayanan Perizinan
Ekonomi, Kesejahteraan Rakyat dan Non Perzinan BPPT.
c) Perpanjangan Ijin Reklame dan Proses Penertiban Reklame
(1) Bidang Penetapan tidak lagi menerbitkan surat pemberitahuan perpanjangan izin yang diterbitkan dua bulan sebelum
tanggal jatuh tempo untuk dikirim kepada WP.
(2) Bidang Pendaftaran dan Pendataan tidak lagi menerbitkan Surat Teguran I (pertama) dan Surat Teguran II (kedua) untuk
WP dan ditembuskan kepada Satpol PP Pemkab badung.
(3) Bidang Penetapan Dispenda tidak lagi menerbitkan daftar WP reklame terdaftar secara rutin setiap bulan untuk
disampaikan kepada Satpol PP.
(4) Petugas Bidang Pelayanan Perizinan Ekonomi, Kesejahteraan Rakyat dan Non Perzinan BPPT juga tidak menerbitkan
surat pemberitahuan perpanjangan izin, Surat Teguran I dan II, serta tidak menyampaikan daftar WP berijin kepada
Satpol PP.

Anda mungkin juga menyukai