1891 - Konstruksi Jalan Raya Buku 2 Perancangan Perkerasan Jalan Raya
1891 - Konstruksi Jalan Raya Buku 2 Perancangan Perkerasan Jalan Raya
c-{-
SUKI
PHffiENfrEF$ffi&ru P- ffiP-F.:Ft ti 1[
i
FeH,/-}tr ffi&Y,e,
i.
. '.i
., :
.:;
l''
r
,/,
L,l,
,'
#f, f-di;*I ;t.! , , . i
^ffitd;S,:- u;.-ffi,
p$fimlBfistrfl
fr{}ryix
ffi&,t{*}ulf{{d
ECTI{$ 2
PENDRBII NOVA
Kotak Poc l4rBA BANDIING
Saodang, Hamirhan
(rt(gt<rt<a(8(4tcqt@t<*r$@t(6<rt(8<gt<qt<$(rt(rt(6<a(fi<4t<8<qt(8<8<qt@tca<8cs(8(8
Buku:
1. GE0METRTKJATAN.
2. PERANCANGAN PERKERASAN JAilIN MYA.
3. STRUKTUR & KoNSTRUKSI JAIIIN RAYA. dideniftaaifran untuft
Bibliografi zhlm.24t
keduo o,r0r4g tuo , don
ISBN 979 - 95847 -2-8 no.iil. lengkcrp)
ISBN 979-95847-3-6 iil. r beLuatgabu ,
ISBN 979 - 95847 - 4- 4 i11.2
ISBN 979-95847 -5-2 iil.3
r,itodL,l;l*, aW,l,;-
1. Jalan Raya l. KONSTRUKSI JAI-AN RAYA
625.7
4.2. MekanismeKerusakan 78
Doftar lsi
4.3. Penr,,uiudan
Penilaian 79
Irrcloncsia yang masih bertumpu hanya pada jalan setapak,sebagai satu- 7.2. ISTII.AH DAN PENGERTIANI{YA.
satunya pr^szrzn penghubung dengan desa lainnya. Sehingga sudah barung
tcntu perkerasan jalan-nya belum terbentuk,masih berupa ialan-jalan tanah 1.2.I. BE,BAN LALU LINTAS.
alamiah. Namun demikian dari tinjauan historis ialzn, jilan-ialan seperti
inilah yang akan meniadi cikal-bakal perkerasan ialan dimasa yang akan (1). Sunai lalulintas (trafftc counting)
datang.
Untuk tfi) dipahami bahwa: Untuk mendapatkan pral<traan lalulintas yang representarif,dalam
^gar rangka menghitung ahranlaht lintas,selamaiangka desain ,.n
* )alan harus direncanakan sehingga sesuai dengan kebutuhan lalu ^n^
5,10 atau
20 tahun yang dipedukan untuk desain struktur perkerasan,dilakukan survai
lintas yang akan dilayani pada ruas tersebut.
tr Jalan harus direncznakan dengan standar teknik yang masuk lalulintas untuk menentukan :
akal,yang ditetapkan oleh irrstansi yang berwenang. ,) Lalulintas Harian Rata-Rata tahunan (LHR) pada setiap ruas
* Jalan harus dibangun dalam keterikatan waktu,tenaga dar, dana jalan.
yang bias an y a terbatzs. ii). Identifikasi jenis dan berat sec t^ umum dari setiap kategori
* Perhatian harus diberikan pada pengaruh dampak lingkungan kendaraan.
daenh sekitarnya. iii). Distribusi model lalu lintas pada setiap ruas jalan.
* Jalan harus dibangun dengan tetap meniaga keseimbangan wilayah. iv). Perkiraan kecepatan operasi normal pada setiap ruas jalan.
* Jalan agar dibangun dengan tuiuan yang tertentu,belpotensi untuk 'Perhitungan lalu lintas dilakukan dengan cara mencacah/menghitung
pengembangan wtlayah,pengembang n ekonomi ataupun untuk kendaraan yang lewat pada pos-pos pencaratan lalu lintas yang telah
tuiuan lainnya yang memang sangat diperlukan. ditentukan. Pencacahan/perhitungan dilakukan pada formulir lalu lintas
Dengan maksud-maksud diatas,mungkin saia dengan tambahan diisikan sesuai dengan klassifikasi kendaraan.
lain,para perencana pelaksana Lta:u badan y^flg terkait harus \waktu pelaksanaan survai lalu lintas tergantung keteritian yang
^t^r7
mengikutinya sebagai suatu komitmen kerja. diinginkan dan target peranc ng n. Umumnya dibagi rn".rjrdi 3 kelompof,
yaitu:
1.I. LINGKUP BAHASAN. 1.. Kategori A.
2. Kategori B dan
Cakupan dari buku I(onstruksi Jalan - Buku 2 : Petancangan
3. Kategori C
I)crkerasan Jalan ini,adalah : Survai lalu lintas kategori A dilakukan selama 72 jamdengan 3x4 periode
0 Metoda lJmum Perancangan sebagai berikut:
0 I(riteria Perancangan Jalan, meliputi Konsep f)asar Perancangan - periode 1: jam 24.00 - 06.00
[)asar Teoritis - periode 2: jam 06.00 - 12.00
0 h ualifikasi Perkerasan Jzlan - periode3:jam 12.00 - 18.00
0 I rlt'men Struktur Perkerasan Jalan - periode 4:jam 18.00 - 24.00
0 l\lt'torla Rancangan Perkerasan Lentur Survai lalu lintas kategori B dilakukan selama 36
iamdengan 2x3 periode
l i\lct,tlt Rancangan Perketasan I(aku sebagai berikut
(i ll,rlr;rrr l)crkerasan dan Pengujiannya - periode 7 : jam 06.00 - 12.00
I' r,r,,I( nr I)t'rrrncangan PerkerasanJalan - periode 2: jam 12.00- 18.00
l',r,l.r l,,rlr:rs;rn y^ng memedukan tambahan penjelasan,biamana - periode 3 : jam 18.00 - 24.00
dl*tr41e ;, 1,, r r r.,r l. :r r r I i bcrikan contoh perhitungan.
I r
4,1orl6c41lt<6J7,rJ,4rl Bt Kq 2: PER^NoANqANPER'KERASANJAI-AN Pendahuluan 5
. - Mikrobis. Yang termasuk golongan ini adalah semua kendaraan yang
Survai lalu lintas kategori C dilakukan selama 24 iamdengan 2x2 periode digunakan untuk angkutan penumpang,dengan jumlah t.*p"i
sebagai berikut duduk yangadauntuk 20 orungatau lebih termasuk pengemudi.
- periode 7 : jam 06.00 - 12.00 - Bis. Yang rermasuk golongan ini adalah semua kendaraan yang
- periode 2 : iam 12.00 - 18.00 digunakan unruk angkutan penumpang dengan jumlah 40 otangatai
lebih termasuk pengemudi.
CATATAN: Untuk ialan-ialan strategis dapat saia dilaksanakan waktu - Pickup dan Mobil Angkutan. Yang termasuk kelompok ini adalah
pelaksanaan 7x24 iarn dengan katcgori A.
semua kendaraan bermotor rodz-4 ftec,pali truck),yang dipakai
.Pencacahan jumlah kendaraan untuk setiap arah lalu lintas,harus dibuat untuk angkutan barung. I
terpisah,kecuali untuk lalu lintas dengan hznya satu arah. Pencacahan selalu
- Mikrotruck. Yang termasuk kelompok ith adalah semua kendaraan
memasukkan han-harr padat,bahkan pada pos persimpangan bermotor rcda-4 ftecuali truck),yang dipakai untuk angkutan barang
dengan tonase 2,5 ton,termasuk mobil tangki.
padat,dilaksanakan pada jam-jam sibui< pagi,siang dan sore bersamaan
dengan pencacahan lalu lintas pada pos yang berada diruas ialan. - Truck dengan 2 as,termasuk mobil tangki.
Jam-jam sibuk tersebut adalah :
- Truck dengan 3 as artau lebih,termasuk mobil tangki.
i. iam sibuk pagi ^ntar fam 07.00 - 09.00.
- Mobil gandengan dan semi trailer.
ii. iam sibuk siang antara iam 1'2.00 - 14.00. - Sepeda yang ditarik manusia (termasuk becak) dan hewan.
iii. j^^ sibuk sore iam 14.00 - 16.00. -rKendaraan yang ditarik hewan seperti pedati,sado,delmin dll.
^ntar^ tingkat pertumbuhan,maupun
.Kelas rertcain lalu lintas,kelas kendaraan dan Sedangkan kendaraan lain misalnya:mesin gilas,kendaraan militer
beban gandar merupakan pz:i: metef desain lalu lintas yang harus didapatkan (seperti tank) tidak dihitung.
atau diasumsikan berdasarkan data realistis dilapangan sesuai survai ini.
Q). Beban Sumba Standar ( Equiualent Standard Axle ).
' Lokasi Pos Lalu-lintas. Beban perkerasan ialan diasumsikan hanya akibat beban hidup yaitu
Lokasi pos-pos survai ditentukan terutama pada : beban lalulintas sajl-,sedangkan beban mati,relatif kecil dan diabaikan. Beban
rencana lalulintas,merupakan sejumlah repetisi beban sumbu standar.
a. Jalan-jalan masuk danialan-ialan keluar kota.
b. Titik simpul pada jalur-ialur ialan arten dan kolektor. Beban sumbu standar dalam perancangan perkerasan adalah berupa beban
c. Tempat-tempat yang dianggap penting dalam kota' sambuf as tungal, mda ganda seberat l8 kips atau 18.000 lbs atau s,l d ton.
d. Simpang yangpadat arus lalu lintas.
Angka Ekivalen (AE) atau Equivalent Axle Load (EAt ) suatu beban
.Identifikasi dan pencacahanlalu lintas dalam dua kelompok,yaitu kelompok sumbu standar,adalah jumlah lintasan kendaraan as tunggal sebesar 1g kips
bukan kendaraan bermotor,dan kelompok kendaraan bermotor yang yang mempunyai derajat kerusakan @F = damage fzctor),yang sama bila
dipecah lagi meniadi kelompok fenis kendaraan sbb.: jenis as tersebut lewat satu kali. Dapat diartikan pula bila suaru as kendaraan
lewat satu kali = as 18 kips lewat AE kali.
- Sepeda motor,scooter dan sepeda kumbang.
- Kendaraan bermotor rcda 3 (seperti bemo,helicak dll.) Beban sumbu standar mempunyai DF = 1.
- Mobil penumpang (seperti sedan,station-wagon,ieeP,combi, opelet, Angka Ekivalen (AE) masing-masing golongan beban sumbu tirp
pickup dan suburban).Yang termasuk kelompok ini adalah semua kendaraan, ditentukan dengan rumus berikut ini:
kendaraan bermotor roda-4 untuk zngkutan penumpang dengan
maksimum 10 orang termasuk pengemudi. Pickup yang dibuat ( bebansatusumbutunggaldalamkg\a
untuk mengangkut penumpang termasuk golongan ini iog, -i). AE.u*burunssr =
(misalnya pickup opelet,colt-diesel dll.)
[ 8160 ]
6 t1dyl664w$a7424r1 ByIK;L 2 : PERANCAN4ANPERKER^SANJALAN Pendahuluan 7
.MST= 10ton .MST= 8ton oMST= 5 ton danoMST= 3,5ton
sumulrllnssal aahm*s)* dalam hal ini,
-ii). AE.u-burandem = o,oao (bebansatu
MSTr,-b**ngg"r = 8116 ton
MST.,^b,,".a"_ = 15 ton
san sumlllrlltssat datam ks)o = 20 ton
-iii). AE .u-r,, r.i,r,- = 0,053 (beban
MSTr,_t, ua r
dengan konfigurasi MST,sebag aimana terlihat pada Gbr.1 .2.
0). Jalur l-^alu Lintas, adalah bagsan jalan yang digunakan untuk lalulintas
Beban Gandar
kendaraan (carriage way,traffrc lane), secara fisik berupa perkerasan jalan.
18000 Lbs. = 18 KIP = 8,16 Ton @. r-{ur adalah bagian jalur lalu lintas yang memanjang,dibatasi oleh
markalajur jalan,memiliki lebar yang cukup untuk dilewati suatu kendaraan
bermotor sesuai kendaraan rencana.
(3), Babu Jalan,adalah bagian jalan yang berdampingan ditepi ialur lalu
lintas, dan harus diperkeras,berfungsi unruk lajur lalu lintas darurat,ruang
bebas samping dan penyangga perkerasan terhadap beban ralu rintas.
Gbr 1.1. Beban Sumbu/Gand^t
(4). Median,adalah baglan ialan yang secara fisik memisahkan dua jalur
lalu lintaq .yang bedawanan arah,grna memungkinkan kendaraan bergerak
cepat dan aman. Fungsi median adalah:memisahkan dua aliran lalu lintas
(3). Konfgarasi Sambu dan Pembebanan.
yang berlaw anzn,rv^ng lapak tunggu penyeberang j alan,penempatan fasilitas
Kendaraan sec r^ nyata dllapaingzn mempunyai beban total yang jalan,tempat pras^rana pekerjaan sementara,penghijauan, pimberhentian
berbeda,tergantung pada berat sendiri kendaraan dan muatan y^ng darrrat, cadangan laj.,r. dan mengurangi silau dari lampu kendaraan pada
diangkutnya. Beban ini terdistribusi ke perkerasan ialan melalui sumbu malam hiri dari anhberla'wanan.
kendaraan,selaniutnya roda kenda rzan bart ke perkeras an ialan. Makin berat (5)." ltrengf talad,adalah bagian tepi perkerasan yang diberi
muatan akan memedukan jumlah sumbu kendaraan yang makin banyak,agar kemiringan,untuk menyalurkan air ke saluran tepi. Dapat juga berarti lereng
muaran sumbu tidak melampaui muatan sumbu y^ng disyaratkan. kiri-kanan jalan dari suatu perbukitan,yang dipotong ,rrt.rt pembentukan
Pembebanan setiap sumbu ditentukan oleh muatan dan konfigurasi sumbu badan jalan.
kendaraan. (6)- separator,adalah baglan ialan yang ditinggikan pada ruang pemisah
Ada beberapa konfigurasi sumbu kendaraan,yaitu: jalur, biasa ditempatkan dibagian luar dibatasi oleh kerb, untuk mincegah
kendaraan keluar dari jalur.
1. STRT -Sumbu Tunggal Roda Tunggal Pulaa l-,alu Linta:(trffic island),adalah bagian dari persimpangan
2. STRG -Sumbu Tunggal Roda Ganda
O
jalan,yang ditinggikan dengan kerb yang berfungsi untuk mengrrahkr.,
3. STdRG -Sumbu Tandem Roda Ganda lalulintas,juga sebagai fasilitas pejalan kaki pada saat menunggu kesempatan
4. STrRG -Sumbu Tridem Roda Ganda. menyeberang.
(MST ).
(4). Muatan Sarnba Terberat (8). Kanal Jalan(Cbannel),adalah merupakan bagian persimpangan
sebidang, yang khusus disediakan untuk membeloknya kendaraan,&tandai
Masing-masing kelas jalan dtbatasi untuk menefima muztan sumbu oleh marka jalan,atan dipisahkan oleh pulau lalu lintas.
rcrberar agar ialan tidak cepat rusak akibat beban berlebih. Ada 5 ( lima )
katcgori MST, yaitu :
8 tlorl6aqwrl&J7'4J,Au B^Kq 2: PERANo^NqANPELI4ERASANJAI-AN Pendahuluon g
1.2.3. ELEMEN STRUI(TUR PERKERASAN JALAN.
(9). Jalar tambahan(auxilliary lane),adalah merupakan lalur yang
disediakan untuk belok kiri/kanan atau perlambatanf percePatan kendataan.
Q0). Badan Jalan,zdalahbagsanialan,yangmeliputi seluruh jalur lalu lintas,
(10). Jalur tepian (marginal strip),adalah bagian dari median atau sePafator trotoar,median dan bahu jalan,serta talud/lereng badan jalan,yang
luar,disisi bagian yang ditinggikan,yang sebidang dengan ialur lalu lintas, merupakan satu kesatuan untuk mendukung beban lalu lintas yang lewat
diperkeras dengan bahan yang sama dengan ialur lalu Iintas,dan disediakan diatas permukaan jalan.
untuk mengamankan ruang bebas samping dari ialur lalu lintas' Q1). Anbang Pengaman,laiur terluar Damaja (ihat Buku 1: Geometrik
(11). Jatar:epeda (bicycle way),adalah ialur khusus pengendara sepeda dan Jilan Raya),dimaksudkan untuk mengamankan bangunan konstruksi
becak,biasa ditangrrn seyzjx dengan ialur lalu lintas,namun dipisahkan dari
ialan,terhadap struktur lain untuk tidak masuk kawasan jalan.
Fasilitas ini
ialur lalu lintas oleh struktur fisik seperti kerb atau gaardrail.
sangat iarang ditemui di Indonesia,paling-paling hanya berupa jalur lanbal
yang dapat merangkap sebagai ialat frontage..
(12). Jalur parkir\ptarking lane/stopping lane),adalah ialur khusus yang
disediakan untuk parkir atau berhenti,yang merupakan bagian dari ialur lalu
lintas.
(13). Jalur tanaman (planted strip),adalah bag1an dan ialan yang disediakan
untuk penanaman pohon,yang ditempatkan menefus sepaniang ttotox,ialan
sepeda atau bahu ialan.
(14). Jalar lalu lintas lambat,tdalah ialur yang ditentukan khusus untuk
kendaraan lambat.
(15). Jalar putaraz(turning lane),adalah ialur khusus kendaraan y^flg
disediakan pada persimpangan untuk perlambatan,perpindahan ialur dan
untuk menunggu pada saat kendaraan berputar.
(16). Jalur percrpatan/perlanbatan (acceleration/deceleration lane) ,adalah
pada saat
ialur yang diiediakan untuk percepatan /perlambztan kendaraan t6T
-ii -i il
(18). Pengaturan jalan masuk (access control),adalah suatu kaidah mengenai
hak falan masuk
ialan masuk,yang ditefapkan melalui suatu atufan dan
umum, dari dan ke tempat-temPat yang ber'ada disepaniang ialan'
(19). Ro*g bebas jalan (clearance of road),adalah ruang pengandaian yang
*I
dibirt pada permukaan ialm yang hanya disediakan untuk kendaraan atau
pejalan kakidimana dalam batas ruang tefsebut tidak diiiinkan adanya Gbr.1.2. Konfigurasi MST = 10 tr 8 t,5 t dan 3,5 t.
itruktor lain seperti bangunan,fasilitas dan utilitas lainnya bukan untuk
ialan,pohon atau benda tidak bergerak lainnya;selain struktur ialan
dan Q2) Perkerasan Jalan, adalah lapisan konstruksi yang dipasang langsung
diatas tanah dasar badan ialan pada jalur lalu lintas yang bertujuan
utilitas falan(dimensi ruang bebas dapat dilihat pada Gbr.2.9.)
menerima dan menahan beban langsung dari lalu lintas. ""t"[
Q3) Perkerasan Jalan l-,entar\flexlble pavement),bilamanabahanperkerasan
terdiri dari campuranf gabungan aggregat dan aspal.
BltK/. 2 : PER,ANCAN4AN PERKER;{SAN JALAN Pendahuluan
1.2.4. ELEMEN NON-STRUT(rUR PERKERASAN JAr-AN. Q7). Bartu,Labuan Aspal Satu Lapis,terdiri dari laburan aspal y^ng
dicampur dengan 8 pph kerosene dan ditutup dengan batuafl
(31) L.anskap (I-andscape) dapat berupa laiur sepaniang ialan,setempat- penutup,ukuran nominal 13 mm. Digunakan untuk lalu lintas ringan sampai
setempat hanya dilokalisir disuatu tempat saja,merupakan jalur sedang.
^tzu meredam polusi udara,polusi
hijau,berfungsi untuk Q8). Burda,Laburan Aspal dua Lapis,terdiri dari laburan aspal dicampur 8
suara,peneduh,penangkal sinar lampu dan keindahan artistik lingkungan. pph kerosene ditutup dengan dua kali batuan penutup.
(32) Marka Jalan,tanda c t yang dipasang pada permukaan ialan,untuk Q9). Lqen Lapis Penetrasi Mac Adam,perkerasan untuk pe:.at^ atau untuk
^t^v permukaan jalan,terdiri dari lapisan baruan pokok,batuan pengunci dan
menandai garis tengah ialan,garis tepi ialan,batas lajur,dan lainJain.
(33) Patok kilometerdznpatok hektometer,patok menandakan batas 1 km dan batuan penutup,yang dicor dengan aspal panas sehingga membentuk suatu
batas ratusan meter disepanjang ruas ialan. lapisan yangpadat.
(34) Rambu lalu lintas,berupa tanda-tanda lalu lintas pengarah dan petunfuk (40). lasbutaglapis Asbuton Agregar,untuk lapis perkerasan perat^
bagi pengemudi. ^tz,.
lapis permukaan,terdid dari campuran aspal alam Asbuton,dicampur dengan
(35). Trotoar,adalah jahx peialan kaki yang tedetak pada Damiia,diberi t dan bahan modifier,kemudian dihampar dan dipadatkan sebagai
^greg
lapisan permukaan,diberi elevasi yang lebih titgg, dari permukaan perkerasan campuran dingin (cold-nix).
lrcrkerasan,dan umumnya sejaiar dengan jalur lalu lintas kendaraan. (41). I-zsbutag Mikro,mengglnakan Asbuton Mikro,bahan Asbuton yang
(\6)..\'aluran tepi sanpingadalah selokan di kiri-kanany^ng berfungsi untuk sudah dihaluskan,dicampur secarz dingin.
nr('n:rrnlrung dan mengalirkan air hujan,limpasan dari permukaan ialzn dan (42). AcAspbaltic conretq merupakan lapis permukaan yang terdiri dari
,l,r, r,rlr st'l<itarnya lalu membuaingnye- ke saluran alamiah(sungai,danau dll.) campuran aspal dan agaeg t yang dicampur secara panas (hot-mix)dlhampar
l2 NdnGGqUtlcJ Ml,4u Bvl<,y. 2 : PER^NoANqAN PERKER,4S,4NJ,+L-{N Pendahuluan l3
sama dengan aspal. Demikian pula pada tangki aspal,pedu ditambahkan
dan dipadatkan membentuk perkerasan yang kedap air. Digunakan untuk pengaduk agar tidak terjadi segregasi aspal dengan filler,pada saat
lalu lintas berat. pemompaan aspal * filier ke pugmill.
(43). HRS,Hot Rolled Sbeet,mentpakan campuran hot-mix,sama seperti AC, (50). Beton Aspal Mldirted dengan Cberncrete (Ac-Acl0,campuran dan gradasi
hanyamenggunakan bahan dengan gradasi seniang (g@ gradeS. AC-ACM sama dengan campuran dan gradasi beton aspal biasa, demikian
^gregat
(44). DGEM,Dense Graded Emalsion Mixes,perkerasan untuk permukaan yang pula aspal minyak yang dipakai,hanya diberikan additif chemcrete @ahan
merupakan campuran aspal emulsi dengan yang bergradasi rapat, kimia) sebanyak 2oh dari berat aspal yang ada dalam campuran. Pada
^gregat
dicampur kemudian dihampar dan dipadatkan secara dingrn. pelaksanaan bahan chemcrete ditempatkan pada tangki khusus,kemudian
(45). OGEM,Operu Graded Emahion Mix, sama seperti DGEM hanya dialirkan dengan pompa melalui pipa pemasok aspa[ kedalam pugmill.
menggunakan agtegat dengan gradasi terbuka. (51). Beton Arpal Modfied dengan Gilsonite (AC-Gil.),sama dengan campuran
(46). Slarrl Seal,adalah lapis tipis petkerasan untuk permukaan,merupakan dan gradasi beton aspal biasa,demikian pula aspal minyak yang dipakai.
bubur campuran aspal emulsi dan abu batu,yang dihamparkan pada lapis Hanya campuran diberi bahan additif Gilsonite,sebanyak 8oh dz:il. bent
perkerasan. aspal dalam campuran untuk weaing coarse - lapis permukaan aus;dan 1,0o/o-
(47). SMA,Split Mastic Asphalt,adalah campuran beton aspal menggunakan 72oh dari berat aspal dalam campuran untuk binder czurse - lapis permukaan
gradasi terbuka,dengan rongga campuran cukup besar' Rongga campuran ini binder. Dalam pelaksanaan dilapangan,pemberian additif gilsonite,dilakukan
diisi aspal sehingga kandungan aspal cukup tinggr. Aspal yang digunakan dengan mencampur bahan dengan (drymix) selama 15 detik, sesuai
aspal minyak,yang digunakan pada beton aspal biasa. Kadar aspal yang jumlah prosentase diatas,sebelum ^gregat
dimasukkan langsung kedalam pugnill
tirgg akan mengakibatkan flow camparan aspal yang tinggi pula,sehingga (mesin pengaduk campuran pada AMP- lihat Buku 3 : Struktur dan
memungkinkan perubahan plaStis permalren,yang akan mengakibatkan Konstruksi Perkerasan).
ruttingpada permukaan jalan. Untuk menghindari hal tersebut,campufan Jenis perkensan pada butir (47) sampai (51),adalah jenis perkerasan
diberi bahan stabilisasi yang berupa sef^t selulose (misalnya dengan merk khusus,yang digunakan oleh Bina Marga pada ruas-ruas jalan dengan kondisi
dagang:Technocel,Viatop, Roadcel,Custom Fibre dll). Dalam pelaksanaan lalu lintas sangat padat dan frekuensi sangat tirgs dalam rangka mengadopsi
serat sellulose sejumlah kurang lebih 0,3% berat campuran,dicampur dengan perkembangan teknologi dalam bidang jalan.
agreg t (drymix) selama 15 detik, sebelum dimasukkan kedalam pwgrnill
(mesin pengaduk campuran pada AMP- lihat Buku 3 : Struktur dan 1.2.5.3. Kondisi Perkerasan Jalan
Konstruksi Perkerasan J alan). (52) Segnn Jalan Homogen adalah sepotong ruas ialan secara fisik mempunyai
(48). HSMA,High Sffiess Modalus Asphalt, sec rz umum sama seperti SMA karakteristik y^ng sempa yaitu karakteristik:volume lalu lintas
diatas,hanya t untuk HSMA mempunyai gradasi khusus,demikian pula (I-HR/AADT),lebar perkerasan ialan,tingkat kerusakan ialan(SDf) dan
^greg
aspal yang dipakai,mempunyai sifat-sifat khusus yang ditentukan dalam kekasaran permukaan ialan (IR!.
Spesifikasi. Pada pelaksanaan pencampuran di AMP,tidak diperlukan lagi (53) Suface Distress Index (SDI) tingkat kerusakan permukaan
bahan additif. Dengan demikian prosedur PencamPuran mateial HSMA ukuran ^ta:u
kondisi
ialzn,adalzh gabungan kerusakan permukaan jalan,meliputi
sama dengan prosedur pembuatan AC biasa. bekas-bekas roda,retak-retak,pelepasan butir,lubang-lubang,kerusakan tepi
(49). BMA,Batonite Mastic AE halt,sebagarmana HSMA,BMA iuga merupakan dan kekasaran permukaan.
campuran dengan agrcgat,sifat camPuran dan aspal yang ditetapkan secara (54) International Roagbnus Index QRI) angka skala dari kekasaran permukaan
khusus dalam spesifikasi. Prosedur pencamPufan sama seperti pencampuran yang mengakumulasi bentuk kekasaran disebabkan depression(amblesan)
AC biasa. Aspal BMA adalah aspal hasil olahan dan 67oh bahan aspal buton akibat berbagai faktor,yang menunjukkan kenampakan permukaan yang
(Asbuton),28% aspal minyak pen 80/100,dan 5o/o modifier. Secara tidak mulus,amblesan kecil,amblesan ber-ulang-ulang sampai amblesan
pemasafan BMA tersedia berupa aspal dengan susunan material 50%o dalam.
bitumen, dan 5Oo/o filler mineral. Mengingat BMA mengandung 50%o filler,
dalam pelaksanaan bila digunakan tangki suplai aspal AMP biasa,harus
ditambahkan pompa aspal khusus r filler dapat dipompakan bersama-
^g
l1 XOnCG4UT$,rr41J'yl Bt;tKw 2: PERANoANqANPEeKER,+SANJAu+N Pendahuluan 15
?eilEnqsf,tc tq$n Penyebaran gaya pada lapisan struktur perkerasan adalah sama
dengan penyebaran struktur pada umumnya,jelasnya lihat Gambar 2.7.
CI'
b.. Penyebammn Gaya
Padr Pctkcmsan Kaku 2.1.1.3. Teori Berlapis Banyak (Multi Layer Theory).
sudah menganggap perkerasan dan tanah dasar sebagai satu
kesatuan yang terdiri dari banyak lapisan.
Kaku
e,=7fEt o,-*(o,*o,)}
e,=1fE{q-p(o,+o,)}
2.1.7.7. Teori Boussinesq. et= 1.fE { o,- l, ( q + o, )}.
- Material dianggap homogen,elastis dan isotropis z,t,r berturut-turut dalam arah vertikal, tangensial dan radial
- Perkerasan hanya dianggap sebagai 'single laler'.
Rumus yang sebenarnya merupakan formula umum tegangan
- Penyebaran tegangan parabolis, dengan sebaran mengikuti formula
regangan yangbanyak kita jumpai di struktur badan kaku lain.
-
berikut:
3p
ar= Laois Pcrmukaan
Lanis Perekar
2z{1+51/z),\,/,.
Lanis Pondasi Atas
lapis Resap
Penyebaran tegangan tergantung kedalaman,dan radius jarak beban.
Pengikat
- Mengabaikan pengaruh media yang menyebabkan perubahan
tegarrgzrr.
Dalam peflgembangan lebih lanjut, formula menambah faktor
defleksi:
Gbt.2.3 Struktur Lapis Perkerasan Lentur
m Kriltrr,t l'(t1ttt<.ttrgun Perkerasan Jalon ,<Orl664l0<ettrefi B^P-t^ 2 : PERANCAN4AN PERKERA.SAN],4L*N N
Dari gambar diatas dijelaskan bahwa proses disain secara garis besar
dibagt dalam empat tahap,yaitu :
1. Variabel input sebagai basis dasar rancangan (fundamentall,terdiri
dari penganalisaan:
(---7 x Tegangan Regangan dalam struktur
-
L --J
LoPlt do.or.
V * Analisa Pembebanan Struktur akibat Lalu Lintas
* Tiniau fuga faktor lingkungan, fang akan memberikan faktor
A
B[-:BAN RODA YG MEL'\Lul
pengaruh regional.
Gomb. t - PEMANCARAN
PERKERASAN Variabel input lainnya adalah jenis material y^ng akan memberikan
parameter rancangan : ienis material tanah dasar,lapis pondasi dan lapis
i--/ permukaan.
2. Dari variabel input diatas akan menentukan arah proses selanjutnya
yaitu'proses pengambilan keputusan' berdasarkan variabilitas input tersebut,
dengan memutuskan nilai - nilai disain yang bagatmana yang akan
ditempuh,yang akan memberikan risiko alternatif biaya yang ber-beda-beda.
Pada tahapan ini kondisi pendanaan sangat mempengaruhi disain mana yang
GoTTb. 2 l-AK ADA FENYEBARAN E}EBAN MEL;\LU STRUI<TUR akan dipilih.
P€RKERASAN YANG BASAH 3.
I
Pada tahapan ini,setelah melalui proses pemilihan dan pengambilan
keputusan pada langkah Z,berdasarkan aspek pada butir 1 diatas, akan
1
ri
terpilih jenis disain-disain struktur yang tepat sesuai kriteria yang ada. Hasil
Gbt.2.4. PenYebaran GaYa akibat pilihan struktur pada butir 3,harus dilakukan pemeriksaan lebih rinci yang
pengaruh adanYa air. mengarah pada proses pemeriksaan kineria struktur apakah akan cukup baik
Pada perkefasan lentur (Gbr.2.3.),lapis permukaan bisa terdiri dari menerima beban yang ada, atau melampaui persyarztan standar. Disini
lapis surface coilrse dan binder,lapis pondasi aras,lapis Pondasi bawah dilakukan evaluasi dan re-evaluasi pemilih^n yang telah dilakukan di langkah
dan tanah dasar. Karena masing-masing bahan mempunyai nilai 7,2dan 3. Sudah dipertimbangkan pula masa pemellharaan dan rekonstruksi
karakteristik sendiri-sendiri,misalnya nilai F,(modalus elastis),1t"(zngka selama umuf rencana, apakah memang memadai dengan semua asumsi yang
Poisson),ketebalan berbeda,isotropis dan homogenitas bahan, dan ada. Blla tidak sesuai lakukan perubahan dan kembali ke langkah 3 dengan
friksi yang mungkin tefiadi pada masing-masing batas lapisan.Pada merubah pengambilan keputusafl yang sudah diambil, tentunya dengan
kondisi lapangan dimana muncul permukaan air,teon Penyebaran merubah pula asumsi-asumsi yang diambil pada langkah L dan 2. Demikian
mengalami sedikit modifikasi,sebagaimana terlihat paLda' Gbl 2'4' lakukan proses ulang,sampai memenuhi semua syarat kriteria perancangan.
Tahapan - tahapan ini harus terinventarisasi dengan baik dalam
2.L.2. PROSES PEBANCAhIGAN (DESIGN PROCESS) suatu pangkalan data (dala base),sehingga aliran proses perancangan dapat
STRUIffURJALAN tersusun dengan baik. Dikemudian hari bilamana terjadi kesalahan, data ini
dapat difadikan bahan kajiankembak(reaiew).Secara lebih luas lagl data dapat
Proses disain struktur pefkefasan haruslah memperhatikan aspek -
difadikan bahan kaiizn untuk penelitian dan pengembangan struktur
aspek secara keseluruhan mulai dari kondisi tanah dasar,lalu - lintas,
perkerasan seca;ta spesifik pada lokasi lain,dengan mengambil formulasi dari
lingkungan, sumber daya alm yang berkaitan dengan material, sampai
data yang sudah diamati dan diteliti tersebut.
d.ngrn p.mbiayaan dan proses pemeliharaan. EJ. Yoder dan M.W. Witczak
dalam bukunya Principles of Pavement Design (edisi kedua), memberikan
gambaran proses disain seperti pada Gbt.2.5.
2, Kriteria Perancangan Perkerasan Jalan ,aoil6Gqw<&t1,11J+t, Bt
'"t^ a: pERANoAN/TANPER.KERASANJAL N n
Pendekatan pertamarmengasumsikan akibat beban sumbu ekivalen,
yang merupakan ekivalensi dari beban lalu lintas yang terdiri dari konfigurasi
multi roda yang dimiliki oleh kendaraan desain. Disini dianggap kendaraan
desain adalah kendaraan yang paling berat yang akan mirusak struktur
perkerasan tanpa meniniau peranan dari kendaraan lain. Asumsinya adalah
bilamana struktur cukup kuat terhadap kendaraan desain yang paling
berat,otomatis kendaraan dengan variasi berat yang lebih rendah- akai
mampu dipikul oleh perkerasan. variabel lain adalah tanah dasar yang
merupakan tempat tumpuan struktur perkerasan. Ada korelasi (seperti
ditunjukkan pada Gbr. 2.6a, yaitubrla daya dukung tanah meningkat,jumlah
beban sumbu yang dapat ditampung akan meningkat pula,namun tebal
struktur perkerasan otomatis akan meningkat pula. Metoda pendekatan
ini,dianut oleh beberapa institusi diantarznya US Army corp oi Engineers
yang berbasiskan metoda cBR. Indonesia memilih metoda ini untuk
ranc ngzn perkerasan lentur.
bertomboh *r,
beriomboh-.
c
Beban sumbu roda Repetisi hancur
o C
a C)a
b PF
6
q
=_t_
\r -
<D=
(D c!
{-- E
€) ts
cd
./ a1i
o0)
_o-o
o o)
E.J. Yoder. M.W. Witczak tonoh bertombo
I I
Sumber: Yoder-Witzak:Principles of Pavement Design
Gbr 2.5. Proses-Perancangan Struktur Jalan
Gbr.2.6. Pendekatan Metoda.
2.2. PENDEKATANMETODAPERANCANGAN. Pendekatan kedua, meflganggap selama umuf rencana, akan zda
Ada dua metoda utama,yaitu : sejumlah repetisi beban sumbu standar pada perkerasan yang terletak pada
a). Pendekatan metoda desain yang didasarkan pada beban kendataan tanah dasar yang bervariasi kekuatannya(Gbr.2.6b.). pada akhir masa
pelayanan/umuf rencana, struktur perkerasan diperkirakan akan mengalami
rencaflaryung akan menyebabkan tingkat kerusakan,yang dibatasi pada
tingkat kerusakan yang diijinkan.
batas kerusakan yang diijinkan. Pada metoda pendekatan ini,dipJukan
b). Pendekatan metoda desain yang didasarkan pada jumlah repetisi perhitungan faktor kerusakan Qlaruagrng factof untuk berbagai berat beban
kendaraan standar,yang iuga dibatasi sampai tingkat kerusakan yang sumbu standar yang ada dalam konfigurasi seluruh beban lalu lintas.
Jumlah
diiiinkan. perkalian antara damaging factor dengan volume setiap jenis kendarain akan
menghasilkan repetisi beban sumbu srandar, yang akan menenrukan tebal
perkerasan. Metoda pendekatan ini, biasanya dipakai untuk merancang
xo?r6c4ut16J tr,AJ,An B^KA 2 : PERANoAN4ANPER.KERASANJAL^N 25
2{ Kriteria Perancangan Perkerasan Jalan
c. Jalan lama dengan perubahan karakteristik lalu - lintas sehingg;a
struktur petkerasan yang ada tidak mampu memikul beban lalu -
lintas.
struktur pefkefasan dengan beban lalu lintas campufan' beragam dari ienis d. Teriadinya kerusakan pada struktur perkerasan akibat kondisi alam,
kendaraan,volume dan macam-macam konfigurasi sumbu. Metoda bencana alam,atau penyebab lainnya.
Pendekatan ini d'iikuti oleh
NAASRA $rlational Association of Australia
e. Kapasitas jalan sudah tidak dapat menampung arus lalu - lintas.
btate Road Authorities). Indonesia memilih metoda pendekatan ini,dalam Kriteria perancangan dan parameternya akzn berbeda sesuai dengan
merancang perkerasan kaku. sasaran dan kondisi yang ada. Umumnya menggunakan data dasar yang
semula, dengan beberapa modifikasi bagian - bagian yang sudah tidak
2.3. KONSEP PERANCANGAN PERKERASAN JALAN memenuhi syafat.
Termasuk pada kategon in adalah petancangan bagi jalan-jalan
Konsep per^ncang n ialan secafa garis besar dapat dibedakan dalam
-yalro untuk program peningkatan jalan, pemehharaan ialan, rehabilitasi jalan,
dua kelompot r p"r*.r.rganialanbaru dan peningkatan ialanlama.
rekonstruksi jalan dan pelapisan ulang jalan.
Pada Buku 3 : Struktur & Konstruksi Jalan akan lebih banyak
2.3.1. PERANCANGAN JAr-AN BARU. dibahas mengenai hal ini.
Sas aran dari petanc ialan batu dapat berupa :
2.4. KRITE,RIA PERANCANGAN PERKERASAN JAI-AN
^ngaLn
z. Pembukaan lahan Potensial baru
b. Pengembangan wilaYah Dalam perancangan perkerasan, dengan menggunakan metoda
c. Pembukaan iaringan transPortasi darat baru manapun,selalu ada 3 ( tiga ) parameter desain,yaitu :
FUNGSI KELAS
ii). Sedan,MinibusJeep dll.
iii). Kendaraan angkutan penumpang kecil (oplet, dll)
PRIMER: o Arteri I i"). Bus mikro
r Kolektor il
v). Bus.
SEKUNDER: r Arteri l vr) Kendaraan angkuran barangkecil ( pick-up, dll )
Truk mikro Q as,4 roda )
"ii).
vin). Truk besar Q as,6 roda. mobil tangki, dll. )
i"). Truk3-as
o JAI-AN TIPE II ( PengaturanJalan Masuk: Scbagian atau tanpz pengaturan )
Truk4-as
,.
VOI,UME. I-ALU LINTAS Truk Gandengan (4 as atau lebih)
F'UNGSI (dalam SMP ) KELAS "i). Sepeda Motof.
PRIMER: o Arteri I "ii). Kendaraan
bermotor (sepeda,becak,pedati,gerobak dll.)
o Kolektor 10.000 I "iii).kendaraan yangtidak
I(elompok umum
10.000 T dipakai untuk p"rnirung n perkerasan
jalan adalah sebagaimana y^ng tampak pada Gbr.2.7.
SEKUNDER: r Arteri > 20.000 I
< 20.000 Ii 2). PETUA^VLPATVGIALAN
o I(olektor > 6.000 II
< 6.000 III
e Jalan Lokal > 500 lu Potongan melintangJalan terdiri dari :
< 500 IV
a). Bagian J alan yang merupakan daerah penlluasaan jalan tercliri dari:
- kedalaman ruang bebas 1,5 meter dibawah muka ialan. MOBll. PENUMPAI,IG - 2 ton IRUC(KEClL2sumbu-6bn TRUCK BESAR 2 sumbu - I3 ton
ll. DAMIJA, daerah milik jalan, dibatasi oleh :
.lebar yang sama dengan DAMAJA ditambah dengan ambang H/
rr-\ ------:T----:-
pengaman jalan, dengan tinggi 5,0 meter dan kedalaman 1,5 m.
HI
(1). JalanArteri minimum 20,00 meter. 61 7+7J 5T 5T
KEIERANGAN :
Jalan dua arah dengan empat laiur ata,t lebih perlu dilengkapi
median,dibedakan meniadi :
- median yang direndahkan: ialur tepian dan bangunan
- pemisah jalur yang direndahkan. Lebat minimum median yang
r,s s,so i.5o ,fl r3,00
,"".mg* t,id' s,so - fro:
direndahkan 7,00 m. 50,00
- median yang ditinggikan: ialur tepian dan bangunan pemisah Gbr.2.8. Elemen Penampan g J alan (tipikal)
jal:ur yang ditinggikan. Lebat minimum median yang ditinggikan
2,00 m.
Lebar minimum median dan ialur tepian (marginal stip)dapat
dilihat padaTabel 2.2.
Pada Gbr. 2.8. dapat dilihat tipikal penampang ialan perkotaan
(urban) dengan beberapa elemen ialan.
Tabel2.2.l*bat median
Klassifikasi Ialan Irbar Min. Median (rn) kbat ialur tepian
Arteri Primer ( Full access con*ol ) 2,50 0,75
Kolektor Pimer/ Arteri Sekunder
( Partial atau Non Access Control ) 2,00 0,50 k-Omnn
Arteri Primer / Kolektor Primet / Arteri
Sekunder 2,00 0,50
(partial atau non-access conuol )
Kolektor Primer ,/ Arteri Sekunder / Kolektor 2,0a 0,25
Sekunder ( Patial atau Non'access control ).
Kolektor Sekunder/ f,okal Sekunder
( Partial atau Non-access conuol ) 1.s0 0.25
Sumber: Standar Pcrencanaan Geometrik Jalan Perkotaan
I
T
A. tr{n tatq
F
Lapis Pondasi bawah dibuat diatas tanah dasar yang berfungsi 2. MAKADAM BASAH (waterbound macadam)
diantaranyz sebagai:
Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk mendukung
^. dan menyebarkan beban roda. o BAHAN :
z. Pondasi bawah yang menggunakan batu pecah,dengan balas Tabe 3.1. Persvarat^n Gradasi Makadam
Tetral Lapisan Padat
pasir. Ukuran
(/-10cm)
Tipe Agregat f5*8cm)
b. Pondasi bawah yang merrggunakan sirtu yang mengandung Sariagan(mm)
Yo lewat sarinoan
sedikit tanzh. Agregat Kasar 7,5 100
c. Pondasi bawah yang menggunakan tanah pasir. 63 95 * 100 100
d. Pondasi bawah yang meflggunakan
^ggregat.
50 35*7A 100
e. Pondasi bawah yang menglgunakan material ATSB (Asphalt 3 t,) 0*15 -
95 100
agregat
tefcantum dalam kontrak,karenz sfl.rktuf tanah yang spesifik,matefial Tabel 3.5. Jenis dan batas stabilisasi yang efektif
yang tidak tersedia dilokasi atau akibat khusus latnnyz yang
memang umber Road Note
Jika kapur dicampur dengan tanah kohesif,maka nilai plastisitas Bahan - bahan untuk rapis pondasi atas,umumnya
harus cukup kuat
akan menurun. Penurunan ini tefgantung pada waktu dan memberikan effek dan awet sehin6ga dapat menahrn t"br. roda. sebelum
menentukan suatu
kadar at optimum bertambah dan kepadatan kering berkurang bila bahan.:l*k drgunakan sebagai rapis pondasi atas,hendaknya dilakukan
dilakukan percobaan pemadatan. Ini berarti ketedambatan pemadatan penyelidikan dan pe*imbangan r.uxt
dilapangan,akan mengakibat kan berkurangnya kepadatan,otomatis persyaratan teknik yang ada.
- baiknya sehubungan dengan
berkurang pula kekuatan dan daya tahdn.
Jenis kapur yang diperdagangkan dan baik untuk stabilisasi adalah Bermacam -
macam bahan alamfbahan setempar (CBR > 50 yo, pI
Ca(OH)r,kapur tohor dengan hidrasi tinggi,atau Ca(OH)rMgO,mono < 4%) dapat digunakan sebagai bahan rapis ponda.i
hydrated dolomitic lime atau CaO,quick lime atau CaoMgO,dolomitic quick "tr."rrrt,
pecah' kerikil pecahdanfatau stabilisasi tanah dergur..^"r,
n rain: baru
atau kapur.
lime. Secara umum dapat berupa:
Prosentase kadar kapur yang digunakan,dicari dengan prosedur a. Pondasi y^ngmenggunakan material pondasi Telford
seperti yang dilakukan untuk semen. Masa curing kapur zdalah 2l hari ^tas
b Pondasi atas yang menggunakan material uggr.gr,.
lembab dan 7 hari rendaman. Pada iklim tfopis contoh dibiarkan pada suhu c Pondasi yang menggunakan _r,.[r] "efn (Asphalt
25" C. -atas.
Treated Base) atau disebut iaston (I-apis Aspal Beton)
Atas.
./' d Pondasi aras menggunakan stabilisasi material.
o BAHAN / '
a.
Beberapa bahan tanah,reaktif terhadap stabilisasi semen atau
kapur,harus dipilih dan disesuaikan dengan spesifikasi. Tidak semua bahan o BAHAN :
tanah dapat dipakai untuk stabilisasi(fabel 3.5.) Jenis CS adzlah yang
digunakan untuk lapis pondasi bawah. - Batu yang digunakan dapat terdiri dari batu kali atau batu
Stabilisasi selain dilakukan pada Lapis Pondasi Bawah,iuga dilaksanakan gunung, yang disusun beraturan secara vertikal.
untuk Lapis Pondasi Atas. - Disela-sela batu diisi dengan batu pengunci,dengan
maksucl
a[lar susunan batu terkunci dengan cukup kr^t Ja., kokoh.
3.7.3. ELEMEN r-APrS PONDAST ATAS (BASE COARSE) - Selanjutnya dihampar pasir kasai dan dipa<Jatkan.
- t-A.TASBUfrl pupit Tipis Aspal Buton Murni) no.8 ( 2,36 mm ) a-2 0*5 0-8 0- 10
- LATASIR Q-apis Tipis Aspal Pasir) no.200 (0,074mm) 0-2 o-2 a-2
- BURAS (I-aburan AsPal) I
- BURDA-1L,b"a' Aspal Dua Lapis) dan BURTU Q-abur
Ukuran Nominal (mm ) 2A 12 6
- membuat Permukaan tidak berdebu, no.8 ( 2,36 mm ) a-2 0-8 0-5 0-10
- mencegah masuknya air dart permukaan perkerasan' ao.200 ( 0,074 mm ) 0*2 0-2 a-2
- -.rrrpobaiki tekstur permukaan perkerasan
rrtasnya,dan dipadatkan Iapis demi lapis. Bila akan dipakai sebagai lapis
-'rrrukaan diberi laburan aspal dengan batu penutup. Tabel 3.10. Persy gradasi: LAPEN
^ratar
FUNGSI LAPEN : ( 7-10 cm ) (5-8cm) (4-5 cm)
- dapat digunakan sebagai lapis permukaan,atav TIPE RATII
SII;NT BURAS :
- tidak mempunyai nilai struktutal, 3.1.4.7. o Latasbum: (I-apis Tipis Asbuton Murni),merupakan lapis
- kedap air, lrcnutup, yang terdiri dari campuran asbuton dan bahan pelunak dengan
- tidak licin, pcrbandingan tertentu,yang dicampur secafa dingin dengan tebal padat
- mengikat butir halus,dan rnaksimum 1. cm.
- kenyal.
FUNGSI I,ATASBUM :
3.1.4.6.r Latasit: (I-apis Tipis Aspal Pasir),merupakan
lapis penutup yang - sebagai lapis penutup untuk mencegah masuknya ar dzri
terdiri dari aspal keras,dan pasir alam bergradasi menerusdicampur, i permukaan kedalam struktur perkerasan.
dihampar dan dipadatkan,pada suhu tertentu dengan tebal padat 1-2 cm. I
SIFAT I,ATASBUM :
FUNGSI I-ATASIR: - kedap ur dan kenyal,
- sebagai lapis penutup, - tidak mempunyai nilai struktural, dan
- sebagai lapis aus, - cukup awet.
- menyediakan permukaan jalaoy^ngffita dan tidak licin
3.1.4.8. . Laston : (I-apis Aspai Beton) disebut juga AC (ASPHALTIC
SIFAT I-ATASIR: CONCRETE) radalah suatu lapisan permuka afl,y ang terdiri dari campuran
- Kedap air dan kenyal, aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus,dicampur, dihampar dan
- Tidak mempunyai nilai struktural, dipadatkan,dalam keadaan panas pada suhu terrentu.
- Peka terhadap penyimpangan perencanaan dan pelaksanaan,
- Tahan keausan akibat geseran ban lalu lintas,dan SIFAT LASTON :
- Tahan terhadap pengaruh cua'c . - kedap air,
- mempuflyai nilu struktural,
Dalam perkembangannya,terutama untuk proyek pemeliharaan - awet,
jalan,penggu naan Latasir,ditingkatkan kedalam spesifi kasi bahan - mempuflyirkadat aspal4-7oh terhadap berat campuran
HRSS (Hot Rolled Sand Sheet). Ada dua jenis yaitu HRSS-A - dapat digunakan untuk lalu lintas ringan,sedang sampai berat
dan HRSS-B,dengan persyaratan proporsi campuran nominal
sebagaimana pada Tabel 3.1 1. . PERSYARATAN AGREGAT berdasarkan SNI 1737-1989-F
basah memenuhi gadasi sesuai Tabel 3.12. R{)5664 DAIAM AGRr,.CAT (o/o) LIHAT Tabel 3.14
TNDEKS PERENDAMAN(70)
75 75 75
4. AGREGAT CAMPURAN
CATATAN:
.ilgregat campuran harus mempunyai gradasi menerus,dari butir
1. Rongga dalam campuran aspal, dihitung berdasarkan Berat Jenis maksimum reorids
yang kasar sampai halus,dan harus memenuhi salah satu pilihan campuran (berdasarkan berat jenis effektip agregat),atau berdasarkan berar jenis
gradasi pada T abel 3.13. maksimum campuran menun.rt AASHTO T 209-82.
Agregat campuran yafig diperoleh melalui Pencampurafl 2. Rongga dalam agregat ditetapkan berdasarkan berat jenis curah @ulk) dad agregat.
3. Indeks pcrendaman ditetapkan berdasarkan rumus:
meflurut proporsi yang dipedukan dalam 'iob mix',nilai STABILITAS I\{ARSHAI-I- se telatr dircndam dalam air,sclama 4fl jam,pada suhu 60,,C ( kg)
ekivalensi pasir tidak kurang dari 50oh. ----- x 10001,
STABILITAS N{ARSH;\LI- ( kg )
Aspal yang digunakan untuk aspal beton harus dari salah satu 4. Kcpalatan I.alu l.intas :
PEN 60/70 at^v 80/100 yang seragam,tidak mengandung ,. Berat : lebih bcsar 500 UE 18 KSAl-/hariljalur.
airdan bila dipanaskan sampai 175" C,tidak berbusa. ir. Sedang : 50 sampai 500 UE 18I{SAl-/hari/jalur.
iii). I(ecil : lebih kecil 50 UE 18 KSAL /hariljalur.
54 r<orr6c4ut1et tr4t4% B Kw 2 : PER:4NCANqAN PERKERASANJAL*N Elemen Struktur Perkerasan Jalan
55
Lataston atau Hot Rolled Sheet (HRS) adalah campuran aspal yang
dirancang dengan kadar aspal ti.gg perketasan mempunyai fleksibilitas
^gzr (fatigue). Kadar aspal yang tirgg
tinggi,awet dan tahan terhadap kelelahan
akan menyebabkan film aspal yang meltputi butir-butir aggregat menjadi
tebal, dan sebagian dari aspal akan rnengisi rongga udara yang masih
kosong.
HRS termasuk kelompok ienis campuran yang disebut HRA (Hot
Rolled Asphalt).Yang lainnya adalah ATBL (Asphalt Treated Base Gtu. 3.2. Batas disttibusi ,u,;;; ffii;i'*,,,r. g,u,,rg,,
Levelling), sebagai bahan levelling sebelum HRS dihampar,dan ATB ( HRS dan HRSS )
^gtegat
(Asphalt Treated Base),sebagai lapis pondasi atas.
Gradasi t yang dipakai untuk HRS,mempunyai gradasi Tumbukan pemadatan saat diuji dilaboratorium, pada saat test
^gglcg Marshall, untuk aspal konvensional, dilakukan 35 kali uniuk lalu lintas
senjang, dimana zggteg t memeflukafl pfoses penyaringan(screening) setelah
material diambil dari lokasi penambangafl nya Oof f ow-pit),s ehingga beberap a ringan,50 kali untuk lalu lintas sedang, dan 75 kali untuk lalu lintas berat.
variasi ukuran disisihkan,sehingga nantTny^ kurva gradasi dibagian ini Pada HRA versi Bina Marga lg88,jumlah tumbukan selalu 50 kali,untuk
menjadi lebih datar(lihat Gbr.3.2.). Material hasil penyisihan tadi,dapat semua kategori lalu lintas (ihat sub-bab 5.10.1.2.). Pada HRA versi Bina
dimanfaatkan unruk tambahan fraksi material ATB atau ATBL. Marga 1,997 jttmlah tumbukan 2x75 untuk semua kategori lalu lintas (lihat
sub-bab 5.10.1.3.)
Pada HRA dengan gradasi seniang,iumlah aggregat kasar dalam
campufan hanya sedikit dibandingk2n iengan aggfegat halusnya. Dengan Pemilihan-pemilihan diatas adalah konsekwensi,diinginkannya
demikian butir-butir kasarnya ss-612h-olah melayang floatin$diantata fleksibilitas tinggi,awet dan tahan fatik,tentunya dengan memperhatikan
butiran halus,yang mengakibatkan kurangnya bidang-bidang yang saling syarat-syar^t batas struktur lainnya. Sebagai konsekwensi lain dari
mengunci (intedocking) satu samalin. Karenakurangnya sifat intedocking diutamakannya kadar bitumen dan besarnya prosentase butiran halus,aclalah
ini claya dukung komposisi aggfegat meniadi kurang pula. Oleh karena itu pedunya meneliti daya absorpsi aggregat,karena kalau aggregat absorpsinya
ti<lal<lah mengherankan,pada awalnya nilai stfuktuf HRS tidak
56 XO*1684UX8,J74L4n BqKq 2 ; PERANCAN(ANPERKERA.SANJ,4L N
Elemen Struktur Perkerasan Jalan 57
breaker ini biasanya berupa plastik tipis atau laburan bahan tertentu untuk
mencegah bounding subbase dengan pelat diatasnya.Hal ini dilakukan untuk
subbase tipe bound granular (CTSB),namun untuk tipe unbound seperti
sirtu,tidak tedalu dipedukan bound breaker,karena tidak teriadt lekatan
subbase dan pelat.Kecuali ada kekhawattrafl dewateing camPuran
^rrtzrz-
beton dari pelat masuk kecelah-celah sirtu.Disamping itu permukaan
subbase tidak boleh digaruk (groorc maupun brusb). Berbeda dengan
Lapis Pondasi Bawah
permukaan pelat yang selalu harus digaruk untuk mendapatkan gesekan +-
permukaan yang cukup besar@roouing berupa alur memaniang
^t^tr N\WffilIi*.\.\N#iffi fAS$S#/'rFl',i{*$S\Sgrye4*+"sWW--k"ahoasar
melintang).
o ELEMEN CEMENT TREATED SUB-BASE (CTSB).
Gbr 3.4" $truktur Perkera*an Kaku fltilu Beton
a. Semen. Semen
Semen y^ng digunakan untuk CTSB,adalah Pordand Cement d. Bahan Campuran CISB.
biasa,sesuai dengan pefsyaratan SII. 0013-77 "Cement Pordand"
^tav Perencanaan campuran harus memberikan perbandingan komposisi
AASHTO M 85 @ordand Cement tlpe 1).
aggregat,dengan beberapa kadar semen dan kadar att optimum,yang
b. Air. memberikan hasil sesuai dengan mutu beton yang diingini. I(ekuatan
Air
yang digunakan untuk mencampur,merawat atau pemakaian campuran minimum,pada umur 28 hari,idak kurang dart 7 5 kg / cm2 .
lain,harus bebas dari minyak,garam asam,alkali,gula,tumbuhan atau bahan
lain yang merugikan hasil akhir. 3.2.3. ELEMEN PEI-AT BETON.
c. Agregat: Pelat beton terbuat dari beton semcn mempunyai mutu tinggi,yang
dicor setempat diatas pondasi bawah. Elemen pelat beton dibuat dari bahan
Bl^t<q 2 : Elemen Struktur Perkerasan .lalan
62 XOn6E4Ut1&t74J4n PER ANCAN(AN PERKER-,4SAN JAL,AN 63
Tabel3.19. Persyar^tafi Sifat Campuran Beton' 3.2.3.1. Nilai kuat tarik lentur Qflexural strength)=f.n
knruarax KARAKTERISTIK BET()N
SI-UMP ( mm )
( kg/cm2 ) Nilai kuat tarik lentur didapat dari hasil pengujian balok 15x15x75
KEI-AS
CONTOH CONTOH SII-INDER cm dengan uii pembeb^n^n ttga t:tlk (tltird point hadiny)-AsTM C 78 atau
BETON TIDAK
KUBUS 15 CM 15CMX30cm DiGts,TARKAN AASHTO T-97-76 I(uat tarik lentur pada umur 28hari tipikal sebesar 3 - 5
DIGETARKAN N{Pa (30 - 50 Kg/Cm'),ta.,p^ bahan tambahan. Dengan bahan tambahan
7 hari 28halj 7 hari 28 hari
20
sebagai penguat seperti serat baja(stee/ fbre),aramit atau serat karbon,kuat
K 400 285 400 240 330 -50
tarik lentur harus mencapai 5-5,5 MPa(50-55 kg/cm').Beton yang diperkuat
K 350 250 3s0 210 290 20-50
dengan serat baja disamping meningkatkan kuat tarik lenturny^ |ug^ untuk
K 300 215 300 180 250 20 -50 mengendalikan retak pada pelat khususnya unruk bentuk yang tidak
K250 180 254 150 210 20-50 laz-im,misalnya jalan sekitar plaza tol,putann dan pemberhentian bus dll.
t25 190 20-50 Panjang serat b^ja afltar^ 15 mm s/d 50 mm yang pada baglan ujungnya
K225 150 225
30-60 50-80 melebar sebagai angker dan atau sekrup penguat unruk meningkatkan
K 175 115 1.75 95 145
ikatan. Secara tipikal,serat baja dengan panjang 15 - 50 mm dapat
K 150 105 1s0 90 125 30-60
ditambahkan ke dalam adukan beton masing - masing sebanyak 75 - 45
Kg/M3.Semen yang dipilih disesuaikan dengan lingkungan dimana
perkerasan akan dilaksanakan.
( ,rrrirrg compound,adalzh bahan kimia yang ditambahkan Pada beton ataLt
l,.rlr;ur l:rirr 1,anu ditempelkan pada permukaan beton,atau pedengkapan y^ng
66 Xovt664wN6Jtr4t4tt Bl,tP!,. 2 : PERANCANqAN PERKER,AS.AN JAL-AN Elemen Struktur Perkerasan Jalan
67
fu = K {(f.) dalam MPa, atau """"""""""(3'1') l)enulangan pada perkerasan beton semen mempunyai tujuan vtam^:
f., = 3,1.3 K{ (t) dalam Kycmz """""" (3'2') - mengendalikan lebar retakan,agat kekuatan pelat sesuai tencz.na-
dengan: memungkinkan bertambah panjangnya pelat,yang berarti mengurangi
sambungan melintang, j adi meningkatkan kenyamanan perg..rdural
f. :=kuat tarik lentur beton 28hari Cd!g,/Cm'atau MPa)
- mengurangi biaya pemeliharaan.
f.t :=kuat tekan beton karakteristik 28 hari (Kg/Cm'zatau MPa)
Secara fisik ada dua jenis tulangan yaitu tulangan pada pelat beton tnta.k
K :=konstanta 0,7 untuk tidak dipecah; dan 0,75 untuk
^gregat memperkuat pelat,dan tulangan sambangan untuk menyambung bagian-bagian
pecah.
^gregat pelat yang sengaja diputus. Kedua jenis tulangan tersebut mempunyai
bentuk,posisi dan fungsi yang berbeda.
Kuat tarik lentur beton dapat iuga ditentukan dari hasil uii kuat tarik
belah beton yang dilakukan menurut sNI 03 - 2491 - 7991' dengan
Tulangan pelat pada perkerasan beton semen disusun dengan:
rumus l
f., = 1,37 (4") dalam MPa, atau """"""""'(3'3')
- Bentuk tulangan umumnya berupa lembaran l<tsi(fabricate$
khususnya tip. BBDT. Bila menginginkan kemudahan
i**,= 13,44 (f.) dalam Kg/cm2 """"""""""(3'4')
pekerjaan jenis lembaran lebih baik daripada gulungan,karena
dengan:
akibat gulungan banyak bagian tulangan yang tidak ralalagS.
f.. =kuat tarik belah beton 28 hari
- Lokasi penulangan pelat beton tedetak + t/+ tebaf pelat
disebelah atas.
3.2.3.2. Slump Beton.
- Fungsi tulangan pelat adarah mengikat beton ag* tidak
retak,bukan untuk menahan momen atav gaya lintang.(F-ungsi
Parameter slump beton merupakan indikator dari keenceran
tulangan bukan untuk mencegah retak,tapi
beton.Secara ttniauan p.laksanaan angka slump menuniukkan kemudahan -..rg..rd^liku.,
retak).
pengerjaan (wirkabitiry).Makin encer beton makin mudah untuk
i*.I4riurr,,upi kental- encernya campuran memPunyai batasan
- Fungsi tulangan bukan sebagai tulangan stuktural,sehingga
pemasangannya tidak mengurangi tebal pelat beton.
teftentu,sesrri d.rrgrn tipe dari konstruksi. Tedalu kental beton akan mudah
mengalami getas liritt*l mudah hancur,terlalu encer-pun beton akan mudah
Tuhngan sambungan pada perkerasan beton semen dikenal dua jenis tulangan
*.rrlrlir da., mernpunyai keku^tan yang rendah' Umumnya variasi nilai yaitu :
slump adalah2,5 - 1"0 cm.
Beberapa faktor yaflg memPengaruhi nilai slump adalaln
- tulangan sambungan melintang, dan
- kesulitan pencapaian akibat rumitnya tulangan
- tulangan sambungan memanjang.
Tulangan sambungan melintang disebut n11i(dowe0,y^ng berfungsi
- iarakwaktu angkut datplant ke lokasi kerfa
sebagai pengendali dari perges emn(sliding deuices) dan pemba gi bebanlio,t
- apzkah dipedukan concrete PumP
transfer deuice). Biasanya berbentuk polos dan berdiametei relatii besar.posisi
- apakahdigunakan bahan additive
penempatan adalah ditengah-tengah tebal pelat dan sejajar dengan sumbu
- jenis Peralatan.
jalan. Tulangan pada salah satu sisi melekat pada pelat beton dan pada sisi
tiitui .io*p beton untuk perkerasan ditetapkan sebesar minimum 2,5
yang lain lepas/terbebas dari ikatan dengan pelat.
cm dan maksimam 5 cm. Perhatikan tefutama iarak tempuh,katakan iarak
tempuh 1. yam bisa mengakibatkan penurunan tit'gg' slump
*2,5 cm,atau Tulangan sambungan memanjang disebut tie bar,berfungsi sebagai
laraL tcmpuh 10 menit bisa menurunkan tinggi
slump * 0,5 cm' unsliding deuicu dan rotatiorual deuices,biasa berupa tulangan (tteformed i)r)
"lu
dan berdiameter kecil. Dipasang dengan kedua ujung tulangan melekat
I
08 xon6z4ut<8Jtr4J.4n Bwt<V 2 : PERANCAN4AN PER-KER,{SAN JALAN Elemen Struktur Perkerason Jalon
ff
dengan pelat (boan$ ditengah-tengah tebal pelat beton,tapi tegaklurus
dengan sumbu jalan.
saat dipotong at,'v bahkan tedalu lama sehingga proses
penlusutan(sbinkag) sudah berlangsung,hingga retak (crack) yang leriadl
tidak pada lokasi yang disediakan.
3.2.4. SAMBUNGAN UOrNl).
3.2-4.7. sambungan memaniang dengan bat,,ngpengikat (tie bars).
Sambungan melifltang berfungsi untuk mengakomodir gerakan
kembang susut,sedangkan sambungan memaniang berfungsi untuk
mengakomodir gerakan melenting dari pelat beton,akibat perubahan Fungsi pemasangan memanjang adalah untuk mengendalikan
terjadinya retak memanjang. Jank antara sambungan memanjang iekitar 3-4
tempefatur terutama pada waktu siang dan malam hari.
metef.
Fungsi lain dari sambungan adzlah mengendalikan atau lebih tepat
Sambungan memanjang harus disertai tulangan dengan jenis batang
dikatakan mengarahkan retak pelat leton akibat susut beton (shrinkag)
ulir dengan mutu minimum BJTU 24 danberdiameter 16 mm.
maupun melenting (wmppin! agar mengikuti bentuk maupun lokasi yang
Ukuran b^tangpengikat dihitung dengan rumus berikut ini:
dikehendaki sesuai dengan f^ncang n. Dengan pengendalian keretakan
tersebut diharapkan retak akan teriadi pada lokasi yang tefatur dan sudah
A,=204x bx h
disediakan yaitu pada posisi tulangan sambungan.
dan
Pada sambungan melintang terdapat dua ienis sambungan,yaitu
sambungan susut(c0ntr()rtion loin) dan sambungan pelaks^naan(cznstractizn
l=(38,3x@) +75
joint). Pada setiap celah sambungan harus diisi dengan ioint sealant dari dimana:
bahan khusus. Ada dua ienis material pengisi sambungan,yaitu bahan
A, - = luas penampang tulangan per-metef panjang sambungan
pengisi yang dituangkan dalam bentuk cairan pada sambungan dan
(*'.,').
dit iart nn sampai mengefas. Bahan ini yang bersifat thermoplastic,hasll
b =jarak terkecil antar sambungan atau
i,r.ak sambungan dengan
tepi perkerasan (m).
pemanasan dari polimer dengan material dasar karet campuf aspal.
biu.rtrrr.rya adalah bahan rubber arlthalt,coal tdrs ^t^u rubber tars. Bahan ients h = tebal pelat (m).
keclua adalah bahan pengisi dari elastomef yamg mempunyai bahan dasar
I - panjangbatangpengikat (mm)
d.ari neoprene.Matertal yang telah dibentuk sebelumnya sesuai dengan ukuran
O = diameter batangpengikat (--).
standar sambungan yang akan digunakan, diselipkan diantara celah yang )arakbatane pengikat dapat digunakanT5 cm.
<lipotong dengan .raw cl.ltter (gergaii potong) beton. Pemotongan sendiri
3.2.4.2. Sambungan pelaksanaan memaniang.
dilakukan pada saat beton masih berumur mucla terhitung seiak pengecofan.
dimensi celah
ianis yang Ledua berupa ienis elastomer memedukan ketelitian
dan karena tidak ada daya lekatan mcmeflukan pemeliharaan rutin untuk Sambungan pelaksanaan memanjang umumnya dengan
menggunakan sgr penguncian. Bentuk dan ukuran gigi pengunci
menjaga ag2.r berada pada posisinya. Untuk yang cair,pelaksanaan
dapat berbentuk trapesium (ihat detail c bawah GW.1.4)- atau
pemasangannya harus sesegefa mungkin. Menunda tedalu lama akan
berbentuk setengah lingkaran.
menyulitkan pelaksanaan karcna sering kali celah sudah mulai ditutupi oleh
bahan atau debu yang akan menggaflggu pfoses lekatan. Sebelum ioint
3.2.4.3. Sambungan susut memanjang.
scalant dituang kotoran dalam celah harus disingkirkan dahulu bila perlu
<lcngan sempfotan menggunakan blower.
Pelaksanaan penggergafian pelat(saw cuttir@ agaf memperhatikan :
Sambungan susut mem anjang dapat dilakukan dengan sarah satu
cara dan dua metoda berikut,yaitu dengan melakukan penggergajian
licrcp,rtan lokasi,ketepatan kedalaman (V* tebal pelat) dan tepat
(nw cu) atau membentuk celah pada saat beron masih dalam konclisi
wirl<ttr,lriasanya dalam batas 4 - 24 iam sejak pengecof^fl.8^t^s waktu
plastis,dengan kedalaman 1 / 3 dari tebal pelat.
tt.rsclrtrt pcrlu cliperhatikan untuk rnenizLga beton iangan terlalu lunak pada
70 xon6z4uN&1x4J,4u BqKq 2 : PERANoAN(AN PERKER,ASAN JAL-+N Elemcn Struktur Perkeruson Jalan
7t
3.2.4.5. Sambungan susut melintang. Sambungan isolasi adalah sambungan yang memisahkan perkerasan
dengan struktur Iain misalnya manht/e dari drainase,jembatan,tiang
lrctlrrlrrnan sambungan ini paling tidak mencapai'/+ dari tebal pelat listrik,jalan lama,persimpangan dan lain lain.
(lrorrtlrrsi llru,ah icnis ,qrrtnalar) atau 1/3 clari tcbal pelat (pondasi
72 rlo%6g&t'lt16t 74J,4rt E,4Ku' 2 : PER,ANoAN(AN PeRKERASAN JAL-4N Elemen Slruklur Perkerasan Jalan
73
3.3.2.1. Bentuk dan Tipe Block. = Bentuk empat persegi paniangdinamakan pola memanjang (:tretcber)
-
Bentuk block. = Bentuk khusus yang ddak termasuk tipe A,B atau C.
-
Tebal block dan Gbr.3.9. Pola Pemasangan Interblock
-
Pola pemasangan block
3.3.2.2. Pasir perata,pasir
Kombinasi pemilihan dari keempat parameter diatas harus tepat pengisi dan batu pinggir.
sesuai dengan pembebanan lalu lintas QthatTabel3.22.) a. Pasir Perata (Bedding Sand).
(pkfr*) yang dimaksudkan untuk memberi
Berfungsi sebagai lapis perata
kesempatan interblock memposisikan diri terutama dalam proses
ffi @ffit ffiffi penguncian (interlockinS. Pasir mempunyai nilai stmktur yang rendah
sehingga penggunaannya cukup dibatasi dalam tebal yang tipis
tidak lebih dari 5 cm.).
lmisalnya
Gbr.3.8. Bentuk Block. Gradasi pasir perata agar memenuhi syarat padzTabel3.Z3.
b. Pasir Pengisi (Joint Filling Sand)
76 r1o*16c4u$64 1AJ,Att BAK\ 2 : PER^NCAN4AN PERKERASAN JAL-AN
Pasir pengisi ini diisikan pada celah-celah diantaru interblock dengan fungsi
utama memberikan kondisi kelulusan air,menghindarkan bersinggungannya
Tabel 3.23. Grudasi Pasir Perata
UKURAN SARINGAN
9,52 mm
% LOLOS SARINGAN
100
m8100A
4,/5 mm
2,36 mm
95-100
80-100 ?an$nc$nhqn
1,18 mm 50-85
600 microns
300 microns
25-60
10-30
?enksnqsqn ?A$n
150 rnicrons 5-1 s
75 microns 0-10
-secara fisik bentuk partikel pasir perata tidak bulat ata:u taia;m'
-Kadar Air < 10% dan Kadar Lempung < 30 .
interblock-interblock yang berdampingan dan memberikan kemudahan
proses intedocking. Jangan menggunakan semen untuk mengisi celah erancangan struktur selalu akan mencakup konsep dasar
diantara interblock karena iustru akan menimbulkan retak-retak dan tidak tegangan regangan yang dikaitkan pada sifat kekuatan
bisa melalukan air. Gradasi dari pasir pengisi sebagaiman a pada T abel 3.24. material. Pengertian kekuatan batas selalu dihubungkan
clengan 'hancur' nya bahan akibat kombinasi tegangan yang diakibatkan
Tabel 3.24. Gradasi Pasir Pengisi.
oleh problem yang dihadapkan oleh suatu r^nc ng n. lSta amati desain
UKTIRAN SARINGAN %LOLOSSARINGAN 'keruntuhan' iembatan, 'keruntuhan' lereng dalam mekanika tanah,
2,36mm 100 'keruntuhan' kolom bangunan dan lain-lain.
1,18 mm 90-100
60-90
Demikian pula jalan raya, dalam metoda rzncangannya juga akan melibatkan
600 micrcns
300 microns 30-6A p^r^meter 'kehancuran' failure) dalam analisis QInatBab 2.2.).
150 micons 15-30 Baik perkerasan lentur maupun perkerasan kaku, dalam metoda pendekatan,
75 microns 5-10 dihadapkan pada masalah'kehancuran' perkerasan sebagai basis tinjau annya,
yang diukur dari perwujudan (performance) perkerasan itu sendiri.
-Kadar air < 5oh, kadar lempung dan lanau < 10oh.
-Jzngan menggunakan bahan pengikat seperti semen. 4.1. PENGERTIAN UMUM PERWUJUDAN PERKERASAN.
c. Batu Pinggir (Kantsteen atata, Kerb).
Batu pinggir mempunyai fungsi utaLmz untuk mencegah gerakan kesamping Bertitik tolak pada prinsip bahwa perkerasan direncanakan dan
dari interblock,agar proses interlocking tidak terganggu. Hampir sama dibangun untuk melayani lalu lintas secara nyamzLfl, aman dan kuat,
seperri struktur Telford batu pinggir ata;u batu pengunci peranannya sangat perwujudan perkerasan akan mencakup dua hal pokok:
penting. Brlzmana batu pinggir goyah atau bahkan hilang sudah pasti tidak 1,. Kerataan Permukaan, |ang mempengaruhi kualitas perjalanan, dan
adalag1 kestabilan dari struktur. 2. I(erusakan Permukaan, yang mempengaruhi kemampuan
Dengan memberikan bentuk kerb seperti alternatif A pada Gbr-3.7. batu strukturil perkerasan dalam melayani beban lalu lintas.
pinggir dapat pula berfungsi sebagai saluran drainase. Bila dipasang
disebelah luar,batu pinggir dapat diiadikan batas perkerasan y^ng Dengan pengerrian tersebut maka istilah 'hancur' sebagaimana
mcmberikan nilai estetik. Apabila dipasang disebelah dalam dapat diiadikan digunakan pada bangunan-bangunan teknik sipil pada umumnya, tidak
pembatas untuk perubahan pola pemasangan dari interblock. sepenuhnya dapat digunakan dengan arl y^ng sama pada struktur
77
78 t1o?t6G4tX6J74J,1u BVIK,IA 2 : PERANCANqAN PER-KER,4SAN JALAN Metoda Persncangon Perkerasan Jalan 79
perkerasan atau konstruksi lalan secar umum. Sesuatu perkerasan yang konteks pembahasan hubungan masa pelayanan dan perwuiudan
sudah hancur dalam pengertian strukturil, masih dapat berfungsi ^nt,.ra
perkerasan sebagai manifestasi kemampuannya melayani beban lalu lintas.
memberikan pelayanan pada lalu lintas, meskipun dengan tingkat pelzyanan, Kerusakan w@ar, adalah kerusakan*kerusakan yang terladt akibat
yang jauh lebih rendah dari yang diperlukan. dilampauinya tegangan kritis tertentu pada lapisanJapisan perkerasan oleh
Perwujudan perkerasan dikelompokkan secara kualitatif menjadi tegangan-teg ng n yang timbul akibat pembebanan yang berulang-ulang.
perkerasan baik, perkerasan kritis dan perkerasan rusak. Pada dasarnya Beban lalu iintas akan mengakibatkan lenduran dan regangan, baik dilapisan
perwujudan mencerminkan perilaku perkerasan dalam menerima beban, perkerasan maupun pada tanah dasarnya, yang bersifat sesaat, yaitu pada
yangakan dipengaruhi oleh : saat beban lalu lintas berada diatasnya. Besarnya lendutan dan rcgangan yang
0 keawetan dan kemantap^tt bahan perkerasan terjadi, tergantung pada besarnya perbandingafl besarnya beban, dan
^ntaa
0 kesempurnaan campuran bahan sifat-sifat lentur dari lapisan perkerasan dan tanah dasar. pada keadaan
perbandingan tertentu, regangafl sesaat tersebut dapat melampaui regangan
0 kesempurnaan dzn ketelitian pelaksanaan
batas, sehingga terjadi regangan-reg ngzn yang tetap. Akumulaii Jari
0 kesempurn an tzncangan strukturil
fegangan-regang n tetap ini, selama masa pelayanan akan menimbulkan
0 kesempurnaan metoda teknik dan deformasi dan retakan-retakan pada perkerasan, ataa dengan kata lain
0 besarnya pengaruh luar maupun dalam dari situasi lingkungan. timbul kerusakan-kerusakan pada perkerasan.
Perkerasan baik, adalah perkerasan yang dari perwuiudannya tidak Kerusakan teknis, ialah kerusakan-kerusakan y^ng terjadi akibat
menunjukkan kerusakan - kerusakan dan kelainan - kelainan bentuk tegangan-reg nga;n) yang bukan secara langsung bersumber dari repetisi
permukaan, terutama dari tinjauan strukturil. beban lalu lintas, misalnya oleh perbedaan temperatur, pemampatan,
Perkerasan rasak, ialah perkerasan yang dari peruuiudannya konsolidasi tanah dasar, susut-muai, pengembangan, kehil^ngan dayi ikat,
mempedihatkan kerusakan- kerusakan, mulai dari menunjukkan perubahan- reaksi-reaksi kimia, longsoran dan bencan a-bencana lainnya.
perubahan bentuk permukaan yang ingan, sampai dengan perkerasan yang Identifikasi kerusakan masuk kedalam kedua kelompok tersebut,
sama sekali rusak, sehingga memberikafl gangguan pada lalu lintas. Khusus sangat dipedukan, karena penganalisaan dan carr- penanggulangan
menghadapi kenyataan panjangnya iumlah ruas ialan yang rusak dalam skala kerusakan, pada umumnya berbeda satu sama lain. Pada dasarnyu
penanganan , maka klasifikasi 'rusak ringan', 'rusak sedang' dan 'rusak berat' perw'njudan lalu lintas, dalam hubungannya dengan masa pelayanan^nilr^hanya
dapat dimunculkan. berlaku untuk kelompok kerusakan wajar
Perkerasan kritis, zdalah perkerasan y^ng dari perwujudannya
menunjukkan kerusakan- kerusakan danf atau kelainan - kelainan bentuk 4.3. PENrr-ATANPERWUJUDAN
permukaan yang ringan dan belum memberikan gangguan yang berarti pada
lalu lintas;berkisar keadaan terjelek dari perkerasan baik, dan keadaan Permukaan perkerasan idak rata, ataupun kerusakan perkerasan,
^ntar^
terbaik dari perkerasan rusak. Perkerasan pada kondisi ini mempunyai ciri, merupakan sesuatu yang tidak dikehendaki.Namun biasanya pan pemakai
bilamana tidak segera ditangani sec rz memadai, sewaktu-waktu akan jalan, menilai dengan cara subjektif dan kualitatif. Pemakai jalan merasakan
mengalami kerusakan yang mengganggu lalu lintas. ketidak-nyam^nan, dan tidak perduli sengaja atau tidak. yang diperlukan
adalah penilaian kuantitatif, sehingga jelas tindakan apayang harus diambil.
4.2. MEKANISME KERUSAKAN. AASHTO mengembangkan cara penilaian yang didasarkan pada
penilaian sekelompok anggota panel, dari berbagai macam bidang profesi.
Kerusakan perkerasan dapat didefinisikan sebagai manifestasi akibat setiap anggota, masing-masing melakukan penilaian, dan rilai rata-rata dari
tlrrri tcdampauinya batas-batas kemampuan masing-masing elemen
:
tl
80 t<ou6c4uN6J 74J,4?t B\Kq 2 : PER-ANoANqAN PERKERAS,AN JAL-AN Metoda Perancangan Perkerasan Jalan
8l
yang baik
hurl>r-rngan PSR, dengan jumlah ' alur-aluf', dan retakan- 4.4. METODAPERANCANGAN
^rrtar^
rctakan yang terjadi pzda perkerasan. Nilai yang didapat dari hubungan
matematis, yang dikembangkan untuk maksud tersebut, selanjutnya disebut 4.4.I. PERANCANGAN PERKERASAN LENTUR
Ptesent Seruiceability fndex (PSI), yang lebih kita kenal dengan lndeks
Perkerasan (Ip). 4.4.1.7. Metodologi Umum
lndeks Perkerasan arlalah suatu bilang^n yang menyatakan titgg, Seperti sudah dijelaskan pada Bab 2.2. pendekatan metoda unruk
rendahnya mutu/ tingk at / nllai perkerasan dalam memberika n pelzy anan, perkerasan lentur acuan Bina Marga (Indonesia) adalah metoda pert^m^,
kenyamanan pada gerakan lalu lintas. Besaran ini tidak mengaitkannya clalam hal ini, perznc ngan struktuf perkerasan pada dasarnya menentukan
dengan geometrik ialan, matpun hambatan- hambatan lainnya. tebal lapisan perkeras an y^ng mempunyai sifat-sifat mekanis yang telah
Faktor-faktor yang mempengaruhi Ip, adalah: clitetapkan sedemikian sehingga menjamin bahwa tegangan-tegangan dan
* Roughness (I(ekasaran Permukaan), fegangan * regangan pada semua tingkatan yang teriadi karena beban lalu
* Slope variation (Varia si ketid ak- rataan permuka an ialan), lintas, pada batas-batas yang dapat ditahan dengan aman oleh bahan
tersebut. Metoda perancang n didasarkan pada prosedur desain empiris,
* Crack (Retakan)
seperti misalnya Metoda CBR.
* Patch (fambalan)
* Ruth depth (dalamnya alur). a). Persyaratan Rancangan Dasar untukJalan Baru.
Rumus yang bisa digunakan untuk mencari .\'eruiceabiliry, adalah: Ada 3 (tiga) langka,h ltama yang harus diikuti dalam perancangan
x dengan menggunakan fumus sederhana: perkerasan ialan baru, yaitu:
Hitunglah jumlah beban lalu lintas berdasarkan konfigurasi
PSI =5100-01015 R - 0114log R (R= roughness =inch/mile) beban sumbu standar yang akan melalui jalan tersebut.
Hitung kekuatan daya dukung tanah dasar.
x Rumus AASHTO: Pertimbangkan i) dan ii) pilihlah kombinasi yang paling
ekonomis untuk bahan-bahan perkerasan serta ketebalan
PSI = 5,03 - 1,91 tog ( 1 + Sv) -0,01 (C + P ;o''- 1,38 RD' lapisan yang akan mencukupi pelayanan selama umur
renc fla dengan hanya melakukan pemeliharaan rutin saia.
dimana : PSI = Present Serviceability Index (nilai Ip)
SV = slope variation, yang menyatakan ke-tidak -ra;taan b). Persyaratan Rancangan Dasar untuk Peningkatanlalan.
permukaan
C = cracking (retak) - (ftl1000 ft)
ft\ Untuk perkuatan atau rekonstruksi perkerasan-perkerasan yang adz,
P = patching (tambalan) - (ft/1000
RD = nrth depth (alur) - inch diambil pendekatan yang sama. Akan tetzpi adalah dimungkinkan,untuk
melakukan review desain dengan data ditempat padz saat perkerasan jalan
AASHTO menentukan nilai 'terminal seruiceabiliry' (p) terendah yang akan dilaksanakan, dengan menyederhanakan kembali rancaflgan semula,
masih bisa ditoleransi, pada akhir pedode sebelum direkonstruksi atau yang mungkin rancangannya sudah berselang lama dari masa pelaksanaan.
penghamparan ulang, adalah : i).Perhitungan lalu lintas dapat diambil dari lalu lintas yang ada, berdasarkan
prosedur seperti pada Bab 1.2.1. dan praktaan pertumbuhan lalu lintas
* Untuk jalanttama i pt= 2,5 tahunan, selama 10 tahun.
* Untuk falan dengan lalu lintas lebih rendah : p, = 2,0
82 r<Ott6EWr16.' 74J4!t Butr<u. 2 : PERANCAN(AN PER.KER,4SAN J,ALJQN
T Meloda Perancangon Perkerasan Jalan
83
ii).CBR tanah dasar reviewdapat ditentukan dilapangan dengan c r^ Group Index = 0,2 a+ 0,005 (r) (c) + 0,01 (b) (d) =
menggali lubang uji pada sekitar perkerasan yang ada, dan melakukan uji = 0,2Q0) + 0,005 (20) (0) + 0,01 (40) ( 5) = 6
Penetrometer Kerucut Dinamik (DCP).
Dari grafik didapat :
4.4.1.2. Metoda Group Index.
Metoda ini dikembangkan oleh Public Roads Administration @RA)
- USA, didasarkan pada klassifikasi kelompok tanah, diturunkan dari GI Liolas Hdon MeEtq
Un ( dolom SMP )
60lqn
dimana: l+r[
^=
sebagian dari prosentase material yzng lolos saringan no. 200,yang ---#$tri tr
7/
fi ileu
lebih besar 35o/o dan tidak lebih besar dari 75o/o, yang dinyatakan
l0a
^nt^r^ -
sebagai bilangan positip,bulat 0 20.
b- sebagian dari prosentase material yang lolos saringan no. 200, yafig
lebih besar dari 1,5o/o dan tidak lebih dari 55% dinyatakan sebagai
E*
2.1
I
,ffi ////Wl
WT-
t0m
c =
bilangan positip,bulat
^nta;rz -
0 40.
sebagian dari batas caLr yanglebih besar dari 40o/o dan tidak lebih dari
t-a
k* t0.t
W
W,
('::
60oh dinyatakan sebagai bilangan positip,bulat anrara 0-20.
d - sebagian dari indeks plastis yang lebih besar dari L0ohdan tidak lebih Gbt.4.1. Metoda Group Index
besar dari 3}ohdinyatakan sebagai bilangan positip, bulat antara 0 -
20.
Rentang nilai group index yang berlaku adalah 0 sampai 20. Tebal Lapis Pondasi Bawah yang diperlukan = 20 cm.
untuk intensitas lalu lintas dengan LHR = 750, diatas garis A- A didapat
CONTOH SOAL 4.1: 30 cm, ini beratti tebal perkerasan lapis pondasi atas dan permukaan adalah
Analisa tanah dasar untuk digunakan bagi perkerasan,mendapatkan : 30 cm, dapat diambil LPA = 20 cm dan Lapis permukaan = 10 cm.
Tanah Lolos saringan # 20O,mempunyai :LL = 40o/o danPL = 1'5oh. Metoda Group Index ini sangat sederhana, cukup dengan mencari
LHR mempunyai intensitas 750 SMP. pengelompokan tanah berdasarkan group index, menggunakan pera),atan
o/obtiran Lolos saringan # 200 = 55o/oJadi:
biasa mekanika tanah yangbanyak tersedia di laboratorium, dan beban lalu
a=55-35=20 lintaspun cukup diwakili perkiraan volume, tanpa memperhatikan berat dan
b=55-15=40 komposisi kendaraan.
c=0( LL tidak melebihi 40 ) Asumsi masa layan adalah 20 tahun dan beban lalu lintas merupakan beban
d=15-10=5 rata-rat^ selama 20 tahun.
E,,t}<',. 2 : PERANCANqAN PERKER,ASANJAL-AN Metoda Perantangan Perkerosan Jalun
84 Non6t4ut16Jr4tJu 85
- Berat maupun komposisi kendaraan dan konfigurasinya tidak 0,10 inchi ( 2,54 mm ) 1000 lbs/ina (7A3 ks/ cmz )
disinggungsamasekali,padaha|faktor.faktorinisangatmenentukan 0,20 inchi ( 5,08 mm ) ,UOO rbr/,n, ( 105,4 kg/cm2)
kerusakan Perkerasan.
kualitasnl'a'
- Tidak memperhitungkan komposisi lapisan perkerasan dan
Tidak memperhito"gtr" fakior lingkungan (temperatur, curah
hujan,
- Model desain struktur perkerasan berdasarkan metoda CBR
dan geometrik ialan). diturunkan dari persamaan berikut ini r
- Parameter kerusakan stfuktuf perkerasan tidak terukur'
Sebaiknya, metoda ini hanya digunakan pada analisa pendekatan
safa'
4.4.l.3.Metoda CBR.
Metoda ini paling banyak dipakai untuk perencanaan perkerasan
lentur. t - tebal struktur perkerasan ( inci )
Pada atvalnya dikembangkan oleh california Division for Highway, N = beban sumbu standar kumulatif ( SS )
kemudian baru didndaklaliuti oleh US Army Corps of E'ngineers'
dan
A = luas bidang kontak lingkaran dari suatu roda
umumnya diadopsi oleh banyak neg^r^ didunia' kendaraan pada sumbu standat ( inci2 ).
Metorfa ini didasarkan hasil empiris oleh california State Highway p. = tekanan roda akibat beban (psi) ESS7L @,quivalent
Department,USA;denganmeflgacupadanilaiCBR(CaliforniaBearing Single lMheel Load ) pada bidang kontak A yang
Ratio). memberikan reaksi struktural seperti
ini, ditakukan terhadap tanah dasar, sama pada
PemeriksaiLn CBR, dalam lral
dapatdilakukandilaboratoriumataldilapangan.NilaiCBRae|alah
ffilff;;fl:i1ii1:, i:i?:ffi;vang
p.ibu.rdirrg,,i afltzf,. beban penetrasi suatu bahan rerhadap bahan
standar, CBR = indikator kekuatan tanah dasar (oh).
d".rg", kedalaman dan kecepatan Penetrasi yang sama' Untuk suatu nilai CBR tanah dasar,persamaan diatas a;kan
logam (mold),
Dilaboratorium contoh tanah dimasukkan kedalam silinder mendapatkan hasil berupa ketebalan struktur perkerasan total,yaitu tebal
dengan lapis permukaan,LPA dan LPB ( to",- + trpa * t,_ru ). Sedangkan nilai CBR
diameter 1.5,24 cm dan tinggi 1,7,78 cm, dan dilakukan penumbukan
Sesudah penumbukan
alat tumbuk sebagaimrna].meriksaan pemadatan. lapis pondasi bawah akan memberikan tebal lapisan permukaan dan lapis
(standard atau modified) ietakan ini ditempatkan pada
mesin penetrasi pondasi atas (t0",-ftr_rJ. Demikian pula nilai CBR lapis pondasi atas akan
krprsit^, 4,45 ton dengan kecepatan penetrasi_ sebesar 1,27 mmf menit. mendapatkan hasil tebal lapis permukaan (h.J.
P"-b".rr., pembebanul dit,tt 'ttut p'J^ serangkaian penetrasi mulai dari Dari hasil pengeliminasian dari ketiga hasil tersebut akan didapatkan
0,0125" sampai 0,50' ' tebal masing-masing dari elemen struktur perkerasan,yaitu to",-,t spa dan t ru.
Bilamana disYaratkan contoh dalam kondisi rendaman (soaked),
dilakukan test' Hasil turunan dari persamaan diatas, dijabarkan dalam bentuk grafik
contoh didalam silinder logam direndam selama 96 iam, baru (Gbr.4.2.), sehingga proses perhitungan menfadi lebih mudah dan singkat.
NilaiCBRdinyatakandalamprosentasebebanyangmenyebabkan
pcrlctrasi 2,5 mm atau 5 mm terhadap beban standar'
I Metoda Peroncangan Perkerasan Jalan 87
Bltl<u. 2 : PERANCAN(AN PERKERA.SANJALAN
s6 xottstnllt<Sit 74J.4n
CBR lrnl. yanE sama Persen yang sama atau lebih besar
atau lebih besar
Cro
E 6 It ItltIxlUUYo= lUU"lo
s 1
10/11x100%= 9A$l o/o
;20
o 8
10
I1 8111x100%= 72,73%
t30
o
9
10 5
7l11 x 100 Yo = 63,640/b
5/17 x 100 Yo = 45,45 0lr
8*o 11
12
3
1
3/11x 100 Yo = 2727 %
L/11x 100% = 9.09 %
;50
3 CONTOH SOAL 4.2:
60
Dari beberapa sampling tanah dasar, didapatkan CBR = 9, 6,12,7,8,
7,'1,0,9, 10, 11,,71,. Lapis Pondasi Bawah dan Atas berturut-turut
80 mempunyai CBR = 20 dan CBR= 50.
Tentukan tebal perkerasan yang paling optimal,bilamana beban sumbu
90
,05 106 107 ,08 r0g ekivalen standar adalah 2,5 x 106 SS.
103 104
Dalam penentuan CBR rencan^ dilakukan prosedur penentuan
Beban Sumbu Standar Kumulatif CB\**o sebagai berikut:
- Tentukan harga CBR terendah.
Gbl4.2. Gra{ik untuk penentuan tebal Perkerasan
(Metoda CBR- US Army Corps Engineers) - Tetapkan berapa banyak harga CBR yang sama dan lebih besar dari
masing-masing nilai CBR.
Keuntungan metoda CBR ini zdalah: - Angka jumlah terbanyak dinyatakan sebagai l00oh, jumlah lunnya
* digunakan dimana-mana oleh banyak negaru merupakan prosentase darr 1,00oh.
- Buat grafik korelasi antar nilai CBR dan prosentase jumlah tadi.
* prosedur cukuP mudah
- Nilai CBR*o_*o adalah yang didapat dari angka prosentase 907o.
* dapat dilaksanakan dilaboratorium maupun dilapangan
* kekuatan lapis perkerasan lama dapat dievaluasi CATATAN: Dalam praktek, untuk mendapatkan nilai CBR.","_,,* yang
* sudah memperhitungkan berat kendaf^ 1\, konfigurasi kendaraan dan aplikatif, lakukan pengelompokan dalam segmen-segmen dimana
variasi nilai CBR tidak terlalu berbeda jauh.
konfigurasi sumbu
* dapat menghasilkan komposisi lapisan perkerasan dan kualitas
bahannya.
( a'a) :
Demikian iuga dengan Persamaan
+ 7)*4'79log(18 + 1) + 4'33log7
loge = 5,93 + 9,36log(ITP
Lta\J (4.6)
+
log Q =9,36 log (ITP 1 ) - 0'20
(5). Nomogram yang disiapkaan AASHO adalah untuk umur Tabel4.2. Koefisien distribusi
fl kendaraan d,al am ta lur C
reflcan 20 tahun r=0o/o, sedangkan Bina Marga i= }oh dan UR = JUMt-{H KENDARAA N RINGAN*') KENDARAAN BERAT*X)
10 tahun, sehingga ada faktor penyesuaian FP = UR/10' IALUR l ARAH 2ARAH 1 ARAH 2ARAH
1 falut 1,00 1,00 1,00 1,00
2 ialut 0,60 0"50 0,70 0,50
( 1+i )uR-1
3 ialur 0,40 0,40 0,50
AASHO memberikan rumus FP = untuki < 10% dan 4 falur
0,475
0,30 0,45
10.i ) larur 0,25 a,425
( 1+i )uR -1 6 ialur 0_2a 0.40
FP = untuki - 1'0o/o
x)berat total < 5 ton : mobil penumpang,pickup,mobil
hantatan
**) betat total > 5 ton : bus, truck,ttaktot,semitailer, railer
10-'log(1+i)
iii). Hitung LHR pada tahun awal rencana (I-HR ),untuk masing-masing
ienis kenda raan yang ada.
I
94 BVJ<^ 2 : PERANoANqANPERKERASANJAL N Metoda Perancangan Perkerasan Jalan
05
'<on6t8Ur<CJMJ.4n
LH\=(1 *i )" . Ndr". .( 4.11.) vi). Hitung Lintas Ekivalen Pertama:
dimana i = faktor pertumbuhan kendaraan,selama LEP = ILHR"xCxEA .(4.1,3)
pelaksanaan. Hitung Lintas Ekivalen Akhir:
"ir).
n
= iumlah tahun,seiak data pengukuran LEA = ILH&xCxEA (4.1,4)
diambil,sampai dengan awal umur reflcanz. viii). Hitung Lintas Ekivalen Tengah :
N = masing-masing tipe kendaraan LET = 0,5 ( LEP + LEA ) ............. (4.15)
Hitung LHR pada tahun akhir rencana (LHR),untuk setiap ienis i"). Hitung Faktor Penyesuaian ( FP )
'9. kendaraan. FP=UR/1O . .............(4.1,6)
LH&= (1+i)'o.LH\. (4J,2,) ").
Hitung Lintas Ekivalen Rencana :
Tabel4.3. Anska Ekivalen ( AE iii). Dengan merencanakan bagaimana kondisi permukaan jalan, pada
BEBAN BEBAN
ANGKA akhirumur renc n tetapkanIP,(Iabel 4.4b).
ANGKA EKIVALEN SATU
SATU (AE ) EKTVALH,N (AE) ,"). selanjutnya dari pemilihan yang dilakukan pada ii) dan iii). diatas,
SUMBU SUMBU
kg Sumbu Sumbu
pilih nomogram m^n^ y^ng sesuai (lihat Lampkan B_2 s/d B-
kg Sumbu Sumbu
10),untuk dipakai mencari ITP.
I unssal Ganda I unggal Ganda
1000 0,0002 17.000 18,8380 1",62A1, v). Dari pasangan harga DDT dan LER tarik garis lurus sesuai arah
2000 0,0036 0,0003 18.000 23,677L 2,0362 petunjuk inset pada Nomogram. Garis ini akan memorong suatu
3000 0,0183 0,0016 19.000 29,3937 2,5279 zngka pada garis vertikal ITP.
20.000 36,0877 3,1035
4000 0,0577 0,0050 vi). Dari pasangan ITP dan FR (Lampiran B-2 s/d B-10) lakukanhal
5000 0,1410 0,0121 21.000 43,8648 3,7724
4,5439 yang sama,sehingga memotong garis vertikal ITp . Angt yang
6000 a,2923 0,0251 22,00a 52,8360
^
7000 0,5415 0,0466 23.000 63,1176 5,42:81 didapat adalah nilai fTP yangdicari.
8000 0,9238 0,0794 24.000 74,8315 6,4355 (Catatan: Bila FR = 1, ITP = ITP1.
8160 1,0000 0,0860 2s.000 88,1048 7,5770
Selanjutnya gunakan rumus ITP =ar.Dr*ar.Dr*a..D3 .........(4.18)
9000 1,4795 0,1.273 "ir). untuk mencari tebal perkerasan,dengan menyesuaikan data jenis
10.000 2,2555 0,1940
11.000 3,3022 0,2840 bahan untuk mendapatkan masing-masing koefisien relattf (rabel
i
12.000 4,6770 0,4022
'i
4.7) dan mengambil tebal minimum lapis permukaan dan LpA
1
13.000 6,4419 0,5540 (rabel 4.6) untuk mencari tebal LPB dalam alternatif jaranbaru,atau
{
14.000 8,6647 0,7452
! kombinasi tebal minimum LPA dan LpB untuk mencari tebal
15.000 11.,41.84 0,9820 overlay dari lapis permukaan.
1(r.000 14,7815 1,2712
I
96 Notl6zquNal74l49l ByrKt 2: PER.+NoANq-+NPERKER.+SANJAL^N Metoda Perancangan Perkerasan Jalan 97
iari 30 m), FR ditambah dengan 0,5. Pada daerah rawa FR ditambah dengan 1,0.
98 t<OuStAWcsl 7414u Bt Kt 2: PER^NoANqANPERKERASANJ^I-AN Metoda Perancangan Perkerasan Jalan 0!f
Tabel 4.7 Koefisien Kekuatan Relatif. Prosedur diatas dilaksanakan untuk pera;nczflgan perkerasan jalan
KOEFISIEN KEKUATAN
KEKUATAN BAHAN JENISBAHAN
baru, ata;u relokasi, untuk perancangan pelapisan ulang dan
REU.TIF pelaksanaan bertahap dilakukan sebagai berikut:
al *2 A3 MS K CBR
f ko) / lralrm4 (ola\
0,40 744 Pelaoisan Ulans:
035 s90
0,32 454 IASTON
0,30 340
. Nilai ITP sisa struktur perkerasan lama,adalah:
0,14 100 MACADAMgasaH o Pada akhir tahap pert^m , struktur perkerasan dianggap masih
0,12 60 MACADAMTsmNc mempunyai nilai sisa 40010. Dengan kondisi seperti ini ITP,on^o 0",,"-,,
dihitung berdasarkan beban lalu lintas LER = 1,67 LERr.
0,L4 100 BATU PECAH KLS.,\
0,13 80 BATU PB.CAH K1-5. B
x.LER, = LER, + 4)oh.x.L,F,R, * x = L,67
0,1.2 60 BATU PECAH KlS.C
laiur roda.
Lap. Permukaan: 6 cm. ( LASTON ; a, = 0,40; NK= 60% )
2.II,PM PONDASI ATAS Lap. Pondasi Atas : 10 cm. ( I-ASTON ATAS ;ar= 0,28;NK= 100oA
a). Pondasi aspal beton atau Lap. Pondasi Bawah: 16 cm. ( SIRTU ;4= 0,12 i NK= 10%)
penetrasi macadam.
- Umumnya tidak teriadi crack. 90 - 100 c. C8R,","2 = 4; 5 ;5 ;4 (tanah dasar lama )
- Tedihat crack halus,namun masih tetap 70-90 = 6;5; 6.; 5 ( tanah dasar baru )
stabil.
- Crack sedangpada dasarnya masih 50-70 d. Roughness = 1200 mm/km.
menuniukkan kestabilan. e. NK menielang a'raT ovetlay:NK,= 80%,Nf; =90o ,NK = 1.00o/o.
- Crack banyak,menuniukkao geiala 30*50
ketidakstabilan.
I.3.DataJalan Baru :
ru. PENYELESAIAN
BERTAHAP(T) URpamt",aq = 15 th ( 5 + 10 )
350 80 35 4 TAHAPl=200s-2010
LHR 2OO2 1200
TAHAP 2 = 2010 -2020
4l{rfi6 9L61 39J7 43?
LHR2OO5 1511,65 UR*r"v = 5th(2015-2020)
2221.12 557,85 118.20 48 5 URea"t'. = 10 th ( 2019 - 2029 )
LHR2OIO WP, = r1vs11u pelaksanaan konstruksi bertahap, TAHAP 1 ( 2004 - 2005 )
rrpp",k.,^,,.,-,'o'o=xr.;,r?r!1r{03,X";rJliK;tfr]12x16
l04 t1ot16z4ut16J trAa4v' Bt Kq 2 ; PERANCANqAN PER-KER,ASANJALAN
Metoda Perancangan Perkerasan Jalan
105
d. Menghitung ITP :
IW= al.D1 + ar.D, I ar.Du
ftl[rl,[&iluuuilTrs
TillIrI UR=stll
lrfi!r& 0rsmtBlAt i L[S0 i Um I C LEp Ul mr
tr;Nrs &ilotuatt ,aas ana
BERTAHAf
UMUR
UVERLAY P}:"RKEMSAN OAf,U
sIDl]r l!r0 &, t lslt,as t m,a a,$0r{ {50 0;5 tit
I{]SISI RENCANA PER(ERASAN LAMA TAHAP 1 TAHAP 2
f,us5 mN ist.P.3 4lar6 5 itTrs 0,el7zt asa 3.s 4t2
& CBB
L!p.Pe I,PA Ltl an a
lrp.Pm LPD LP,\ LPF rPA LPB t4p.Pt LPA LPT BUSTION
18t95 rg0 0,ar rra
(em) (cm) (n) (d) (d) (cs) km) (.t0
(fr) (rm) (.m) (dn) (@) (@) rRucr( ils.|3 ml tt itL , c2.ar 5 ln t ltil{e 05a 17.91 51,t,
TIUCT( r.l$-20 roil JS 4fi , :eJ? 5 4t lrls? 050 r4,at 2c,8.
I Tt t6
Ilttlcl( sas$'I$x 4 t* 4,r? 5 t 1,4s52? $O < 3it
r)
Z
&C - ija uwli ,,tsttrr $m, TOI I TCI| 9937 E9J
!d il((s) Arrs
TilIrr2 U[=lolg
t lx tr.
IIIR 2OO' }ISTIIBTJSI ; Lgno t lllRr
ll It ta
IIITJCK 2AS.I; Il}N I02 5* 10?,10 l0 t?ars 1,0:3s0 0rt0 !m,B c1g2 ?d,tt
la * r{l} 1
Z lda )
ils TRtlC( 3tS.20 TOfl ,10 Lfr. {t,6c l0 6,JS lJ2f?0 0,t0 2556 3713
T '1,5'
Cr[=lJ tofl mil 6.18 t0 tjl
Z Tnucl( 5As-t0 5 t.4e5?0 050 1,52 611 5.12
It ,0
stDut 31fl) 8% | 3,il2,r0 5 501452 0,01xr60 050 1.02 1rs0 126
<c Nx(*)
s ls BIIS 5 TOIT 612 trl I 6ct.t2 ; 0rt.s7 0.02[0 050 7,s{ t0.0, s,7;
,t L 3l
BUS 8 TON 0,00 0,00 0,l5l3l) 0,51t 0,04 0,00 0,00
r!It e0rt-
1,2 LAS LAS sll TRUCIT MN 121 t/" I 127.05 5 t02.15 t.05380 0i0 66,01 8;,il ;r.tS
'AS.B
i*
2029)
TO\ ION fl mN I 50,96 5 62,00 tJ28?0 0J0
(s[c 3J
TRU0I{ 3rS.20 49 t% 3l,Jl ,r,09 it4,?0
lTls
ilx{*) Tnt|(l( sis-{ m]\ I 721 5 8,36 l,r9s?0 050 5J9 695
ir 5,82
s[larri 42m 8q. 636,00 I0 9792,88 0,000im 0,{txt 0"54 i.t8 fl-86
BUS 5ToN ?89 61,, {16.:t l0 I lr?.76 0,021q} 0.fft0 ?,33 ll.i! 1022
]',fiUfi 2tS-t' TOII Its iL l,',2,?5 t0 2t8,00 1,0M80 0,1?5 ??,0t t25.l3 l0ll2
'IRIICX 3[S-20 ToN
56 lCt .'ri"24 t0 8f,21 t.0t?i0 0.{?; :lt.?0 42.19 33.i9
TRICK 5A!-30 IOli I 3r,\ $,2r l0 il.01 t,31950 0.{75 5,16 6.91 6-05
dimana
4.4.l.5.Metoda AASHTO -1993 :
SN
'W,r8
= Structural Number ( ITP )
= Beban sumbu standar total ( ESA ) selama umur rencana.
Seperti diuraikan pada sub-bab 4.4.1.4 diatas,model dasar struktur A PSI = Selisih antara nilai PSI diawal dan akhir masa layan struktur perkerasan
S., = Deviasi Standar dari nilai WJ8.
perkerasan menurut Metoda AASHO l9'/2,secara lengkap adalah sebagai LR = Konstanta Normal pzda tingkat peluang (probabilitas), R
NIr - Modulus of Resllicnt ( Mpa.1.
berikut:
4,2 -P,
k'g ( ---:--- ) Tebal Lapisan Perkerasan dihitung dari nilai SN rumus berjenjang berikut :
4.2- 1,5 1
log W,18 = 9,36 log ( ITP + 1 ) - 0,20 + -------------------------- + log ( ------- ) + 0,372 (S - 3,0 )
7094
0,40 + ---------------
FR 2,54 SN4 = 2r . Dr * ar.Dr.mr* a..D,,.m..
(ITP + 1 ;s'r' (4.21,.) 2,54 SNj = 2r .Dr * ar.Dr.mr.
2,54 SN2 = ar .D, (4.23.)
dimana: Wt18= beban sumbu standar total ( ESA )
ITP = indeks tebal perkerasan atau Structural Number ( in )
P, = terminal PSI( Present Sericeability Index - IP (indeks permukaan) dimana i =L,2,3,4 = indeks menyatakan lapisan permukaan,LpA,LpB, dan
FR = faktor regronal ( Regional Factor = R ) tanah dasar.
S = soil suPPort value
1. Reliabilitas(Keandalan)
M* = K,.(oo)" ...... (4.24)
Reliabilitas adalah nilai peluang dari kemungkinan tingkat pelayanan
dapat dipertahankan selama masa pelayanan. Variasl dari data dianggap dimana Mn = modulus resilient tanah kohesif ( Mpa).
mengik"i distribusi normal,sehingga faktor keandalan desain, hanya K = konstanta tergantung pada sifat fisik tanah,
diten-tukan oleh simpangan (deviasi) standar dari nilai S" dan tingkat peluang kepadatan dan kadar air.
Z*,yang diinginkan. od = tegangan deviator ( KPa ).
Ti"gkrt pelra.rg pada dasarnya merupakan tingkat risiko dari kesalahan
desain. 4. Koefisien Kekuatan Relatif, dihubungkan dengan modulus resilient.
Untuk ialan zrteri primer, misalnya, adalzh ialan yang memikul beban lalu 5. Drainase, diikutsertakan dalam bentuk koefisien drainase m,.
li.rtrs y".rg tinggi, dan harus selalu memiliki kondisi perkerasan yang baik'
Maka tin{kat risiko kesdahan desain harus dapat dibuat minimum, dan ini
berarti tilgkat peluang (probabilitas) harus ti.rgg. Variasi data dianggap 4.4.1.6. Metoda Road Note 31.
mengikuti-dltt.ibo.i normal,sehingga faktor keandalan desain,ditentukan
oleh-nilai keandalan dan tingkat probabilitas (standar deviasi normal,Zf - Metoda ini dikembangkan di Inggris oleh rRRL (fransport Road
Itesearch Laboratory ). Road Note 31 dipublikasikan 7962, kemudian
lihat Tabel4.10
tlireview pada L966 dan 1977. Terakhir terbit overseas Road Note 31
Pada Tabel 4.11. tingkat keandalan,iuga dikaitkan dengan fungsional ialan,
t lipublikasik an 1.993.
dan kategori wilayah dimana ialan itu berada.
Tabet 4.10. Hubungan Keandalan dan standar Deviasi Normal Pada dasarnya metoda desain didasarkan pada metoda cBR, dengan
rnenggunakan batas beban E,Ar,2,5 x 106 pada Road Note 31 hingga agak
rnenyulitkan untuk lalulintas dengan beban gandar yang lebih ti.gg dari itu.
Ir*ll
n I it fr I m I I I g ll s t r $ , ft i.l
r$.I l)ada overseas Road Note 31 hal ini sudah diperbaiki, sehingga beban EAL
yang digunakan sudah mencapai 30x106.
$Eaf
I)ada Road Note 31, disamping membahas Burtu (Single Surface Dressing)
irhi .ilft .llri .r,fi| ltt{ .tsl -lr .rit
.t,r tfri tEl rfii |lll .t3i {Jp tJlt {.rs .uE6 .
rlan Burda (Double Surface Dressing ), irg, lapis pondasi, secara sp..ifi[
Ld
till tlibahas juga Macadam dan HRS (Hot Rolled Sheet), yang pada overseas
sudah dilengkapi lagi dengan Stabilisasi semen dan Kapur, Slurry Seal, AC,
Tabel4.11. Iubunsan keandalan dan Fungsi lalan wearing course dan Binder yang lebih lengkap, disamping peninjauan
TINGKATKEANDAIAN (R) beban dan jenis tanah dengan pengklasifikasian yang lebih lengkap. Banyak
FUNGSIJAI-AN DAERAH URBAN DAERAH RURAL kriteria-kriteria yang diadopsi oleh Bina Marga dari Road Note 31 dan
g0 * 99,9
Jalan Tol 85 - 99,9 ( )verseas Road Note 31 in1,
ter;tamz- menyangkut rolled asphalt, binder dan
B0*99 7s -95
Jalan Arted wearing course, refusal density disesuaikan dengan kondisi di Indonesi a, dan
80-95 75 *95
Jalan Kolektor sudah banyak dilaksanakan dilapangan.
Ialan Lokal s0-80 50-80
4.4-L-7. Metoda Perancangan Pelapisan ulang perkerasan Lentur.
2. Kondisi Lingkungan, bukan lagi sebagai faktor regional (AASHO Pada dasarnya pelapisan ulang bertuiuan untuk meniaga
,72 r
), yang merupakan faktor kumulatif dari kembang-susut tanah, jalan masih dalam kriteria fungsi jalan semula, misalnya ^g
.reraiceabilifl
perbedaan temperatur,dan penuaan bahan aspal. ialan
ll2 xon6c8ut16,t tr4t4rt BIAl<y. 2 : PERANCANqAN PERKER,4S,4NJ,4L-AN Metoda Perancangan Perkerasan Jalan ll3
berfungsi sebagai ialan arten dengan desain rencana. sepuluh tahun, atau ESA = number of cummulatives millions of equivalent 8,2 ton
dalam kondisi lain meningkatkan serviceability ialan tersebut akibat axles (x106)
perubahan fungsi ataupun perubahan beban lalulintas. Pada pengertian yang t - oveday thickness.
peftam^ dikatakan dilakukan pemeliharaan ialan, sedangkan pada kriteria
kedua dilakukan peningkatan kekuatan lapisan ialan. . PAYEMENT SHAPING;
P.AC
Struktur ialan Lama, apakah masih berupa jalan tanah, ialan berbatu +
T = 0,001 ( g- RCI )',t + T-," ---------- (4.26.)
atau sudah beraspal, bisa teriadi akibat menggenangnya air pada beberapa
4
lokasi, dilakukan peninggian badan jalan (raised grade) dengan menambahkan
dimana:
matedal lapis pondasi sampai ketinggian yang direncanakan. Dalam kondisi
lain untuk peningkatan kekuatan tanah dasx atau meraPikan kembali level T = lapis per^t^ (leuelling thickness)
permukaan dilakukan perbaikan tanah dasar (subgrade preparation). Harap RCI = Road Condition Index
dibedakan bahwa peninggian badan jalan seperti ini, sudah merupakan A C = perbedaancrossfall/camber
pekerjaan merubah dan memperbaiki kekuatan tanah dasar atau lapis Tm. =minimum thickness,tergantung ukuran butir
pondasi, sedangkan pelapisan ulang, tidak meningkatkan kekuatan hanya maksimum.
menambal atau melapisi dengan lapis baru, tapi mempunyai mateiral yang P = lebar perkerasan (m).
sama dengan lapis permukaan yang semula. CATATAN : RCI = Road Condition Index,merupakan indeks dari perwuiudan
kondisi permukaan ialan ,yang diiabarkan dalam rumus berikut ini:
. Nilai Sisa Perkerasan Jalan ( -0,0501 x IRI 1'220326)
Pengertian nilai sisa perkerasan jalan, adalah perwujudan nilat struktur yang RCI=10xe
masih ada, datt sisa rencana umur perkerasan perancangan semula. Nilai sisa
perkerasan ini akan tetap diperhitungkan, bilamana akan dilakukan pelapisan dimana IRI
adalah International Roughness Index,indeks kekasaran
ulang diatasnya. permukaan, yzng diukur dengan alat NAASRA.
Dalam bentuk grafik relasi tersebut dapat dilihat pada Gbr.4.4.
Metoda yangbanyak dipakai di Bina Marga, dalam pelaksanaan peranca{rg n
pelapisan ulang, adilah metoda yang dikenal dengan metoda HRODI(HoI CONTOH SOAL 4.4.
Rolled Overlay Design in Indonesia). Metoda ini menambahkan tebal lapis
Diketahui:
ulang, dengan didasarkan pada tujuan pavement strengthening dan
pavement shaping. Yang pertama untuk memberikan perkuatan baru, dan Jalan2lajur 2x3,50m.
yang kedua untuk membentuk permukaan yang memadai sesuai tuntutan
- ESA=8x106.
bentuk permukaan dan kelandaian melintang jalan.
- D = lendutan dart alat Benkelman Beam = 3 mm.
- AC=loh
. PAVEMENT STRENGTHENING: - IRI=5
(HRoDr) - material lapis per^ta mempunyai butiran maks o 2 cm.
2,3031og D * 0,408 ( 1 - log ESA ) Hitung: Tebal lapis perata Qeveling) dan tebal perkuatan perkerasan.
t- (4.2s.) a).
0,0131og ESA (-0,0501 x IIU 1,220326) ( -0,0501 x
0,08 - 51.220326)
RCI =10xe =10xe
dimana: RCI = 7,0
T-i, = 2 + 3omaks =Q* 3) 2 cm= 4 cm
D - design deflection (mm),dari Benkelman Beam
{
ll4 tadltcGailtl&J 1,AJ.lrt BI;IK;A 2 : PERANCAN(AN PER,KERASAN JATAN Metoda Peroncangan Perkerasan Jalan 1t5
T = 0,001 ( 9- RCI )
0., * T-,. * P'lC -0,001(9-1+,s14-.
700.0,01*
4 4
T - 0,023+4*1,,75=5,7'7 cm (tebal perata).
ngl.o oaSgEvaTroia!
b).
E
:! i\
2,303 log D - 0,408 ( 1 - log ESA ) fr
L,
1 s\ \ I
c,ec r cE {fBrL JAlrd
w'&cr tlgYAxtrn?t
fi \\\\
ur ll
t- 2
* A
Jrln
u T..F t?tr' I
0,08 - 0,0131og ESA :E
I
'tdE
,1
\ !r\ r ttYtrEat wbln
Ir mt
.= 2,3031og3-0,408(1*log8) - l,l0-0'04
=t5,l4cm
e \ Y
7.Om tmrtl r
0,08 - 0,01 3 log 8 0,08 - 0,0 I t -t*i &{t h
Crm at
i.{uldlnt
pondasi bawah-pun tidak pedu terlalu kuat, kekuatan secukupnya, asal bisa
4.4.2. PERANCANGAN PERKERASAN KAKU. menjamin duduknya pelat beton pada bidang r^t^, dan mampu mengatasi
PumPinS in{iltrasi ur dzn bawah pondasi, dan ekses dari tanah-tanah
4.4.2.l.Pendekatan Metoda Desain Petketasan Kaku. potensial. Didaerah empat musim masih ditambah lagi ketahanan terhadap
proses pendinginan dan pencairan butiran es (freeTe dz tbaw).
Pendekatan metoda desain perkerasan kaku, intiny^ szm dengan
perkerasan lentur, yaitu 4.4.2.3. Sifat Umum Perkerasan Kaku.
a). Pendekatan metoda desain yang didasarkan pada beban kendaraan 1. Keandalan (serviceability) ti.ggr, mampu memikul beban besar.
rettczfl ,yang akan menyebabkan tingkat kerusakan yang diiiinkan. 2. Keawetan (durabiliry) lama;bisa mencapai umur 30 - 40 tahun,
b). Pendekatan metoda desain yang didasarkanpada iumlah repetisi tahan lapuk, oksidasi dan abrasi, pemeliharaannngan.
kendaraan standar, yang iuga dibatasi sampai tingkat kerusakan yang 3. Lapis tunggal (single layer), dingan LPB tidak terlalu struktural.
diijinkan. 4. Sangat kaku, modulus elastisitas bisa 25 kfu modulus elastisitas
perbedaannya adalah pada konsep penyebafan tegangan pada badan
lentur, dengan demikian distribusi beban ketanah dasar relatif kecil
fleksibel perkerasan lentur dan pada badan kaku pada perkerasan semen. 5. I(ompetitif, katena walaupun biaya awal besar, umur rencanalama,
Perkerasan kaku mempunyai tebal yang relatif tipis, dibandingkan dan pemeiih araan lngan.
dengan tebal lapis tanah dasar. Karena modulus elastisitas semen sebagai 6. Keamanan, besar karena permukaan kasar.
mateial perkerasan kaku, mempunyai nilai yang telatf lebih besar dari 7. Dapat digunakan pada tanah dasar, dengan daya dukung rendah.
material pondasi dan tanah, maka bagian terbesar yang menyeraP Road Note 29, menyebutkan bisa dipakai untuk tanah dasar
tegangan akibat beban adalah pelat beton itu sendiri. dengan CBR = 20 - 5o/o, yang penting uniform.
Tegangan pada perkerasan kaku, disebabkan oleh, beban roda'
perbedaan temperatur pada pelat beton, perubahan kadat air, dzn
perubahan volume dari pelat beton dan lapis pondasi bawah dan tanah 4.4.2.4 Beban Lalu Lintas Rencana.
dasar. Secara umum tinjauan beban lalu iintas reflcana- akan mengkaji :
Gambaran perbedaan penyebaran distribusi gzy^, sekaligus
tegangannya dapat dilihat pada Gbr.4.5. - Jumlah beban sumbu dan kumulatif beban ekivalen yang lewat,
dan konfigurasi sumbu (ihat Bab 1.2.1)
4.4.2.2.Ikiteria Desain Petkeras an Kaku. - I(husus untuk perkerasan kaku, beban lalu lintas reflcan
didapatkan dengan mengakumulasikan iumlah beban sumbu untuk masing-
Tiga faktor desain untuk peranc flgan perkerasan kaku yang sangat masing jenis kelompok, dalam rencafl lajur selama umur rencana.
penting, adalah Prosedur yang dilakukan adalah
1). I(ekuatan tanah dasar (subgrade), dan lapisan pondasi bawah
(subbase), yang diindikasikan lewat parameter k(swbgrade 1). Eliminasi Lalu Lintas :
reaction), atau CBR. a).Hanya mengambil kendaraan niaga dengan berat > 5 ton.
2). Modulus I(eruntuhan lentur beton (flexural streflgth - f.), b). Dipilih konfigurasi sumbu :
dan - STRT (sumbu tungp5al roda tunggal),
3). Beban lalu lintas .
- STRG (sumbu tung4al roda ganda)
untuk mendapatkanpelayanan maksimal dari perkerasan kaku, pelat - STdRG (sumbu tandem/sumbu ganda roda ganda).
beton harus te{amin mempunyai landasan yang kuat dan uniform. Struktur
perkerasan kaku hanya mempunyai lapis pondasi bawah, sedang lapis
p<,nclasi atas tidak clipedukan (bandingkan dengan perkerasan lcntur). Lapis
B^Kw 2 : PER,ANCAN(AN PERKER,ASAN JA[-4N Meloda Perancangan Perkerasan Jalan tn
ln xon6c8l4r1si) 74J,4n
dimana:
JSKN,R - jumlah total sumbu kendaraan niaga selama
a--l?-?frff^ umur rencana
JSKNH = jumlah total sumbu kendaraan maksimum
-*|
Kekuoton htrian, pada saat jalan dibuka.
Perkeroson R = faktor pertumbuhan lalu lintas selama umur
fencan .
TANAH DASAR I SG )
i). Untuk i * 0 ---+ selama umuf fencana terjadi pertumbuhan
lalu lintas
(l+i)uR -1
:
SUMBER: PAVEMEM DESIS\
PROF, M,W WTCZAK
^
IL _ (4.30.)
TEGANGAN SG KEKUATAN SG i
TEGANGAN AC << KEKUATAN AC
Faktor pernrmbuhan lalu lintas kondisi i) dapat juga
-
PRINSIP DTSMIBUSI TEGANGAN KEKUATAN ditentukan dari Tabel 4.14.
-
PADA PERKERASAN KAKU DAN LENTUR ii).Untuk i + 0, jika setelah waktu tertentu (J\ tahun),
pertumbuhan lalu lintas tidak berubah lagi:
Gbr.4.5. Distribusi dan tegang an pada perkerasan
(l+-')'^
x= +(uR-un-;ftr + i)'*^-1 )........... ........(4.31)
I
iii).Untuk i + 0, jika setelah U\ tahun, pertumbuhan lalu
lintas, berubah dari sebelumflya. ( i') tahun:
T
122 11ou6t8w116J trAta*t Brltru'u. 2 : PERANoAN4AN PERKER,ASANJAT-AN Metoda Perancangan Perkerasan Jaktn 123
(4.34.)
Dimana D = Tebal pelat beton(inch)
(e) HitungJumlah Sumbu Kendaraan Niaga renc naperlaiarialan: W,ta = Beban sumbu standar total ( ESA ) selama umur rencana.
A PSI = Selisih antara nllai PSI diawal dan akhir masa layan srrukrur
perkerasan.
JSKNr*r"i"' = JSKNr* so = Deviasi Standar dari nilai W,ta.
Zt = Konstanta Normal pada tingkat peluang (probabilitas), R
dimana: IP' = Indeks Permukaan=P,=terminal PSI@resent Serviceability Index)
S.' = Modulus Keruntuhan beton(psi)
C= koefisien distribusi kendaraan (ihat Tabel 4.2 untuk Ca = Koefisien Drainase
kendaraan berat). J = Koefisien transfet beban(=1,2 bila sudut dilindungi)
E. = Modulus Elastisitas beton (psi)
(0 Hitung iumlah repetisi kumulatif untuk i^p kombinasi k = Modulus Reaksi Tanah (psi/in)
[ ^rr'l
'*,.[*-r.r]| + (a.22-0.!2P:l rlotro
roe, jrui, . raq t r.!srros!o(Dr, - 0.06 +
--------
"mrr
l(x, !o ,
o I(asus 2memberikan tegangan yang lebih tinggi dari I(asus 1,
l(xr m lo
sedang kasus 3 memberikan tegangan paling rendah dari ketiganya.
llodulor ol SubOtoda Frekuensi terjadinya beban roda, pada posisi repetisi paling sering,
R.oclls, I (pcil
CONll)}I:
k=12lxt. S,, = O.Zq
lihat gambar diagram sebelah kanan. Ternyata kasus 1 dan kasus 3
SUNIBLIR : AASHTO Guide For Daign of
Parrement Structures
ti"=5x10"psi R=95%(Z-=-1,645) memberikan kondisi yang representatif untuk rancangan.
Fi
s., = 650 APSI=4,2-2,5= 1,7
Gbt.4.6. Nomogram AASHTO untuk Petkerasan kaku Influence Cbarts for Concrete Paaements Transactions-AscE Vo1.16.1951;
bahwa:
4.4.3.2. Metoda PCA.
1. Untuk beban as tunggal pada lokasi 75 mm dari tepi pelat beron,
PCA (Portland Cement Association) Thickness Design USA, dan as tandem pada lokasi 25 mm dari tepi pelat beton, akan
dijadikan oleh NAASRA (I.{ational Association of Australia State Road memberikan tegangan maksimum pada pelat beton >99oh dari
Authorities) sebagai referensi untuk menFrsun Standar Perkerasan Kaku keseluruhan beban lalu lintas yang lewat (kasus 1)
NAASRA. 2. Peningkatan tegangan akibat beban lainnya dai 1o/o beban total,
Berikut ini adalah tinjauan metoda PCA tersebut. tidak akan mempengaruhi tebal ranc ngan pelat beton yang
bersangkutan.
a. Beban lalu lintas diamati pada 3 kasus penempatan beban roda
3. AASHTO Design Commitee menyebutkan dalam asumsi
kendaraan,roda tunggal,roda tandem (ganda),lihat Gbr. 4.7 dimana:
konservatif, tidak akan terjadi penyaluran beban roda kendaraan
- Kasus 1 : Beban roda tunggal dan tandem tepat bekeria pada akibat lalu lintas (tranverse) yang akan melewati/menyeberang
pinggir sambungan melintang (transversal). pada sambungan memanjang.
Butir agu ini penting dalam hal kenapa ukuran tulangan
- Kasus 2 : Beban roda tunggal dan tandem bekeria pada tepi
sambungan melintang -tiebar- relatif kecil dan diameternya lebih
luar konstruksi perkerasan.
kecil dari ruji -dowel.
- Kasus 3 : Beban roda tunggal dan tandem bekeria seperti b. Nomogram per^ncangan tebal perkerasan dari PCA, dapat
kasus 2 tapi digeser 15 cm dari tepi luar konstruksi perkerasan. dilihat pada Gbr. 4.8a,4.8b dan 4.8c.
i
,t
T
126 Xon6t4w1e11AJ,4tt By!}<l( 2 : PERANCAN4,4N PERKER^S.+N J/4L^N Metoda Perancongan Perkerasan Jalan
127
3-orp-oa
€E
a
€ c
9
:
4
c
I
gi
G
ta
io
e E
B o
E
I Ii
q
o
ll***lf ffi.r"*rl,. s
o
-
A O".rgn Cnrd lu Singta-ffiected Sngte Oa.tg\ Ch*t tu Atsbwnaillad E,ngk Ar!.$ :o
CTLlFQfrilIA gF^fiNG fiTDd $I
Gbr. 4.8 a. Nomogram untuk sumbu tunggal, roda tunggal ?
n Fetat,oash,p 8ei$€6n hlodulus ol
b. Nomogram untuk sumbu tunggal, roda ganda - Suograde Reacton afld Cahlornia
aItE iSS€lliBLY LOA0 lre*ll 8sa.,og Aeao
(Sulfnen: Cement & Concrete Association of Austalia.) t{H!$d*.rr
eu'*BR
El+t
C Oa$rern Crra/f to. Bilal.Wtreeled TaAGafi Axles
c. Kekuatan Tanah Dasar dan Lapis Pondasi Bawah.
Gbr. 4.8 c. Nomogram untuk sumbu tandem, roda ganda.
I(ekuatan Tanth dasar dapat didekati dengan modulus reaksi tanah
dasar (modulus of subgrade reaction), atau California Bearing Ratio
d. Nomogram unruk konversi nilai CBR ke
Subgrade Reaction (k)
(cBR).
Konversi nilai dari angka CBR ke angka Subgrade Reaction k, dapat
Apabila digunakan aggregar rersemen (bound sub-base),lapisan sub-
dilihat pada Gbr. 4.8d.
base ini dapat meningkatkan kekuatan tanah dasar. bila digunakan
Pemakaian lapis pondasi bawah, dapat digunakan bahan campuran dalam hal demikian, peningkatan kekuatan ini, dapat diliha t pada
beton dengan kekuatan rendah (biasa disebut sebagai CTSB - Gbr.4.9.
Cement Treated Sub-Base), namun dapat juga digunakan t CATATAN:
^ggreg
saja, tanpa pengikat semen. Bila digunakan aggregat tanpa bahan
pengikat, fungsinya hanya sebagai dasar perata permukaan untuk Metoda PCA ini banyak dipedomani oleh negar^ lain diluar USA,
duduk pelat beton perkerasan kaku. karena dibandingkan dengan metoda AASHTO, metoda Road Note
1
El.;t'/c'..l. 2 : PER,ANCAN(AN PERKER.4S,4NJAL"4N Metoda Peroncangan Perkerasan Jdlan ln
128 t1ovt6c4ur6J7424u
rg* bawah terbuat dari beton kurus (Lean Mix Concrete) setebal 15 cm
<; yang dianggap mempunyai ntlat CBR tanah dasar effektip 5o/o.
G3
{5^ d. Tebal pondasi bawah minimum didapatkan dari Gbr.4.10. dengan
U-
Wt-
tebal paling sedikit 10 cm yang mempunyai mutu sesuai dengan SNI
ur lJ No.03-6388-2000 dan AASHTO M-155 serta SNI 03-1743-1989.
ail Bila direncanakan perkerasan beton semen bersambung tanpa ruji,
(Jn
ur; pondasi bawah harus menggunakan campuran beton kurus (CBI!.
f,o
u.ro e. CBR tanah dasar effektip dapat dilihat pada Gbr.4.11. CBR effektip
-C8N
adalah peningkatan CBR tanah dasar sesudah diperkuat dengan
ASSESSECI SUSGftAOE STfiENSTH {SbI
campuran beton kurus (CBK).
Beberapa ienis pondasi bawah yang direkomendasikan adalah : sirtu
Elfective lncrease in Subgrade Strength
@ranalar sabbase), beton kurus gilas padat (lean rolled conrete),
Oue to Cement'keated Sub-Edse campuran beton kurus (CBI(=lean mix concrete), atau stabilisasi.
CATATAN:
Gbt.4.9. Peningkatan kekuatan subgrade Scbagai alternatif (walau bukan cara Bina Matga) untuk mencari kekuatan sub-base
dengan adanYa CTSB. rrnhound dan boand subbase dapat menggunakan Tabel 4.16 dan Tabel 4.17, yang
nrerupakan effek ketebalan sub-base pada k desain(Handbook of Concrete Engineering -
penilaian perwuiudan perkerasan dalam bentukan seniceabiliry Qthat llobert G. Packard ).
i.e.; ,iarU^Atin)au. Sehingga relatif lebih mudah untuk dilaksanakan.
f. Analisa perkerasan beton semen didasarkan atas dua model
kerusakan yaitu:
4.4.3.3.Metoda Bina Marga 2003. - fatik : kelelahan struktur pelat beton akibat repetisi beban.
- erosi pada pondasi bawah atau tanah dasar yang diakibatkan
oleh lendutan berulang pada sambungan dan tempat retak yang
PadadasarnyaPerzncaflg^ndenganmetodaBinaMargasesuai
Perkerasan Jalan Beton Semen ("dT-14- direncanakan.
dengan pedoman Pl.reic n
^n
2OOZ), *"rrg"dopri perancangan perkerasan kaku dart Aastroad
Australia.
I
ll0 roil644ux&JMt4u Eutlz-u" 2 : PERANCAN(,AN PERKERASAN JAL.AN Metoda Perancangan Perkerosan Jalan
13t
c). Jenis dan tebal lapis pondasi bawah. c rayaflg sama hitung jumlah total erosi dari setiap beban roda, dari
d). Sifat kekuatan struktur: CBR tanah dasar, CBR effektip, kuat tarik semua jenis sumbu yangada.
lentur. k. Hitung jumlah total kerusakan av,tbat fatik dan jumlah total
e). Faktor keamanan beban. kerusakan akibat erosi untuk seluruh jenis kelompok sumbu.
LANGI(AH 4:
l. Ulangi langkah a) sampai k) hingga diperoleh ketebalan tertipis yang
menghasilkan total kerusakan aklbat fatik dan atau erosi < 10oo/o.
4. Menghitung I(ekuatan Pelat Beton.
Tebal tersebut adalah tebal pelat yang paling ekonomis untuk tebal
a. Pilih satu tebal pelat beton lebih besar dari tebal minimum 15 cm.
perkerasan beton semen yang direncanakan.
Pemilihan tebal pelat berdasarkan pengalaman atau contoh yang ada
sebelumnya, gun kan gambar vang bersesuaian dengan kondisi
^tzu 4.4-3-3.2. Perancangan Penulangan pada perkerasan Beton semen.
langkah 3 menggunakan grafik pada LampiranCl.2 s/d C-15.
b. Hitung beban reflcana per-roda untuk setiap ienis sumbu = F.s Penulangan pada perkerasan beton semen bersambung
xBeban Sumbu/iumlah roda (F*o diambil dari Tabel 4.15.)
^. tanpa tulangan (BBTT).
Jumlah roda pada jenis sumbu STRT adalah2buah, STRG adalah 4 Pada tipe ini penulangan tetap dipedukan untuk meminimalkan
buah, STdRG adalah 8 buah, dan STrRG 12 bvh. Jika beban retak rambahan penul^ng n secara khusus mutlak diperiukan bila
reflc^fla per-roda > 65 kN(6,5 ton) znggap dan gunakan nilai
ada:
tersebut sebagai batas tertinggi pada nomogram di Lampiran C-7
- Pelat dengan bentuk idaklazim.
s/d C-9..
- Pelat dengan sambungan tidak seialur.
c. Tentukan tegangan ekivalen (IE) dan faktor erosi (FE) untuk setiaP
- Pelat berlubang.
ienis sumbu dengan menggunakan Tabel pada Lampitan C-1. s/d C-
6. b. Penulangan pada perkerasan beton semen bersambung
d. Tentukan faktor rasio tegangan (FRT) dengan membagi tegangan dengan tulangan (BBDT).
ekivalen(fE) dengan kuat tarik lentur {" Luas penampang tulangan dapat dicad dengan rumus berikut ini:
e. Dengan faktor rasio tegangan (FRT) dan beban renc fl\ tentukan
jumlah repetisi ijin untuk fatik(fatigue) dari nomogramLampiran C-
A.-s-',u.L.M.s.h
" (4.35.)
7, yang dimulai dari beban roda tertinggi dari ienis masing-masing 2f,
sumbu.
f. Hitung jumlah prosentase dad repetisi fatik yang direncanakan dimana:
terhadap fumlah repetisi iiin. A, = luas penampang tulanganbaia (mm2 /m lebar pelat)
g. Dengan menggunakan faktor erosi(FE) tentukan jumlah repetisi ijin ( = kuat tarik ijin tulangan (I\[Pa). Biasanya 0,6 x tegangan
untuk erosi, dengan menggunakan nomogram Lampiran C-B atau C- leleh.
9. g = gravitasi (m/det2)
h. Hitung prosentase dari repetisi erosi yang direncanakan terhadap h = tebal pelat beton (m)
iumlah repetisi ijin. L = jank antara sambungan yang tidak diikat danf ztau tePl
i. Ulangi langkah e) sampai h) untuk setiap beban roda pada jenis bebas pelat (m).
sumbu tersebut, sehingga iumlah repetisi beban ijin yang terbaca M = berat per-satuan volume pelat (kg/-,)
pada Nomogram Lampkan C-7 dan C-8 atau C-9 yang masing- p = koefisien gesek pelat beton dengan pondasi bawah
masing mencapai 10 juta dan 100 iuta repetisi. ^ntarz-
(tabel4.18.)
j. Hitung jumlah total fatik dengan meniumlahkan prosentase fatik Luas penampang tulangan berbentuk empat persegi
dari setiap beban roda dari semua ienis sumbu tersebut. Dengan ^nyaman
panjang dan bujur sangkar ditunjukkan padaTabel4.19.
1
lu ,lou6c8urcr'J4J,4u ButP<|,. 2 : PER,ANC^NqAN PERKER.ASAN JAL-AN Metoda Perancangan Perkerasan Jalan 185
\'1rng sama seperti perhitungan tebal pelat beton semen pada peren clanEan
Untuk meniamin agar dtd^pat retakan yang halus dan iatak ^fltar^ pcrkerasan beton semen baru yang sudah dijelaskan diatas.
rctakan yang optimum, maka:
o/o tulangan dan perbandingan Modulus reaksi perkerasan lama ft) diperoleh dengan melakukan
- keliling dan luas
^nt^r^ lrcngujian pembebanan pelat (pkte bearing tes) berdasxkan AASHTO r 222-
tulangan(u) harus besar. ttl pada perkerasan lzma yang selanjutnya dikorelasikan terhadap nilai CBR
- perlu menggunakan tulangan ulir
(deformed baA ufltuk (lihat Lampiran c-10). Bila nilai k >140 KPa/mm 0a kg/cm), maka nilai k
mempetoleh tegangan lekat yang lebih tinggi. tcrsebut dianggap sama dengan 140 KPa/mm 0a kg/cm) dengan nilai
cBR 50%.
Jarzk retakan teoritis yang dihitung dengan Persamaan 4.37. dtatas
harus membedkan hasil antara 150 dan 250 cm. b. Lapis tambah perkerasan beton semen diatas perkerasan beton
+
Jaruk antara talangan 100 mm 225 mm. Diameter batang tulangan semen lama.
memaniang berkisar atttat X2 mm dan 20 mm.
bl- Pelapisan tambahan dengan lapis pemisah (unbounded atau
c2. Penulangan melintang. sepatated ovetlay)
Luas tulangan melintang (A) yang diperlukanpada perkerasan beton
menerus dengan tr.rlangan dihitung menggunakan rumus 4.35. Tebal lapis tambahan dihitung dengan mmus berikut ini:
Tulangan melintang direkomendasikan sebagai berikut:
- Diameter batang ulir tidak lebih kecil dari 1'2 mm. T, = {( r, - c,.r"1 . (4.38.)
- Jankmaksimum tulangan dari sumbu kesumbu 75 cm. dimana:
T, = tebal lapis tambahan
c3. Penempatan tulangan. T = tebal yang diperlukan berdasarkan beban rencana dan
Penulangan melintang pada perkerasan beton semen harus daya dukung tanah dasar dan atau lapis pondasi bawah
ditempatkan pada kedalaman > 65 mm dari permukaan (untuk tebal pelat < dariialm lama sesuai prosedur diatas.
20 cm dan maksimum sampai 1/3 tebal pelat (untuk tebal pelat > 20 cm). T" = tebal pelat lama (yang ada).
Tuiangan arah memaniang dipasang diatas tulangan arah melintang. C, = koefisien yang menyatakan kondisi pelat lama yang
bernilai:
4.4.3.3.3. Perancangan Lapis Tambah pada Perkerasan Beton Semen.
C" = 1 kondisi struktur perkerasan lama masih baik.
C" = 0,75 kondisi struktur perkerasan lama baru mengalami
Ada beberapa kondisi dimana diperlukan pelapisan tambah (ouerlEl retak awal pada sudut-sudut sambungan.
pada perkerasan beton semen yaitu: C, = 0,35 kondisi struktur perkerasan lama sudah rusak.
a. Pelapisan tambahan perkerasan beton semen diatas perkerasan lentur.
Tebal minimum lapis tambahan dengan lapis pemisah sebesar 150
b. Pelapisan tambahan perkerasan beton semen diatas perkerasan beton
mm.
semen lama.
Fungsi lapis pemisah untuk mencegah refleksi penyebaran retak
c. Pelapisan tambahan perkerasan lentur diatas perkerasan beton semen.
perkerasan lama ke lapis tambahan, yang biasanya terbuat dari beton
aspal dengan ketebalan minimum 3 cm. Letak dan jenis sambungan
Lapis tambah perkerasan beton semen diatas perkerasan
^. beton aspal.
serta penulangan pada lapisan tambah tidak perlu sama dengan yang
ada pada perkerasan lama. Penulangan pada lapis tambahan tidak
tergantung pada tulangan dan kondisi perkerasan lama.
Penambahan lapis tambahan perkerasan beton semen diatas
perkerasan lentur dalam hal ini perkerasan beton aspal, dihitung dengan cara
{
2: PSR/tNoANq/AiNPERI4ERr't-SANJAL-AN Meloda Perancangan Perkerasan Jalon lgg
l?i8 rlovlgG4Ut1&JwJ.rrl BJ/(PC{
Pedu ada evaluasi kembali mengenai kondisi struktuf perkerasan Gbr.4.lZ. Lapis peredam retak pada pelapisan tambahan
beton lama supaya tebal effektifnya dapat dinilai sebagai aspal beton. Untuk perkerasan beton semen. (Sumber: pd.T -14-2003)
menenrukan iebal effektif (f) setiap lapis perkerasan yang ada harus
dikonversikan kedalam tebal ekivalen aspal beton sesuai dengan Tabel 4'19' CONTOH SOAL 4.6.
Dengan demikian tebal lapis tambahan y^tg diperlukan, dihitung
berdasarkan perhitungan lapis tambah an pada perkerasan lentur. RANCANGAN PERKERASAN BETON SEMEN
Dalam menentukan tebal ekivalen perkerasan beton semen, perlu
memperhatikan kondisi dan daya dukung lapis beton semen yzng ada. Rencanakan pelat beton perkerasan kaku, dengan kondisi :
Apabila lapisa;r-lapisan perkerasan telah diketahui dan kondisinya - ialan baru berupaialan tol(major freeway) dalam kota.
diietapkan, kemrdi^n faktor konversi dipilih sesuai Larnpiran C-11, tebal - lalu lintas 2ialur. terbagi atas 4lajur ( 4/2TB).
effektip dari setiap lapisan dapat ditentukan. Tebal effektip setiap lapisan - UR = 25 tahun
m.*prkm hasil perkali^t ^ntar tebal lapisan dan faktor konversi' Tebal - data lalu lintas haian ratl-rarta:
effekip untuk seluruh perkerasan merupakan iumlah kumulatif tebal * mobil penumpang = 1995 kend./hari
effektip dari masing-masing lapisan. * bus 8 ton = 293kend./hri
'I
,/
Perbiturgan:
Langkah 1.:
TOTAL 435 1,00 Tabel Contoh Soal4.6(3). Analisa Fatik dan Erosi.
pendekatan tebal perkerasan= 19,0 cm' I'RG E(U0.) 461 3J1106 ,18
5{50) 15,00 3,54t106 FRT-0,4I TT o TT 0
FE=488
- STRT ' 60
xl.2 = 36
FE=e9S
2 46I>I{XFl{ 169>t$yt
CATATAN: TE=Tegangan Ekivalen,FRT=Faktor Rasio Tegangan,FE=Faktor Erosi, TT=tidak
- STRG = 9xr.2 = 24 .........dst. terbatas.
4
T \
14 rldlt€GqtltlE t ril./a$ BIAKIA 2 : PER.4NCAN6AN PERKER,QSAN JAL-qN Metoda Perancangan Perkeroson Jalan lli
3(3o) 18,00
3J1r1tr Fr.=2,32 TT 0 TT 0 f)= {9
(a (q
'rT
0) (439e9) (5) {6)
(4x100/(6)
$
4,49x10r TT o
2Qa) 12,00
STNT 6(6E 36,00 454x1tr TT 0 o,9xr0E as?
STRG 8{80) 2490 tl5xlff TE=1,57 TT 0 3,9x107 t(),64
5(s0) 3op0 4lqulff TE=r,r, T? 0 7110s nfii
s(s0) 15.00 3,54x1ff FRT=0J7 rr 0 TT 0
4,4lxl# TT
4(40) 24,N FRT=0,{ 0 TT 0
FF.,I92
3(30) 18,00
3,51x1&
FE=440 1T o 1T 0
STdRG 14Oil0) 21,00 2,37xl06 TE=1,26 1T 0 2x10E 1,18
{,49rIS
2@) laoo TT TT o
FRT=OJO
STf,G 8(80) z4fio 4rIi1s Tt.l,8l TT o l,9xiO? 2l,u
FE=a97
5{s0) r5,0o 3J4xiS FRT=O37 1? o 1? 0
TOTAL 0<1Off/o 12,48<10ff/o
FE=3,01
CATATAN: TE=Tegangan Ekivalen,FRT=Faktor Rasio Tegangan,FE=Faktor Erosi, TT=tidak
terbatas.
STdRG r4(r40) 21,00 2,31xlU TE=1,46 rr o &.rs 030
mT=oJo
Asamsikan tebal pekt 17,0 crz.
PE=3.08
Setelah dicoba dengan asumsi tebal pelat beton 16 cm, jumlah prosentase
Tr}TAT-
faktor erosi lebih besar dari 700oh, sehingga diambil tebal pelat 17 0<10y/, 25#<lcf/.
l5A XOUGt4ll?1e
: ^,4JrAn E,(/!y. 2 : PERANoANqAN PERKERASANJAT'4N
scrnen larna.
,.-i.rI.toh Soal4.8b:
Dilictahui
-
:
4. ASPAL sebagai material lapis resap pengikat (pine coafl, laprs Pada Lampiran A-1. menunjukkan pendekatan dari CAA (Civil
pengikat/perekat (tack coal) dan material pengikat (bonding agenl Aeronautics Administration) dari USA,yang dapat dijadikan referensi untuk
bahan campuran perkerasan beraspal. pemilihan ienis tanah subgrade,base dan subbase,dalam ttnja,an
cBR,mengacu pada sistem Klassifikasi cassagrande. Syarat cBR minimum
5.1. BAHAN TANAH untuk tanah dasar yang umum bedaku adalah cBR=5. Pada Lampiran A-2.
o PERSYARATANBAHANTANAH merupakan pengembangan dari I(lassifikasi cassagrande,yang menunjukkan
pendekatan mengenai rating subgrade,potensi kembang susut, drainase dan
Tanah dasar (Subgrade) akan selalu meniadi pondasi dari suatu tingkat kepadatan yang mungkin dicapai.Swelling index untuk tanah dasar
perkerasan apakah stfuktur lentur atau struktur kaku. Tanth dasar ini dapat biasanya diambil maksimum 3%0.
t.*p, batuan keras,batuan lunak atau tanah. Batuan keras atau batuan
lunak biasanya secufe- teknis tidak memerlukan suatu pemilihafl ^tzu 5.1.1. BAHAN TANAH UNTUK TANAH DASAR (Subgrade ).
perbaikan kekuatan material yang berarti. Hanya barangkali dari segi
pengerjaan yang relatif lebih sulit dari tanah. Yang lebih memerlukan Fungsi kekuatan dinyatakan dalam angka CBR.
perhatian adalah subgrade yang terbentuk dari tanah' Pendekatan nilai sebagaimanaTabel 5.1.
Ada 3 kondisi yang akan ditemui dilapangan untuk penyiapan tanah
dasar, yaitu: 5.1.2. BAHAN TANAH UNTUK I.APIS PONDASI BAWAI{
- kondisi tanah asli dan BAHU
- tanah dasar berasal dari timbunan,atau
- anah dasar berasd dari hasil galian. Secara umum karakteristik tanah untuk Lapis Pondasi Bawah
ftila
Ketiga kondisi ini akan memberikan Penanganan pelaksanaan yang berbeda digunakan tanah campur pasir) dan bahu hampir sama.
satu sama lain. Untuk kondisi tanah asli,pemilihznhatya pada lokasi yang Sifat utama seperti Indeks Plastis berkisar 4-10 danlolos saringan
memberikan jenis tanah yang men),umbangkan kekuatan yang memenuhi No.20O,maksimum 207o.
pefsyafatan konstruksi tanah berasal dari timbunan disamping pemilihan
tersebut diatas,fuga perlu ditiniau kembang susut tanah (swelling),masa Tabel5.1. Pindekatan kekuatan CBR
konsolidasidan bila dua hal tersebut sudah dipenuhi,adasatu hal lagi,yaitu CBR
pemadatan.Sedangkan untuk Anah dasar berupa hasil galiandisamping IENIS TANAH Soaked Unsoaked
pemilihan ienis tanah yang memadai,harus iuga muncul pertimbangan lain Lempung 2 10+
yaitu pertimbangan kelongsoran. Apapun yang akan dihadapi di lapangan Lanau ? 10+
para pelaksana tentu harus punya pertimbangan teknis (engineeringlilgenmfi Pasir 8 20+
awaldalam menghadapi pekeriaan tanah. Kerikil 60+ 80
Pada Mekanika Tanah sudah banyak dipelafari tentang Peng- Tanah agregat 100+ 130+
klassifikasi-an berbagai macam tanah. Melaniutkan ini untuk tiniauan gradasi baik
Konstruksi Jalan ztda, beberapa aspek yang menfadi perhatian khusus untuk
pelaksanaan konstruksi ialan yaitu:
154 Rancangan Bahan Perkerasan lalan xon6tfl4N6a74t4n ButKlz. 2 : PEe,{NCAN(ANPER]<ER^.SANJAL N 155
Tabel5.2. Sifat IJmum bahan tanah untuk Lapis ',('rnen dan abu kapur. Masing-masing harus dicermati sifat absorbsi
Pondasi Bawah dan Bahu. (pcnyerapan) aspal.
CBR
b. Klassifikasi berdasarkan dimensi butiran.
IENIS TANAH Soaked Unsoaked
Pasir kelanauan berkerikil 25 35 Berdasarkan ukuran besar butiran dibedakan sebagai agregat kasar,
Pasir kerikilan 30 50 tlcngan ukuran butiran ) 1/+ inct (6,35 mm) yaitu bahan yang tertahan
Laterit 15+30 30+ '':rringan no.4 dan agregat ha/as,bahan yang lolos saringan no.4 dan tertahan
1,:rcla saringan no. 200 (0,075 mm). Yang lolos saringan no. 200
rliliategorikan sebagai abu batu. Secara spesifik dimensi butiran,pasir
t t'rmasuk halus.
^gregat
5.2. PASIR.
- gradasi,
5.3.1. KLASSIFIKASI AGREGAT
- kompak dan keras (toughness),
- ukuran maksimum,
a. Klassifikasi berdasarkan sumber bahan (resoutce)
- kadar lempung,
Berdasarkan didapatkannya bahan,agregat terdiri dait agreg t - bentuk butir, dan
alamdan agregat baatan. Agregat alam diperoleh secara alamiah dialam - tekstur permukaan.
ini,dengan sedikit pengolahan,seperti pasir dan kerikil. Agregat alam dapat Gradasi seragam (unrform graded)dati komposisi butiran,akan
ditemukan dialam terbuka diistilahkan sebagai pitrandan diambil dari sungai rnenghasilkan suatu kepadatan y^ng bervariasi akibat kontak butir
disebut sebagai bankrun. Agregat buatan adalah yang memedukan sebagian,sedang stabilitas tergantung pada sifat penyekatan (confined).
^gregat
pfoses pemecahan batu dengan alat pemecah batu (stone crusber),:unttk
Gradasi buk (we//gradea),memberikan suatu keadaan kepadatan dan
dijadikan material yang memenuhi syarat sebagai bahan petkerasan ialan.
stabilitas yang baik akibat kontak butir yang hampir menyeluruh pada
Bermacam-m^cam ukuran butir dari hasilan pemecahan batu ini sesuai
l>idang permukaan.
dengan kebutuhan gradasi komponen perkerasan. Residu dari hasil
pemecahan berupa abu batu yang dapat digunakan sebagai bahan filler Gradasi ielek (poor graded),kondisi yang terburuk karena kontak butir
(material pengisi) campuran dari bahan-bahan t dan aspal tersebut. buruk mengakibatk an kepadatan rendah dan stabilitas kecil.
^greg
Sumber lain bahan filler berasal dari produksi semen dan kapur,berupa abu
Untuk mengukur kekompakan dan kekerasan diukur dengan ASTM
D3 dengan persy^rzta;n minimum 3;dan kehil^ngan berat didekati dengan
T
156 Rancangan Bahan Perkerasan Jalan NO?t6C4Ut<61 .)4J.4U Btak'u. 2 : PERANCAN(AN PER-KERASANJALAN I57
angka abrasi y^ng diperoleh dari hasil Los Angeles Abrasion test. Pada permukaan agreg t,teflrtalm dari Lgteg t alam,akibat
Indikasinya bila abrasi memberikan keausan lebih dari S}'h,agtegat lrngkungannya,bisa terlapisi oleh bahan lain seperti,minyak,oksida,gipsum,air
dinyatakan tidak baik untuk dijadikan bahan perkerasan jalan. lrcrlebih,tanah dan lain-lain.Yang jelas akan mengganggu pengikatan aspal
Elemen perkerasan terdiri dari komposisi butiran yang terdistribusi licpada agregat,sehingga adalah mudak untuk membersihkan permukaan
dari ukuran besar sampai kecil. Sehingga brlamana ada ukuran butiran :rgregat, untuk menyingkirkan substansi bahan tersebut.
melebihi tebal lapisan ada sebagian permukaan yang tidak akan terselimuti
oleh aspal. Hal ini dibatasi dengan persyaratan ukuran maksimum 5.3.1.2. Agregat berbutir halus.
^gregat
'/, a 1./3 dari tebal lapisan,atau bila dibalik tebal lapisan diambil 2 a 3 dai Agregat berbutir halus,adal)h bahan yang lewat sadngan no.4 dan
diameter butir maksimum.
tcrtahan saringan no. 20O,biasanya berupa pasir murni,hasil screening dari
Pada dasarny^ agregat kasar,harus bersih dan bebas dari lempung, rnesin pemecah batu,atau kombinasi dari keduanya.
lumpur,debu dll.Maksimum kandungafl bagian lunak adalah 5o/o. Sedangkan Agregat halus harus bersih,keras,tahan lama,bebas dari lumpur,dan
untuk agregat halus,bahan yang lolos no. 40 (0,4 mm) harus terdiri dai lrahan organis. Butiran yang lewat saringan no. 4O,harus non-plastis,atau
matett:^l non-plas ti s. rnempunyai nilai plastisitas yang masih dalam batas toleransi.
Bentuk butir sebenarny^ sarrgat menentukan kekuatan selain gladasi, Tidak ada nlai batas gradasi untuk bahan berbutir halus,kecuali
kekompakan dan kekerasan. Bentuk butir bisa bundar, lonjong, kubus, lrahwa bahan yang lolos saringan 200,agar tahanlama dan campuran mudah
pipih, atau bahkan tidak beraturan. Bentuk yang bundar relattf kurang stabil ,likerjakan, memenuhi ketentuan dibawah ini:
dibandingkan permukaan dengan bidang patah. Prosentase agreg t yang
tertahan no. 4, minimum mempunyai 40o/o ag;egat,paling tidak mempunyai Tabel. 5.3. Petsyara;tatt Agregat Flalus
satu bidang patahf pecah lurus.
JENIS AGREGAT BERBUTIR % LOLOS SARINGAN 2OO
Tekstur permukaan penting diperhatikan,dalam hal ikatan adhesi HALUS
t dan aspal.Tekstur yang licin dan kasat sebenarnya mudah Pasir murni
^ntara ^greg
untuk ditempeli lapis tipis aspal,namun adhesinya kecil untuk Max SYo
mempertahankan lapis film tersebut. Jadi makin kasar tekstur,makin besar Hasil Screening batu kapur MaxZ}ok
stabilitas dan ketahanan perkeras an ialan. Hasil Screening batuan lain Max 15Yo
ii). I(emudahan melekatnya aspal pada agregat, dipengaruhi
oleh:
- Bila pasir berasal dan sumber alam,kehilangan soundness pada
ienis agteg t, rnaterial yang tetahan pada saringan no. 50 adaJah < 1,5o/o.
-porositas, dan
-mateial yang melapisi permukaan. Bila pasir yang mengandung g r^m dari sumber di pantai,diyakini
ridak mengganggu campuran,bzhzn tersebut dapat dipakai.
Makin bervariasinya jenis batuan agregat,makin bervariasi pula berat
jenis yang dipunyai bahan,sedemikian sehingga menentukan proporsi desain
campuran yang direncznakan. Batu apung yang ringan misalnya,mempunyai
5.3.1.3. Mineral filler \
stabilitas yang sangat rendah. Mineral filler,adalah halus yang lolos saringan no. 20O,berupa
Porositas tidak terlalu berpengaruh terhadap adhesi agreg t d^n abu (dust). Abu kapur atau^greg^t
abu semen diyakini dapat memperbaiki adhesi
aspal dan agreg t.
aspal, tapi lebih kepada kuantitas aspal yang akan diserap oleh agregat. ^ntafa
Makin poreus t,berarti makin banyak kadar aspal yang akan terserap, Untuk persyaratan mineral filler,apakah abu kapur
^greg lainnya,gunakan tabel berikut ini.
^t^u
sehingga makin boros penggunaan aspal didalam suatu campuran.
T
t58 Rancongan Bahan Perkerasan Jalan t<ou6G4utlsit 74t4u Byl(.,I 2 : PERANCANqAN PER-KERASANJALAN 159
Aspal yang digunakan untuk bahan perkerasan ialan,terdtt beberapa i). Aspal Minyak ( Petroleum Asphalt ).
jenis, yaitu:
Berbentuk padat atau semi-padat sebagai cikal-bakal bitumen,yang
- Aspal Alam : Aspal gunung (Rock Asphalt)y{.spal Danau (Lake diperoleh dari penirisan minyak.
Asphalt) Aspal Minyak dibedakan menjadi :
- Aspal Buatan : Aspal minyak,TetQarang dipakai sebagai bahan
perkerasan,karena cepat mengeras). a). Aspal lGtas-panas (Asphaltic-Cement/,C).
Kedua macam aspal terdapat dalzm keadaan : Aspal ini berbentuk padat pada temperatur ruangan. Di Indonesia
- Murni atau hampir murni :
*Bermuda Lake Asphalt,berbentuk cair.
T
160 Rancangan Bahan Perkerasqn Jalan xotl6cqr,rt<sJMJ,A% B^'.^ 2: .ERAN'ANqAN.'RKERA.ANJAL,+N 16l
t,ATATAN:
+
') AC 60/70 berarti bahwa pada percobaan penetrasi dengan jarum, menggunakan beban
LOW BOILING
, aiprlnLrrc
,,19.
s."-, pada temperarrr 25" c(77on setelah 5 menit, ian:m penetrasi rurun zntaru 60 x
DESTILLATES
srruueru
I
tt,01 cm dan 70 x 0,01 cm. I
( PETROLEUM + +)
) Semakin besar indeks, semakin banyak mengandung aspal, dan semakin kental.
T 1
c). Aspal emrzlsl( Emulsion Asphalt )
MALTENE ASPHALTENE
positip.
I
I .t
- anionik ( aspal emulsi alkali ), emulsi bermuatan arus listrik
j pnnnrrru negatip.
| ""i?""11 l llcrdasarkan bahan emulsifier ditambah air, dibedakan :
- Tipe RS ( rapid setring ) RS,
- Tipe MS ( medium setting) '
Gbr.5.1. Diagram Jenis Aspal. : MS, sampai MSr.
- Tipe SS ( slow setting ) : SS,
ii). Aspal Batu Buton.
aspal semen, dibedakan dari nilai penetrasinya,misal : AC dengan penetrasi
40/ 50,60/70,85-100x) Aspal ini merupakan aspal alam,yangterladi karena adanya minyak
Aspal dengan penetrasi rendah digunakan didaerah cuac panas l>umi yang mengalir keluar melalui retak-retak kulit bumi. Setelah minyak
^ta:u rnenguap, maka tinggal aspal yang melekat pada batuafl y^ng dilalui. Kadar
lalulintas dengan volume tinggi,sedangkan aspal dengan penetrasi tirgg,
digunakan di tempat bercuaca dingin atau lalu lintas dengan volume rendah. aspal pada Aspal Batu Buton berkisar lOoh +25oh
^flt^ra
Sebagai bahan pelunak biasanya dtgnakanflux oil, sebanyak 3% - 4oh berat
b). Aspal dingin-catu(Cut-back Asphalt). total campuran.
Aspal ini digunakan dalam keadaan cair dan dingin. Aspal dingrn 5.4.4. PENGGUNAAN ASPAL :
adalah campuran pabrik zntair aspal panas dengan bahan pengencer dari
hasil penyulingan minyak bumi. Berdasarkan bahan pengencer dan a). Prime-Coat : aspal cutback 80 - 100 pen dapat MC atau RC
kemudahan menguap,bahan pelarutnya,aspal dingin dibedakan meniadi: b) Tack-coat : aspal cutback 80 -100 pen M- atau Rc,atau emulsi
- Jenis RC $.apid Curing) : Bahan pengencer bensin dengan RCo c). ATBL : 80 -100 pen
sampai RCr.**) d). ATB : 80 +100 pen,ukuran butir maksimum 25 + 3g mm
- Jenis MC (NIedium Curing): Bahan. pengencer minyak tanah e) HRS : 80 +100 pen.
fterosene) dengan MCo sampai MCr.
q
xotlctSut<GJ 74J,4tt B,(L<LI 2 : PERANCAN(AN PEI'KER,+S.+NJAL-+N 163
Rancangan Bahan Perkerasan Jalan
162
Durabilitas adalah tolok ukur ketahanan perkerasan terhadap
5.5. CAMPURAN BITUMEN desintegrasi akibat beban lalu lintas. Tiniauannya men)adi luas,karena bisa
berarti'tahwa perkerasan harus bertahan selama umuf fencana. Ini aftlnya
5.5.1. SIFAT CAMPURAN dengan adznya rentang waktu sekian lama,akan teiadi perubahan lingkungan
dengan aspal'ada beberapa kondisi lain iuaca,kadir zirdegradasi bahan ataupun beban yang semakin
Bllamarra -iti^di,dicampurkan akan diselimuti
^rtiru
bertambah.
umum yaflg ,ttu"
^ggregat
y^ito pttt"Lu^t' ^grcg^t
Demikian pula dengan rongga Banyak cakupan yang akan terjadi,misalnya bila volume rongga
aspal,diikuti dengan po'i-poti ugg:ts:t antar butir kurang,berakitat kadar aspal kurang,sehingga ikatan aspal mudah
aspal' N11un baik pori-pori
diantan butiran ^gregllt akan tensi selalu terisi penuh oleh tedepas; bisa )uga akibat ini aspal yang menyelimuti permukaan agfegat tipis
aggregaLmaupun rongga diantara.'gg"g^t'tidak- logis makin ,r.rg *..rg"kibat film aspal tidak lagi kedap air,hingga oksidasi mudah
aspal,ada bagian tersisl-yang
pasti terisi"oleh udara. Adalah
dan pori- yang"terisi oleh aspal' t.4r'ai. Bisa iuga akibat betan hlu lintas yang semakin meningkat,akan lebih
banyak kadar aspal,-^ttin U1"yg .ru3'g memampatkan posisi agregat,sehingga aspal yang berada didalam fongga
selama partikel oi^i air.ri-,rt
r"nui yang tidak diingtnkan,misalnya
af,sorbsi masih dalam batas muntah keluar,yang disebut bkeding-
lempung, atau 'ot'!f^c.,ktiP bersih'atau rcq g dengan Dengan demikian agar perkerasan dapat berumur lama,maka desain
kadar aspal yang digunzkan akan
toleransi, iumlah "oilit't campufall haros mendapatkan kadar aspal yang cukup untuk melindungi
baik.
empat syarat' yartu : ,.l.rrrh partikel uggrrg^id^n iuga dapat mengisi rongga butir secukupnya
Campuran yang baik, harus memenuhi sesuai desain. Aggt"gat dilindungi iuga terhadap masuknya ar pori tanah
1)' Stabititas tinggi' atau akibat intrusi dari permukaan,yaitu dengan mengisi fongga dengan
- 2)' Durabilitas lama' aspal secukupnya. Jang^i iug^ aspal kebanyakan karena dengan tebalnya
,. Flexibilitas cukuP' danresistance' film aspal,berakibar seolah-olah aggregat mengaPung didalam aspal,sehingga
4) Tahan terhadap skid tzhanaigeser tidak mungkin teriadi lagl,atau seperti diatas teriadi bleeding"
5.5.1.2. Durabilitas ( Keawetan )' Dua faktor y^ng paling banyak mengakibatkan slip adalah
perkerasan yang sodah mengalami bleeding,dan akibat aggfegat sendiri.
I
Rancangan Bahan Perkerusan Jalan xon6c4wGt'74J.4fi BylKy. 2 : PERANCAN(ANPER.KER,4.SANJAL,4N l6E
lM
Faktor pertama sudah ielas,karena bleeding menyebabkan jzlan meniadi , Standar penerrasi tersebut adalah diakibatkan oleh beban 100 gram yang
licin;faktor kedua adalah baik aggregat halus maupun kasar padz dasztnya dibetikan pada jarum selama 5 detik,pada kondisi temperatur 25" c. Sketsa
mempunyai kecenderungan mempunyai sifat tidak tedalu tahan tefhadap peralatan dapat dilihat pada Gbr.5.2.
pemolesan permukaan akibat melajunya kecepatan kendaraan. Apalagi bila
ada bagran yang muncul ke permukaan izlan, misalnya akibat
^ggregat
terkelupasnya lapis permukaan, atau bisa saia akibat ukuran aggregat
maksimum tedampaui.
Kekesatan dapat dipertit gg dengan menggunakan kadar aspal yang
tepat sehingga tidak teriadi bleeding,menggunakan ^ggreg t dengan
permukaan kasar,menggunakan dengan bentuk kubus
^ggtegat
kasar yang cukup'
^t^n
komposisi prosefltase aggregat
Metoda,kritena dan prosedur f^nc ngan campufafl akan dibahas
pada sub-bab tersendiri.
Disini haaya akan dibahas pemefiksaan bahan pefkefasan lentur Gbr.S.3. Penguiian Titik Lembek Gbr.5.2.Penguiian Penetrasi
saja, terutama untuk pemefiksaan yang dianggap cukup penting,didalam
kepentingan :ranczflgan perkefasan ialan. Adapun Pemefiksaan untuk
perkerasan bahan pefkefasan kaku,tidak dibahas,karena umumnya sama 5.6.7.2.P eneuiian Titik Lembek Aspal
dengan pemefiksaan yang dilakukan pada penguiizn bahan beton,yang
sudah banyak diketahui dan dipaparkan di buku-buku I(onstruksi Beton. Secara lengkap dapat dilihat pada SNI-06- 2434_1991
Bahan aspal tidak mempunyai titik leleh tetap,sebagaiman a bahan
5.6.7. BAHAN ASPAL lain,tapi karcna mempunyai stadium transisi d,art c,t,r ke padat, terdapat
variasi temperatur.umumnya makin ti.gg, titik lembek aspai,makin rendah
Cukup banyak pemeriksaan laboratorium yang memefiksa sifat-sifat variabil-itasnya.Metodanya sendiri dikenal sebagai metoda i.bola-cincin,'(ring
aspal untuk perkerasan ialan.Beberapa pemeriksaan dibahas berikut ini. and balldilustrasikan pada Gbr.5.3. Air dalam tabung dipanaskan d".rgri
dipertahankan pada temperatur tidak melebihi 56" c rer,dan 111; c
untuk aspal,dengan kecepatan pemanasan 0,5"C/ tiga menit""t"t pefiamz..
5.6.1.1.Penguiian Penerasi Bahan-bahan Bitumen.
Secara lengkap dapat d iIi ha t pada SNI-06-245 6 -199 1 Temperatur dibaca dari thermometer,sesaat sesudah aspal atatr ter
Pengujian Penetrasi dimaksudkan untuk mengukur menyentuh dasar pelat,dibawah cincin.
kekerasan/ kelunakan aspal denga fl Pfa;syafat teftentu. Hasil test berupa i arak
5.6.1.3. Penguiian D aktilitas.
sepefsepuluh centimeter,dari sebuah iarum standar penetfasi,masuk secafa
vertikal pada suatu contoh kecil aspal,yang ditemPatkan pada wadah tepat Secara lengkap dapat diliha t pada SNI-06-243 2-1991
dibawah iarum tersebut.
'T
lffi Rancangan Bahan Perkerasan Jalan Xorl6a4l,lt1&t 74J4rl BqKq 2 : PERANoAN(,4N PER-KeRASANJAL.4N 167
Pengujian ini akan mendapatkan paniang aspal I)cngetesan dengan t^g open cup,hampir sama dengan cleveland ,hanya
(dalam cm), yang dapat ditarik sampai menielang rrspal ditanrh didalam^l^t
gelas kaca
putus dengan kecepatan 5 cm/menit, pada suhu 25"
-; yut g merupakan indikator dari kuat adhesi dan 5.6.2. BAHAN AGREGAT.
elastisitas dari aspal. Aspal dengan daktilitas yang 5.6.2.1. Penguiian Abtasi Los Angeles.
tinggi,akan mengikat aggregat lebih baik,namun
Secara lengkap dapat dilihat pada
SNI- 03-2417_1991.
-^ki.r baik daktilitas,makin besar dipengaruhi oleh Alat yang digunakan berupa mesin abrasi Los Angeles (Gbr.5.6).
tempefztuf.
I)idalam silinder baja tersebut,terdapat bora-bola baia @ 4,6g cm,berat
5.6.1.4. Penguiian Titik Nyala dan Titik Bakar' 190 gram- 445 gram. Benda uji yang telah diketahui beratnya, dimasukkan
Secara lengkap dapat dilihat pada SNI-06- kedalam mesin,
2433-1991.(dengan alat Cleveland Open Cup dan ffi kemudian diputar
SNI03-6722-zooz(dengan atatTagop,."c"i; SlLt;,1'"guiian dengan kecepatan 30-
Pada material ienis aspal cut-back tipe slow 33 rpm selama 500
+ - rdklra
curing,penguiian dilakukan dengan alat cleaeland uPetx caP (Gbr.5.5a.),sedang atau 1000 putaran.
6btd Edir d
untu[ tipe medium dan rapid curing O'IC dan RC )'karena lebih cepat Hasil pemutaran,
meriguap,digpnakan tag open cup (Gbt.5.5b.) F&pLir|eF bahan disaring
rc*rpdul.-ffi dengan saringan no.
rFd n6
' -...t{!9titi - l-bdao
pcgFIF 12 dan bagSan yang
Gbr.5.5.a).Cleveland dan IemdhsJh thEla6ffiEtr2
*#^'e ,
tertahan dicuci,
Tag OPen CuP
lFr*|enH
SKTEF
ha-trrrb!&
/.1.
"
{..
t--
I
dikeringkan dan
ditimbang. I(eausan
adalah prosentase
selisih berat bahan
Penguiian dimaksudkan untuk menentukan sebelum dan sesudah
pada suhu benpa aspal mulai menyala dan percobaan.
terbakar, sehingga batas zm n bilamana Gbr.5.6.Abrasion Test
aspal dipanaskan dapat diketahui.
5.6.2.2. Penguiian Kelekatan Agregat Terhadap Aspal
Titik nyala adalah batas tempefatuf Pemanasan, dimana tedihat nyala api
singkat kurang dari 5 detik,pada suatu titik dipermukaan aspal,bilarnafll
Secara lengkap dapatdilihat pada SNI-O 3-243g-1ggl.
didekati api.
Iielekatan Agregat terhadap aspal adalah prosentase luas permukaan agregat
Titik bakar adalzh suhu pada saat tedihat nyala sekurang-kurangnla 5 vang terselimuti aspal,terhadap keseluruhan permukaan.
detik,pada suatu titik dipermukaan aspal
l]enda uji adalah t yang lolos saringan 9,5 mm (3/g " ) dan tertahan
Material aspal pada c^w^n dipanasi langsung dengan zpi,yada suhu dangan lrada saringan 6,3
^greg
mm (1/+ " ).
kenaikan yang^konstan. Paia interval teftentu,cawan didekati dengan api
l]enda uji dimasukkan kedalam wadah, kemudian wadah diisi dengan aspal
kecil
lain untuk pengetesan nyala.. Temperatur terendah dimana api test vang sudah dipanaskan pada suhu sesuai standar. Setelah bahan diaduk,
menyebabkrr, -rrrr..rlnya uap diatas permukaan aspal cat dan mulai ivadah dimasukkan kedalam oven suhu 60" c selama 2
iam. Setelah
menyala kurang dari 5 detik,disebut titik nyala yang dicarl
q
168 Rancangan Bahan Perkerasan Jalan xou6c4uxet74J4il Bt Kt 2 : PERANCAN(AN PEIaKER. SAN-JAL N 160
dikeluarkan dari oven, dinginkan dan kemudian masukkan kedalam gelas Secara lengkap dapat dilihat pada SNI-06-2489-1991.
kimia berisi air suling, dan diamkan selama 18 iam. I)engujian Marshall dikembangkan oleh US. Army Corps of
Perkirakan prosefltase luas permukaan yang masih terselimuti aspal. Hasil
pengujian dinyatakan dalam prosen lebih atau kurang dari95oh.
Pada test aggfegat kasar,yang lewat saringan No.4 dibuang,variasi benda uii
adalah: Gbr.5.7. Penguiian Marshall
3/+ ",lolos L
Tertahan 1 1/z ",\olos 21/z ",diambil 3000 gram;tertah^n ''/' llngineers,bertujuan untuk memeriksa dan menentukan stabilitas campuran
",diambil 1500 gram;tefiahan 3/8 ",lolos 3/+ " diambil 1000 gram dan
lrgregat dan aspal,terhadap kelelehan plastis (flow). Flow didefinisikan sebagai
tertahan No.4,lolos 3f 8 " diambil 300 gram. perubahan deformasi arau regangan suatu campuran mulai dari taipa
Secara terpisah semua benda uji, direndzm dalam latutan sodium atau beban, sampai beban maksimum,dinyatakan dalam millimeter atau 0,01".
magnesium sulfat, selama 16 - 18 iam. Kemudian keringkan benda uii dalam Benda uji (campur^n agreg t dan aspal ) dibentuk dengan cara menumbuk
oven sampai berat tetap. Ulangi untuk setiap benda uii,selama 5 kali. Benda campuran didalam cetakan (molS berbentuk silinder dengan diameter 10 cm
uii kemudian didinginkan,dicuci dan dikeringkan sampai berat tetap didalam clan tinggi 7,5 cm. Penumbuk ftammer) yang digunakan mempunyai berat
oven dengan suhu 110" c. Saring benda uii dengan saringan yang sama 4,536 kg00 pound) dan tinggi jatuh 45,7 cm(18"). Jumlah pukulan
seperti awal percobaan. tergantung pada beban tencana lalu lintas misalnya untuk lalu lintas ringan
Prosentase kehilangan berat dihitung terhadap masing-masing berat semula, 35x, sedang 50x dan berat 75x. Setelah dibiarkan 24 ja',,, dalam suhu ruang,
sehingga didapatkan pfosentase total kehilangan berat aggteg^t halus dan rendam benda uji dalam bak atau dipanaskan dalam oven selam a 2 jam
kasar. clengan suhu tetap 60" c,dan letakkan pada segmen bawah kepala penekan
^ggfegat
CATATAN. dari alzt Marshall (Gbr.5.7.). Sebelum pembebanan diberikan kepala
penekan beserta benda uji dinaikkan hingga menyentuh alas cincin penguji.
Pemeriksaan bahan perkerasan kaku,tidak dibahas secara spesifik didalam buku ini.
lJerikan pembebanan dengan kecepatan tetap 50 mm/menit, sampai
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan bahan semen,air,dan agregat, yang pada
dasarnya sama dengan pemeriksaan standar yang baku dibedakukan untuk lrembebanan maksimum tercapai,atau pembebanan menurun ."p.iti
konstruksi beton. Pemeriksaan sedikit dibahas di sub-bab 5-6.2- dtatas. clitunjukkan oleh jarum adoJi bacadan catat pembebanan maksimum yang
^gregat tercapai.(Stabilitas Marshall), dan catat pula nilai kelelehan (Flow)yang
rlitunjukkan jarum arloji kelelehan.Yaitu nilai regangan dalam unit 0,01 inci
5.7. PEMERIKSAAN BAHAN CAMPURAN ASPAL tcrjadi diantara kondisi tanpa beban dan beban maksimum.pedu dicatat
l>ahwa selang waktu dair saat benda uji diangkat dari bak rendaman,sampar
. Penguiian Campuran Aspal dengan alat Marshall-
q
170 Rancangan Bahan Perkerasun Jalan NOlt€t4l,ltl&l ML/4U BI,tKt( 2 : PERANCAN(AN PER.KER-4.SANJAL-4N I7I
didapatkan angka beban maksimum,tidak boleh melebihi 30 detik. Contoh l)alam bentuk paling sederhanaJOB MIX terdiri dari dua bagqan.
sesudah direndam 24iam diperiksa pula berat ienis dan void' Bagian pertama adalah gradasi t hasil blending dari dua fraksi
^greg
Dari proses persiapan benda uii sampai pemefiksaan dengan alat batuan atau lebih.
Marshall,akan diperoleh data-data: Bagian kedua adalah berapa jumlah kadar aspal yang akan digunakan
a).Kadar Aspal. clidalam campuran.
b). Berat Volume. Setiap blending agregat akan memberikan porsi kadar aspal yang berbeda.
.). Stabilitas.Angka stabilitas menuniukkan kekuatan dan ketahanan oampuran hasilan blending
"gregat
plus aspal harus mengikuti spesifikasi
terhadap alur (ru tti n!. yang disyaratkan.
d). I(elelehan plastis (flow).Flow merupakan indikator perkerasan terhadap Umumnya karakteristik perkerasan seperti kekuatan,kepadatan,keawetan
lentur clan tekstur akan sangat tergantung pada gradasi agregat yang harus
e). \flM,pefsen rongga dalam campuran. VIM merupakan indikator dari clikontrol/dikendalikan dalam pelaksanaan.
durabilitas,kemungkinan bleeding.
0. \'NdA, prosen rongga terhadap aggregat,VMA dan \llM merupakan 5.8.1. BLENDING.
indikator durabilitas. i. Cara Coba-coba(Taksiran)
g). Hasil bagi Marshall (kuosien Marshall, merupakan hasil bagi stabilitas
dan flow. Merupakan indikator kelenturan terhadap keretakan' I3lending adalah proses trial dv en'or\coba-coba). coba kita lihat contoh
h). Penyerapan aspal. Memberikan gambaranberapa kadar aspal effektip. berikut.
r) Tebal film aspal. Merupakan petunjuk durabilitas campuran Langkah pertama dari prosedur adalah meneliti data, Maksudnya adalah
i). I(adar aspal effektip. kita memedukan analisa gradasi untuk setiap material yzng akan
Contoh hasil pengujian Marshall ditunjukkan pada Gbr. Contoh Soal 5.6., diblendingJuga batas gradasi dari spesifikasi y^ng harus dilihat dari
yaitu: dokumen kontrak atau lainnya.
^cuafl
- Hubungan kadar aspal terhadap campuran (%o) dengan VMA (%). Spesifikasi untuk gradasi selalu memberikan baras atas dan bawah dari
- Hubungan kadar aspal terhadap campuran (%), dengan VFA.(o/o) persyaratan.Blending dari job mix harus masuk dalam enaelope$otak batas)
- Hubungan kadar aspal terhadap camPutan (o/o) dengan berat isi. batas atas dan bawah ini.
^ntara
- Hubungan kadar aspal terhadap campuran(o/o) dengan stabilitas.
- Hubungan kadar aspal terhadap campuran (%) dengan Flow. a rel 5.5. Contoh: Spesifikasi.
NO.SARINGAN BATAS BAWAH BATAS ATAS
Dari nitai VlM,VMA,VFA,Stabilitas,Flow,Stabilitas/Flow cari y^ng 3/8" 100
memenuhi syaf t dengan menggabungkan grzfrk diatas dengan kriteria 4 80 100
8 65 100
pefencanaan.
16 4A 80
Kadar aspal optimum,ditentukan dengan cara menggabungkan nilai-nilai 30 2A 65
tersebut,sehingga didapat suatu selang kadar aspal yang memenuhi syarat- 50 7 40
sy^f t tersebut. I(adar aspal optimum dapat diambil sebagai nilai tengah dari 100 3 20
2AO 2 10
selang tersebut.
Catatan: Pada metoda cara Brna Marga ditambahkan relasi antara kadar aspal tehadap Pada No..sartngan 4 prosen passing ant^ra 80 dan 10O;No.saringan 16
campurafl (u/o) dengan Stabilitas/Flow @{arshall quotient).
40 dan 60 demikian seterusnya.
^ntzlra
5.8. JOB MIX DESIGN (DESATN CAMPURAN). Langkah kedua adalah memilih nilai target untuk kombinasi agregat.Awal
percobaan nilai target yang diambil dapat batas tengah dari limit spesifikasi
Apa itu JoB MIx?
ll2 Rancangan Bqhan Perkerasan Jalan xo%6ttr14x6,J tr4t4t1 BLt|(l^ 2. PER^NoANqANPERKER^.SANJAL N l7l
yang diberikan.Pada kenyataanny^ l<lta dapat memakai nilai lain berdasarkan T abel 5.7.t. L)ata masins-mas
pengalaman, j enis agreg at dan problem y ang ada. NO.SARINGAN AGREGAT 1 AGREGAT 2
Berikut pada Tabel 5.6. adalah nilai target yang diambil. 3/9" 100 100
4 90 r00
Tabel5.6. Nilai kombin asl 8 30 100
NO.SARINGAN BATAS BAWAH BATAS ATAS NILAITARGET
16 7 8B
3/8', 100 100
s0 30 J 41
4 80 100
I 6s 100 83 50 I 32
16 40 80 60 100 0 24
30 20 65 42
200 0 10
50 7 4A 23
100 3 20 12 l,imit gradasi menurut Spesifikasi dalam I(ontrak adalah:
200 2 10 6
T abel5.7.b. Batas Spesifikasi CamDuran a
Pada saringan No.4 angka 90 adalah batas tengah antara 80 dan 100. NO.SARINGAN SPESIFIKASI
Hasil akhir nilai target kombinasi mungkin tidak akan pada batas 3/8" 100
^gregat
tengah tersebut. 4 80-100
Langkah ketiga adalah membuat 'taksiran logis' untuk proporsi setiap 8 65-100
t dalam campuran. L6 40-80
^greg
Sebagai contoh jika dua t dicampur kita bisa menaksir Agregat 1 30 20-65
^greg 50 7-40
sebanyak 30o/o dan Agregat 2 sebanyak 70%.I(ombinasi agregat adalah hasil
campufan dengan proporsi tersebut. 100 3-2A
2AA 2-1"0
Langkah keempat adalah menghitung gradasi yang menghasilkan material
dengan proporsi sesuai taksiran logis diatas.
l-angkah kedua: Pilih nilai t^rgetkombinasi agregat.
Langkah tetakhir adalah membandingkan hasil dari perhitungan dengan
nilai target. Tabel 5.7.c. Nilai T
Jika nilai perhitungan blending mendekati nilai target berarti kita selesai NO.SARINGAN NII*AI TARGET
memecahkan persoalan blending.Kita akan tahu berapa proporsi masing- 3/8" 100
masing mateial. 4 90
Tapi bila hasilnya tidak mendekati atau malah keluar dari nilai target,maka I 83
kita harus mengulang taksiran logis lainnya. Seyogyanya taksiran logis kedua 1{} 60
harus mendekati target karena kita akan tahu dimana sebaiknya taksiran 3A 43
kedua dibuat,berdasarkan hasil taksirzn pefiarna. Mungkin taksiran akan 50 24
dilakukan berkali-kali sampai betul-betul nilai target didekati se-dekat- 100 t2
dekatnya.
zAO 6
Langkah pertama dapatkan data dan masukkan dalam Tabel. 5.7.a./b/c.
[-angkah ketiga.
I)agaimana kita menebak taksiran logis?
Rancangan Bahan Perkerasan Jalan NOvr6CWr<6A 74J4% BAKL 2 : PERANCAN(,AN PER-KERASANJALAN 175
174
Dalam menebak kita harus beranya'berapa banyak agregt 1 danagregat l)engan demikian kita harus menggunakan lebih banyak material 2.(karena
yang dipedukan?' material 2 lebih halus) dan lebih sedikit mateial l..
Dalam contoh ini ambil saia dulu angka 50oh agtegat 1 dan50oh^gregat2. l)apat kita lihat bahwa %o passing no.S dan 16 hampir semua berasal dari
Langkah keempat menghitung hasil taksiran sbb.: ,\gregat2.
Untuk meningkatkan o/o passing no.8 berarti kita harus banyak
abel 5.8. a. ProDorsr taksi
takslfan Ca rnenggunak an agregat 2.
NO.SARINGAN 5O%AGREGAT 1 sO%AGREGAT 2 logis kedua, kita coba 70oh agregat2 dan30o/o agregatl..
Jadi untuk taksiran
3/8" 50 50
4 45 50 Tabel5.9
.y.L.Taksira
,-akslfan DfoDorsli keclua-
ked
8 15 s0 No.Sarinsan 31ahfuEreEat 1 7}o/aLsresat2
16 3,5 44 3/8" 30 70
30 1.5 20.5 4 27 70
50 0,5 L6 8 21 70
100 0 12 1,6 2.1 61,6
200 0 5 30 0"9 28,7
Langkah terakhir adalah mengkombinasikan kedua agregat,yaitu 50 0,3 22,4
menambahkan kedua proporsi meniadi satu dan bandingkan dengan 100 0 16.8
^greg^t
ntlat target 240 0 70
Tabel5.8.b. Kombi nas I dari rsi taksira n. I(ombinasi kedua t sesuai Tabel 5.9.b.:
sO%AGRHGAT 1+ NILAI ^greg
NO.SARTNGAN SPESIFIKASI
50% AGREGAT 2 TARGET Tabel 5.9.b. Kombinasi taksiran kedua.
3/8" 100 100 100 No.Saringan 30YoAgregat 1+ NIt"tl SPECS
4 95 Jt- 90 B0-100 TAoh Awesat? TARGET
I 65 5--E 83 6s-100 3/8" 100 100 100
t6 47,5 Cr- 60 40-80 4 97 rl 90 80-100
30 22 43 20-65 B 91 {-l B3 65-100
50 1.6,5 T-r 24 7-44 t6 63.7 f]- 60 40-80
100 12 ok 't1 3-20 30 29,6
"+ 20-65
200 5 hampit sama 6 2-10 50 22.7 T_ 24 7-40
100 16,8 r 12 3-20
Indikasikan tanda panah kebawah untuk kebutuhan angka turun dan tanda 200 7 hampir sama 6 2-10
panah naik untuk kebutuhan prosen matetnl naik(seperti diatas)
Dari pengamatan hasil kita ambil kesimpulan bahwa dengan 50o/o agtegatl. Sekarang kita malah mendapatkan materta,l yang halus (mendekati batas
dan 50o/o agteg t2 atas). Tanda panah menunjukkan kita mendapatkan nilai lebih besar dari
o/o fuaksi harus naik .lni berarti
tefnyata mengindikasikan hampir semua txget lebih banyak dari yang nilai lebih kecil dari target.(empat tanda panah
kombinasi 50-50 terlalu dekat dengan batas bawah. Jadi kita perlukan kebawah dan 2 tanda panah keatas, 1 angka hampir mendekati target).
perbaikan agar sedikit naik keatas. Lakukan taksiran ketiga dangan 35oh agregat 1 dan 65oh agregat 2didapat:
Artinya material tedalu kasar,kita pedu menambahkan material halus.
176 Roncangan Bahan Perkerasan Jalan NOU6G4W$J14J.4n B\KL 2 : PER.4NC,4N(AN PER_KER-4.S,4NJAL_AN 177
Tabel5.10.. Taksi
I- aKslfan oan hasil kombitnasl ke
NO. 35%
65% I)icari proporsi blending bila diminta terpenuhinyabatas tengah spesifikasi.
AGREGAT KOMBINASI TARGET SPECS
SARINGAN AGREGAT 1
2 f awab:
3/8" 35 65 100 100 100 - Langkah pertama pelalari kondisi kedua agreg t. Agregat rnana y^ng
4 3t"5 65 96.5 {-t 90 80-100
palling menlrumbang material untuk suatu ukuransaringan. Dalam hal ini
I 10.5 65 -dJ 65-100
l6 2.45 51.20 59-65 hamoir samd 60 40-s0 pilih saringan no.76 dimana agregat 2 akan meny.umbang proporsi besar
30 1.05 26.65 27-7A -43 20-65 trnruk agregat 1.
'24 -
50 0.35 20.80 21.15 7-4A Selanjutnya hitung o/o-agregat 2 harus ditambahkan agar passing no.16
100 0 15.60 1s,6 {-L t2 3-20
mencapai 7oh @atas tengah 4/1,0).
200 0 6,5 6,5 hampir sama 6 2-10
Ini
adalah blending yang paling baik dari ketiga percobaan,hampir Persamaan (5.2.):
mendekati posisi ditengah envelop.
. P-A 60-7
Cara coba-coba taksiran ini dapat dilakukan juga untuk kombinasi 3 b=_=_=0-654
B-A 88-7
agregat,hanya proses menjadi agak panjang(identik dengan contoh dua
a = 1- 0,654= 0,346
zgreg t diatas).
'/o PASSING
ii. Cara Coba-coba(A4atematis) Ukuran 3 /a" No.4 No.B No.16 No.30 No.50 No.100 No.200
Sarinoan
1 .Kombinasi Dua zsreE^t S1'arat 100 80/1oo 70/e0 s0/70 35/sA 18/29 8/16 4/10
Spesifikasi
Berikut ini c r^ blending dengan menggunakan formula 34,6ohAsremt1, 34-6 3t.14 10"38 2,42 r.04 0,35 0 0
matematis,yang dianjurkan oleh Asphalt Institute (sebagai catatan sebaiknya 65,4ohfuEresat2 65.4 65.4 65-4 57,55 26.81 20,93 15,70 6,54
carairi tidak dikombinasikan untuk caraBrna Marga 1988). TotaI 100 96.54 75.78 59.97 27.85 21,28 15.70 6.54
TARGET 100 90 83 60
Persamaan dasar untuk mengkombinasikan dua agregat adalah: 43 24 12 6
P = Aa - Bb ................. (5.1.)
karena a*b =1,maka a -- 1-b.Substitusi persamaan ini ke persamaan 5.L. Hasil proporsi agregat dengan cara coba-coba matematis memberikan
mendapatkan:
34,60/0 agregatl dan 65,40/0 t 2. Tidak berbeda jauh dengan
^gaeg
perhitungan cata coba-coba taksiran.
. P-A
h=-
P_B
B_A .........(s.2.) A-B 2. I(ombinasi Tiga agregat
CONTOH SOAL 5.1.
Persamaan dasar untuk mengkombinasikan aga agregat adalah:
Misalkan suatu agregat tunggal 1 akan di-blending dengan t2
untuk mendapatkan campuran yang memenuhi syzra;t
^greg
spesifikasi P=Aa+Bb+Cc (s.4.)
sebagaimana Tabel Contoh Soal (5.1),sama dengan Tabel 5.7.b.
dalam hal ini a*btc -1 (5.s.)
Penyelesaiannya lebih komplek dari kombinasi dengan dua agregat.Tapi
abel Contoh Soal (5. dengan pengamatan data yang bersesuaian dapat disederhanakan menjadi
% PASSING seperti kondisi kombinasi dua agegat.
Ukuran 3/8" No,4 No.8 No,16 No.30 No.50 No.100 No.200
Sarinp"an
CONTOH SOAL 5.2.
Syarat 100 80/100 65/104 40/80 20/65 7 /40 3/20 2/10
Snesi6kasi
Acresat 1 100 90 30 7 J I 0 0
Astesat2 100 100 100 88 41 32 24 10
1
178 Rancangan Bahan Perkerasan Jalan xo%.attut16,1 ML/4t B\Kq 2 ; PER-ANCAN4AN PELKER,4.SANJAL-AN 179
,@ d). Garis lurus ditarik dari titik A dan S demikian juga dari titik B ke
c.
l,lU ruf -iil .e{i ll, .) Potongkan garis A-s dengan perpanjangan garis B-c untuk
mendapatkan titik B'.
f). Adapun panjang masing-masing garis diambil dari perbedaan
prosentase titik-titik acuan.
g) Prosentase agtegat yang akan diblending, dicari dengan persama^n
matematis yang diturunkan dari rumus dasar persamaan 5.4.Qthat
Contoh SoaI 5.2a.).
drtl
5i.r
7ll fil
.{t)
..1{l
2{t
Berikut ini luga dari Asphalt Insitute untuk blending tiga fraksi
agfegzt.
Petuniuk solusi cara grafts lj'ga agregat adalah sebagai berikut:
- a). Skala absis dan ordinat harus dibuat sama,dimana absis diiadikan
kedudukan prosefl bahan yang tertinggal saringan No'8 dan ordinat
kedudukan prosen lolos saringan No.200. --+
- b). Hanya databahan^gtegat prosen yang tertinggal saringan No.8 dan Gbr. 5.12. Metoda grafis dad Asphalt Institute.
prosen lewat saringan No.200 yang di-plotpada grafik. ( untuk blending tiga agregat).
- c). Titik A me-representasikan bahan t kasar, titik B bahan
^greg
halus(biasanya pasir) dan titik C adalah gradasi filler.Titik S
^gregat
adalah representasi dari nilai tengah limit persyar tan gr d^si,untuk
material tertahan saringan No.8 dan material lolos saringan No.200.
Y
r82 Rancangan Bahun Perkerasan Jalan NOn6G,4UtlC,t 74J.4n B4Ku' 2 : PERANC.AN(AN PER-KER,4SANJ,4L_AN tEl
a). California ( Mc Kesson & Frickstad ): Metoda Asphalt Institute metoda campuran dari USA, banyak dipakai di
P=0,015a*0,03b*0,17c Indonesia pada periode 1970 -1980.
dimana:
o/o
P= bitumen dalam campuran (dalam skala berat)
o/o
a = aggregat tertahan saringan no. 10 5.8.2.2. Sifat Bahan Campuran yang dipadatkan.
b = oh aggreg tlolos saringan no. 10 dan tertahan no' 200' Idealisasi penampang dari suatu campuran aggreg t dan aspal,adalah
c = o/o lolos saringan no. 200' sebagaimana tergambar pada Gbr. 5.13.
^ggreg^tyang
SKALA VOLUI'E SKAI.A EERAT SKALA BERI|TT
b). Montana: JEHI$
I
I
-f-
P = 1,25 ( 0,015 a * 0,03 b + 0,17 c ). G
(f i
v{-
a vllu
c). Wyoming: r 1
vitA
P = 1,30 (0,015 a * 0,03 b + 0,17 c).
- Ps. adalah kadar effektip aspal merupakan kadar aspal total campurafl minus bagian ii). BeratJenis bulk (atas dasar permukaan):
aspal yang terserap oleh agregat.
Berat Jenis'bulk' campurafl kering permukaan SSD:
dimana:
3). ffictiue Specific Crauifi. G.u berat jenis bulk agregat total.
P1rP2,....P" prosen berat masing-masing
Secara praktis adalah :
G1,G2,...Gn ^gregzt
berat jenis masing-masing agregat.
2. Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh ( SSD*Saturated Surface Dry),adalah dimana: G," Gb
pefbandingan antara berat kering permukaan ienuh dan berat air suling yang
^gyegat
vr:lumenya sama dengan volume agfegat dalam keadaan fenuh pada suhu tertentu.
Agregat terdiri dari agregzt kasar,halus dan bahan Pengisi yang pto = L00xW -G b .....................(s.12.)
masing-masing mempu nyai betat ienis sendiri-sendiri.
dimana:
Rumus berat ienis kombinasi dan agtegat adalah:
P, + P, t.......P,
G,b = .(5.e.) G,. = berat jenis efektip t.
P.P"P ^greg
--'- + '-- q.... " G.u = berat jenis bulk t.
Gt G2 G, Gb = berat jenis aspal.
^greg
T
1m Rancangan Bahan Perkerasan Jalan t<oilgctutlsJ MtAu BI KA 2. PERANoANqANPER-KER,ASANJALAN 19I
A$pql 5 1,10
Prosen uolame?oi dalarn cam?aran ?adat (l/a,|.
G-- G^u ..
Tentukan kadar rongga udara Y^ (air void),bila berat jenis bahan campuran
=t00x(
G.^ )'
V" .....(5.15.) padat=2,30 gr/cc.
, VMA_Va t
vFA =100x( -
O.zOre"eb= AGTiEGAT
{o
T
o.r=o J-
AGftE(}AT
HA!-tJS +FIt-l-EFi e2- O,5a
-
.4.
VFA = prosen volume pori terisi aspal terhadap \&IA ""'
V^ = volume pori dalam campuran padat (oh terhadap *+I
volume total) o.o5x2. {o . ASPAL lO-O-lt *, ,J,
o.rr +
T
xdnggwrlet7,4aln B4rcu. 2 : PERANoAN4ANPER-KER,4SANJAL-AN,93
192 Rancangan Bahan Perkerasan Jalan
Jawaban:
*/cc' Volume campuran dilapisi parafrn= berut zt yang dipindahkan=
1,370 - 780 = 590 cc.
Didapat 8o/, rcnga udxa (air uoi$ pada campuran yang dipadatkan
BeratJenis bulk atas dasar kering oven = 1.235/440 = 2,81 gr/cc.
tersebut.
BERAT VOIUMH
5. 8.2. 4. KON SEP BEKA*T JENI S. L l.
+t
i r35{
I+
Umumnya salah satu dari tiga prosedur berikut digunakan untuk parafin r5Gr35/1(0.61
1I
menghitung betat lenis bulk (batk densi4t) dari contoh r^ncarugzfl campuran {T *\ |
oooe.ssP/r{0
aspal beton . Tiga prosedur itu adalah:
Ei
@l
Rongga t
1,. Melapisi contoh dengan panfin dan timbang beratnya diair'
T
il
r ees{r
+
Campuran
*otu*.*
,1 i
V-o= volume bulk agregat t volume efektip aspal. I(adar aspal optimum diperoleh dengan menyusun batas-batas rancar,g n
pada suatu grafik (Gbr.Contoh Soal 5.6.b.). Akan didapat suatu selang
2. Berat Jenis bulk atas dasar kering oven dari sampel yang sudah afltara yang memenuhi syarat(disini 6oh-6,5o/o). Batas tengahnya adalah kadar
dipadatkan: aspal optimum yang dicari. Dalam contoh ini didapat kadar aspal adalah
ru'h -
oD l/^oo-
=,l3zoJo5- 615 -
=!1^20====W =z1s groml cmr 6,25 o/o.
Catatan:
Kurva Flow-Kadar Aspal tidak menentukan pemilihan kadar aspal
3. BeratJenis bulk atas dasar permukaan'
optimum,karena tidak masuk dalam selang kurva Gbr.Contoh soal 5.6.b.
t- =- W,tso -Y-=99'=2,19
Q.h ssD graml cmj
Wj;_n- -= 1:ZO-ZOS- 6tS
- Berat total aspal - \flu= 5,45/100x(1320)= 71,94 gtam'
.Wr^=1',2f
- Berat aspal terabsorpsi = 1'00x(1320)=15,84 gram'
erat bulk agregat total =!r,b = (1 00- 5,45) / 100x(1, 320) = 1 248,0 6 gr^m.
- B ,4 ,t dsr.g,BF.t is,til
Void dan void terisi aspal dihitung dengan rumus (5.20.) dan (5.21.)
Gbt Contoh Soal5.6.b. Pemilihan Kadar Aspd Optimum berikut ioi:
CemPula'l
. uli untu} dilakukan te6t Mffshal, ,ang ," =ltt !"*] P^l
DisiapLan lima benda
' ;#;*-i;*;-'",iJ'u'-J'; 0,5olo terhadap kadar aspal t G" I
--.-------.-.................-(5.20.
4r..........................................(s.17.)^t00
d=71r*tsrc. )......----.-..".-- "-".-.- c",=:* il*.xr_ ("r") G.22. )
diab"ikan. dimana:
c. Kondisi permukaan kasat. Wh, V, = proPotsi aspal, proPorsi setiap agregat. ( yo ).
Gu Gr = betat jenis aspel, berat ienis agregat ( % ).
j-
G,",t\.. .. ....................(5.1e.) r* = uo,tl."t (1g/c.,.l).
d---- ^r
D-E--
Ranccngan Bahun Perkerasan Jalan NOU6G4U|IA 14J.4U VqKq 2 : PER 4NCAN(AN PER-KERASANJAL,4N 199
108
(ihat contoh diatas)' Pertimbang^nny^ adalah mzn yang memberikan material yang paling
4). Penentuan kadar aspal optimwn
ekonomis. Ketersediaan bahan zgteg t sarigat menentukan yang kadangkala
D Plot besaran Marshall (berat jenis, void, V,'^' Stability' dan tidak sepenuhnya dapat memenuhi spesifikasi sehingga dipedukan adanya
Flow ) terhadaP kadar asPal. blending.
jr. Bandingkan hasil plotting dengan standar l\{arshall dari Tabel ii.P e n e n tu an p rop o rsi dmgan b k n di ng.
s.g. d^., pilih kadar u.pd yu.rg sesuai diantatz nilai-niiai pefsyarztan
Marshall ya.rg -.-.roti' fnaar aspal yang didapat'nungkin kadat Blending adalah usaha trial & error dengan memvariasikan prosenrase
agregat agar memenuhi kriteria gradasi spesifikasi. Blending dapat dilakukan
aspal yang oPtimum.
dengan cara coba- cob a (taksira n),cara coba-coba(matematis) maupun dengan
car@ uran 1 ang rptim a l' penggunaan cara grafts(that sub-bab 5.8.1.)
5). P en enttt an p ropo rsi
Lakukan iangkah 1) sampai 4) diatas,dengan mengganti tip' 2).Kadar Aspal Optimumyng akan digunakan.
,gg."grt,gradr-si dan kadar aspal' Pdih proporsi y^ng paling
ekonomis diantata hzrga-hargayang didapa t,y^ng memenuhi seluruh Dengan proporsi yang sudah memenuhi syarzt spesifikasi hasilan dari
persyaratan dan menunjukkan kineria yang paling baik' blending lakukan prosedur y^ng sama dalam penyiapan bahan
dilaboratorium diatas. "ji
CATATAN:
saat test dengan beban yang
a).sebenatnya adalah paling baik melakukan penumbukan pada
identik dengan t .b^r, pri. saat lalu lintas dibuk", .r"-,.rr, 50 x pukulan sebenarnya tidak 5.9. METODA RANCANGAN CAMPURAN DARI ASPHALT
lalu lintas berat pakai nilai pukulan
memadai untuk kondisi lalu lintas berat, jadi untuk kondisi INSTITUTE.
75 x.
iii. P ro s e dtr r P e ng/i i an c. Penentuan kadar aspal optinal dilakukan secara trial&error,bisa dimulai
Melakukan ilratan test sebagai beikat: dengan memilih void udara pada batas limit pertengahan yaitu 4oh(antara
- Berat Jenis Balk persy^ratan 3o/o dan 5%). Hasil besaran yang didapat dengan penganggapan
- Pengajian Stabilitas dan Flow ini harus dicek kembali sesuai dengan Tabel 5.9Jika memenuhi r.-ru irri
- Analisis kePadatan dan aoid. adalah kadar aspal taksiran awalJlka seluruh besaran tidak memenuhi
lakukan redesain.
5.g.2. Evaluasi Data Penguiian Matshdl' Tabel5.11. Kriteria Marshall untukJob Mix
(Sumber:Asphalt Institute MS-2).
- Pengamatan nilai stabilitas dari contoh bahan uii
- Pengamatan nilai flow lalulintarrhgan Ialulintnrmdang Inhlintarhmt
- Penggamb aran grafrk berikut (ihat Gbr'Contoh 5'6') laramotur ilctdfl ilnmhnll
hmrknan&Psilturi Pmukaan&Punda*{ P*rmu[mn&Pnufuii
Kadar Aspal vs. Rongga Udara(Air voids) Itafi itfls Atflx
Kadar asPal vs. VMA llin lflflx t[in ffiu llir illu
Kadar AsPal vs. VFA lem&truJmHmhh ffi il m
Kadar AsPal vs. Berat Isi $tililitnnllhl lil ffi ffi
Kadar AsPal vs. Stabilitas Ihu$Sms{0,8lirl I ll t It t l{
firddtfua t +
Kadar AsPal vs. Flow. d 5 t a 0
Nlilltihtfsrl[41
f,Wil ?0 m ffi ?[ $5 l\
a. fulasi paranteter camparaz ftondisi ini berlaku umum)' UIT,lT,l[: L lilamffik*rilah lhlurirymr ffi,i.10{,mfug B,tl04+1ffi,
hilffit,iffi
kadar aspal samPai t Pffifrtan tCIrgflrhng p& lmdfui dilapmg ynng mmffiali.
Stabilitas bertambah dengan bertambahnya L lihi tlou dirytilpde leidiri hhm mnhi nomrur
maksimum kemudian stabilitas menurun'
0 Secara konsisten flow akan naik dengan betambahnya kadar aspal
Tabel5.12. Void minimum dalam (VMA)
0 Gtafik berat isi dari total camPuran mengikuti pola kurva
^gregat
stabilitas,kecuali berat isi maksimum(tidak selalu) teriadi pada kadar
ti"Sg, dari stabilitas maksimum' UKURAN BUfiR MINIMUMVMA(0/O)
aspal sedikit lebih MAKSIMUM(M}N VOID &o)
prosen fongga udara(air voids) menurun secafa konsisten dengan 3r0 4,0 5,0
bertambahnfi Ud^, aspal,maksimum akan mendekati kadar void 1,18 21,5 22,5 23,5
minimum. 23s 19,0 20,fi 21$
0 Prosen void pada agregat0'rMA) umumnya menurun sampai batas 4,75 16$ L7,0 1S,0.
9,5 L4,0
minimum kemudian bertambah dengan bertambahnya kadar aspal. 12,5
15,0 1q,0
13,0 14,0 15,0
0 Prosen void terisi aspal vFA secafa konsisten bertambah dengan
makin
19,0 n,a 13,0 1.4,A
bertambahnya kadai aspal. Karena dalam hal ini VMA makin banyak 25,0 '11,0 fi,a 13,0
terisi oleh asPal. 37,5 10,0 1 1,0 12,0
50,0 9,5 10,5 11,5
b. Kinia penentuan camparanlang memenuhi slarat' 63 9.0 10.0 11-0
Asphalt Institute memberikan data pada Tabel 5.9. sebagai data yang
dirlkomendasikan untuk mendapatkan campuran yang memuaskan'
202 Rancangan Bahan Perkerasan Jalan xofi6c4ux6JtrAtA% B\Kq 2 ; PER:4N{CANQANPELKER-ASANJAL-AN 203
pefubahan kadar aspal optimum tidak melebihi 2o/o pada pengatufan d. ATB (Asphalt Treated Base)
pemilihan r ncanga;n iob mix. * Dirancang terutama sebagai lapis pondasi untuk
memperbaiki durabilitas dan ketahanan faak.
d3. Pensaruh VFA
x Dalam posisi lapis perata disebut ATBL (Asphalt Treated
VFA membantu mencegah ratrczng n VN{A dipenuhi tapi dalam
Base Levelling).
batas marjinal,yaitu membatasi level maksimum dan VMA,sekaligus
membatasi level maksimum penggunaankadat aspal maksimum. VFA iuga
Tebal nominal rartczng n campuran aspal panas sebagaimana dapat
membatasi void udara untuk campufafl yang mendekati kriteria VMA dilihat pada'f abel 5.1 3.
minimum.Campufan untuk lalu lintas ringan tidak akan lulus kriteria VFA Tabel5.L3. Tebal Nominal Rancangan Campuran
dengan void udara relatif tinggi(5%),walaupun selang void udara tetap Panas.
dipenuhi.Tu)uannya adalah menghindari tidak awetnya struktur pada TIPE CAMPURAN TEBAL RANCANGA},J
kondisi lalu lintas rendah. NOMINAL (cm)
1(
Rancangan campuran untuk lalu lintas berat tidak akan lulus kriteria HRSS(A)
HRSS@)
VtrA dengan void tdara relatif rendah 3,5o/o,walatpun iog" tetaP HRS
2
3
memenuhi selang void udara.I(arena void udara rendah sangat kritis dalam AC 4
pertimbangan deformasi permanen,kriteria VFA membantu ^g r ATB >4
campuran tidak mudah rutting pada situasi lalu lintas berat. 2).Bahan Campuran Aspal Panas.
VFA menambah kriteria pengamanafl proses struktur dilapangan i. Agregat I(asar.
dalam segi perw'ujudan perker^safl .
Agregat I(asar umumnlra harus terdiri dari batu pecah,kerikil pecah
5.10. METODA PERANCANGAN CAMPURAN ASPAL. atau bahan lain yang mempunyai bidang pecah. Ketentuan batas
gradasi untuk agreg t kasar sebagaimana tercantum padaTaber 5.14.
1). Tipe Campuran Aspal Panas.
ii. Agregat Halus.
Beberapa tipe campuran aspal panas(ihat iuga sub-bab 3.1.4) adalah:
a. LATASIR ( identik HRSS=HoI Rolled Sand Sheet) kelas A dan B' Agregat halus termasuk setiap bahan pengisi mineral yang dapat
* Jenis ini untuk jalan dengan lalu lintas rendah,pada daenh ditambahkan,harus sesuai dengan peffyaratan gradasi Tabel 5. 1 5.
yang kesulitan t kasar. iii. Bahan Pengisi.
^greg
xCampuran memPunyai ketahanan rendah terhadap
Bahan pengisi harus terdiri dari abu batu,kapur,abu dolomite,semeri
raltingsehtngga tidak disarankan untuk digpnakan pada lalan dengan
PC,abu terbang,abu tanur seme n atau bahan mineral non plastis
kemiringan memanjang besar dan tebal lapisan jangan tedalu tebal.
lainnya dari sumbet y^ng disetujui Direksi.
b. LATASTON(HRS=HoI Rolled Sheet).
* Cukup baik untuk jalan dengan lalu lintas ringan sampai Tabel S.l4.Syarut Gradasi Agregat Kasar.
sedang. UKURAN SARINGAN % BERATLOTOS SARINGAN
x I(arakter ut^ma adalah durabilitas,fleksibilitas dan (mm) (ASTM Camuuran Normal Camouran Laois Perata
ketahanan fatik yang tinggi,sedangkan kekuatan perkerasan 20 % 100 100
12,7 t/, 30-100
mempunyai tingkat kepentingan kedua. ,5-100
9r5 3/8 9-s5 50-100
c. LASTON (AC=Asphaltic Concrete). 4,75 No.4 0-10 0-50
* Digunakan untuk jalan dangan lalu lintas tinggi,kemiringan 0.075 No.200 0.1 0-5
memanjang lalan besar,persimpangan atau lokasilokasi dimana
teriadi konsentrasi beban roda.
I
206 Rancungan Bahan Perkerasan Jalan t<o*1.664W$J MJAtl Bvtr<l 2 : PERANoAN(AN PERKERASANJAL,4N 207
Tabel 5.15.Syatat Gradasi Agtegat llalus' Tabel5.16b. Persyaratan Sifat Campuran Aspal panas.
ftanya sebagai pedoman untuk cara durabilitas tinggi)-sumber:Dokumen Kontrak.
UKURAN % BERAT LOLOS SARINGAN
SARINGAN BATAS*BATAS SIF,TT
1ATASIR LASTON&ATB SIFA?CAMPUNAN
{rnm) (ASTlq r-ATASIn@) r,l{TASTON 'rlltli' . HR}i KEI-AS ATB&
rA)
KtrLA$A B ATtsL
100 100
eJ 3/8 100
KADAfl.BffiJMENEFFEK]I{F I o
' 4Js No.4 98.100 72-fi4
"72-100
90-100
80-100
:'
.
6,8.,, > 62, > 5,5
2,36 No.8 95-100 ANGKA PORI 3a/o - 6810 3a/o - 6q/a. 4%"8%
60 mic*:u No.30 76-100 25-100 25-100
3-11
TEBAI. FILM BITUMEN ,, },g, ,' >8 , >8
75 micron No.200 0-8 0-8 MIKRON : MIKRON MIKRON
MARSHALLKUOTIEN
1-,5, ' 1,8* 5 1,8*5
kN/{flm kN,/mm kN/mm
Tabel 5.16a. Persyar^tun Sifat Campuran
(hanya sebagai pedoman untuk cira tradisional)-Sumber:Dokumen Kontrak 450;850 550 -1250 tg 450* 1250
STABILITAS MARSHALL
ts, . kC
STABILITAS YANG TERSISI SETEI-TH
> >75Vo
SIFATCAMPUSAN
HR$S
A
HRSS
B
HRS .AC ATB PEREND"{MAN,S.E|4$A 24J4M rr:rl)A 600 c ,r& 7504
SUMBER' DOK.KONTMK-GBR-RENcAilA
OITJEN BINA MARGA
Tabel 5.L7. Fraksi Rencana Campuran. Tabel 5.19. Persy arataln Gradasi agregat halus.
KOMPONEN % BERJ|T TE,RHADAP TOTAL CAMPURAN r, UKURAN %BERATLOLOS
SARINGAN SARINGAN
CAMPURAN HBSS(A) r.rRssF) HRS AC ATE
3/8" 100
CA 0-10 5.,3 2440 30-50 40-60
No.4 90-100
FA 643-78,3 53,{>-72,6 47-6:l 39-s9 26-$,5
No.8 80-100
FF 12.15 8-13 5.9 4,5J,5 4,5-7,5
No.30 25-100
No.70 7-60
d. Pengujian Campuran percobaan laboratorium harus dilaksanakan
dalam 3(ugu) tahap: No.200 5-11
i. Memilih resep campuran nominal untuk dipakai acuan bagi Fraksi rencanz- t kombinasi y^ng sesuai dapat
percobaan campuran. ^greg
dihitung,dengan menggunakan T abel 5.20.
ii. Melakukan percobaan campuran untuk mencari resep camPufan
optimal.
iii. Konfirmasi campuran optimal dengan melakukan testing dan bila Tabel 5.20. Proporsi Campuran Nominal.
pedu melakukan perubahan-perubahan resep campuran nan afi
PROPORSI NOMINAI, TOTAL
KOMPONEN Cd,MPURAN ( % BERAT DARI IUMI-AH CAMPURAN ASPAD
Sebelum percobaan laboratorium dilakukan estimasi dulu resep RENCANA HRSS(A) HR$SG) HRS AC AT]B
campuran nominal. Prosedur pemilihan reseP campuran nominal untuk
CA 0-1p 5-23 35 45 50
perkiraan suatu fesep campufan nominal yang sesuai adalah sebagai berikut:
Propotsi penakatan campurafl nominal ditetapkan dengan FA 88-CA-b 92-CA-b 65-FF-b 5s-FA-b 50-FF-b
^.
memperhatikan bentuk kurva gradasi untuk agregat yang sesuai secara baik FF 12 I 27 e4,5 >4,5
dengan batas gradasi yang ditetapkan sesuai Tabel 5.18 dan Tabel 5'19.
Total Kadar Aspall Carnpuran b b b b b
Untuk kasar secara umum harus terdiri dari batu pecah atau kedkil
^gregat TOTAL
pecah. 100 100 100 r00 100
CATATAN: Nilai b sesuai dengan Tabel 5.14a.
Tabel 5.18. Persy atatatr Gtadasi agreg^t kasar. campuran percobaan laboratorium harus dipersiapkan atas dasar
UKURAN %BERATLOLO$ resep campuran nominal,tapi dengan vanan-vatian dalam proporsi
SARTNGAN '' i'r,sARINGldN ,:l campuran bahan pengisi dan kadar aspal.
,, 100
^gregat.,kadzr
314" l
variasi campuran agregat sekurang-kunngny^ 3 proporsi terpisah
'Y2': 3fl-100 dari zgregat kasa43 campuran terpisah dari campuran pasir dan abu
318" p-Es batu,untuk setiap propotsi zgrg t kasar yang dipilih. proporsi pasir dan abu
batu diselidiki pada batas antzra kira-kira 2:l sampu 1:2. untuk setiap varian
No.4 0,10
campuran yang akandicoba sekurang-kurangnya 2 biket Marshall dan
,o-tr
No.200 sekurang-kurungny^ 2 camparan lepas yar.g tidak dipadatkan untuk
l
(hotmix),
Rancangan Bahan Perkerasan Jalan
NOU6T4U'<AJMI4N B^K^ 2 : PER.ANoAN(ANPER-KERA,.SANJAL4N 2I5
n4
Proporsi reflcanz- campufan nominal ini,selalu dicantumkan clidalam
IE
rsl,sborl il!*lt 16 r. l0? I)okumen I{ontrak Jalan untuk Perkerasan Lentur dengan
ASTI' SIEVE SIZE l.rrls q r1 Campuran Panas.
,mt3&O:Sro.olo rst3 El I { ?i 7t 1
,:F
CA, FA, dan FF, dinyatakan dzlam skala berat toral campuran
(termasuk bitumen). Bilamana kita ingin mengetahui fraksi yang
'"r I llt;iltl I I
setara dalam aggtegat gabungan,tanpa bitumen,dapat dihitung
'"rj
to !-
r11i1 I r ill
tolrfsr iu*vl otSiiell.rrt
dengan rumus berikut ini.
,"[- lauts F[8lliEL tr4ltJ*
orf,un{ril tct(tr?
'or
r0F
*l-
,:I Illrli I rllt
c/,_l00.cA
100-6
oo,-W'!4
'"* t00-b '',r,-49'F!
- 100-b
............ (5.2s)
3. Penentuan campufan-camPuran percobaan untuk vatiasi gradasi Mengapa perkerasan mengalami deformasi plastis adalah pertanyaan
yang memedukan kaiian mendalam. Ada korelasi yang erat ant^ra deformasi
agfegat.
Perhitungan fraksi rencana dan luas permukaan' plastis dengan penurunan rc)ngga uda:a dalzm c^mpura;tr (VINQ selama
4. Pembuatan dan Penguiian Briket'
umur rencana perkerasan. Penurunan ini bermula dari rendahnya fongga
odara ranczfigan campuran Selanjuml,a laju terjadinya def<rrmasi plastis
5. Penentuan camPuran terbaik'
6. Membuat dan menguii variasi aspal dan bahan pengisi dari ditentukan oleh faktor luar yaitr"r l,olume lalu lintas,beban gandx
kendaraan,tekanan ban,suhu perkerasan dan geometrik lalan. Dari hasil
campuran pilihan.
penelitian campuran dengan VIl\{ dibawah ambang 370 mempunyai peluang
7. Cek apakah kadar ronggz-rongga uclara tedalu tinggi'atau
untuk mengalami defolmasi plastis lima kali lebih besar dari pada campuran
B. I(adar roflgga-fongga r'tdara rendah,atau
baik,dan Stabilitas maupun angka l(ucsien yang mempunyai VIiv[ lebih Lresar. Demikian pula perkerasan dangan VIM
9. Kaclar ."riggn
tingg4i,atau
",lri, yang lebih besar Cari 9rXr mempunyai peluang lima kali lebih besar untuk
rongga udara baik,tapi Stabilitas clan angka kuosien rerrdah mengaiami retali ilr'ri rracla campuran dengan VIM 3o/o-6oh. Dengan
10. K;i;;
demikian memhatasi VII4 pada masa pelayanan jalan^rftara
berkisar ant^r 30l,60/o
11. Pemeriksaan akhir labr-rratoriutn
adalah persyarriran yang harus diikuti dengan cermat.
12. Proporsi batching produksi dan kecepatan umpan'
o Persyaratan Karakteristik Campuran Aspal.
Secara diagramatis langkah-langkah diatas digambarkan pada
diagram alir pada LamPfuan B -1' 2.
Pada Tabel 5.22 merupakan persyaratan kekuatan,kekakuan dan
kelenturan.Pada Tabel 5.23 adalah persyaratan keavietan dan pada Tabel
5.10.1.3. Rancangan Campuran Bina Matga 7997 ' 5.24 merupakan peffya;t^t^n ketahanan terhadap deformasi
p ias tis. Pers y gradasi dituangkan dalam Tabel 5. 25.
^t^tan ^gregat
o Philosofi Dasar Hal yang baru dari spesifikasi rancangan campuran Bina Marga 1.997 ini
I{eretakan pada perke tasan padaperiode 1,970-an umumnya disebabkan adalah:
fatik yang ,"rirai pu.1u wakt., ,.trtir dini dari umuf fencana. Periodc 1. Diperkenalkannya prosedur pemadatan PRD (Percentage Refuml
lebih
selaniutnfa yaitu periode 1g80-an dimana kerusakan perkcrasan Density) yaitu pemadatan hingga campuran tidak mampu
'f.ant,'ngzn yang
bznyak iisebabkan oleh deformasi plastis (pla.rtic flow). memadat lebih laniut.
dihadapi adalah,bagaimana mendapatkan campuran a'spal ideal dimana 2. Batasan rongga udara didalam campuran ditetapkan berdasarkan
plasus dan
teriadi keseimbangin ant,.fL kemampua, menahan deformasi prosedur pemadatan PRD.
retak hingga akhir umur fencana. -)" Persyaratan batas minilnum rongga diantara (VMA)
relatif tinggi. ^gregat
Secara teoritis untuk mencegah agar titlak terjadi retak
fatik yang terlalu
dini maka campufan harus cliren.unLnn sedemikian rupa sehingga menjadr 4. I)ipersr"aratkan volume minimum rongga terisi aspal $/FA)
terhadap disamping persyareLt^n VIM clan VMA.
lebih awet (clurabilitas tirgg,). Beberapa faktor yang berpengarutr
keawetan antar^ lain sifil aspal,kadar aspal efektip,tebal film
aspal dan 5. Penumbukan untuk benda uji AC dan HRS disyaratkan 2x75
bahwa kadar aspal darr tumbukan tidak tergantung pada volume lalu lintas.
ron€+Ia didalam campuran. Teiah disebutkan diatas
t.UJ nn, aspal dalam campufan secafa 'rlumetdk dapat dinyatakan dalanr Pers1r21212n diatas nrempunyai satu sesa{an yaitu pemenuhan persy,.}ratar'}
volumt'
besaran ,ol.rme aspal dalam camPuran (\1trA)' Campuran-dengan ro,ngla terisi aspal(t/FA) dan rongga diantarz (V\4A) dengan
^gregat
aspal vang ting3i akan *"*p,rnyui clurabilitas titgg.Jadi
dengan demikian Marshall 2x 75 tumbukan
irrosedur dan persyararan rongga udara OIN,I)
.rrrtot'-"rrd"pirkr.r campufan yang awet harus disyafatkafl VFA minimunr dalam campuran setelah PRD.
tertentu vang harus diPenuhi'
!
t00 850 t$
2/
/t ru0 100 lffi ilm $0-ffit .sl
tl[$$ ,t
fltt 8frt lz,[ 7Ii85 fi[ffi
9,5 B/8 $ll.t00 75-8[ 35.55 28"58 l$.{5
A{l
8ffi
tulorffm 2,36 il0.8 9tl-ilm flt-?2 IFSIi 11,58 t$.45
trshfltloutml ll,6110 iltt.Bll 15.60 rffi5
[m$ T,
l|J75 il0J00 0,
l0-r5 0.12 2-9 l-7
H[$ 25
CATATAN:
2 Untuk campuran HIiS disyaratkan agar minimr:m
t0 80!/o clari agresat yang lolos saringan
ll+ils[tuolfut{trlnnI [ohhil 2,36 mm hatus lolos pula pada sarin.gan 0,600 mm.
,lffi
msl 80
-r:'ffi
lilr$
A[ ffi 'i'
' ffi
ffii
ffi
Persvaratan minimum VI]B merupakan upava untuk mcmperolch
campuran )/ang iebih arvet c'lan lentur sehingqa mempunyai ketahanan
rctak fatik yang iebih baik. Dipenuhinya rongga udara dalam campuran
Tabel 5.23. Persy Keawetan' dan rongga terisi aspal akan memberikan campuran veng seimbang yaitu
^t^tafi mempunyai stabilitas terhadap defrrrmasi permanen dan sekaligus
ill ,tt
til$.i fiftsl.ll
m'$ m$ mempunyai ketahanan tcrhadap retak fatik yang tinggi. Hal ini tcrpenuhi
$ITITffMPtlMil ft/{ $/u fl/{ $/{l
jika tersedia cukup VMA dalam campuran. Campuran aspal dengan
20 20 t8 l8 l$ 16 VN{A rendah akan menimbuikan kontradiksi terhadap dua kepenringan
}'l[[{y,} illin
diatas. Bila pada VMA rendah diberikan cukup banyak aspal untuk
illSti{tliunhl $[ $5
ffil"lf illia 65 $a
mengisi ronsla 1.ang ada akan mucul masalah deformasi plastis karena
lalulida*bmat $8 08 $8 $8 rerrdahnya VIM. Namun sebaliknya blla diberikan kadar aspal yang
Iffi.Nil.05x1fl ilttor
relatif rendah untuk memenuhi syarat VIM akan timbul masalah
7l 7t 75 lfr
ffil"0,ixlff [lir 7h 7b keawetan dan retak fatik karena kekurangan aspal.
ffiurse, B/C =Binder Course' VN{A vang cukup besar akan memberikan cukup ruang sehingga
cukup banyak aspal yang dapat ditampung tanpa harus mengorbankan
''r'^t.al ( ?4 PerswltutaLtr Ketahanan te Defotmasi Plasti S. VIM. Besar VMA dalam campuran sangat ditentukan oleh gradasi
am['rf]rMDll[,tN util I llrx mMli'lmltfl[
^gregat.
Oleh sebab itu faktor gyadasi sangat menentukan dan
ffi *-T--T-*rl
ml
itmhdmlhtnrlurli merupakan faktor kritikal pada campuran ini.
[RSl ]
$ngnomhpi
mhlalpmadatan o Penguiian PRD ( Percentage Refusal Density).
,tflillRs lalulinhs
$$tm ?cnqncfinfiAn
?enUen$sl|rc ?AHn
n3
I
224 1<ou6G4U116,J trAJ.Au B,t|<,. 2 : PERANCANqAN PER-KER,4S,4N JALAN Sistem Perancangan Perkerasan Jalan 225
Disini tidak akan dibahas secafa rinci RDS ini,namun dasar Gbr.6.1. Beban dibarva oleh truck standar dengan berat kosong 5
pemikiran yang melandasinya akan dibahas secara umum' ton,dimuati beban sehingga masing-masing roda belakang ban ganda 4
ton,dengan tekanan angin ban 5,5 kg/cm'.'Iumit batang (beam toe)
6.7. PROSES PERANCANGAN . diposisikan di-tengah-tengah ban ganda belakang tepar dibawah pusat
muatan sumbu gandar. Lendutan balik dibaca pada jarum alatbzcadengan
Road Design System sebenarnya merupakan suatu slstern posisi:
perhitungan biaya untuk desain dan pembuatan dokumen tender dengan - posisi awal(posisi pertama),posisi dimana beban tepat beracla
spreadsbeelPemikirannya adalah untuk suatu pfoyek ialan yang pada tumit batang(d,).
-..rg4rrrr^kan
,.rrJm cli seluruh Inclonesia,memeflukan suatu sistem agar didapatkan - posisi kedua,sejarak 30 cm untuk penetrasi,40 cm untuk aspal
suatu estimasi biaya dan penyiapan dokumen lelang yang relatif cePat. beton dari posisi pertama(dr=pembacaan antara).
- posisi ketiga,sejarak 270 cm(iarak C) dari posisi awal(d.)
6.I.1.. PENGUMPUI-AN DATA - posisi akhir,sejarak 9,00 m dari posisi awal (do).
-j tr
^rrtzir masuk
kedalaman cone,sehingga t4 i
trnurt
t2 FREQUENT SHALLOW
XAIX ROD
mendaparkan suatu kurva. Dengan , *'',"., l
tu
(biltiuA unmal
DEPRESSIONS SOME : t*l kdlt
mempiesisikan kurva yang terbentuk l0 . ", *..'. j
"*",.i
DEEP -*--i
dengn kurva standar,akan didapat nilai 8 FREQUENT MINOR
CBR dari tanah dasar tersebut. ""*-{ 80 Lntnr
6 DE,PRESSIONS
*ILiroorn,ir,
Survai Kekasaran Jalan dilakukan
( kc rucut) dengan metoda NAASRA untuk 4 SURFACE :;
-.COXE
IMPERFECTiON ."'l
mendapatkan angka kekasaran suatu 2
Gbr.6.2.DCP permukaan iilan yang dapat digunakan 0 .. ' .*1
untuk menilai kondisi ialan. 0=absolute
Prinsip dasar alat ini adalah
perfections
mengukur iumlah gerakan verikal sumbu roda belakang terhadap tubuh s urnber: II RMS-Bin a Mar ga
kendaraan sewaktu berfalan pada kecep^t^n tertentu (30+35 Vn/iam).
alat
Gerakan sumbu roda beiakangdalam arah vertikal dipindahkan kepada
pengukur kekasaran melalui Iabel yang dipasang di-tengah-tengah sumbu Gbr.6.3. Skala IRI
,odi'b.lrt selaniutnya dipindahkan ke counter melalaui flexibk diae.
"ng,yang vertikal Survai RNI(Raal Nenaork Inaentory) merupakan survai inventarisasi
Setiap putaran counter adalahsama dengan 1'5,2 mm gerakan ^t7t^r
kendaraan. jalan,yang dilakukan untuk mendapatkan data:
sumbu roda belakang dan tubuh
Ketidak-rataan j^lan mempengaruhi tenaga gerzk kendaraan dan - jenis dan lebar perkerasan
kenyamanan perialanan. Ketidak-tata-an besar akan menambah waktu - jenis dan lebar bahu
prri^l^r n d^., *.nyebabkan kerusakan suku cadang kendaraan. Ketidak- - jenis dan kedalaman saluran samping.
rat^ -afl dibedakan dengan tolok ukur Indeks kekasaran Intemasional Survai Jembatan dan Gorong- gorong(Calue@ untuk mengidentifisir
data mentah harus dicatat jembatan dan gorong-gorong,jenis,bahan,dimensi dan kondisi.
$Rl=Intemational Roughni Index). Pembacaan Jembatan
pada kecepatan noriinal, 32 l<m/iarn dengan 5 lintasan pada setiap didalam program terpadu dengan jalan untuk bentang relatif kecil.Biasanya
t...."prt^tt nominal tersebut,untuk setiap seksi uiinya' dibatasi <10 meter. Untuk iembatan dengan bentang lebih dari 10
E;'lI';. 2 : PER^NCANqAN PETAKER,ASAN JAL-AN Sistem Perancangan Perkerasan Jalan
228 *on6c4ut16,J X4J,4n 229
Sistem Manaiemen
meter,d.imasukkan kedalam program yang terkait dengan
embatan @ MS= B i dge s M a n age nt n t 51 s.( m)
e 6.1,.2. PEMASUKAN DATA
J
alinyemen
Survai Geoiretrik lahn,metiputi survai perubahan
misalnya akibat
horisontal alinyemen vertikal du., perrampang melintang Data hasil pengumpulan data dikompilasi pada pangkalan data (data
jalanbaruatzubarangkaliakibatbencanaalam.Atausurvaiperbaikan base),yang merupakan data back-up periodik sesuai dengan sasaran waktu
alinyemen pengambilan data.Lebih dikenal dengan SMD(sistem masukan
,li.r,u.*..t akibat p",-ri.rgi,,tut' lalu lintas atau peningkatan kualitas
itu sendiri. data),menyangkut deskripsi ruas,DRP,RNI,RCS,Roughness dan Data lalu
Survaitrafflcdilaksanakanpadasimpul-simpullalulintasl,ang lintas. Data masukan ini dialokasikan untuk diintegrasikan dengan sub-
berpengaruh besar pacla iaringu.r,.l1t-tdiamati selama 48 iam untuk ialan sistem lain dalam rangkuman ?pa yang disebut IIRMS (Indonesian
1,61am
..rr-n |ang dianggui sebugui lokasi konsefltfasi lalu lintas utama,dan Integrated Road Managemenr System).
untuk lalu lintas pada lalan-ialan sekitarnya' Bagan Alir Road Design Module untuk prosedur perancangan
Survai DRP(Data,R"f.,..,.. Point)=Data titik
Referensi,meliputi pekerjaan-pekerjaan utama dapat dilihat pada Gbr.6.5. sedangkan prosedur
survaipengumpulanlarak^nt^ra,patclk-patokkilometer,lrektometerSecafa petancangan untuk pekerjaan-pekerjaan minor dituangkan padabagan alir di
-
'ditupunlurr;k.b. tadaannya hilang masih. utuh'Dapat i'g^ Gbr.6.6.
,-rfrt^ ^t^u sebagai dalam
inventarisasi titik referensi lainnya yang berguna ^u)afl
masuk'an untuk pcnclataan lain seperti RNI,RCS'atau I(ekasaran' 6.2. TAHAPAN PROSES PERANCANGAN
Sun.aikondisila|an6'CS=RoodConclitionsSurvel),meliputi
pengumpulandatapenampangmelintangialan,ilwentarisasidimensi,jenis Rangkaian tahapan proses perancangan didalam Road Design
hrr-r'' t o.rasi perkerasan,kemiringan melintang ialan(camber),bahu,saluran System adalah:
dan photo-pho,, yang dianggap penting per-stasion'perlintasan
dengan - Peryiapan data Proyk
sungai atau ialan lain'Dari sini akan didapatkan: Tahap inimerupakan pengumpulan data proyek yang sedang
tekstur permukaan ialan apaiah bergelombang'leleh
dll' berlangsung(on going projecl)data proyek barusiwayat penanganan
- kondisi laPis Permukaan bitumen ruas jalan,perbaikan data paket dan lokasi proyek,pembentukan file
- cekungan (de'pression) permukaan dan lokasi paket,commited proiect dll.
- retak-retak (crack) - Segmentasi
6.3. STANDARPENANGANANPERKERASAN
TIPE PERMUKAAN
TIPE PONDASI
I)F,SAIN TEBAL
l,ENDLITAN
TtiRAt,
PRAKTIS
ACRtr)CAT
TE,tsAL PRAKTIS
ASPAL
PF]RIIITL]NGAN
I<I]ANTITAS
0 i pnoc;na,lr
I
iRANC,\NGAli
I'F]RI{tr.lt AsAN
TAN])A
> Blil*l'l,tRNIIiN'f (-BR
PIiRKTiRT\SAil
V
Y
lRt>12 >l tilirr'IjRr\lliNl
N
I
IRI>llltmin IJIi'l"fFl.RNl[rNff
>
PIiRI()Dt(l | '*""'
N
I
PI il.Flll/\Rr\N!0 > tlliTflrRMliNi'f Iilt()Dt
N
I
st)I>50 I PIiRIODI(] SIiAI
N
V
\
TlDr\ K r\ D,'\
PT,N,\N(i,\N.'\iN
I
E;LLI',,. 2' PER-qNCANqAN PERKER,ASAN JALAN
216 Sistem Perancangan Perkerasan Jolan 237
'1ou6aquN6J74t4'1
Gtrr"{r'8tr'
Ghr.6"8c
Gbt6.8n Gbr.6.8d.
ai= 0,075 +0,039 UCS -0,00088 UCS (menurut HDM III-World Bank)
dimana : UCS= nilai unconfined compressive strength bahan pada umur
1,4hari (dalam MPa)
Sistem Perancangan Perkerasan Jalan
238 *on664ut1&1tr4tAtt Pl;il<{ 2 : PER.ANCANqAN PERKER,ASAN JAL-AN 2!S
TEBAL
KODE
KATEGORI TIPE STANDAR PENANGANAN PROGRAM
PENAN
PENANGANAN PENANGANAN (cm)
GANAN
Aspal Agregat
Pemeliharaan Pemeliharaan rutin P01
bedang Holdinq(rutia) P02
Penanganan SBST P11 I Periodik
Permukaan SBST + lgysllinq P12 3 Periodik
Pelapisan tambah HRSL atau ACL P2',t 3 Periodik
aspal satu lapis HRSL atau ACL P22 J=) Periodik
HRSL atau ACL P23 >5 Periodik
Pelapisan tambah HRS+AT1]I, P31 6+<7 Pcriodik
aspal banyak lapis
I{riteria Pelebaran Tabel 6.3b. Kriteria Tebal Oveday Praktis untuk rancangan Betterment
LHR LEBAR LEBAR pada kondisi ADT>8.000 pada Paruh waktu UR.
LHR PD PERTENGAFIA PERMUKAAN BAHU
THN.DASAR NUR DlPERI(ERAS,PA (m) TEBALTEORITIS, T TEBAL TE,BAL
(m) KASUS
TTAHUN KE-s) t petkuatan(cm)
<2.250 <3,000 4,50 1,00
1,50
A t<6,0 4 0 T
2.250+9.000 3.000+<8.000 6,00
B 6,0<t<9,0 4 0 t+T-6,0
8.000+<20,000 7,00 2,00
9.000+<15.000 C 9,0<t<10,0 4 4,A T
>15.000 >20.000 2x7.00 200
D 10,0<t 4 r-6,0 T
l.ebar oraktis Pelebaran Pada Over la Tebal minimum 2 cm,tcbal t^t^-tat^ minimum 3 cm
LE,BARTEORITIS LEBARPRAKTIS LEBAR TOTAL
PELEBARAN,P(m) PELEBARAN (m) O\IBRLAY(m) Tabel 6.3c. Kriteria Tebal Oveday Praktis untuk rancangan
0 Px nce pada kondisi ADT<8.000 untuk Paruh waktu
Periodicc Maintenance tu UR.
P<0
0 Px TEBAL TEBAL
0<P<0,3 TEBAL ATBL-
0,5 Px*0,50 KASUS TE,ORITIS, HRS/HRSL
0,3<P<0,5 (cm) (cm)
P Pd t oerkuatanlcm)
Cnrrt^n. P- = lebar cksisting'P6=Lebar Perkerasan
A t<3,0 3+T 0
B 3,0<t<6,0 t+T 0
C 6,0<t 3 4,0
d). Tebal Lapis Pondasi Atas pada Pelebaran
t+T-3
TEBAT I-APiS PADA PELEB4tu\N(g|* Tebal minimum 2 cm,tebal rata-rata minimum 3 cm
IEBAR LAJUR(m) ATB AGG.BASE
<5 5 2A Tabel 6.3d. Kriteria Tebal Ovetlay Praktis untuk rancangan
>5 5 30 Periodic Maintenance pada kon disi AI)T>8.000 untuk Paruh waktu U R.
TEBAL TEBAL
TEBAL ATBL-
. Kriteria Tebal Overlay KASUS TEORITIS, AC/ACL
(cm)
t oerkuatan(crn) (cm)
i). Pada futl-depth asphatt ouerlaltdibeiakukan tebal praktis sesuai Tabel A t<4,0 4+T 0
6.3a,b,c dani; rriok rnengalokasikan tebal untuk pefkuatan
(strenghening)
B 4,0<t<7,0 t+T 0
dan pembentukan(shaping)-lihat sub-bab 4'4' C 7,0<t 4 4r0
t+T-4
Tabel6.3a.KriteriaTebaloverlayPraktisuntuktancanganBettetment Tebal minimum 2 cm,tebal rat^-t^t^ minimum 3 cm.
kondisi ADT<8.000 pada Paruh *,kto U*"t R"'it^"'
TEBAL TE,BAL TEBAL TEBAL
KASUS TEORITIS. HRS icm) ATB (crn) ATBL.(cm)
t berkuatan{cm)
A t<5,0 3 0 T
B 5,0<t<8,0 3 0 t+T-5$
C 8,0<t<9,0 J 4,0 T
D 9,0<t 3 t-5,0 T
ruailg Iill sengala dilffinng*ail diffdiafian mlal( UIIIN frecll EAtrTAR PUSTAKA
Overseas Development Adminis tration, 1.991. PIRINOAI{AAI{ PIRIfiRASAil IATAI{ B]IOil $HIIDI{
31. UU.No.14l1992,Tentang Lalu Lintas & Angkutan Jalan..
32. ZAMHARI KA., Metoda Perencanaan Campuran Aspal Panas
berdasarkan Spesifikas i b aru, Ker t a s Ke ri a,1997 .
2U
245
ry
I,AIIPINAN A,2
=,
4
rl
4,
-*t
t)
lrl
a
-*t
t)
rr
F
=
=,
-a)
iri
far
t-2
t)
I
r<
I,AITIPIRAI{ 4,3
I,AUPIMI{ A.3
I,AITIPIRAN A OIIUIO
IAIiIPIAAI{ 4,4 zil 251
LltilprnAl{ B-r
P]I{H{IUN{ B]R[T I[I{I$ AOMfiAI dAN IBSORPSI
R
CBR
t00
90
10 80
70
60
50
40
30
20
l0
9
AGREGAT HATUS 8
7
6
5
4
4
3
3 ,
GRAFIK KORETASI
:r*.DDr
HIIPIBII{ A(UU]N MilPMAN B OINruNA$AI{ I,]NIUR)
262 2i3
roltffit:n{lo9*'h9l}
0rheffiri(rqr.grl
o o
DDT P: l,llt
P:t,l6l r l,l
lP,: lt 19,
ODT
l0
LER
t 10.000 j
r*'1 ;1
ml
FR
'il1 FR 0!r
i ,l
r0!
,I
,*l $
t
il
t
I Nonqrrn 2
Nomogram I
mlPnNF4 mlPnil{&5
ITP iil
:]
i:i;
o:rqrffir,usr.qrr I
DOT
I ']
ODI
TER
rI0!
m{
I.l
:ll
*l
iil:l
l*r:l
]
,] h.sru I
j]
SUil8E[: Slll 173249{$f
mlPmN B(Ptn[xm$ilEilnm)
uilumil B0[m]m$ilEilruD
zffi 257
I,AIIPIRAI{ 8,6
I.AIIHMI{ B-7
6: rcaffi:l(rorr.tqf t
Pst.l6l
P1: l,t
Q: I,t.l,0
TER
IER
*l
0!00r
,*l
t0l FR
;1 F8
*l ot1
-J
T.l
ro.l ,i I]
J ,J
'oo
${
:i
,J !.
,i
ott
:l
llmogran 6.
. llmogHn 5.
uilPml{}E
ITP
DDT
TER
3
:1
-l
,l
UilHNAI{ B4O
(€
O
rr) o
-,
t^ r'. o;,oX
Slcotr--i r^ r- Ct\
X G .+ S$ co $
tr)
\t l -^rco^
i:5+ol;1
x =
'31n2 = .ooC*- | I r
"o
+
d + -;d: ,i1 .a i\ I -r O\
rr)6\j-La\cco_
rr) I ^ --o\rro"aCl-U
0rhffi:ilrolr'rorrl 7 6
\c
I I I I I I o
o O
+ =!!: a r,q)<-Or2Oq.)
,
P: t,li t ! \O:j-.oN+d
lPl: I -o
19.: lll O ,= l- l- r-f !
d + ? =
d
d
O Y'ryoo+-DcC+O"i.lN
\r-tcl.lC
! ol
(,
l, A =+-
olco@coc !d^
O t ,o"o.l-el
.E -?^=' I I I I icu
C
=i
Z L "+ -t ra @ o]
i
..:
ci
& tr)tal*- o:^
2
I n a
a a) C\C\O\DoO i.: tr
c. t- a l= t=? '.'': - ^l-N
d
P-
- a -l-.!-r,rrll-i
.LN6l:)J.aC\) -ud
ii r- r./=f(\++ )
C -.9
-a
E
F 3tO=1 .-c-
t/) \c : l: Zi'-r. i6^r''cc .:u!
I d a'd
FR C
o .:i_ ---rttttl
rt=ooo:'-,,
r! =
0Jr -E- r IG
nl gl .{ a,=)
E C r ^ 5 t- r7, ry ci !
=O=o.a.^ = dFC
,11 tJ P- d
o rr)
-
fiDU
---trD:C,oX{r-t
4 c.o-
4, d N
r rof, -, ,.,
ill 4)
O
=,
4 o + )1)l
d C '/- dl
N
z
a) - t
nLn6a\l^^,
al tc) -, a) vt\ tr
r.EE
-ee,
d
SrnC -
La)
I I I I r
-4
(5
d
)t N -l-O.nCO.^+N
r
'-fo5n
EI
Ln Ln .i .^
! O I ^ ro ca c..l 'i'l ^, m
<( $ :ro
O G O I I I r |
-' rn-c^-(\
!
Nmogran 9, N c^-
!!!(!
t:=
-riH sn^
F
cd E d :trtr7=
a, ! E U ..U/'r\
U f ^".".
4-Yac
F a
;O ZZ
E d
.U
d
(J
4
o
Z rl!
6 d F
- F
O p
U
SUMBER : SNl.t 732-{989-F
Hfiptmilc.l
mlPml{ B,l2 262
LAMPIRAN C-3 26i
2rt4
LAIiIPIRAN C-2 perkerasan T^rna
Tanpa Erar
Bahu Beton Tegangan Ekivalan (Setara) dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Tartlxt B;rlrtl Ilttlott
Tesansan ,?lljiHil"ara) dan Faktor Erosiuntuk (laniutan)
#3
zffi
lffrtPnali [,5 2b7
IIIIPTRAN C.4 Tegangan Ekivalan (Setara) dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Dengan Bahu Betort
Tegangan Ekivalan a) dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Bahu Beton
I,AIIPIRAil C.7
Tegangan Ekivalan (Setara) dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Dengan Bahu Beton
r"
1,,
F"
F50
t
^t
r- l-cs
:lol
=t
et
-[
P [-ro
ol
=l
JI
:tF":s
EI
Sr
?
tt df
3t
TT
tt'
fA
0.1a
t l-ro TL
1l
OL
pl
PL
ol r*f 'so
L,'
I
L,
f
L,t
i
L*
INAI,ISA TAIII( IIAN BIBAI{ NIPITISI Uil
Derdasarlian nASI0 TIGAI{GAN
unluh DTilGAil/TANPA BAHU BTTON
NOMOGRAM REPETISI BEBAN IJIN (FAKTOR EROSI) TANPA ilOItIOfiRAII RIPIINI BTBAI{ UN ([AI(TON INOSD DINOAN BATU
BAHU BETON BTTOI{
.100000000r,
65 6 65
I
60 60
2
5S
t3
2.0
r0 000 000
50
u I fl LO
a
t (5
?.1 L2
r0 t
zJ 2.6
L1
2
J
E fi 000 000
aa
?3 1
E
5 l'
E E
o e
a 30 UI 3J tr o
L l! a
E
.e
:oi! 12
.o
ao
o
IL
c
o B ! E
I 25 It 0 o
!t 3.r
&
z
Y uI
10
toto
'll
r! a
!na
A t o
o 3.0
r00 000
J :l: E
a!
?
t 20
o.
Eo
at
a t
t.E o l.t E
a E,
L
G t0 o
o. t.6
-o
o
o 15 c,
.o
o
6
C'
.a
,F3
ct?
EE
.ln
\ ct -u 2u
Gl
!
ii
(U
E3
Fat
t : trd
{!H }ri
E U?
\ :z
o
s2
t4 4
<,-r
\ e
G Lll-
2a
.:o <V
;< At-1
E
=
#E
:
=zp
\
\ \
6A
gEE Q Gr
=orD
t Gr
io
E
E
Ec
ls E
lH nI
fiE*
l*t{
I TE
H$fr
f,+E Iq{ H
HE
tf,l.I
E
Ii$ E
+*E
f,Er
h$H
triI
fitr
f, E'q
$
il
8#fr H
E,jt 9
"'I
Esf;
^JIE
FIE-
l'[! E7
sdH . HS
{uH =tE
flH$
-rl
tll I
E
-lH Ei
3f;f
ZHH
*
EErl{ r!
H
frr#
trl ll tt
EdmU
;fl8
t1
H1
F{E
U
'E
ln{-e -F
11f,il S.r- E*56 1''Ht- 1
nLrI r!l-
I,AIIPIRAN O ( PMrcNASAT IGIil )
I,AIIPIRAI{ C ( PMITNASAN IIAIru )
+
v
"= .$ u r{
rl
.EH .T
"' H
i
E
H
H
r!
E
"",!F
*.EH ,tE .i
ta
i iH H
H
d
I
b
i
H
T{ j E
H+tr ,I {l
E
]I d
ld ff tr
EITH
E
H H
E
E
{E
H9 t}
|ft
lIrd tr
E
*ll
#E lE
lo
i{
H
;t
ooH f,
rJ l= l{
ts
EEg
ElnE
n r*.lpa#*-6*; * c tl
N
\,|
s .'h
II
1d{
ll
-! J
L B f
4
I
E+t
EF
ri
t t.l d
\ .: HH
:
E
H
n \ h
Hg n E F.
fl
u
\
:
t
t' I -
=
Til
HE
il
E
E
d
H
d
irl
H
E
d
rc
u
tr \ i
#+{ H F{
H
tc E
'f 1
l#H d a
t .1
E
I t \ tlxH
* E
EI&t
E
rIr
J'6 nU
rlr l+
Ii
4
d
Il|
lr "" #H
E.E
tf'
.I,$$
tl
E EEo
+ dt
t 1
r{
1
i l\ ra oou
H FI
E
E€
O'n+-tr o
rn
ot*rlpc.o$am(u) N