Anda di halaman 1dari 12

SMA MUHAMMADIYAH PLERET

INDUKSI
ELEKTROMAGNETIK

PLP UIN SUNAN KALIJAGA 2020


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
A. HUKUM FARADAY TENTANG GGL INDUKSI

Perhatikan gambar disamping!

Apabila magnet batang digerakkan mendekati


kumparan, maka jarum galvanometer akan
menyimpang ke kanan dan sebaliknya jika
magnet batang digerakkan menjauhi kumparan,
maka jarum galvanometer akan menyimpang ke
kiri. Akan tetapi jika magnet batang diam tidak
digerakkan, jarum galvanometer juga diam.

Jarum galvanometer yang bergerak menunjukkan


adanya arus listrik yang timbul di dalam
kumparan pada saat terjadi gerak relatif pada
magnet batang atau kumparan. Peristiwa ini
disebut induksi elektromagnetik, yaitu timbulnya
ggl pada ujung-ujung kumparan yang disebabkan
adanya perubahan fluks magnetik yang dilingkupi
oleh kumparan, ggl yang timbul disebut ggl
induksi.

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan oleh


Faraday menyimpulkan bahwa besarnya ggl
induksi yang timbul pada ujung-ujung kumparan
tergantung pada kecepatan perubahan fluks
magnetik yang dilingkupinya. Kesimpulan ini
lebih dikenal dengan hukum Faraday yang
berbunyi :
Secara matematik hukum faraday dapat “Besarnya ggl induksi yang timbul antara ujung-
dituliskan dalam persamaan : ujung kumparan berbanding lurus dengan
kecepatan perubahan fluks magnetik yang
𝛥Φ
𝜀 = −N (A.1) dilingkupi oleh kumparan tersebut.”
𝛥𝑡

dengan :
𝜀 = Ggl induksi pada ujung-ujung kumparan (Volt)
N = Jumlah lilitan dalam kumparan
𝛥Φ = Perubahan fluks magnetik (Wb)
Δt = Selang waktu perubahan fluks magnetik (s)
𝛥Φ
= Laju perubahan fluks magnetik (Wb/s)
𝛥𝑡

PLP UIN SUNAN KALIJAGA 2020


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
Tanda negatif pada persamaan (A.1) menunjukkan
arah ggl induksi yang dinyatakan oleh Hukum Lenz.

Berdasarkan persamaan (A.1) dapat diketahui bahwa ada tiga faktor yang
mempengaruhi terjadinya perubahan fluks magnetik, yaitu :
a. Luas bidang kumparan yang melingkupi garis gaya medan magnetik.
b. Perubahan induksi magnetiknya.
c. Perubahan sudut antara arah medan magnet dengan garis normal bidang
kumparan

GGL INDUKSI KARENA PERUBAHAN LUAS PENAMPANG BIDANG


KUMPARAN

Untuk menyelidiki ggl induksi yang terjadi


akibat perubahan luas penampang, perhatikan
gambar di samping! Sebuah kawat penghantar
berbentuk huruf U yang di atasnya terdapat
sebuah kawat penghantar (PQ) yang panjang l
yang mudah bergerak bebas pada kawat
penghantar U. Kawat penghantar tersebut
berada dalam medan magnet yang arahnya
masuk bidang gambar.

Apabila kita menggerakkan kawat PQ ke kanan dengan kecepatan v akan menyebabkan


terjadinya perubahan luas penampang bidang yang melingkupi garis gaya medan magnet.
Apabila kawat PQ dalam selang waktu dt telah berpindah sejauh ds maka selama itu terjadi
perubahan luas penampang sebesar dA = 𝒍 ds, sehingga besarnya perubahan luas
penampang per satuan waktu adalah :

Sehingga besarnya ggl yang terjadi dapat


dituliskan :
𝒅𝑨 𝒅𝒔
=𝒍 = 𝒍𝒗 (A.2) 𝒅𝜱 𝒅𝑨
𝒅𝒕 𝒅𝒕 𝜺 = −𝑵 = −𝑵𝐁 = −𝑵𝐁𝒍𝒗 (A.3)
𝒅𝒕 𝒅𝒕

Jika pada kumparan hanya terdiri atas satu dengan :


lilitan maka ggl induksi dapat dinyatakan : 𝜀 = Ggl induksi (Volt)
B = Induksi magnetik (Wb/m2)
𝜀 = −B𝑙𝑣 (A.4) l = Panjang kawat penghantar (m)
v = Kecepatan kawat penghantar (m/s)

PLP UIN SUNAN KALIJAGA 2020


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
Persamaan (A.4) berlaku untuk arah v tegak lurus B, jika arah v membentuk sudut
terhadap B, maka menjadi :

𝜀 = −B𝑙𝑣 sin 𝜃 (A.5)

GGL INDUKSI KARENA PERUBAHAN INDUKSI MAGNET


Perhatikan gambar di samping! Dua buah
kumparan kawat yang saling berdekatan pada
kumparan pertama dirangkai dengan sebuah
baterai dan sakelar, sedangkan kumparan yang
satunya dirangkai dengan galvanometer. Apabila
sakelar ditutup terlihat bahwa jarum pada
galvanometer bergerak, demikian juga pada saat
sakelar dibuka. Dengan membuka dan menutup
sakelar menyebabkan arus listrik yang mengalir
pada kumparan 1 berubah. Karena arus listrik
melalui kumparan 1, maka akan menimbulkan
perubahan medan magnet di sekitar kumparan.
Perubahan medan magnet inipun terjadi pada
kumparan 2, sehingga pada kumparan timbul ggl
induksi. Besarnya ggl induksi yang disebabkan
karena perubahan induksi magnet ini digunakan
sebagai dasar dalam pembuatan transformator, 𝒅𝜱 𝒅𝑩𝑨 𝒅𝑩
𝜺 = −𝑵 = −𝑵 = −𝑵𝑨
secara matematik dapat dinyatakan : 𝒅𝒕 𝒅𝒕 𝒅𝒕

Kumparan dalam transformator keduanya dibelitkan dalam tempat yang sama, sehingga
memiliki luas penampang yang sama dan perubahan induksi magnet pada kedua
kumparan sama. Dengan demikian perbandingan beda potensial (ggl) pada kedua ujung
kumparan berbanding lurus dengan banyaknya lilitan pada kumparan tersebut, yaitu :

dengan :
𝒅𝜱𝟏 𝒅𝜱𝟏
𝜺𝟏 = −𝑵𝟏 dan 𝜺𝟐 = −𝑵𝟐 V1 = Tegangan listrik (ggl induksi) pada
𝒅𝒕 𝒅𝒕
kumparan 1 (primer)
sehingga dapat dituliskan : V2 = Tegangan listrik pada kumparan 2
(sekunder)
𝒅𝜱 N1 = Jumlah lilitan pada kumparan 1
𝜺𝟏 𝑽𝟏 −𝑵𝟏 𝒅𝒕𝟏 𝑵𝟏
= = 𝒅𝜱 = (primer)
𝜺𝟐 𝑽𝟐 −𝑵𝟐 𝒅𝒕𝟏 𝑵𝟐 N2 = Jumlah lilitan pada kumparan 2
(sekunder)

PLP UIN SUNAN KALIJAGA 2020


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
B. HUKUM LENZ

Berdasarkan hukum Faraday, telah kita ketahui bahwa perubahan fluks magnetik akan
menyebabkan timbulnya beda potensial antara ujung kumparan. Apabila kedua ujung
kumparan itu dihubungkan dengan suatu penghantar yang memiliki hambatan tertentu akan
mengalir arus yang disebut arus induksi dan beda potensial yang terjadi disebut ggl induksi.

Faraday pada saat itu baru dapat menghitung besarnya ggl induksi yang terjadi, tetapi belum
menentukan ke mana arah arus induksi yang timbul pada rangkaian/kumparan. Arah arus
induksi yang terjadi baru dapat dijelaskan oleh Friederich Lenz pada tahun 1834 yang lebih
dikenal dengan hukum Lenz. Bunyi hukum Lenz adalah sebagai berikut :

“Jika ggl induksi timbul pada suatu rangkaian, maka arah arus induksi yang dihasilkan
sedemikian rupa sehingga menimbulkan medan magnetik induksi yang menentang perubahan
medan magnetik (arus induksi berusaha mempertahankan fluks magnetik totalnya konstan).”

Perhatikan gambar di samping!

Ketika kedudukan magnet dan kumparan


diam, tidak ada perubahan fluks magnet
dalam kumparan. Tetapi ketika kutub utara
magnet digerakkan mendekati kumparan,
maka timbul perubahan fluks magnetik.
Dengan demikian pada kumparan akan
timbul fluks magnetik yang menentang
pertambahan fluks magnetik yang
menembus kumparan. Oleh karena itu, arah
fluks induksi harus berlawanan dengan fluks
magnetik. Dengan demikian fluks total yang
dilingkupi kumparan selalu konstan. Begitu
juga pada saat magnet digerakkan menjauhi
kumparan, maka akan terjadi pengurangan
fluks magnetik dalam kumparan, akibatnya
pada kumparan timbul fluks induksi yang
menentang pengurangan fluks magnet,
sehingga selalu fluks totalnya konstan.

Arah arus induksi dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan yaitu jika arah ibu jari
menyatakan arah induksi magnet maka arah lipatan jari-jari yang lain menyatakan arah arus.

PLP UIN SUNAN KALIJAGA 2020


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
C. GGL INDUKSI DIRI

Dalam sebuah rangkaian listrik yang di dalamnya terdapat sebuah kumparan, misalnya rangkaian
penyearah arus (adaptor) yang diperlengkapi dengan lampu indikator, apabila dalam posisi on
kemudian kita matikan, maka lampu indikator tidak langsung padam, melainkan melalui redup
dahulu baru kemudian padam. Coba perhatikan juga lampu pijar di rumah yang tiba-tiba terjadi
pemutusan/pemadaman listrik dari pusat pembangkit listriknya, maka lampu pijar tersebut tidak
langsung padam melainkan redup dahulu baru kemudian padam. Hal ini terjadi karena timbulnya
ggl induksi diri dari kumparan yang ada dalam rangkaian listrik tersebut. Dalam sebuah kumparan
yang dialiri arus bolak-balik, yaitu arus listrik yang besarnya selalu berubah-ubah maka akan
menimbulkan fluks magnetik yang berubah-ubah terhadap waktu. Perubahan fluks magnetik ini
akan menginduksi kumparan dalam rangkaian itu sendiri sehingga timbul ggl induksi. Ggl induksi
yang terjadi karena adanya perubahan fluks magnetik yang ditimbulkan oleh rangkaian itu sendiri
disebut ggl induksi diri.

GGL INDUKSI DIRI PADA KUMPARAN

Perhatikan gambar di samping! Sebuah kumparan P yang


diparalel dengan lampu L, dihubungkan dengan sebuah sumber
tegangan V, dan diperlengkapi dengan saklar S. Pada
kedudukan awal posisi sakelar terbuka, sehingga tidak ada arus
listrik yang mengalir dalam rangkaian. Ketika sakelar ditutup,
lampu akan langsung menyala, sebaliknya pada saat sakelar
dibuka kembali ternyata lampu tidak langsung padam, tetapi
melalui redup dahulu baru padam. Bagaimana peristiwa ini
terjadi?

Pada saat saklar ditutup maka pada kumparan P akan mengalir arus listrik yang
menyebabkan timbul perubahan fluks magnetik dari nol mencapai nilai tertentu.
Sebaliknya pada saat sakelar dibuka, arus listrik dalam rangkaian terputus, sehingga pada
kumparan kembali terjadi perubahan fluks magnetik dari nilai tertentu kembali menjadi
nol. Menurut hukum Lenz, timbulnya perubahan fluks magnetik akan menyebabkan
timbulnya ggl induksi yang arahnya selalu berlawanan yang menyebabkan terjadinya
perubahan fluks magnetik. Ggl induksi diri besarnya tergantung pada kecepatan
perubahan kuat arus listrik yang terjadi, arah arus induksi yang terjadi sedemikian rupa
akan menimbulkan medan magnet yang berlawanan dengan medan magnet yang
menyebabkan timbulnya perubahan fluks magnetik.

PLP UIN SUNAN KALIJAGA 2020


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
Besarnya ggl induksi diri yang terjadi dapat
dituliskan dalam persamaan :
𝒅𝑰
𝜺=𝑳 (𝐂. 𝟏)
𝒅𝒕
Dengan L merupakan induktansi diri yang memiliki
satuan Henry (H)

𝑑𝑙
Apabila perubahan kuat arus yang terjadi (𝑑𝑡) konstan maka persamaan C.1 dapat
dinyatakan :
𝜟𝑰 𝑰𝟐 − 𝑰𝟏
𝜺 = −𝑳 = −𝑳 ( ) (𝐂. 𝟐)
𝜟𝒕 𝒕𝟐 − 𝒕𝟏
dengan :

𝜺 = Ggl induksi diri (Volt)

L = Induktansi diri (Henry)

I1 = Kuat arus pada keadaan mula-mula (Ampere)

I2 = Kuat arus pada keadaan akhir (Ampere)

t = Selang waktu perubahan kuat arus (sekon)

ENERGI YANG TERSIMPAN DALAM KUMPARAN


Apabila arus yang mengalir diputus tiba-tiba maka dengan adanya perubahan fluks
magnetik menyebabkan timbulnya ggl induksi diri yang menimbulkan arus induksi diri
pada kumparan yang berarti dalam kumparan tersebut tersimpan energi. Energi yang
tersimpan dalam kumparan dalam bentuk medan magnet. Besarnya energi yang
tersimpan dalam kumparan sama dengan usaha yang dilakukan untuk mengalirkan
arus listrik dalam kumparan dari nilai nol sampai nilai tertentu yang tetap sebesar I,
dapat diperoleh dengan mengintegralkan persamaan tersebut sehingga diperoleh :
1 2
𝑊= 𝐿𝐼 (C. 3)
2
dengan :
W = energi yang tersimpan dalam kumparan (Joule)
L = induktansi diri kumparan (Henry)
I = kuat arus yang mengalir dalam kumparan (Ampere)

PLP UIN SUNAN KALIJAGA 2020


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
INDUKTANSI DIRI PADA SOLENOIDA DAN TORONOIDA
Solenoida adalah kumparan yang panjang, sedangkan toroida adalah sebuah solenoida
yang dibentuk melingkar. Seperti telah dijelaskan dalam hukum Faraday dan hukum
Lenz adanya perubahan fluks magnetik menimbulkan ggl induksi dan adanya perubahan
arus listrik yang mengalir dalam kumparan itu akan menimbulkan perubahan fluks
magnetik juga.

𝜇0 𝑁 2 𝐴
𝐿= (C. 4)
𝑙

Apabila kumparan itu berintikan bahan dielektrikum tertentu, maka induktansi diri
dinyatakan :

𝜇𝑁 2 𝐴
𝐿= (C. 5)
𝑙

dengan :

L = Induktansi diri (Henry)

N = Jumlah lilitan pada kumparan

l = Panjang lilitan kumparan (meter)

A = Luas penampang kumparan (m2 )

𝜇0 = permeabilitas ruang hampa (4π × 10-7 Wb A-1m-1)

𝜇 = permeabilitas bahan, di mana 𝜇 = 𝜇r . 𝜇0 dengan 𝜇r adalah permeabilitas relatif


bahan.

INDUKTANSI SILANG
Gambar di samping menunjukkan dua
buah kumparan yang saling
berdekatan. Apabila hambatan geser
R (Rheostat) digeser-geser maka akan
menyebabkan arus (dI1/dt) yang
melalui kumparan primer (1) akan
berubah. Perubahan arus ini akan
menyebabkan perubahan fluks
magnetik (dΦ1/dt) pada kumparan
primer (1).

PLP UIN SUNAN KALIJAGA 2020


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
Adanya perubahan arus pada kumparan 1 (primer) akan menimbulkan ggl induksi pada
kumparan 2 ( sekunder) atau sebaliknya, peristiwa ini disebut induksi timbal balik (
induksi silang).

Besarnya induktansi silang dapat dinyatakan dalam persamaan :


𝜇0 𝑁1 𝑁2 𝐴
𝑀= (C. 6)
𝑙
dengan :
M = Induktansi silang/timbal balik (H)
𝜇0 = Permeabilitas ruang hampa/udara
N1 = Banyaknya lilitan kumparan 1
N2 = Banyaknya lilitan kumparan 2
A = Luas bidang kumparan (m2 )
𝑙 = Panjang kumparan (m)

D. APLIKASI INDUKSI MAGNETIK DALAM BIDANG TEKNOLOGI

GENERATOR

Generator atau dinamo adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi
mekanik (gerak) menjadi energi listrik. Pada prinsipnya generator terdiri atas
kumparan kawat dan magnet tetap/permanen. Bagian dari generator dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu rotor dan stator, rotor yaitu bagian generator yang
bergerak, sedangkan stator merupakan bagian generator yang diam. Di dalam
generator terdapat cincin luncur, yaitu bagian yang digunakan untuk
mengalirkan arus listrik keluar dan bagian ini adalah tempat untuk mengikatkan
ujung-ujung kawat kumparan. Generator dibedakan menjadi dua, yaitu
generator arus AC dan generator arus DC.

PLP UIN SUNAN KALIJAGA 2020


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
Besarnya ggl induksi yang terjadi pada generator dinyatakan dalam persamaan :

𝜀 = 𝜀𝑚𝑎𝑥 sin 𝜔𝑡 dimana 𝜀𝑚𝑎𝑥 = B A N ω


dengan :

𝜀 = Ggl induksi (Volt)

B = Induksi magnet (Wb /m-2)

A = Luas bidang kumparan (m2 )

N = Jumlah lilitan kumparan

𝜔 = Laju anguler (rad/s)

𝜀𝑚𝑎𝑥 = Ggl induksi maksimum (Volt)

t = Lamanya kumparan berputar

TRANSFORMATOR
\

Transformator berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan listrik.


Transformator bekerja berdasarkan induksi Faraday. Transformator pada prinsipnya
berfungsi untuk mentransfer energi listrik dari kumparan primer ke kumparan sekunder.
Idealnya transfer energi tersebut tidak kehilangan energi, tetapi kenyataannya ada
sebagian energi yang hilang menjadi energi kalor, sehingga pada transformator dikenal
efisiensi transformator yaitu perbandingan antara daya pada kumparan sekunder dengan
daya pada kumparan primer. Transformator dibedakan menjadi dua, yaitu transformator
step-up dan transformator step-down.

a. Transformator Step-Up
Digunakan untuk menaikkan tegangan arus bolak-balik. Pada transformator step-
up ini jumlah lilitan NS > NP
b. Transformator Step-Down
Digunakan untuk menurunkan tegangan arus bolak-balik. Pada transformator
step-up ini jumlah lilitan Np > Ns

PLP UIN SUNAN KALIJAGA 2020


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
Pada transformator berlaku :

𝑉𝑃 : 𝑉𝑆 = 𝑁𝑃 : 𝑁𝑆
𝑃𝑆 𝐼𝑆 × 𝑉𝑆
𝜂= = 100%
𝑃𝑃 𝐼𝑃 × 𝑉𝑃
Dengan :
VP = Tegangan pada kumparan primer (V)
VS = Tegangan pada kumparan sekunder (V)
NP = Jumlah lilitan pada kumparan primer
NS = Jumlah lilitan pada kumparan sekunder
IP = Arus listrik yang mengalir pada kumparan primer (A)
IS = Arus listrik yang mengalir pada kumparan sekunder (A)
PP = Daya listrik pada kumparan primer (W)
PS = Aaya listrik pada kumparan sekunder (W)
η = Efisiensi transformator (%)

PLP UIN SUNAN KALIJAGA 2020


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
LATIHAN SOAL
1. Sebuah kumparan dengan 200 lilitan dalam waktu 0,1 sekon menimbulkan perubahan
fluks magnet sebesar 10-4 Wb, maka pada ujung-ujung kumparan akan timbul ggl
induksi sebesar ….
(Gunakan persamaan Hukum Faraday tentang GGL Induksi!)

2. Ayah ingin mengubah tegangan AC 220 volt menjadi 110 volt dengan suatu
transformator. Tegangan 220 volt tadi dihubungkan dengan kumparan primer yang
mempunyai 1000 lilitan. Kumparan sekundernya harus mempunyai …. lilitan
(Gunakan persamaan perbandingan tegangan dan jumlah lilitan pada transformator!)

3. Sebuah kumparan mempunyai induktansi 0,5 H. besar ggl induksi diri yang dibangkitkan
dalam kumparan itu jika ada perubahan arus listrik dari 0,2 A menjadi 0,08 A dalam
waktu 0,01 sekon secara beraturan sama dengan …..
(Gunakan persamaan ggl induksi diri pada kumparan!)

PLP UIN SUNAN KALIJAGA 2020


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Anda mungkin juga menyukai