FARMASI INDUSTRI
di
Disusun oleh :
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
di
Disusun oleh :
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya
Lembaga Farmasi TNI Angkatan Laut Drs. Mochamad Kamal Jakarta Pusat.
Praktek Kerja Profesi Apoteker ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat
Utara dengan harapan agar calon apoteker mendapatkan gambaran secara jelas
mengenai industri farmasi yang merupakan salah satu tempat pengabdian profesi
apoteker.
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
2. Drs. Wiryanto, M.Si., Apt selaku Ketua Program Profesi Apoteker Fakultas
3. Kolonel Laut (K) Drs. Budi Mulyatno, M.Si., Apt selaku Kepala Lembaga
4. Mayor Laut (K) Drs. R.E. Aritonang, Apt selaku Kepala Bagian Pendidikan
dan Uji Coba Lembaga Farmasi TNI Angkatan Laut Drs. Mochamad Kamal
Jakarta.
5. Dra. Hefni Warnetty, Apt selaku Pembimbing dan P.S Kepala Bagian Material
Jakarta.
iii
Jakarta.
7. Lettu Laut (K) Yohanaes Ari Setiaji, ST dan Yuli Asnanik, S.Si., Apt selaku
8. Seluruh staf dan karyawan Lembaga Farmasi TNI Angkatan Laut Drs.
9. Seluruh staf pengajar farmasi industri : Prof. Hakim Bangun, PhD, Apt., Drs.
Nunu Fuad Gunawan, Apt dan Drs. Daniel Azali, Apt khususnya yang telah
10. Kedua Orangtua dan segenap keluarga yang telah memberikan kasih sayang,
11. Rekan-rekan dari Universitas Setia Budi (Dom-dom, Melda, Sulasman, Irna,
Noeril, Eko, Ani, Ester) dan dari Universitas Pancasila (Dian, Neneng, Afi,
12. Rekan-rekan Profesi Apoteker Angkatan 2007 atas segala bantuan dan
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
iv
Profesi di Lembaga Farmasi TNI Angkatan Laut Drs. Mochamad Kamal Jakarta
ini dapat berguna bagi calon apoteker sebagai bekal untuk terjun ke masyarakat
dalam rangka pengabdian profesi dan semoga laporan ini bermanfaat bagi kita
semua.
Penyusun
JUDUL ............................................................................................................ i
RINGKASAN................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
vi
vii
Halaman
viii
RINGKASAN
Drs. Mochamad Kamal Jakarta yang merupakan salah satu program dalam
dan fungsi Apoteker di industri farmasi dan untuk mengetahui seberapa jauh
pemerintah.
Maret sampai 28 Maret 2008. Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu : melihat
RINGKASAN
Drs. Mochamad Kamal Jakarta yang merupakan salah satu program dalam
dan fungsi Apoteker di industri farmasi dan untuk mengetahui seberapa jauh
pemerintah.
Maret sampai 28 Maret 2008. Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu : melihat
Salah satu modal penting dalam membangun sumber daya manusia adalah
Obat merupakan salah satu penunjang bagi kesehatan manusia. Obat yang
diproduksi harus bermutu, hal ini merupakan tanggung jawab industri farmasi
yang berpegang pada konsep “Quality must be built into the product”, yaitu
menghasilkan produk obat yang bermutu, aman dan berkhasiat diperlukan suatu
tahap kegiatan yang sesuai CPOB yang meliputi perencanaan, pengendalian dan
dan ketentuan bagi setiap industri farmasi untuk dilaksanakan. Hal ini bertujuan
industri farmasi. Sumber daya manusia sangat penting dalam pembentukan dan
penerapan sistem pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan obat yang
benar.
Oleh sebab itu para tenaga farmasi yang bekerja di industri farmasi perlu
dipersiapkan dan dibekali agar mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas
mengenai industri farmasi khususnya dan penerapan CPOB dalam segala aspek
pembuatan dan produksi obat melalui kegiatan Praktek Kerja Profesi. Fakultas
Farmasi Universitas Sumatera Utara bekerja sama dengan Lembaga Farmasi TNI
Angkatan Laut Drs. Mochamad Kamal Jakarta yang telah mendapatkan sertifikat
bidang industri.
1.2 Tujuan
oriented.
2.1 Sejarah
dimulai pada tahun 1950. Unit farmasi yang sudah terbentuk ini diberi nama
DOAL-S (Depo Obat Angkatan Laut Surabaya). Pada awalnya unit farmasi ini
masih sederhana dan baru memiliki satu orang Apoteker pada tahun 1955 yang
Kesehatan Angkatan Laut dan juga beberapa tenaga Asisten Apoteker serta
beberapa juru obat yang berasal dari lulusan SD maupun SMP. Dalam rangka
peningkatan peran Apoteker di Angkatan Laut maka pada tahun 1959 ditetapkan
Cipayung.
Angkatan Laut didirikan Pafal-D (Pabrik Farmasi Angkatan Laut Djakarta) dan
oleh Menteri/Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Muda Laut R.E Martadinata.
dan Laboratorium Dinas Farmasi Bidang Kesehatan Angkatan Laut dengan Pusat
Pada tahun 1963, Pabrik Farmasi dan Laboratorium Angkatan Laut di Jalan
Bendungan Jatiluhur No.1 Jakarta Pusat dibangun dan diresmikan pada tanggal 22
Ali Sadikin dan Direktur Pabrik Farmasi Angkatan Laut-Djakarta (Pafal-D) yang
dijabat oleh Kapten Drs. R. Soekarjo, Apt. Dilanjutkan pada tanggal 5 November
Angkatan Laut Laksamana Muda Laut R.E. Martadinata sehingga pada tanggal 22
kedua instansi yaitu antara Pafal-D dan LKF-AL yang ditandai dengan serah
berganti nama menjadi Lembaga Farmasi Angkatan Laut (Lafial) pada tahun
1976. Penggabungan ini dilakukan oleh bapak Kadiskesal saat itu yaitu
Laksamana pertama TNI Dr. Soedibjo Sardadi, MPH dan sebagai kepala
CPOB pada industri farmasi. Lafial ikut mendukung dalam pengadaan obat-
Apoteker sebagai prajurit TNI ikut bergabung bersama-sama Tim Kesehatan TNI
diserahkan oleh Kepala BPOM dan diterima oleh Aspers Kasal Laksamana Muda
Bambang Suryanto. Sejak itu Lafial semakin berkibar sebagai pusat kegiatan
produksi dan laboratorium Angkatan Laut serta bekerja sama dengan lembaga
Angkatan Laut.
Dari tahun ke tahun Lafial berkembang sesuai tuntutan zaman, baik dalam
membentuk Tim Farmasi Kelautan, penelitian sediaan produk matra dalam rangka
pencarian berbagai bahan alam dan sintetis yang dapat digunakan pada operasi
Seiring dengan berjalannya waktu pada tahun 2005 sesuai dengan SK KSAL
Fasilitas Kesehatan TNI Angkatan Laut”, maka Lafial resmi bernama: Lembaga
2.2.1 Visi
beserta keluarganya.
matra laut.
2.3.1 Lokasi
Lafial terletak di persimpangan jalan besar yakni Jl. Gatot Subroto, tepatnya
di Jalan Bendungan Jatiluhur No.1 Jakarta Pusat. Sebelah selatan dibatasi Jalan
Farmasi; sebelah barat dengan Lembaga Kedokteran Gigi (Ladokgi); sebelah utara
dibatasi oleh Sekolah Pengatur Rawat Gigi (SPRG) Sekesal Jakarta dan sebelah
a. Bangunan
3). Laboratorium
β-laktam
kering, ruang cetak tablet, ruang isi kapsul, ruang isi sirup kering,
isi kapsul semi otomatis Forecma, mesin isi sirup, pengering, mesin
kemas sekunder, mesin Mixing Drum Power Mixer Hang Yuh dan
Layer, mesin cetak tablet Courtoy Layer, mesin penyalut film Thai
Single Roll Lam Lyon, mesin kemas sekunder (labeling) Jih Cheng,
Vassel Double Jacked Pharmeq, mesin super mixer Jan Chuang dan
yang aman dan berkualitas. Untuk menjamin mutu obat yang berkualitas maka
baik sebelum, selama dan sesudah proses produksi berlangsung untuk memastikan
langkah atau prosedur yang dilakukan dalam suatu industri farmasi untuk
Practices” dalam seluruh aspek dan rangkaian kegiatan produksi sehingga obat
CPOB. Konsep CPOB bersifat dinamis yang memerlukan penyesuaian dari waktu
2. Personalia
4. Peralatan
6. Produksi
7. Pengawasan Mutu
8. Inspeksi Diri
9. Penanganan terhadap keluhan terhadap obat, Penarikan kembali obat dan Obat
kembalian
10. Dokumentasi
bertujuan untuk menjamin bahwa produk obat yang dibuat senantiasa memenuhi
b. Tidaklah cukup bila produk jadi hanya sekedar lulus dari serangkaian
pengujian tetapi yang lebih penting adalah bahwa mutu harus dibentuk ke
dalam produk tersebut. Mutu obat tergantung pada bahan awal, bahan
c. Untuk menjamin mutu suatu obat jadi tidak boleh hanya mengandalkan pada
suatu pengujian tertentu saja. Semua obat hendaknya dibuat dalam kondisi
d. CPOB merupakan pedoman yang dibuat untuk memastikan agar sifat dan
mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan syarat bahwa standar mutu obat yang
2.4.2 Personalia
berpengalaman praktis dalam jumlah yang memadai. Tiap personil tidak dibebani
tanggung jawab yang berlebihan untuk menghindari resiko terhadap mutu obat.
bagian produksi dan bagian pengawasan mutu dipimpin oleh orang yang
2. Pelatihan
Seluruh karyawan yang langsung ikut serta dalam proses produksi obat dan
yang karena tugasnya mereka masuk ke dalam daerah pembuatan obat, hendaklah
diberi pelatihan mengenai kegiatan tertentu yang sesuai dengan tugasnya maupun
konstruksi serta tata letak yang memadai agar memudahkan dalam pelaksanaan
kesalahan lain yang dapat menurunkan mutu obat dapat dihindarkan. Adapun
tepat agar terlindung dari pengaruh cuaca, banjir, rembesan melalui tanah
lingkungan sekitarnya.
bagi personil juga bahan atau produk sebagai tempat penyimpanan bahan.
2.4.4 Peralatan
rancang bangun dan konstruksi yang tepat sehingga mutu bagi tiap produk obat
perawatannya.
produk ruahan atau obat jadi tidak boleh bereaksi yang dapat mengubah
f. Peralatan hendaklah dirawat menurut jadwal yang tepat agar tetap berfungsi
tanggal, waktu, produk, kekuatan dan nomor setiap bets yang diolah dengan
Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap
aspek pembuatan obat. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personalia,
bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya dan setiap
a. Personalia
sembuh kembali.
daerah terbatas.
produksi.
b. Bangunan
2. Toilet dan ventilasi yang baik tersedia dengan cukup dan mudah dijangkau
dan tempat cuci bagi karyawan yang letaknya mudah dicapai dari daerah
kerja.
c. Peralatan
1. Peralatan hendaklah dibersihkan baik bagian luar maupun bagian dalam sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan serta dijaga dan disimpan dalam
2. Pembersihan dengan cara vakum atau cara basah lebih dianjurkan. Udara
4. Prosedur yang tertulis untuk pembersih dan sanitasi hendaknya dibuat dan
dipatuhi.
2.4.6 Produksi
a. Bahan awal
1. Semua bahan masuk, keluar dan sisa bahan hendaklah dicatat meliputi
contoh untuk pengujian diambil oleh petugas dengan metode yang telah
6. Label dipasang oleh petugas yang ditunjuk oleh kepala bagian pengawasan
mutu.
pencemaran silang.
10. Semua bahan awal yang tidak memenuhi syarat diberi tanda silang,
pemasok.
b.Validasi proses
atau bahan harus divalidasi ulang untuk menjamin bahwa perubahan tersebut
perolehan data pertama, sebagai contoh yaitu produk baru yang belum
beredar.
melalui proses yang sedang berlaku, sebagai contoh yaitu produk yang
sedang beredar.
dari proses yang sudah (lama) berlaku dan dinilai melalui prinsip statistik,
secara berulang.
3. Bahan dan produk yang boleh diserahkan hanya yang telah diluluskan oleh
pengawasan mutu.
terhadap penandaan.
e.Pengembalian
Semua bahan baku, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan yang
f.Pengolahan
dan penjelasan.
6. Semua wadah dan peralatan yang berisi bahan atau produk hendaklah
7. Semua produk diberi label yang tepat dan dikarantina sampai diluluskan
teoritis.
Pengawasan mutu merupakan salah satu aspek dari CPOB yang berfungsi
untuk menjaga agar setiap obat yang dibuat memenuhi persyaratan mutu yang
mengevaluasi obat kembalian, ikut serta dalam program inspeksi diri dan
kontrak.
peralatan instrumen yang sesuai untuk prosedur dan diterapkan secara berkala.
ruahan dan obat jadi harus diperhatikan meliputi spesifikasi, pengujian serta uji
sterilitas.
Tujuan inspeksi diri adalah untuk melakukan penilaian apakah seluruh aspek
bahan awal dan obat, peralatan, produksi, pengawasan mutu, dokumentasi serta
dilaksanakan sekali dalam setahun. Laporan inspeksi diri mencakup data dari hasil
penilaian, kesimpulan dan usul tindakan perbaikan yang akan direspon oleh
pimpinan perusahaan.
Obat Kembalian
Penarikan kembali obat jadi dapat berupa penarikan kembali satu atau
beberapa bets atau seluruh obat jadi tertentu dari semua mata rantai distribusi.
Penarikan kembali seluruh obat jadi tertentu dapat merupakan tindak lanjut
merugikan atau masalah medis lainnya. Semua keluhan dan laporan hendaklah
diselidiki dan dievaluasi serta diambil tindak lanjut. Tindak lanjut ini
mencakup :
- penarikan kembali satu bets atau seluruh produk akhir yang bersangkutan.
c. Obat Kembalian
Obat kembalian adalah obat jadi yang telah beredar yang kemudian
kadaluarsa, masalah keabsahan atau sebab lain mengenai kondisi obat, wadah
d. Pencatatan
2.4.10 Dokumentasi
meliputi spesifikasi prosedur, metode dan instruksi, catatan dan laporan serta jenis
bermanfaat untuk memastikan setiap petugas mendapat instruksi secara jelas dan
Kualifikasi Desain
Kualifikasi Operasional
Kualifikasi Kinerja
Validasi.
Validasi adalah suatu tindakan pembuktikan dengan cara yang sesuai
yang digunakan dalam proses produksi dan pengemasan akan senantiasa mencapai
hasil yang diinginkan. Validasi dilakukan pada titik-titik kritis dalam proses
1. Kebijakan validasi.
5. Pengendalian perubahan
mungkin kesalahan yang terjadi. Secara umum prosedur yang dilakukan untuk
diketahui.
produk.
adalah suatu Unsur Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Angkatan Laut (Diskesal)
Lembaga Farmasi Angkatan Laut. Organisasi Lafial terdiri dari unsur pimpinan,
Angkatan Laut (Kalafial) yang dijabat oleh seorang Perwira Menengah yang
program kerja Lafial untuk menjamin sasaran program di bidang produksi dengan
program yang berhasil guna dan berdaya guna serta berhak mengajukan
Lafial.
26
Tata Usaha dan Urusan Dalam (Taud) dipimpin oleh Kepala Taud (Kataud),
termasuk unsur pelayanan di Lafial yang mana dalam pelaksanaan tugas dan
dokumentasi dan juga menyiapkan data pelaksanaan fungsi Lafial untuk bahan
b. Urusan Dalam
transportasi baik untuk antar jemput karyawan maupun untuk kegiatan dinas
c. Urusan Keuangan
personil.
Unsur pelaksana di Lafial terdiri atas empat bagian yaitu Bagian Pendidikan
dan Uji Coba (Dik-Ucob), Bagian Pengawasan Obat dan Makanan (POM), Bagian
pelaksanaannya.
Bagian POM disebut juga dengan Quality Control (QC). Bagian POM adalah
pengujian mutu produksi obat Lafial sehingga menjamin kualitas produk yang
penggunaannya.
Lafial.
d. Bagian Produksi
ada. Setiap langkah dan tahapan kerja dicatat pada lembaran kerja yang
menetapkan jenis dan kuantitas yang akan diproduksi oleh Lafial dan
obat Lafial terdiri dari dua ruangan yaitu ruang produksi β-laktam dan non β-
laktam.
Apoteker, Sarjana muda biologi, Sarjana muda gizi, Sarjana administrasi, Analis,
3. Pegawai honorer
fisik yang baik sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara profesional dan
3.3 Produk
Kloramfenikol 250 mg, tablet Anti Diare, tablet Anti Flu, tablet Antalgin,
a. Sediaan semi padat antara lain, terdiri dari: krim Kloramfenikol, krim
lingkungan. Oleh sebab itu Lafial membuat penanganan limbah yang dihasilkan
Limbah yang dihasilkan oleh Lafial berupa limbah cair dan padat.
Pengelolaannya berupa :
Limbah padat Lafial berasal dari bekas pembungkus bahan baku hasil
Limbah cair Lafial berasal dari proses produksi, baik β-laktam ataupun non
β-laktam, pencucian botol dan alat laboratorium tersebut dialirkan dan diproses
melalui IPAL.
Untuk limbah cair yang berasal dari unit produksi β-laktam, diinaktifasi
didiamkan selama 2-3 jam. Limbah tersebut akan dialirkan dan digabung dengan
agar bakteri aerob dapat hidup untuk dapat membantu penguraian limbah. Setelah
diaerasi, limbah disaring dengan menggunakan sabut kelapa, pasir dan karbon
aktif kemudian diaerasi kembali dengan aerator. Limbah cair tersebut lalu
yakni ikan mas. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah limbah tersebut sudah
aman atau masih berbahaya bagi mahkluk hidup. Setelah dinyatakan aman maka
PEMBAHASAN
jawab dari industri farmasi. Industri farmasi berperan penting sebagai produsen
jaminan mutu yang ketat melalui Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB).
dan pendistribusian obat ke seluruh Indonesia guna kepentingan TNI AL. Pada
struktur organisasi Lafial tidak terdapat bagian pemasaran, hal ini disebabkan
karena Lafial merupakan industri farmasi yang tidak berorientasi bisnis dan
produk yang dihasilkan tidak berorientasi pasar. Segala sesuatu tentang produksi
obat tergantung pada alokasi dana dari pemerintah dan seluruh produk obat yang
berasal dari pemerintah dengan urutan perintah dari Mabesal kemudian turun ke
Diskesal dan diterima serta dikerjakan oleh Lafial. Proses produksi itu sendiri
33
anggaran rutin. Lafial telah melaksanakan CPOB pada semua aspek produksi
dengan tujuan untuk memenuhi semua persyaratan mutu yang ditentukan dan
menghasilkan produk yang berkualitas. Hal ini sangat penting untuk menjamin
dengan mencontoh sediaan yang telah beredar dipasaran. Obat produksi Lafial
Sarana fisik yang dimiliki Lafial mempunyai ukuran, rancang bangun dan
tata ruang, pengendalian udara, program pembersihan ruangan serta letak yang
memadai bagi pelaksanaan CPOB yang berlaku untuk bangunan. Sarana fisik
Lafial terdiri dari sebuah gedung tempat produksi obat β-laktam dan obat non β-
limbah.
produksi. Ruang produksi obat β-laktam terpisah dengan ruang produksi non β-
laktam. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi silang antara produk
obat maupun bahan. Bangunan produksi β-laktam dan non β-laktam tidak terpisah
sebagai dua gedung yang berbeda, hal ini disebabkan oleh terbatasnya lahan dan
dana yang tersedia. Untuk menghindari kontaminasi silang antara β-laktam dan
non β-laktam dengan dinding pembatas dan pemisahan gudang bahan baku.
Kalafial. Lafial terdiri dari empat bagian yaitu Bagian Dik-Ucob yang sama
dengan R&D (Research and Development), Bagian POM yang sama dengan QC
(Quality Control), Bagian Produksi, Bagian Matkes yang sama dengan PPIC
organisasi Lafial sesuai dengan CPOB, karena Bagian Produksi dan Bagian
Pengawasan mutu dipimpin oleh orang yang berbeda yang memiliki tanggung
jawab atas bagian masing-masing dan tidak terikat satu sama lain.
alat. Perencanaan produksi obat di Lafial didasarkan atas perintah dari Diskesal
produk apa yang diproduksi, dalam jumlah berapa dan bahan apa yang
dibutuhkan. Bila rencana produksi melebihi anggaran yang telah ditetapkan maka
obat-obat dapat dibeli di luar dengan harga yang terjangkau, tidak diproduksi atau
bagian ini membuat konsep SPP. Konsep SPP diajukan kepada Kalafial dan
melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap obat mulai dari bahan awal
Angkatan Laut termasuk menyimpan sampel pertinggal dari suatu produk untuk
obat di Lafial hanya terdiri dari ruang kelas 3 dan 4 dan oleh karena itu Lafial
Secara keseluruhan ruangan produksi di Lafial sudah dapat dinilai cukup baik, hal
sirup, pengisian kapsul, ruang pembersih kapsul, ruang tablet salut, ruang
dan non β-laktam, dimana limbah β-laktam diinaktifasi terlebih dahulu dengan
NaOH untuk memecah cincin β-laktam sebelum diolah lebih lanjut sedangkan
bak penampungan akhir dan diperiksa oleh bagian QC. Bila pemeriksaan
Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi selalu diterapkan pada setiap aspek
perlengkapan bahan produksi dan wadahnya serta semua hal yang dapat menjadi
pelindung yang bersih (tutup kepala, sarung tangan dan alas kaki). Persyaratan ini
hendaklah diberlakukan juga untuk setiap orang yang memasuki daerah produksi.
Fasilitas sanitasi yang tersedia sudah cukup memadai, telah tersedia tempat cuci
tangan dan poster pada daerah loker yang dimaksudkan untuk selalu
dibutuhkan kemauan keras dari setiap Apoteker untuk memberikan contoh yang
baik kepada karyawan lainnya dan juga dengan tegas memberikan peringatan
setelah digunakan, bagian dalam maupun luar sesuai dengan prosedur yang ada,
juga lebih baik jika pada peralatan dicantumkan keterangan tertulis tentang
informasi status alat (misalnya, siapa yang membersihkan, kapan dan siapa yang
5.1 Kesimpulan
1. Lafial adalah suatu lembaga yang mempunyai beragam SDM dan terdiri
dari unsur pimpinan, pelayanan dan pelaksana yang satu dan lainnya
yang dihasilkan.
keuntungan.
5.2 Saran
39
Kesehatan RI . Jakarta
Jakarta
Anonim. 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB). Badan
Ansel, H.C., 1998. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Indonesia
Tim Revisi Pembuatan Obat Yang Baik. 1996. Petunjuk Operasional Cara
Lampiran 1
&
Organisasi Lafial
Ada 3 unsur:
1. Pimpinan : Kepala
Struktur
KALAFIAL
1. Pimpinan
KATAUD
(Man. Umum)
2. Pelayanan
3. Pelaksana
TIDAK LULUS
NAMA BAHAN :
NOMOR BETS :
HASIL PEMERIKSAAN :
NOMOR :
TANGGAL :
TANGGAL PEMERIKSAAN :
LAFIAL
009/LAFI
LULUS
NAMA BAHAN :
NOMOR BETS :
HASIL PEMERIKSAAN :
NOMOR :
TANGGAL :
TANGGAL PEMERIKSAAN :
LAFIAL
009/LAFI
Lampiran 5.
Label Karantina
ntina
KARANTINA
NAMA BAHAN :
JUMLAH :
NOMOR BETS :
TANGGAL DITERIMA :