Dewan Asisten 2009 Departemen Anatomi, Embriologi, &

Antropologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

Anatomy - Block 1.1

Anatomical and Medical Terminology |Osteology |
Arthrology | Muscles of Upper Limb | Muscles of Lower
Limb
Yovita Nindita Putri Pamungkas
Edited and Layout by Annisa Luthfiya Imani

2012
 ANATOMICAL & MEDICAL TERMINOLOGY

DIRECTIONAL TERMS

 Posterior/ dorsal : belakang  Ipsilateral : terletak pada sisi yang

 Anterior/ ventral : depan sama
 Inferior : bawah  Contralateral : terletak berlawanan
 Superior : atas sisi
 Rostral : ke arah muka ; rostral dari  Proximal : pangkal
kata rostrum yang artinya beak  Distal : ujung
(english)  Superfisial : di permukaan
 Medial : mendekati garis tengah  Profunda : jauh dari permukaan / ke
tubuh/ ke tengah dalam
 Lateral : menjauhi garis tengah  Dextra : kanan
tubuh / ke samping  Sinistra : kiri
 Intermediate : diantara 2 struktur

ANATOMICAL POSITION
Posisi anatomis manusia
Berdiri tegap dengan :
 Kepala, pandangan mata (gaze), ibu jari kaki (hallux) ke arah anterior
 Lengan berada di kedua sisi tubuh dengan palmar menghadap ke arah anterior
 Extremitas bawah (lower limb) berdekatan dengan kaki parallel
 Penis pada posisi ereksi

PLANES OF DIVISION
Untuk memvisualisasi hubungan spasial berbagai struktur tubuh, anatomist membagi tubuh
menjadi 3 bidang imajiner. Tiap bidang imajiner membagi tubuh dengan arah yang berbeda.
 Bidang Sagittal: bidang imajiner yang membagi tubuh menjadi dextra dan sinistra.
Bidang sagittal yang berada di midline (separating body into equal right and left halves)
disebut Midsagittal plane.
 Bidang Frontal/ Coronal: bidang imajiner yang membagi tubuh menjadi anterior dan
posterior
 Bidang Transverse/ Axial: bidang imajiner yang membagi tubuh menjadi superior dan
inferior.
 Oblique Plane : bidang imajiner yang membagi tubuh secara oblique / diagonal.

1
IMAGINARY LINES OF THE BODY
Garis imajiner tubuh melalui permukaan atau bone marking dari tubuh. Garis – garis imajiner ini
dibuat untuk mengenali orientasi permukaan dari organ viscera.
 Linea mediana anterior : intersection antara median plane dengan anterior thoracic wall
 Linea sternalis : garis imajiner yang melewati tepi os. sternum
 Linea parasternalis : garis imajiner yang berada di pertengahan linea sternalis dan linea
midclavicularis
 Linea midclavicularis : garis imajiner yang melewati di pertengahan os clavicula, parallel
dengan linea mediana anterior
 Linea axillaris anterior : garis imajiiner yang berjalan secara vertical melalui anterior axillary
fold (anterior axillary fold dibentuk oleh batas bawah m. pectoralis major saat melebar dari
thoracic cage hingga os humerus)
 Linea midaxillaris : garis imajiner yang melalui apex (bagian terdalam) dari fossa axillaris,
parallel dengan linea axillaris anterior
 Linea axillaris posterior : garis imajiner yang berjalan secara vertical melalui posterior
axillary fold (dibentuk oleh m. latissimus dorsi and teres major saat melebar dari arah punggung
ke os. humeri )
 Linea mediana posterior / midvertebral : garis imajiner yang berjalan vertical melewati
ujung proc. Spinosus os vertebra
 Linea scapularis garis imajiner yang melewati angulus inferior os scapula, parallel
dengan linea mediana posterior

2
 Linea paravertebralis : garis imajiner yang melewati tepi columna vertebra, parallel
dengan linea mediana posterior

3
HUMAN SKELETON
Skeleton Axial

Calvaria cranii
cranium

Basis cranii

Ossicula auditiva

mandibula

Os. hyoideum

Vertebrae cervicales
sternum

costae Vertebrae thoracices

vertebrae Vertebrae lumbales

Os. sacrum

Os. coccygis

Skeleton Appendicular
Ossa membri superior Ossa membri inferiores

Cingulum membri superioris Cingulum membri inferioris

clavicula Os coxae

scapula
Pars libera membri inferior:
Os femur
Pars libera membri superior:
Patella
Humerus  brachium
Tibia cruris
Radius antebrachium
Fibula
Ulna
Tarsalia
Carpalia
Metatarsalia pes/ pedis
Metacarpalia manus
Phalanges
Phalanges

4
ANATOMICAL TERMS
1. Elevation and Projection
 auricular : bentuk telinga
 facies : permukaan
 lamina : lempeng / lembaran
 spina: penonjolan yang panjang
menyerupai duri (tajam)
 squamous : pipih
 trochlea : permukaan yang menyerupai
katrol
 tuberositas : peninggian besar dengan
permukaan kasar
 limbus : batas sebuah alur
 epiphysis : penonjolan yang terbentuk
pada tulang; merupakan batas tulang
 crista : rigi (rough, narrow elevation)
 epicondylus : peninggian diatas sendi
 incisura : takik
 eminentia : peninggian dengan daerah
yang menonjol
2. Hole or Canal
 Canalis : saluran
 Fissura : celah; narroe slit passage
 Cavum : rongga besar
 Cavitas : open enclosed area notch,
rongga yang lebih kecil
 Foramen : lubang
 Fossa : lekuk yang lebar
 Sulcus : alur yang memanjang
 protuberantia : bump, tonjolan dari
peninggian
 hamulus : penonjolan menyerupai kait
(hook-like projection)
 linea: garis, rigi tapi tidak meninggi
 processus : tonjolan yang meruncing
 trochanter : tempat dimana melekatnya
otot – otot yang memutar femur
 tuber: penonjolan bulat yang besar
 tuberculum : penonjolan bulat yang lebih
kecil
 glenoid : cekungan seperti mangkok
 margo : batas
 capitulum : penonjolan menyerupai
kepala yang kecil
 caput : penonjolan menyerupai kepal
 Fovea : cekungan sempit ; pit or cuplike
depression (jamak dan kecil = foveola)
 Sinus : ruangan tertutup yang diselubungi
oleh membrane mucosa.
 Meatus : liang; pintu menuju sebuah
saluran
 Impression : penekanan pada tulang
karena stuktur lain
 Ductus : pipa, saluran
5
 OSTEOLOGY
Rangka tubuh manusia dibagi menjadi axial skeleton dan appendicular skeleton.
SKELETON APPENDICULAR
Jumlah tulang - tulang appendicular adalah 106 tulang.
Ossa Membri Superioris
Bone Part of bone
Humerus (2)  Epiphysis proximalis:
Caput humeri
Collum anatomicum
Collum chirurgicum
Tuberculum majus
Tuberculum minus
Sulcus intertubercularis
Crista tuberculi mayoris
Crista tuberculi minoris
Tuberositas deltoidea
 Diaphysis :
Corpus humeri
Margo lateralis
Margo medialis
Fascies anterolateralis
Fascies anteromedialis
Fascies posterior
Sulcus nervi radialis
 Epiphysis distalis:
Condylus humeri
Capitulum humeri
Trochlea humeri
Epicondylus lateralis
Epicondylus medialis
Crista supraepicondylaris
lateralis
Crista supraepicondylaris
medialis
Fossa radialis
Fossa coronoidea
Fossa olecrani
Sulcus nervi ulnaris
Radius (2)  Epiphysis proximalis:
Caput radii
Circumferentia articularis
Ossa Membri Inferioris
Bone Part of bone
Femur (2)  Epiphysis proximalis:
Caput femoris
Fovea capitis femoris
Collum femoris
Trochanter major
Trochanter minor
Fossa trochanterica
Crista intertrochanterica
Linea intertrochanterica
 Diaphysis :
Tuberositas glutea
Linea pectinea
Linea aspera - Labium laterale et
mediale
Corpus femoris
Fascies patelaris
 Epiphysis distalis:
Condylus lateralis
Condylus medialis
Epicondylus lateralis
Epicondylus medialis
Fossa intercondylaris
Linea supracondylaris medialis
Linea supracondylaris lateralis
Tuber adductorium
Fascies poplitea
Tibia (2)  Epiphysis proximalis:
Fascies articularis superior
Condylus medialis
6
 Fovea articularis Condylus lateralis
Collum radii Eminentia intercondylaris
 Diaphysis : Tuberculum intercondylare
Tuberositas radii mediale
Corpus radii Tuberculum intercondylare
Margo interosseus laterale
Margo anterior Area intercondylaris anterior
Margo superior Area intercondylaris posterior
Fascies anterior Fascies articularis fibularis
Fascies posterior Tuberositas tibae
Fascies lateralis  Diaphysis :
Foramen nutricium Corpus tibiae
 Epiphysis distalis: Margo anterior
Processus styloideus radii Margo medialis
Tuberculum dorsale Margo interosseus
Incisura ulnaris Fascies medialis
Fascies articularis carpalis Fascies lateralis
Fascies posterior
Linea musculi solei
Foramen nutricium
 Epiphysis distalis:
Fascies articularis inferior
Fascies articularis malleoli
medialis
Malleoli medialis
Sulcus malleolaris
Incisura fibularis

Ulna (2)  Epiphysis proximalis: Fibula (2)  Epiphysis proximalis:

Olecranon Caput fibulae
Incisura trochlearis Fascies articularis capitis fibulae
Processus coronoideus Apex capitis fibulae
Incisura radialis Collum fibulae
Tuberositas ulnae  Diaphysis :
 Diaphysis : Corpus fibulae
Crista musculi supinatoris Crista medialis
Corpus ulnae Margo interosseus
Margo interosseus Margo anterior
Margo anterior Margo posterior
Margo posterior Fascies anterior
Fascies anterior Fascies posterior
Fascies posterior Fascies lateralis
Fascies medialis Foramen nutricium
Foramen nutricium  Epiphysis distalis:
 Epiphysis distalis: Malleolus lateralis
Caput ulnae Sulcus malleolaris
Processus styloideus ulnae Fossa malleoli lateralis

7
 Circumferentia articularis Fascies articularis malleoli
lateralis

Carpalia (16) Dari proximolateral Patella (2) Basis patellae

 Os scaphoideum Apex patellae
 Os lunatum Facies articularis
 Os triquetrum Facies anterior
 Os pisiforme
 Os trapezium
 Os trapezoideum
 Os capitatum
 Os hamatum
Metacarpalia Basis metacarpale Tarsalia (14)  Os talus
(10) Corpus metacarpale  Os calcaneus
Caput metacarpale  Os cuboideum
 Os naviculare
 Os cuneiform (mediale,
intermedium, laterlae)
Phalanges (28) Basis phalanges Metatarsalia Basis metacarpale
Dibagi menjadi Corpus phalanges (10) Corpus metacarpale
3 yaitu : Caput phalanges Caput metacarpale
proximal,
mediae, distal
Scapula (2) Margo medialis Phalanges (28) Basis phalanges
Margo lateralis Dibagi menjadi Corpus phalanges
Margo superior 3 yaitu : Caput phalanges
Angulus lateralis proximal,
Angulus superior mediae, distal
Angulus inferior
Fascies costalis
Fossa subscapularis
Spina scapulae
Fossa supraspinata
Fossa infraspinata
Collum scapulae
Incisura scapulae
Processus coracoideus
Acromion
Fascies articularis clavicularis
Cavitas glenoidale
Tuberculum infraglenoidale
Tuberculum supraglenoidale
Clavicula (2) Ekstremitas sternalis Coxae (2) • Crista illiaca
Corpus Labium internum
Ekstremitas acromialis Linea intermedia
Fascies articularis sternalis Labium eksternum
Fascies articularis acromialis Tuberculum illiacum

8
Tuberculum conoideum • Corpus ossis ilii
Linea trapezoidea • Ala ossis ilii
Sulcus musculi subclavii • Fossa illiaca
Impressio ligamenti • Tuberositas iliaca
costoclavicularis • Fascies sacropelvica
Foramen nutricium • Fascies auricularis
• Fascies glutealis
• Linea glutea anterior, inferior,
posterior
• Tuberositas musculi glutei
maxim
• Spina iliaca anterior superior
• Spina iliaca anterior inferior
• Spina iliaca posterior superior
• Spina iliaca posterior inferior
• Linea arcuata
• Corpus ossis ischii
• Ramus ossis ischii
• Incisura ischiadica major
• Spina ischiadica
• Incisura ischiadica minor
• Tuber ischiadicum
• Eminentia iliopubica
• Ramus superior ossis pubis
• Ramus inferior ossis pubis
• Angulus ossis pubis
• Pecten ossis pubis
• Fascies symphysialis
• Tuberculum pubicum
• Crista pubica
• Foramen obturatorium
• Tuberculum obturatorium
anterius et posterius
• Crista obturatoria
• Acetabulum
• Limbus acetabuli
• Fascies lunata
• Fossa acetabuli
• Incisura acetabuli
• Sulcus supraacetabularis

9
SKELETON AXIAL
STERNUM
• Manubrium sterni
• Corpus sterni
• Processus xiphoideus
• Incisura jugularis
• Incisura clavicularis
• Incisura costae I-VI
• Symphisis manubriosternalis
• Angulus sterni (Angulus
ludovici/
Angulus Louis)
• Symphisis xiphosternalis
COSTAE
• Caput costae
• Crista capitis costae
• Fascies articularis capitis
costae
• Collum costae
• Crista colli costae
• Fascies articularis tuberculi
costae
• Tuberculum costae
• Corpus costae
• Angulus costae
• Costae I → sulcus vena
subclaviae,
tuberculum musculi scaleni
anteriores, sulcus arteri
subclaviae
• Costae II → tuberositas
musculi
scaleni anteriores
• Costae X → satu fascies
articularis
pada caput costae
• Costae XI – XII → satu fascies
articularis capitis costae, tanpa
collum costae dan tuberculum
costae.
• Protuberantia occipitalis
CRANIUM eksterna
Single : os occipitale, os frontale, • Inion
os sphenoidale, os ethmoidale,
vomer, mandibula, os hyoideum Aspek Lateral Cranium
Paired : os parietale, os • Sutura squamosa
zygomaticus, os temporale, os • Sutura parietomastoidea
nasale, os lacrimale, concha • Sutura sphenosquamosa
nasalis • Sutura temporozygomatica
inferior. • Sutura occipitomastoidea
• Pterion
Aspek Anterior Cranium • Linea temporalis superior et
• Sutura frontonasalis inferior
• Sutura internasalis • Porus acusticus eksternus
• Sutura sphenofrontalis • Processus mastoideus
• Sutura sphenozygomatica • Processus styloideus
• Sutura zygomaticomaxillaris
• Sutura nasomaxillaris Aspek Superior Cranium
• Sutura intermaxillaris (CALVARIA
• Sutura frontomaxillaris CRANII, permukaan luar)
• Arcus supercilliaris • Sutura coronalis
• Processus zygomaticus os • Sutura sagittalis
frontale • Sutura lambdoidea
• Foramen (incisura) • Bregma
supraorbitales • Vertex
• Margo supraorbitales • Occiput
• Margo infraorbitales • Tuber frontale
• Foramen infraorbitales • Tuber parietale
• Fissura orbitales superior • Foramen parietalis
• Fissura orbitales inferior
• Glabella (CALVARIA CRANI, permukaan
• Frons dalam )
• Nasion • Lamina interna
• Diploe
Aspek Posterior Cranium • Lamina eksterna
• Sutura lambdoidea • Crista frontalis
• Lambda • Sulcus sinus sagittalis superior
• (sutura occipitalis transversa) • Foveolae granulares
• (os incae/ os interparietale) • Sulci arteriosi et venosi
• Os suturalia
• Linea nuchalis superior et
inferior
10
Basis Cranii Interna
• Fossa cranii anterior, media,
posterior
• Foramen caecum
• Crista frontalis
• Sulcuc sinus sagittalis superior
• Crista galli
• Ala cristae galli
• Lamina et foramina cribrosa
• Impressiones gyrorum
• Os sphenoidale : corpus, ala
mayor, ala minor
• Processus clinoideus anterior
• Tuberculum sellae
• Fossa hypophysialis
• Dorsum sellae
• Processus clinoideus posterior
• Fissura orbitalis superior
• Canalis opticus
• Foramen rotundum
• Foramen ovale
• Foramen spinosum
• Foramen lacerum
• Lingula sphenoidalis
• Sulcus caroticus
• Os temporale : pars
squamosa,
pars petrosa
• Sulcus arteriosus
• Sulcus nervi petrosi minoris
• Sulcus nervi petrosi mayoris
• Margo superior partis
petrosae
• Sulcus sinus petrosi superiores
• Sulcus sinus transversi
inferiore
• Porus acusticus internus
• Sulcus sinus sigmoidei
• Foramen mastoideum
• Foramen jugulare
• Sulcus sinus transversi
• Crista occipitalis interna
• Protuberantia occipitalis
intern
• Clivus
• Foramen magnum
• Canalis nervi hypoglossi
Basis Cranii Eksterna
• Foramen incisivum
• Sutura palatina media
• Sutura palatina transversa
• Maxilla, processus palatinus
• Maxilla, processus
zygomaticus
• Os palatinum, lamina
horizontalis
• Os palatinum, processus
pyramidalis
• Foramen palatinum majus
• Foramen palatinum minus
• Spina nasalis posterior
• Vomer, alae vomeris
• Processus pterygoideus :
• Lamina medialis
• Lamina lateralis
• Hamulus pterygoideus
• Fissura orbitalis inferior
• Crista infratemporalis
• Foramen ovale
• Foramen spinosum
• Foramen lacerum
• Spina ossis sphenoidalis
• Arcus zygomaticus
• Os temporale,
proc.zygomaticus
• Tuberculum articulare
• Fossa mandibularis
• Processus styloideus
• Meatus acusticus eksternus
• Processus mastoideus
• Canalis caroticus
• Foramen jugulare
• Fossa jugulare
• Fossula petrosa
• Foramen mastoideum
• Canaliculus mastoideus
• Foramen stylomastoideum
• Incisura mastoidea
• Tuberculum pharyngeum
• Condylus occipitalis
• Canalis nervi hypoglossi
• Canalis condylaris
• Linea nuchalis inferior et
superior
• Protuberantia occipitalis
eksterna
MANDIBULA
• Corpus mandibulae
• Ramus mandibulae
• Caput mandibulae
• Collum mandibulae
• Basis mandibulae
• Processus coronoideus
• Processus condylaris
• Fovea pterygoidea
• Incisura mandibulae
• Angulus mandibulae
• Linea obliqua
• Tuberositas masseterica
• Protuberentia mentalis
• Tuberculum mentale
• Foramen mentale
• Pars alveolaris :
• Juga alveolaris
• Arcus alveolaris
• Lingua mandibulae
• Foramen mandibulae
• Sulcus mylohyoideus
• Tuberositas pterygoidea
• Foveae submandibularis
• Linea mylohyoidea
• Fossa digastrica
• Fovea submentalis
• Spina mentalis
11
VERTEBRA • Tuberositas ossis sacri
Columna vertebralis : • Fascies auricularis
7 VC, 12 VT, 5 VL, sacrum (5), • Lineae transversae
coccygis (4) • Foramina sacralia anteriora

• Corpus vertebrae
• Fascies intervertebralis
• Epiphysis anularis
• Arcus vertebrae :
• Pediculus arcus vertebrae
• Lamina arcus vertebrae
• Processus transversus
• Foramen transversarium (VC)
• Fovea costalis processus
transversi (VT)
• Fovea costalis superior et
inferior
(VT)
• Processus costalis (VL)
• Processus accessorius (VT dan
VL)
• Procesus mamillaris (VT dan
VL)
• Processus articularis superior
• Processus articularis inferior
• Fascies articularis inferior
• Processus spinosus
• Foramen vertebrale

OS SACRUM
• Basis ossis sacri
• Ala ossis sacri
• Apex ossis sacri
• Pars lateralis
• Promontorium
• Processus articularis superior
• Canalis sacralis
• Hiatus sacralis
• Cornu sacralis
• Crista sacralis mediana
• Crista sacralis medialis
• Crista sacralis lateralis

12
CIRI KHAS VERTEBRAE

VERTEBRAE CERVICALES

13
Part Characteristics
Corpus Kecil dan lebar dari sisi ke sisi dibandingkan anteroposterior; permukaan
superior cekung dengan processus uncinatus; permukaan inferior cembung
Foramen Besar, segitiga
vertebralis
Processus Terdapat foramina transversaria kecuali pada C7 (dilewati oleh a.
transversus vertebralis dan plexus sympathicus) pada C7 dilewati v. vertebralis
accesorius; terdapat tuberculum anterior et posterior
Processus Facies superior menghadap superioposterior; facies inferior menghadap
articularis inferioranterior
Processus pendek (C3-C5) and bifid (C3-C6); processus spinosus C6 panjangnamun
spinosus proc. Spinosus C7 paling panjang maka disebut vertebrae prominens
Vertebra C1 dan C2 atypical.

VERTEBRAE THORACALES

Corpus Bentuk mirip jantung; punya 1 atau 2 facies yang bersendi dengan caput
costae
Foramen Bulat dan lebih kecil dibandingkan vertebrae cervicales maupun lumbales
Vertebralis
Proc. Transversus Panjang dan kuat, memanjang ke arah posterolateral; panjang berkurang
dari T1 hingga T12
Proc. Articularis Facies superior mengarah ke posterior (makin ke bawah semakin mengarah
sedikit ke lateral); facies inferior mengarah ke anterior (makin ke bawah
semakin mengarah sedikit ke medial)
Proc. Spinosus Panjang; mengarah ke posteroinferior (slope); ujung memanjang hingga
corpus vertebrae di bawahnya

14
VERTEBRAE LUMBALES

Corpus Pejal dan tebal; berbentuk mirip ginjal bila dilihat dari superior
Foramen Vertebral Segitiga; lebih besar dibandingkan pada vertebrae thoracica dan lebih kecil
dibandingkan vertebrae cervical
Proc. Transversus Panjang dan ramping; terdapat proc. Accesorius diatas permukaan dorsal
dari basis processus transverses
Proc. Articularis Facies superior mengarah ke medial; facies inferior mengarah ke
lateral;proc mammilaris terdapat pada permukaan dorsal tiap proc
articularis.
Proc. Spinousus Pendek, lebar, tebal dan kokoh.

15
 ARTHROLOGY

Sebelum membahas materi klasifikasi sendi, kita akan membahas jenis gerakan yang dapat
terjadi pada sendi.
 Fleksi : menekuk (bending); dorsifleksi  fleksi ankle joint; plantarfleksi saat ibu jari kaki
menghadap ke plantar surface (misal berdiri dengan ibu jari)
 Ekstensi : meluruskan ; ekstensi mlebihi sudut normal sendi disebut hyperekstensi
Kecuali pada pollex (ibu jari tangan) gerakan fleksi – ekstensi ini terjadi pada bidang sagittal,
mengitari axis transversal. (lihat gambar dibawah)
 Abduksi : gerakan menjauhi bidang mediana/ menjauhi tubuh. Abduksi pada jari berarti gerakan
jari – jari menjauhi phalanges 3 (middle finger). Abduksi pada jari kaki berari gerakan jari kaki
menjauhi posisi netral. Lateral fleksi adalah bentuk khusus gerakan abduksi pada leher dan
batang tubuh.
 Adduksi : gerakan mendekati bidang mediana/ mendekati tubuh. Adduksi pada jari tangan
berarti mengembalikan posisi jari yang menyebar (abduksi) ke posisi semula.
Gerakan abduksi – adduksi ini terjadi pada bidang frontal, mengitari axis sagittal.
**untuk pollex  karena posisinya relatif berotasi 90o terhadap jari lainnya, fleksi –
ekstensi pollex terjadi pada bidang frontal, abduksi – adduksi terjadi pada bidang
sagittal.
 Sirkumduksi : gerakan sirkular, merupakan kombinasi fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi.
 Rotasi : gerakan mengelilingi axis longitudinal (gambar – gambar axis lihat dibawah); rotasi
interna (endorotasi)  membawa permukaan anterior extremitas mendekati bidang mediana;
rotasi eksterna (eksorotasi)  membawa permukaan anterior extremitas menjauhi bidang
mediana.
 Pronasi : gerakan rotasi dari antebrachium (forearm) dan manus (hand) yang mengayunkan
radius ke arah medial mengelilingi axis longitudinal sehingga palmar menghadap ke arah
posterior, dan dorsum manus menghadap ke arah anterior (dalam posisi anatomis)
 Supinasi : gerakan rotasi dari antebrachium dan manus yang mengayunkan radius ke arah lateral
mengelilingi axis longitudinal sehingga dorsum manus menghadap ke posterior dan palmar
menghadap ke anterior (pada posisi anatomis). Namun saat elbow joint fleksi supinasi berarti
menggerakan tangan sehingga palmar menghadap ke arah superior. Lebih mudahnya, saat kita
membawa sup ditangan maka posisi siku fleksi dengan manus supinasi. Jika posisi manus
menjadi pronasi maka sup itu akan tumpah.
 Opposisi : gerakan pollex ke arah jari – jari lainnya.
 Reposisi : gerakan pollex dari pososo opposisi kembali ke posisi anatomis
 Protusi : menggerakan mandibula ke arah anterior
 Retrusi : menggerakan mandibula ke arah posterior (menggembalikan posisi protusi mandibula
ke posisi awal)

16
 ** Similar term : gerakan protraksi dan retraksi digunakan untuk gerakan bahu ke arah anterior
dan posterior
 Elevasi : menggerakkan bagian tubuh ke arah superior, contohnya ; elevasi shoulder, upper
eyelid, lidah.
 Depressi: menggerakan bagian tubuh ke arah inferior
 Eversi : menggerakkan telapak kaki menjauhi bidang mediana. Kaki juga akan dorsifleksi saat
eversi penuh.
 Inversi : menggerakkan telapak kaki ke arah bidang mediana. Kaki juga akan plantarfleksi saat
inverse penuh.

** keterangan gambar :
1 = bidang sagittal (biru)
2 = bidang sagittal mediana (biru)
3 = bidang frontal (pink)
4 = bidang transversal (kuning)
5 = axis sagittalis
6 = axis transversal
7 = axis longitudinal

17
18
KLASIFIKASI SENDI :

A. Berdasarkan struktural (tipe material atau jaringan yang menghubungkan sendi) :

1. Fibrous Joint : kedua tulang ini dihubungkan oleh jaringan ikat fibrosa. Jumlah pergerakan yang
terjadi pada fibrous joint bergantung pada panjangnya serat yang menghubungakan kedua
tulang.
Contoh :
a. Sutura : berupa pita kolagen tidak keras. Pada saat dewasa terjadi penulangan, disebut
synostosis; sutura pada cranium(kedua tulang cranium saling mengunci dengan garis zig zag/
overlap)
b. Syndesmosis : dihubungkan oleh ligamentum atau membrana fibrosa
contoh : membrana interossea, syndesmosis tibiofibularis inferioris/distalis
c. Gomphosis : sendi pada dentoalveolar, dihubungkan oleh ligamentum periodontale

19
2. Cartilaginous Joint : struktur sendi ini dihubungkan oleh kartilago hyaline atau fibrocartilage.
a. Primary cartilaginous joint / synchondrosis kedua tulang dihubungkan oleh kartilago
hyaline, yang memungkinkan adanya sedikit pergerakan selama awal kehidupan. Primary
cartilaginous joints biasanya akan menyatu seperti pada epiphysial plate tulang panjang.
Primary cartilaginous joints ini memberikan waktu bagi tulang untuk tumbuh memanjang.
Ketika panjang maximum tercapai, epiphysial plate berubah menjadi tulang (fusi dengan
diaphysis).
Contoh : discus epiphysialis, synchondrosis sphenooccipitalis, synchondrosis
manubriosternalis
b. Secondary cartilaginous joints atau symphisis merupakan sendi yang kuat, sedikit gerak,
dan terhubung oleh jaringan fibrokartilago.
Contoh : discus intervertebralis  jaringan fibrokartilago menghubungkan vertebra sehingga
dapat memeberikan kekuatan dan sebagai shock absorption ; symphisis pubis

3. Synovial Joint : dihubungkan oleh capsul sendi (terdiri dari lamina fibrosa atau membran yang
dibatasi oleh serous synovial membrane). Capsul sendi ini menyelubungi cavitas articularis.
Cavitas articularis dari synovial joint merupakan ruang potensial yang mengandung sedikit cairan
synovial yang disekresikan oleh membrane synovial yang berfungsi sebagai lubricant. Didalam
capsul, terdapat cartilago sendi membungkus permukaan sendi/ facies articularis pada tulang,
sisanya akan cavitas articularis akan dilapisi oleh membrane synovial.

20
 Synovial joints merupakan jenis sendi yang paling umum. Dengan struktur seperti yang telah
dijelaskandiatas memungkinkan adanya gerakan bebas antar tulang yang dihubungkan oleh sendi jenis
ini. Terdapat 6 tipe synovial joints yang diklasifikasikan berdasarkan bentuk permukaan sendi atau tipe
gerakan yang memungkinkan terjadi,berikut klasifikasinya :
a. Articulatio plana (planar) : gerak sliding, permukaan sendi tulang hampir rata dengan gerakan
yang dibatasi oleh capsul sendi. Art. plana banyak ditemukan dan ukurannya kecil.
Contoh : art.acromioclavicularis, intercarpalia, intermetacarpalia, carpometacarpalia
b. Gynglymus (hinge/engsel) : uniaxial  1 derajat kebebasan gerak (hanya fleksi- ekstensi),
gerakan ini terjadi pada bidang sagittal yang mengelilingi axis transversus.
Contoh : art.humeroulnaris, interphalangea
c. Articulatio trochoidea (pivot) → uniaxial  1 derajat kebebasan yaitu memutari axis
longitudinal tubuh
Contoh : art.radioulnaris proximalis, art.atlantoaxialis
d. Articulatio sellaris (saddle) → biaxial, 2 derajat kebebasan gerak (fleksi-ekstensi  gerakan
pada bidang sagittal mengitari axis transverse, abduksi-adduksi  gerakan pada bidang frontal
mengitari axis sagittal) , gerakan sirkumduksi juga mungkin terjadi. permukaan sendi salah satu
tulang berbentukmirip pelana kuda sehingga disebut saddle/ sellaris (sella =tempat duduk)
Contoh : art.carpometacarpalis I
e. Articulatio condyloidea :
Satu condylus → biaxial, 2 derajat kebebasan gerak (fleksi-ekstensi, abduksi-adduksi /
circumduksi)
Contoh : art.humeroradialis
Dua condylus → uniaxial, 1 derajat kebebasan gerak (fleksi-ekstensi)
Contoh : art.femorotibialis
f. Articulatio ellipsoidea → biaxial, 2 derajat kebebasan gerak (fleksi-ekstensi, abduksi-
adduksi/circumduksi)
Contoh : art.radiocarpea

21
 g. Articulatio spheroidea (ball-and-socket) → multiaxial, tiga derajat kebebasan gerak (fleksi-
ekstensi, adduksi-abduksi, rotasi)
Contoh : art.humeri, art.coxae
B. Berdasarkan fungsional (derajat pergerakan)
1. sinarthrosis: tidak dapat digerakkan
2. amphiarthrosis: sedikit dapat digerakkan
3. diarthrosis: bebas digerakkan
No. Nama Sendi
1 Articulatio sternoclavicularis
2 Articulatio acromioclavicularis
3 Articulatio humeri
4 Articulatio cubiti:
a. Articulatio humeroulnaris
b. Articulatio humeroradialis
c. Articulatio radioulnaris proximalis
5 Articulatio radioulnaris distalis
6 Articulatio radiocarpalis
Articulatio mediocarpalis
7 Articulatio intercarpalis
8 Articulatio carpometacarpales pollicis
9 Articulatio carpometacarpales (II-V)
10 Articulatio metacarpophalangea
11 Articulatio interphalangea manus
12 Articulatio sacroiliaca
13 Simphysis pubis
14 Articulatio coxae
15 Articulatio genus
16 Articulatio tibiofibularis superior
17 Articulatio tibiofibularis inferior
18 Articulatio talocruralis
19 Articulatio tarsi transversa
20 Articulatio intertarsalis
21 Articulatio tarsometatarsales
22 Articulatio metatarsophalangea
23 Articulatio interphalangea pedis
24 Articulatio sternocostalis I
25 Articulatio sternocostalis II-VII
26 Articulatio costocondralis
27 Articulatio vertebrocostalis
28 Articulatio xiphosternalis
29 Articulatio manubriosternalis
30 Discus intervertebralis
31 Articulatio atlanto-axial
32 Articulatio atlanto-occipitalis
Jenis Sendi
articulatio plana, diarthrosis
articulatio plana, diarthrosis
articulatio spheroidea, diarthrosis
gynglymus, diarthrosis
articulatio spheroidea (fungsi terbatas), diarthrosis
articulatio trochoidea, diarthrosis
articulatio trochoidea, diarthrosis
articulatio ellipsoidea, diarthrosis
gynglymus, diarthrosis
articulatio plana, diarthrosis
articulatio sellaris, diarthrosis
articulatio plana, diarthrosis
articulatio spheroidea (fungsi terbatas), diarthrosis
gynglymus, diarthrosis
amphiarthrosis
simphysis, amphiarthrosis
articulatio spheroidea, diarthrosis
gynglymus, diarthrosis
amphiarthrosis
sindesmosis, amphiarthrosis
gynglymus, diarthrosis
amphiarthrosis
amphiarthrosis
amphiarthrosis
articulatio spheroidea (fungsi terbatas), diarthrosis
gynglymus, diarthrosis
synchondrosis, sinarthrosis
articulatio plana, diarthrosis
sinkondrosis, sinarthrosis
articulatio plana, diarthrosis
sinkondrosis, sinarthrosis
simphysis, amphiarthrosis
simphysis, amphiarthrosis
articulatio trochoidea, diarthrosis
Articulation condylaris, diarthrosis
22
 MYOLOGY
UPPER LIMB

1. Otot- otot Axioappendicular Anterior

Otot Origo insersio inervasi Fungsi
m. Pectoralis major Pars clavicularis : ½ Crista tuberculi n. pectoralis Adduksi,
medial permukaan major humeri lateral et medial; endorotasi art.
anterior clavicula caput clavicular humeri
Pars sternocostalis: (C5, C6), caput Thorax :
permukaan anterior sternocostal (C7, mengangkat
sternum, cartilage C8, T1) sternum dan
costa 1 – 6 costae bagian
Pars abdominalis : atas
lapisan anterior (membantu
vagina musculi recti inspirasi)
abdominis
m. Pectoralis minor Costa 3 - 5 Processus n. pectoralis Stabilisasi
coracoideus medial (C7, C8) scapula
Thorax :
mengangkat
sternum dan
costae bagian
atas
(membantu
inspirasi)

m. Subclavius Junction costa 1 dan Permukaan n. sub-clavius Depressi

cartilage costa 1 inferior 1/3 (C5, C6) clavicula
medial clavicula
m. Serratus Costa 1- 8 (external Permukaan n. thoracicus Protraksi
anterior surface) anterior margo longus scapula, rotasi
medial scapula, scapula
angulus superior
et inferior
scapula

23
 2. Otot - otot Axioappendicular Posterior dan Scapulohumeral

 Otot –otot axioappendicular posterior superficial : trapezius and latissimus dorsi.

otot origo insersio inervasi Fungsi

m. Trapezius 1/3 medial nuchal 1/3 lateral n. Accessorius Pars Descendens
line superior; clavicula; (CN XI) (motor elevates scapula;
protuberantia acromion dan fibers) and n. pars ascendens
occipitalis externa; spina scapula spinal C3, C4 depressi scapula;
lig. Nuchal; proc. (pain and and pars media
Spniosus C7 – C12 proprioceptive (atau semua pars
fibers) bersama2)
retraksi scapula
m. Latissimus dorsi Proc. Spinosus VT 7 Floor of Sulcus n. thoracodorsal Extensi/retroversi,
- 12, fascia intertubercularis (C6, C7, C8) adduksi, dan
thoracolumbar, endorotasi
crista illiaca, 3 – 4 art.humeri
costa paling bawah

 Deep posterior axioappendicular posterior profunda (extrinsic shoulder) muscles: levator

scapulae and rhomboids.

otot origo insersio inervasi Fungsi

m. Levator scapulae Proc transverses Bagian atas n. Dorsalis Elevasi scapula
VC1 -4 margo medial scapular (C5) and
scapula, angulus cervical (C3, C4)
superior scapula nerves
m. Rhomboideus Minor: lig. nuchal; Minor: medial n. Dorsalis Retraksi scapula
minor et major proc. spinosus C7 - end spina scapular (C4, C5) dan rotasi utk
T1 scapula depressi cavitas
Major: proc. Major: margo glenoidalis ; fix
Spinosus T2-T5 medial scapula scapula ke
hingga angulus thoracic wall
inferior scapula

24
  Scapulohumeral (intrinsic shoulder) muscles: deltoid, teres major, otot - otot rotator cuff
(supraspinatus, infraspinatus, teres minor, and subscapularis).

otot origo Insersio inervasi fungsi

m. Deltoideus Pars clavicularis : Tuberositas m. axillaris Pars anterior :
1/3 acromial deltoidea fleksi dan
clavicula endorotasi art.
Pars acromial : humeri
acromion Pars media :
Pars spinalis : abduksi art
pinggir bawah humeri 15 – 90o
spina scapula Pars posterior :
extensi dan
eksorotasi art.
humeri
m. Teres major Angulus inferior Crista tuberculi n. subscapularis Adduksi dan
scapula minor (sebelah inf endorotasi art.
medial m. humeri
lattisimus dorsi)
m. Supraspinatus Fossa supraspinata Tuberculum n. suprascapular Inisiasi abduksi
majus art humeri (0-
15o)
m. Infraspinatus Fossa infraspinata Tuberculum n. infrascapular Eksorotasi art.
majus humeri
m. Teres minor Margo lateral Tuberculum n. axillaris Eksorotasi art.
(bagian inferior) majus humeri
scapula
m. Subscapularis Fossa subscapular Tuberculum n. subscapular Endorotasi ,
minus superior dan adduksi,
inferior nerves endorotasi art.
humeri

25
 3. Otot – otot Regio Brachium

otot origo insersio Inervasi fungsi

m. Biceps brachii Caput brevis : proc Tuberositas radii n. Supinasi
coracoideus musculocutaneus forearm, dalam
Caput longum : posisi suppinasi
tuberculum dapat flexi art
supraglenoidalis cubiti
m. Brachialis ½ distal facies Proc. n. Fleksi art cubiti
anterior corpus Coronoideus dan musculocutaneus pada semua
humeri tuberositas ulnae posisi
m. Coracobrachialis Proc. coracoideus Facies medial os n. Membantu fleksi
humeri musculocutaneus dan adduksi art.
humeri,
menahan
dislokasi bahu
m. Triceps brachii Caput longum : olecranon n. radialis Extensi art. cubiti
tuberculum
infraglenoidalis
Caput lateral :
facies posterior
humeri, diatas
sulcus nervi radialis
Caput medial :
facies posterior,
dibawah sulcus
nervi radialis
m. Anconeus Epicondylus lateral Lateral surface n. radialis Membantu
humeri olecranon dan triceps extensi
pars superior art. cubiti
ulna (bag
posteriornya)

26
4. Otot – otot Regio Antebrachium

a. Otot – otot flexor antebrachium ( kompartemen anterior)

 Lapisan superficial  terdiri dari 4 otot yaitu m. pronator teres, m. flexor carpi radialis,
m. palmaris longus, and m. flexor carpi ulnaris. Keempat otot ini berorigo di
epicondylus medialis melalui tendo flexoris communis
Fungsi :
m. pronator teres : pronasi dan fleksi art. cubiti (forearm)
m. flexor carpi radialis : fleksi dan abduksi wrist joint(abduksi radial)
m. Palmaris longus : fleksi wrist joint dan menegangkan aponeurosis Palmaris 
berinsersio di aponeurosis palmaris
m. flexor carpi ulnaris : fleksi, adduksi wrist joint (adduksi ulnar)
 Lapisan intermediate  1 otot yaitu m. flexor digitorum superficialis
Berorigo di epicondylus medialis dan ½ superior permukaan anterior forearm, insersio di
corpus phalanges 2 – 5,
Fungsi : fleksi art. interphalanges proximal 2 – 5 dan art. metacarpophalanges 2 - 5
 Lapisan profunda  terdiri dari 3 otot yaitu m. flexor digitorum profunda, m. flexor
pollicis longus , dan m. pronator quadratus.
Fungsi :
m. flexor digitorum profunda : fleksi art. interphalanges distal (pada phalanges 2 – 5)
m. flexor pollicis longus : adduksi dan opposisi art carpometacarpal 1, fleksi phalanges 1
m. pronator quadrates: pronasi art. radioulnar

** semua otot – otot flexor antebrachii diinervasi oleh m. medianus kecuali m. flexor
carpi ulnaris dan m. flexor digitorum profunda pars media, kedua otot ini diinervasi oleh
n. ulnaris.
m. flexor pollicis longus dan m. flexor digitorum profunda pars lateralis diinervasi oleh n.
interosseus anterior (merupakan cabang dari n. medianus)

27
b. Otot – otot extensor antebrachium (kompartemen posterior)
Otot – otot pada kompartemen ini dapat diklasifikasi secara fungsional menjadi 3 kelompok,
yaitu :
 Otot yang berfungsi extensi dan abduksi / adduksi tangan pada wrist joint.  m. extensor
carpi radialis longus, m. extensor carpi radialis brevis, m. extensor carpi ulnaris
m. extensor carpi radialis longus et brevis: extensi dan abduksi wrist joint
m. extensor carpi ulnaris: extensi dan adduksi wrist joint
** m. brachioradialis adalah otot flexor (fleksi art. cubiti) yang berada di compartemen
extensor/ posterior.
 Otot yang berfungsi extensi 4 jari tangan  m. extensor digitorum, m. extensor indicis, m.
extensor digiti minimi
m. extensor digitorum : extensi wrist joint, art. metacarpophalanges 2 – 5, art
interphalanges 2 - 5
m. extensor indicis: ekstensi art. metacarpophalanges 2 , art interphalanges 2
m. extensor digiti minimi : ekstensi art. metacarpophalanges 5 dan art. interphalanges 5

28
 Otot yang berfungsi extensi atau abduksi pollex  m. abductor pollicis longus, extensor
pollicis brevis, dan m. extensor pollicis longus
m. abductor pollicis longus : extensi dan abduksi wrist joint, ekstensi dan reposisi art.
carpometacarpal 1
m. extensor pollicis brevis : abduksi dan reposisi art. carpometacarpal 1, ekstensi art.
metcarpophalanges 1
m. extensor pollicis longus : adduksi dan reposisi art. carpometacarpal 1, ekstensi art.
metacarpophalanges 1 dan interphalanges 1

m. supinator (terletak di kompartemen posterior) : supinasi art, radioulnaris

29
 5. Otot – otot Regio Manus
Otot – otot intrinsic region manus terletak dalam 5 kompartemen yaitu:
 Kompartemen thenar : m. abductor pollicis brevis, m. flexor digiti minimi, dan m. opponens
pollicis
 Kompartemen adductor : m. aduuctor pollicis
 Kompartemen hypothenar : m. abductor digiti minimi, m. flexor digiti minimi brevis, m.
oppones digiti minimi
 Short muscle of the hands :m. lumbricales
 Dan otot – otot interossei yang memisahkan kompartemen interossei diantara metacarpal.

Thenar muscle : membentuk eminentia thenar. Berikut fungsi gerakan otot thenar (keterangan
dibawah bermaksud fungsi pada phalanges 1)

 Extensi: extensor pollicis longus, extensor pollicis brevis, and abductor pollicis longus.
 Flexi: flexor pollicis longus and flexor pollicis brevis.
 Abduksi: abductor pollicis longus and abductor pollicis brevis.
 Adduksi: adductor pollicis and 1st dorsal interosseous.
 Opposisi: opponens pollicis

Hypothenar muscle : membentuk eminentia hypothenar (keterangan dibawah bermaksud fungsi

terhadap phalanges 5)

 Extensi dan abduksi phalanges 5: m. extensor digiti minimi

 Fleksi : m. flexor digiti minimi
 Opposisis : m. opponens digiti minimi

Short muscle of the hands

 M. lumbricales  fleksi art. metacarpophalanges dan extensi art. interphalanges

 M. interossei Palmaris  adduksi phalanges (PAD -> Palmar ADduksi)
 M. interossei dorsalis abduksi phalanges (DAB -> Dorsal ABduksi)

30
31
LOWER LIMB

Lower limb dibagi menjadi 5 regio yaitu:

a. Regio gluteal : merupakan region transisional antara trunk dan free lower limb.
b. Regio femoris (thigh)
c. Regio genu (knee)
d. Regio cruris (leg)
e. Regio talocrural (ankle)
f. Regio pedis (foot)

REGIO GLUTEAL

Terdiri dari 2 lapisan yaitu :

a. Lapisan superficial : tediri dari 3 otot besar glutei (maximus, medius, and minimus) and m.
tensor fascia lata. Otot –otot ini mempunyai origo pada permukaan posterolateral dan margo
ala ossi ilii. Fungsi utama: extensor abductor, medial rotator (endorotasi)
b. Lapisan profunda : terdiri dari m. piriformis, m. obturator internus, m. gemelli externus, dan m.
quadrates femoris. Otot – otot ditutupi oleh m. gluteus maximus, insersio pada/ dekat crista
intertrochanterica. Merupakan lateral rotator (eksorotasi) namun dapat menstabilisais art.
coxae.
otot origo insersio inervasi fungsi
m. gluteus maximus Illium bagian Tractus n. gluteal inferior Extensi dan
posterior , iliotibialis; (L5, S1, S2) eksorotasi art.
permukaan dorsal Tuberositas coxae
sacrum, lig. gluteal
sacrotuberal
m. gluteus medius Antara linea Trochanter n.gluteal superior Abduksi dan
gluteal ant dan major (L5, S1) endorotasi art.
post coxae
m. gluteus minimus Antara linea Trochanter
gluteal ant dan inf major
m. tensor fascia latae SIAS Tractus
illiotibialis
m. piriformis Lig. sacrotuberal Trochanter Branches of Eksorotasi art.
major anterior rami of S1, coxae saat
S2 extensi, abduksi
m. obturator internus Membrane Fossa Nerve to obturator art. coxae saat
obturatorius trochanterica internus (L5, S1) fleksi
m. gemellus superior et Superior: spina Fossa Superior =
inferior ischiadica trochanterica obturator internus
Inferior: tuber Inferior = quadrates
ischiadicum femoris
m. quadrates femoris Tuber ischiadicum Tuberculum Nerve to quadratus Eksorotasi art.
quadratum femoris (L5, S1) coxae

32
REGIO FEMORIS

I. KOMPARTEMEN ANTERIOR
Otot-otot paha kompartemen anterior berfungsi sebagai flexor art. coxae dan extensor art.
genu. Yang termasuk dalam kompartemen ini adalah m. pectineus, m. iliopsoas, m. sartorius,
and m. quadriceps femoris. Diinervasi terutama oleh n. femoralis.

otot origo insersio inervasi fungsi

m. pectineus Ramus superior os. Linea pectinea n. femoralis Adduksi, fleksi,
pubis (L2,L3) bisa endorotasi art.
mendapatkan coxae
dari n.
obturatorius
m. illiopsoas terdiri dari 3 otot yaitu : m. illiacus, m. psoas major, m. psoas minor
m. illiacus Crista illiaca, fossa Tendo m. psoas n. femoralis Bersama2 fleksi
illiaca, allae os major; art. coxae,
sacri, dan lig. trochanter stabilisasi art.
Sacroilliaca minor coxae
anterior
m. psoas major Di sisi VT12 – VL5; Trochanter Anterior rami of
proc . transverses minor lumbar nerves
vertebra lumbal (L1, L2, L3)
m. psoas minor Di sisi VT12 – VL 1 Linea pectinea Anterior rami of
lumbar nerves
(L1, L2)
m. sartorius Spina illiaca Facies medial os n. femoralis Fleksi, abduksi,
anterior superior tibia bagian eksorotasi art.
(SIAS) superior coxae, fleksi art.
genu
m. quadriceps femoris terdiri dari 4 otot yaitu : m. rectus femoris, m. vastus lateralis, m. vastus
medialis, m. vastus intermedius
m. rectus femoris Spina illiaca Melalui tendo n.femoralis Extensi art.
anterior inferior quadriceps genu; m. rectus
(SIAI) femoris melekat femoris juga
m. vastus lateralis Trochanter major, pada basis membantu
linea aspera labium patella; scr tdk illiopsoas utk
lateral langusng melalui fleksi art. coxae
m. vastus medialis Linea aspera liga. Patella
labium medial, line melekat pada
intertrochanterica tuberositas tibia
m. vastus intermedius Facies anterior dan
lateral femur

33
 II. KOMPARTEMEN MEDIAL
Otot – otot pada kompartemen ini disebut sebagai adductor group. Diinervasi terutam aoleh n.
obturatorius. Otot – otot pada kompartemen medial tediri dari : m. adductor longus, m.
adductor brevis, m. adductor magnus, m. gracilis, and m. obturator externus
otot origo insersio inervasi fungsi
m. adductor longus Inferior dari crista 1/3 medial linea n. obturatorius, Adduksi art.
pubis aspera branch of coxae
anterior division
(L2, L3, L4)
m. adductor brevis Ramus inferior os Linea pectinea n. obturatorius Adduksi art.
pubis (L2, L3, L4), coxae
branch of
anterior division
m. adductor magnus Pars adductor : Pars adductor: Adductor part: n. Adduksi art.
ramus inferior os tuberositas obturatorius (L2, coxae
pubis gluteal , linea L3, L4), branches Adductor part:
Pars harmstring : aspera of posterior fleksi art. coxae
tuebrositas Hamstrings part: division Hamstrings part:
ischiadica tuberculum Hamstrings part: extensi art.
adductorium n. ischiadicus coxae
femoris pars tibialis
m. gracilis Ramus inferior os Facies medialis n. obturatorius Adduksi art.
pubis os tibia (L2, L3) coxae, fleksi art.
genu,
m. obturator externus Membrane Fossa n. obturatorius Eksorotasi art.
obturatorius trochanterica (L3,L4) coxae

III. KOMPARTEMEN POSTERIOR

Otot – otot paha kompartemen posterior ini disebut juga hamstring muscle, teridir dari 3 otot
yaitu : m. semitendinosus, m. semimembranosus, m. biceps femoris.

otot origo insersio inervasi fungsi

m. semitendinosus Tuber ischiadica Facies medial os n. ischiadica Extensi art.
tibia (bagian coxae, fleksi dan
superior) endorotasi art.
genu
m. semimembranosus Condylus medial
os tibia
m. biceps femoris Caput longum : Caput fibula Caput longum: Extensi ari.
tuber ischiadica bagian lateral n. ischiadica Coxae, fleksi dan
Caput brevis : linea Caput brevis : eksorotasi art.
aspera dan line n. fibularis genu
supracondylaris communis
lateralis

34
REGIO CRURIS

Regio cruris terbagi menjadi 4 kompartemen yaitu :

a. Kompartemen anterior (dosiflexor dan extensor) terdiri dari 4 otot yaitu : m. tibialis anterior,
m. extensori hallucis longus, m. extensor digitorum longus, m. fibularis tertius.
b. Kompartemen lateral (evertor muscle) teridir dari 2 otot yaitu : m. fibularis longus et brevis.
c. Kompartemen posterior (plantarflexor dan flexor) teridir dari 7 otot yang dibagi lagi oleh
septum intermuscular transversum menjadi 2 yaitu lapisan superficial dan lapisan profunda.
Superficial : m. gastrocnemius, m. soleus, m. plantaris
Profunda : m. tibialis posterior, m. flexor digitorum longus, m. flexor hallucis longus

I. Kompartemen Anterior

otot origo insersio Inervasi fungsi

m. tibialis anterior Condylus lateral Facies medial n. fibularis Dorsiflexi ankle,
dan ½ superior dan inferior os profunda inversi
facies lateralis cuneiform dan
tibia dan basis metatarsal
membrane 1
interossea
m. extensor digitorum Condylus lateral Phalange media Dorsiflexi ankle,
longus dan ¾ superior dan distal dari 4 extensi
facies lateralis jari lateral phalanges
tibia dan (kecuali hallux)
membrane
interossea
m. extensor hallucis Facies anterior Dorsal aspect Dorsiflexi ankle,
longus fibula dan basis phalanges extensi hallux
membrane distal hallux
interossea
m. fibularis tertius 1/3 inferior facies Dorsum basis Dorsiflexi ankle,
anterior fibula metatarsal V membantu
dan membrane inverse
interossea

35
 II. Kompartemen Lateral
otot origo insersio inervasi fungsi
m. fibularis longus 2/3 superior facies Basis metatarsal n. fibularis Eversi (utama),
lateral fibula dan 1 dan cuneiform superficial weakly
caput fibula medial plantarflexi
m. fibularis brevis 2/3 inferior facies Basis metatarsal
lateral fibula 5 bagian
dorsolateral

III. Kompartemen Posterior

Superfisial :
otot origo insersio inervasi fungsi
m. Caput lateral :condylus lateral femur Calcaneus n. tibialis Plantarfleksi
gastrocnemius Caput medial : facies poplitea femur, melalui tendo ankle saat lutut
superior dari condylus medial femur calcanei ekstensi
m. soleus Bagian posterior caput fibula; ¼ Plantarfleksi
superior permukaan posterior linea ankle
soleus
m. plantaris Linea supracondylaris lateralis; lig. Plantarfleksi
Poplitea oblique ankle

Profunda
otot origo insersio nervasi fungsi
m. popliteus Condylus lateral femur dan meniscus Superior linea n. tibialis Weakly fleksi art.
lateral soleus genu dan
merotasikan
femur 5o pada
posisi tibia yang
terfiksasi
m. Flexor 2/3 inferior fibula (permukaan Basis n. tibialis Fleksi hallux;
hallucis posterior); bagian inferior membrane
phalanges weak
longus interossea distal hallux plantarfleksi
m. Flexor Facies posterior tibia hingga lineaBasis Fleksi phalanges
digitorum soleus phalanges (kecuali hallux);
longus distal 4 jari plantarfleksi
lateral ankle
m. Tibialis Membrane interossea ; facies tuberositas n. tibialis Plantarfleksi
posterior posterior tibia hinnga inferior dari navicular, ankle; inversi
linea soleus cuneiform, dan
cuboid; basis
metatarsal
2,3,4

36
REGIO PEDIS

Bagian plantar terdiri dari 4 lapisan, berikut gambar lapisan – lapisan otot plantar

m. abductor hallucis : abduksi, fleksi , opposisi art. metatarsophalanges 1

m. flexor hallucis brevis fleksi art. metatarsophalanges 1
m. adductor hallucis : adduksi (ke arah phalanges 2) dan fleksi art. metatarsophalanges 1
m. fleksor digitorum brevis : fleksi metatarsophalanges 2 – 5, fleksi art. interphalanges 2-5 pedis
Mm. lumbricales I –IV : fleksi art. metatarsophalangea 1 – 4
Mm. interossei plantares pedis I – III : fleksi, adduksi (ke arah phalanges 2) art.
metatarsophalangea

37
 Mm. interossei dorsales pedis: abduksi medial phalanges 2 , dan abduksi lateral phalanges 3 dan
4 (pada art. metatarsophalangea), ekstensi art. interphalanges pedis
m. abductor digiti minimi : abduksi art. metatarsophalangea (phalanges 5)
m. flexor digiti minimi : fleksi art. metatarsophalangea (phalanges 5)
m. opponens digiti minimi : opposisi art. metatarsophalangea (phalanges 5)

Dorsum pedis

m. extensor hallucis brevis : ekstensi art. metatarsophalanges 1

m. extensor digitorum brevis : ekstensi art. metatarsophalanges dan art. interphalanges pedis.

Sumber :
th
Moore, K.L dan Dalley, A.F. 2006. Clinically Oriented Anatomy 5 edition. Lippincott Williams & Wilkins
Sobotta Atlas Anatomi Manusia

38