Anda di halaman 1dari 48

Bahan Ajar

Anatomi
Musculoskeletal

Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran


Universitas Hasanuddin
Bab I
Pendahuluan
Skeleton, Articulatio, dan Topografi

Sistem alat gerak manusia terdiri atas extremitas superior, extremitas inferior, dan truncus.
Extremitas superior dan extremitas inferior terhubung dengan skeleton axiale. Extremitas
superior berhubungan dengan manurium sterni melalui scapula dan clavicula. Extremitas
inferior terhubung dengan os sacrum melalui persendiannya dengan os coxae (pada os ilium).
Skeleton manusia terdiri atas skeleton axiale dan skeleton appendiculare yang menyusun
system alat gerak dan skeleton axiale yang menyusun garis tengah tubuh. Rangkuman tulang-
tulang penyusun skeleton dapat dilihat pada table di bawah.
Tunggal Berpasangan >2
Skeleton Axiale
Neurocranium Os frontale Os parietale
Os sphenoidale Os temporale
Os ethmoidale Os concha nasalis
Os occipitae inferioris
Splanchnocranium Os mandibular Os maxilla
Os vomer Os zygomaticum
Os lacrimale
Os nasalis
Lain-lain Os hyoideum Ossicula auditiva (3)
Columna vertebralis Os Sacrum (51) Vertebra cervicalis (7)
Os coccygeus (41) Vertebra thoracalis (12)
Vertebra lumbaris (5)
Thorax Sternum Costa (12 pasang)
Skeleton Appendiculare
Extremitas Superior
Cingulum membri Os scapula
superioris Os clavicula
Pars liberae membri Os humerus
superioris Os radius
Os ulnae
Ossa carpalia (8)
Ossa metacarpalia (5)
Phalanges (14)
Extremitas Inferior
Cingulum membri Os coxae: os ilium, os
inferioris ischium, os pubis
Pars liberae membri Os femur
inferioris Os tibia
Os fibula
Os patella
Ossa tarsalia (7)
Ossa metatarsalia (5)
Phalanges (14)
Pada extremitas superior dan extremitas inferior terdapat beberapa persendian utamanya tipe
diarthrosis. Diarthrosis adalah jenis sendi yang memiliki ciri-ciri tidak ada hubungan langsung
antara tulang, memiliki cavum articulare yang berisi cairan synovial, pergerakanya bebas, dan
memiliki capsula articuaris. Diarthrosis dapat diklasifikasikan berdasaran axis gerakannya yang
ditampilkan pada table di bawah

Sistem alat gerak diinervasi oleh nervus spinalis. Nervus pinalis terdiri atas 8 pasangan nervus
cervicalis, 12 pasang nervus thoracalis, 5 pasang nervus lumbalis, 5 pasang nervus sacralis, dan
1 pasang nervus coccygealis. Otot-otot truncus diinnervasi mayoritas oleh nervus thoracalis,
dan beberapa dari nervus cervicalis dan nervus lumbalis. Ramus anterior nervus spinalis akan
bersatu membentuk plexus nervisus. Terdapat tiga plexus utama, yaitu:
 Plexus cervicalis, dibentuk oleh ramus anterior nervus spinalis C1 sampai C4,
menginnervasi otot-otot leher
 Plexus brachialis, dibentuk oleh ramus anterior nervus spinalis C5 – T1, menginnervasi
otot-otot extremitas superior
 Plexus lumbosacralis, dibentuk oleh ramus anterior nervus spinalis L1-S5, menginnervasi
otot-otot extremitas inferior:
o Plexus lumbalis, L1-L4, menginnervasi mayoritas otot-otot paha
o Plexus sacralis, L5-S3, mengiinervasi mayoritas otot-otot betis dan pedis.
Plexus Cervicalis
Percabangan plexus cervicalis:
 Cabang dari C2 menginnervasi m. sternocleidomastoideus
 Cabang dari C3-C4 menginnervasi m. trapezius
 Cabang dari C3-C5 menginnervasi m. levator scapulae
 Cabang dari C4 menginnervasi m. scalenus anterior
 Cabang dari C3-C4 menginnervasi m. scalenus medius
 Cabang dari C3-C5 membentuk n. phrenicus yang menginnervasi diaphragm

Plexus Brachialis
Plexus brachialis dibentuk oleh ramus anterior nervus spinalis C5-T1. Ramus anterior C5 dan C6
bersatu membentuk truncus superior. Ramus anterior C7 membentuk truncus medius. Ramus
anterior C8 dan T1 membentuk truncus inferior. Setiap truncus terbagi dua menjadi cabang
ventral dan cabang dorsal, masing-masing mempersarafi bagian ventral dan dorsal extremitas
superior. Cabang ventral dari truncus superior dan truncus medius bersatu membentuk
fasciculus lateralis, berada di sebelah lateral a.axillaris. Cabang ventral dari truncus inferior
membentuk fasciculus medialis, berada di sebelah medial dari arteria axillaris. Cabang dorsal
dari ketiga truncus bersatu membentuk fasciculus posterior, terletak di bagian posterior arteria
axillaris.
Secara skematis percabangan terminal plexus brachialis adalah sebagai berikut:
 Fasciculus lateralis mempercabangkan :
1. N.musculocutaneus
2. Radix superior nervus medianus.
 Fasciculus medialis mempercabangkan :
1. N.ulnaris
2. N.cutaneus brachii medialis
3. N.cutaneus antebrachii medialis
4. Radix inferior nervus medianus
 Fasciculuc posterior mempercabangkan :
1. N.axillaris
2. N.radialis.
Cabang terminal plexus brachialis dan innervasi
Nervus Asal Innervasi Motorik Innervasi sensorik Gambaran klinis paralisis
Axillaris C5-C6 M. deltoideus Sisi lateral brachium Hilangnya kemampuan abduksi art.
M. teres minor kulit yang menutupi humeri
bagian bawah Lemahnya rotasi lateral art. Humeri
deltoid
Musculocutaneus C5-C6 M. Permukaan Hilangnya kemampuan flexi art. Cubiti
coracobrachialis, anterolateral Supinasi melemah
m. biceps brachii, antebrachii
m. brachialis
Radialis C6-T1 M. triceps brachii Permokaan dorsal Hilangnya kemampuan extensi art. Cubiti,
M. anconeus brachium, art. Radiocarpalia, manus, dan phalanges
M. brachioradialis antebrachii, dan sisi (drop hand)
M. supinator radial permukaan
M. extensor art. dorsal manus
Radiocarpalis
M. extensor
manus dan
phalanges
Medianus C6-T1 M. pronator Bagian palmar jari I, Hilangnya kemampuan pronasi
M. flexor art. II, III, IV 1.2 Hilangnya kemampuan oposisi, flexi, dan
Radiocarpalia dan abduksi ibu jari
phalanges pada Melemahnya flexor art. Radiocarpalia
sisi radial (bagian radial)
Sebagian besar Melemahnya deviaso radial art.
otot-otot thenar Radiocarpalia
Melemahnya flexi jari II dan III
Ulnaris C8-T1 M. flexor carpi Jari IV (bagian Hilangnya kemampuan deviasi ulnar art.
ulnaris medial) dan jari V Radiocarpalia
M. flexor Melemahnya flexi art. Radiocarpalia, flexi
digitorum phalanges
profundus Hilangnya kemampuan adduksi ibu jari
M. interossei Claw hand
M. lumbricalis IV
dan V
M. adductor
pollicis
Plexus Lumbosacralis
Plexus lumbosacralis dibentuk oleh ramus anterior nervus spinalis L1 – S3. Teragi atas plexus
lumbalis dan plexus sacralis. Dari plexus lumbalis dipercabangkan:
1. n.iliohypogastricus (L1)
2. n.ilioinguinalis (L1)
3. n.genitofemoralis (L1-L2)
4. n.cutaneus femoris lateralis (L1-L2)
5. n.obturatorius (L2-L4)
6. n.femoralis (L2-L4)
Dari plexus sacralis dipercabangkan
1. n.gluteus superior (L4-S1)
2. n.gluteus inferior (L5-S2)
3. n.cutaneus femoris posterior
4. nn.clunium inferiores mediales
5. N.ISCHIADICUS (= SCIATIC NERVE) (L4-S3) akan bercabang menjadi nervus tibialis dan n.
peroneus communis
6. rr.musculares

Cabang terminal plexus lumbosacralis dan innervasi


Nervus Asal Innervasi Motorik Innervasi sensorik Gambaran klinis paralisis
Femoralis L2-L4 M. iliopsoas Anteromedial paha Flexi art. Coxae melemah
M. sartorius Medial betis dan Extensi art. Genu hilang
M. pectineus kaki
M. quadriceps
femoris
Obturatorius L2-L4 M. adductor longus Pertengahan medial Adduksi art. Coxae hilang
M. adductor magnus paha Rotasi lateral art. Coxae melemah
M. adductor brevis
M. gracilis
M. obturator
externus
Ischiadicus L4-S3 M. Extensi art. Coxae melemah
semimembranosus Flexi art. Genu hilang
M. semitendinosus
M. biceps femoris
M. adductor magnus
Tibialis L4-S3 M. popliteus Posterolateral betis Plantarflexi hilang
M. gastrocnemius Lateral pedis Inversi melemah
M. soleus Flexi ibu jari hilang
M. plantaris
M. tibialis posterior
M. flexor digitorum
longus
M. flexor halluces
longus
Peroneus L4-S2 M. peroneus longus Anterolateral betis Dorsoflexi art. Talocruralis hilang (drop
communis M. peroneus brevis dan pedis foot)
M. peroneus tertius Extensi ibu jari hilang
M. tibialis anterior Eversi hilang
M. extensor
digitorum longus
M. extensor hallucis
longus
M. Extensor
digitorum brevis
Bab II
Sistem Alat Gerak Extremitas Superior

I. Kompleks Humeri
Kompleks humeri adalah kumpulan struktur yang berperan dalam pergerakan articulatio
humeri, terdiri atas articulatio sternoclavicularis, articulatio acromioclavicularis, dan articulatio
humeri.
A. Skeleton
Skeleton yang menyusun kompleks humeri terdiri atas cingulum membri superioris (os
clavicula dan os scapula) dan pars liberae membri superioris (os humerus)
 Os Clavicula
Merupakan tulang yang berbentuk huruf “S” dengan dua ujung yaitu extremitas
sternalis (berbentuk convex, membentuk articulation sternoclavicularis dengan incisura
clavicularis manubrium sterni) dan extremitas acromialis (berbentuk konkaf,
membentuk articulation acromioclavicularis dengan acromion). Pada bagian inferior
extremitas sternalis terdapat facies costalis yang membentuk articulation dengan costa
I. Pada bagian posterolateral facies costalis terdapat tuberositas costalis yang
merupakan tempat perlekatan ligamentum costoclavicularis. Kedua extremitas os
clavicula membesar dan dapat dipalpasi sebagai tonjolan.

 Os Scapula
Merupakan tulang pipih, berbentuk segitiga dengan tiga margo yang membentuk tiga
angulus, terletak pada posterior thorax. Pada posisi anatomi, margo vertebralis
(medialis) scapula terletak 5-6 cm atau 2-3 jari dari processus spinosus vertebra
thoracalis dan berada setinggi vertebra thoracalis 2 (T2) – 7 (T7).
Tulang ini berfungsi menyediakan tempat perlekatan otot-otot yang berperan pada
articulation humeri dan menyediakan tumpuan bagi articulation tersebut. Angulus
inferior scapulae dibentuk oleh pertemuan margo vertebralis dan margo lateralis
(axillaris) dan dapat dipalpasi dengan mengikuti margo vertebralis kea rah distal. Margo
lateralis mengarah ke supero-lateral menuju ke fossa glenoidalis. Fossa glenoidalis
merupakan struktur pada aspectus supero-lateral scapula yang berbentuk cekungan dan
bersama caput humeri membentuk articulation humeri. Fossa ini memiliki tuberositas
supraglenoidalis (di bagian superior) dan tuberositas infraglenoidalis (di inferior).
Tuberositas supraglenoidalis merupakan tempat perlekatan musculus biceps brachii
caput longum sedangkan tuberositas infraglenioalis merupakan tempat perlekatan
musculus triceps brachii caput longum. Margo superior scapulae sulit dipalpasi tapi
terletak parallel dengan spina scapulae. Spina scapulae terdapat pada facies posterior
scapula yang memisahkan scapula menjadi fossa supraspinata dan fossa infraspinata.
Spina scapulae dapat dipalpasi dari sisi margo vertebralis setinggi T3 menuju ke lateral
dimana akan melebar membentuk acromion (processus acromialis scapulae). Acromion
berakhir dengan mengarah ke superoventralis untuk bertemu dengan extremitas
acromialis clavicula. Acromion terletak di atas articulation humeri dam melindungi
articulation tersebut dari tekanan dari arah atas. Pada ujung lateralnya, acromion
melebar dan dapat dipalpasi dengan mudah di atas articulation humeri. Pada facies
anterior scapula, terdapat tonjolan yang prominen berbentuk seperti paruh burung
gagak yang disebut processus coracoideus. Processus ini menonjol ke anterior dan
merupakan tempat perlekatan dari banyak ligamentum dan musculus.
 Os Humerus
Os humerus terdiri atas caput humer dan corpus humeri. Caput humeri merupakan
bagian convex pada ujung proximal os humerus yang membentuk articulation humeri
bersama fossa glenoidalis. Caput humeri berbentuk setengah bola dan mengarah ke
superomedial dan berputar ke posterior untuk menempati fossa glenoidalis. Caput
humeri dan corpus humeri dihubungkan oleh collum anatomicum. Caput humeri pada
bidang frontal, membentuk sudut inklinasi terhdap corpus humeri sebesar 135 o. Di distal
collum anatomicum terdapat tuberculum majus (di sebelah lateral) dan tuberculum
minus (di sebelah medial). Di antara kedua tuberculum tersebut terdapat sulcus
intertubercularis (sulcus bipitalis) yang akan dilalui oleh tendo musculus biceps brachii
caput longum dari insersionya pada tuberositas supraglenoidalis. Pada bagian distal dari
sulcus intertubercularis terdapat circumferentia yang disebut collum chirugicum yang
merupakan tempat tersering terjadinya fracture humeri, utamanya pada orang tua, jika
terjatuh pada posisi tangan lurus menahan ke bawah. Jika humerus dirotasikan ke
lateral, maka tuberculum majus dapat dipalpasi pada bagian posterior tepat di inferior
acromion. Pada rotasi medial, tuberculum majus tidak dapat dipalpasi karena tertutupi
oleh musculus deltoideus. Pada rotasi lateral maksimal, sulcus intertubercularis dapat
dipalpasi searah dengan acromion.
B. Articulatio sternoclavicularis
Merupakan persendian yang menghubungkan extremitas superior dengan skeleton axiale.
Sendi ini dibentuk oleh extremitas sternalis clavicula dan incisura sternalis manubrium
sterni. Articulatio ini berbentuk pelana kuda dan memiliki tiga kelompok gerakan, yaitu
elevasi dan depresi, protraksi dan retraksi, serta rotasi. Articulatio ini memiliki discus
articularis dan tiga ligamentum yang kuat. Discus articularis terletak di antara dua
permukaan sendi, di inferior melekat di dekat aspectus lateralis facies clavicularis
manubrium sterni. DI superior melekat pada caput clavicuralis dan ligamentum
interclavicularis. Bagian luar discus melekat pada permukaan interna capsula articularis.
Perlekatan tersebut menyebabkan articulation sternoclavicularis terbagi menjadi dua
cavitas synovia yang terpisah. Perlkatan discus meningkatkan stabilitas articulation dan
menurunkan resiko clavicula terlepas dari manubrium. Discus articularis juga meningkatkan
stabilitas dengan meningkatkan kesesuaian antara permukaan sendi dan menurunkan
tekanan pada sendi dengan meredap kejut (shock absorbency). Ligamentum yang
mengelilingi articulation sternoclavicularis terdiri atas ligamentum sternoclavicularis
anterior, ligamentum sternoclavicularis posterior, dan ligamentum sternoclavicularis
superior. Ligamentum sternoclavicularis anterior dan posterior menyatu dengan capsula
articularis untuk melindungi articulation dari tekanan anterior dan posterior. Ligamentum
sternoclavicularis superior berjalan dari bagian superior incisura jugularis membentuk
ligamentum interclavicularis dan mencegah pergeseran clavicula ke atas. Ligamentum
costoclavicularis menghubungkan clavicula dengan costa I. Ligamentum ini terletak di luar
capsula articularis dan memiliki dua caput yang bersilangan satu sama lain sehingga
menjaga clavicula pada geraka elevasi, rotasi, dan gerakan ke medial dan lateral. Capsula
articularis dan ligamentum-ligamentum tersebut selanjutnya diperkuat oleh perlekatan
tendo otot sternocleidomastoideus di proximal.

C. Articulatio acromioclavicularis
Articulatio acromioclavicularis dibentuk oleh acromion dan extremitas lateralis clavicula.
Pada umumnya memiliki discus articularis parsial. Ligamentum yang memperkuat
articulation ini adalah ligamentum acromioclavicularis superior dan ligamentum
acromioclavicularis inferior yang turut memperkuat capsula articularis.
D. Articulatio humeri (glenohumeralis)
Articulatio humeri merupakan articulation spheriodalis (ball and socket) yang memiliki
gerakan yang luas namun sedikit stabilitas. Articulatio ini dibentuk oleh caput humeri dan
fossa glenoidalis. Caput humeri memiliki ukuran dua kali lebih besar dari fossa glenoidalis.
Terdapat daerah bebas di inferior capsula articularis yang memungkinkan pergerakan caput
humeri pada gerakan elevasi yang disebut axillary pouch.
Ligamentum yang memperkuat articulation ini adalah ligamentum glenohumeralis superior,
ligamentum glenohumeralis medius, dan ligamentum glenohumeralis inferior yang
membentuk ligemantum capsularis, berasal dari tepi fossa glenoidalis dan kemudian
melekat pada collum anatomicum dan tuberculum minus. Di antara ligamentum
glenohumerale superior dan ligamentum glenohumerale inferior terdapat daerah yang
lemah yang disebut foramen Weitbrecht, tempat predisposisi terjadinya dislokasi anterior.
Articulatio ini juga diperkuat oleh arcus coracoacromialis yang terdiri atas acromion,
processus coracoideus, dan ligamentum coracoacromiale. Ligamentum glenohumerale
superior, ligamentum glenohumerale medius, ligamentum glenohumerale inferior, dan
ligamentum coracoacromiale mempertahankan extremitas superior dalam posisi
tergantung dan membatasi rotasi lateral pada abduksi derajat rendah. LIgamentum
glenohumerale inferior dianggap sebagai stabilisasi utama abduksi articulation humeri.
Ligamentum coracohumerale mempunyai fungsi utama dalam mempertahankan lengan
dari gaya gravitasi pada posisi tergantung di samping tubuh. Ligamentum ini juga dianggap
membantu pergeseran caput humeri ketika musculus rotator cuff gagal memberikan
proteksi. Ligamentum ini juga membatasi rotasi lateral ketika lengan bergantung di samping
tubuh.
Articulatio humeri juga diperkuat oleh perlekatan tendo otot-otot pada capsula articularis.
Di anterior, terdapat tendo musculus biceps brachii caput longum yang melekat pada
tuberositas supraglenoidalis dan berjalan melewati caput humeri di bawah capsula
articularis dan melalui sulcus intertubercularis. Tendo ini tidak masuk ke cavitas articularis
tapi terletak extrasynovial. Jika musculus biceps brachii berkontraksi dan articulation cubiti
diflexikan, maka akan dihasilkan tenaga yang mendorong caput humeri ke medial sehingga
mencegah elevasi caput humeri. Di posterior, tendo musculus triceps brachii caput longum
melekat pada tuberositas infraglenoidalis dan turut membentuk capsula articularis
posterior. Tendon musculus rotator cuff yang berperan dalam rotasi medial dan lateral
articulation humeri menyatu dengan capsula articularis dan membentuk perlekatan distal
pada tuberculum majus dan tuberculum minus. Di anterior, tendon musculus subscapularis
melekat pada tuberculum minus dan menutupi caput humeri pada posisi abduksi di bawah
90 derajat dan dianggap berperan sebagai stabilisator pasif untuk mencegah subluksasi
anterior humerus. Bagian inferior capsula articularis dan tendo musculus subscapularis
merupakan struktur utama yang membatasi rotasi lateral. Di superior, tendo musculus
supraspinatus melekat pada tuberculum majus dan di posterior tendo musculus
infraspinatus dan musculus teres minor menyatu dengan capsula articularis dan melekat
pada bagian bawah tuberculum majus. Tendo musculus infraspinatus dan musculus teres
minor merupakan struktur utama yang mebatasi rotasi medial pada abduksi setengah awal.
Tendo musculus rotator cuff dapat mengalami cedera ketika bergerak menuju dan
bersentuhan dengan arcus coracoacromialis yang dapat terjadi pada aktivitas elevasi lengan
seperti mengangkat tangan di atas kepala atau pada olahraga melempar.

Arcus coracoacromialis
Ligamentum coracoacromialis berjalan dari sisi anterior acromion menuju sisi lateral
processus coracoideus dan ketiganya membentuk arcus coracoacromialis. Arcus ini
memberntuk atap articulation humeri. Ruang di antara arcus coracoacromialis dan
bagian superior caput humeri disebut spatium subacromialis yang berisikan struktur-
struktur penting seperti tendo dan musculus supraspinatus, tendo musculus biceps
brachii caput longum, bursa subacromialis, dan capsula articularis superior. Arcus
coracoacromialis melindungi struktur-struktur tersebut dari dorongan dari arah atas dan
melindungi dislokasi superior articulation humeri.
Spatium subacromialis merupakan ruang sempit dengan lebar 1 cm yang membatasi
struktur-struktur di dalamnya selama proses pergerakan. Ruang ini menyempit hingga
setengahnya ketika elevasi lengan.
Bursa articularis
Bursa articularis berfungsi mencegah pergesekan antara dua struktur. Pada daerah
ariculatio humeri, terdapat beberapa bursa articularis. Dua bursa utama adalah bursa
subacromialis dan bursa subdeltoidea. Bursa subacromialis terletak diantara tendo
musculus supraspinatus dan arcus coracoacromialis dan berfungsi meindungi tendo
musculus supraspinatus serta memperlancar pergerakan tendo selama pergerakan
articulation humeri. Bursa subdeltoidea merupakan kelanjutan dari bursa subacromialis
dan terletak di antara musculus deltoideus dengan tendo musculus suprapinatus dan
caput humeri untuk mengurangi pergesekan antara struktur tersebut. Di dalam bursa
terdapat cairan, yang jika mengalami iritasi dan inflamasi volumenya akan meningkat.
Peningkatan volume akan meyebabkan menyempinya spatium subacromialis yang
kemudian dapat menekan struktur di sekitarnya.

Kinematik articulatio humeri


Articulatio humeri memeiliki tiga kelompok gerakan yaitu flexi-extensi, abduksi-adduksi,
dan rotasi medial-rotasi lateral. Abduksi dan adduksi terjadi pada bidang frontal. Ketika
humerus mulai diabduksi, caput humeri bergerak ke inferior ke bagian dalam fossa
glenoidalis. Stabilitas dinamis articulation humeri pada pergerakan ini terjadi oleh
koordinasi antara musculus rotator cuff dan musculus deltoideus. Rotasi medial dan
lateral articulation humeri terjadi pada bidang horizontal sedangkan flexi dan extensi
terjadi pada bidang sagittal.
Otot-otot articulatio humeri, articulation acromioclavicularis, dan articulation
sternoclavicularis

Articulatio humeri, articulation acromioclavicularis, dan articulation


sternoclavicularis disebut sebagai shoulder complex. Otot-otot shoulder complex
terdiri atas 3 kelompok yaitu
 Kelompok otot yang menstabilisasi scapula
 Kelompok otot yang menstabilisasi articulation humeri
 Kelompok otot besar penggerak bahu

Kelompok otot yang menstabilisasi scapula


 M. serratus anterior
Otot ini merupakan salah satu otot terpenting pada shoulder complex. Otot ini
merupakan otot protractor scapula utama yang memungkinkan terangkatnya
tangan ke atas kepala. Otot ini disebut serratus karena bentuknya yang seperti
gergaji pada insertionya di permukaan costa. Bagian terkuat dari otot ini adalah
lima bagian terbawah.
 M. Trapezius
Otot ini merupakan otot superficial leher dan punggung atas dan dapat
diinspeksi dan dipalpasi. Musculus trapezius pars ascendens berperan dalam
elevasi dan rotasi scapula ke atas, serta extensi, lateroflexi, dan rotasi
contralateral leher. Musculus trapezius pars medius berperan dalam rotasi ke
atas dan adduksi scapula. Musculus trapezius pars descendens berperan dalam
rotasi ke atas, adduksi, dan depresi scapula. Pada abduksi penuh dengan retraksi
scapula, semua bagian musculus trapezius bekerja.
 Musculus rhomboideus major dan rhomboideus minor
Kedua musculus ini menghubungkan scapula dengan columna vertebralis dan
terletak di profunda M. trapezius. Musculus rhomboideus minor terletak di
sebelah cranial sedangkan musculus rhomboideus major terletak di caudal. Otot-
otot ini berperan dalam rotasi ke bawah, adduksi, dan elevasi scapula.
 Musculus pectoralis minor
Otot ini terletak pada bagian superoanterior thorax, ditutupi oleh musculus
pectoralis minor. Otot ini berperan pada depresi dan rotasi ke bawah scapula
serta elevasi costa.
 Musculus levator scapulae
Otot ini bersama musculus trapezius pars ascendens, musculus rhomboideus
major, dan musculus rhomboideus minor berperan dalam elevasi scapula. Otot
ini juga berperan pada rotasi ke bawah scapula.

Kelompok otot yang menstabilisasi articulation humeri


Kelemahan atau disfungsi dari kelompok otot ini akan menyebabkan gangguan motilitas
dan penurunan stabilitas articulation humeri.
 Musculus supraspinatus
Musculus ini terletak pada fossa supraspinata, tertutupi oleh musculus trapezius
dan musculus deltoideus. Otot ini berperan dalam abduksi articulation humeri.
 Musculus infraspinatus
Berperan dalam rotasi lateral dan adduksi articulation humeri
 Musculus teres minor
Berperan dalam rotasi lateral dan adduksi articulation humeri
 Musculus subscapularis
Berperan dalam rotasi medial articulation humeri
Keempat otot di atas merupakan otot rotator cuff. Otot ini berperan menjaga
stabilitas articulation humeri pada saat lengan membawa beban yang berat serta
pada saat elevasi.
 Musculus biceps brachii dan musculus triceps brachii
Kedua otot ini berperan dalam gerakan articulation humeri. Caput longum dan
caput brevis m. biceps brachii melekat pada tuberculum supraglenoidalis dan
processus coracoideus sedangkan caput longum m. triceps brachii melekat pada
tuberculum infraglenoidalis. Musculus biceps brachii berperan dalam gerakan
flexi dan abduksi articulation humeri. Musculus triceps brachii berperan dalam
extensi dan adduksi articulation humeri. Musculus biceps brachii caput longum
juga penting dalam menjaga stabilitas caput humeri di dalam fossa glenoidalis
selama pergerakan articulation humeri. Musculus biceps brachii caput longum
juga berperan dalam elevasi jika terjadi paralisis musculus deltoideus dan
musculus supraspinatus. Musculus triceps brachii caput longum juga
berkontribusi menjaga stabilitasi articulation humeri selama gerakan elevasi.
Ketika os humerus mulai bergerak dalam posisi abduksi dan aktivitas
mengangkat beban, musculus triceps brachii caput longum membantu menjaga
caput humeri di dalam fossa glenoidalis.

Kelompok otot besar penggerak bahu


Kelompok otot ini memiliki origo pada truncus dan insertion pada humerus, sebagian
kecil melekat pada scapula.
 Musculus deltoideus
Musuculus ini merupakan otot superficial dengan tiga bagian, anterior, medius,
dan posterior. Otot ini ditutupi oleh kulit dan dapat dioservasi dan di palpasi
secara keseluruhan. Ketiga bagian otot berperan dalam gerakan abduksi, namun
gerakan abduksi awalnya diinisiasi oleh musculus supraspinatus. Pars anterior
berperan dalam gerakan rotasi medial, flexi dan adduksi horizontal. Pars
posterior berperan dalam rotasi lateral, gerakan extensi dan abduksi horizontal.
 Musculus latissimus dorsi
Otot ini merupakan otot yang lebar pada region punggung bawah dan lateral
thorax. Fungsi otot ini pada articulation humeri berhubungan dengan musculus
teres major dan musculus triceps brachii caput longum. Otot ini berperan dalam
gerakan rotasi medial, extensi, dan adduksi articulation humeri, depresi scapula,
serta elevasi pelvis.
 Musculus teres major
Terletak di distal musculus teres minor pada margo lateralis scapula. Berperan
dalam rotasi medial, adduksi, dan extensi articulation humeri.
 Musculus pectoralis major
Merupakan otot besar pada dinding anterior thorax. Otot ini berperan dalam
adduksi, adduksi horizontal, dan rotasi medial articulation humeri. Terdiri atas
dua bagian, pars clavicularis dan pars sternocostalis. Pars clavicularis berperan
dalam gerakan flexi sedangkan pars sternocostalis berperan dalam extensi
articulation humeri dari posisi flexi total.
 Musculus coracobrachialis
Berperan dalam flexi dan adduksi articulation humeri

Peran otot dalam pergerakan articulation humeri


Jenis Gerakan Otot yang berperan
Flexi M. pectoralis major
M. coracobrachialis
M. biceps brachii
Extensi M. latissimus dorsi
M. teres major
M. triceps brachii caput longum
M. pectoralis major pars costosternalis
Abduksi M. deltoideus
M. supraspinatus
M. biceps brachii caput longum
Adduksi M. pectoralis major
M. latissimus dorsi
M. triceps brachii caput longum
Rotasi lateral M. infraspinatus
M. teres minor
M. deltoideus pars posterior
Rotasi medial M. subscapularis
M. teres major
M. pectoralis major
M. latissimus dorsi
M. deltoideus pars anterior
C. Articulatio cubiti dan Articulatio radioulnaris
Skeleton
Tulang-tulang yang menyusun articulatio cubiti dan articulatio radioulnaris adalah ujung
distal os humerus, dan os radius dan os ulna.
 Os humerus
Pada bagian distal humerus, terdapat beberapa struktur. Epicondylus
medialis merupakan penonjolan di sebelah medial yang pada posisi anatomi
sangat mudah ditemukan. Epicondylus medialis merupakan tempat
perlekatan musculus pronator teres, ligamentum collaterale ulnare, dan
otot-otot flexor articulation radiocarpalia. Epicondylus lateralis kurang
menonjol dibandingkan epicondylus medialis, namun mudah dipalpasi jika
articulation cubiti diflexikan 90o. Epicondylus lateralis merupakan tempat
perlekatan otot-otot supinator dan extensor articulation radiocarpalia.
Bagian distal humerus yang membentuk bagian distal articulation cubiti
adalah trochlea humeri di sebelah medial (membentuk persendian dengan
incisura trochlearis ulnae) dan capitulum humeri di sebelah lateral
(membentuk persendian dengan caput radii. Di proximal trochlea humeri
terdapat fossa coronoidea yang akan ditempati oleh processus coronoidea
ulnae pada saat articulation cubiti flexi maximal. Di proximal capitulum
humeri terdapat fossa radialis yang akan ditempati oleh caput radii pada saat
articulation cubiti flexi maksimal. Pada aspectus posterior ujung distal
humerus terdapat fossa olecranii yang akan ditempati oleh olecranon pada
saat extensi maksimal.
o Os Radius
Pada ujung proximal eadius terdapat caput radii. Permukaan superior caput
radii berbentuk konkaf disebut fovea radii yang akan berartikulasi dengan
capitulum humeri. Di distal caput radii, pada bagian anterior collum radii
terdapat tuberositas radii tempat perlekatan musculus biceps brachii.
Pada dorsal ujung distal radius memiliki tuberculum yang dapat dipalpasi
yaitu tuberculum radii, atau tuberculum Lister, atau tuberculum dorsalis.
Tuberculum ini terletak pada 1/3 lateral dan memiliki sulcus pada kedua
sisinya yang merupakan tumpuan bagi tendo musculus extensor pollicis
longus (di sebelah medial) dan tendo musculus extensor digitorum dan tendo
musculus extensor indicis (di sebelah lateral. Pada sisi lateral distal radius
terdapat penonjolan yang disebut processus styloideus radii, merupakan
tempat perlekatan ligamentum collaterale radiocarpale radiale.

o Os Ulna
Ujung proximal os ulna akan membentuk articulation humeroradialis
bersama os humerus. Pada posisi anatomi, ulna terletak di sebelah medial.
Pada bagian proximal ulna, di posterior terdapat olecranon. Pada bagian
anterior, terdapat incisura trochlearis ulna yang disebut juga incisura
semilunaris ulna. Pada permukaan anterior proximal ulna terdapat struktur
yang menonjol di caudal incisura trochlearis yang disebut processus
coronoideus ulnae. Di inferior processus coronoideus ulnae terdapat
tuberositas ulnae tempat perlekatan otot flexor utama articulation cubiti, m.
brachialis. Pada aspek lateral bagian proximal ulna terdapat incisura radialis
yang akan berartikulasi dengan os radius membentuk articulatio radioulnaris
proximalis.
Distal ulna tidak berhubungan langsung dengan ossa carpalia. Di distal ulna
terdapat processus styloideus ulnae yang merupakan penonjolan ke lateral
yang mudah dipalpasi dan merupakan tempat perlekatan ligamentum
collaterale radiocarpale ulnare.

D. Articulatio cubiti
Articulatio cubiti terdiri atas tiga articulation, yaitu articulation humeroulnaris,
articulaio humeroradialis, dan articulation radioulnaris proximalis. Articulatio
humeroradialis dan articulation humeroulnaris merupakan articulatio ginglymus
(hinge type) yang hanya memungkinkan satu derajat gerakan, yaitu flexi-extensi.
PAda articulation radioulnaris gerakan yang terjadi adalah pronasi dan supinasi.
Pada posisi anatomi, lengan bawah berdeviasi ke lateral dan membentuk sudut
cubital atau valgus cubital sebesar 15o. Ukuran ini bervariasi dan biasanya lebih
besar pada wantia dibandingkan laki-laki.

Ligamentum articulation cubiti


Ligamentum articulation cubiti terdiri atas:
a. Ligamentum collaterale radiale (laterale)
b. Ligamentum annulare
c. Chorda oblique
d. Ligamentum quadratum
e. Ligamentum ollaterale ulnare (mediale)
Articulatio cubiti dibungkus oleh capsula articularis. Di sebelah proximal,
posterior melekat pada humerus di atas fossa lecrani dan dan pada trochlea
humeri sedangkan di anterior melekat pada fossa radialis dan fossa coronoidea.
Di distal, capsula articularis melekat pada processus coronoideus ulnae dan
ligamenum annulare laterale. Capsula articularis menyatu dengan ligamentum
collaterale medial dan ligamentum annulare lateraled dan ligamentum annulare
mediale untuk meningkatkan stabilitas articulation cubiti.

E. Articulatio radioulnaris
Articulatio radioulnaris terdiri atas articulatio radioulnaris proximalis (bagian
dari articulation cubiti) dan articulation radioulnaris distalis. Di antara
articulation radioulnaris proximalis dan articulation radioulnaris distalis
terdapat membrane interossea. Gerakan pada articulation ini adalah pronasi
dan supinasi. Pada gerakan ini, os radius bergerak sedangkan ulna tetap tidak
bergerak.

Ligamentum pada articulatio cubiti dan articulation radioulnaris beserta fungsinya


Articulatio Ligamentum Perlekatan proximal Perlekatan Fungsi
distal
Humeroradialis Ligamentum Epicondylus lateralis Menyatu Mencegah tekanan
collaterale humeri dengan varus berlebihan
laterale ligamentum yang mendorong
(radiale) annulare lengan bawah ke
dan melekat medial.
pada Mencegah
olecranon subluksasi
ulna articulation
humeroulnaris.
Radioulnaris Ligamentum Aspectus anterior dan Aspectus Mencegah dislokasi
proximal annulare posterior incisura radialis anterior dan radioulnaris
ulnae; mengelilingi caput posterior proximal; mencegah
radii incisura distraksi berlebihan
radialis radius
ulnae;
mengelilingi
caput radii
Ligamentum Pada bagian ventral Di distal Menstabilisasi
oblique antebrachii, bagian inferior tuberositas hubungan
incisura radialis ulna radii radioulnaris
proximalis
Ligamentum Di inferior incisura radialis Permukaan Menghambat
quadratus ulna medial perputaran caput
collum radii radii;
mempertahankan
hubungan caput
radii dengan
incisura radialis
ulnae; memperkuat
capsula articularis
Articulatio Ligamentum Epicondylus medialis Processus Mencegah tekanan
humeroulnaris collaterale humeri coronoideus valgus berlebihan
mediale ulnae dan yang mendorong
(ulnare) olecranon antebrachii ke
lateral; serabut
anterior membatasi
extensi, serabut
posterior
membatasi flexi;
mencegah
subluksasi
articulatio
humeroulnaris
Articulatio Ligamentum Berhubungan dengan Menstabilkan
radioulnaris radioulnaris aspectus posterior discus hubungan
distalis dorsalis articularis yang radioulnaris distal;
mempertahankan ulna memperkuat
dengan incisura ulnaris capsula articularis
radius
Ligamentum Berhubungan dengan Menstabilkan
radioulnaris aspectus anterior discus hubungan
palmaris articularis yang radioulnaris distal;
mempertahankan ulna memperkuat
dengan incisura ulnaris capsula articularis
radius
Otot-otot yang berperan pada articulatio cubiti dan articulatio radioulnaris
Otot-otot yang berperan pada articulatio cubiti dan articulatio radioulnaris adalah kelompok
otot-otot flexor dan extensor antebrachii serta otot-otot supinator dan pronator.

Otot-otot flexor articulatio cubiti


a. Musculus brachialis
Musculus brachialis terletak di profunda musculus biceps brachii, melekat
pada os ulna.
b. Musculus biceps brachii
Musculus biceps brachii berorigo pada scapula dan insertion di distal
articulatio cubiti sehingga tidak berhubungan langsung dengan humerus.
Tendo musculus biceps brachii caput longum berjalan di dalam capsula
articularis articulatio humeridi bawah arcus subacromialis kemudian di dalam
sulcus intertubercularis yang memberikan resiko terjadinya sindroma
jebakan/ Musculus biceps brachii caput brevis melekat pada processus
coracoideus. Kedua caput terpisah pada bagian proximal tetapi bersatu pada
pertengahan brachium. Musculus biceps bracii menyebabkan flexi articulatio
cubiti dengan supinasi antebrachii seperti pada gerakan mengangkat baki
atau menyuapkan sendok ke mulut.
c. Musculus brachioradialis
Merupakan otot flexor articulatio cubiti terpanjang. Musculus brachioradialis
merupkan contributor flexi articulatio cubiti yang kuat dan memiliki sedikit
peran dalam pronasi dan supinasi.
d. Musculus pronator teres
Musculus ini merupakan flexor articulatio cubiti yang lemah, utamaya
berperan pada flexi ketika antebrachii di pronasikan. Peran utamanya adalah
dalam gerakan pronasi antebrachii.

Otot-otot extensor articulatio cubiti


Otot utama extensor articulatio cubiti adalah M. triceps brachii dengan sedikit
dibantu oleh m. anconeus. M. triceps brachii memiliki tiga caput. M. triceps
brachii caput lateralis merupakan bagian terkuat di antara ketiga caput.
Musculus anconeus merupakan otot kecil yang terletak di antebrachii di dekat
capsula articularis cubiti. Otot ini bekerja pada saat extensi articulatio cubiti
untuk memperkuat capsula articularis cubiti bagian posterior. Otot ini memulai
gerakan extensi articulatio cubiti tanpa beban.

Otot-otot supinator antebrachii


Otot-otot ini termasuk m. biceps brachii dan m supinator. M. Brachioradialis
memberikan sedikit kontribusi dalam proses supinasi. M. supinator berperan
dalam proses supinasi pada segala kondisi (beban ringan atau berat, kecepatan
tinggi atau rendah) tapi akan bekerja sendiri ketika proses berlangsung perlahan,
resistensi rendah, atau antebrachii dalam keadaan extensi. M. biceps brachii
berperan ketika articulatio cubiti dalam keadaan flexi atau gerakannya melawan
resistensi yang berat. M. Brachioradialis membantu supinasi dari gerakan pronasi
pada posisi tengah ketika articulatio cubiti dalam keadaan flexi namun
kekuatannya lemah.

Otot-otot pronator antebrachii


Otot-otot utama pronator antebrachii adalah m. pronator teres dan m. pronator
quadratus. Otot-otot tersebut berorigo pada ulna dan berinsertio pada radius.
Selama pronasi, m. pronator teres dan m. pronator quadratus bekerja sinergi. M.
Brachioradialis akan berperan dalam pronasi dari posisi supinasi ke posisi tengah
jika terdapat tahanan berat, utamanya ketika articulatio cubiti diflexikan. M.
pronator teres merupakan pronator antebrachii utama yang teretak di
ventrodistal articulatio cubiti, di superficial, dan seratnya berjalan oblique dari
medial ke lateral. M. pronator quadratus terletak di distal antebrachii dekat
articulato radiocarpalia.

F. Articulatio radiocarpalis dan manus


Skeleton
Tulang-tulang penyusun articulatio radiocarpalis dan manus adalah ujung distal
radius, ossa carpalia, ossa metacarpalia, dan phalanges.
o Os Radius
Pada dorsal ujung distal radius memiliki tuberculum yang dapat dipalpasi
yaitu tuberculum radii, atau tuberculum Lister, atau tuberculum dorsalis.
Tuberculum ini terletak pada 1/3 lateral dan memiliki sulcus pada kedua
sisinya yang merupakan tumpuan bagi tendo musculus extensor pollicis
longus (di sebelah medial) dan tendo musculus extensor digitorum dan tendo
musculus extensor indicis (di sebelah lateral. Pada sisi lateral distal radius
terdapat penonjolan yang disebut processus styloideus radii, merupakan
tempat perlekatan ligamentum collaterale radiocarpale radiale.
o Ossa carpalia
Ada delapan ossa carpalia yang tersusun dalam dua baris. Baris proximal dari
lateral ke medial adalah os schaphoideum, os lunatum, os triquetrum, dan os
pisiforme. Barisan distal dari lateral ke medial adalah os trapezium, os
trapezoideum, os capitatum, dan os hamatum. Tulang yang berada di
pertengahan articulatio radiocarpalia (sejurus dengan jari tengah) adalah os
capitatum. Os scaphoideum (naviculare manus) dapat dipalpasi di distal
processus styloideus radii. Os schaphoideum dan os trapezium menyusun
lantai “anatomic stuff box” (fovea radialis) cekungan yang terbentuk antara
tendo musculus extensor pollicis longus dan musculus extensor pollicis brevis
jika otot tersebut ditegangkan.

o Ossa metacarpalia
Kelima ossa metacarpalia memiliki basis yang berartikulasi dengan ossa
carpalia.
o Phalanges
Semua phalanges memiliki tiga bagian kecuali ibu jari hanya dua.

G. Articulatio radiocarpalis
Articulatio ini dibentuk oleh ujung distal radius dan facies articularis os
schaphoideum dan os lunatum Gerakan dari ariculatio ini adalah flexi, extensi (dan
hyperextensi), deviasi radialis, dan deviasi ulnaris.
Ligamentum flexor retinaculum merupakan ligamentum yang melintang pada
permukaan anterior articulatio radiocarpalia. Fungsi utamanya adalah menahan tendo
otot yang melaluinya ketika articulatio ini dalam keadaan flexi. Ligamentum ini terdiri
atas ligamentum palmaris calparis dan ligamentum transversus carpalis. Igamentum
palmaris capalis terletak lebih proximal dan superficial, melekat pada processus
styloideus radii dan ulnae. Ligamentum transversus carpalis terletak lebih profunda dan
lebih distal Melekat pada os pisiforme dan hamulus ossis hamate di medial dan pada os
scaphoideum dan os trapezium di lateral, membentuk saluran yang dilalui oleh nervus
medianus dan tendon otot-otot flexor extrinsic.
Otot-otot extensor articulatio radiocarpalis
Mayoritas otot-tot ini berorigo pada epicondylus laterlis humeri, dimana m. extensor
carpi radialis longus juga berorigo pada crista supracondylaris lateralis. Otot-otot
extensor utama articulate ini dalah m. extensor carpi radialis longus, m. extensor carpi
radialis brevis, dan m extensor carpi ulnaris. M. extensor digitorum turut berperan pada
extensi articulatio radiocarpalia jika jari-jari diextensikan secara simultan.

Otot-otot flexor articulatio radiocarpalis


Otot-otot ini berorigo pada epicondylus medialis humeri dan terletak pada sisi volar
antebrachii. Otototot flexor utama articulatio ini adalah m. flexor carpi radialis, m. flexor
cari ulnaris, m. palmaris longus, m. flexor digitorum superficialis, m. flexor digitorum
profundus, m. flexor pollicis longus, dan m. abductor pollicis longus.
Pada manus terdapat beberapa articulatio yaitu articulatio intercarpea, articulatio
carpometacarpea (CMC), articulatio intermetacarpea, articulatio
metacarpophalangeales (MCP), dan articulatio interphalangeales.
Pada CPC, basis metacarpalis berarticulatio dengan ossa carpalia barisan distal. Gerakan
pada persendian ini terbatas tapi berperan penting dalam pergerakan tangan. CMC I
dibentuk oleh os trapezium dan metacarpal I. Pergerakan ibu jari terdiri atas abduksi,
adduksi, flexi, extensi, oposisi, dan reposisi. MCP dibentuk oleh metacarpal dan phalanx
proximalis dengan gerakan flexi, extensi, abduksi, dan adduksi. Jari II sampai lima
memiliki articulatio interphalangeal proximalis (PIP) dan articulatio interphalangeal
distalis (DIP. Ibu jari hanya memiliki articulatio interphalangealis karena hanya terdiri
atas 2 ruas.
Otot-otot yang bekerja pada phalanges
Extrinsik Intrinsik
Dorsal Ventral Medial Thenar Hypothenar
M. extensor M. Flexor Mm. lumbricales M. opponens M. opponens
digitorum digitorum Mm. palmares pollicis digiti minimi
M. extensor superficialis interossei M. abductur M. aductor digiti
indicis M. flexor Mm. dorsales pollicis brevis minimi
M. extensor digitorum interossei M. adductor M. flexor digiti
digiti minimi profundus pollicis minimi brevis
M. extensor M. flexor pollicis M. flexor pollicis
pollicis longus longus brevis
M. extensor
pollicis brevis
M. abductor
pollicis longus
Terdapat beberapa kelainan yang dapat mempengaruhi kinerja otot-otot antebrachii akibat
gangguan pada innervasinya. Pada umumya, otot-otot extensor yang terletak pada sisi dorsal
antebrachii diinervasi oleh nervus radialis. Otot-otot flexor yang terletak pada sisi ventral
antebrachii diinervasi oleh nervus medianus dan nervus ulnaris. Innervasi motoric pada otot-
otot antebrachii dan manus dapat dilihat pada kotak di bawah
Bab III
Extremitas Inferior

A. Pelvis dan Articuatio Coxae


Skeleton Pelvis
Pelvis memiliki beberapa fungsi penting terait kinesiology, yaitu:
 Menampung dan memindahkan berat dari tubuh bagian superior ke femur (pada
posisi berdiri) dan tuber ischiadicum (pada posisi duduk).
 Berotasi selama proses erjalan untuk menciptakan ayunan pelvis yang ritmik
sehingga terdapat perubahan yang halus pada truncus dan extremitas inferior.
 Menyediakan tempat perlekatan bagi otot
Pelvis tersusun ole hos coxae (os innominatum) dextra dan sinistra yang berarticulasi
dengan os sacrum di posterior. Os coxae merupakan tulang yang tersusun oleh
penyatuan tiga tulang lain yaitu os ilium, os ischium dan os pubis. Ketiga tulang ini
bersatu di acetabulum, sebuah struktur berbentuk cangkir yan akan berartikulasi
dengan caput femoris membentuk articulatio coxae. Struktur lain yang terdapat pada os
coxae adalah incisura ischiadica major yang dilalui oleh nervus ischadicus dan ditutupi
oleh m. pririformis serta formen obturatorium yang dilalui oleh vasa dan nervus yang
berjalan ke extremitas inferior dan dibentuk oleh os ischium dan os pubis.
Os Ilium
Os ilium membentuk bagian anterior dan superior os coxae dan membentuk 40% bagian
acetabulum. Bagian superior os ilium adalah crista iliaca yang dapat dipalpasi dari luar.
Ujung anterior superior crista iliaca disebut spina iliaca anterior superior (SIAS). SIAS
merupakan tempat perlekatan m. Sartorius dan m. tensor fsciae latae dan merupakan
penanda penting dalam menilai posisi pelvis, panjang kaki dan Q-angle. Ujung posterior
superior crista iliaca disebut spina ilaca posterior superior (SIPS). DI bawah SIPS terdapat
daerah tempat articulasi dengan os sacrum yang disebut facies auricularis iliaca.
Tonjolan di inferior SIAS diesebut spina iliaca anterior inferior (SIAI) dan di inferipr SIPS
disebut spina iliaca posterior inferior (SIPI). SIAI merupakan tempat perlekatan m. rectus
femoris. Pada permukaan interna ilium terdapat cekungan besar disebut fossa iliaca
yang merupakan tempat perlekatan m. iliacus. Pada facies externa ilum terdapat linea
glutea posterior, linea glutea anterior, dan linea glutea inferior yang memisahkan otot-
otot glutea.
Os Ischium
Membentuk bagian postero-inferior coxae. Corpus ischium membentuk 40%
acetabulum. Tuber ischiadicum merupakan strukur inferior os ischium yang menampung
berat badan ketika duduk dan tempat perlekatan otot-otot hamstring dan sebagian m.
adductor magnus. Ramus ischiadica meluas ke medial dari corpus ischiadicum dan
kemudian berhubungan dengan ramus ossis pubis. Merupakan tempat perlekatan
sebagian m. adductor magnu dan beberapa otot rotator lateral aticulatip coxae. Di
posterior terdapat spina ischiadica yang merupakan tempat perlekatan ligamentum
sacrospinosus yang merupakan ligamentum utama articulatio sacroiliaca.
Os Pubis
Os pubis merupakan bagian antroinferior coxae dan membentuk 20% acetabulum.
Terdiri atas ramus superior dan ramus inferior yang merupakan tempat perlekatan otot-
otot adductor articulatio coxae. Corpus ossis pubis dextra dan sinistra akan bertemu
pada linea mediana anterior membentuk symphisis pubica. Pada bagian soperomedial
ramus superior terdapat tuberculum pubicum yang merupakan tempat perlekatan
ligamentum inguinale.
Acetabulum
Merupakan bagian dari coxae yang berartikulasi dengan caput femoris membentuk
articulatio coxae.
Os Femur
Os femur merupakan tulang yang berartikulasi dengan acetabulum do proximal dan
dengan tibia dan patella di distal. Merupakan tulang terpanjang dan terkuat dalam
tubuh manusia. Pada bagian superolateral fuemur, terdapat penonjolan ke lateral
disebut trochanter major yang dapat dipalpasi dari luar. Trochanter major merupakan
penanda dalam pengukuran panjang kaki dan tempat perlekatan m. gluteus medius dan
otot-otot rotator lateral. Pada orang dewasa dengan keadaan normal, trochanter major
terletak setinggi pusat caput femoris. Penonjolan di medial trochanter major disebut
trochanter minor yang merupakan tempat perlekatan m. iliopsoas. Oada bagian
posterior corpus femoris terdapat linea aspera yang terdiri atas labium laterale dan
labium mediale. Labium lateral eke arah superior berkahir sebagai linea pectinea yang
merupakan tempat perlekatan m. pectineus. Caput femoris merupakan ujung proximal
os femur dan di bagian tengah atas terdapat cekungan yang disebut fovea capitis
tempat perlekatan ligamentum teres femoris. Corpus femoris dan caput femoris
dihubungkan oleh collum femoris. Collum femoris berbentuk miring sehingga caput
femoris mengarah ke medial, superior, dan posterior. Bentuk ini bersesuaian dengan
posisi acetabulum yang menghadap ke lateral, inferior, dan anterior.
Sudut inklinasi os femur
Pada bidang frontal, corpus femoris miring ke medial untuk menyesuaikan agar
articulatio genu dan caput femoris berada pada garis penahan beban yang sama.
Sudut yang terbentuk ini disebut sudut inklinasi yang berubah-ubah sepanjang
pertumbuhan. Pada saat lahir sudut tersebut sebesar 150 o dengan acetabulum
yang dangkal, menyebabkan articuatio coxae belum stabil. Penekanan dan
peregangan pada articulatio coxae selama bayu yang disebabkan oleh tonus otot
normal dan kontraksi otot akibat pergerakan menyebabkan acetabulum menjadi
lebih dalam dan sudut inklinasi mengecil sehingga setelah usia 2 tahun hingga
dewasa sudut inklinasi berkisar 125o dan terjadi kesesuaian antara acetabulum
dan caput femoris. Sudut inklinasi yang melebih 130o disebut coxa valga yang
menyebabkan instabilitas articulatio coxae yang menjadi predisposisi dislokasi
atau subluksasi. Tungkai juga akan tampak lebih panjang. Peningkatan sudut
inklinasi menyebabkan tungkau dalam posisi adduksi selama menahan beban.
Coxa valga juga menyebabkan semakin dekatnya trochanter major pada axis
sendi sehingga menurunkan kekuatan otot-otot yang melekat pada trochan ter
major. Kesemua hal tersebut mengakibatkan lemahnya otot-otot abductor dan
menurunkan stabilitas articulatio coxae.
Sudut inklinasi juga dapat menjadi <125o, biasanya akibat penuaan, disebut coxa
vara yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan terhadap collum femoris
dan merupakan predisposisi terjadinya fraktur collum femoris.

B. Articulatio coxae
Articulatio coxae (articulatio acetabulofemoralis) dibentuk oleh acetabulum dan caput
femoris dengan gerakan flexi dan extensi, abduksi dan adduksi, serta rotasi lateral dan
rotasi medial. Acetabulum merupakan bagian dari os coxae yang dikelilingi oleh jaringan
fibrocartilage yang disebut labrum acetabula yang menambah kedalaman acetabulum
dan stabilitas sendi. Pada permukaan acetabulum terdapat bagian yang tampak seperti
tapal kuda yang disebut facies lunata acetabuli tempat penahanan beban terjadi. Di
inferior facies lunata terdapat fossa acetabula, merpakan bagian acetabulum yang
dalam dan tidak berhubungan langsung dengan caput femoris. Fossa acetabuli dilapisi
cartilage hialin dan berisikan lemak fibroelastik yang memberikan input sensoris sendi.
Fossa ini juga merupakan tempat penyimpanan cairan synovial dan tempat perlekatan
ligamentum teres femoris.
Caput femoris berbentuk 2/3 bula, sedangkan acetabulum berbentuk setengah bola.
Pada bagian tengahnya terdapat cekungan tempat melekatnya ligamentum teres
femoris yang disebut fovea capitis femoris. Pada posisi merangkak dengan articulatio
coxae flexi, sedikit abduksi, dan rotasi lateral, caput femoris seluruhnya berada dalam
acetabulum.
Struktur yang menjaga stabiltas articulatio coxae.
Pada articulatio coxae, terdapat labrum acetabula yang meningkatkan keselarasan
tulang dan mempertahankan stabilitas. Struktur ini di inferior dihubungkan oleh
ligamentum acetabula transversum. Terdapat capsula articularis yang tebal dan kuat di
superior dan anterior yang meberikan stabilitas maksimum pada saat menahan beban
Terdapat ligamentum yang mempercuat capsula articularis yaitu ligamentum
iliofemorale, ligamentum ischiofemorale, dan ligamentum pubofemorale. Ketiga
ligamentum ini menyatu dengan capsula articularis, melekat pada coxae dan berputar
mengelilingi caput dan collum femoris untuk memberikan penguatan dan stabilitas.
Ketiga ligamentum tersebut juga menstabilkan sendi pada saat extensi, membatasi
extensi, dan berkontribusi pada kemampuan berdiri dengan activitas otot minimal.
Ligamentum iliofemorale (disebut juga ligamentum Y karena menyerupai huruf Y
terbalik) menutupi sendi bagian anterior dan superior. Ligamentum pubofemorale
menutupi bagian anterior dan inferior sendi. Ligamentum ischiofemorale menutupi
bagian posterior dan inferior sendi. Ketigaligamentum ini longgar pada saat flexi dan
tegang pada saat extensi. Pada posisi berdiri, ligamentum iliofemorale, utamanya pita
inferiornya mencegah gerakan pelvis ke posterior dan mencegah extensi berlebihan
femur. Ligamentum pubofemorale membatasi rotasi lateral sedangkan ligamentum
ischiofemorale membatasi rotasi medial. Abduksi dibatasi oleh ligamentum
pubofemorale dan ischiofemorale. Adduksi dibatasi oleh bagian superior ligamentum
iliofemorale. Ligamentum teres femoris (capitis femoris) merupakan ligamentum yang
lemah yang berfungsi sebagai saluran untuk arteri kecil yang mensuplai darah ke caput
femoris dan menjadi penghubung caput femoris dan acetabulum.

Musculus pada articulatio coxae


Pengelompokan umum
 Mayoritas otot pada daerah anterior yang melalui bagian ventral articulatio coxae
berperan dalam gerakan flexi, diantaranya termasuk:
o M. iliopsoas, (m. ilacus diinnervasi cabang nervus femoralis, m. psoas major
cabang plexus lumbalis)
o M. rectus vemoris (n. femoralis)
o M. Sartorius (n. femoralis)
o M. pectineus (juga merupakan adductor utama; n. femoralis)
o M. tensor fasciae latae (juga merupakan abductor utama; n. glutealis superior)
 Mayoritas otot di daerah medial merupakan adductor
o M. adductor longus (n. obturatorius)
o M. adductor brevis (n. obturatorius)
o M. adductor magnus (n. obturatorius dan n. ischiadicus)
o M. gracilis (n. obturatorius)
o M. pectineus (juga merupakan flexor utama; n. femoralis)
 Mayoritas otot di daerah posterior berperan dalam extensi.
o M. gluteus maximus (n. glutealis inferior)
o M. biceps femoris (n. ischiadicus)
o M. semitendinosus (n. ischiadicus)
o M. semimembranosus (n. ischiadicus)
o M. adductor magnus (serabut posterior; n. obturatorius dan n. ischiadicus))
 Mayotitas otot di daerah lateral berperan dalam abduksi
 M. gluteus medius (n. glutealis superior)
o M. gluteus minimus (n. glutealis superior)
o M. tensor fasciae latae (juga berperan dalam gerakan flexi dan rotasi medial; n.
glutealis superior)
C. Articulatio Genu
Articulatio ini dibentuk oleh bagian distal femur, bagian proximal tibia, dan patella.
Articulatio ini berfungsi dalam menahan berat badan pada posisi berdiri tanpa aktivitas
otot, menurunkan dan menaikkan berat tubuh saat menuju posisi duduk, lompat
jongkok dan memanjat, serta memungkonkan rotasi tubuh ketika kaki berpijak di tanah.
Pada gerakan berjalan dan berlari, articulatio genu mengurangi getaran vertical dan
lateral dan menahan daya vertical yang setara dengan 4-6 kali berat badan. Articulatio
ini seringkali mengalami cedera karena terletak di antara dua lengan yang panjang
(femur dan tibia) sehingga mengurangi stabilitasnya. Pergerakan articulatio genu adalah
gerakan flexi dan extensi.
Skeleton
Femur
Ujung distal femur membentuk bagian proximal articulatio genu. Ujung distal femur
melebar ke medial dan lateral membentuk condyles medialis dan condyles lateralis
femoris. Condylus medialis lebih besar dan lebih distal dari condyles lateralis. Aspectus
anterosuperior di antara kedua condyles membentuk sulcus intercondylaris (sulchs
trochlearis) dimana akan berarticulasi dengan bagian posterior patella. Bagian anteripr
condyles lateralis femoris yang berartikulasi dengan patella terletak lebih anterior
dibandingkan condyles medialis. Pada facies inferior os femur, diantara condyles
medialis dan condyles lateralis femoris terdapat fossa intercondylaris yang akan dilalui
oleh ligamentum cruciatum. Di superior condyles medialis dan condyles lateralis femoris
terdapat penonjolan kecil yag disebut epicondylus medialis dan epicondylus lateralis
femoris.
Tibia
Ujung proximal tibia yang membentuk persendian dengan ujung distal femur adalah
condyles medialis dan condyles lateralis tibiae. Condylus medialis tibiae, seperti pada
femur, berukuran lebih besar dari condyles lateralis tibiae. Hal ini karena pada posisi
berdiri berat tubuh lebih banyak kea rah medial sehingga dibutuhkan luas permukaan
yang lebih besar untuk mengurangi tekanan. Di antara condyles medialis dan condyles
lateralis tibiae terdapat eminentia intercondylaris yang memiliki dua penonjolan kecil
yang disebut tuberculum medialis dan tuberculum lateralis. Eminentia intercondylaris
berkedudukan di dalam fossa intercondyloidea femoris pada saat lutut dalam keadaan
extensi. Di inferior condyles pada facies anterior tibia terdapat tuberositas tibiae yang
merupakan tempat perlekatan tendo otot-otot quadriceps femoris. Pada sisi lateral
tibia, sekitar dua jari di bawah ujung proximal tibia terdapat fossa tibialis tempat
melekatnya ujung proximal fibula. Di distal dari fossa tibialis terdapt pes anserinus.
Meniscus
Pada ujung proximal tibia, melekat meniscus (berbentuk sabit) yang merupakan jaringan
fibrocartilage untuk memperdalam lubang sendi dan memperbaiki kesesuaian antar
tulang. Meniscus juga menyediakan ruang pergerakan yang lebih luas. Meniscus terletak
pada sisi lateral dan medial, menutupi hingga permukaan anterior dan posterior.
Meniscus lateralis berbentuk hampir bundar sedangkan meniscus medialis berbentuk
seperti huruf C. Pada fossa intercondylaris, meniscus membentuk cornu anterior dan
posterior. Setiap meniscus dilekatkan pada sisi lateral tibia dan pada capsula articularis
oleh ligamentum coronaries. Tidak semua bagian meniscus melekat pada tibia sehingga
meniscus dapat bergerak pada pergerakan articulatio genu.
Meniscus berfungsi untuk:
 Memperdalam sendi dan menambah stabilitas sendi
 Menyerap dan mendistribusi impact gaya pada articulatio genu sehingga mengurangi
tekanan pada sendi
 Membantu lubrikasi sendi dengan menyebarkan cairan synovial ke seluruh permukaan
sendi
 Memberikan perlindungan parsial (membantu ligamentum) terhadap pergerakan
berlebihan
Patella
Patella merupakan os sesamoidea yang terbentuk mulai usia tiga hingga lima tahun,
bertumbuh dalam tendo untuk melindungi tendo dan mengubah sudut tendo. Bagian
distal dari tendo antara patella dan tibia disebut ligamentum patellaris. Os patella
menyerupai segitiga terbalik dengan apex pada polus inferior dan basis pada bagian
superior. Permukaan anterior patella cembung dan permukaan posteriornya oval,
berartikulasi dengan femur dan terbagi dua oleh crista vertical. Crista vertical ini
berkesesuaian dengan sulcus trochlearis femur.
Fungsi patella menurut Heegaard dkk:
 Memperbaiki efisiensi dan peningkatan daya otot-otot extensor sehingga meningkatkan
ROM articulatio genu
 Memusatkan kekuatan otot-otot quadriceps femoris pada satu arah tarikan
 Menyediakan mekanisme peluncuran yang mulus bagi musculus quadriceps femoris
dan tendonya untuk mengurangi kompresi dan friksi misalnya pada saat melipat lutut
 Berkontribusi terhadap stabilitas sendi lutut
 Menyediakan proteksi terhadap trauma langsung pada condyles femoralis ketika
gerakan flexi.
Ketika musculus quadriceps femoris relaksasi dan articulatio genu dalam keadaan
extensi penuh, patella dapat dimobilisasi ke lateral dan distal dan dapat ditekan ke arah
femur tanpa rasa nyeri.
Struktur yang berperan dalam stabilitas articulatio genu
Ligamentum collaterale
Ligamentum collaterale mediale (MCL) merupakan ligamentum yang datar dan lebar
yang merupakan penebalan capsula articuaris medial dan melekat pada dua tempat di
tibia sehingga berkontribusi pada stabilisasi sendi pada saat flexi dan extensi. Bagian
anterior MCL menegang saat flexi sedangkan bagian posterior menegang saat extensi.
Ketika sendi lutut diberikan dorongan valgus (dari lateral ke medial), MCL memberikan
perlindungan 60% saat sendi sendi ini dalam keadaan etensi, tapi perlindungan
bertambah menjadi 80% pada saat sendi lutut diflexikan 25o. pada saat posisi extensi
struktur yang memberikan perlindungan selain MCL adalah capsula articularis dan
Ligamentum cruciatum.
LCL berbentuk lebih pendek dan ramping. Terletak di luar capsula articularis dan dapat
dipalpasi ketika sendi lutut diletakkan di atas sendi lutut berlawanan dan diberikan
dorongan varus (kea rah lateral). LCL memberikan perlindungan dari dorongan varus
sebesar 50% pada saat sendi lutut dalam keadaan extensi dan perlindungan bertambah
menajdi 75% pada saat lutut diflexikan 25o.
Ligamentum cruciatum
Terdiri atas ligamentum cruciatum anterius dan posterius yang menyediakan control
dan perlindungan selama gerakan flexi dan extensi. Ligamentum cruciatum anterius
(ACL) berasal dari anterior fossa intercondylaris tibia dan kemudian melekat pada
aspectus posteromedialis condyles lateralis femoris. ACL berfungsi mencegah
pergeseran tibia ke anterior dan melindungi dari hiperextensi. Ligamentum cruciatum
posterius (PCL) melekat pada spina tibialis posterior dan kemudian melekat pada
permukaan anterolateral condyles medialis femoris. PCL mencegah pergeseran tibia ke
posterior dan melindungi dari hiperextensi.
Capsula articularis
Capsula articularis pada articulatio genu merupakan yang terbesar dari seluruh tubuh.
Capsula ini mengelilingi articulatio genu, melekat di atas condyles femoralis dan di
bawah condyles tibialis. Di bagian anterior terdapat lubang untuk patella dan di
posterior terdapat lipatan yang hamper membagi dua cavum articularis. Terdapat
kantung suprapatellaris di bagian anterosuperior yang dapat diidentifikasi ketika terjadi
cedera dan pembengkakan.
Ligamentum selengkapnya dapat dilihat pada table di bawah
Articulatio Ligamentum Perlekatan Perlekatan distal Gerakan yang
proximal dibatasi
Tibiofemor Ligamentum Epicondylus Bagian posterior Melindungi dari
alis collaterale mediale medialis pada epicondylus dorongan valgus
(tibiale) femoris medialis tibia, bagian
anterior di distal pes
anserinus
Ligamentum Epicondylus Bagian lateral caput Melindungi dari
collaterale laterale lateralis fibula dorongan varus
(fibulare) femoris
Ligamentum Di bagian Bagian Mencegah
cruciatum anterius anterior fossa posteromedual pergeseran tibia
intercondylaris condyles lateralis ke anterior;
tibia femoris melindungi dari
hyperflexi
Ligamentum Spina tibialis Permukaan Mencegah
cruciatum posterior posterior anterolateral pergeseran tibia
condyles medialis ke posterior;
femoris melindungi dari
hyperflexi
Ligamentum Capsula Membentuk insersi Melindungi
arcuata articularis seperti huruf Y capsula
posterior dan dimana satu caput articularis
tendo popliteal melekat pada posterolateral
pada condyles posterior caput dan
lateralis fibulae dan yang hyperextensi
femoris lainnya pada dan dorongan
ligamentum oblique rotasional
popliteal
Linea popliteal Posteromedial Posterolateral femur Melindungi dari
oblique tibia hyperextensi
Patellofem Ligamentum patella Apex patella Tuberositas tibae Melindungi
oralis bagian anterior
articulatio genu
Meniscofe Meniscus anterior Cornu Bagian distal Menjaga
moralis (ligamentum posterior perlekatan PCL pada meniscus
Humphrey) meniscus femur lateralis
lateralis
Meniscus posterior Cornu Condylus medialis Menstabilkan
posterior femoris meniscus
meniscus lateralis
lateralis
Otot-otot yang bekerja pada articulatio genu
Otot-otot extensor
M. quadriceps femoris merupaan kelompok otot yang mengextensikan sendi
lutut dan terdiri atas empat otot, yaitu m. rectus femoris, m. vastus lateralis, m.
vastus medialis, dan m. vastus intermedius. Keempat insertion otot-otot
tersebut bergabung dan melekat pada patella, capsula articularis genu, dan
permukaan anterior proximal tibia.
Musculus rectus femoris terletak pada pertengahan anterior paha, superficial,
dan lurus ke bawah. Otot ini merupakan satu-satunya otot quadriceps femoris
yang juga bekerja pada articulatio coxae. Musculus vastus lateralis merupakan
otot quadriceps femoris terbesar dan terletak di lateral m. rectus femoris.
Musculus vastus medialis memiiki dua kelompok serabut yang berlainan arah
dan memiliki dua fungsi berbeda. Serabut proximal mengarah longitudinal dan
bekerja bersama otot quadriceps lainnya sebagai extensor sendi lutut. Serabut
distal mengarah oblique dan bekerja untuk stabilisasi patella utamanya pada
extensi terminal. M. Vastus intermedius terletak di profunda m. rectus femoris.
Otot-otot flexor
Otot-otot flexor utama articulatio genu adalah otot-otot hamstring yang terdiri
atas m. biceps femoris caput longum, m. semitendinosus, m. semimembranosus,
dan m. adductor magnus. Otot lain yang berperan dalam flexi articulatio genu
adalah m. gastrocnemius, m. plantaris, m. popliteus, m. gracilis, dan m. Sartorius.
Otot-otot rotator tibia
Gerakan rotasi tibia terjadi pada articulatio tibiofibularis. Otot-otot yang
berperan pada rotasi medial tibia adalah m. semitendinosus, m.
semimembranosus, m. popliteus, m. gracilis, dan m. Sartorius. Otot rotator
lateral tibia adalah m. biceps femoris dan dibantu oleh m. tensor fasciae latae.
Perlekatan distal m. Sartorius, m. gracilis, dan m. semitendinosus pada
permukaan medial tibia di distal condyles medialis membentuk pes anserinus.

D. Articulatio talocruralis dan pedis


Articulatio talocruralis dan pedis merupakan struktur yang kompleks. Terdiri atas 26
tulang, 34 articulatio, lebih dari 100 otot, tendo dan ligamentum. Fungsi articulatio
talocruralis dan pedis adalah:
 Menampung berat tubuh
 Mengontrol dan stabilisasi tungkai pada pedis
 Menyesuaikan dengan permukaanpijakan
 Elevasi tubuh (menjinjit, memanjat, melompokat)
 Penyerap tekanan pada saat nerjalan, berlari, atau mendarat seteah melompoat
Skeleton
Articulatio talocruralis dibentuk oleh ujung distal tibia dan fibula serta os talus. Berat
badan ditampung 90% oleh tibia dan 10% oleh fibula sehingga jika terjadi fracture fibula
seseorang masih bias berjalan dengan nyeri minimal.
Ujung distal tibia meluas ke medial membentuk malleolus medialis (tibialis) yang dapat
diinspeksi dan dipalpasi dari luar. Permukaan inferior tibia berbentuk pelana
membentuk persendian dengan talus. Fibula merupakan tulang yang utamanya
berfungsi sebagai tempat perlekatan otot dan ligamentum. Ujung distal fibula melebar
ke lateral dan membentuk malleolus lateralis (fibularis) yang dapat diinspeksi dan
dipalpasi dari luar. Malleolus lateralis lebih menonjol ke distal dibandingkan malleolus
lateralis sehingga gerakan ke lateral lebih terbatas. Ujung distal fibula turut membentuk
articulatio talocruralis.
Ossa tarsalia membentuk tiga arcus pedis yaitu arcus longitudinalis medialis, arcus
longitudinalis lateralis, dan arcus transversus. Tulang yang bersendian membentuk
articulatio talocruralis adalah os talus. Pada os talus tidak terdapat perlekatan otot. Di
anterior os talus membentuk persendian dengan os naviculare. Di inferior, os talus
bersendian dengan os calcaneus. Os calcaneus merupakan os tarsus yang terbesar dan
terkuat. Berarticulasi dengan os talus di superior. Os calcaneus merupakan tulang yang
pertama kali bertemu dengan tanag selama berjalan. Os calcaneus juga
mentransmisikan berat badan daru talus ke tanah. Pada os calcaneus melekat tendo
Achilles yang memungkinkan tersedianya dorongan untuk berlari dan melompat.
Articuatio talocruralis dikelilingi oleh capsula articularis yang tipis. Gerakan dari
articulatio ini adalah flexi, extensi, eversi, dan inversi.

Otot-otot yang bekerja pada articuatio talocruralis


Kelompok otot posterior.
Terbagi atas kelompok otot superficial dan profunda. Kelompok otot superficial terdiri
atas m. gastrocnemius, m. soleus, dan m. plantaris. Kelompok otot profunda terdiri atas
m. flexor hallucis longus dan m. tibialis posterior. M. gastrocnemius dan m. soleus
disebut juga m. triceps surae yang berfungsi dalam gerakan plantarflexi. Tendo kedua
otot tersebut dan tendo otot plantaris bersatu membentuk tendo Achilles (calcanei).
Kelompok otot lateral
Terleak pada sisi lateral tungkai, terdiri atas m. peroneus longus dan m. peroneus brevis.
Kelompok otot anterior yang terdiri atas m. tibialis anterior, m. extensor hallucis longus,
m. extensor digitorum longus, dan m. peroneus tertius.
Bab IV
Truncus

Skeleton truncus dibentuk oleh columna vertebralis dan ossa thoracica. Columna vertebralis
tersusun dengan membentuk lengkungan ke anterior dan posterior. Lengkungan ini menambah
kekuatan columna vertebralis 10 kali jika dibandingkan ia tersusun dalam posisi lurus. Columna
vertebralis tersusun oleh 7 ruas vertebra cervicalis, 12 ruas vertebra thoracalis, 5 ruas vertebra
lumbalis, 5 ruas vetrtebra sacralis, dan 4 ruas vertebra coccygealis. Columna vertebrali dapat
melakukan gerakan flexi, extens, hyperextensi, lateral flexi, dan rotasi. Antara vertebra satu
dengan lainya terdapat discus intervertebralis yang berhubungan dengan corpus vertebrae.
Fungsinya adalah untuk menyerap tekanan dan mempertahankan flexibilitas columna vertebralis.
Di bagian luar discus intervertebralis terdapat annulus fibrosis, yang merupakan cincin
fibrokartilagenus yang berfungsi sebagai tempat nucleus pulposus. Nucleus pulposus merupakan
subtansi gelatinosa yang memiliki kandungan air yang tinggi yang berkurang seiring
bertambahnya usia.

Otot-otot Truncus
Otot-otot truncus terbagi menjadi anterior dan posterior (kecuali m. Quadratus lumborum) yang
juga menentukan fungsi dari otot tersebut.
Leher Truncus
Anterior M. Sternocleidomastoideus M. rectus abdominis
Mm scaleni M. obliquus externus
Kelompok prevertebralis abdominis
M. obliquus internus
abdominis
M. Transversus abdominis
Posterior Kelompok erector spina Kelompok erector spina
M. Splenius capitis Kelompok transvarsospinalis
M. Splenius cervicis Kelompok interspinalis
Kelompok suboccipitalis Kelompok inertransversarii
Lateral M. quadratus lumborom
Otot-otot spina cervicalis
Otot Origo Insertio Fungsi Innervasi
M. Sternum dan Processus Bilateral: Flexi leher, hyperextensi N. accessoriud,
sternocleidomastoi clavicula mastoideus kepala n. Cervicalis II
deus Unilateral: flexi lateral, rotasi dan III
wajah ke arah berlawanan
M. Scalenus Processus Permukaan Bilateral: membantu flexi leher Nervus
anterior transversus C3-C6 superior Unilateral: melipat leher lateral cervicalis
M. Scalenus Processus costa I bagian bawah
medius transversus C2-C7
M. Scalenus Processus
posterior transversus C5-C7
Musculus
Prevertebralis
(Anterior)
M. Longus coli Corpus dan Corpus dan Flexi leher
processus processus
transversus C3-T2 transversus
C1-C6
M. capitis longus Processus Os Flexi kepala
transversus C3-C6 occipitalis
M. rectus capitis Atlas (C2) Os Flexi kepala
anterior occipitais
M. rectus capitis Processus Os Melipat kepala ke lateral
lateralis transversus atlas occipitalis
M. obliquus capitis Extensi
superior
M. obliquus capitis Extensi, melipat ke lateral, rotasi
inferior ipsilateral
M. rectus capitis Extensi
posterior minor
M. rectus capitis Extensi, melipat ke lateral, rotasi
posterior major ipsilateral
M. splenius capitis Ligamentum nuchae; Lateral os Bilateral: extensi kepala dan leher Nervus
processus spinosus occipitalis, Unilateral: rotasi dan melipat leher cervicalis
C7-T3 processus ipsilateral tengah dan
mastoideus bawah
M. splenius cervicis Processus spinosus Processus
T3-T6 transversus
C1-C3

Otot-otot Truncus
Otot Origo Insertio Fungsi Innervasi
M. rectus abdominis Os pubis Processus Flexi truncus, kompresi N. intercostalis VII-XII
xiphoideus dan abdomen
cartilago costa V,
VI, VIII
M. obliquus Lateral costa V- Crista iliaca dan Bilateral: flexi truncus, N. intercostalis XII, n.
externus abdominis XII linea alba kompresi abdomen Iliohypogastricus, n.
M. obliquus internus Ligamentum Costa X-XII, Unilateral: lipatan ke Ilioinguinalis
abdominis inguinale, crista aponeurosis lateral, rotasi
iliaca, fascia abdominalis kontralateral
thoracolumbalis
M. transversus Ligamentum Aponeurosis Kompresi abdomen N. intercostalis VII-XII,
abdominis inguinale, crista abdominalis dan n. Iliohypogastricus, n.
iliaca, Fascia linea alba Ilioinguinalis
thoracolumbalis,
costa VII-XII
M. erector spinae Processus spinosus, processus Bilateral: extensi leher Nervus spinalis
transversus, dari occiput sampai os dan truncus
sacrum dan os ilium posterior costae, Unilateral: melipat leher
dan truncus ke lateral
M. Processus Processus Bilateral: extensi leher
Transversospinalis transversus spinosus vertebra dan truncus
di atasnya Unilateral extensi leher
dan truncus
M. Interspinalis Processus Processus Extensi leher dan truncus
spinosus di spinosus vertebra
bawahnya di atasnya
M. Processus Processus Melipat leher dan truncus
intertransversarium transversus di transversus di ke lateral
bawahnya atasnya
M. Quadratus Crista iliaca Costa XII, Melipat truncus ke lateral N. thoracalis XII dan N.
lumborum processus L1
transversus L1-L5
Otot-otot penggerak leher dan truncus

Anda mungkin juga menyukai