MK : PM Semesetr : VI
Prodi : IE Waktu : 60 menit
Nama Mahasiswa : Windi Asri Ila Firda NIM : G71218059
Kerjakan dengan memilih 5 dari 8 soal di bawah ini ! (No 8 wajib dijawab)
1. “If you come only to help me, you can go back home. But if you consider my struggle
as part of your struggle for survival, then maybe we can work together.”
(An Aboriginal Woman) bagaimana kontektualisasi proverb diatas dalam
pengembangan masyarakat?
Menurut saya, berdasarkan kutipan dari wanita aborigin tersebut, bahwa memberikan
pesan yang jelas dimana pengembangan masyarakat ataupun community development,
harus berpijak pada prinsip pemberdayaan (to empower), bukan hanya pertolongan (to
help). Masyarakat pun tidak butuh pendamping yang hanya menolong mereka, daripada
hanya memberi bantuan seperti barang atau uang, lebih baik pendamping datang dan
diharapkan dapat merasakan dan melihat perjuangan bersama, dan berjuang bersama
dalam membangun kehidupan dan menata kesejaheraan masyarakat dalam mencapai
tujuan bersama.
2. Dalam langkah Apreciative Inquiry ada prinsip Heliotropik, jelaskan dan beri contoh !
Prinsip heliotropik adalah adanyaapresiasi manusia, seperti matahari bagi
tumbuhan. AI mencoba untuk mentransformasi budaya komunitas yang tadinya melihat
dirinya dengan cara negative menjadi mampu mengapresiasi kapasitas dirinya untuk
mewujudkan perubahan positif.
Contohnya, Seperti layaknya tanaman yang tumbuh ke arah sumber energi
mereka, komunitas dan organisasi pun tumbuh ke arah siapa yang memberi mereka
kehidupan dan energi.
3. Kapankah seorang bisa menjadi fasilitator, penyuluh, nara sumber, moderator ?
jelaskan !
Seseorang bisa menjadi fasilitator apabila seseorang telah mampu dalam
membantu sekelompok orang kemudian memahami tujuan tersebut tanpa mengambil
posisi tertentu dalam diskusi. Selain itu juga seseorang harus mampu dalam memandu
proses dalam suatu kelompok kemudian memperbaiki cara mereka berkomunikasi,
menyelidiki dan memecahkan suatu masalah, sehingga dapat menarik sebuah
kesimpulan. Karena nilai nilai dalam memfasilitiasi terdiri atas, demokrasi, tanggung
jawab, kerja sama dan kesamaan derajat. Jadi tidak bisa bersikap menggurui dalam hal
ini.
Seseorang bisa menjadi seorang penyuluh apabila, ia telah mampu dalam
mempberikan pengetahuan, pendidikan, bimbingan maupun arahan. Sehingga akan
tercapai sasaran yang telah ditetapkan. Biasanya penyuluh menjalankan perannya
dengan berbagai cara, seperti ceramah, wawancara maupun diskusi bersama dengan
khalayak khusus
Seseorang bisa menjadi seorang narasumber apabila ia memiliki informasi yang
cukup, yang dibutuhkan oleh responden. Dalam hal ini, narasumber atau informan
berkedudukan sebagai penjawab pertanyaan atau pemberi informasi. Narasumber yang
diwawancarai biasanya merupakan seseorang yang memiliki keterkaitan dengan perihal
informasi yang diperlukan. Dalam hal ini, narasumber dapat berupa tokoh, ahli, atau
orang biasa dimana intinya adalah orang dengan memiliki informasi yang dibutuhkan
oleh responden.
Yang terakhir yakni, kapan seseorang bisa menjadi moderatot? Seseorang dapat
menjadi moderator apabila orang tersebut mampu sebagai penengah atau pemimpin
sidang (rapat, diskusi) yang menjadi pengarah pada acara pembicaraan atau
pendiskusian masalah. Contohnya moderator debat, moderator adalah orang yang
bertindak sebagai penengah atau pengarah acara suatu debat. Namun tidak hanya itu,
seseorang harus mampu dalam membuat notulen serta kesimpulan atas acara yang ia
pandu.
Jelakan gambar di bawah ini dalam kontek PM !
4.
Jika dilihat gambar tersebut ada beberapa pandangan yang berbeda, yang
pertama gelas yang berisi atau setengah kosong ya? Nah jika ditinjau dari kosongnya
maka kemungkinan, Bisa jadi selama ini model pendekatan pemberdayaan masyarakat
dalam pembangunan lebih memfokuskan pada kosongnya, yaitu fokus pada
KEBUTUHAN DAN PROBLEM. Dan jika konsepnya, ABCD lebih fokus pada isi
gelas, bukan pada kosongnya Isi dalam hal ini, berarti KEKUATAN DAN
KEMAMPUAN.
Kemudian, Apa yang terjadi jika hanya fokus pada “bagian gelas yang kosong?
Kemungkinan yang terjadi adalah ”Pimpinan di masyarakat akan menekankan dan
menyatakan; “Masyarakat kami miskin, kami membutuhkan bantuan anda” kemudian,
Masyarakat akan menguatkan pernyataan pemimpinnya; bahwa, “ Kami miskin, kami
tidak memiliki apa-apa, kami serba kekurangan, kemudian mereka mengatakan, kami
membutuhkan bantuan” (Mental defisit/ selalu merasa lemah), selanjutya Pimpinan
masyarakat dan masyarakatnya akan sama- sama menekankan dan menyatakan kepada
orang luar bahwa, “ Kami sangat membutuhkan anda untuk membantu kami, karena
kami tidak bisa membantu diri kami sendiri”, sehingga orang orang tersebut
ketergantungan atas bantuan orang lain, tanpa ada usaha terlebih dahulu.
Kemudian, Apa yang akan terjadi jika kita fokus pada “isi gelasnya?
Kemungkinan yang terjadi adalah ”Pimpinan di masyarakat akan menekankan dan
menyatakan bahwa “Lihatlah semua keberhasilan yang pernah kita capai dulu, yang
seharusnya layak kita banggakan” kemudian, Masyarakat akan menguatkan pernyataan
pemimpinnya dengan mengatakan“ Kita sudah bisa melakukan banyak hal, ayo kita
tingkatkan untuk meraih yang lebih baik” (Mental kemandirian) Dan Pimpinan
masyarakat dan masyarakatnya akan sama- sama menekankan dan menyatakan kepada
orang luar bahwa “ Silahkan lihat, kami bisa melakukan banyak hal, apakah anda ingin
berkontribusi didalmnya” sehingga kepercayaan diri seseorang muncul dalam hal ini.
Sesungguhnya potensi interal akan muncul akibat adanya kesadaran dan pengakuan
atas kekuatan dan asset yang dimiliki masyarakat.
Dalam gelas tersebut terdapat Prinsip dimana menyatakan setiap manusia
terlahir dan memiliki kemampuan yang berbeda, tidak ada yang tidak memiliki potensi,
walaupun hanya kemampuan yang standart. Semua itu merupakan potensi dan akan
berkontribusi, tidak ada alasan bagi seluruh makhluk hidup untuk tidak berkontribusi
nyata terhadap perubahan yang lebih baik, bahkan, keterbatasan fisik pun sama sekali
tidak menjadi alasan untuk tidak bisa berkontribusi, karena hal itulah bisa menjadi suatu
inspirasi bagi masyarakat lain.
5. JAKARTA, KOMPAS.com - Cak Budi alias Budi Utomo mendadak viral. Pria asal Malang,
Jawa Timur itu mengatakan, sudah satu tahun menggalang donasi sosial. Aksi
pengumpulan donasi untuk sosial ini, menurut Cak Budi, karena panggilan hati nurani.
"Setahun yang lalu, April 2016," kata Cak Budi, saat diwawancarai di kantor Kementerian
Sosial RI, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Kamis (4/5/2017). Menurut Cak Budi, ia
menjalankan kegiatan sosial bersama istrinya. Cak Budi mengaku punya relawan, tapi
tidak bisa menyebutkan jumlah pastinya. Hampir semua wilayah Pulau Jawa menjadi
daerah tempat penyaluran donasinya. Cak Budi mengklaim hanya Kalimantan, Maluku dan
Papua yang belum pernah ia singgahi untuk menyalurkan donasi sosial.
Soal tempat, kata Cak Budi, tidak pernah ada pemilihan khusus. Menurut dia, cukup
melihat pihak yang pantas dibantu maka dia akan melakukan aksi donasi. Bentuk donasi
sosial yang ia salurkan pun beragam. "Sembako, bedah rumah, dan pengobatan," ujar
Cak Budi. Mulanya ia menerima donasi langsung sendiri dari donatur. Nilainya donasi yang
diberikan bervariasi mulai terkecil Rp 25.000 sampai paling besar Rp 2.000.000. Beberapa
bulan belakangan dirinya membuat akun di situs Kitabisa.com. Terakhir kali, ia mengaku
dana donasi sosial yang didapatkan sebanyak Rp 1,7 miliar.
Cak Budi tidak menjawab sejak setahun bergelut mengumpulkan donasi sosial, berapa
total jumlah yang pernah terkumpul. Namun, uang donasi di luar Rp 1,7 miliar yang pernah
terkumpul sebelumnya, diklaim sudah disalurkan. "Kalau yang dulu sih sudah tersalur
semua," jawab Cak Budi. Sayangnya, Cak Budi mengaku tidak pernah merincikan lewat
pembukuan, mengenai ke mana saja donasi yang ia salurkan. Ia menyatakan hanya
menyampaikan lewat akun Instagram. Misalnya, jika mendonasikan untuk kegiatan bedah
rumah, ia akan mem-post di akun Instagram miliknya. "Kami taruh di situ, hanya Instagram-
nya saja," ujar Cak Budi. (Kompas.com - 04/05/2017, 17:12 WIB)