Anda di halaman 1dari 16

KEPENDUDUKAN DALAM EKONOMI PEMBANGUNAN

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ekonomi Pembangunan yang diampu
oleh Bapak Abdullah kafabih

Nama Penyusun :

1. Wildan abdillah (G01218028)


2. Windi Asri Ila Firda (G71218059)
3. Azizah rahmawati (G91218068)

PROGAM STUDI ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
SEPTEMBER, 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “KEPENDUDUKAN DALAM EKONOMI
PEMBANGUNAN”. Kesemuanya itu tidak terlepas dari rahmat dan rahim serta pertolongan-Nya,
sehingga semua hambatan dan kendala yang dihadapi dapat diselesaikan dengan lancar. Sholawat
dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya, serta orang-
orang yang mengikuti sunnah-sunnahnya.

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
EKONOMI PEMBANGUNAN . Masing-masing bagian yang terkandung dalam makalah ini kami
susun dengan baik supaya pembaca dapat memahami bentuk maupun isinya yang mungkin masih
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan atau petunjuk
yang dapat berguna untuk menambah pengetahuan bagi pembaca.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memeberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami sebagai
penyusun mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.

Surabaya, 5 September

Penyusun

(Kelompok 6)

ii
Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. ii
BAB 1 ........................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................................................. 2
BAB 2 ........................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 4
2.1 Pertumbuhan Penduduk dan Kualitas Hidup ................................................................................ 4
2.2 Transisi demografi ........................................................................................................................ 7
2.3 Tingkat Kelahiran Negara Sedang Berkembang ........................................................................... 9
BAB 3 ........................................................................................................................................................... 9
PENUTUP .................................................................................................................................................... 9
3.1 Simpulan ....................................................................................................................................... 9
3.2 Saran ............................................................................................................................................. 9
Daftar Pustaka ............................................................................................................................................. 10

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah kependudukan merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi hampir semua
negara berkembang di dunia. Perubahan penduduk dipengaruhi oleh tiga komponen demografi
yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan (migrasi) (Lucas David,
1995). Khususnya akibat tingkat fertilitas (kelahiran) yang tinggi. Pertambahan penduduk
yang besar akan mempunyai dampak terhadap berbagai aspek kehidupan (Ahmadi, 1982).
Tingkat kelahiran di masa lalu mempengaruhi tingginya tingkat fertilitas masa kini. Jumlah
kelahiran yang besar di masa lalu disertai dengan penurunan kematian bayi akan menyebabkan
bayi-bayi tersebut tetap hidup dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan
tahuntahun sebelumnya disaat kematian bayi masih tinggi. Lima belas tahun kemudian bayi-
bayi ini akan membentuk kelompok perempuan usia subur (Musyafir, 2012).
Fertilitas merupakan salah satu komponen utama kependudukan selain kematian dan
migrasi yang menyebabkan terjadinya perubahan penduduk. Fertilitas menyangkut banyaknya
anak lahir hidup yang dilahirkan oleh wanita atau sekelompok wanita. Banyaknya anak yang
dilahirkan sangat erat kaitannya terhadap beban rumah tangga. Semakin banyak jumlah anak,
berarti semakin besar tanggungan kepala rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan anggota
rumah tangganya. Bagi rumah tangga dengan kondisi ekonomi yang lemah, maka pembatasan
jumlah anak merupakan salah satu cara bagi tercapainya keluarga yang sejahtera. Dalam upaya
melakukan pembatasan jumlah anak yang akan dilahirkan, maka penduduk wanita pada usia
tertentu menjadi sasarannya yaitu usia antara 15-49 tahun. Hal ini disebabkan kemungkinan
wanita melahirkan pada usia tersebut cukup besar (BPS, 2012).
Pertumbuhan Penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan
yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus
menerus penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (menambah jumlah
penduduk) tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian yang terjadi
pada semua golongan umur. Isu kependudukan saat ini telah menjadi isu aktual di Indonesia
seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan dinamika kependudukan global. Masalah
kependudukan yang dihadapi Indonesia telah mendorong terjadinya perubahan paradigma
kebijakan kependudukan secara mendasar di Indonesia. Hal ini dapat ditinjau dari berbagai

1
aspek, salah satu nya fertilitas. Fertilitas akan membawa konsekuensi yang cukup besar pada
dinamika pertumbuhan dan perkembangan penduduk dengan segala kompleksitas sosialnya
pada masa-masa mendatang. Oleh karenanya, pemerintah perlu mendorong berbagai kebijakan
terkait dengan hal ini (UGM, 2004).
Upaya pemerintah dalam mengendalikan fertilitas dilakukan melalui instansi BKKBN
yang telah membuat rumusan kebijakan terkait kependudukan, salah satunya adalah Undang-
Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga. Tujuan pengendalian penduduk tersebut termaktub secara jelas pada pasal 18 dari
undang-undang tersebut, yaitu “Pengendalian kuantitas penduduk dilakukan untuk
mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara jumlah penduduk dengan
lingkungan hidup baik yang berupa daya dukung alam maupun daya tampung lingkungan serta
kondisi perkembangan sosial ekonomi dan budaya”. Pada pasal 20 UU tersebut menyebutkan
bahwa “Untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas, Pemerintah
menetapkan kebijakan keluarga berencana melalui penyelenggaraan program keluarga
berencana”. Salah satu program dalam keluarga berencana adalah pengendalian kelahiran
dengan menggunakan alat kontrasepsi yang telah diakui secara nasional dan internasional
sebagai salah satu program yang telah berhasil menurunkan angka fertilitas (Sari, 2014).
Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa kependudukan dalam
ekonomi pembangunan yang akan dibahas dalam makalah ini, yang akan mencakup beberapa
teori yaitu, pertumbuhan penduduk dan kualitas hidup, transisi demograsi dan tingkat kelahiran
di NSB(Negara sedang berkembang).
1.2 Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang di atas, masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana pertumbuhan penduduk dan kualitas hidup di Negara berkembang ?
2. Bagaimana peran transisi demografi dalam masalah kependudukan ?
3. Bagaimana tingkan kelahiran dalam Negara sedang berkembang ?

1.3 Tujuan Penulisan


Sesuai dengan masalah diatas, penulisan makalah ini dimaksudkan
untuk menginformasikan dan menjelaskan masalah sistem penulisan karya tulis popular

2
terhadap kalangan mahasiswa. Secara khusus, makalah ini berusaha menginformasikan dan
menjelaskan;
1. Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk dan kualitas hidup di Negara berkembang.
2. Untuk mengetahui peran transisi demografi dalam masalah kependudukan.
3. Untuk mengetahui tingkat kelahiran dalam Negara sedang berkembang.

3
BAB 2
PEMBAHASAN

Sesuai dengan Masalah yang telah Dirumuskan Pada Bab I, Pembahasan Masalah pada
Bab Ini Akan Menyajikan Uraian Tentang. (1)Pertumbuhan Penduduk dan Kualitas Hidup
(2)Transisi Demografi (3) Tingkat Kelahiran di Negara Sedangg Berkembang.
2.1 Pertumbuhan Penduduk dan Kualitas Hidup
Masalah-masalah pada pertumbuhan penduduk adalah masalah yang teramat penting bagi
kesejahteraan umat manusia di dunia. Namun, apabila pembangunan berhasil meningkatkan taraf
hidup masyarakat yang mana meliputi pendapatan, kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan
umum. Seperti yang dikemukakan oleh bernard berelson berpendapat bahwa kualitas kehidupan
manusia seperti kemakmuran sebagai pengganti kemiskinan, pendidikan sebagai pengganti
ketidaktahuan, keindahan lingkungan sebagai pengganti keburukan, kesempatan penuh bagi
generasi mendatang sebagai pengganti pembatasan. Jika kebijakan kependudukan bukan
merupakan pembatasan, namun merupakan sarana menuju ke arah kehidupan yang lebih baik.
Masalah inilah yang harus dipikirkan atau harus dipikirkan.1

Tingkat Kelahiran Yang Berhubungan dengan Tingkat Pendapatan, Laju Pertumbuhan


GNP dan Distribusi Pendapatan

Hubungan antara tingkat kelahiran yang tinggi pada umumnya berhubungan dengan
kemiskinan. Tetapi bukan berarti karena tingkat kelahiran yang tinggi pada umumnya ada
hubungannya dengan pendapatan per kapita yan rendah seperti di negara-negara berkembang dan
tingkat kelahiran yang rendah ada hubungannya dengan pendapatan per kapita yang tinggi,
sehingga kenaikan pendapatan per kapita akan menrunkan angka kelahiran. Tabel berikut akan
menjadi bukti bahwa tak ada hubungan yang jelas (hubungan negatif) antara tingkat pendapatan
per kapita dengan tingkat kelahiran.

1
W.S. Thompson dan D.T. Lewis, Population Problems, edisi kelima (New York: Mc, Graw Hill, 1965), hlm 384

4
Dari tabel diatas terlihat adanya hubungan negatif atau terbalik antara laju GNP per kapita dengan
angka kelahiran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa korelasi antara pertumbhan
pendapatan per kapita dengan tingkat kelahiran adalah lemah. Apabila tingkat kelahiran
dibandingkan dengan tingkat pendapatan yang tak merata seperti pada tabel diatas maka akan
terlihat adanya hubungan antara tingkat kelahiran yang rendah dengan rendahnya ketidakmerataan
pembagian pendapatan. Yang dimaksud bahwa negara-negara pada tabel diatas akan berusaha
untuk menurunkan tingkat ketidakmerataan distribusi pendapatannya atau berusaha untuk
menyebarluaskan hasil pertumbuhan ekonominya pada kelompok masyarakat yang lebih luas atau
menyeluruh walaupun tingkat pendapatan perkapitanya lebih tinggi dan cepat.

Alasan utama mengapa penanggulangan kemiskinan dan kulitas hidup yang rendah lebih
berhasil mengurangi tingkat kelahiran dibandingkan dengan memaksimalkan pertumbuhan
ekonomi adalah karena kualitas kehidupan yang tinggi akan mendorong masyarakat untuk
membatasi jumlah kelahiran. Kemiskinan yang meluas cenderung untuk mendorong tingkat
kelahiran yang tinggi oleh karenanya, kelarga yang hidup dengan pendapatan, pekerjaan,
kesehatan, pendidikan, dan pelayanan sosial yang tak mencukupi tak akan memiliki jaminan di
hari tua yang baik, sehingga hanya mengharapkan biaya dari anak-anak mereka. Hal ini tak hanya
disebabkan oleh taraf hidup yang rendah dan hilangnya kebebasan menentukan besarnya jumlah
anggota keluarga yang disebabkan oleh kemiskinan dan perekonomian yang tak menentu.

Momentum Pertumbuhan Penduduk Yang Tersembunyi

Terdapat dua alasan utama terjadinya daya gerak yang tersembunyi ini. Yang pertama,
tingkat kelahiran yang tinggi yang tak dapat diturunkan hanya dalam waktu yang singkat.

5
Kekuatan-kekuatan sosial, ekonomi dan kelembagaan yang mempengarhi tingkat fertilitas selama
selama puluhan tahun tak mudah untuk hilang karena himbauan dari para pemimpin-pemimpin
negara. Oleh karena itu, walaupun negara-negara berkembang memberikan prioritas utama pada
upaya untuk mengurangi pertumbuhan penduduk namun diperlukan waktu yang tak lama untuk
menurnkan fertilitas sampai pada tingkat yang diinginkan. Kedua, terjadinya momentum yang
tersembunyi tersebut erat hubungannya dengan struktur usia penduduk negara-negara
berkembang.2

Masalah Penduduk

I. Masalah-Masalah Pokok Pembangunan Indonesia


Ada tiga masalah-masalah pokok pada pembangunan di Indonesia, secara rinci
akan dijelaskan dibawah ini:
a. Masalah Kepadatan dan Penyebaran Penduduk, Angkatan Kerja dan Lapangan Kerja.
Masalah kepadatan penduduk, kecepatan perkembangannya, penyebarannya yang
tak merata, produktivitas rata-rata relatif rendah, pengganguran dan masalah “under
utilited” dari angkatan kerja tersebut telah lama menjadi pusat perhatian dan merupakan
bagian dari sasaran perbaikan dalam strategi pembangunan Indonesia.
Dengan demikian bahwa pemecahan untuk masalah-masalah tersebut meliputi
Aspek-Aspek peningkatan ketrampilan, perluasan pendidikan, pembinaan dan
pengembangan kewirausahaan yang memungkinkan tumbuhnya “self creating jobs”
ataupun “self employment” disamping peningkatan dan perluasan investasi yang lebih
berorientasi kepada kegiatan-kegiatan yang padat karya atau labour intensive dan program-
program konvensional lain seperti kb atau keluarga berencana dan transmigrasi.
Dengan adanya keadilan sosial, upaya peningkatan investasi dengan maksimal dan
penyerapan tenaga kerja jika mendapatkan perhatian penting dalam penyusunan strategi
pembangunan Indonesia merupakan jaminan bagi terwujudnya kesejahteraan seluruh
masyarakat. Maksud dalam kata lain bagi negara dengan tekanan dan komposisi penduduk
seperti indonesia ini, perluasan lapangan kerja dari peningkatan investasi pemerintah

2
Michael P. Todaro, Pembangunan Ekonomi dii Dunia Ketiga 1, edisi keempat jilid 1, (Erlangga, Jakarta 1995) hlm
197

6
maupun prakarsa masyarakat disegala bidang dan seluruh penjuru tanah air merupakan
pokok persoalan dalam perkembangan untuk masa depan.
b. Masalah Pangan

Tingkat kenaikan produksi beras yang sudah cukup memadai masih dikalahkan oleh
tingkat kenaikan jumlah permintaan atau konsumsi akan beras. Hal tersebut disebabkan oleh
pola konsumsi masyarakat yang sangat berorientasi kepada beras. Sumito berpendapat “kita
sekarang adalah negara importir beras yang terbesar di dunia. Impor beras Indonesia meliputi
(20-30)% dari perdagangan beras di dunia”.3

c. Masalah Pendidikan
Suatu bangsa akan berhasil dalam pembangunannya secara self propelling atau bergerak
sendiri dan tumbuh menjadi bangsa yang maju apabila telah berhasil memenuhi minimum
jumlah dan mutu dalam pendidikan penduduknya. Tetapi, masalah pendidikan bukan saja
masalah pendidikan formal saja tetapi pendidikan untuk membentuk manusia-manusia
yang membangun. Masalah pendidikan adalah soal pembangunan yang mendasar dan
harus dikaitkan dengan pengelolaan, peningkatan dan pembinan sumber daya manusia
untuk pembangunan.
II. Masalah Pengelolaan Sumber-Seumber Alam
Persoalan yang dihadapi indonesia ini adalah bagaimana mengelolah sumber-
sumber alam nasional sehingga Indonesia mampu mengangkat dirinya dari
kemiskinan tanpa menganggu kelestarian lingkungan. Peningkatan produktivitas
usaha pemerintah dan seluruh masyarakat secara berbdidaya sehingga
memungkinkan percepatan pertumbuhan penduduk dalam dekade mendatang.4

2.2 Transisi demografi


5
Teori tentang 'transisi demografi' mencoba menjelaskan mengapa semua negara sekarang
maju. sekarang ini dalam perjalanan sejarahnya telah kurang lebih melewati tiga tahapan

3
Sumito Djojohadikusumo, op cit, hlm 35
4
Prof. H. Bintoro Tjokoamidjojo dan Drs. Mustopadidjaja A. R, Teori Dan Strategi Pembangunan Nasional, (PT
Gunung Agung, Jakarta 1984) hlm 80
5
Priyono,Dkk.’’Transisi Demografi dan Pembangunan di Indonesia’’, Forum Geografi Nomor 06 , Desember 1990,
Hal 30.

7
sejarah kependudukan yang kurang lebih sama. Sebelum melakukan modernisasi ekonomi,
negara negara itu selama berabad abad mengalami pertumbuhan penduduk yang stabil atau
bahkan saat lambat, karena angka kelahiran yang tinggi diimbangi dengan angka kematian
yang hampir sama tingginya pula. Ini merupakan Tahap I, Tahap II mulai kita berlangsung
modernisasi, yang dikaitkan dengan metode pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih baik,
makanan yang lebih sempurna, pendapatan yang lebih tinggi dan sebagainya. kondisi
kehidupan yang terpenuhi secara memadai telah menyebabkan menurunnya angka kematian
(mortalitas), sehingga meningkatkan pula harapan untuk hidup yang semula hanya 40 tahun
sekarang menjadi lebih dari 60 tahun. Namun,menurunnya angka kematian tidak segera diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran. Akibatnya yaitu muncul perbedaan yang tajam antara
angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah. Dengan demikian Tahap II ini
menandai awal mulanya transisi demografis, yaitu masa transisi dari keadaan yang stabil atau
pertumbuhan penduduk yang rendah keadaannya meningkatnya jumlah penduduk yang cepat.
Akhirnya, Tahap III terjadi pada saat dorongan dan pengaruh modernisasi dan pembangunan
terhadap tingkat kesuburan (fertilitas) mulai menurun, sehingga kemudian menurunkan juga
angka kelahiran atau terjadi pertumbuhan kependudukan sama sekali sebagai akibat dari
rendahnya angka kematian. Menurunnya angka kelahiran (Tahap III) sesungguhnya tidak baru
mulai pada akhir abad kesembilan belas dengan sebagian besar pengurangan terkonsentrasi
pada abad sekarang. Menurunnya angka kelahiran itu telah mulai beberapa dasawarsa sesudah
mulainya pertumbuhan ekonomi modern dan jauh hari sesudah tingkat kematian mulai
menunjukkan penurunan. Akan tetapi karena kelahiran di negara negara Eropa barat
sebelumnya memang kecil sehubungan dengan penundaan masa perkawinan dan keputusan
untuk hidup membujang (selibatter), maka tingkat pertumbuhan penduduk jarang melebihi
angka satu persen, bahkan angka itu merupakan titik puncak pertumbuhan.
Dalam tahapan ini tingkat atau laju angka kelahiran mengalami fluktuasi dan angka
kematian tetap stabil atau naik secara amat perlahan. Fenomena terakhir ini jelas tampak dari
distribusi usia lanjut penduduk Eropa sekarang ini. Memperlihatkan perjalanan sejarah
kependudukan yang berbeda di negara negara Dunia Ketiga dewasa ini. Tingkat kelahiran di
negara negara sedang berkembang saat ini pada hakikatnya jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan yang pernah terjadi di Eropa Barat sebelum masa revolusi industri. Hal ini disebabkan
karena kebanyakan wanita di negara negara Dunia ketiga melakukan perkawinan pada usia

8
yang jauh lebih muda dibandingkan dengan usia perkawinan rata rata wanita dinegara negara
Eropa sebelum masa revolusi industri. Akibatnya, terdapat lebih banyak keluarga pada suatu
jumlah penduduk tertentu dan juga lebih banyak tahun yang dijejali dengan kelahiran anak.
2.3 Tingkat Kelahiran Negara Sedang Berkembang
Dalam demografi, istilah tingkat kelahiran atau crude birth rate (CBR) dari suatu populasi adalah
jumlah kelahiran per 1.000 orang tiap tahun. Hasil riset terbaru mengatakan adanya ledakan jumlah
penduduk di negara berkembang. Namun, jumlah kelahiran menurun drastis di sejumlah negara maju.
Sumber dari hasil riset berdasarkan investigasi global, media sosial, dan informasi publik yang
dilakukan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME).Mereka menemukan bahwa jumlah
penduduk yang meningkat pesat di negara berkembang dikarenakan ledakan jumlah kelahiran.
Sementara itu, penduduk negara yang dikategorikan lebih maju tidak memproduksi jumlah anak yang
cukup untuk mempertahankan populasi mereka. Gambaran tingkat kelahiran, kematian, dan penderita
penyakit secara global digunakan periset untuk mengevaluasi ribuan rangkaian data berdasarkan
kondisi negara. Mereka pun menemukan bahwa sekarang ini penyakit jantung merupakan penyebab
utama kematian di seluruh dunia. IHME bersama dengan University of Washington by the Bill and
Melinda Gates Foundation mengumpulkan 8.000 sumber data, sebanyak 600 sampel baru, untuk
mengumpulkan informasi lebih detil dalam mempelajari kesehatan dan populasi lingkup global.
Mereka menemukan, sementara populasi dunia meroket, 2,6 miliar jiwa pada tahun 1950 menjadi 7,5
miliar pada tahun 2017, pertumbuhan yang terjadi sangat tidak merata berdasarkan wilayah dan
pendapatan. Sebanyak 91 negara di Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Selatan, ditemukan tidak
menghasilkan cukup banyak anak-anak untuk mempertahankan populasi saat ini. Namun, kondisi
berbeda terjadi di Afrika dan Asia. Dua wilayah tersebut mengalami peningkatan jumlah kelahiran dari
waktu ke waktu. Salah satu contohnya adalah perempuan Nigeria bisa melahirkan tujuh anak selama
masa hidupnya. Ali Mokdad, Profesor Ilmu Metrik Kesehatan di IHME, mengatakan bahwa satu faktor
paling penting dalam menentukan pertumbuhan adalah pendidikan. “Tergantung pada faktor sosial
ekonomi, tetapi pendidikan untuk perempuan sangat penting fungsinya,” jelas Mokdad. “Semakin
banyak perempuan yang teredukasi dengan baik, dia akan mengembangkan diri lebih banyak di
sekolah, menunda kehamilan, dan akan mengatur kehamilan lebih bijak,” imbuhnya.
Berdasarkan hasil riset, IHME juga menemukan, Siprus merupakan negara yang paling tidak subur
di Bumi dengan rata-rata perempuan melahirkan hanya satu dalam masa hidup. Sebaliknya, perempuan
di Mali, Afganistan, dan Chad, rata-rata satu perempuan memiliki enam bayi.
Bagaimana dengan Indonesia? Menurut laporan UNICEF, Tanah Air kita merupakan negara kelima
penyumbang angka kelahiran terbesar di dunia. Laporan UNICEF seirama dengan IHME. Mereka
menginformasikan bahwa 90 persen bayi yang lahir di dunia berasal dari negara-negara berkembang.

9
Indonesia tercatat memiliki 13.370 kelahiran bayi. Kelahiran bayi tertinggi terjadi di India, angkanya
mencapai 69.070. Lalu, pada peringkat kedua diduduki Tiongkok dengan angka 44.760 kelahiran bayi.
Sementara itu, Nigeria di posisi ketiga dengan 20.210 kelahiran. Posisi keempat adalah Pakistan yang
terdokumentasi memiliki 14.910 kelahiran bayi pada awal tahun 2018. United Nations (UN)
memprediksi dunia akan dihuni oleh lebih kurang 10 miliar jiwa pada pertengahan abad ke-21 ini.
Mokdad mengatakan bahwa lonjakan populasi di negara berkembang bisa jadi pengaruh dari
pergerakan ekonomi yang membaik. Menurut dia, perbaikan ekonomi memang memberikan pengaruh
tinggi pada lonjakan angka kelahiran. “Ekonomi di Asia dan Afrika yang sedang bergerak lebih baik,
maka kemungkinan besar saat sudah dalam kategori maju, tingkat kelahiran akan menurun dan rata,”
jelasnya. Selain lonjakan angka kelahiran, IHME juga menyebutkan bahwa masa hidup orang-orang
zaman sekarang lebih lama dari sebelumnya. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal medis, The
Lancet, menunjukkan bahwa harapan hidup laki-laki meningkat menjadi 71 tahun dibandingkan tahun
1950 yang hanya 48 tahun. Lalu, harapan hidup perempuan sekarang ini sampai dengan usia 76 tahun.
Sementara itu, pada tahun 1950 hanya 53 tahun.6

Setelah kita melihat gambar tabel perbandingan


diatas yang sumber datanya diambil dari CIA World Factbook pada tahun 2004 kita dapat
mengetahui bahwa Negara Indonesia menduduki posisi keempat negara dengan jumlah penduduk
terbanyak di Indonesia, Setelah pada posisi pertama ditempati China, kemudian India, dan
Amerika.
Berdasarkan uraian diatas, ada beberapa hal yang dilakukan oleh Negara Negara sedang
berkembang untuk mengatasi meledaknya masalah kependudukan di Negara sedang berkembang

6
Syafrina Syaaf.’’Ledakan Angka Kelahiran Di Negara Berkembang’’. Beritagar, Selasa 31 November 2018 : 17.09
Wib

10
sebagai berikut, pertama membuat kebijakan kebijakan pembangunan yang sangat berpengaruh
terhadap masa transisi dari pertumbuhan penduduk tinggi ke rendah. Dimana kebijakan ini
dimaksudkan untuk mengurangi kemiskinan absolut, memperkecil ketidakmerataan pendapatan,
perluasan kesempatan pendidikan terutama bagi kaum wanita, penciptaan lapangan pekerjaan,
pelayanana kesehatan memadai, yang tentunya dengan tingkat kependudukan yang lebih tinggi
masalah kependudukan akan segera menurun dan Negara berkembang bebas dari masalah
kependudukan yang bisa mencapai kearah maju.
Walaupun kebijakan pembangunan jangka panjang untuk tercapainya stabilisasi penduduk,
namun, ada kebijakan khusus yang ditempuh oleh pemerintah Negara Negara yang sedang
berkembang dalam usaha menurunkan tingkat kelahiran dalam jangka pendek. Pemerintah dapat
melakukan pengendalian tingkat kelahiran itu dengan lima cara sebagai berikut :
1. Pemerintah dapat membujuk penduduk agar menyukai keluarga kecil, melalui tulisan
dalam media massa dan proses pendidikan
2. Pemerintah dapat melancarkan program program keluarga berencana
3. Pemerintah dapat menggunakan taktik ekonomi seperti pengurangan subsidi dan
apapapun yang berhubungan dengan tingkat pertambahan penduduk.
4. Mereka dapat berusaha untuk mengarahkan kembali distribusi penduduk dari daerah
daerah pekotaan yang padat penduduknya sebagai akibat dari arus urbanisasi.
5. Pemerintah dapat secara langsung atau memaksa rakyatnya agar menyukai dengan
keluarga kecil dengan alasan yang jelas agar mereka tertarik dengan hal tersebut.
6. Mengarahkan para wanita dengan pendidikan yang jelas agar tidak nikah muda
sehingga dapat menaikkan status wanita secara ekonomis dan status sosial. 7

7
Todaro,P Michael. 1994’’Ekonomi Untuk Negara Berkembang’’ Jakarta : Bumi Aksara , Hlm 284

11
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Masalah-masalah pada pertumbuhan penduduk adalah masalah yang teramat
penting bagi kesejahteraan umat manusia di dunia. Namun, apabila pembangunan
berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat yang mana meliputi pendapatan,
kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan umum. Seperti yang dikemukakan oleh
bernard berelson berpendapat bahwa kualitas kehidupan manusia seperti kemakmuran
sebagai pengganti kemiskinan, pendidikan sebagai pengganti ketidaktahuan, keindahan
lingkungan sebagai pengganti keburukan, kesempatan penuh bagi generasi mendatang
sebagai pengganti pembatasan. Jika kebijakan kependudukan bukan merupakan
pembatasan, namun merupakan sarana menuju ke arah kehidupan yang lebih baik.
Masalah inilah yang harus dipikirkan atau harus dipikirkan
Teori tentang 'transisi demografi' mencoba menjelaskan mengapa semua negara
sekarang maju. sekarang ini dalam perjalanan sejarahnya telah kurang lebih melewati
tiga tahapan sejarah kependudukan yang kurang lebih sama. Sebelum melakukan
modernisasi ekonomi, negara negara itu selama berabad abad mengalami pertumbuhan
penduduk yang stabil atau bahkan saat lambat, karena angka kelahiran yang tinggi
diimbangi dengan angka kematian yang hampir sama tingginya pula
3.2 Saran
Berdasarkan uraian diatas, ada beberapa hal yang dilakukan oleh Negara Negara
sedang berkembang untuk mengatasi meledaknya masalah kependudukan di Negara
sedang berkembang sebagai berikut, pertama membuat kebijakan kebijakan
pembangunan yang sangat berpengaruh terhadap masa transisi dari pertumbuhan
penduduk tinggi ke rendah. Dimana kebijakan ini dimaksudkan untuk mengurangi
kemiskinan absolut, memperkecil ketidakmerataan pendapatan, perluasan kesempatan
pendidikan terutama bagi kaum wanita, penciptaan lapangan pekerjaan, pelayanana
kesehatan memadai, yang tentunya dengan tingkat kependudukan yang lebih tinggi
masalah kependudukan akan segera menurun dan Negara berkembang bebas dari
masalah kependudukan yang bisa mencapai kearah maju

9
Daftar Pustaka

W.S. Thompson dan D.T. Lewis, Population Problems, edisi kelima (New York: Mc, Graw Hill,
1965), hlm 384

Michael P. Todaro, Pembangunan Ekonomi dii Dunia Ketiga 1, edisi keempat jilid 1, (Erlangga,
Jakarta 1995) hlm 197

Sumito Djojohadikusumo, op cit, hlm 35

Prof. H. Bintoro Tjokoamidjojo dan Drs. Mustopadidjaja A. R, Teori Dan Strategi


Pembangunan Nasional, (PT Gunung Agung, Jakarta 1984) hlm 80

Priyono,Dkk.’’Transisi Demografi dan Pembangunan di Indonesia’’, Forum Geografi Nomor 06


, Desember 1990, Hal 30.

Syafrina Syaaf.’’Ledakan Angka Kelahiran Di Negara Berkembang’’. Beritagar, Selasa 31


November 2018 : 17.09 Wib

Todaro,P Michael. 1994’’Ekonomi Untuk Negara Berkembang’’ Jakarta : Bumi Aksara , Hlm
284

10

Anda mungkin juga menyukai