Anda di halaman 1dari 39

4oyo Wirainiharja, Rina Hernaiiati,

Irma Minarti Harahap dan ¥ iikiyasu NIWJ


II

II

Bab. II
BAHAN PAKAN

I
I
I
II. BAHAN PAKAN
Banyak jenis-jenis bahan pakan yang dapat digunakan dalam formulasi pakan dan
beberapa bahan pakan tersebut ada juga yang tersedia untuk diberikan langsung
pada ikan tanpa melalui pemprosesan. Tetapi kadang-kadang bahan-bahan tersebut
tidak memiliki nutrisi yang cukup sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
nutrisi ikan. Ketidaktahuan akan ha1 tersebut bia menyebabkan pertumbuhan ikan
rendah serta kondisi ikan yang tidak baik. Pengetahuan tentang karakteristik
setiap bahan pakan dapat menghindari ha1-ha1 yang dapat meruglkan serta
bermanfaat untuk meningkatkan kondisi budidaya. Pada bab ini menyajikan profil,
evaluasi dan nilai nutrisi dari bahan-bahan pakan yang umum digunakan di
wilayah Sumatera. Bahan pakan dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok
yakni dari sudut pandang unsur nutrisi serta asal jenis produk.
Tabel I. Klasifikasi Bahan Pakan
Asal Hewani Asal Nabati Semak dan Suplemen
Tepung
Ikan Kepala
Teri
Ikan kucah
Tepung Udang
Sumber Kulit Kepiting
Keong Mas
Protein Tepung Cacing
Maggot
Tepung Bulu
Tepung Tulang dan
Daging Kacang Tanah
Tepung Darah
Telurfiasein susu Tepung Kedelai
Ampas Tahu
Ampas Tempe
Tepung Jagung
Sumber Padi
Karbohidrat Bungkil Kelapa
Molases
Sawit
Tepung Terigu
Tapioka
^Minyak* Kedelai,
Sawit
Sumber Kelapa
Lemak
Ikan, Cumi-cumi
Supplement Vitamin, Mineral
Ragi

Pada bab ini akan disajikan informasi dasar dari beberapa bahan-bahan pakan
yang dapat kita cari di pasar lokal di Indonesia, jadi kita dapat mencoba
membuat pakan sendiri mengunakan material bahan-bahan tersebut.

II-1
No. 1
Nama Umum : Tepung Ikan
(English name : Fish meal)
Protein(Asam amino) fififi
Sumber: Asam Lemak fififi
Mineral
Perkiraan Harga Rp.5,500-7,000/kg Foto 1 Tepung Ikan
(April 2007) (Lokal / BFM /
WFM

Profil .’ A bu
Sebagian besar tepung ikan
komersial merupakan produk dari
B ETN
pencampuran berbagai jenis ikan
yang mengandung sedikit lemak
seperti ikan haring dan teri Dalam
pemberian pakan ikan ada dna
jenis tepung ikan yang dapat
digunakan yaitu tepung ikan
berwama putih dantepung
ikanyangberwanacoklat
(Foto 1). Tepung ikan berwarna putih memiliki kandungan nutrisi yang
lebih tinggi dibandingkan dengan tepung ikan berwama coklat, tetapi
harganya lebih mahal. Prinsip dari pengolahan tepung ikan biasanya
menggunakan pemisahan bahan padat dari air dan lemak setelah bahan
dimasak dan dikeringkan. Tetapi di beberapa negara berkembang tepung
ikan merupakan produk yang dikelola secara sederhana dengan metode
seperti pemasakan, pengeringan, penjemuran dan penggilingan ikan.
Kualitas dari tepung ikan yang dimasak lebih tinggi dari pada tepung ikan
yang digarami atau dijemur saja (^3!. Bagaimanapun juga pembuatan
tepung ikan skala kecil tidak menghasilkan kualitas sebaik tepung ikan
industri( 1”

Kandungan Kimia
Tepung ikan merupakan bahan pakan sumber protein berkualitas tinggi.
Komposisi kandungan kimia, terutama kanduitgan protein sangat bervarisi
tergantung dari jenis ikan yang digunakan untuk pembuatan tepung ikan,
musim dan lokasi penangkapan ikan.

II-2
Tabe 2. Komposisi kandungan kimia dari tepung ikan (% bahan kering)
Protein Lemak Abu Serat BETN
Tepung ikan putih 65.8 8.5 19.5 1.4 4.8

Tepung ikan coklat 69.0 6.0 14.8 102


Hasil samping
49.2 9.0 34.4 - 7.4
tepung ikan
fe,17,20,21,44,5 I ,47,55,81,90)

Sisa minyak dari tepung ikan kaya akan HUFA, dengan kandungan asam
lemak omega-3 yang tinggi nilai nutrisinya. Tepung ikan juga kaya akan
vitamin yang larut dalam air tetapi kandungan vitamin yang larut dalam
lemak sedikit seka1i'15

Nilai Pakan
Umumnyatepung ikankayaakanproteindanasamamino,itumerupakansumber
protein utama dalam komposisi pakan ikan. Biaya tepung ikan merupakan
faktor utama yang dapat mengurangi biaya pakan, dengan mengganti tepung
iiran. dengan bahan pakan lain yang lebih murah merupakan target
untukjangka panjang.

Tingkat Pemberian yang direkomendasi


Berdasarkan hasil penelitian nilai optimal pemberian tepung ikan adalah
sebagai berikut ' 82)

Karnivora 50%
Omnivora/ Herbivora 25%

II-3
Nama Umum : Tepung (April
(Kepala teri) 2007)
(English name : Dried Fish Head)
Asam amino)
Sumber : Asam Lemak fi
Mineral
Perkiraan Harga Rp.2,000-2,500/kg
Foto 2 (Kepala Teri)

Profile .
Bahan baku ikan (kepala ikan
kering, sampah ikan kecil)
mudah ditemukan di beberapa Air, 19.8
pasar lokal. Manusia suka
memanfaatkannya untuk
masakan, namun kadang-
kadang rasanya sangat asin. A tu,23

Kandungan Kimia
Komposisi kimia dari tepung Kandungan nutrisi dari teri
teri bervariasi tergantung dari
spesies ikan, ukuran dan cara pengolahannya. Kondisi cara pengolahan dan
pengawetannya mempengaruhi kualitas dari tepung teri. Hasil analisa di
BBAT Jambi menunjukan nilai protein 38.2%.

Nilai Pakan
Kandungan protein tepung teri lebih rendah dari tepung ikan, tetapi tepung
teri ini dapat digunakan juga untuk pakan sebagai sumber protein.

Tingkat Pemberian yang direkomendasi

- Karnivora : 50%
- Omnivora/ Herbivora : 25oZ»
No. 3
Nama Umum : Ikan Rucah
(English name : Fresh Trash Fish
)
Protein(Asam amino) fi
Sumber : Asam Lemak fi
Mineral
Foto 3 (Ikan
Perkiraan Harga Rp.12,000/kg Rucah)
(April 2007)

Profil .
Ketersediaan ikan rucah biasanya tidak stabil, disamping itu ikan rucah
tidak bisa disimpan jika kita tidak punya lemari es, hal ini sangat
menyulitkan. Tetapi kadang-kadang dapat digunakan sebagai makanan ikan
di areal perikanan. Ikan rucah yang dicincang halus dapat langsung
diberikan untuk budidaya ikan jenis karnivora. Tetapi umumnya ikan rucah
ini dicampurkan dengan bahan biji- bijian lain dengan bahan kering
kemudian diformulasi menjadi pelet basah atau pelet semi basah.

Kandungan Kimia
Komposisi kandungan kimia ikan rucah bervariasi tergantung dari hasilnya
seperti jenis ikan, ukuran ikan, dll. Kandungan protein dan asam minonya
cukup tinggi dari bahHfl T Ko osi i u
kering. Umumnya
idrai Abu
mengandung 18-20% t qp$ g,ttp
75. I 17.5 4.1 0.1 3.2
protein dalam tubuh ••'ttne, HonmoroLor )
ikan. Komposisi ““ ( ”"°" 78.0 t8.2 2.5 0.1 1.2
nutrisi dapat dianalisa 73.5 f9.8 5.3 0.2 1.2
(A// rcr ) 7T .0 T7.7 10.2 0.2 0.9
proksimat
berdasarkan
kesamaan jenis ikan,
dll.
Kandungan protein dan
asam aminonya cukup
tinggi dari bahan
kering. Umumnya
mengandung 18-20% Penangkapan Ikan rucah di Jambi
protein dalam tubuh
ikan. Komposisi nutrisi
dapat dianalisa
proksimat berdasarkan kesamaan jenis ikan.

11-5
Nilai Pakan
Umumnya ikan-ikan rucah atau isi purut temak dan pemotongan hewan lainnya digunakan untuk m

Omnivora/ Herbivora : Diatas 25%

Sebagai saran dapat ditambahkan vit

H-6
No. 4
Nama Umum : Tepung Udang
English name : Shrimp meal, krill
meal
Protein(Asam amino) fifi
Sumber: Asam Lemak AT
Mineral
Perkiraan Harga Rp.6,000 - 7,000 /kg Foto 4 (Tepung Udang)
(April 2007)
Profil .
merupakan produk hasil samping yang cukup besar dari industr,i udang. Kepala dan kulit yang merupakan
S elur tih t ubuh

B ETN

sejenis udang-udangan hasil tangkapan |a laut tidak baik untuk dikosumsi oleh*e= <
33
manusia, harus dibuat dalam bentuk '
tepung. Umumnya pembuatan tepung
udang dengan pengeringan langsung E e pal
bahan baku dibawah matahari atau di
dalam oven dan hasil produk kering
dapat dipasarkan. .
Ada beberapa macam tepung
udang, yang tersedia di pasaran
tergantung
dari jenis bahan baku yang digunakan. K dUngan nutñsi tepung udang
Tepung udang juga baik digunakan '*
untuk peternakan ayam dan sebagai pupuk pertanian. Kemungkinan kita bisa
menemukan tepung udang dipasar lokal.
Kandungan Kimia
Komposisi kandungan kimia tepung udang bervariasi tergantung dari sumber
(bagian tubuh) dan metode pengolahannya (Tabel 4).
T be 4 o o i i ki ia d i te n da bh e
Protein Lemak Serat BETN Abu
Tepung udang:
-Utuh 70.9 3.3 3.1 4.4 18.3
-Kepala 43.2 S.6 15.8 2.4 33.0
-Limbah 31.2 4.1 20.0 15.8 28.9
-Sisa proses 46.0 3.5 14.6 4.9 31.0
(9.16,19,45,49,51,58,60)

II-7
Profil asam amino tepung udang mirip dengan tepung ikan dan tepung
udang Antartika (Tabel 5). Lemak berada pada tingkatan yang relatif tinggi
'6’. Tepung udang ini kaya akan asam amino tidak jenuh, termasuk asam
lemak omega-3. Zat wanna (karotenoid) didalamnya yakni cryptoxanthin
dan astaxanthin 'S”"’ Tepung udang juga merupakan sumber yang baik dari
beberapa mineral seperti kholin, kalsium dan pospat.

Tabel S. Profil asam amino esensial dari tepung udang dan tepung udang
Antartika (g/16gN)
Tepung udang
Tepung udang antartika
Sisa Kepala Otot Rerata Variasi
Arginin 3.9 56.1 4.8 5.9 4.9 -7.0
Histidin 1 .3 1.9 1.7 2.1 1.3 -2.6
Isoleusin 2.3 6.3 2.9 4.8 4.5 - 5.4
Leusin 4. I 5.9 7.O 7.5 6.$ -8.5
Lisin 4.2 4.8 7.2 7.1 5.9 - 8.4
Methionin 1.4 1.3 2.9 3.0 2.2 - 3.4
Phenilalanin 2.5 4.1 3.9 4.3 3.8 - 5.0
Threonin 8.2 3.6 3.6 4.3 3.6 - 4.7
Triptophan 0.6 3.6 0.5 0.9 0.5 - 1.2
Valine 2.6 5.4 2.9 4.8 4.5 - 5.6
(9,40,49,51,52,53,56,80)
Meskipun demikian tingkat pemberian tepung udang ini perlu dibatasi
karena kandungan serat kasar, chitin dan abu yang cukup tinggi.

Nilai Pakan
Tepung udang memiliki berbagai fungsi dalam pakan ikan budidaya.
Selain sebagai bahan pakan sumber protein juga karakteristiknya sebagai
daya tarik dan tujuan pewamaan, dll.

Tingkat pemberian yang direkomendasi


Tingkat pemberian yang direkomendasi untuk pakan sebaiknya tidak lebih
dari 20% untuk jenis kamivora dan 10% untuk jenis ornnivora atau
herbivora.

II-8
No. 5
Nama Umum : Kulit kepiting
English name : Crab meal
Protein(Asam amino) q
Sumber : Asam Lemak q
Vitamin, Mineral fi

Foto S (Kulit kepiting)

Profil :
Kulit kepiting merupakan
produk dari pengeringan limbah 32%
pengolahan kulit kepiting dan
kepiting utuh. Pengeringan dengan
matahari menghasilkan kualitas
yang kurang baik dan bahan baku
cepat mengalami penurunan mutu. kandungan nu.trisi dari kulit kepiting
Jika memungkinkan lebih baik
menggunakan peralatan pengering,
Tabel 6. Komposisi kimia dan profil
setelah itu produk disaring. sa a ino ku t ke t n i
Kandungan Kimia Komposisi kimia
(% bahan kerin ) Rerata Variasi
Komposisi kandungan kimia Bahan kering 92.7 92.0 - 93.5
kulit kepiting beranekaragam Protein 32.2 31.0 - 37.6
mengikuti variasi jenis bahan Lemak 2.8 2.0 - 5.0
baku. Rata- rata kandungan Abu 39.4 36.1 — 41.2
Serat kasar (chitin) 10.6 10.5 - 10.7
proteinnya sekitar 32,3% dengan Karbohidrat (glukosa) 21.6 -
variasi yang lebar (Tabel 6)' 35' BETN 7.7 -
Untuk asam amino, kandungan Profil asam amino
lysin relatif tinggi, kandungan Rerata Variasi
esen ia 16
methionin rendah. Kandungan Arginin 1.94 1.6 - 2.5
lemak kulit kepiting rendah, Histidin 0.93 0.5 - 1.8
Isoleusin 1.62 1.2 - 2.5
meskipun kaya akan asam lemak Leusin 2.24 1.5 -3.6
jenuh. Kandungan serat kasamya Lysine 2.26 1.4 - 4.0
sekitar 10%, ini cukup tinggi Methionin 0.86 0.5 - 1.2
dengan adanya chitin. Phenylalanin 1.38 1.2 - 1.8
Kandungan abu yang tinggi Throenin 1.03 1.0 - 1.1
Tryptophan 0.67 0.3 - 1.3
dalam kulit kepiting pada bagian Valin 1.82 1.5 - 2.5
exoskleton dari kepiting terutama (34,50,51,67,74,80,87)
sekali pada kalsium.

II-9
Ada sedikit informasi tentang vitamin, tetapi kandungan vitamin B12 dan
cholin relatif tinggi (Tabel 7).

Nilai Pakan
Kulit kepiting sebaiknya digunakan untuk pakan udang (crustacea)
daripada sebagai sumber protein pakan. Daya cema protein yang relatif
rendah pada
ikan mungkin disebabkan karena kandungan abun a yang tinggi dan tidak
dapat dicema serta adanya polysacharida chitin '47.86

Tingkat Pemberfan yang direkomendasi


Tingkat pemberian yang direkomendasikan untuk pakan udang (crustacea)
adalah 5.0-10.0o/».

Tabel 7. Kandungan vitamin dan mineral kulit kepiting


Mineral Vitamin (per 1,0009)
Kalsium % 16.03 Vitamin BI mg 0.5
Phosphorus % 1.72 Vitamin B2 mg 6.7
Sodium % 0.99 Vitamin B6 mg 7.2
Potassium % 0.51 Vitamin B12 mcg 475.0
Magnesium % 0.99 Biotin mg 0.07
Khlorin % 1.64 Asam Folic mg 0.1
Sulphur % 0.31 Asam nicotinik mg 49.0
Manganese mg/kg 145 Asam pantothenik mg 7.0
Iron mg/kg 4,724 Kholin g 2.18
Kopper mg/kg 35.3
lodin mg/kg 2.6
(5 I )

II-10
No.6
Nama Umum Keong Mas
(Pomacea caniculata)
English name : Apple snail meal
Protein(Asam amino) q q q
Sumber : Asam Lemak
Vitamin, Mineral fi
Perkiraan harga Rp. - Foto 6 (Keong Mas)

Keong mas merupakan hama dari


ladang gandum dan membaca resiko 21
bagi kesehatan manusia jika dimakan
tanpa dimasak. " 2”" Kita dapat BE
melihat diberbagai tempat areal
Serat
kolam.
Keong mas sering dijumpai dalam
Kandungan nutrisi dari keong mas
jumlah banyak dan ini dapat dijadikan
bahan pakan dalam pakan buatan
pembudidaya tetapi tidak untuk
pengolahan industri pakan ikan. Kumpulkan keong mas segar dan didihkan
dalam air selama 15-20 menit. Daging keong mas akan terpisah dengan
kulitnya, kemudian cincang daging dan keringkan pada suhu kurang dari 60
12
C "’ ’72’. Daging dari keong mas yang tidak dikukus mengandung anti-
nutrisi
yang berasal dari kotoran yang menem e1 pada keong mas. Dengan
pencucian dan pemasakan racun akan hilang '
Tabel 8. Komposisi kimia keong mas (% bahan kering) " "
Tepung Tepung
daging kulit Utuh Utuh 1* Utuh 2*
Air - . . 4.7 7.0
Protein 60.9 2.8 16.1 13.8 52.8
Lemak 6.1 1.0 2.0 1.7 1.8
Abu 9.6 54.5 46.0 73.8 20.9
Serat kasar 4.5 1.0 1.9
BETN 18.9 9.8 22.6
Kalsium 2.0 36.1 31. I
Phosphors 0.84 0.14 0.32
1*: dari Cerithrium sp. ; 2* : dari golden apple snail {Pomacea canicualta )

II-11
Kandungan Kimia Cara pengolahan mempengaiuhi T
keongmas komposis
Arginin Histidin Isole
kimianya. Keong mas utuh (daging dan kulit) rendah akan protein tetapi tinggi kandungan abu namun te
Valin3.07
Keong mas ini dapat dijadikan sumber dari asam amino esensial
yang cukup tinggi '2 38)

Nilai Pakan
Keong mas mengandung protein
dan kalsium yang tinggi nilainya
sebagai pakan ikan t*7

Tingkat Pemberian yang Direkomendasi


Untuk pembudidaya pakan ikan tingkat pemberian 15% p

II-12
No. 7
Nama Umum Tepung Cacing Tanah
(English name : Vermi Meal)
Protein(Asam amino) q q
Sumber : Asam Lemak
Mineral

Perkiraan harga.
Foto 7 (Cacing)

Profil .’

Hewan invertebrate merupakan sumber


protein. Salah satu yang dikenal adalah 29*
cacing tanah. Berbentuk bulat, bersegmen
dari genus Lumbricus (Klas : Oligochaeta
) sangat berperan penting dalam aerasi
dan menyuburkan tanah dan
2%
menguraikan sampah maupun kotoran
Kandungan nutrisi cacing
yang berasal dari hewan danmanusia '7".
Budidaya cacing dapat dilakukan hanya
menggunakan bahan organik dan
kotoran hewan.
Sebanyak 1.8 kg biomass cacing dapat dihasilkan per m2. Sekitar 5 kg
cacing tanah segar dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg tepung cacing "’.
Budidaya cacing adalah suatu industri skala rumah tangga.

Foto 7-1. Budidaya cacing skala rumah tangga


(Payakumbuh, Sumatra Barat)

11-13
Kandungan Kimia
Tepung cacing mengandung protein sederhana sekitar 52-70% dan lebih
9
tinggi di atas rata-rata yang ada pada tepung ikan ' l’19,’9"°’ '’. Kandungan
protein bervariasi berdasarkan jenis cacing dan substrat (jenis tanah dan
sampah/ kotoran) dimana cacine tersebut dibudidayakan.

Nilai Pakan
Tepung cacing bisa menggantikan tepung ikan dan tepung yang berasal dari
daging dan tulang. Ayam pedaging yang diberikan pakan berupa tepung
cacing sedikitnya 13 % yang dikonsumsi untuk pertambahan berat yang sama
dibandingkan jika diberikan pakan untuk ayam pedaging yang biasa.
Tilapia (Oreochromis nilot fCUS ) diberi pakan dengan 15 % tepung ca- cing dan
85% tepung beras sama dengan pakan yang mengandung 25 % tepung ikan
1
dan 75% tepung beras ' ’. Tetapi beberapa jenis tepung cacing kering yang
beku tidak terlalu bagus sebagai pengganti tepung ikan untuk pakan beberapa
1
jenis ikan seperti sejenis salmon '9 ’. Tergantung kecocokan jenis ikan dan
jenis cacing.

Tingkat pemberian yang direkomendasi


Tingkat kandungan 5-10% tepung cacing tanah (Eisenia foetida ) dalam
pakan ikan air tawar yang diberikan kepada ikan yang bersifat kamivora
masih diteliti ' 3’. Tingkat kandungan rata-rata adalah 15 % tetapi sebaiknya
tidak melebihi di atas 35%.
Nama Umum : Tepung Manggot
(English name : Manggot)

Sumber : Asam Lemak


Mineral
Perkiraan harga. Rp.3000/kg
(April 2007) Foto 8 (Maggot)

Profil
Serangga, khususnyalarvalalat(maggot)dan beberapa kumbang, siap dijadikan
pakan dalam bentuk segar, dengan kandungan protein yang tersimpan didalam
tubuhnya dapat menghasilkan bahan pakan hewan yang berkualitas baik.
Berdasarkan penelitian yang sudah
dilakukan untuk mengetahui dan tujuan
dari peneliti di Vietnam, Thailand,
China, USSR, USA, Mexico, Eastern
Europe, Israel, Australia and Amerika
Tengah dan Selatan. Dalam penelitian
ini lalat yang digunakan untuk
pemupukan yaitu
lalat nu ah (Musca domestica, Musca
autumnalis, Sarcophaga sp. ) dan lalat Foto 8-1 (Maggot sedang dikeringkan)
blacksolder (Hermetia illucens).
Kecuali
lalat blacksolder, semua lalat tersebut perlu dipertimbangkan untuk hewan
peliharaan karena pembawa penyakit potensial dari habitat hidupnya.
(Tabel 10). Larva blacksolder merupakan serangga yang rakus terhadap bahan
organik
22
dari sampah buangan dapur, makanan busuk dan pupuk ' ’
Manajemen pengembangbiakan larva blacksolder menggunakan intisari
pupuk. Populasi larva sangat banyak dari limbah organik ini, sayuran,
kecap, dll. Balai Budidaya Air Tawar Jambi telah melakukan penelitian
sejak tahun 2006 menggunakan PKM {Palm Kernel Meal).

Sejarahnya di Inggris bagian Selatan larva


blacksolder berkembang banyak dalam
sangkar yang terbuka (peternakan terbuka
6
sarang babi) ' ". Baru-baru ini berkembang
teknik
pemeliharaan lalat blacksolder yang berasal Foto 8-2 InduL Maggot, lalat
dari sisa-sisa buangan dengan fasilitas yang blacksolder (Hermetia illucens)
modem "’
Tabel 10. Perbandingan dari beberapa karakter lalat rumah dengan lalat blacksolder
Lalat rumahLalat blacksolder
Hidup pada suhu 27° C13 hari38 hari
Keberadaan di seluruh duniaYaYa
Rerat induL0.013-0.026gm0.10-0.24gm
Induk:Protein,63%42%
lemak9-15%35%
Bahan kering30%43-44% _
Konversi kedalam bahan4.2-8.0% dalam pupuk babi;15-20% dalam pupuk babi; 24% pakan (bahan kering)10% maksimum dalam t

tipu§ Sistem dalam„,


pemeliharaanlarva
skalakecil dengan
mengumpul sendiri.
peralatan.
Lingkungan hidup larva
Solidsarripai “ semi -solid

Pbn ebSerangga dapat ditangani


ran‘ dansistem di tempat;
perpindahan lebihperpindahan
sulit secara periodik.
Kebiasaan perpindahan larva dengan pengumpulan sendiri tanpa mengg

Pemanenan seranggaPeralatan dan pemasakan


untuk bahan pakanenergiuntukpemisahan
dengan pengambangan dan penyaringa_n

Pemberian makan lalat Persyaratan untukBukanpersyaratanuntuk


keberhasilan reproduksi 42-56%
umur yang sama
dengan yang segar 20%(bebas
_ dalam
25%* (bebas dalam
pengurangan besar) Ya pengurangan besar) Ya
Reduksi ban Teknik budidaya
Budidaya sederhana dalam sangkar kecil. Secara
Persyaratan
biologi ‘talk-in”
dalam terus-
sangkar; budidaya
cara terbaik harus menerus selama 2 tahun, tetapi dibudidayakarena secara biologi tidak lengkap; karateristik lalat rumahdapat
Budidaya populasi dan hasil ta

II-16 ““’ “ ‘ “““ ** ‘** ***** **** ‘*


Kandungan kimia
Kandungan nutrisi sebelum menjadi Tabel 11. Profil asam amino esensial dari larva
pupa yaitu 41-42% protein, 31 -35% blacksolder kering dari pakan
lemak, 14-15% abu, 4.8-5. i% pupuk sapi atau babi(%)

kalsium, dan 0.60-0.63% Sapi Babi


phosphorus dalam bahan kering. Profil Methionin 0.9 0.83
asam amino dari larva black soldier Lysine 3.4 2.21
diproduksi di kandang dua temak
Leusin 3.5 2.61
ditunjukan pada Tabel 11.
lsoleusin 2.0 1.51
Komposisi nutrisi secara umum dari larva
blacksolder yang )Tfl$$dTR 1+9 0.96
dibudidayakan menggunakan PKM Phenylalanin 2.2 1.49
di BBAT Jambi juga sudah dianalisa Valin 3.4 2.23
di BBAT Jambi dan TUMSAT Arginin 2.2 1.77
(Tokyo univestity of marine science rhreonin 0.6 1.41
and technology) dengan hasil p han 0.2 0.59
ditunjukan pada Tabel 12.

Tabel 12. Komposisi kimia dari tepung maggot


(% bahan kering) Protein Lemak Serat BETN Abu

Tepung maggot 44.25 29.65 2.38 15.12 8.6

Nilai Pakan
Penelitian tentang larva blacksolder sebagai pakan hewan telah dilakukan
untuk beberapa spesies, seperti larva atau pupa yang digunakan sebagai
pengganti tepung kedelai atau tepung ikan, juga sebagai tambahan lemak
dalam formulasi pakan. Pengujian pakan pada ayam, babi, patin dan nila.
Hasil penelitian lain menunjukan bahwa larva blacksolder dapat
menggantikan dalam jumlah besar sebagai penghasil protein dan lemak.

Tingkat pemberian yang direkomendasi


Pemanfaatan yang paling baik dari produk seperti substitusi dari bahan
tambahan protein. Dalam pakan benih patin 25% dapat menggantikan tepung
ikan. Namun pemberian 7,5% tidak memberikan pengaruh.
No.9
Nama Umum : Tepung bulu
(English name : Feather Meal )
Protein(Asam amino) qq
Sumber : Asam Lemak
Mineral
Perkiraan harga Foto 9(Feather Meal)

Profil
Tepung bulu adalah hasil sampingan dari proses pengolahan daging petemakan
ayam. 2 kg ayam hidup menghasilkan 180 gr bulu '6". Bulu-bulu yang segar
mengandung sekitar 90% protein sederhana '75’. Karena mengandung tingkat
keratin yang tinggi, keras, berserabut, protein tidak larut, dan ikatan disulpida
yang kuat, bulu-bulu segar ini dapat dicerna sedikitnya 50%. Dengan
pemprosesan yang baik, bulu-bulu mental ini dapat diubah menjadi bahan pakan
protein yang berharga '1” 6”. Jenis pengolahan kembali dari bulu-bulu ini sangat
ramah lingkungan. Komposisi bahan kimia dan kandungan asam amino dari
bagian bulu hewan berbeda ""

Pembuatan dan proses pengolahan


Tepung bulu yang dihidrolisa berasal dari tekanan pemprosesan, bulu-bulu yang
belum diolah dari tempat-tempat pemotongan hewan. Kualitas akhir dari produk
tergantung sistem hidrolisa
• Tekanan rendah (< 207 kpa) pada suhu 130 OC selama 150 menit
• Tekanan tinggi (>207 kpa) pada suhu 145 °C selama 30 menit
Proses penguraian bulu dari keratin menggunakan autoclave dengan merusak rantai
17
dari cistine tingkat tinggi. Sebagai hasil, nilai produk dapat diperbaiki ' ,"’.
Bilamana
proses autoclave terlalu tinggi ( pepsin yang dicerna = 90%) alam menghasilkan
tepung yang terlalu matang dengan kualitas protein yang rendah. Hal ini juga
terjadi apabilapemprosesan tidak sempuma (pepsin yang
dicerna dibawah 65%), menghasilkan kualitas Tabel 13. Kafiungsn kimia dari tepung
bulu f% bahan kering)
protein yang lebih rendah "". Penguapan dengan Rerata Variasi
waktu yang lama akan mengurangi banyak asam Bahan kering 93.3 90.0 - 92.5
amino yang ada. Protein 86.9 7 4 .7 - 92.7
Wmak 3.6 I .8 - 5.0
Abu 3.1 1.9 - 4.6
Kandungan Kimia Serat kasar 0.8 0.4 — 2.0
Protein sederhana yang terkandung pada tepung BETN 0.6 0.5 — 0.9
bulu dalam bahan kering rata-rata sekitar 86,9%
dengan variasi lebih dari 20% (Tabel 13).
Tingkat asam amino esensial, histidin, lisin, metionin dan triptophan kurang
baik ' 93) Kandungan lemak bervariasi nyata dari 1,8 sampai 4,6% dengan nilai
rata-rata sekitar 3,6%. Kandungan lemak yang tinggi menunjukkan kontaminasi
bulu

II-18
dengan jaringan kulit. Tepun daging yang berkualitas tinggi seharusnya
mengandung lemak tidak lebih dari 5 %

Nilai Pakan
Tepung bulu digunakan sebagian untuk mengganti tepung ikan yang mahal untuk
pakan ikan air tawar. Pada banyak percobaan pakan, pencampuran protein hewani,
mengandung tepung bulu, tepung darah, daging dan tepung tulang dan tepung hasil
sampingan dari petemakan, dapat menggantikan tepung ikan untuk pakan
organisme akuatik. Sebagai contoh kombinasi tepung bulu dan tepung hasil
sampingan dari petemakan (kandungan lemak tinggi dan rendah) menggantikan
sebagian tepung ikan hearing dalam pakan untuks suImon(Orichorhynchus kistch ).
Penggantian sekitar 35%- 75% protein dari tepung ikan hearing dengan protein dari
pencampuran tepung bulu dan tepung hasil sampingan dari petemakan tidak
menunjukkan hasil yang berbeda dengan penggunaan tepung ikan hearing dari
kelompok kontrol. Penambahan metione
mungkin dibutuhkan untuk untuk penggantian tingkat kandungan protein yang
31
tinggi dari tepung ikan hearing ' ’.Tepung ikan pengganti yang dibuat dari
perbandingan
bahan yang sama antara tepung buJu, tepung basil sampingan dari petemakan,
tepung darah dan tepung dari daging dan tulang untuk pakan rainbow trout ukuran
fingerling. Tepung ikan di atas 75% dapat digantikan dengan tepung ikan yang
sama tanpa pengaruh performasi yang negatif. Bilamana penggantian penuh untuk
menghasilkan pengurangan yang berbeda pada pertambahan berat ikan ' . Seperti
Tilapia, penggantian total tepung ikan dengan tepung bulu dalam pakan
menghasilkan pertumbuhan yang lambat (Tabel 14) ""
Tepung bulu sebagai bahan substitusi dari tepung ikan pada
Tabel
pakan ikan nila (Tilapia mossambicus ) periode percobaan : 49
14.
hari
Tepung ikan (Chili) % 47.2 I 0.8 -
Komposisi Tepung buku % - 8.8 20.6 8.3
pakan Tepungdarah % - - - 8.3
Tepungtulangdandaging % - 10.0 10.0 10.0
Komposisi Protein % 38.8 37.3 39.2 37.1
kimia Lemak % 13.5 13.0 13.0 13.1
Bobotawal % 0.80 0.80 0.82 0.81
Pertumbuhan % 3.71 3.46 2.83 2.9
Pertumbuhan
Pertumbuhanharian mg 84.0 72.4 50.1 52.0
Konversipakan(FCR) 2.16 2.32 2.93 2.91
tingkat pemberian yang direkomendasi
Tepung bulu memiliki kandungan protein yang tinggi tetapi daya cerna kandungan
nutriennya sedikit rendah. Int dapat sebagian menggantikan tepung ikan untuk
pakan ikan air tawar tetapi tidak sebagus hasilnya dibandingkan tepung ikan
sebagai sumber protein. Penggunaan tepung bulu membutuhkan tambahan ektra
asam amino untuk pakan. Untuk pakan ikan air tawar buatan pabrik, tepung bulu
digunakan pada tingkat 5-10%.

II-19
No.10
Nama Umum Tepung Tulang dan
Daging
(English name : Meat and Bone Meal)
Protein(Asam amino) 44
Sumber : Asam Lemak
Mineral
Perkiraan Foto
10
harga. (Tulang/ Tepung Tulang dan Daging)

Profil
Limbah daging merupakan sisa dari tempat pemotongan daging, seperti
bahan yang terbuang dan yang bukan untuk konsumsi manusia, sisa dari
pemprosesan daging dan industri pengalengan, hasil dari petemakan yang
diproses dari indusri.
Secara prinsip, daging buangan diklasifikasikan ke dalam
- Tepung daging
- Tepung daging dan tulang

Kandungan bahan kimia


Tepung daging dan tepung daging serta tulang adalah bahan pakan protein
yang berasal dari hewan. Komposisi bahan kimia bervariasi, tergantung
kualitas dari bahan mentah yang ada (Tabel 15). Porsi yang tinggi pada
tulang atau lemak pada bahan mentah menghasilkan kandungan tinggi pada
abu atau kandungan lemak yang mengurangi tingkat kandungan protein dari
produk. Berhubugan kandungan bahan kimia yang tidak konsisten dari
tepung daging dan tepung daging dan tulang ,nilai rata-rata tidak akurat.
Walauupun dianjurkan untuk menganalisa masing-masing pengiriman.
Asam amino esensial dari tepung daging hasil produk sampingan sangat
terbatas '20’. Isoleusine dan methionin+ sistein adalah asam amino yang
terbatas jumlahnya dibandingkan asam amino yang ada pada protein telur
ayam "”

Kandungan mineral Tabel 15. Kandungan nutrisi tertinggi dan terendah


pada tepung daging hasil (%) dari tepung daging dan tulang
produk sampingan sangat Tepung 3epung tulang dan
daging daging
bervariasi dan biasanya No. Analisa isi s3
disebut dengan tepung Protein
daging dan tulang. Dengan Lemak 42.2 — 76.3 41.5 — 71.4
1.—0 2 i 3.3 — 16.1
peningkatan Ab
.2 8.9 — 52.9
4.—8
37.6

II-20
kandungan abu yang terkandung pada daging, kandungan vitamin pada
tepung daging dan tepung tulang dan daging sedikit lebih rendah.

Nilai Pakan
Untuk pakan benih ikan nila kecil dan ukuran fingerling, tepung tulang dan
daging dapat menggantian 25% tepung ikan tanpa pengaruh negatif terhadap
penampakan ikan " 9’. Penggantian sebagian tepung ikan dengan tepung
tulang dan daging pada formulasi pakan juvenil nila sama dengan
penggunaan tepung ikan secara penuh. Tetapi penggantian keseluruhan
tepung ikan dengan tepung
14
tulang dan daging memberikan hasil yang kurang baik ' ’

Tingkat Pemberian yang direkomendasi


Pada percobaan pakan, kegunaan tepung daging hasil produk sampingan
sangatlah luas " 1’. Walaupun untuk kondisi lapangan, faktor pembatas untuk
penerapannya adalah kandungan abu yang tinggi. Tingkat kandungan yang
direkomendasikan untuk pakan ikan air tawar adalah
• Tepung daging : 15-20%
• Tepung tulang dan daging : 10-15%

Nama Umum Tepung Kedelai


English name Soybean meal
Protein(Asam amino) fifi fi
Sumber : Asam Lemak fi
Mineral
Perkiraan harga. Rp.4000-5000/kg
(April 2007) Foto 11 (Tepung Kedelai)

Profil
Tepung kedelai merupakan hasil sampingan setelah penghilangan minyak dari
kedelai (Glycine maksimum). Saat ini tepung kedelai merupakan sumber protein
penting sebagai makanan produktif ternak dan sebagai pengganti tepung ikan
sebagian atau seutuhnya. Umumnya kedelai tidak hanya digunakan karena
kandungan proteinnya yang tinggi saja tetapi juga karena ketersediaannya
dimana-mana.

Kandungan Bahan Kimia


Komposisi kimia tepung kedelai cukup konsisten. Tingkat protein kasar
tergantung pada kualitas tepung kedelai. Kandungan protein tepung kedelai
adalah sebagai berikut
Tabel 16. Perkiraan komposisi kimia tepung kedelai (%)

Kedelai
Kedelai tanpa ari
kulit
Kedelai sebelum
ekstrak

Kedelai ekstrak L
lema

Tepung kedelai memiliki salah satu asam amino terbaik dari seluruh tepung
minyak tumbuh-tumbuhan. Asam amino dalam jumlah terbatas yaitu methionin
dan cystin, sedangkan arginin dan phenilalanin banyak tersedia"’ . Kandungan
lemak dari ekstrak tepung kedelai terlarut tidak nyata, tetapi ekstrak kedelai memiliki
kandungan minyak antara 6.0 dan 7.0%, sedangkan tepung kedelai kaya lemak
mengandung 18-20% lemak. Tepung kedelai dan ekstrak merupakan sumber
vitamin B yang layak'

Nilai Pakan
Penelitian komprehensif telah mengevaluasi tepung kedelai sebagai pengganti
sumber protein hewani dalam makanan bagi hewan budidaya tetapi penggantian
semua tepung ikan oleh tepung kedelai tidak begitu berhasil karena keterbatasan
asam amino dan perlakuan panas pada tepung kedelai.
Ikan Mas : Tidak ada perbedaan dalam pertumbuhan yang di analisa pada
ikan mas (Cyprinus carpio ) yang diberi pakan 45% tepung kedelai (+10%
tepung ikan) ataupun 20% tepung kedelai (*22% tepung ikan). Padahal
percobaan lain menunjukan bahwa pertumbuhan dan efisiensi pakan terhadap
ikan mas berkurang ketika tepung ikan diganti dengan tepung kedelai.
Ikan Nila : Pertumbuhan dan efisiensi pakan turun secara nyata ketika
tepung kedelai diganti dengan tepung ikan pada tingkat protein (30%) dalam
komposisi (32% protein kasar) pada benih ikan nila hibrid (Oreochromis
niloticus dengan Oreochromis
aureus ). Pada protein makanan Tabel 17 Profil asam amino esensial ;epunb keclelai ( I 6g N)
di bawah tingkat optimum (24%), (19,65,89)
Tepung Tepung kedelai Tepung kedelai
tepung ikan dapat diganti
sebagian Sjmm
IJ ter idln
6.94
2.fi4
7.38
2.55
7.44
2.58
dengan tepung kedelai '7’*. Isole usin 5.01 5.15

Tanpa suplemen, tepung


kedelai sudah
7.08
dapat menggantikan 50% tepung r•• 6 ?8 6 45
Methionin 1.38 1 .46 1.*9
ikan dalam komposisi pakan PhenylaJanin 5.03 4.a4
ikan nila (25% protein kasar) TTJreontn 4.9? 5.93 4. T 8
I.44
tanpa ada
efek buruk ("" Val n 4.72 5.24 4.97

Tingkat Pemberian yang direkomedasi


Tepung kedelai bisa menggantikan protein hewani dalam makanan untuk
hewan-hewan perairan pada tingkat tertentu, tetapi dengan meningkatnya
substitusi seperti tepung ikan oleh tepung kedelai, hasilnya ikan menurun,
jenis herbivora toleransi penggunaan tepung kedelai dapat lebih tinggi
dibandingkan jenis karnivora.
Petunjuk untuk tingkat aplikasi yang sesuai terhadap tepung kedelai
terdapat pada Tabel 18. Suplementasi makanan dengan minyak ikan laut,
fosfat dan asam amino harus dievaluasi.

Tabel 18. Pedoman penggunaan tepung kedelai, ekstrak kedelai dan kulit kedelai
Pakan awal PaLan pertumbuhan Pakan akhir

1. Ikan
Karnivora 5.0 10.0 15.0
Herbivora/omnivora 10.0 20.0 30.0
2. Udang-udanean
Udang laut 3.0 8.0 15.0
Udang air tawar 5.0 10.0 20.0

11-23
No. 12
Nama Umum Tepung Jagung
English name : Maize meal
Protein(Asam amino)
Sumber : Asam Lemak
Mineral
Perkiraan harga. Rp.2500-3000/kg
(April 2007) Foto 12 (Tepung Jagung)

Profil
Jagung merupakan sereal asli dari Amerika Tengah. Sekarang ini sudah meluas
untuk dibudidayakan. Jagung merupakan makanan pokok manusia di beberapa
negara khususnya Amerika dan Afrika. Dari total produksi dunia sekitar
30% dikosumsi oleh manusia dan selebihnya digunakan untuk bahan baku
pakan. Biji jagung atau tepung jagung merupakan sumber energi utama
tetapi rendah protein. Jagung menjadi penyusun utama makanan untuk
hewan ternak dan cocok digunakan sebagai sereal makanan temak.

Kandungan Bahan Kimia


Elemen terbesar dari tepung jagung adalah karbohidrat. Kandungan
protein kasar dan serat kasar rendah. Mengandung sedikit asam amino
seperti lisin, metionin dan triptophan. Kandungan makro dan trace mineral
tidak nyata
Tabel 19.Perkiraan komposisi produk jagung (% bahan kering)

Protein Lemak Serat kasar Abu NFE

Tepung jagung 10.2% 4.8% 2.8% 1.6% 80.6%


Kulit jagung 15.0% 5.7% 9.9% 5.7% 63.7%

Nilai Pakan
Kemampuan mencema nutrisi tepung jagung bervariasi untuk setiap jenis
ikan. Peningkatan kandungan tepung jagung dalam pakan beberapa jenis
ikan meningkatkan daya cema dan pertumbuhan ikan (Tabel 20).
Pemanasan jagung menghasilkan energi terbesar untuk pemanfaatan
optimum protein.

II-24
Tabel 20. Efek tepung maizena dalam daya cerna protein
dan karbohidrat ikan jenis salmon
ioncorhynchus
mvkiss ) (Percobaan selama 10 mingpu) ""
Tepungjagung % 0 10 20 30
Proteinkasar % 43.0 43.9 43.6 44.4
Dayacernakarbohidrat % 1.6 8.9 17.4 26.6

Tingkat Pemberian yang direkomendasi


Jagung dapat dicampurkan dalam komposisi pakan herbivora and omnivora
sebanyak 50%. Namun untuk ikan lain dianjurkan maksimal 35%.
Penggunaan yang dianjurkan mengikuti tabel berikut

Tabel 21. Rekomendasi tingkat pemberian tepung jagung pada


pakan ikan ""
Kamivora Omnivora/Herbivora
Jenis produk jagung
Maksimum Maksimum
Tepung kulit jagung 20 35
Kanji jagung 15 35
Perekat jagung 15 20
Perekat jagung 10 20
Kulit jagung 5 20
Dextrin 15

Foto 12-1 Selain untuk membuat pellet, butir jagung diberikan langsung ke ikan
Common name Beras
(Dedak,Sekam,Polis)
English name . (1)Rice bran
(2)Broken rice/polishing
(3)Rice hull
Protein(Asam amino)
Sumber : Asam Lemak
Mineral fifi fi
Foto 13
Perkiraan harga Rp.700-1200/kg
(April 2007)
Profil
Beras tersusun dari beberapa lapisan seperi “kulit luar” dan “inti biji”.
Dahulu proses pengolahan beras dengan ditumbuk menggunakan motor dan
alat penumbuk lalu menghasilkan butir padi yang masih kasar, kulit coklat
dibuang.

Proses dimulai dengan membersihkan padi dari jerami dan kotoran, “


Menguliti untuk membuang sekam” kemudian produk yang dihasilkan beras
kasar”.
Sesudah itu pemecahannya
berupa “kulit luar” dan “inti
biji” dan bagian terluar
endosperm akan menjadi beras
halus. Hasil produk ini disebut
dedak poles, yang tersusun
dari kulit, inti dan bahan
halus.
(1) Dedak
Dedak terdiri dari lapisan
kulit dengan kulit biji padi.
Dedak merupakan bahan
pakan sumber energi. Dedak
polar merupakan bahan yang
ditambahkan pada kulit, juga
berisi padi dan poles (1* .
Dedak
(mengandung inti) memiliki kandungan minyak 12-15% dengan tingkat asam
lemak tak jenuh tinggi. Minyak yang sudah menurun kualitasnya akan cepat
teroksidasi menjadi asam lemak bebas. Dedak yang belum diekstrak lemak
mempunyai ketahanan yang tidak lama, tetapi jika minyak terlarut diekstrak
lemaknya dapat disimpan lebih lama (18) Ketengikan dapat dicegah dengan
penambahan antioksidan (^2 .
(2) Pecahan beras (Sekam)
Sekam dihasilkan dari penggilingan beras. Ada 3 kelompok yang dihasilkan
dari sekam yaitu:
Bagian kasar (fragmen besar)
Bagian halus (fragmen sedang)
Tepung (semolina).
Sekam merupakan komponen pakan yang bermanfaat dan digunakan petani-
petani skala kecil di dalam pembuatan pakan "’ "’ 5’ 7". Meskipun demikian
sekam tidak untuk bahan pakan, tapi dijadikan bahan mentah

sebagai pakan ikan.


(3) Beras putih (dedak poles)
Dedak poles dihasilkan dalam jumlah paling besar dari hasil sampingan
stadia pertama pengilingan padi. Dedak halus mengandung vitamin dan
mineral premix. Kadang-kadang kualitas yang rendah pada sekam dan
tepung tapioka disebabkan tercampur dengan beras.
Sifat Kimia
1. Dedak
Nutrien utama dalam dedak adalah karbohidrat. Min dari dedak yang
dibuang akan mempengaruhi konsentrasi nutrisi ’. Dedak kaya
zat besi dan mangan terutama vitamin B. akan
2. Sekam
Komposisi kimia sekam sama dengan beras putih yaitu rendah protein kasar
dibandingkan dedak. Protein, lemak dan serat lebih rendah dari dedak polis
' 46 . sifat asam amino esensial dedak dan sekam sama. Kecuali besi, mangan,
potasium dan seng lebih tinggi dalam dedak, kandungan mineral sekam dan
dedak sama. Dedak dan sekam mengandung sejumlah besar cholin seperti
kulit padi. Dedak poles memiliki lebih banyak vitamin BI, B6 dan asam
nikotin dibandingkan sekam.
3. Beras putih
Kandungan serat dan abu beras putih tinggi tetapi protein kasar dan lemak
sangat rendah. Abu sebagian besar adalah silika (SiO2), mineral keras
seperti kaca.
Tabel 22. Komposisi kimia dari produk beras (%bahan kering)
Protein Lemak Abu Serat kasar BETN
Dedak (deoiled) 15.1 1.7 l 6.7 13.? 52.8
Dedak (un-deoiled) 9.0 7.4 24.7 17.9 41.0
SeLam 8.1 0.6 0.7 0.4 90.2
DedaLpoles 13.6 14.5 8.3 4.2 59.4
Berasputih 3.1 1.0 17.4 44.3 34.2
(49,51,52,53,47,18,30,80)
Nilai Pakan
(1) Dedak
Dedak un-deoiled memiliki 60 kcal/kg energi kotor'"6’. Ikan mas mencema
dedak lebih baik dibandingkan ikan grass carp (Ctenopharyngodon idella)”
7
’. Ikan baung(Hy5ius nemurus ) dapat memanfaatkan protein dari dedak
lebih efisien dibandingkan ikan patin(Ictalurus punctatus ). Retensi kalsium
dan mineral lain dapat ditekan oleh dedak pada penggunaan yang lebih
banyak Faktor antinutrisi yakni lektin dan tiamin juga terdapat dalam

dibandingkanjenis kamivora. Dedak merupakan bahan pakan yang murah


untuk budidaya ikan skala kecil seperti untuk spesies : grass carp
(Ctenopharyngodon idellus ), silver carp (Hypothamichthys molitrix),
goldfish (Carassius auratus), Patin(lctalurus punctatus), Nila(Oreochromis
niloticus), milkfish(Chanos chanos). Akan tetapi sulit membandingkan
antara pakan yang menggunakan dedak dengan tanpa dedak, namun jika
dikombinasi dengan bungkil kelapa,
kacang-kacangan, tepung ikan dan bahkan jeroan temak atau a am, dapat
membuat bentuk ikan bagus serta kematangan induk
cepat.'
Dedak sebagai bahan pakan tunggal telah membuktikan pakan ikan yang
lebih ekonomis dibandingkan pakan komersial"1" 2’. Ikan patin tumbuh
lebih cepat dengan konversi pakan yang lebih baik dan efisiensi protein
pada pemberian 40% dedak daripada 30% terigu.' 2”.
2) Pecahan beras/ Sekam
Sekam digunakan sebagai sumber energi pada pakan ikan patin (Pangasius
sutchi, Clarias sp.) ,snakehead (Channa striatus, Channa maculatus ),
milkfish dan ikan jenis herbivore lainnya pada tingkat diatas 50%'73’.
Kemampuan membentuk pellet dari sekam lebih bagus dibandingkan
dedak. Sekam memiliki kemampuan daya rekat medium '2’’2”, namun
kekasarannya tin i pada sekam yang dimasak, karena berfungsi sebagai
binder dalam pakan
(3) Beras putih
Penggunaan beras putih sebagai bahan pakan hanya cocok untuk sistem
produksi ekstensif dan jika bahan-bahan lain terbatas persediaannya. Beras
putih terkandung dalam pakan (20%) diperuntukan sebagai bahan tambahan
bagi ikan grass carp'3”. Pada pemeliharaan juvenil milkfish di kolam den an
kepadatan 7000 benih/ ha,beras putih dapat digunakan sebanyak 15-
30%.'19, 6

tingkat pemberian yan Tabel 23. Tingkat pemberian maksimum (%) dari
direkomendasi produk beras dalam pakan ikan
Broken
Rekomendasi produk beras dalam "" e rice/9o] ishing
Rice hut1s
b

pembuatan pakan ikan adalah Ikan kamivora 15 l0 0

sebagai berikut Tabel 23: Scan herbivora 35 60 10

II-28

No. 4
Nama umum Bungkil Kelapa
English Coconut meal
name
Protein (Asam amino)
Sumber Asam Lemak
Vitamin,Mineral
Perkiraan Rp.1300-1500,-/kg
harga (April 2007) FOt0 i‹ 1-mms / Kasar
(Bengkil

Profil
Hasil sampingan buah kelapa yang matang dari pohon nucafera )
kelapa
adalah bungkil kelapa. Kelapa berkulit keras, ditutupi lapisan luar yang berserat
dan berisi buah dapat dimakan pada bagian tengah. Biji kering
masih banyak mengandung Minyak disebut kopra dan sisa dari
penghilangan minyak dengan ekstraksi terlarut dinamakan bungkil kelapa
dan buah kelapa
(17) Kelapa terdiri dari 13% buah, 62% 25% kulit (15)
Minyak
Kandungan Kimia
Bungkil kelapa merupakan bahan
pakan berprotein diatas 20%.
Asam amino terbatas yakni lisin
dan metionin. Kandungan sulfur
asam amino hanya berjumlah
0.36% dalam bahan kering (7) Kandungan nutrisi dari Bungkil Kelapa
Dibandingkan dengan seluruh
protein telur ayam, buah kelapa
mengandung hanya 37% lisin dan 34% metionin & cistin. But kelapa
memiliki kandungan lemak lebih tinggi dibanding pelarut ekstraksi. Oleh
karena sisanya lebih mudah membusuk karena tengik dibandingkan
(I
7,20,47) tepung Kandungan serat kasamya kurang bermanfaat dalam pakan
ikan.

Tabel 24. Komposisi dari bungkil kelapa


Air Protein Lemak Serat kasar Abu NFE

Bungkil kelapa 9.8% 21.9% 2.2% 14.1% 6.9% 45.1%

Kelapa ekstrak 9.1% 20.6% 8.9% 12.4% 5.7% 43.3%

(7,17,20,2 1,45,47,80,84)

II-29
Nilai Pakan
Bungkil kelapa merupakan sumber protein dan energi yang baik khususnya bagi hewan pemamahbiak"

Tingkat pemberian yang direkomendasi


Bungkil kelapa berguna sebagai sumber protein bagi ikan-ikan di wilayah
Rekomendasi tingkat pemberian :

II-30
No. 15
Nama umum : Ampas Tahu
English name : Insoluble residue from soy
milk processing
Protein (Asam amino) fi
Sumber : Asam Lemak q
Vitamin,Mineral
Perkiraan harga Rp.300/kg
(April 2007) Foto 15
Profil
Ampas tahu adalah sisa dari proses pengolahan susu kedelai yang tidak
terlarut. Ampas tahu mudah didapatkan dengan harga murah dari pabrik
pengolahan tahu. Ampas tahu sering digunakan sebagai bahan pakan, juga
baik digunakan sebagai pupuk untuk kolam budidaya.

Pa " It Susu tahu kulit kedelai


Foto 15-1 Maeam-macam byproduct kedelai bisa didapat di pabrik tahu

Kandimgan Kimia
Sama dengan hasil samping lainnya yaitu serat sebagai elemen pokok. Produk
asli ampas tahu yang mengandung banyak air dimasukkan dalam uap yang
tinggi. Hasilnya megandung sekitar 25% protein kasar, 19% lemak kasar
pada bahan kering.
Tabel 25. Komposisi dari ampas tahu
Nilai pakan Enerp Air Protein Lemak Karbohidrat Abu
Nilai nilai nutrisi 89(K C ) 81.1% 4.8% 3.6% 9.7% 8.0%
dari ampas tahu Bahan keJg-+ 25.4% 19.0% 51.3% 42.3%
lebih rendah jika
dibandingkan dengan tepung kedelai. Vitamin dan mineral tidak komplit
karena banyak yang hilang melalui proses pengolahan. Akan tetapi dapat
digunakan di dalam pakan untuk pertumbuhan ikan sebagai pengganti
tepung kedelai walaupun tidak direkomendasikan sebagai pengganti
sepenuhnya.

Tingkat pemberian yang direkomertdasi


Ampas tahn direkomendasikan penggunaannya kurang dari 20% sebagai
penggani tepung kedelai dalam bahan dasar kering.

II-31
Nama umum : Sawit
English name : Palm Kernel Meal

Protein (Amino acid)


Sumber : Fatty acid
Vitamin,Mineral
Perkiraan harga - Foto 16

Biji sawit adalah produk sampingan dari pengolahan buah sawit dari
minyak mentah. Dari 100 kg biji sawit kasar hanya sekitar 18.4% tepung
sawit yang dihasilkan. Tepung sawit merupakan sumber protein sekaligus
sumber energi yang cukup baik.

Buah sawit(100%)

sawit mentah

awit 36.0kg Kulit sawit 64.Okg

Tepung sawit Minyak sawff


18.4kg 7 6kp
Gambar 2. Hasil produk dari pengolahan biji sawit mentah

Sifat kimia
Tepung sawit mengandung sekitar 15-18% protein kasar. Tidak ada perbedaan
antara tepung sawit dan tepung sawit ekstrak. Tepung sawit sedikit
mengandung lisine dan metionin namun kandungan serat sangat tinggi.

Nilai Pakan
Kesesuaian tepung sawit telah diuji pada ikan nila. Dengan peningkatan
jumlah tepung sawit dalam pakan memberikan pertumbuhan yang
menurun karena kandungan serat yang cukup tinggi. Pertambahan berat
diperoleh ketika tepung ikan digantikan oleh tepung sawit sebesar 15%. ' S4’
Tabel 26. Komposisi dari tepung sawit
Air Protein Lemak
Serat Abu NFE

Tepun g sawit
) 10.2% 16.3% 1.4% 17.8% 3.9% 50.4%
E k st ra k S
A p p ) ‘”' 10.1• « 1 6.6’‹ 7.6’» 17.5° » 4.0° » 44.2° »

(5,21,45,80,94)

Tingkat pemberfan yang direkomendasi


Tepung sawit (PKM) sama baiknya dengan ekstrak sawit (PKE) yang sedikit
digunakan untuk bahan pakan budidaya karena serat kasar tinggi dan tingkat
protein rendah. Keduanya cocok digunakan untuk pembudidaya sistem
ekstensif dan ditempat bahan pakan tersedia melimpah.
Bahan ini lebih cocok untuk spesies herbivora/ omnivora dibandingkan
kamivora. Dan tidak boleh diberikan pada ikan-ikan yang masih kecil.

Tingkat pemasukan yang dianjurkan adalah :

Ikan Herbivora/ Omnivora : 5- l0


oZ« Ikan Karnivora : 3-
8oZ«

Penambahan asam amino dalam pakan (lisin dan metionin perlu


dipertimbangkan)

Foto 16-1 Pemandangan kebun sawit dan r anen biji


No. 17
Nama umum . Kentang
English name Potato
Protein (Asam amino)
Sumber : Asam lemak
Karbohidrat
Perkiraan harga Rp.3000-4000/kg
(April 2007) Foto 17

Kentang merupakan bahan makanan pokok terbesar ke-4 di dunia bagi


manusia setelah gandum, beras dan jagung. Dimanapun kita bisa melihat
berbagai jenis kentang karena merupakan makanan penting sebagai
sumber energi.

Kandungan kimia
Elemen utama dalam kentang adalah karbohidrat yang mengandung lebih dari
90% dalam berat kering. Sedangkan nutrien lainnya dalam jumlah sedikit.

Table 27 Komposisi kimia dari kentang (%)


Energy(K cal) Air Protein Lemak Karbohidrat Abu

Ubi manis 548(K cal) 66.4 1.2 0.2 31.2 1.0


(rebus)
Bahang kering 33.6 3.6 0.6 92.9 3.0
tentang 351(K Cal) 78.1 1.5 0.1 19.7 0.6
(rebus) Bahang kering 21.9 6.8 0.5 90.0 2.7

Kentang dapat dipergunakan sebagai bahan pakan beberapajenis ikan


herbivora seperti nila, mas yang memiliki kemampuan yang tinggi untuk
memanfaatkan karbohidrat. Untuk pakan ikan, kentang yang dipanasi
(dikukus atau direbus) lebih baik karena daya cema akan meningkat.
Kentang juga berperan sebagai perekat dalam pembuatan pakan.

Tingkat pemasuJcan yang direkomendosf


Omnivora : 10-20%
Kamivorara 5-10%

H-34
Nama umum . Tapioka (April 2007)
English name Cassava
starch
Profil
Protein (Asam amino) Tapioka merupakan zat
Sumber : Asam lemak tepung yang terbuat dari
Karbohidrat ubi, bahan ini umumnya
digunakan untuk masakan
Perkiraan harga Rp.3500/kg
Foto 18-1 Sebelum campur dengan bahan lain, tepung tapioka dapat dicampur air panas supaya ja

dirumah. Nilai nutrisinya tidak


nyata. Ketika tapioka dicampurkan
air panas, akan menjadi perekat.
Oleh karena itu sebaiknya tapioka
digunakan sebagai binder dalam
membuat pellet.
Tingkat pemberian yang dianjurkan
kurang dari 5%.
Foto 18 Tepung Tapioka

Tabel 28. Komposisi kimia dari tapioka


Energi(K cal) Air Protein Lemak Karbohidrat Abu
346 14.2 0.1 0.2 85.3 0.2

Foto I 8-2 Pohon dan buah Ubi kayu, bahan asli untuk tepung tapioka
Bab.11 Feed stuff
References
1 . Anonymous ( i 995): Earthworm meal for aquafeeds. Infotish International, (4), 40.
2. Baird, C., F. Humenik, M. Rice, J. Classean, S. Liehr, K. Zering, and E. van Heugten. 200'
Belt Systeni dor Manure Remo vat. Project Report for the Attorney General Agreements
Initiarive . Waste Management Programs, CALS. Animal and Poultry \\'aste Management
Center. North Caro lina State University. Raleigh, NC.
3. Bardach, J.C.; Ryther, J.H.; Me Lamer; 4'.O. ( 1972): Aquaculture tinting aed husbandry
of freshwater and marine organislrs. Jlaon Wiley and Sons, Inc. new York/USA.
4. Basa, S.S. (1988): Contry review ( Philipines). Proc. Workshop on Shrimps and Fin list
Feeds Development, J ohare Bahru/Malaysia, 25-29 October.
Bath, D.; Dunbar, J. ; King, J.; Berry. S.; Leonard, R.O.; Olbrich, S. (w /o year): Compositiu
oY hy-products and tinsual feedstufis (M imeograph).
6. Brown, P. B.; Davis, D.A.; Robinson, E.H. ( 198 b): A n estimate of the dietary ]ySine
requirement of juvenile red drum Sciaenops ocellatus. J. n'urld Aquaccilt. Soc. 1 9., (3), 109-
1 1 2.
7. SCP 31. Cheeke. P.R. (1957): Rabbit feeding and nutrition. Academy Press, Inc., Orland
FloridaR!. S.A.
Cho, C.Y.; Cowey, C.; Watanabe, T. ( 1955): Finlish nutrition in Asia: Mcthodoloeica
approacJies to research and development. ID R C, ?33e. Oirawa/Canada.
Chou, R. (1 993): Aquafeeds and t“eeding strategies in Singapore. Proc. PAO/AADCI
Regional Expert Consultation on farm-Made Aquaiecds, 14 to 1 8 Dee. 1992,
Bangkok/Thailand. FA O-RAPA/A A DCP, Pangkok/Thailand. 354-364.
10. Coulibaly, M.; Diarnbra, O.; Bangare, K. ( 1 959): Cheiuical and nutritional characteristics o
fish weak related t‹o processing techniques. Proc. FA O Expert Consultation on Fish
Technology in Agrica A bidjan, Cote D’ Ivoi re, 25 to 28 April 198S. FAO Comm. From
Inland Fisheries o1' Latin America, Rome, Italy, 1 989. to. 400 pp. I 99-2t12.
I I . C resweII, D. (1988): Amino acid composition ot téedgrade rice by-products from severe I
cotlntries. Proc. World Congress On Vegetable Protein U tilizaiion in Human Foods and
Animal Feedstuffs. A naerican Oil Chemists ’ Society. Chairipaipn, I llinois/USA.
l Cressell. D.C.; Koinpiang, l.P. ( 1959): Stufl ies on snfl il meal as a protein source lor
2. chickens. 1. Chemical composition, lretabolisabe energy, and feeding value for bi-oilers.
Poultry Sci., 60., g. I 854-1860.
13. Dahrciwski, K. et a1. ( 1 995): Quoted front: Rowland, R.D. ( 1995).
14. Davies, S.J.; Williamson. J.; Robinson, M.; Bateson, R.I. ( 1989): P tactical inclusion levels
of common an imal by-products in complete diets tor tilapia (Oreochromis naossambicus,
Peters). Proc. 3" In. Symp. On feeding and Nutrition in fish. Toba/4 apan, 25.8- 1.9, 325-
332.
1 De Boer, F.; P ickel, H. ( 1988): Livestock feed resources and feed eval nation in Europe
5. Else\ ier Sciences Publ ishers, Amsterdam.^l he fi etherla0ds.
Djulaaidala, I.S. (1993): Aquat‘eeds and feeding strategies in lndod nesia . Proc. FAO/AADCI
Re tonal Expert Consultation on Farm-Made Aquafeeds, 14 to 1 S Dec. i 992,
Bangkok/Thailand. FAO-RA PA/AADCP, Bangkok, Thailand. 255-281.
Evans, M. ( 1985); Nutrient composition of feddstult’ for pigs and poultry. Queensland Dep
of Primary Industries, Information Series Q 1 S500 I , Brisbane/Australia.
Farrell, D.J.; Hutton, K. (1990): Rice and rice mil ing by-products. In: Thacker, P.A.;
I d. Kirkwood, R.N .; (eds.): Nontraditiona 1 feed sources for use in so ine production.
Butteiu'orth Publishers, StonelianJSA.
Feed Dev. Section (1994): Feeds and t’eeding of milkfish Nile tilapia, Asian sae bass, and
19.

II-36
38. Mead A.R.; Kemmerer, R. (195 I ): Quoted from: Creswell and Kompiang (1981 ).
39. Meyer, H.; Heckotter, E. (1986): Futterwerttabellen fur Hunde und Katzen. Sehlutersche
Verlagsanstalt und Druckerei GmbH & Co., Harmover/Germany.
40. Meyers, S.P.; Benjamin, G. (1987): Feeding value of crustacean wastes can be
improved through proper ensilage treatment. Feedstuff, 30 Mar. I 2-13.
41. Middendrop, H.A.J.; Verreth, J.A.J. (1991 ): The development of small-scale hapa
culture of tilapia (Oreochromis niloticus) in Northeastem Thailand. 2. The feasibility
using low- cost compound feeds. Asian Fish. Sci., 4., 317-327.
42. Mime, S.D.; Clark, J.A.; Williams, J.C.; Rose, D.B. ( t993): Comparisons of two by-
products and a prepared diet as organic fertilizers on growth and survival of larva
paddle fish, Polyodon spathula, in earthen ponds. J. Appl. Aquacult., 2., 171-187.
43. Motta, H. (1988): Fish meal production by artisanal methods. Proc. FAO Expert-
Consultation on Fish Technology in Africa. Abidjan, Cote D’ Ivoire, 25 to 28 April,
213- 217.
44. Murayama, S.; Yanase, M., Masaki, Y (1962): Nutritive constituents of fish meal and fish
solubles. In: Heen, E.; Kruezer, B. (eds.). Fish in Nutrition. FAO, Rome, 320-323.
45. Nandeesha, M.C. (1993): Aquafeeds and feeding strategies in India. Proc. FAO/AADCP
Regional Expert Consultation on Earm-Made Aquafeeds, 213-254. 14 to 18 Dec.
1992, Bangkok/Thailand.
46. New, M.B.; Singholka, S. (1982): Freshwater prawn farming: A manual for the
culture of Macrobrachium rosenbergii. Rome, FAO, FAO Fisheries Technical paper
(225) Rev. I
47. New, M.B. (1987): Feed and feeding of fish and shrimp — A manual on the
preparation of compound feeds for shrimps and fish in aquaculture.
UNDP/FAO/ADCP/REP/fi7/26, Rome/Italy.
48. NRA (1 993): Pocket information manual — a buyers guide to rendered products.
National Renderers Ass., Inc., Alexandria, Vir./USA.
49. NRC (1977):Nutrient requirements of warmwater fishes. Nutrient requirement of
domestic animals. National Academy Press, Washington D.C. /USA.
50. NRC (1981): Nutrient requirements of coldwater fishes. National Academy Press,
Washington D.C. /USA.
51. NRC (1983): Nutrient requirements of warmwater fishes and shellfishes (revised
ed.). Nutrient requirement of domestic animals. National Academy Press,
Washington D.C.
/USA.
52. NRC (199 l): Nutrient requirements of coldwater fish. Nutrient requirement of
domestic animals. National Academy Press, Washington D.C. /USA.
53. NRC (1993): Nutrient requirements of fish. Nutrient requirement of domestic animals.
National Academy Press, Washington D.C. /USA.O
54. Omoregie, E.; Ogbemudia, F.I. (1993). Effect of substituting fish meal with paIm-
kernel meal on growth and good utilization of the Nile tilapia (Oreochromis niloticus).
Bamidgeh 45., 113-119.
55. Park, C. W. (1989): Etfect of sardine meal on growth and mineral contents of red sea
breari Pagrus major and Japanese eel, Anguilla japonica. Ocean Res. Korea, 11, 9-13.
56. Penaflorida, V.D. (1989): An evaluation of indigenous protein sources as potential
component in the diet formulation for tiger prawn Penaeus monodon, using essential
amino acid index (EAAI). Aquaculture, 83,., 319-330.
57. Phanta, P(1993): Aquafeeds and feeding strategies in Nepal. Proc. FAO/AADCP Regional
Export Consultation on Farm-Made Aquafeeds, 14 to 18 December 1992,
Bangkok/Thailand, 434. (FAO-RAPA/AADCP, Bangkok, Thailand). 279-316.
58. Piedad Pascual, F.; Bandonil, L. (1977): Preliminary biological evaluation of some

II-38

Anda mungkin juga menyukai