Anda di halaman 1dari 9

“ Peluang Bisnis Pakan Ikan dan Analisa Usahanya ”

Dosen
Ir. E Lokollo, M.Si

Mahasiswa
Aprily Arlando Leha

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmatnya, sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan UNPATTI
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar
kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

AMBON, Senin 11 Oktober 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pakan merupakan faktor tumbuh terpenting karena merupakan sumber energi yang menjaga
pertumbuhan, serta perkembangbiakan. Nutrisi yang terkandung Dalam pakan harus benar-
benar terkontrol dan memenuhi kebutuhan ikan tersebut.
Kualitas dari pakan ditentukan oleh kandungan yang lengkap mencakup protein, lemak,
karbohidrat, vitamin dan mineral. Pakan merupakan sumber energi dan Materi bagi kehidupan
ikan ketersediaan pakan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup
ikan. Jumlah pakan yang dibutuhkan oleh ikan setiap harinya Berhubungan erat dengan ukuran
berat dan umurnya.

Tetapi persentase jumlah Pakan yang dibutuhkan semakin berkurang dengan bertambahnya
ukuran dan Umur ikan. Pakan ikan adalah campuran dari berbagai bahan pangan (biasa disebut
bahan Mentah), baik nabati maupun hewani yang diolah sedemikian rupa sehingga Mudah
dimakan dan dicerna sekaligus merupakan sumber nutrisi bagi ikan yang Dapat menghasilkan
energi untuk aktivitas hidup.
Kelebihan energi yang dihasilkan akan disimpan dalam bentuk daging yang dipergunakan
untuk Pertumbuhan. Pakan ikan terdiri dari dua macam yaitu pakan alami dan pakan buatan.
Pakan ikan alami merupakan makanan ikan yang tumbuh di alam tanpa campur Tangan
manusia secara langsung. Pakan ikan alami biasanya digunakan dalam bentuk hidup dan agak
sulit untuk mengembangkannya.

Pakan ikan buatan merupakan makanan ikan yang dibuat dari campuran bahan-bahan alami
dan atau bahan olahan yang selanjutnya dilakukan proses pengolahan serta dibuat dalam bentuk
tertentu sehingga tercipta daya tarik (merangsang) ikan untuk memakannya dengan mudah dan
lahap. Pakan buatan dapat diartikan secara umum sebagai pakan yang berasal dari olahan
beberapa bahan baku pakan yang memenuhi nutrisi yang diperlukan oleh ikan. Bahan baku
pakan yang memiliki kandungan nutrisi maupun protein antara lain ampas tahu, ikan rucah,
dan bulu ayam. Salah satu pakan ikan buatan yang paling banyak dijumpai di pasaran adalah
pelet.

1.2 Tujuan

1. Agar dapat mengetahui prospek usaha pakan serta analisis usahanya


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pelet Ikan

Makanan yang menjadi kebutuhan konsumsi ikan sehari-hari ini memang banyak dicari dan
diperlukan semua orang. Bagi pengusaha ikan atau pembudiya ikan, setiap harinya mereka
memerlukan jumlah pakan ikan dengan stok yang cukup besar.
Dengan pemberian pelet ikan maka ikan akan dapat tumbuh besar dan berkemabang sangat
bagus. Umumnya pelet ikan dibuat dengan berbagai bahan bersumber protein. Pelet ikan lokal
diproduksi dengan memanfaatkan bahan baku seperti dedak padi, tepung ikan, kedelai, minyak
ikan, jagung, minyak sawit, mineral juga asam amino.
Bahan-bahan yang dipergunakan dalam memproduksi pakan ikan adalah bahan yang memiliki
kandungan gizi dan nutrisi yang tinggi, mudah didapatkan, mudah diolah serta tidak beracun
atau berbahaya bagi ikan. Pelet ikan merupakan makanan ikan yang paling banyak digunakan
pembudidaya ikan.
Jika dilihat dari peredarannya, pelet ikan memiliki 2 jenis, yakni pelet apung dan juga pelet
tenggelam. Kedua jenis pelet ini memiliki sifat yang berbeda dan manfaat berbeda pula.
Untuk mendapatkan pelet ikan memang tidak sulit, sebab banyak pengusaha pakan ikan yang
memproduksinya, maka dapat dilihat dari usaha pakan ini memiliki prospek jangka panjang
yang dapat dimanfaatkan.
BAB IIl

PEMBAHASAN

3.1 Peluang Usaha Pelet Ikan


Adanya peningkatan akan usaha pembudidayaan ikan ini membuat usaha lain seperti pelaku
usaha pakan ikan juga memiliki keuntungan besar. Hal ini disebabkan bahwa pakan ikan adalah
kebutuhan pokok untuk menjalankan usaha pembudidayaan ikan. Para petenak ikan tentu akan
membutuhkan persediaan pakan yang besar dalam setiap bulannya. Pakan ikan yang biasa
diberikan adalah pelet. Tidak heran bila saat ini telah banyak pengusaha ikan yang mulai
bermunculan untuk memanfaatkan peluang ini. Kebutuhan akan pakan ikan juga belum cukup
memadai.

Harga untuk pakan ikan ini juga cukup tinggi sehingga peluang dari usaha pakan ikan ini cukup
menjajikan. Supaya membuat usaha bisa dengan cepat laku dipasaran, maka sebaiknya calon
pelaku usaha ini pandai dalam memilih lokasi untuk menjalankan usaha. Temukan lokasi yang
dekat dengan sentra petani ikan supaya tidak jauh dari sumber bahan bakunya. Bahan baku
pakan ikan ini bisa disesuaikan dengan ketersediaan sumber daya alam. Pakan ikan dapat
terbuat dari bahan – bahan yang kaya akan protein dari nabati ataupun hewani, dengan beberapa
syarat seperti mudah didapatkan, menganduk banyak nutrisi, bahan baku yang mudah diolah
menjadi pakan ikan. Bahan baku pembuatan pakan ikan ini yang sangat umum digunakan ialah
dedak gandum, jagung, dedak padi, minyak sawit, asam amino, tepung ikan, bungkil kedelai
dan mineral.
Komposisi dari setiap bahan ikan dapat disesuaikan dengaan kebutuhan beberapa jenis ikan.
Dengan cara memanfaatkan produk lokal, harga dari pakan ikan pun akan jauh lebih murah
bila dibandingkan dengan harga pakan ikan yang diracik menggunakan bahan baku impor.

3.2 Kualitas FCR

FCR ialah kepanjangan dari (Feed Convertion Ratio) yaitu berapa banyak pakan ikan dalam
kg yang diberikan untuk bisa menghasilkan 1 kg daging ikan. Pada suatu bisnis pembudidayaan
ikan nilai FCR ini dijadikan untuk tolok ukur keberhasilan baik secara finansial atau pun secara
teknis budidaya. Agar bisa menjamin kecukupan nutrisi yang diperoleh ikan maka pakan ikan
harus diolah dengan komposisi bahan baku yang sesuai. Pakan memiliki mutu yang tinggi jika
nilai FCRnya tinggi. Selain untuk mencerminkan kandungan dari nutrisi pakan ikan, nilai dari
FCR juga mensyaratkan pemanfaatan oleh ikan. Besarnya nilai FCR ini dapat ditentukan
dengan cara menghitung jumlah berat pakan yang dihasilkan kemudian dikalikan dengan 100
%. Untung serta rugi yang diperoleh oleh petani ditentukan dari nilai FCR.
• Langkah – Langkah Dalam Membuat Pakan Ikan
Dalam proses pembuatan pakan ikan ini dibagi menjadi 6 langkah, sebagai berikut :
- Masing – masing bahan baku pakan ikan dihaluskan menggunakan mesin
hammer mill
- Setelah halus maka ayak
- Bahan – bahan yang telah menbjadi tepung ini kemudian ditakar sesuai dengan
komposisi masing – masing bahan lalu dicampur dengan menggunakan mesin
mixer
- Agar aroma pakan ini muncul, kukus bahan baku dengan menggunakan piranti
steam
- Selanjutnya, cetak bahan tersebut menjadi butiran pelet menggunakan mesin
pencetak pelet
- Untuk proses pendinginan, gunakan alat pengering blower.

3.3 Analisa Usaha Pakan Ikan


Untuk waktu satu bulan dengan kapasitas produksi 2 ton dalam satu hari.

Biaya investasi Harga


Hammer Mill Mixer Rp. 20.000.000
Steam Rp. 17.000.000
Mesin Pelet Rp. 55.000.000 Rp.
Bangunan Rp. 18.000.000 Rp.
Total Biaya Investasi Rp. 110.000.000
Biaya Tetap Penyusutan Rp. 150.000
Hammer Mill 10%
Penyusutan Mixer 10% Rp. 95.000
Penyusutan Rp. 175.000
Perawatan Mesin Rp. 100.000
Pemasaran dan Promosi Rp. 470.000
Asuransi (5% + biaya Rp. 900.000
bangunan)
Total Biaya Tetap 1.890.000 Rp / Bulan
Biaya Tidak Tetap Harga
Tepung Jagung Rp. 40.000
Dedak padi Rp. 350.000
Bungkil kedelai Rp. 250.000
Tepung ikan Rp. 150.000
Minyak kelapa Rp. 250.000
Kapur Rp. 230.000
Premix Rp. 240.000
Garam Rp. 100.000
Anti jamur Rp. 250.000
Antioksida Rp. 4.500
Vitamin C Rp. 130.000
Listrik Rp. 50.000
Tenaga Kerja Rp. 650.000
Pengangkutan Rp. 100.000
Kemasan Rp. 150.000
Keperluan lain Rp. 250.000.
Total Biaya Tidak Tetap Rp. 3.194.500 / hari
Rp. 95.835.000 / Bulan

Biaya Produksi Pakan Ikan


Biaya tetap + biaya tidak tetap = Rp. 1.890.000 + Rp. 95.835.000 = Rp. 97.725.000

Hasil Usaha Pakan Ikan


Pendapatan = Kapasitas produksi perharinya x 30 hari x harga pakan

= (2.000 kg x 30 hari x Rp. 3.000)


= Rp. 180.000.000

Keuntungan = Pendapatan – Biaya produksi


= Rp. 180.000.000 – Rp. 97.725.000

= Rp. 82.275.000

Lama Balik Modal = (Biaya Investasi + Biaya Produksi) : (Keuntungan x Waktu)


= (Rp. 110.000.000 + Rp. 97.725.000) : (Rp. 82.275.000 x 1)

= 2.52 periode (bulan)


Harga Pelet Rp. 3.000 per kg
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Usaha ini bisa dikembangkan jika terdapat peluang pasar baru, dengan memasok
kebutuhan pakan ikan ini ke daerah lainya. Proses pembuatan pakan pelet ini tentu
membutuhkan beberapa alat yang berkualitas, salah satu alat yang dipelukan untuk
mempercepat proses produksi adalah mesin hammer mill. Mesin hammer mill merupakan jenis
penepung yang dapat digunakan sebagai pencampur serta penghalus bahan – bahan yang
memiliki tekstur keras. Untuk proses pembuatan pelet tentu akan berguna sekali mesin hammer
mill ini untuk menghaluskan biji jagung, kulit gandum dan aneka bahan pembuat pelet lainnya.
Mesin ini akan menghaluskan secara sempurna bahan – bahan pembuat pakan ikan, hal ini akan
menghasilkan produk pelet yang berkualitas. Produk pakan yang berkualitas dapat
menghasilkan juga pangan yang berkualitas. Dilihat dari usaha ini, akan mendapatkan
keuntungan besar dan bisnis jangka panjang, tetapi harus memiliki modal yang besar, karena
alat dan juga bahan yang cukup dapat dikatakan membutuhkan modal yang fantastis tetapi
dengan menganalisis kebutuhan petani ternak dan posisi strategis untuk penjualan, akan
mendapatkan keuntungan yang besar pula, maka usaha pakan ikan dapat menjadi pilihan untuk
memulai dan menjalankan sebuah bisnis

3.2 Saran

Dalam pembuatan pakan bukan hanya bahan baku dan juga alat-alat yang dilihat, tetapi juga
sanitasi dan higiene dari pembuatan atau pengelolaan pakan tersebut, maka diharapkan dapat
memperhatikan soal sanitasi dan juga higiene jadi pembuatan pakannya, jika tidak dijaga dan
diperhatikan, maka pengaruh atau impect akan terdampak pada kesehatan ikan tersebut akan
menurun, bukan hanya pada ikan tetapi pada manusia juga yang mengkonsumsi ikan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
- https://www.tokomesin.com/peluang-bisnis-pakan-ikan-dan-analisa-
usahanya.html (diakses Minggu 10 Oktober 18.23 WIT)
- https://www.tokomesin.com/peluang-usaha-pelet-ikan-dan-analisa-
usahanya.html (diakses Senin 11 Oktober 08.45 WIT)
- Abdul Mansyur, Abdul Malik Tangko, pemanfaatannya untuk pakan ikan
berkualitas rendah, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, Maros. Volume
3 Nomor 2 Tahun 2008
- Fuller, R. 1987. A Review, Probiotics in man and animal. Journal of Applied
Bacteriology. 66: 365—378. Irianto, A. 2003. Probiotik Akuakultur. Cetakan I.
Penerbit Gadjah Mada University Press. Bulaksumur Yogyakarta.125 pp.

Anda mungkin juga menyukai