Anda di halaman 1dari 3

TEKS DRAMA

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) PERTEMUAN KEDUA


KOMPETENSI DASAR
4.15 Menginterprestasi drama (tradisional dan modern) yang dibaca dan
ditonton/didengar

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


4.15.1 peserta didik dapat menginterprestasi isi / makna teks drama (tradisional dan
modern) yang dibaca dan ditonton/didengar.

SOAL
1. Cermati naskah drama berikut!
2. Interpretasilah isi teks drama berikut!

No Interpretasi
.
( Ceritakan kembali isi teks drama dalam 1 paragraf )
1. …

BELI MASKER
DUA PEREMPUAN SEDANG BERADA DALAM SATU KAMAR INDEKOS. IRA
SEDANG BERSIAP UNTUK PERGI BELANJA KEBUTUHAN BULANAN, SEDANGKAN
WIDYA MASIH MENGERJAKAN TUGAS KULIAH DARING.
Ira : “Aku mau belanja sayur, kamu kuliah sampai jam berapa?”
Widya : “Hari ini ada tiga mata kuliah, paling baru selesai sore. Kamu gak ada kelas
daring?”
Ira : “Gak ada, tugas doang. Nanti habis ini aku kerjain. Kamu mau nitip-nitip gak?”
Widya : “Nitip masker dong. Yang warna putih. Beli satu pak ya. Bentar, ini uangnya.
Kembaliannya buat beli cimol aja nanti kita makan berdua.”
IRA MEMBAWA TAS, MEMAKAI JAKET DAN MASKER, LALU KELUAR DARI
PANGGUNG. SEMENTARA WIDYA TETAP DI PANGGUNG. LAMPU MATI. LAMPU
MENYALA, IRA DATANG.
Ira : “Assalammu'alaikum!” Widya: “Walaikumsalam! Kok cepet?”
Ira : “Ya iya, kan cuma beli sayur di warung gang sebelah.”
Widya : “Lah ke situ doang sampai pakai baju ribet. Pakai jaket, pakai masker.”
Ira : “Widyaaa… ini kan lagi pandemi. Kita harus jaga-jaga dong. Meski cuma keluar
rumah deket-deket aja, kita tetep kudu waspada.”
Widya : “Iya… iyaaa… Mana sini cimolnya aku pengen ngemil.”
Ira : “Sepanjang jalan gak nemu tukang cimol. Pedagang-pedagang kaki lima lainnya
juga gak ada. Yang buka cuma toko kelontong, tukang sayur, sama supermarket.”
Widya : “Yaaah… aku pengen banget cimol. Ke mana sih tukang cimolnya. Gak pengen
duit apa?”
Ira : “Mungkin dia lagi kesusahan. Sejak Covid-19 kan orang-orang diminta
karantina di rumah. Sementara dia kehilangan pelanggan, mencari nafkah tambahan susah.”
Widya : “Duh iya ya. Kasihan Pak Cimol. Semoga dia dan keluarganya baik-baik aja.
Kita juga karena Covid-19 jadi terpaksa di kosan terus. Gak bisa pulang kampung karena rawan
jadi penyebar virus. Siapa sih yang gak susah karena virus? Gak ada!”
Ira : “Lah kok jadi ngegas gitu? Haduuuh. Ini maskermu!”
IRA MELEMPARKAN SEKOTAK MASKER PADA WIDYA. WIDYA MEMBOLAK-
BALIK KOTAK ITU. KEMUDIAN MEMBUKA ISINYA.
Widya : “Ira!!! Ini kan masker bengkoang buat perawatan wajah. Yang aku maksud itu
masker yang buat cegah virus. Yang buat nutupin hidung dan mulut! Yang biasa dipakai dokter-
dokter gitu. Masa nanti aku keluar rumah pakai ini?”
Ira : “Yah gimana dong?”
Widya : “Balikin ke toko bisa gak ya?”
Ira : “Udah kamu buka begitu, ya gak bisa. Lagian kita kan udah punya banyak
masker, Wid.”
Widya : “Itu kan masker kain. Bosen aku sama masker modelnya gitu-gitu aja. Pengen
coba yang sekali pakai. Kalau yang biasa dipakai dokter pasti lebih nyaman daripada masker
yang habis pakai-cuci-pakai-cuci.”
Ira : “Masker medis itu ya buat tenaga medis, atau orang yang sakit. Kita yang di
rumah, cukup pakai masker kain. Selain hemat, kita juga bisa membantu tenaga medis dengan
tidak menghabiskan ketersediaan masker. Bayangin kalau tenaga medis kekurangan masker,
terus ternyata habis dibeli sama orang-orang, pas mau nangani pasien, malah mati duluan kena
korona. Ngeri gak tuh?”
Widya : “Iya juga sih. Tapi masa pemerintah gak ngasih bantuan masker sih ke tenaga
medis?”
Ira : “Ya kali nunggu pemerintah keburu mati duluan satu Indonesia.”
Widya : “Hus! Gak boleh gitu.”
Ira : “Daripada capek debat, mending kita maskeran bareng aja. Lumayan bisa
perawatan selama karantina. Nanti kelar pandemi, kita glowing gitu.”
Widya : “Dasar! Bisa ae lu. Pasti ini sengaja belinya salah.”
IRA MENJULURKAN LIDAHNYA. MEREKA TERTAWA BERSAMA. LAMPU
PANGGUNG MATI.
https://www.kompas.com/

Anda mungkin juga menyukai