Anda di halaman 1dari 10

Penularan Penyakit Kusta di Kecamatan Telaga Sari pada

Tahun 2016
Nama : Nicholas Kostaman

NIM : 102018058

Kelas : B

Kelompok : B5

Email : nicholas.2018fk058@civitas.ukrida.ac.id

Makalah PBL B2M2

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Abstrak

Paradigma sehat merupakan Pola pikir atau cara pandang hidup sehat. Sehat yang
ditekankan adalah sehat secara Fisik, Jiwa, dan Sosial. Epidemiologis Deskriptif merupakan
metode yang digunakan untuk menemukan atau mendeteksi penyebab atau sumber dari penyakit
yang menyebabkan cacat, cedera, atau kematian dalam suatu Kelompok Masyarakat. Konsep
sehat menurut WHO adalah Suatu keadaan seseorang dimana dinyatakan sempurna baik secara
Fisik, Mental, dan Sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Menrurut Blum
Konsep Sehat/Sakit dipengaruhi oleh 4 faktor Perilaku, Keturunan, Pelayanan Kesehatan, dan
Lingkungan. Faktor – Faktor Penularan penyakit memiliki 3 pemeran utama, yaitu Host yang
merupakan pengidap penyakit, Agent yang merupakan penyebab sakit, dan Envoriment yang
merupakan lingkungan yang dibutuhkan Host dan Agent untuk hidup. Pencegahan Penyakit bisa
dilakukan dengan 4 cara, yaitu Promotif (Promosi), Preventif (Pencegahan), Kuratif
(Penyembuhan), dan Rehabilitatif (Pemulihan).

Kata Kunci : Epidemiologis Deskriptif, Paradigma Sehat, Sehat

PBL 4 B2M2 – Paradigma Sehat 3


Abstract

Health Paradigm is a mindset or way of the view of healthy living. Healthy is accentuated
with physically health, Mind, and social. Descriptive Epidemiological is a method to find or
detect the cause or the source of the illnesses that cause disability, injury, or death in a
community groups. The concept of health according to WHO is a situation where someone stated
perfectly good physically, mentally, and socially as well as not only free from disease or
weakness. According to Blum conception of Health/Sick was influenced by 4 factors, behavior,
heredity, health services, and the environment. Factors of transmission of diseases has three main
characters, namely the Host which is the person with the disease, the Agent is the cause of pain,
and that is an environmental Environment required Host and Agent for life. Disease prevention
can be done in 4 ways, namely Promotife (Promoted), Prevention (Prevention), Curative
(Healing), and Rehabilitative (Recovery).

Keywords : Descriptive Epidemiological, Health Paradigm, Health

Sasaran Belajar
1. Mempelajari kasus ini dari sisi Epidemiologis deskriptif.
2. Mempelajari kasus ini dari sisi Paradigma sehat.

PBL 4 B2M2 – Paradigma Sehat 3


Pendahuluan

Paradigma sehat merupakan Pola pikir atau cara pandang hidup sehat. Sehat yang ditekan
kan adalah sehat secara Fisik, Jiwa, dan Sosial. Jika seseorang sehat secara fisik namun memiliki
kelainan Sosial orang tersebut termasuk kedalam kondisi sakit. Dalam paradigma ini saya akan
membahas mengenai Epidemiologis Deskriptif, Faktor – Faktor Penularan Penyakit, Pencegahan
terhadap penyakit, dan konsep sakit sehat.1

Dalam Skenario ini saya akan membahas mengenai Kejadian Luar Biasa yang terjadi
dikecamatan Telaga Sari pada tahun 2016. Sebagian masyarakat Kecamatan Telaga Sari
menderita penyakit kusta. Kusta atau Leprosy yang biasa dikenal sebagai Morbus Hansen
diderita sebagian masyarakat Kecamatan Telaga sari.

Skenario

Puskesmas Telaga Sari selama tahun 2016 mencatat pasien kusta seperti tertera dalam
lampiran berikut ini. Bagaimana Anda dapat menjelaskan kejadian penyakit ini dari aspek
epidemiologis deskriptif. Selanjutnay jelaskan juga bagaimana fenomena penyakit ini dapat
terjadi pada wilayah tersebut. Dalam konteks paradigma sehat, bagaimana menjelaskan angka
kejadian penyajit kusta ini.

PBL 4 B2M2 – Paradigma Sehat 3


Identifikasi Istilah

 Kusta : Kusta atau Leprosy yang biasa dikenal dengan istilah Morbus Hansen merupakan
penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Menular melalui
kontak fisik melalui kulit atau pernapasan.2
 Epidemiologi Deskriptif : Studi yang mempelajari gambaran masalah kesehatan yang
terdapat didalam masyarakat dengan memenuhi Frekuensi, Distribusi, dan Determinan
penyakit berdasarkan varian menurut segitiga Epidemiologi.3

Rumusan Masalah

 Catatan Penderita Kusta dikecamatan Telaga Sari pada Tahun 2016.

PBL 4 B2M2 – Paradigma Sehat 3


Isi

Epidemiologis Deskriptif

Epidemiologis Deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk menemukan atau


mendeteksi penyebab atau sumber dari penyakit yang menyebabkan cacat, cedera, atau kematian
dalam suatu Kelompok Masyarakat. Hal yang penting dalam Epidemiologis adalah Frekuensi
Penyakit, Rasio, dan Ukuran dampak potensial.4

Dari Segi Epidemiologis Deskriptif

Penyebaran Penyakit Kusta atau Morbus Hansen biasa disebarkan melalui masyarakat
yang mengidap Kusta tersebut. Masyarakat yang terinfeksi oleh Mycobacterium leprae akan
menularkan Bakteri tersebut melalui kontak fisik, yaitu melalui sentuhan kulit atau biasa juga
melalui saluran pernapasan. Bakteri tersebut membutuhkan masa inkubasi selama 2 – 3 minggu
didalam tubuh manusia. Penyebaran bakteri ini memerlukan jangka waktu yang panjang untuk
menular karena penyakit ini membutuhkan masa inkubasi yang terbilang cukup lama. Jumlah
warga yang terjangkit penyakit kusta sudah terdaftar 17 warga dari kecamatan Telaga sari. Dari
17 warga yang terjangkit kusta, hanya 1 orang yang sudah pernah tertular penyakit kusta, yang
lainnya merupakan pengidap baru.

Konsep Sehat/Sakit

Konsep sehat menurut WHO adalah Suatu keadaan seseorang dimana dinyatakan
sempurna baik secara Fisik, Mental, dan Sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan. Konsep sakit adalah sebaliknya, kondisi dimana seseorang dimana dinyatakan tidak
sempurna. Dalam skenario ini konsep sakit yang menjadi masalahnya, karena Sebagian
masyarakat Telaga Sari mengidap penyakit kusta. Secara Fisik mereka mengidap penyakit
menular. Maka mereka dinyatakan sebagai orang sakit.5

PBL 4 B2M2 – Paradigma Sehat 3


Konsep Sakit/Sehat menurut Blum

Mernurut Blum Konsep Sehat/Sakit dipengaruhi oleh 4 faktor Perilaku, Keturunan,


Pelayanan Kesehatan, dan Lingkungan.6

Gambar 1.1 Diagram Menurut Terori Blum (https://www.bastamanography.id/teori-h-l-blum/)

1. Lingkungan :
Faktor yang sangat mempengaruhi sehat/sakitnya sebuah individu.
Lingkungan dibagi menjadi 3 :
 Lingkungan Fisik : terdiri dari benda mati, dapat diraba dan dilihat.
 Lingkungan Biologis : terdiri dari mahluk hidup yang bergerak.
 Lingkungan Sosial : Terdiri atas cakupan dari Lingkungan Biologi dan Fisik.
2. Faktor prilaku :
Faktor yang berhubungan dengan perilaku masyarakat.

PBL 4 B2M2 – Paradigma Sehat 3


3. Faktor Pelayanan Masyarakat :
 Faktor ini dipengaruhi berdasarkan kualitas pelayanan Kesehatan yang tersedia.
4. Faktor Keturunan :
 Faktor yang tergantung berdasarkan asal usul keluarga atau riwayat keluarga individu.

Dalam skenario ini Faktor Lingkungan yang paling berpengaruh dikarenakan penyebaran
melalui agent dapat dicegah melalui penyuluhan (Promotif). Selain itu Faktor sosial juga tidak
kalah penting, jika masyarakat berfikir harus mengucilkan pengidap kusta maka permasalahan
ini akan menjadi semakin rumit. Pada Faktor pelayanan masyarakat peran Puskesmas juga sangat
penting. Puskesmas dapat melakukan Promotif tentang penyakit kusta agar warga bisa mencegah
pelularan penyakit kusta tersebut.

Faktor – Faktor Penularan Penyakit

Faktor – Faktor Penularan penyakit memiliki 3 pemeran utama, yaitu Host, Agent, dan
Envoriment. 7

1. Host
 Merupakan pengidap penyakit. Dalam skenario ini Host merupakan masyarakat
Kecamatan Telaga Sari yang tertular penyakit Kusta. Host dalam skenario ini berperan
sebagai sumber utama sekaligus penderita dalam skenario ini.
2. Agent
 Merupakan penyebab sakit. Dalam skenario ini Mycobacterium leypra merupakan
agen sumber penyakit. Karena karena bakteri ini Masyarakat Telaga Sari mengidap
penyakit kusta.
3. Enviroment
 Merupakan lingkungan yang dibutuhkan Host dan Agent untuk hidup. Dalam skenario
ini Lingkungan Kecamatan Telaga Sari merupakan media untuk Masyarakat Telaga Sari

PBL 4 B2M2 – Paradigma Sehat 3


(host) bertahan hidup, sedangkan Masyarakat yang terjangkit penyakit kusta merupakan
media untuk Mycobacteria leypra (Agent) untuk bertahan hidup.

Pencegahan terhadap penyakit

Pencegahan Penyakit bisa dilakukan dengan 4 cara, yaitu Promotif, Preventif, Kuratif,
dan Rehabilitatif. Dalam skenario ini kita dapat menggunakan 3 metode yaitu Promotif,
Prefentif, dan kuratif.

1. Kuratif
 berasal dari kata cure yang berarti menyembuhkan. Metode kuratif ini dapat
digunakan untuk melakukan penyembuhan terhadap pengidap penyakit kusta. Penyebab
Kusta merupakan bakteri, Sehingga dapat disembuhkan dengan antibiotik meskipun
membutuhkan jangka waktu yang cukup lama.
2. Prefentif
 berasal dari kata prefent yang berarti mencegah. Metode Prefentif ini dapat dilakukan
untuk mencegah penyebaran penyakit kusta ini dengan cara memberi pengetahuan lebih
tentang penyakit kusta yang meresahkan penduduk.
3. Promotif
 berasal dari kata promo yang berarti mempromosikan. Metode Promotif dapat
dilakukan untuk mematahkan dogma masyarakat tentang pendangan penyakit kusta
merupakan kutukan dari tuhan atau penyakit kusta adalah penyakit yang tidak dapat
sembuh, agar masyarakat dapat mendukung penyembuhan pengidap kusta bukan
mengucilkannya.

Hipotesis

Penyakit kusta yang terjadi dikecamatan Telaga Sari merupakan Kejadian Luar Biasa.
Menurut prinsip Epidemiologis Deskriptif, ada 17 warga Telaga Sari yang terinfeksi kusta. Salah

PBL 4 B2M2 – Paradigma Sehat 3


satu dari mereka sudah terjangkit kusta untuk yang kedua kalinya. Orang tersebut dapat menjadi
Host yang merupakan media Mycobacteria leypra (agent) untuk berkembang biak dan
menularkan kepada Host yang lain.

Kesimpulan

Dari skenario ini saya menyimpulkan bahwa KLB dikecamatan Telaga Sari disebabkan
karena ada warga yang tidak sembuh dengan sempurna sehingga menularkan Mycobacteria
leypra kepada masyarakat yang belum pernah mengidap penyakit ini sebelumnya. Penyembuhan
yang tidak tuntas dapat menyebabkan wabah disuatu daerah. Oleh sebab itu pengobatan hingga
tuntas sangat lah penting untuk mencegah penularan penyakit tersebut. Dengan melalui metode
Kuratif, Preventif, Promotif, dan Rehabilitatif setidaknya Penyakit tersebut bisa dicegah agar
tidak banyak menularkan kepada masyarakat sekitar.

Daftar Pustaka

1) Depkes. Temukan Kusta Sejak Dini: Tidak Ada Kecacatan, Tidak Ada Stigma. Jakarta.
Departemen Kesehatan Nasional. 2017. Diunduh dari
http://www.depkes.go.id/article/view/17013000001/temukan-kusta-sejak-dini-tidak-ada-
kecacatan-tidak-ada-stigma-.html. Pada tanggal 23 November 2018.
2) WHO. 1948 WHO definition of health. Genewa. World Health Organitation. 2011.
Diunduh dari
http://www.euro.who.int/__data/assets/pdf_file/0003/152184/RD_Dastein_speech_wellb
eing_07Oct.pdf. Pada Tanggal 23 November 2018.
3) Depkes. Infodatin Kusta. Jakarta. Departemen Kesehatan Nasional. 2015. P.1. Diunduh
dari http://www.depkes.go.id/download.php%3Ffile
%3Ddownload/pusdatin/infodatin/infodatin_kusta.pdf&ved=2ahUKEwjFzrqX_ureAhW
KrY8KHcSyDEkQFjAAegQIBBAB&usg=AOvVaw2S3tvQPL8Mrc9FiDMbns18. Pada
tanggal 23 November 2018.

PBL 4 B2M2 – Paradigma Sehat 3


4) Rajab W. Buku ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2009. Diunduh dari
http://www.academia.edu/10200082/Epidemiologi_Deskriptif_-_Tsabit. Pada tanggal 23
November 2018.
5) Darmawan A. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular. Jambi. Universitas
Kedokteran Jambi. 2016. Diunduh dari
https://media.neliti.com/media/publications/70642-ID-none.pdf. Pada tanggal 23
November 2018.
6) Fitriany MS, Farouk H, Taqwa R. Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Kesehatan
Lingkungan (Studi di Desa Segiguk sebagai Salah Satu Desa Penyangga Kawasan Hutan
Suaka Margasatwa Gunung Raya Ogan Komering Ulu Selatan). Palembang. Universitas
Sriwijaya. 2016. Diunduh dari https://media.neliti.com/media/publications/168118-ID-
perilaku-masyarakat-dalam-pengelolaan-ke.pdf. Pada tanggal 24 November 2018.
7) Gambar 1.1. dikutip dari https://www.bastamanography.id/teori-h-l-blum/. Pada tanggal
24 November 2018.

PBL 4 B2M2 – Paradigma Sehat 3

Anda mungkin juga menyukai