Anda di halaman 1dari 43

Absorpsi pada Menara

Plate dan Packed


Anang Takwanto
Absorbsi

Absorpsi adalah proses perpindahan massa dimana solute


uap A pada campuran gas ke liquid yang melarutkan solute
A. Sehingga gas A terpisah dari campuran gas. Campuran
gas berisi solute A dan gas inert (B).
Anang Takwanto
Contoh-Contoh Proses Absorpsi

▪ Pemisahan gas amonia dari campuran udara-amonia dengan


menggunakan air, solute kemudian dimurnikan dengan
distillasi.
▪ Pemisahan gas SO3 dari campuran udara-SO3 dengan
menggunakan air. Gas SO3 larut dalam air sedangkan udara
tidak, sehingga SO3 terpisah dari udara.
▪ Pemisahan uap Aceton dari campurannya dengan udara
menggunakan air.
Anang Takwanto
Macam-Macam Menara Plate/Tray

1. Sieve Tray, digunakan untuk absorpsi gas dan distillasi. Alat ini
terdiri dari plate berlubang diameter 3 – 12 mm. Total lubang
5 – 15 % dari luas tray.
2. Valve tray, merupakan modifikasi dari sieve tray, dimana tiap
lubang diberi tutup yang bisa digeser-geser, buka-tutup. Biaya alat
20% lebih mahal dari sieve tray.
3. Bubble cap tray, tiap lubang pada tray diberi tutup seperti helm
berlubang(slot) untuk aliran gas.
Anang Takwanto
Gambar Sieve dan Bubble Cap Tray
Anang Takwanto
Packed Tower for Absorption
▪ Digunakan absorpsi gas – liquid dengan kontak berlawanan arah secara
kontinyu.
▪ Ruang kosong 60 – 90%
▪ Packing berukuran 3 – 75 mm
▪ Macam-macam bahan packing : bentuk cip, clay, porcelin, graphite, dan
plastik.
▪ Macam packing tumpukan : wood grids, drip-point grids, spiral partition
ring, dll.
Anang Takwanto

▪ Macam packing menara : rashig ring, lessing ring, berl saddle, pall ring.
Anang Takwanto
Anang Takwanto
Flooding velocity, adalah kecepatan aliran gas pada menara packed
berada pada batas atas, diatas kecepatan ini menara tidak dapat
beroperasi, air tidak dapat mengalir.

Loading point adalah laju aliran gas di menara packed yang pada batas
rendah sehingg air akan menembus lubang menara dan gas tidak
dapat naik, maka operasi gagal.
Anang Takwanto
Anang Takwanto
L’ (x0/1-x0 ) + V’(yN+1/1 – yN+1 ) = L’(xN /1- xN ) + V’(y1/1-y1) …10.6.1
Persamaan 10.6-1 merupakan persamaan neraca massa total dari
gambar 10.6-4, dimana V’ adalah laju aliran inert udara, kg inert
udara/s.m2 dan L’ adalah laju aliran inert solvent air/s.m2 .
Untuk gambar 10.6-4 yang dibatasi garis putus-putus, persamaan 10.6-1
menjadi :
L’ (x0/1-x0 ) + V’(yn+1/1 – yn+1 ) = L’(xn /1- xn ) + V’(y1/1-y1) …10.6.2
Anang Takwanto

Dimana : x = fraksi mol A pd liquid y = fraksi mol A pada gas.


Penentuan Jumlah Tray secara Grafis

Gambar persamaan garis operasi (10.6-4) y vs x, akan diperoleh garis.


Jika x dan y sangat encer maka (1 –y) dan (1- x) sama dengan 1, maka
garis operasi mendekati lurus, dengan slope = L’/V’.
Jumlah tray teoritis ditentukan dengan tahapan sederhana seperti yang
dikerjakan pada Fig.10.3.3. untuk proses multi-stage berlawanan
arah.
Anang Takwanto
CONTOH 10.6-1 ABSORPSI SO2 PADA TRAY TOWER

Suatu tray tower didesain untuk meng-absorpsi SO2 dari aliran udara
dengan menggunakan air murni pada 293 K. Gas masuk mengandung 20%
mol SO3 dan meninggalkan menara 2% mol pada tekanan total 101,3 kPa.
Laju aliran udara inert 150 kg udara/jam.m2 dan laju aliran air masuk 6000
kg air/jam.m2 . Anggap effisiensi tray overall 25%, berapa banyak tray
teoritis dan actual yang diperlukan ?Asumsi tower beroperasi pada suhu
293 K.
Anang Takwanto
Jawaban contoh 10.6-1

Pertama hitung laju aliran molar,


V’ = 150/29 = 5,18 kgmol inert udr/jam.m2
L’ = 6000/18 = 333 kgmol inert air/jam.m2
Pakai gambar 10.6-4, dimana :
yN+1 = 0,20 y1 = 0,02 x0 = 0 Masukkan pada pers. 10.6-1 untuk menghitung xN .
333(0/1-0) + 5,18(0,2/1- 0,2) = 333(xN /1 –xN ) + 5,18(0,02/1-0,02)
Anang Takwanto

xN = 0,00355
Gunakan persamaan 10.6-2 :
▪ 333(0/1-0) + 5,18(yn+1 /1- yn+1) = 333(xn /1- xn ) + 5,18(0,02/1- 0,02)
Kalau kita masukkan yn+1 = 0,07
▪ 0 + 5,18(0,07 /1- 0,07) = 333(xn /1- xn ) + 5,18(0,02/1- 0,02)
Pada persamaan diatas maka diperoleh xn = 0,000855. Apabila digunakan titik
lain, yn+1 = 0,13 diperoleh xn = 0,0021. Dengan dua titik diatas dan bawah
ditambah dua titik ditengah, bila diplot pada kertas grafik, akan diperoleh
gambar 10.6-5.
Data keseimbangan x dan y sistem SO2 -air diambil dari Appendix A-3-19.
Tray teoritis diperoleh = 2,4 buah
Anang Takwanto

Tray actual = 2,4/0,25 = 9,6 buah tray.


Untuk penentuan jumlah tray lihat : gambar 10.6.5
Anang Takwanto
Anang Takwanto
SKEMA PACKED TOWER
Anang Takwanto
DESAIN PACKED TOWER UNTUK ABSORPSI
Penurunan garis operasi, untuk solute A melewati suatu gas stagnan
ke liquid stagnan. Persamaan neraca massa komponen A overall
untuk menara absorpsi sbb :
.......10.6.3

Dimana : L’ = kgmol inert liquid/s.


V’ = kgmol inert gas/s.
Anang Takwanto
Aliran L’ dan V’ besarnya konstan selama melewati menara, tetapi total
aliran L dan V tidak konstan.
Persamaan neraca massa daerah yang dibatasi garis putus-putus
adalah sbb :

Persamaan diatas jika diplot akan menjadi kurva garis seperti gambar
grafik berikut.
Anang Takwanto
Biasanya aliran V1 , dan L2 disetting, demikian konsentrasi y1 , y2 ,
x2 juga sudah diset. X1 dihitung dari persamaan 10.6-3.
Pada saat L’ minimum harga x1 menjadi x1 max. dimana L’ min.
Pada titik P, driving force = 0.
y – yӿ = 0 y – yi = 0 xӿ - x = 0 dan
xi - x = 0
L besar diameter menara lebar, L kecil menara diameternya kecil,
memanjang.
Anang Takwanto
Persamaan 10.6-4 dapat ditulis dalam bentuk tekanan
parsial p1 dari A dimana : y1/(1-y1) = p1/ (P – p1) dan juga
apabila encer (1 –x) dan (1 –y) dianggap 1 persamaan
diatas menjadi :

L’x + V’y1 = L’x1 + V’y … (10.6-6)

Dimana : L’/V’ = slope garis operasi dari grs lurus,


harganya min bila grs operasi menyentuh grs
kesetimbangan, pada titik P. Berarti harga L’ min.
Apabila slope = 1,5 L’/V’ , akan diperoleh L’ optimum.
Anang Takwanto
METODE SEDERHANA ABSORPSI GAS ENCER
PADA PACKED TOWER
(V/S) (y1 –y2 ) = k‘y az (y – yi )M 10.6-29.

(L/S) (x1 - x2 ) = k’x az ( xi - x)M 10.6-30.

(V/S) (y1 - y2 ) = K’y az (y – yӿ )M 10.6-31.

(L/S) (x1 - x2 ) = K’x az ( xӿ - x)M 10.6-32.


Anang Takwanto
Anang Takwanto
Pada awalnya slope dihitung dengan rumus :
..........10.6.33

Dari persamaan operating line (10.6-5), telah ditunjukkan pada


Fig. 10.6-9 sebagai garis lurus. Perhitungan dari V1, V2, dan
V = (V1 + V2 )/2, juga perhitungan L1, L2, L = (L1 + L2 )/2
av av
Anang Takwanto
CONTOH 10.6-2

Aceton di absorpsi dengan air pada suatu menara berpacking


dengan luas penampang 0,186 m2 pada suhu 293 K dan
tekanan 101,32 kPa. Udara masuk mengandung 2,6% mol
aceton dan keluar 0,5%. Aliran gas 13,65 kgmol udara
inert/jam. Air murni masuk dengan laju 45,36 kgmol air/jam.
k’y a = 3,78 x 10-2 kgmol/s.m3 dan k’x a = 6,16 x 10-2
kgmol/s.m3 . Data kesetimbangan diberikan pada Appendix
A-3.
(a). Hitung tinggi menara menggunakan k’y
(b). Ulangi dengan menggunakan k’x
Anang Takwanto

(c). Hitung K’y dan tinggi menara absorpsi !


Penyelesaian:
Dari Appendix A-3 untuk Aceton – air , xA = 0,0333 didapat pA = 30/760 = 0,0395 maka persamaan
garis kesetimbangan : yA = m xA atau 0,0395= m(0,0333).
0,0395 = m (0,0333) , jadi m = 1,186x sehingga persamaan grs kesetimbangan adalah :
y = 1,186x
Kemudian digambar pada fig.10.6-10.
Dengan data : L’ = 45,36 kgmol/h ; V’ = 13,65 kgmol/h;
y1 = 0,026 ; y2 = 0,005 dan x2 = 0 disubstitusi ke persamaan 10.6-3.
45,36(0/1-0) + 13,65(0,026/1- 0,026) = 45,36(x1 /1 – x1 ) + 13,65 ( 0,005/ 1- 0,005)
X1= 0,00648
Anang Takwanto
Diperoleh : x1 = 0,00648 kemudian titik-titik (y1 ,x 1 ) dan ( y2 , x2
) digambar pada fig.10.6.10 akan diperoleh garis lurus sebagai
garis operasi.
Slope = - {k’x a/(1 – x1 )}/{k’y a/(1 – y1 )} 10.6-31
= - 1,60
Dengan slope = -1,60 digambar pada 10.6-10.
Memotong garis kstb, didapat xi1 dan yi1 , y1ӿ dan x1ӿ
Anang Takwanto
Anang Takwanto
xi1 = 0,0130 dan yi1 = 0,0154 , y1ӿ = 0,0077
Jadi untuk persamaan pertama menggunakan persamaan 10.6-33 di
substitusikan kedalam persamaan 10.4-6
• (1 – y)iM = 0,976 dan
Persamaan 10.4-7
• (1 – x)iM = 0,993
Dengan persamaan 10.6-33, slope = -1,61 dan pada titik X2,Y2 didapat
slope = -1,62 , diperoleh yi2 = 0,002 , xi2 = 0,0018 dan y2 ӿ = 0 dan masukkan ke
persm.(10.6-27) diperoleh :
Anang Takwanto

(y – yi )M = 0,0062
V1 = V’/(1 – y1 ) = 13,65/3600(1 – 0,026)
= 3,893x 10-3 kgmol/s
V2 = V’/ (1 – y2 ) = 13,65/3600(1 – 0,005)
= 3,811x 10-3 kgmol/s
Vav = (V1 + V2 )/2 = 3,852 x 10-3 kgmol/s

L’ = L1 = L2 = Lav =45,36/3600 = 1,260 x 10-2 kgmol/s.


Anang Takwanto
a/. (V/S) (y1 –y2 ) = k‘yaz (y – yi )M 10.6-26
(3,852x10-3/0,186)(0,026 – 0,005) = (3,78x10-2 )z.(0,00602)
z = 1,911 m
b/. (xi - x)M = 0,00368
(L/S) (x1 - x2 ) = k’x az ( xi - x)M 10.6-27
(1,26x10-2 /0,186 )(0,00648 – 0 ) = (6,16 x 10-2 ) z (0,00368 )
z = 1,936 m
c/. K’y a = 2,183 x 10-2 kgmol/s.m3 .mol fraksi
Anang Takwanto

(V/S) (y1 - y2 ) = K’y az (y – yӿ )M 10.6-28


z = 1,944 m
DESAIN PACKED TOWER USING TRANSFER
UNITS
Anang Takwanto
Anang Takwanto
Anang Takwanto
Keterangan :
Z = tinggi menara/tower, m
HG = tinggi satu unit transfer yang didasarkan pada film gas, m
HL = tinggi satu transfer unit yang didasarkan pada lapisan/film liquid, m
HOG = tinggi satu unit transfer yang didasarkan pada overall gas, m
HOL = tinggi satu unit transfer yang didasarkan pada overall liquid, m.
NG = jumlah transfer unit yang didasarkan pada film gas, unit trasfer.
NL = jumlah transfer unit yang didasarkan pada film liquid, unit transfer.
Anang Takwanto

NOG = jumlah transfer unit yang didasarkan pada overall gas, unit transfer.
NOL = jumlah transfer unit yang didasarkan pada overll liquid, unit transfer.
EXAMPLE 10.6-3 Use of Transfer Unit
for Packed Tower

Aceton di absorpsi dengan air pada suatu menara berpacking dengan luas
penampang 0,186 m2 pada suhu 293 K dan tekanan 101,32 kPa. Udara
masuk mengandung 2,6% mol aceton dan keluar 0,5%. Aliran gas 13,65
kgmol udara inert/jam. Air murni masuk dengan laju 45,36 kgmol air/jam.
k’y a = 3,78 x 10-2 kgmol/s.m3 dan k’x a = 6,16 x 10-2 kgmol/s.m3 . Data
kesetimbangan diberikan pada Appendix A-3.
a) Gunakan HG dan NG untuk menghitung ketinggian tower
b) Gunakan HOG dan NOG untuk menghitung ketinggian tower
Anang Takwanto
SOLUTION
▪ Untuk bagian ,
a) Kya = 3.78 x 10-2 kgmol/s.m3 mol frac dari contoh 10.6-2 dari pers.
(10.6-36)

Rata- rata V adalah 3.852 x 10-3 kgmol/s dan S= 0.186m2. subtitusi


dan selesaikan
Anang Takwanto
Saat larutan encer, bilangan dari transfer unit dari pers. (10.6-41)

Kondisi dalam tanda kurung besar akan dievaluasi pada poin 1 dan poin 2. pada poin
y1= 0.0266, yi1= 0.0154 dari contoh10.6-2. juga dari (10.6-4) dalam contoh 10.6-2
(1-y)im= 0.979. juga 1- y =1- 0.026= 0.974. kemudian pada poin 1
Anang Takwanto
• Pada poin y2= 0.005 , yi2= 0.002, subtitusikan ke pers. (10.4-
6) (1-y)im= 0.997 dan 1- y= 1- 0.005= 0.995, maka pada poin
2:

Karena nilai dari tanda kurung besar jika dirata rata menjadi

maka menggunakan integral


Anang Takwanto
▪ Dari contoh 10.6-2 (y-yi)m= 0.00602. subtitusikan pers. (10.6-23)
ke pers (10.6-45)

▪ Subtitusi

Akhirnya, subtitusi lagi ke pers 10.6-46


Z= HGNG= (0.548)(3.50)= 1.918m
Anang Takwanto
Bagian b)
▪ Menggunakan Kya= 2.183 x 10-2 kgmol/s.m3. mol fraction dari
contoh 10.6-2 dan subtitusi ke pers. 10.6-38

▪ Bilangan transfer unit dari pers (10.6-43) digunakan apabila mirip


dengan pengintegrasian pada pers. (10.6-23)
Anang Takwanto
▪ Subtitusikan (y- y*)m= 0.01025 dari contoh 10.6-2 dan yang
diketahui ke pers. 10.6-47dan masukkan dalam tanda kurung besar

Akhirnya dengan pers 10.6-40


z= HOGNOG= 0.949 (2.05)=1.945m
Catatan, bahwa bilangan dari transfer unit NOG 2.05 tidak sama
sebagai NG yaitu 3.50
Anang Takwanto

Anda mungkin juga menyukai