Anda di halaman 1dari 13

PERANAN KECERDASAN BUATAN

DALAM BISNIS DAN TANTANGAN DAN PELUANG


BISNIS DIGITAL DI ERA INDUSTRI 4.0

Oleh Kelompok 1
Nama Anggota :
Dian Hasna AD (7101418007)
Hetik Wulandari (7101418122)
Annisa Ambarwati (7101418136)
Alfiantika A S (7101418193)
Fitri Ayu L (7101418224)
Siswi Putri S (7101418237)
Puji Lestari (7101418252)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
APRIL 2021
DAFTAR ISI

Cover ...............................................................................................................

Daftar Isi ......................................................................................................... i

Peran AI (Kecerdasan Buatan) ..................................................................... 1

Tantangan Bisnis Digital ............................................................................... 3

Peluang Bisnis Digital di era 4.0 ................................................................... 5

Kasus I ............................................................................................................. 8

Kasus II ........................................................................................................... 9

Daftar Pustaka ................................................................................................ 10

i
Dian Hasna Armeika (NIM : 7101418007)

A. Peran AI (Kecerdasan Buatan)


Teknologi Kecerdasan buatan digunakan dalam berbagai cara untuk
memperbaiki pendukung keputusan yang di sediakan bagi manajer dan praktisi
bisnis di banyak perusahaan. Perusahan terkemuka di banyak industri
menggunakan teknologi AI sebagai bahan penting dalam aplikasi bisnis
strategi.
Cara terbaik untuk menguji teknologi baru adalah dengan
mengimplementasikannya langsung di lapangan, khususnya dalam berbisnis.
Integrasi artificial intelligence ke dalam strategi marketing bisnis akan
membantu untuk dapat terus berkompetisi dengan pelaku bisnis lainnya.
Terutama untuk bisnis kecil menengah agar belajar dari perusahaan besar yang
sudah memanfaatkan teknologi AI.
1. Search Marketing
AI merupakan pilihan yang paling mudah diakses bagi startup dan merek-
merek kecil yang ingin menjangkau komunitas lokal. AI tidak hanya
membantu mengoptimalkan keyword campaign, performa situs dan tag yang
relevan, tetapi juga menghemat biaya dari yang biasanya dikeluarkan.
Pemanfaatan AI dalam search marketing sudah dicoba dan menjadi strategi
jitu bagi merek-merek besar. Tidak heran bila di masa mendatang bisnis
kecil dan startup juga akan mengadaptasi teknologi yang sama untuk voice
search marketing.
2. Target Display
Dengan kecanggihan AI dalam mempelajari perilaku konsumen dan
mengadaptasinya ke dalam bentuk pesan dan gambar paling menarik
sudah semakin baik saja. Contoh paling mudah ditemui adalah thumbnails
film dan serial TV Netflix yang kerap berubah. Hal itu memanfaatkan
algoritma yang mempelajari perilaku menonton Anda. Untuk perusahaan
yang tidak sebesar Netflix masih bisa memanfaatkan AI untuk membantu
mempelajari mana gambar, teks, serta warna yang banyak mendapat klik
dan mana yang tidak.
3. Iklan Sosial Media
Iklan di sosial media memiliki kemampuan untuk menargetkan audiens
secara spesifik. Bila dipadukan dengan AI, ini bisa menjadi perangkat
marketing yang efektif untuk mendorong penjualan. AI juga dapat secara
teratur memperbarui dan mengoptimalkan iklan untuk mendorong
kunjungan serta keterlibatan dari audiens yang Anda targetkan. Perangkat
seperti ini sudah menjadi startegi inti dari agensi digital dan publisis, dan
kini juga sudah bisa dimanfaatkan oleh bisnis skala kecil dan menengah.
4. Customer Service

1
Pelayanan pelanggan tidak bisa dianggap sebelah mata oleh para pelaku
bisnis. Bahkan, berdasarkan riset yang dilakukan oleh Microsoft, didapati
data bahwa sekitar 50% orang akan berhenti melakukan transaksi dengan
sebuah merek ketika mereka mengalami layanan yang buruk dengan
merek tersebut. Karena itulah kini sebagian besar perusahaan yang sudah
melek teknologi akan memanfaatkan Zendesk, Magento, atau Salesforce
untuk mengoptimalkan layanan pelanggan dengan waktu respon yang
lebih cepat dan memuaskan.
5. Akunting dan Keuangan
Diperkirakan ada lebih dari 80% tugas seputar akunting dan keuangan
yang akan diotomatisasi dalam beberapa tahun ke depan. Sebagai contoh,
sebuah produk cognitive computer dapat 'membaca' ribuan halaman
kontrak atau surat perjanjian, sekaligus membuat kesimpulan secara
instant berdasarkan kriteria Anda. Dengan AI Anda juga bisa memprediksi
valuasi aset dari balance sheet klien.
6. Sumber Daya Manusia
Mencari kandidat yang tepat bagi perusahaan sungguh menguras
tenaga dan membuang banyak waktu. Lain soal bila Anda memanfaatkan
teknologi AI berdasarkan aplikasi pengenalan wajah (facial recognition)
untuk melakukan wawancara sekaligus mengevaluasi mereka.

Sumber Referensi : https://ofiskita.com/articles/detail/peran-ai-dalam-


memajukan-bisnis

Puji Lestari (NIM : 7101418252)

Kecerdasan buatan dalam tujuan bisnis, antara lain:

 Meningkatkan layanan pelanggan (chatbot)


Berperan penting dalam hubungannya dengan layanan jasa atau
produk yang membutuhkan interaksi dengan pelanggan
 Deteksi fraud
AI merupakan alat yang berharga dalam melawan fraud. Dengan
memasukkan data dan algoritma yang benar, AI bisa digunakan untuk
mendeteksi fraud dengan sangat baik dan cepat.
 Cyber security (face recognition)
Kecerdasan buatan dapat membantu perusahaan untuk
mengidentifikasi ancaman dan menemukan korelasinya dengan potensi
risiko secara cepat. Praktik deteksi otomatis ini akan mampu
meminimalisir human error selama proses berlangsung. Berkat dukungan

2
machine learning, kecerdasan buatan dapat beradaptasi dari pengalaman
dan pola sebab akibat.
 Pengelolaan lalu lintas
Kecerdasan buatan digunakan untuk mencapai penyediaan data dan
informasi terintegrasi dan berkualitas. Pekerjaan bersifat teknis
administrasi dan pengolahan data yang sebelumnya manual, dapat beralih
dengan memanfaatkan teknologi, sehingga lebih efisien dan
mempersingkat waktu.

Penerapan Kecerdasan buatan secara tepat dapat mengurangi biaya


operasional bisnis, meningkatkan pendapatan, dan mengoptimalkan penggunaan
aset perusahaan melalui 4P:

 Proyeksi masa depan


 Produksi barang dan jasa dengan lebih murah
 Promosi produk secara tepat
 Peningkatan layanan terhadap pelanggan.

Sumber Referensi : https://www.studilmu.com/blogs/details/mengapa-artificial-


intelligence-penting-untuk-layanan-pelanggan

Hetik Wulandari (NIM : 7101418122)

B. Tantangan Bisnis
Tantangan bisnis digital diera industri 4.0
1. Transformasi Digital
Dimana transformasi digital setiap harinya semakin maju dan
canggih, tetapi. dari masyarakat indonesia masih belum bisa menangani
dengan efektif karena kurangnya ilmu dan dorongan dari pemerintah.
Adanya teknologi yang semakin maju dan dukungan edukasi yang
diberikan pemerintah dapat membantu masyarakat Indonesia untuk
memajukan dan mengembangkan bisnis yang mereka miliki.
2. Kecepatan
Bagi Masyarakat indonesia yang menjadi pembisnis di tuntut untuk
memberikan layanan serta produk harus serba cepat dan praktis. Dengan
kemajuan teknologi seperti sekarang akan membantu pembisnis untuk
mempermudah bagian produksi maupun pelayanan sehingga menjadikan
bisnisnya menjadi lebih efektif.
3. Sumber Daya Manusia

3
Tantangan yang sebenarnya muncul dari sumber daya manusia itu
sendiri. Kurangnya edukasi, minat, dan semangat dari SDM yang akan
menjadi tantangan terbesar di era industri 4.0 ini. Dengan begitu akan
menjadikan Indonesia ter Itinggal dengan negara yang sudah siap dan kuat
didalam menghadapi era industri 4.0
4. Kurangnya Dukungan Pemimpin
Tanpa dukungan dari pemerintah, masalah industri 4.0 di Indonesia
tidak akan bisa diselesaikan secara global. Karena peran pemerintah sangat
penting untuk meningkatkan SDM di Indonesia, melalui kuasanya
pemerintah bisa memberikan akses untuk menggerakkan SDM di
Indonesia untuk siap menghadapi revolusi industri 4.0. Sehingga dengan
dukungan dari pemerintah akan memajukan dan mengembangkan bisnis
digital di Indonesia.

Sumber Referensi : https://winstarlink.com/waspadai-tantangan-bisnis-di-era-


industri-digital-4-0/

Siswi Putri S (NIM : 7101418237)

Tantangan bisnis digital di era industri 4.0 (menurut Wolter pada artikel era
industri 4.0: tantangan dan peluang perkembangan pendidikan kejuruan Indonesia
oleh prof. Dr. H. Muhammad Yahya M.Kes., M.Eng.)

1) Masalah keamanan teknologi informasi


Bagi Indonesia taktik Keamanan teknologi dan Informasi sangat
diperlukan sebab Indonesia sendiri menjadi negara no tiga yg rentan terhadap
Malware (software utk mencuri data dll) shg keamanan teknologi dan
informasi harus menjadi bagian dari perencanaan transformasi bisnis digital
diindonesia. Dan untuk mewujudkan kesadaran akan keamanan teknologi &
informasi dapat dimulai dari diri sendiri dengan memahami pemanfaatan
Internet of Things disekitar untuk menjamin keamanan data dan privasi
didunia maya.
2) Keandalan dan stabilitas mesin produksi
Keandalan : dapat dipercaya dan stabilitas : Kestabilan. Penggunaan alat
produksi pada bisnis digital tentunya akan sangat efesien dari segi waktu
maupun kuantitas sehingga biasanya pelaku usaha terbiasa menggunakan
mesin terus menerus tanpa perawatan yang memadahi. Dan dari tantangan ini
pelaku usaha harus memberikan fokus tersendiri terhadap reparasi dan
pemeliharaan mesin sehingga mesin produksi dapat terjaga keandalannya dan
stabilitasnya.
3) Kurangnya keterampilan yang memadai

4
Dengan berkembangnya bisnis digital tntunya akan menurunkan beberapa
ketrampilan yang dimiliki oleh manusia sebagai contoh. E- Marketing dimana
biasanya seseorang memiliki kemampuan berbicaradlm iklan yang baik akan
berkurang ketika sekarang marketing dilakukan hanya dengan animasi dan
suara
4) Keengganan untuk berubah oleh para pemangku kepentingan
Pemangku kepentingan:
 pemerintah
 pemilik
 pemegang saham
 customer dll

Misal pemilik usaha yang enggan berubah untuk sebuah inovasi yang lebih
baik dikarenakan investasi yang terlalu besar atau menganggap dengan apa
yang ada skrang udh lebih dari cukup.

5) Hilangnya banyak pekerjaan karena berubah menjadi otomatisasi


Kemajuan teknologi memungkinkan terjadinya otomatisasi hampir di
semua bidang. Teknologi dan pendekatan baru yang menggabungkan dunia
fisik, digital, dan biologi secara fundamental akan mengubah pola hidup dan
interaksi manusia (Tjandrawinata, 2016).
 Suzuki indomobil sales dicikarang proses building sdh robtic
 Penjaga tol
 Cleaning service dibandara

Sumber Referensi : https://core.ac.uk/download/pdf/154762984.pdf

Annisa Ambarwati (NIM : 71014181136)

C. Peluang bisnis digital di era 4.0

Revolusi Industri

Internet
Peluang Bisnis

5
Revolusi industri 4.0. Dimana Industri 4.0 adalah industri yang
menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber. Ini merupakan
tren otomatisasi dan pertukaran data dalam teknologi manufaktur. Pada era ini,
industri mulai menyentuh dunia virtual, membentuk konektivitas antar manusia,
mesin dan dat, yang dikenal dengan nama Internet of Things (IoT).

Revolusi industri 4.0 sebagai sebuah lompatan besar disektor industri


dimana teknologi informasi dan komunikasi seperti internet dapat dimanfaatkan
sepenuhnya guna mencapai efisiensi. Dengan memanfaatkan internet peluang
bisnis pun bisa di ciptakan dan dimanfaatkan.

Dampak pada bisnis : ada empat efek utama yang dimiliki Revolusi
Industri 4.0 pada bisnis. Yaitu pada harapan pelanggan, pada peningkatan produk,
pada inovasi kolaboratif, dan pada bentuk organisasi.

Baik konsumen atau bisnis, pelanggan semakin berada di pusat ekonomi,


yang semuanya berkaitan dengan peningkatan cara pelanggan dilayani. Selain itu,
produk dan layanan fisik kini dapat ditingkatkan dengan kemampuan digital yang
meningkatkan nilainya. Teknologi baru membuat aset lebih tahan lama dan awet,
sementara data dan analitik mengubah cara mereka mencari peluang.

Pengalaman pelanggan, layanan berbasis data, dan kinerja aset melalui


analitik, membutuhkan bentuk kolaborasi baru, terutama mengingat kecepatan di
mana inovasi dan gangguan terjadi. Dan kemunculan platform global dan model
bisnis baru lain yang pada akhirnya berarti bahwa bakat, budaya, dan bentuk
organisasi harus dipikirkan kembali.

Secara keseluruhan, perubahan tak terhindarkan dari digitalisasi sederhana


(Revolusi Industri 3) ke inovasi berdasarkan kombinasi teknologi (Revolusi
Industri 4.0) memaksa perusahaan untuk menguji kembali cara mereka melakukan
bisnis. Namun, intinya adalah sama: para pemimpin bisnis dan eksekutif senior
perlu memahami lingkungan mereka yang berubah, menantang asumsi tim operasi
mereka, dan berinovasi tanpa henti dan terus-menerus.

Sumber Referensi :
- https://www.jagoanhosting.com/blog/era-revolusi-industri-4-0/
- https://accurate.id/bisnis-ukm/revolusi-industri-4-0-pada-bisnis/

6
Fitri Ayu Lestari (NIM : 7101418224)

Peluang Bisnis Baru

 Fintech (financial technology)


 Software as a service (SaaS)
 Cloud hosting
 e-commerce
 On-Demand service
 Digital marketing

Fintech (financial technology) , yang berguna untuk memberikan kemudahan


dalam pengelolaan keuangan, bukan hanya itu fintech juga memberikan
kemudahan dalam usrusan pembayaran dalam transaksi jual beli. Apalagi dimasa
pandemi sekarang penggunaan techologi ini di rasa lebih aman dan efisien.
Contoh : Dana, link aja, flip-

Software as a service (SaaS), Pada era industri 4.0 nanti, peluang bisnis yang
akan banyak digunakan digunakan adalah bisnis pengembangan software as a
service. Dimana Anda membuat dan mengembangkan sebuah software sebagai
pihak ketiga yang dapat membantu segala aktivitas usaha lain. bentuk
penjaulannya berupa business-to-business artinya klien utama Anda adalah sama-
sama pebisnis. Contoh bisnis software as a service adalah aplikasi absensi,
software payroll, software akuntasi, atau software retensi konsumen atau CRM.

Cloud hosting, Cloud adalah salah satu teknik penyimpanan database yang
ringan dan sangat mudah diakses. Pada dasarnya, masyarakat pasti sudah pernah
menggunakan cloud tetapi tidak tahu kalau itu adalah cloud. Sebut saja Google
Drive dan Dropbox, kedua cloud yang paling sering digunakan di dalam industri
saat ini. Itulah yang membuat cloud hosting sangat laku di era industri 4.0 saat ini
karena sangat berdekatan dengan dunia industri dan proses bisnis.

E-commerce, adalah segala transaksi jual beli menggunakan media elektronik


salah satu model dari e-commerce sendiri adalah marketplace berbasis internet
yang memudahkan para konsumen dalam pembelian barang. Model e-commerce
seperti :

 Business to business (B2B) Electronic City — menjual perlengkapan


elektronik kantor dan rumah tangga Ralali — di samping peralatan kantor
dan rumah tangga juga menjual peralatan industri, restoran, dan pertanian
Mbiz — sama seperti Ralali, tetapi juga menyediakan jasa seperti
housekeeping dan perbaikan dinding.

7
 Business to consumer (B2C) Lazada — menyediakan fashion, aksesoris,
kosmetik, dan elektronik pribadi Blibli — seperti Lazada, namun juga
menjual perabotan, perlengkapan anak, peralatan olahraga. Shopee —
sama seperti Blibli.
 Consumer to consumer (C2C) OLX — menjual berbagai produk, mulai
dari keperluan pribadi hingga kendaraan dan perlatan rumah tangga
Tokopedia — seperti Shopee, tetapi pembeli juga dapat menemukan
barang bekas di sini Kaskus — merupakan forum terbuka, namun tidak
jarang digunakan pengguna untuk memasarkan barang bekas.
 Consumer to business (C2B) Freelancer — website di mana pekerja
freelance menawarkan keahlian pada bisnis yang membutuhkan Upwork
— sama seperti Freelanceri Stock — situs untuk bisnis yang
membutuhkan foto, video, dan ilustrasi digital untuk penggunaan
komersial.
 Business to public administration (B2A). Qlue — menyediakan perangkat
lunak untuk membantu kinerja perusahaan dan lembaga pemerintah,
termasuk sistem administrasi kendaraan dan aplikasi analitik Accela —
membantu pemerintah melakukan administrasi publik dengan konsep
software as a service On-Demand service.

Peluang bisnis di era revolusi industri 4.0 yang selanjutnya adalah on-demand
service. Sebenarnya, on-demand service sering digunakan oleh masyarakat,
seperti aplikasi transportasi online. Pada dasarnya on-demand service merupakan
sebuah layanan jasa yang hanya muncul di sekitar kita jika kita menginginkannya.

Digital marketing, contohnya RevoU perusahaan yang memberikan pelatihan


dan konselor ahli dibidang marketing.

Sumber Referensi : https://www.jurnal.id/id/blog/peluang-bisnis-baru-di-era-


revolusi-industri-4-0/

Alfiantika A. S. (NIM : 7101418193)

D. KASUS I

Terdapat penilaian keselarasan strategis antara bisnis dan IT yang terjadi


di perusahaan start-up digital di daerah Jawa yang merupakan pusat dari
pertumbuhan industri digital di Indonesia, yaitu diambil dari beberapa perusahaan
start up seperti Jakarta, Bandung, Bali, Purwokerto, dan Yogyakarta yang diwakili
oleh Divisi bisnis atau IT di dalam perusahaan tersebut.

8
Berdasarkan jurnal Gregorius Airlangga dengan judul "Mengukur tingkat
Keselaran IT dan Bisnis (Studi Kasus Perusahaan Start-up Digital Wilayah Jawa)"
pada kasus mengenai tingkat keselarasan strategi bisnis dan IT di perusahaan
start-up berada pada tingkat 3 (Nilai rata-rata 3,47) sehingga keselarasan antara IT
dan bisnis sudah mulai terbentuk. Kemudian dari hasil pengukuran keenam area
keselarasan IT dan Bisnis, area keselarasan tata kelola IT (TTIT) mendapatkan
nilai yang paling kecil sebesar 3,18 sedangkan kemitraan bisnis dengan
memperoleh nilai tertinggi yaitu 3,91. Dengan data tersebut dapat disimpulkan
bahwa hubungan antara bisnis dengan IT bisa dikatakan cukup baik.

Sumber Data : Airlangga, Gregorius. (2018). Mengukur Tingkat Information


Technology dan Bisnis (Studi Kasus Perusahaan Start-up Digital Wilayah Jawa)
.9(2), 54.

E. KASUS II

Instagram kini menjadi medsos terfavorit bagi generasi millenial di


Indonesia dengan jumlah lebih dari 45 juta pengguna dari Indonesia. Angka ini
meningkat secara signifikan dari 22 juta pengguna aktif di awal 2016 lalu. Dengan
demikian, Indonesia menjadi komunitas terbesar Instagram di Asia Pasifik.
Menurut Mark Zuckerberg, pendiri sekaligus CEO mengumumkan bahwa ada
lebih dari dua juta pengiklan aktif di Instagram dan 25 juta akun bisnis yang
terdaftar. Angka ini menunjukkan instagram banyak dipilih pengguna sebagai
media untuk berjualan. Sehingga fenomena digital influencer yang semakin
berkembang seiring perkembangan dunia digital.

Berdasarkan jurnal dari Lidya Wati Evelina dan Fitrie Handayani dengan
judul "Penggunaan Digital Influencer dalam Promosi Produk (Studi Kasus Akun
Instagram @bylizzieparra)". Digital Influencer dapat menyebarkan dengan cepat
pesan promosi sebuah produk di media sosial Instagram, juga memiliki kredibiitas
yang tinggi dan dapat menumbuhkan kepercayaan terhadap produk yang
dipromosikan. Melalui fasilitas share, tag, hastag, dan instastory membuat pesan
dapat tersebar dengan cepat.

Sumber Data : Evelina, Lidya Widyawati & Handayani, Fitrie. (2018).


Penggunaan Digitak Influencer dalam Promosi Produk (Studi Kasus Akun
Instagram @bylizzieparra), 1(1), 72-73.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://ofiskita.com/articles/detail/peran-ai-dalam-memajukan-bisnis

https://www.studilmu.com/blogs/details/mengapa-artificial-intelligence-penting-
untuk-layanan-pelanggan

https://winstarlink.com/waspadai-tantangan-bisnis-di-era-industri-digital-4-0/

https://core.ac.uk/download/pdf/154762984.pdf

https://www.jagoanhosting.com/blog/era-revolusi-industri-4-0/

https://accurate.id/bisnis-ukm/revolusi-industri-4-0-pada-bisnis/

https://www.jurnal.id/id/blog/peluang-bisnis-baru-di-era-revolusi-industri-4-0/

Airlangga, Gregorius. (2018). Mengukur Tingkat Information Technology


dan Bisnis (Studi Kasus Perusahaan Start-up Digital Wilayah Jawa) .9(2), 54.

Evelina, Lidya Widyawati & Handayani, Fitrie. (2018). Penggunaan


Digitak Influencer dalam Promosi Produk (Studi Kasus Akun Instagram
@bylizzieparra), 1(1), 72-73.

10
11

Anda mungkin juga menyukai