Analisis Hitung Tenaga Keperawatan
Analisis Hitung Tenaga Keperawatan
PENDAHULUAN
Keterangan :
TM : Tenaga Medis
TT : Tempat Tidur
TPP : Tenaga Paramedis Perawatan
TPNP : Tenaga Paramedis Non Perawatan
TNM : Tenaga Non Medis
Contoh Perhitungan :
1. Suatu RS tipe B dengan jumlah tempat tidur 300 buah, maka seorang pimpinan tenaga
keperawatan akan memperhitungkan jumlah tenaga keperawatan adalah :
a. 3/2 x 300 = 450
b. 4/2 x 300 = 600
c. Maka jumlah tenaga perawat yang dubuthkan untuk rumah sakit tersebut adalah
anatara 450 orang sampai dengan 600 orang
2. Bila rumah sakit tipe C dengan jumlah tempat tidur 100 buah, maka jumlah tenaga
perawat yang dibutuhkan adalah :
1/1 x 100 = 100, maka jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan adalah 100 orang
3. Bila rumah sakitnya tipe D dengan jumlah tempat tidur 75 buah, maka jumlah tenaga
perawat yang dibutuhkan adalah :
½ x 75 = 37,5 maka jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan adalah 40 orang
2.2 Cara Need
2
Cara ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja yang diperhitungkan
sendiri dan memenuhi standart profesi. Untuk menghitung seluruh kebutuhan tenaga,
diperlukan terlebih dahulu gambaran tentang jenis pelayanan yang diberikan kepada klien
selama dirumah sakit. Misalnya saja untuk klien yang berobat jalan, ia akan melalui atau
mendapatkan pelayanan antara lain pemberian karcis, pendaftaran, pemeriksaan
perawat/dokter, penyuluhan, pemeriksaan laboratorium, apotik dan sebagainya. Kemudian
dihitung standart waktu yang diperlukan agar pelayanan itu berjalan dengan baik.
Hundgins (1992) menggunakan standart waktu pelayanan klien sebagai berikut :
Lama Waktu (menit)
Tugas
Baru Lama
Pendaftaran 3 4
Pemeriksaan dokter 15 11
Pemeriksaan asisten dokter 18 11
Penyuluhan 51 0
Laboratorium 5 7
Contoh Perhitungan :
Rumah Sakit Mawar tipe B memberikan pelayanan kepada klilen rata-rata 500 orang
perhari, dimana 50% adalah klien baru, maka seorang pimpinan keperawatan akan
memperhitungkan jumlah tenaga sebagai berikut :
1. Tenaga yang diperlukan untuk bertugas dibagaian pendaftaran adalah : (3 + 4 )/2 =
3,5 x 500/240 = 7,29 (7 orang tenaga) jika ia bekerja dari jam 08.00 samapai jam 12.00
(240 menit)
2. Tenaga dokter yang dibutuhkan adalah : (15 + 11)/2 = 13 x 500/180 = 36,11 (36
orang dokter), jika ia bekerja dari jam 09.00 sampai 12.00 (180 menit)
3. Tenaga asisten dokter yang dibutuhkan adalah : (18 + 11)/2 = 14,5 x 500/240 = 30,2
( 30 orang asisten dokter), jika ia bekerja dari jam 08.00 sampai jam 12.00 (240 menit)
4. Tenaga penyuluhan yang dibutuhkan adalah : 51/2 = 25,5 x 500/240 = 53,13 (53
orang tenaga penyuluhan ), jika ia bekerja dari jam 08.00 sampai jam 12.00 (240 menit)
5. Tenaga laboratorium yanng dibutuhkan adalah : (5+7)/2 = 6 x 500/240 = 12,5 (13
orang tenaga laboratorium), jika ia bekerja dari jam 08.00 sampai jam 12.00 (240
menit )
Untuk klien rawat inap, Douglas (1984) menyampaikan standart waktu pelayanan
klien rawat inap sebagai berikut :
1. Perawatan minimal memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam
2. Perawatan Intermediate memerlukan waktu : 3-4 jam/24 jam
3. Perawatan Maksimal/total memerlukan waktu : 5-6 jam/24 jam
Dalam penerapan sistem klasifikasi klien dengan tiga kategori tersebut diatas adalah
sebagai berikut :
3
1. Kategori I : self care / perawatan mandiri
Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum baik, tidak ada
reaksi emosional, klien memrlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian shift,
tindakan pengobatan biasanya ringan dan simple.
2. Kategori II : Intermediate care / perawatan sedang
Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur popsisi waktu makan, memberi
dorongan agar mau makan, eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan
alat untuk kekamar mandi. Penampilan klien sakit sedang. Tindakan perawatan pada
kien ini memonetor TTV, periksa urine reduksi, fungsi fisiologis, status emosional,
kelancaran drainage atau infus. Klien memerlukan bantuan pendidikan kesehatan
untuk support emosi 5-10 menit/shift. Tindakan dan pengobatan 20-30 ment/shift atau
30-60 menit/shift dengan mengobservasi side effect obat atau reaksi alergi.
3. Kategori III : Intensive care / perawatan total
Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilaksanakan sendiri, sesmua dibantu oleh perawat,
penampilan sair berat. Klien memerlukan observasi terus menerus.
Dalam penelitian Douglas (1975) tentang jumlah tenaga perawat di rumah sakit,
didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dan malam tergantung pad
tingkat ketergantungan pasien seperti pad tabel dibawah ini :
Klasifikasi pasien
Jumlah pasien Minimal Partial Total
Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,1 0,36 0,3 0,2
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,3 0,2 0,72 0,6 0,4
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,3 1,06 0,9 0,6
dst
Contoh Perhitungan :
Di ruang Anggrek RSU Bandung dirawat 20 orang pasien dengan kategori sebagai
berikut : 5 pasien dengn perawatan minimal, 10 pasien dengan perawatan parsial dan 5
pasien dengan perawatan total. Maka kebutuhan tenaga perawatan adalah sebagai berikut :
1. Untuk shift pagi 2. Untuk shift sore 3. Untuk shift malam
5 p x 0,17 = 0,85 5 p x 0,14 = 0,70 5 p x 0,10 = 0,50
10 p x 0,27 = 2,7 10p x 0,15 = 1,5 10p x 0,07 = 0,70
5 p x 0,36 = 1,80 5 p x 0,30 = 1,50 5 p x 0,20 = 1,00
Total tenaga pagi = 5,35 Total tenaga sore = 3,70 Total tenaga malam = 2,20
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah = 5,35 + 3,70 + 2,20 = 11,25 ( 11 orang
perawat )
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Dst
Perawatan minimal :
1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
2. Makan dn minum dilakukan sendiri
3. Ambulasi dengan pengawasan
4. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
5. Pengobatan minimal, status psikologi stabil
6. Persiapan prosedur memerlukan pengobatan
Perawatan parsial :
1. Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu
2. Observasi TTV, setiap 4 jam
3. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
4. Volly cateter intake output dicatat
5. Klien dengan pasang infus, persiapan pengobatan
memerlukan prosedur
Perawatan Total :
1. Segalanya diberi bantuan
2. Posisi yang diatur, observasi TTV setiap 2 jam
3. Makan memerlukan NGT, intravena terapi
4. Pemakaian suction
5. Gelisah/disorientasi
Jumlah total pasien perhari
5
12 4 9 2 15 3,83 2,51 1,43
13 6 7 3 16 3,99 2,79 1,69
14 2 10 3 15 4,12 2,68 1,5
15 7 4 4 15 3,71 2,78 1,78
16 5 9 3 16 4,36 2,95 1,73
17 6 3 4 13 3,27 2,49 1,61
18 4 6 5 15 4,1 2,96 1,82
19 6 5 5 16 4,17 3,01 1,95
20 7 4 3 14 3,35 2,48 1,58
21 6 5 4 15 3,81 2,79 1,75
22 7 4 3 14 3,35 2,48 1,58
3,32 2,35 1,5
Jadi rata-rata tenaga yang yang dibutuhkan untuk tiga shift adalah : 7 perawat. Berarti
kebutuhan untuk satu ruangan adalah : 7 perawat + 1 orang karu + 3 Ka.Tim + 2 orang
cadangan = 13 orang perawat
6
Hasil penelitian di RS Propinsi di Filipina, menghasilkan data sbb :
Jenis Pelayanan Rata-rata jam perawatan/hari/pasien
Non bedah 3,4
Bedah 3,5
Campuran bedah dan non bedah 3,5
Post partum 3
Bayi baru lahir 2,5
A BC F
H
(C D) E G
Keterangan :
A = Rata2 jumlah perawatan /pasien/hari
B = rata2 jumlah pasien perhari
C = jumlah hari pertahun
D = hari libur masing2 perawat
E = jumlah jam kerja masing2 perawat
F = jumlah jam perawatn yang dibutuhkan pertahun
G = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat/th
H = jumlah perawat yg dibutuhkan untuk unit tsb
Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga jenis bentuk pelayanan, yaitu :
1. Perawatan Langsung, adalah perawatan yang diberikan oleh perawat yang
ada hubungan secara khusus dengan kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual.
Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien pada perawat maka dapat diklasifikasikan
dalam 4 kelompok yaitu : self care, partial care, total care dan intensive care. Menurut
Minetti Huchinson (1994) kebutuhan keperawatan langsung setiap pasien adalah
empat jam perhari sedangkan untuk :
a. Self care dibutuhkan ½ x 4 jam : 2 jam
b. Partial care dibutuhkan ¾ x 4 jam : 3 jam
c. Total care dibutuhkan 1 – 1,5 x 4 jam : 4 – 6 jam
d. Intensive care dibutuhkan 2 x 4 jam : 8 jam
2. Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan membuat rencana
perawatan, memasang/ menyiapkan alat, konsultasi dengan anggota tim, menulis dan
membaca catatan kesehatan, melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian RS
7
Graha Detroit (Gillies, 1989) = 38 menit/ klien/ hari, sedangkan menurut Walfe dan
Young (Gillies, 1989) = 60 menit/ klien/ hari dan penelitian di RS John Hopkin
dibutuhkan 60 menit/ pasien (Gillies, 1994)
3. Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien melliputi : aktifitas,
pengobatan serta tindak lanjut pengobatan. Menurut Mayer dalam Gillies (1994)
waktu yang dibutuhkan untuk pendidikan kesehatan aialah 15 menit/klien/hari.
a. Rata-rata klien perhari adalah jumlah klien yang dirawat disuatu unit berdasarkan
rata-ratanya atu menurut “Bed Occupancy Rate (BOR)” dengan rumus :
Contoh perhitungannya :
Dari hasil observasi dan sensus harian selama enam bulan disebuah ruangan RS ”A”
yang berkapasitas tempat tidur 20 tt, didapatkan jumlah rata-rata klien yang dirawat (BOR)
15 orang perhari.kriteria klien yang dirawat tersebut adalah 5 orang dapat melakukan
perawatan mandiri, 5 orang perlu diberikan perawatan sebagian, dan 5 orang harus
diberikan perawatan total. Tingkat pendidikan perawat yaitu SPK dan DIII Keperawatan.
Hari kerja efektif adalah 6 hari perminggu. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat
dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat diruang tersebut adalah sbba;
1. Menentukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari, yaitu :
a. Keperawatan langsung :
1) Keperawatan mandiri 5 orang klien 5 x 2 jam = 10 jam
2) Keperawatan sebagian 5 orang klien 5 x 3 jam = 15 jam
3) Keperawtan total 5 orang klien 5 x 6 jam = 30 jam
Jumlah 55 jam
8
2. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan perklien perhari adalah
73,75 jam : 15 klien = 4,9 jam
3. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawtan pada ruangan tersebut adalah
langsung dengan menggunkan rumus Gillies diatas, sehingga didapatkan hasil sbb :
= 16 + 20% = 16 + 3 = 19 orang
4. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan perhari,
yaitu :
Rata - rata klien/hari rata - rata jam rawatan/hari 15 orang 4,9
10,5 orang
jumlah jam kerja/hari 7 jam
Contoh:
Pada rumah sakit A, jumlah tempat tidur pada unit Bedah 20 buah, rata-rata pasien
perhari 15 orang, jumlah jam perawatan 5 jam/ pasien/ hari, dan jam kerja 7 jam/hari.
9
Cara menghitung:
15 5
Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah : 10,71 atau 11 orang/24jam
7
10
Jam perawatan 24 jam 7 (tempat tidur BOR) + 25%
Hari kerja efektif 40 jam
Prinsip perhitungan rumus ini adalah sama dengan rumus dari Gillies (1989) diatas,
tetapi ada penambahan pada rumus ini yaitu 25% untuk penyesuaian (sedangkan angka 7
pada rumus tersebut adalah jumlah hari selama satu minggu).
Keterangan :
* berdasarkan penelitian dari luar negeri
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah:
Jumlah jam perawatan 93
13 perawat
Jam kerja efektif per shift 7
11
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan:
1. Hari libur/ cuti/ hari besar (loss day)
(Jumlah hari miggu dalam setahun + cuti + hari besar) Jumlah perawat tersedia
Jam hari kerja efektif
(52 + 12 + 14) 13
3,5
286
Contoh kasus:
Rata-rata jumlah Rata-rata jam perawatan Jumlah jam
No. Kategori*
pasien/hari pasien/hari ** perawatan/hari (c x d)
a b c d e
1 Askep minimal 7 2,00 14,00
2 Askep sedang 7 3,08 21,56
3 Askep agak berat 11 4,15 45,65
4 Askep maksimal 1 6,16 6,16
Jumlah 26 87,37
Keterangan:
* : uraian ada pada model Gillies di halaman depan
** : berdasarkan penelitian di luar negeri
12
loss day:
(52 + 12 + 14) 12,5
3,4
286
Contoh kasus:
Dalam satu rumah sakit terdapat 30 operasi perhari, dengan perincian:
Operasi besar : 6 orang; operasi sedang: 15 orang; operasi kecil: 9 orang
Cara penghitungan:
Perhitungan diatas dengan kondisi: alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh
CSSD.
13
2.8.4 Jumlah tenaga di Instalasi Gawat Darurat
Dasar perhitungan di gawat darurat adalah:
1. Rata-rata jumlah pasien perhari
2. Jumlah jam perawatan perhari
3. Jam efektif perhari
Contoh kasus:
Rata-rata jumlah pasien perhari = 50
Jumlah jam perawatan perhari = 4 jam
Jam efektif perhari = 7 jam
Jadi kebutuhan tenaga perawat di IGD:
50 4 (78 29)
= 28,6 29 orang loss day 29 orang + 8 orang = 37 orang
7 286
100 15
= 4 orang + koreksi 15% ( 4 x 15%) = 4 orang + 0,6 = 5 orang
7 60
14
BAB 3
PENUTUP
Salah satu aspek yang sangat penting untuk mencapai pelayanan keperawatan yang
bermutu adalah tersedianya tenaga keperawatan yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan
baik kuantitas maupun kualitasnya. Untuk itu diperlukan perencanaan yang baik dalam
menetukan pengembangan tenaga perawat.
Perencanaan yang salah bisa mengabitkan kekurangan tenaga atau kelebihan tenaga,
bila tenaga berlebih akan mengakibatkan kerugian pada rumah sakit, dan apabila tenaga
kurang bisa mengakibatkan beban kerja yang tinggi sehingga kualitas pelayanan akan
menurun. Bila kualitas pelayanan menurun bisa berdampak pada kunjungan pasien akan
menurun dan ini akan mengakibatkan income rumah sakit menurun dan seterusnya bisa
membuat kesejahteraan karyawan juga menurun.
Manajer keperawatan dituntut untuk bisa merencanakan jumlah tenaga Perawat yang
betul-betul sesuai dengan kebutuhan yang real, sehuingga mutu pelayanan dapat terjamin.
Disamping itu manajer harus mempunyai visi dan misi sesuai dengan visi dan misi rumah
sakit. Dalam setiap pengambilan keputusan harus betul-betul mempertimbangkan berbagai
aspek, baik aspek mikro maupun aspek makro rumah saikit.
Pendekatan perhitungan tenaga yang dibahas dalam makalah ini mudah-mudahan
dapat membantu para manajer keperawatan di rumah sakit dalam merencanakan
penambahan tenaga keperawatan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16