Hati-Hati! Mengingkari Janji Menikah Sebagai PMH
Hati-Hati! Mengingkari Janji Menikah Sebagai PMH
Login Sign Up
Search
Ilustrasi
Di zaman saat ini seringkali terjadi Ghosting (mengakhiri sebuah hubungan secara mendadak),
istilah viral yang sedang trend di kalangan anak muda. Nah, Ghosting ini tidak jarang dialami
muda-mudi yang menjalin hubungan atau pacaran. Kemudian berjanji untuk menikahi, tetapi
tidak menepati janjinya. Tahukah kamu bahwa memberi janji menikah, lalu mengingkari janji
tersebut dapat digugat perdata dan terjerat pidana. Sebab, perkara seperti ini sudah ada
yurisprudensinya.
Persoalan janji menikahi ini banyak terjadi pada pasangan, mulai dari janji menikahi, salah satu
pasangannya menyerahkan keperawanannya, atau melakukan hubungan layaknya suami istri,
5 hamil. Lalu, membatalkan rencana pernikahan begitu saja, padahal persiapan pernikahan
hingga
Shares
sudah 90 persen, mulai biaya catering hingga sewa gedung. Ternyata kejadian seperti ini sudah
banyak terjadi dari dahulu hingga saat ini.
Hanya Rp 42.000/bulan
Berlangganan Sekarang
Tapi, tidak demikian halnya dengan janji menikahi. Pada umumnya, janji menikahi disampaikan
secara lisan, bahkan mungkin sebagai bagian dari upaya merayu pasangan. Ada yang berhasil
merayu, ada pula yang tidak berhasil. Berhasil merayu pasangan berkat iming-iming janji untuk
dinikahi, bukan berarti bebas melaksanakan tindakan melanggar hukum.
Belum lama ini, Mahkamah Agung (MA) menghukum seorang pria dari Banyumas, Jawa Tengah
(Jateng), berinisial AS (34) sebesar Rp 150 juta. Sebab, AS dianggap ingkar janji karena tidak jadi
menikahi kekasihnya, berinisial SSL. Mengutip website MA, perkara ini tertuang dalam putusan
kasasi MA No. 1644 K/Pdt/2020. (Baca Juga: Perjanjian Pra Nikah Demi Melindungi Pasangan
Suami-Istri)
5
Shares
Dalam berkas gugatan perkara ini, diceritakan kasus itu bermula saat AS dan SSL menjalin
hubungan pacaran. Pada 14 Februari 2018, AS melamar SSL sesuai dengan adat istiadat Jawa.
AS bersama orang tua dan kerabatnya datang ke rumah SSL membawa cincin pertunangan dan
barang hantaran. Dalam acara lamaran itu, disepakati pernikahan akan digelar pada September
2018.
Setelah lamaran, AS membawa SSL jalan-jalan ke Cilacap dan check in di hotel. Di kamar
tersebut, AS merayu dan membujuk SSL untuk berhubungan layaknya suami-istri. SSL menolak
dengan alasan belum sah sebagai suami-istri. AS merajuk, mengungkit bahwa keduanya sudah
lamaran dan tinggal menunggu waktu untuk menikah. SSL akhirnya terbujuk rayuan maut AS
hingga SSL menyerahkan keperawanannya kepada AS malam itu juga.
Halaman Selanjutnya
Halaman
1 2 3 4 5 >
Tanggapan
Comment Disclaimer
Seluruh isi komentar adalah tanggung jawab masing-masing pengguna. Berkomentarlah secara
bijaksana dan bertanggung jawab. Redaksi Hukumonline berhak untuk menayangkan atau tidak
menayangkan komentar, dengan mempertimbangkan kepatutan serta norma-norma yang berlaku.
Login
Add a comment
BERITA TERKAIT:
Seluk Beluk Hukum Keluarga
Hak Asuh Anak Belum Mumayyiz Tak Selamanya Jatuh ke Tangan Ibu
Perjanjian Pra Nikah Demi Melindungi Pasangan Suami-Istri
5 Back »
Shares
Ke Atas · Berita · Search
Lihat Versi Desktop
Home · Tentang Kami · Redaksi · Pedoman Media Siber · Kode Etik · Syarat Penggunaan Layanan · Bantuan
dan FAQ · Karir ·
Copyright © 2021 PT Justika Siar Publika, All Rights Reserved
5
Shares