Anda di halaman 1dari 3

Berita > Utama

Utama 5 Oktober 2021

Putusan MK Soal Uji UU BPJS


Berpotensi Memunculkan
Diskriminasi
Karena membedakan manfaat yang diterima PNS/ASN dengan
pekerja/buruh swasta. Berita Populer

Oleh: Ady Thea DA Bacaan 4 Menit


MK Batalkan Aturan Peralihan
1
Pengelolaan Dana Pensiun…

Menkumham Atur Kembali


2
Besaran Fee Kurator dan…

Alasan MK Tolak Permohonan


3
OC Kaligis Soal Aturan Remisi

Begini Prosedur Pengajuan


4
Keberatan Putusan KPPU ke…

Respons AKPI Soal


5
Putusan MK Soal Uji UU BPJS Berpotensi Memunculkan Diskriminasi Permenkumham Fee Kurator…

Upaya pemerintah untuk menyempurnakan pengelolaan sistem


Berita Terbaru Lihat Semua 
jaminan sosial menghadapi tantangan baru setelah terbit Putusan
MK No.6/PUU-XVIII/2020 terkait uji materi yang membatalkan KY Butuh Sinergisitas untuk
berlakunya Pasal 57 huruf e dan Pasal 65 ayat (1)  UU No.24 Tahun Berantas Kasus Mafia
Tanah di Pengadilan
2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS)  terkait
rencana pemerintah bakal mengalihkan PT Asuransi Sosial Angkatan
Sejumlah Guru Besar
Bersenjata Republik Indonesia  (Asabri) ke BPJS Ketenagakerjaan
Menyangsikan Materi PPHN
paling lambat pada 2029.  dalam Amendemen…

Putusan yang diketok 30 September 2021 itu mengutip putusan MK


yang dibacakan sebelumnya bernomor 72/PUU-XVII/2019 yang juga LBH Jakarta Minta Presiden
Cabut UU Cipta Kerja Lewat
membatalkan Pasal 57 huruf f dan Pasal 65 ayat (2) UU BPJS. Salah
Perppu
satu pertimbangan MK, peleburan atau peralihan persero dalam
penyelenggaraan jaminan sosial dari PT Taspen dan PT Asabri ke
OJK: Eksekusi Jaminan
BPJS Ketenagakerjaan berlawanan atau tidak sejalan dengan pilihan Fidusia Sebagai Mitigasi
kebijakan pembentuk UU No.40 Tahun 2004 tentang SJSN yang Risiko Perusahaan…

menghendaki konsep banyak lembaga atau lembaga majemuk.


Penjelasan Kemenkumham
Terkait Penurunan Fee
Konsep peralihan kelembagaan badan penyelenggara jaminan sosial Pengurus dan Kurator
dalam BPJS Ketenagakerjaan menyebabkan hilangnya entitas
persero yang mengakibatkan munculnya ketidakpastian hukum
Berita Foto Lihat Semua 
dalam transformasi beberapa badan penyelenggara jaminan sosial
yang telah ada sebelumnya yang masing-masing mempunyai
29
karakter dan kekhususan yang berbeda-beda. UntukHukum
Akses Mudah Informasi memenuhi
Covid-19
Rapat Paripurna Penutupan Masa
Shares 
prinsip gotong-royong, pembentuk UU tidak harus menjadikan Sidang DPR RI

semua persero penyelenggara jaminan sosial bidang


ketenagakerjaan ditransformasi menjadi satu badan.

Sejalan dengan Putusan MK No.72/PUU-XVII/2019 itu, MK memutus


dengan mempertahankan masing-masing persero dan
mentransformasikan menjadi badan-badan penyelenggara jaminan
sosial, prinsip gotong-royong tetap dapat dipenuhi secara baik.
Karena itu, transformasi badan penyelenggara jaminan sosial dalam
BPJS Ketenagakerjaan mengandung ketidakpastian baik karena
tidak konsistennya pilihan desain kelembagaan yang diambil
ataupun karena tidak adanya kepastian terkait nasib peserta yang
ada di dalamnya, khususnya skema yang seharusnya mencerminkan
adanya jaminan dan potensi terkuranginya nilai manfaat bagi para
pesertanya.

“Menyatakan Pasal 57 huruf e dan Pasal 65 ayat (1) UU BPJS


bertentangan dengan UUD NRI Tahun 1945 dan tidak memiliki
kekuatan hukum mengikat,” demikian bunyi Putusan MK No.6/PUU-
XVIII/2020 yang dibacakan, Kamis (30/9/2021) lalu. (Baca Juga: MK:
Aturan Peralihan PT Asabri ke BPJS Ketenagakerjaan
Inkonstitusional)

Koordinator Advokasi BPJS Watch, Timboel Siregar, menilai


pertimbangan Putusan MK No.6/PUU-XVIII/2020 kurang tepat karena
MK masih membedakan antara PNS/ASN dengan pekerja/buruh
swasta karena dianggap memiliki karakteristik yang berbeda.
“Pertimbangan MK dalam putusan ini mendukung diskriminasi
antara PNS/ASN dan pekerja/buruh swasta. Semakin memperkokoh
pengkastaan di Indonesia. Apakah posisi PNS lebih terhormat
daripada pekerja/buruh swasta, sehingga harus mendapat jaminan
sosial yang lebih baik?” ujar Timboel ketika dihubungi, Selasa
(5/10/2021).

Menurut Timboel, MK seharusnya bisa melihat pelaksanaan program


JKN yang dikelola BPJS Kesehatan dimana tidak ada perbedaan
manfaat (diskriminasi) yang diterima PNS, TNI/Polri, dan pekerja
swasta. Jika MK menginginkan manfaat PNS tidak boleh berkurang
ketika program jaminan sosialnya dikelola BPJS Ketenagakerjaan,

29 Akses Mudah Informasi Hukum Covid-19


Shares 
seharusnya MK menegaskan hal itu dalam putusannya. Hal tersebut
akan berdampak positif terhadap manfaat yang diterima
pekerja/buruh swasta.

Halaman Selanjutnya:

“MK mendukung pengelolaan jaminan...

1 2 3

Berita Terkait

MK: Aturan Peralihan Aturan Peralihan Asabri


PT Asabri ke BPJS ke BPJS Tak Rugikan
Ketenagakerjaan… Purnawirawan

MK Batalkan Aturan PT Taspen Tekankan


Peralihan Pengelolaan Pentingnya Pemisahan
Dana Pensiun dari PT… Pengelolaan Jamsos…

29
Shares Akses Mudah Informasi Hukum Covid-19 

Anda mungkin juga menyukai