Anda di halaman 1dari 17

Deret Pangkat

Achmad Fahrurozi - Universitas Indonesia


Deret Pangkat
 Deret pangkat dalam x adalah suatu deret yang berbentuk:

 n
a x
n 0
n
 a0  a1 x  a 2 x 2
 a3 x 3
 ....

(Disini a0x0 diinterpretasikan sebagai a0, bahkan jika x = 0).

 Contoh: Tentukan himpunan konvergensi untuk deret pangkat


berikut:

xn 1 x 1 x 2 1 x3

n 0 n  12
n
 1 
22 32 422
 3
 ....

Achmad Fahrurozi - Universitas Indonesia


Teorema A

 Himpunan konvergensi untuk deret pangkat  n


a
n 0
x n
selalu
berupa salah satu interval dari ketiga jenis berikut:
i. Titik tunggal x = 0.
ii. Interval (-R, R), mungkin ditambah salah satu atau kedua titik
ujungnya.
iii. Keseluruhan garis bilangan riil.

Dalam poin (i), (ii), (iii), deret dikatakan memiliki jari-jari


konvergensi masing-masing 0, R, dan ∞.

Achmad Fahrurozi - Universitas Indonesia


Teorema B

 Deret pangkat 
n
a n x konvergen secara mutlak pada bagian
n 0
dalam interval konvergensinya.

Achmad Fahrurozi - Universitas Indonesia


Operasi Pada Deret Pangkat
 Deret pangkat dapat dipandang sebagai polinomial dalam x
dengan suku-suku yang tak hingga banyaknya. Oleh karena itu
deret tersebut berlaku seperti sebuah polinomial di bawah
integrasi maupun diferensiasi.

Achmad Fahrurozi - Universitas Indonesia


Teorema A
 Andaikan bahwa S(x) adalah jumlah deret pangkat pada interval
I, yaitu: 
S ( x)   an x n  a0  a1 x  a2 x 2  a3 x 3  ....
n 0

Maka apabila x ada pada interval I, berlaku:

 
 

i. S ' ( x )   x n  n
D a x  na
n 0
x n 1
 a1
n
 2 a 2 x 
n 0
3a3 x 2
 4 a 4 x 3
 ....

x  x 
an n 1
ii.  S (t )dt    ant dt  
n
x
0 n 0 0 n 0 n  1

1 1 1
 a0 x  a1 x  a2 x  a3 x 4  ....
2 3

2 3 4
Achmad Fahrurozi - Universitas Indonesia
Contoh
1. Gunakan teorema A untuk deret geometrik:

1
S ( x)    x n  1  x  x 2  x 3  .... ;1  x  1
1  x n 0
untuk memperoleh rumus-rumus dari dua deret baru yang
dihasilkan.

2. Carilah rumus untuk jumlah deret berikut:


 2 3
x x x
S ( x)   (1 / n!).x n  1     ....
n 0 1! 2! 3!

Achmad Fahrurozi - Universitas Indonesia


Teorema B
 Misalkan f ( x)   an x dan g ( x)   bn x keduanya
n n

konvergen paling tidak untuk x  r . Jika operasi penambahan,


pengurangan, dan perkalian dilakukan pada deret-deret tersebut,
maka deret yang dihasilkan masing-masing dinyatakan oleh
f(x)+g(x), f(x)-g(x), dan f(x).g(x) juga akan konvergen untuk
|x|< r.
Jika b0  0 maka hasil yang berpadanan juga berlaku untuk
operasi pembagian, tetapi validitasnya hanya dijamin untuk nilai
|x| yang relatif kecil.

Achmad Fahrurozi - Universitas Indonesia


Deret Taylor dan Deret Maclaurin
 Teorema Ketunggalan (Uniqueness Theory)
Andaikan f memenuhi:
f ( x)  c0  c1 x  a   c2 x  a   c3 x  a   ....
2 3

untuk semua x dalam suatu interval di sekitar a. Maka,


f ( n ) (a)
cn 
n!
 Pernyataan suatu deret pangkat dalam (x-a) disebut deret Taylor.
 Jika a = 0, deret yang bersesuaian disebut deret Maclaurin.

Achmad Fahrurozi - Universitas Indonesia


Rumus Taylor dengan Suku Sisa
Misalkan f adalah suatu fungsi yang turunan ke-(n+1) nya ada
untuk masing-masing x dalam interval buka I, yang mengandung a.
Maka untuk masing-masing x dalam I:
f ( x )  f ( a )  f ' ( a ) x  a   x  a   x  a 3  ....
f ' ' (a) 2 f ' ' ' (a)
2! 3!
f ( n ) (a)
 x  a n  Rn ( x)
n!

dengan sisa (atau galat) Rn(x) diberikan oleh rumus berikut:


f ( n 1) (c)
Rn ( x)  x  a n1
(n  1)!
dengan c adalah suatu titik di antara x dan a.
Achmad Fahrurozi - Universitas Indonesia
Teorema Taylor
 Misalkan f adalah fungsi yang terturunkan pada semua tingkat
dalam interval (a-r, a+r). Maka deretTaylor:
f ( x)  f (a)  f ' (a)x  a   x  a   x  a 3  ....
f ' ' (a) 2 f ' ' ' ( a)
2! 3!
menyatakan fungsi f pada interval (a-r, a+r) jika dan hanya jika
lim Rn ( x)  0
n 

dimana Rn(x) adalah sisa dalam rumus Taylor.

 Contoh: Carilah deret Maclaurin untuk sin x dan buktikan


bahwa deret tersebut menyatakan sin x untuk semua x !
Achmad Fahrurozi - Universitas Indonesia
Deret Binomial
 Untuk sebarang bilangan riil p dan untuk |x|< 1, berlaku:

 p n  p  p 2  p 3
1  x  p
    x  1    x    x    x  ....
n 0  n  1 2 3
dengan  p
  menyatakan p p  1 p  2 p  3... p  n  1
n n!
 p
 Jika p suatu bilangan bulat positif, maka untuk k > p,    0
k
sehingga deret Binomial menyusut menjadi sebuah deret dengan
jumlah suku berhingga (yaitu rumus Binomial umum).

Achmad Fahrurozi - Universitas Indonesia


Contoh
1. Nyatakan 1  x 3 dalam deret Binomial untuk -1 < x < 1 !

0.4

2. Hitunglah 
0
1  x 3 dx hingga 5 angka di belakang koma.

Hitunglah  cosx dx hingga 5 angka di belakang koma!


2
2
3.
0
Hitung juga batasan untuk galat (error) yang dihasilkan dari
perhitungan anda!

Achmad Fahrurozi - Universitas Indonesia


Aproksimasi Taylor untuk Fungsi
 Deret Taylor dan Maclaurin yang telah dipelajari sebelumnya tidak
dapat digunakan secara langsung dan praktis untuk
menaksir/mengaproksimasi nilai dari fungsi ex atau tan-1x untuk
suatu nilai x.

 Oleh karna itu, dilakukan pemotongan pada berhingga suku dari


deret Taylor atau Maclaurin. Sehingga dihasilkan beberapa suku dari
deret pangkat yang dapat dipandang sebagai polinomial.

 Polinomial tersebut disebut polinomialTaylor atau polinomial


Maclaurin
 Secara intuitif: Semakin besar orde (yang berarti semakin sedikit
suku dari deret yang dipotong, maka aproksimasi semakin baik)
Achmad Fahrurozi - Universitas Indonesia
Polinomial Taylor
 Berdasarkan rumus deretTaylor, jika suku berderajat dua atau
lebih dipotong, maka diperoleh polinomial Taylor orde 1, yang
ditulis (disimbolkan):
P1 ( x)  f (a)  f ' (a)x  a

 Dengan cara dan analogi yang sama, diperoleh polinomial


Taylor orde 2 sebagai berikut:
P2 ( x)  f (a)  f ' (a)x  a   x  a 2
f ' ' (a)
2!
 Demikian sehingga secara umum diperoleh polinomial Taylor
orde n sebagai berikut:
f ( n ) (a)
Pn ( x)  f (a)  f ' (a)x  a   x  a   ...  x  a n
f ' ' (a) 2

2 n!
Achmad Fahrurozi - Universitas Indonesia
Contoh
 Diketahui f(x) = e1-x . Aproksimasi nilai untuk f(2.3) dengan
menggunakan:
(a) polinomial Taylor orde 3 pada nilai a = 1
(b) polinomial Taylor orde 3 pada nilai a = 1.3
(c) polinomial Taylor orde 4 pada nilai a = 1.3

Achmad Fahrurozi - Universitas Indonesia


Polinomial Maclaurin
 Dengan cara dan asumsi yang sama seperti pembentukan
polinomial Taylor, maka dapat dibentuk polinomial Maclaurin
orde n sebagai berikut:
f ' ' (0) 2 f ( n ) (0) n
Pn ( x)  f (0)  f ' (0) x  x  ...  x
2 n!

 Contoh: Kerjakan soal pada contoh sebelumnya, dengan


menggunakan:
(a) polinomial Maclaurin orde 3
(b) polinomial Maclaurin orde 4

Achmad Fahrurozi - Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai