PENDAHULUAN
Karya sastra memiliki banyak unsur yang saling berkaitan satu dengan
yang lainnya. Salah satu unsur terpenting dalam karya sastra adalah motif.
berarti sebuah unsur yang penuh arti dan yang diulang-ulang di dalam satu
atau sejumlah karya. Di dalam satu karya, motif merupakan unsur arti yang
sintaksis. Bila motif itu dibaca dan direfleksi maka pembaca melihat motif-
motif itu dalam keseluruhan dan dapat menyimpulkan satu motif dasarnya.
Bila motif dasar tadi dirumuskan kembali secara meta bahasa, maka kita
tidak langsung motif yang muncul dalam suatu karya akan berbeda dan
menjadi ciri khas pada masing-masing era. Sebagai contoh yaitu era
yang berlangsung dari tahun 1795 hingga 1835. Era Romantik muncul saat
1
2
yang meletus pada tanggal 14 Juli 1789, pada masa pemerintahan Raja
Louis XVI.
ini hanya berisi tentang cinta atau berhubungan dengan romantisme. Era
(http://www.sigodangpos.com/2011/08/ciri-ciri-aliran-romantik.html)
Eichendorf muncul motif-motif alam seperti Himmel „langit‟, Erde „bumi‟, Luft
„udara‟, dan dalam puisi Zuruf karya Justinus Kerner muncul motif-motif
3
kematian seperti Tod „kematian‟, Nacht „malam‟, Geist „roh‟, yang merupakan
Heinrich Heine adalah salah satu penyair era Romantik yang sering
Hal inilah yang menarik minat penulis untuk meneliti lebih lanjut motif
dengan judul “Motif Kematian di Era Romantik dalam Lima Puisi Karya
Heinrich Heine”.
tersebut?
4
Heinrich Heine.
tersebut.
membahas motif yang menjadi unsur pembentuk sebuah tema dalam karya
sastra. Dalam buku Horst S. und Ingrid G. Daemmrich yang berjudul Themen
und Motive in der Literatur dijelaskan tentang metode ini sebagai berikut: