Anda di halaman 1dari 5

Muhammad Zikir Irmin

1752141001
English Literature A 2017
Philosophy of Literature

Aliran-Aliran Dalam Kesusastraan

Pengertian Aliran Sastra


Aliran sastra berasal dari kata Stroming ( bahasa Belanda ) yang mulai muncul di
Indonesia pada zaman pujangga baru. Kata itu bermakna keyakinan yang dianut golongan-
golongan pengarang yang sepaham, ditimbulkan karena menentang paham-paham lama.
Aliran sastra pada dasarnya berupaya menggambarkan prinsip (pandangan hidup, politik,
dll) yang dianut sastrawan dalam menghasilkan karya sastra. Dengan kata lain, aliran sangat erat
hubungannya dengan sikap atau jiwa pengarang dan objek yang dikemukakan dalam
karangannya

Aliran Klasik

Sejarah Aliran Klasik


Periode kuno dalam sastra Eropa dimulai pada penyair epos Yunani Homerus ( kira-kira
880 SM ) dan berakhir dengan runtuhnya kerajaan Romawi barat pada tahun 476 M. Karya-
karya dari zamana itu masih dikenal dengan baik di Eropa. Banyak karya satra Yunani dan
Romawi masih dibaca dan dipelajari, sebagian masih dalam bahasa aslinya. Sejarah sastra barat
tidak dapat dipahami tanpa pengetahuan sastra kuno. Akan tetapi, untuk menunjukkan karya
mana dari zaman kuno itu yang harus kita golongkan sebagai kesusastraan tidaklah mudah.
Hanya sebagian dari teks kuno diturunkan kepada kita, setengahnya melalui manuskrip
yang kurang dapat diandalkan. Hanya sebagian dari teks yang masih lestari itu tergolong dalam
apa yang kini kita sebut susastra. Diantara teks yang terpelihara misalnyas sajak epos. Bagi
Eropa epos, tragedi, komedi dan lirik merupakan daerah pusat sastra

Karakteristik Aliran Sastra Klasik


Aliran sastra klasik banyak ditemukan di kawasan eropa dan berbahasa latin. Pada aliran
sastra ini bentuk yang sering ditemukan adalah berbentuk epos. Yaitu tulisan berbentuk lirik
yang dalam membacanya melibatkan suara supra segmental. Hai ini dikarenakan bentuk lirik
pada masa itu ialah nyanyian yang diiringi dengan permainan lyre atau alat musik lainnya. Hal
ini didukung dengan keadaan yang pada masa itu aliran ini menekankan decorum atau harmoni
sebagai persyaratan kesastraan. Dibuat seperti demikian adalah untuk memudahkan penghafalan.
Pada masa itu timbul masalah yang dibicarakan secara mendalam. Masalah ini mempertanyakan
apakah sajak yang baik dihasilkan oleh bakat (natura/ingenium) atau teknik (ars). Hal ini
nantinya akan berkembang pada aliran-aliran berikutnya.
Bentuk dari aliran sastra klasik pada masa itu berbentuk puisi mitologis dan
kepahlawanan. Hal ini bisa juga dilandasi oleh kepentingan politik yaitu untuk mendekatkan raja
dengan para bangsawan. Hal ini juga didukung dengan kenyataan bahwa sastra pada masa itu
sering diperdengarkan terutama di kalangan istana raja dan para bangsawan. Karya sastranya
seperti sajak, epos dan kemudian roman biasanya dibawakan secara lisan.
Pada masa itu kata sastra (literatur) belum dipakai. Hal ini menyebabkan kesulitan para ahli
untuk mengidantifikasa karya sastra serta aliran yang dianut pada masa itu. Karena pada abad
berikutnya pengertian sastra di masa klasik ditujukan pada teks-teks abad pertengahan.

Buku poetica membagi karya sastra klasik menjadi 3 gaya, yaitu


- Gaya agung, yaitu gaya epos dan tragedi yang sesuai untuk penggambaran dewa, pahlawan dan
raja.
- Gaya menengah, cocok untuk misalnya puisi didaktis
- Gaya rendah, untuk puisi dan komedi pedesaan yang menggambarkan orang sederhana dalam
bahasa sederhana.

Pada masa renaisans yang kembali tertarik dengan aliran sastra klasik, penulis Yunani
dan Romawi dianggap sebagai pengarang yang patut ditiru. Hai ini dikarenakan orang-orang
pada masa renaisans beranggapan karya sastra klasik yang diciptakan oleh penulis Yunani dan
Romawi berisikan banyak kebajikan.
Aliran Klasisme Perancis telah merumuskan peraturan ketat untuk sastra. Menurut aliran
Klasik, sastra harus menggambarkan sesuatu yang wajar dan bersifat keseharian. Namun di
negeri lain tidak lah demikian. Teater lebih bebas bentuk dan batasnya.

Contoh Karya Sastra Aliran Klasik dan Sastrawan Aliran Klasik


- Keledai Dalam Kulit Singa karya Jean de la Fontaine
- Tani dan Ular karya Aesopus
- Odyssey dan Ilias karya homerus bercerita tentang perjalanan pulang odisseus salah seorang
pemimpin akhaia.
- Kumpulan sepuluh puisi Eclogues dan puisi pertanian Georgion karya Publius vergilius maro
(romawi)
- Cervantes dalam karyanya Don Quijote
- Vitruvius dan Euclide, Aristoteles dan Plato dalam karyanya Poetica
- Thucydides
- Erasmus dalam bukunya Pujian terhadap kegilaan ( 1509 )
- Horatius dengan karyanya Art Poetica ( seni persajakan )
- Henry Fieldding dalam karya sindirannya
- Aeschylus ( Yunani abad ke-5 SM )
- Euripides
- Plautus dan Tarentius penyair komedi romawi
- Sappho dan Catullus karyanya puisi lirik sajak cinta
- Petrarca seorang penyair Italia
- Lope de Vega yang mementaskan Tragicomedia
Aliran Romantisme

Romantisme adalah aliran dalam karya sastra yang mengutamakan perasaan. Romantisme
ini timbul sebagai reaksi terhadap rasionalisme yang menganggap segala rahasia alam bisa
diselidiki dan diterangkan oleh akal manusia. Romantisme dianggap sebagai aliran yang lebih
mementingkan penggunaan bahasa yang indah, mengawang ke alam mimpi. Pengalaman
romantisme adalah pengalaman yang hanya terjadi dalam angan-angan, seperti lamunan muda-
mudi dengan kekasihnya.
Aliran romantisme ini menekankan kepada ungkapan perasaan sebagai dasar perwujudan
pemikiran pengarang sehingga pembaca tersentuh emosinya setelah membaca ungkapan
perasaannya. Untuk mewujudkan pemikirannya, pengarang menggunakan bentuk pengungkapan
yang seindah-indahnya dan sesempurna-sempurnanya.
Aliran romantisme biasanya dikaitkan dengan masalah cinta karena masalah cinta
memang membangkitkan emosi. Tetapi anggapan demikian tidaklah selamanya benar. Aliran
romantic mengutamakan rasa, sebagai lawan aliran realisme. Pengarang romantis mengawang
kealam khayal, lukisannya indah membawa pembaca kealam mimpi. Yang dilukiskannya
mungkin saja terjadi, tetapi semua dilukiskan dengan mengutamakan keharuan rasa para
pembaca. Bila seseorang berada dalam keadaan gembira, maka suasana sekitarnya harus pula
memperlihatkan suasana yang serba gembira, hidup, berseri-seri. Demikian juga sebaliknya.
Kata-katanya pilihan dengan perbandingan-perbandingan yang muluk-muluk. Aliran romantic
terbagi pula atas aktif romantic dan pasif romantic. Dinamakan aktif romantic apabila lukisannya
menimbulkan semangat untuk berjuang, mendorong keinginan untk maju. Dinamakan pasif
romantic, apabila lukisannya berkhayal-khayal, bersedih-sedih, melemahkan semangat
perjuangan.
Intinya, romantisme adalah sebuah aliran seni yang menempatkan perasaan manusia
sebagai unsur yang paling dominan. Dan karena cinta adalah bagian dari perasaan yang paling
menarik, maka lambat laun istilah ini mengalami penyempitan makna. Sastra romantis pun
diartikan sebagai genre sastra yang berisi kisah-kisah asmara yang indah dan penuh oleh kata-
kata yang memabukkan perasaan.

Contoh Karya Sastra Aliran Romantisme dan Sastrawan Aliran Romantisme


- Julie ou Nouvelle Heloise Karya Jean-Jacques Rousseau
- Waverly, The Heart of Midlothian, Ivanhoe, dan Kenilworth karya Walter Scott
- Les Miserable dan The Hunchback of Notredame Karya Victor Hugo
- Lady Chatterley’s Lover karya D.H. Lawrence
- Die Leiden des jungen Werthers and Faust karya Johann Wolfgang von Goethe
- Si Kudung Merah Karya Jacob and Wilhem Grimm
- Hantu Pasir Karya E.T.A. Hoffman
- Tuan Tanah Rusia Karya Leo Nikolayevich Tolstoy
Aliran Realisme

Aliran realisme yaitu aliran yang berusaha melukiskan suatu objek seperti apa adanya
(realistis). Aliran ini mengemukakan kenyataan secara objektif dimana pengarang melukiskan
dunia kenyataan dan segala-galanya digambarkan seperti apa yang tampak, tidak kurang dan
tidak lebih. Apa yang diungkapkan para pengarang realis adalah hal-hal yang nyata, yang pernah
terjadi, karya-karya yang dianggap merupakan bagian dari aliran realisme ini dapat berbentuk
seperti: biografi, autobiografi, true-story, sejarah atau kisah nyata yang kemudian diceritakan
kembali. Jadi, bisa digeneralkan bahwa karya-karya yang berintikan kenyataan atau kejadian
yang sudah terjadi merupakan bentuk-bentuk karya sastra yang bisa dikategorikan ke dalam
aliran realisme. Karena karya-karya tersebut haruslah fakta atau realita yang kemudian dituliskan
kembali dengan menggunakan bahasa yang indah berbeda berita, surat kabar atau laporan
kejadian.
Aliran ini mengutamakan realitas kehidupan. Sastra realis merupakan kutub seberang dari
sastra imajis. Apa yang diungkapkan para pengarang realis adalah hal-hal yang nyata, yang
pernah terjadi, bukan imajinatif belaka. Biografi, otobiografi, true-story, album kisah nyata,
roman sejarah, bisa kita masukkan ke sini. Sastra realis juga berbeda dengan berita surat kabar
atau laporan kejadian, karena ia tidak semata-mata realistik. Sebagai karya sastra, ia pun
dihidupkan oleh pijar imajinasi dan plastis bahasa yang memikat.
Pengarang realisme dapat diibaratkan sebagai seorang juru potret. Objek yang dilukis
dapat dapat berupa orang, alam, ataupun peristiwa. Karena itu, untuk melukis sebuah objek
pengarang berusaha menggambarkannya tanpa melibatkan perasaan, pikiran, atau keinginannya
dalam diri objek tersebut.
Aliran ini bermula di Perancis pada pertengahan abad ke-19 oleh Honore de Balzac yang
sering dianggap sebagai perintis realisme dalam kesusastraan Perancis. Namun sebenarnya karya
dengan ide realisme sudah ada pada 2.400 SM yang ditemukan di kota Lothal (sekarang India).
Aliran realisme sering digunakan dalam penganalisisam karya-karya yang populer di
abad ke-19, terutama pada karya-karya yang berbentuk prosa fiksi. Alasannya karena pada abad
tersebut bentuk prosa fiksi seingkali berintikan kejadian nyata yang terjadi di sekitar pengarang
sehingga karya-karya tersebut tidak semata-mata dianggap sebagai karya imajinatif, tetapi juga
merupakan penggambaran realita mengenai kejadian yang terjadi pada masa itu. Selain berbicara
soal fakta, aliran ini juga seringkali digunakan untuk melihat bagaiman penggambaran mengenai
kehidupan yang kemudian dituangkan dalam karya sastra.

M. H. Abrams dalam kamusnya “Glossary Of Literaty Terms” menyebutkan bahwa realisme


digunakan dalam dua pengertian, yaitu:
1. Untuk mengidentifikasi gerakan sastra pada abad XIX, khususnya prosa fiksi.
2. Menunjukkan cara penggambaran kehidupan di dalam sastra.
Adapun ciri-ciri aliran realisme adalah :
1. Mengemukakan kenyataan secara objektif.
2. Melukiskan dunia kenyataan dan segala-galanya digambarkan seperti apa yang tampak, tidak
kurang dan tidak lebih.
3. Yang diungkapkan para pengarang realis adalah hal-hal yang nyata, yang pernah terjadi,
bukan imajinatif belaka oleh pijar imajinasi dan plastis bahasa yang memikat.
4. Kritik terhadap kondisi sosial
5. Penggambaran karakter sebagai inti yang paling penting
6. Lebih mementingkan penggunaan fakta
7. Jujur

Contoh Karya Sastra Aliran Realisme dan Sastrawan Aliran Realisme


- Le Rouge et Le Noir Karya Stendhal
- La Comedie Humaine Karya Honore de Balzac
- Madame Bovary dan La Tentation de Saint Antoine Karya Gustave Flaubert
- David Copperfield Karya Charles Dickens
- Cinta Pertama, Liza dan Lavretzky, dan Ayah dan Anak Karya Ivan Turgenev

Anda mungkin juga menyukai