1752141001
English Literature A 2017
Philosophy of Literature
Aliran Klasik
Pada masa renaisans yang kembali tertarik dengan aliran sastra klasik, penulis Yunani
dan Romawi dianggap sebagai pengarang yang patut ditiru. Hai ini dikarenakan orang-orang
pada masa renaisans beranggapan karya sastra klasik yang diciptakan oleh penulis Yunani dan
Romawi berisikan banyak kebajikan.
Aliran Klasisme Perancis telah merumuskan peraturan ketat untuk sastra. Menurut aliran
Klasik, sastra harus menggambarkan sesuatu yang wajar dan bersifat keseharian. Namun di
negeri lain tidak lah demikian. Teater lebih bebas bentuk dan batasnya.
Romantisme adalah aliran dalam karya sastra yang mengutamakan perasaan. Romantisme
ini timbul sebagai reaksi terhadap rasionalisme yang menganggap segala rahasia alam bisa
diselidiki dan diterangkan oleh akal manusia. Romantisme dianggap sebagai aliran yang lebih
mementingkan penggunaan bahasa yang indah, mengawang ke alam mimpi. Pengalaman
romantisme adalah pengalaman yang hanya terjadi dalam angan-angan, seperti lamunan muda-
mudi dengan kekasihnya.
Aliran romantisme ini menekankan kepada ungkapan perasaan sebagai dasar perwujudan
pemikiran pengarang sehingga pembaca tersentuh emosinya setelah membaca ungkapan
perasaannya. Untuk mewujudkan pemikirannya, pengarang menggunakan bentuk pengungkapan
yang seindah-indahnya dan sesempurna-sempurnanya.
Aliran romantisme biasanya dikaitkan dengan masalah cinta karena masalah cinta
memang membangkitkan emosi. Tetapi anggapan demikian tidaklah selamanya benar. Aliran
romantic mengutamakan rasa, sebagai lawan aliran realisme. Pengarang romantis mengawang
kealam khayal, lukisannya indah membawa pembaca kealam mimpi. Yang dilukiskannya
mungkin saja terjadi, tetapi semua dilukiskan dengan mengutamakan keharuan rasa para
pembaca. Bila seseorang berada dalam keadaan gembira, maka suasana sekitarnya harus pula
memperlihatkan suasana yang serba gembira, hidup, berseri-seri. Demikian juga sebaliknya.
Kata-katanya pilihan dengan perbandingan-perbandingan yang muluk-muluk. Aliran romantic
terbagi pula atas aktif romantic dan pasif romantic. Dinamakan aktif romantic apabila lukisannya
menimbulkan semangat untuk berjuang, mendorong keinginan untk maju. Dinamakan pasif
romantic, apabila lukisannya berkhayal-khayal, bersedih-sedih, melemahkan semangat
perjuangan.
Intinya, romantisme adalah sebuah aliran seni yang menempatkan perasaan manusia
sebagai unsur yang paling dominan. Dan karena cinta adalah bagian dari perasaan yang paling
menarik, maka lambat laun istilah ini mengalami penyempitan makna. Sastra romantis pun
diartikan sebagai genre sastra yang berisi kisah-kisah asmara yang indah dan penuh oleh kata-
kata yang memabukkan perasaan.
Aliran realisme yaitu aliran yang berusaha melukiskan suatu objek seperti apa adanya
(realistis). Aliran ini mengemukakan kenyataan secara objektif dimana pengarang melukiskan
dunia kenyataan dan segala-galanya digambarkan seperti apa yang tampak, tidak kurang dan
tidak lebih. Apa yang diungkapkan para pengarang realis adalah hal-hal yang nyata, yang pernah
terjadi, karya-karya yang dianggap merupakan bagian dari aliran realisme ini dapat berbentuk
seperti: biografi, autobiografi, true-story, sejarah atau kisah nyata yang kemudian diceritakan
kembali. Jadi, bisa digeneralkan bahwa karya-karya yang berintikan kenyataan atau kejadian
yang sudah terjadi merupakan bentuk-bentuk karya sastra yang bisa dikategorikan ke dalam
aliran realisme. Karena karya-karya tersebut haruslah fakta atau realita yang kemudian dituliskan
kembali dengan menggunakan bahasa yang indah berbeda berita, surat kabar atau laporan
kejadian.
Aliran ini mengutamakan realitas kehidupan. Sastra realis merupakan kutub seberang dari
sastra imajis. Apa yang diungkapkan para pengarang realis adalah hal-hal yang nyata, yang
pernah terjadi, bukan imajinatif belaka. Biografi, otobiografi, true-story, album kisah nyata,
roman sejarah, bisa kita masukkan ke sini. Sastra realis juga berbeda dengan berita surat kabar
atau laporan kejadian, karena ia tidak semata-mata realistik. Sebagai karya sastra, ia pun
dihidupkan oleh pijar imajinasi dan plastis bahasa yang memikat.
Pengarang realisme dapat diibaratkan sebagai seorang juru potret. Objek yang dilukis
dapat dapat berupa orang, alam, ataupun peristiwa. Karena itu, untuk melukis sebuah objek
pengarang berusaha menggambarkannya tanpa melibatkan perasaan, pikiran, atau keinginannya
dalam diri objek tersebut.
Aliran ini bermula di Perancis pada pertengahan abad ke-19 oleh Honore de Balzac yang
sering dianggap sebagai perintis realisme dalam kesusastraan Perancis. Namun sebenarnya karya
dengan ide realisme sudah ada pada 2.400 SM yang ditemukan di kota Lothal (sekarang India).
Aliran realisme sering digunakan dalam penganalisisam karya-karya yang populer di
abad ke-19, terutama pada karya-karya yang berbentuk prosa fiksi. Alasannya karena pada abad
tersebut bentuk prosa fiksi seingkali berintikan kejadian nyata yang terjadi di sekitar pengarang
sehingga karya-karya tersebut tidak semata-mata dianggap sebagai karya imajinatif, tetapi juga
merupakan penggambaran realita mengenai kejadian yang terjadi pada masa itu. Selain berbicara
soal fakta, aliran ini juga seringkali digunakan untuk melihat bagaiman penggambaran mengenai
kehidupan yang kemudian dituangkan dalam karya sastra.