Ega Karima
Jurusan Sastra Jerman-Universitas Negeri Malang
E-mail: karimaega@gmail.com
ABSTRAK: artikel ini menganalisis salah satu karya sastra pada Zaman Romantik.
Karya sastra yang dianalisis adalah puisi berjudul “Der Jäger Abschied” yang ditulis
oleh Joseph von Eichendorf pada tahun 1810. Pada artikel ini juga dibahas mengenai
latar belakang munculnya zaman romantik dan juga ciri-ciri kesusastraan yang
menjadi ciri khas zaman Romantik. Puisi yang dianalisis-pun selaras dengan zaman
Romantik yang lebih mengarah pada perasaan. Digambarkan pada puisi perasaan
„pemburu‟ yang sangat dalam terhadap hutan yang sudah dianggap sebagai seorang
„ibu‟ oleh mereka.
Sebuah karya sastra merupakan bentuk sebuah ungkapan cipta, karsa dan rasa dari
manusia. Karya sastra bisa berbentuk dongeng, cerita pendek, lagu, puisi dll. Setiap pembabakan
sejarah yang mempunyai ciri khas tersendiri dan di dalamnya terdapat karya sastra yang turut
serta menjadi ciri khas dari pembabakan sejarah tersebut. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena
dalam proses pembuatan karya sastra pasti tidak terlepas dari pengaruh keadaan zaman. Maka
dari itu, keadaan suatu zaman dapat dilihat dari karya sastra yang dihasilkan, salah satunya
melalui puisi.
Puisi adalah salah satu karya sastra yang mudah ditemui pada setiap periodisasi sastra
khusunya di Jerman. Dengan unsur estetika, banyaknya macam dan bentuk dari puisi, karya
sastra yang satu ini banyak digemari. Pada artikel ini, pembaca akan dibawa menikmati
keindahan dari puisi pada zaman Romantik. Selain itu, pembaca secara tidak langsung juga akan
mempelajari sejarah dari Zaman Romantik yang kental terkandung dalam puisi zaman Romantik.
Zaman Romatik yang berlangsung pada tahun 1795-1830. Pada epoche periodisasi sastra,
aliran Romantik bersifat subyektif, tidak ada norma-norma umum dalam kesusilaan, setiap
manusia memiliki hukum kesusilaan sendiri yang ditentukan wataknya (Meutiawati, dkk: 2007).
Kesusastraan pada aliran Romantik terdapat dua periode yaitu Romantik lama (Ältere Romantik)
dan Romantik baru (Jungere Romantik). Pada Romantik lama pusatnya ada di Jena dan masa ini
tidak terlalu produktif. Tokoh utamanya adalah dua bersaudara Friedrich dan August Wilhelm
Schlegel, Tieck serta Novalis. Sedangkan pada Romantik Baru lebih bersifat teoritis, namun
lebih berperasaan kerakyatan, serta lebih produktif. Tokoh utamanya adalah Achim von Arnim,
Clemeus von Brentato, E.T.A. Hoffmann, Joseph von Eichendorf, serta kedua saudara Jakob dan
Wilhelm Grimm.
B. KESUSASTERAAN
Ciri-ciri Kesusasteraan
Berikut adalah ciri-ciri karya sastra pada zaman Romantik
1. Berlawanan dengan Aufklärung;
2. Bersifat irasional;
3. Pengarang sering berada dalam konflik antara yang nyata dengan yang tidak nyata;
4. Pentingnya khayalan;
5. Traum (mimpi) penting;
6. Bersifat dongeng (Märchen);
7. Tidak menolak ilmu pengetahuan;
8. Menonjolkan perasaan;
9. Mengambil tokoh-tokoh zaman Mittelalter (Ritter);
10. Bahasanya halus, indah, dan musikalis.
Karya Sastra
Jenis karya sastra yang muncul pada Zaman Romantik antara lain Märchen, Lyrik dalam
lagu-lagu karya musik Schubert dan Schumann, roman dan Novel. Pada Zaman Romantik ad a3
tokoh penting yaitu Jean Paul, Friedrich Hölderin, dan heinrich von Kleist. Beberapa tokoh
sastrawan lain yang termasuk pada zaman Romantik antara lain:
a. Jean Paul, karya yang ia buat selalu mementingkan bentuk. Bahasa romantiknya
seperti “Titan”, “Siebenkäs” dan “Flegeljahre”.
b. Friedrich Hölderlin (1770-1843).
Karya: Sajak berjudul “Abbitte”, “Hyperious Schicksalslied”. Roman berjudul
“Hyperion” dan “Empedokies”.
c. Heinrich von Kleist (1777-1811)
Karya: “Pentheselisia” (sebuah tragedy), “ Michael Kohlbass” (sebuah novel),
“Kathchen von Heilbronn”, “ Der zerbrochene Krug”. Drama berjudul “Der Prinz von
Hamburg”.
d. Friedrich von Hardenberg (Novalis) (1772-1801)
Karya: “Hyazinth und Rosenblütchen” sebuah dongeng.
e. E.T.A Hoffmann (1776-1822)
Karya: “Lebenansichten des Katers Murr”. Dongeng berjudul “Der goldene Topf”
f. Achim von Arnim (1781-1831) dan Clemens von Brentano (1778-1842)
Karya: “Des Knaben Wunderhorn” kumpulan nyanyian rakyat.
g. Jakob Drimm (1785-1863) dan Wilhelm Grimm (17-86-1859)
Karya: sebuah buku jilid I berjudul “Kinder und Hausmärchen”, “Deutsche Sagen”,
“Aschenbrödel”.
h. Joseph von Eichendorf (1788-1857)
Karya: Novel abadi “Aus dem Lebens eines Taugenichte”.
B. ANALISIS PUISI
Karya sastra yang dianalisis dalam artikel ini adalah sebuah puisi dari zaman Romantik
karya Joseph von Eichendorf dengan judul Der Jäger Abschied Berikut isi dari puisi tersebut:
Wer hat dich, du schöner Wald,
Aufgebaut so hoch da droben?
Wohl den Meister will ich loben,
So lang noch mein Stimm erschallt.
Lebe wohl,
Lebe wohl, du schöner Wald!
Biografi Pengarang
Joseph von Eichendorf (10 Maret 1788-26 November 1857) merupakan “anak bungsu”
Romantik, dan terutama ahli lirik. Melalui “Wunderhorn” , terlihat jelas sifat Volkslied yang
sangat mempengaruhinya. Dalam karyanya ia menggunakan motif yang berulang-ulang, hanya
saja tidak terlalu sederhana. Motif yang berulang-ulang dituangkan dalam lagu bahasa merdu,
yang menentukan suasana impian. Sehingga seolah-olah seluruh dunia ini larut dalam lautan
musik. Banyak syair yang terus hidup sebagai teks lagu karya Schuman.
Karya von Eichendorf “Aus dem Leben eines Taugenichte” merupakan sebuah novel
abadai. Novel ini bersifat lirik yang memadukan sejumlah unsur-unsur Romantik, seperti rasa
rindu untuk berkelana ke daerah selatan Eropa (Laut Tengah)-yang selalu penuih sinar mathari-,
duka asmara, serta kesenangan hidup di pedalaman (idyllisch). Sehingga acara keseluruhan
merupakan keadaan yang cerah, dan bebasa dari kesulitan hidup.
Dari judul dan bait pertama dari puisi karya Eichendorf disini ditunjukkan tokoh
utamanya adalah sekelompok pemburu dan hutan. Lalu siapakah pemburu itu? Pemburu itu
adalah pejuang atau prajurit. Darimanakah asal mereka? Prajurit yang termasuk dalam puisi ini
adalah sukarelawan dari dalam negeri yang sangat setia pada kedaulatan mereka. Pada tahun
1631 didirikan sekelompok pemburu di Hesse. Mereka menamakan dirinya “Jägertruppe”.
Mereka memiliki banyak peran seperti pengintai juga penembak jitu. Bahakan pada saat perang
pembebasan Napoleon, muncul kelompok-kelompok pemburu yang lain.
Pada bait pertama, dituliskan dengan diksi “aku” atau orang pertama tunggal yang
mewakili satu individu dalam kelompok pemburu. Bait pertama sudah disebutkan bagaimana
“aku” sangat memuji hutan, bahkan menganggap hutan adalah Tuannya (Tuhan). Hutan menurut
orang Jerman sendiri dianggap sebagai habitat mistis yang tidak ramah bagi makhluk liar, hingga
zaman modern, dimana ia lebih dari pengasingan dari dunia (www.symbolonline.de). Dan pada
dua kalimat terakhir bait pertama (yang juga ada pada 3 bait lainnya) dapat diartikan bahwa
pemburu tersebut mengucapkan perpisahan kepada Hutan, sebab pemburu harus
meninggalkannya untuk menjalankan tugas yang lain.
Pada bait kedua ini digambarkan betapa dunia itu merupakan tempat yang bising yang
dapat membuat bingung dan hutan mampu menawar (melindungi dari) kebisingan itu. Akan
tetapi, dituliskan juga pada bait kedua ini, bahwa pemburu sudah mulai bergerak pergi
meninggalkan hutan .
Selamat Tinggal,
Dan bait terakhir mengisahkan bahwa pemburu ingin tetap jujur tentang apa yang mereka
puji diam-diam di hutan. Janji itu wajib dan mereka ingin mempertahankan hal tersebut
selamanya. Sekali lagi para pemburu menyebut “Hutan” sebagai Panier “spanduk, bendera” yaitu
bendera perang mereka. Dan dua kalimat terakhir mereka kembali mengucapakan selamat
tinggal pada hutan dan menempatkannya di bawah perlindungan Tuhan. Karena kini mereka
tidak lagi bisa merawat hutan dan bergegas untul melaksanakan tugas lainnya.
KESIMPULAN
Zaman Romantik hadir salah satunya karena kerinduan akan masa yang telah lampau.
Tidak dipungkiri apabila karya sastra yang dihasilkan banyak menonjolkan perasaan,
mementingkan khayalan dan juga bersifat dongeng. Seperti puisi karya Joseph von Eichendorf
yang berjudul “Der Jäger Abschied” yang menggambarkan perasaan pemburu terhadap hutan
yang dianggapnya bagiakan seorang „ibu‟ yang selama ini telah membesarkan mereka menjadi
sekelompok orang-orang yang tangguh melawan duia.
DAFTAR PUSTAKA
http://s128739886.online.de/tag/gedicht-interpretation-der-jaeger-abschied/?slimstat-opt-
out=false
https://norberto42.wordpress.com/2013/02/08/eichendorff-der-jager-abschied-analyse/
https://www.duden.de/rechtschreibung/Lebewohl
Meutiawati, Tia dkk (2007). Mengenal Jerman melalui Sejarah dan Kesusastraan. Google
Book. http://books.google.com/books.