Lukisan pertama adalah karya Nicolas Poussin, salah satu pelukis pada zaman
High Baroque yang idenya sangat dipengaruhi oleh gerakan Klasikal. Ini adalah
suatu lukisan klasik tulen, subject matter-nya adalah penguburan seorang
pahlawan Yunani dan gaya arsitektur yang digambarkan adalah gaya arsitektur
Roma. Dalam lukisan ini Poussin menggambarkan dunia menurut kaum
rasionalis: dunia yang teratur dan indah, sebuah surga kaum Klasik. Kematian
tetap ada, tapi tidak digambarkan sebagai sesuatu yang mengerikan (meskipun
tidak juga dengan pengharapan). Air digambarkan begitu tenang, pohon-pohon
tidak tertiup angin. Segala sesuatu terlihat jelas dan pada tempatnya. Misteri,
horor, dan emosi tidak mempunyai tempat di sini. Lukisan yang kedua adalah
hasil karya Caspar David Friedrich, seorang pelukis Romantik. Yang langsung
membedakan kedua lukisan ini adalah unsur misterinya. Pemandangan di
lukisan Poussin tidak terhalang sama sekali, tapi dalam lukisan Friedrich kabut
yang tebal justru menjadi isi lukisannya. Friedrich tidak melukiskan
pemandangan yang jelas, dan justru ketidakjelasan itulah yang menjadi topik
lukisannya. Yang digambarkannya bukan predictability, namun
unpredictability. Si Pengembara berdiri dengan pose yang kurang stabil,
rambutnya tertiup angin. Di hadapannya terbentang jurang yang tidak terlihat
dasarnya, di ujung horison ada puncak-puncak gunung yang lebih tinggi dari
tempat ia berada. Dalam lukisan ini, rasio tidak lagi memegang kendali.
Gerakan Romantik adalah suatu respons terhadap Gerakan Klasikal: menolak
rasio sebagai satu-satunya otoritas dalam segala sesuatu. Emosi, perasaan,
misteri telah menantang posisi rasio. Bahkan usaha untuk mendefinisikan istilah
Romanticism pasti akan berakibat reduksional sebab gerakan ini adalah gerakan
yang pada intinya menolak definisi, menolak kekakuan sistem dan struktur. Ada
suatu perkataan dari zaman Romantik yang mengatakan, Heard melodies are
sweet, but unheard ones are even sweeter.1
Sebagai contoh, opera Salome tadi mengambil kisah Alkitab tetapi kemudian
menceritakan kembali dengan mindset Romantik yang sama sekali tidak tertarik
untuk memperjuangkan kebenaran Alkitab atau untuk memuliakan Allah;
adegan yang menjadi hidangan utama malah adalah tarian Salome yang
dinamakan Dance of the Seven Veils, di mana soprano yang memerankan
Salome harus turun derajat menjadi stripper dan berakhir dengan kematian
Yohanes Pembaptis, serta Salome yang akhirnya dieksekusi ayahnya sendiri.
Tidak berarti musik atau seni yang baik adalah seni yang tidak realistis, yang
tidak mengenal rasa frustrasi atau ketidaksusilaan. Kitab Mazmur pun dipenuhi
dengan berbagai keluhan dan seringkali mengungkapkan kehidupan manusia
yang dipenuhi dengan sengsara. St. Matthew Passion dari Bach juga tidak
dipenuhi kebahagiaan atau keindahan, tetapi seperti di dalam Alkitab selalu ada
resolusi. Kitab Mazmur yang meskipun dimulai dengan keluh kesah, selalu
diakhiri dengan pengharapan dan iman kepada Tuhan. Maka seni yang baik
adalah seni yang mengembalikan kondisi yang rusak kepada kondisi yang
Righteous. Righteousness dalam seni bukan berarti segala sesuatu harus tanpa
dosa, sebab hal ini pasti berlawanan dengan realita. Menjadi Righteous
mempunyai arti membenarkan, membuat apa yang kacau menjadi harmonis.
Sebab Allah kita bukanlah Allah yang menghendaki kekacauan, tetapi damai
sejahtera. Kiranya tulisan ini boleh membawa kita mengerti kelebihan dan
kekurangan musik yang menjadi warisan kita, dan boleh membantu kita dalam
menggunakannya untuk kemuliaan Tuhan. Soli Deo Gloria.
a. Jethro Rachmadi,
(Pemuda MRII Melbourne) Mahasiswa Bachelor of Music di University of
Melbourne
b. Endnotes:
c. 1. Arnold Whitall, Romanticism. (London: Thames and Hudson, 1987) 9
d. 2. Kromatisasi adalah pergerakan not naik atau turun dengan beda setengah,
misalnya 1,1/2, 2/ 3 dalam not angka.
e. 3. Beethoven adalah komponis yang lahir dan memulai karirnya dengan
musik Klasik, namun pada masa pertengahan hidupnya gaya komposisinya telah
berubah menjadi musik Romantik.
f. 4. Misalnya, pada zaman sekarang anak kecil sering ditanya, Mau jadi apa
kalau sudah besar?
g. 5. Atonal = tanpa tonalitas. Kalau Saudara mendengar musik ini, tidak akan
tahu musik itu dimainkan secara benar atau salah karena semuanya terdengar
tanpa harmoni.
http://eviilhami.blogspot.co.id/2014/02/berikut-makalah-tentang-zaman-
romantik.html
Sejarah Musik Rock And Roll tahun 1951
Sejarah musik rock and roll berlanjut ke tahun 1951, saat seorang DJ di
Cleveland, Ohio yang bernama Alan Freed memutar jenis musik yang
diperkirakannya bisa disukai pendengar dari berbagai kalangan dan ras. Alan
Freed juga disebut-sebut sebagai orang yang pertama kali menggunakan istilah
rock and roll untuk musik R&B yang gembira dan energetik. Alan Freed
mengadakan konser rock and roll pertama yang dilangsungkan 21 Maret 1952
dan diberi nama The Moondog Coronation Ball. Konser ini dihadiri penonton
yang sebagian besar orang Afrika-Amerika. Setelah konser yang pertama cukup
sukses, Alan Freed terus mengadakan berbagai pertunjukan rock and roll yang
banyak ditonton orang berkulit hitam dan berkulit putih.
Berdasarkan sejarah musik rock and roll, para pengamat musik sering
memperdebatkan mengenai siapa pemusik yang membuat rekaman rock and roll
pertama kali. Ada yang mengatakan Sister Rosetta Tharpe sudah merekam
musik yang penuh dengan teriakan dan hentakan pada tahun 1930-an dan 1940-
an. Gaya bermusiknya mirip dengan ciri khas rock and roll di pertengahan tahun
1950-an. Pemusik lainnya adalah Big Joe Turner dengan Roll em Pete. Lagu
ini direkamnya pada tahun 1939, tapi hampir tidak bisa dibedakan dengan gaya
rock and roll tahun 1950-an. Artis yang merilis rekaman mirip rock and roll
pada dekade 1940-an dan awal tahun 1950-an, di antaranya ada Roy
Brown (Good Rocking Tonight, tahun 1947), Paul Bascomb(Rock and Roll,
1947), Fats Domino (The Fat Man, 1949), Big Joe Turner (Honey, Hush,
1953, dan Shake, Rattle and Roll, 1954), serta Les Paul and Mary
Ford (How High the Moon, 1951).
Berlanjut sejarah musik rock and roll yang mengatakan, Artikel majalah Rolling
Stone terbitan tahun 2004 menyatakan singel pertama Elvis
Presley produksi Sun Records yang berjudul Thats All Right (Mama) adalah
rekaman rock and roll yang pertama. Selain itu, lagu hit Bo Diddley dan Im
A Man oleh Bo Diddley juga dikatakan sebagai perintis beat baru yang
menghentak dan memperkenalkan cara bermain gitar yang unik dan menjadi
inspirasi bagi pemusik lain. Selanjutnya Lagu Rock Around the Clock oleh
Bill Haley adalah lagu rock and roll pertama yang menduduki puncak tangga
lagu majalah Billboard untuk angka penjualan dan jumlah pemutaran lagu
(airplay) di radio. Pemusik-pemusik lain yang menciptakan lagu hit di periode
awal rock and roll adalah Chuck Berry, Little Richard, dan kelompok vokal
bergaya doo-wop. Selain itu, di dunia musik pop berjaya para penyanyi yang
sudah menjadi bintang sejak dekade sebelumnya, sepertiEddie Fisher, Perry
Como, dan Patti Page. Di periode awal rock and roll, mereka mulai menemui
kesulitan menempatkan lagu-lagu pop di tangga lagu akibat terhalang lagu rock
and roll.
Selanjutnya sejarah musik rock and roll berdampak pada kepopuleran rock and
roll secara massal dan mendunia ternyata menimbulkan dampak sosial yang
tidak terduga. Rock and roll bukan saja mempengaruhi gaya bermusik, tapi
sekaligus gaya hidup, gaya berpakaian, dan bahasa. Selain sukses di dunia
musik, bintang-bintang di periode awal rock and roll juga sukses di dunia film
dan televisi. Elvis Presley, misalnya merupakan bintang rock and roll yang
sukses sebagai bintang film dan televisi.
Istilah kata rock and roll sendiri sering dipakai orang berkulit hitam untuk
menyebut hubungan se*ks. Penyanyi wanita Trixie Smith pertama kali
menggunakan istilah rock and roll dalam lagu My Baby Rocks Me With One
Steady Roll yang diedarkan tahun 1922.
Sejarah musik rock and roll mungkin kita mengenal The Beatles yang paling
populer untuk membawakan lagu berjenis rock and roll. Juga ada Rolling
Stones. Namun, siapa sangka sebelum kemunculan mereka ada satu band
indonesia yang bisa dibilang sebagai pelopor musik rock and roll, yaitu The
Tielman Brother. Katanya, Paul Mc Cartney salah satu pentolan dari grup band
The Beatles, sangat mengagumi band ini dan terinspirasi juga. Tapi sayangnya
mungkin orang indonesia sendiri lebih menyukai The Beatles ataupun Rolling
Stones dalam musik rock and roll. Dan sebenarnya kita harus bangga karena
ternyata band dari indonesia lah yang menginspirasi grup band sekelas The
Beatles, yaitu The Tielman Brothers.