Anda di halaman 1dari 8

Zaman Romantik

Zaman Romantik ditandai dengan kegiatan musik yang lebih menitik-


beratkan pada penggarapan pada pemanfaatan timbre, ritmik, melodi, dan
harmoni. Karya-karya musik pada zaman Romantik lebih mengutamakan pada
garapan emosional dan dramatis. Memasuki abad ke-19, bentuk-bentuk musik
pada zaman Klasik didominasi oleh program-program resital maupun konser.
Ciri-cirinya yang terdapat pada karya zaman Barok adalah sebagai berikut.
a. Media Penyajian
Karya musik pada zaman Romantik selalu dipertunjukan pada gedunggedung
konser dan opera maupun tempat-tempat pertunjukan khusus. Musik gereja
masih mendominir sebagian besar kegiatan masyarakat. Penyajian nyanyian
tunggal dengan iringan piano merupakan teknik penyajian yang sangat
digemari oleh masyarakat luas. Orkestra zaman Romantik mulai didominir oleh
alat musik gesek yang ditambah dengan picolo, clarinet, horn, trombon, tuba,
harpa, dan beberapa alat musik pukul.
b. Ritme
Ritme yang mendukung ide serta ekspresi seseorang makin lengkap.
Denyutan-denyutan ritmik, perubahan matra, sinkopisasi dalam berbagai pola
mulai menjadi mode. Pembuatan partitur selalu dilengkapi tanda-tanda tempo
berbagai modifikasinya serta tanda-tanda ekspresi.
c. Melodi
Pembuatan melodi untuk vokal sangat dipengaruhi oleh gaya pembuatan
melodi instrumen.
d. Tekstur
Tekstur zaman Romantik sebagian besar berbentuk homophonik yang sudah
dikembangkan dengan pemakaian akor-akor disonan, ornamentasi, dan teknik
kontrapung secara bebas.
e. Pola
Pada zaman Romantik pembentukan karya musik bentuk garapannya
rhapsodi dan usaha-usaha musikalisasi puisi. Karya-karya yang berbentuk
instrumental merupakan salah satu tolok ukur (standar) perkembangan musik
zaman Romantik karena zaman ini kaya harmoni serta lagu klimaks.
Tokoh musisi pada zaman Romantik adalah sebagai berikut.
a. Karya Franz Schubert antara lain Unfinished Symphony, C Mayor Symphony,
The Great, dan Death and the Maiden.
b. Karya Felix Mendelson (18091847) antara lain Scotch, Italian and
Reformation, Eliyah, dan A Midsummer Nights Dream.
c. Karya Franz Lizt (18111886) antara lain Faust Symphony, Funerailles,
Sonata in B minor, dan Hungarian Rhapsodies.
d. Karya Peter Ilich Tchaikvsky (18401893) antara lain Pathetique no. 6, Piano
concerto in B Flat Minor, dan Romeo and Juliet.
e. Karya Antonin Dvorak (18141907) antara lain Symphony No. 5 (From the
World) dan String Quartet in F Mayor.
f. Karya Richard Wagner (18131883) antara lain Lohengrin, Die Meister
Singer, Tannhauser, dan Tristan und Isolde.
g. Karya Johannes Brahms (18331897) antara lain Symphony No. 3, German
Requiem, The Double Concerto for Violin and Celo, Hungarians Dances, dan
Overture The Academic Festival and the Tragic
Pengertian Musik zaman Romantik

Karakteristik utama dari musik romantik sendiri adalah kebebasan lebih


dalam bentuk musik dan ekspresi emosi serta imajinasi dari komponis. Lalu
ukuran dari orkestra yang menjadi semakin besar dan bahkan bisa disebut
raksasa dibandingkan sebelumnya. Hasil karya dari para komponis juga menjadi
semakin kaya akan variasi dari mulai lagu hingga karya pendek dengan piano
dan diakhiri dengan ending yang sangat spektakuler dan dramatis pada
puncaknya. Secara teknik, para pemain musik pada era ini juga mempunyai
level sangat tinggi.
Ciri-ciri dari musik zaman romantik, antara lain:
1. Ciri Tidak ada ornamen.
2. Melodi berekspresi.
3. Harmoni bervariasi, homofonik dan polifonik.
4. Penggunaan dinamik dan tempo secara optimal dan bervariasi.
5. Zaman Romantik (1810-1920)
6. Lukisan pertama adalah karya Nicolas Poussin, salah satu pelukis pada
zaman High Baroque yang idenya sangat dipengaruhi oleh gerakan Klasikal. Ini
adalah suatu lukisan klasik tulen, subject matter-nya adalah penguburan seorang
pahlawan Yunani dan gaya arsitektur yang digambarkan adalah gaya arsitektur
Roma. Dalam lukisan ini Poussin menggambarkan dunia menurut kaum
rasionalis: dunia yang teratur dan indah, sebuah surga kaum Klasik. Kematian
tetap ada, tapi tidak digambarkan sebagai sesuatu yang mengerikan (meskipun
tidak juga dengan pengharapan). Air digambarkan begitu tenang, pohon-pohon
tidak tertiup angin. Segala sesuatu terlihat jelas dan pada tempatnya. Misteri,
horor, dan emosi tidak mempunyai tempat di sini. Lukisan yang kedua adalah
hasil karya Caspar David Friedrich, seorang pelukis Romantik. Yang langsung
membedakan kedua lukisan ini adalah unsur misterinya. Pemandangan di
lukisan Poussin tidak terhalang sama sekali, tapi dalam lukisan Friedrich kabut
yang tebal justru menjadi isi lukisannya. Friedrich tidak melukiskan
pemandangan yang jelas, dan justru ketidakjelasan itulah yang menjadi topik
lukisannya. Yang digambarkannya bukan predictability, namun
unpredictability. Si Pengembara berdiri dengan pose yang kurang stabil,
rambutnya tertiup angin. Di hadapannya terbentang jurang yang tidak terlihat
dasarnya, di ujung horison ada puncak-puncak gunung yang lebih tinggi dari
tempat ia berada. Dalam lukisan ini, rasio tidak lagi memegang kendali.
Gerakan Romantik adalah suatu respons terhadap Gerakan Klasikal: menolak
rasio sebagai satu-satunya otoritas dalam segala sesuatu. Emosi, perasaan,
misteri telah menantang posisi rasio. Bahkan usaha untuk mendefinisikan istilah
Romanticism pasti akan berakibat reduksional sebab gerakan ini adalah gerakan
yang pada intinya menolak definisi, menolak kekakuan sistem dan struktur. Ada
suatu perkataan dari zaman Romantik yang mengatakan, Heard melodies are
sweet, but unheard ones are even sweeter.1

Masa Romantik merupakan masa dimana masyarakat memberikan perhatian


pada perasaan, imajinasi dan individualisme. Karya Romantik umumnya
menghadirkan suara-suara yang unik dan merefleksikan kepribadian
komposernya. Pada masa ini dikembangkan Musik Program, yaitu musik
instrumental yang dihubungkan dengan ceritam puisi, gagasan atau skenario.
Ciri lain musik Romantik adalah kecendrungan komposer pada suara yang
kaya akan sensasional, menggunakan suara untuk memperoleh suasana yang
beragam. Hal ini ditandai adanya peranan alat musik tiup yang memberikan
warna suara yang beragam. Dalam upayanya menciptakan warna suara yang
baru, komposer Romantik mengeksplorasi akor-akor dan cara-cara baru dalam
menggunakan akor-akor baru dan akor-akor lama. Karya Romantik juga
cenderung mempunyai ragam yang luas ke tangga nada lain.
SEJARAH MUSIK BARAT ZAMAN ROMANTIK (1810-1920)

Lukisan pertama adalah karya Nicolas Poussin, salah satu pelukis pada zaman
High Baroque yang idenya sangat dipengaruhi oleh gerakan Klasikal. Ini adalah
suatu lukisan klasik tulen, subject matter-nya adalah penguburan seorang
pahlawan Yunani dan gaya arsitektur yang digambarkan adalah gaya arsitektur
Roma. Dalam lukisan ini Poussin menggambarkan dunia menurut kaum
rasionalis: dunia yang teratur dan indah, sebuah surga kaum Klasik. Kematian
tetap ada, tapi tidak digambarkan sebagai sesuatu yang mengerikan (meskipun
tidak juga dengan pengharapan). Air digambarkan begitu tenang, pohon-pohon
tidak tertiup angin. Segala sesuatu terlihat jelas dan pada tempatnya. Misteri,
horor, dan emosi tidak mempunyai tempat di sini. Lukisan yang kedua adalah
hasil karya Caspar David Friedrich, seorang pelukis Romantik. Yang langsung
membedakan kedua lukisan ini adalah unsur misterinya. Pemandangan di
lukisan Poussin tidak terhalang sama sekali, tapi dalam lukisan Friedrich kabut
yang tebal justru menjadi isi lukisannya. Friedrich tidak melukiskan
pemandangan yang jelas, dan justru ketidakjelasan itulah yang menjadi topik
lukisannya. Yang digambarkannya bukan predictability, namun
unpredictability. Si Pengembara berdiri dengan pose yang kurang stabil,
rambutnya tertiup angin. Di hadapannya terbentang jurang yang tidak terlihat
dasarnya, di ujung horison ada puncak-puncak gunung yang lebih tinggi dari
tempat ia berada. Dalam lukisan ini, rasio tidak lagi memegang kendali.
Gerakan Romantik adalah suatu respons terhadap Gerakan Klasikal: menolak
rasio sebagai satu-satunya otoritas dalam segala sesuatu. Emosi, perasaan,
misteri telah menantang posisi rasio. Bahkan usaha untuk mendefinisikan istilah
Romanticism pasti akan berakibat reduksional sebab gerakan ini adalah gerakan
yang pada intinya menolak definisi, menolak kekakuan sistem dan struktur. Ada
suatu perkataan dari zaman Romantik yang mengatakan, Heard melodies are
sweet, but unheard ones are even sweeter.1

Sebagai contoh, opera Salome tadi mengambil kisah Alkitab tetapi kemudian
menceritakan kembali dengan mindset Romantik yang sama sekali tidak tertarik
untuk memperjuangkan kebenaran Alkitab atau untuk memuliakan Allah;
adegan yang menjadi hidangan utama malah adalah tarian Salome yang
dinamakan Dance of the Seven Veils, di mana soprano yang memerankan
Salome harus turun derajat menjadi stripper dan berakhir dengan kematian
Yohanes Pembaptis, serta Salome yang akhirnya dieksekusi ayahnya sendiri.
Tidak berarti musik atau seni yang baik adalah seni yang tidak realistis, yang
tidak mengenal rasa frustrasi atau ketidaksusilaan. Kitab Mazmur pun dipenuhi
dengan berbagai keluhan dan seringkali mengungkapkan kehidupan manusia
yang dipenuhi dengan sengsara. St. Matthew Passion dari Bach juga tidak
dipenuhi kebahagiaan atau keindahan, tetapi seperti di dalam Alkitab selalu ada
resolusi. Kitab Mazmur yang meskipun dimulai dengan keluh kesah, selalu
diakhiri dengan pengharapan dan iman kepada Tuhan. Maka seni yang baik
adalah seni yang mengembalikan kondisi yang rusak kepada kondisi yang
Righteous. Righteousness dalam seni bukan berarti segala sesuatu harus tanpa
dosa, sebab hal ini pasti berlawanan dengan realita. Menjadi Righteous
mempunyai arti membenarkan, membuat apa yang kacau menjadi harmonis.
Sebab Allah kita bukanlah Allah yang menghendaki kekacauan, tetapi damai
sejahtera. Kiranya tulisan ini boleh membawa kita mengerti kelebihan dan
kekurangan musik yang menjadi warisan kita, dan boleh membantu kita dalam
menggunakannya untuk kemuliaan Tuhan. Soli Deo Gloria.
a. Jethro Rachmadi,
(Pemuda MRII Melbourne) Mahasiswa Bachelor of Music di University of
Melbourne
b. Endnotes:
c. 1. Arnold Whitall, Romanticism. (London: Thames and Hudson, 1987) 9
d. 2. Kromatisasi adalah pergerakan not naik atau turun dengan beda setengah,
misalnya 1,1/2, 2/ 3 dalam not angka.
e. 3. Beethoven adalah komponis yang lahir dan memulai karirnya dengan
musik Klasik, namun pada masa pertengahan hidupnya gaya komposisinya telah
berubah menjadi musik Romantik.
f. 4. Misalnya, pada zaman sekarang anak kecil sering ditanya, Mau jadi apa
kalau sudah besar?
g. 5. Atonal = tanpa tonalitas. Kalau Saudara mendengar musik ini, tidak akan
tahu musik itu dimainkan secara benar atau salah karena semuanya terdengar
tanpa harmoni.

http://eviilhami.blogspot.co.id/2014/02/berikut-makalah-tentang-zaman-
romantik.html
Sejarah Musik Rock And Roll tahun 1951

Sejarah musik rock and roll berlanjut ke tahun 1951, saat seorang DJ di
Cleveland, Ohio yang bernama Alan Freed memutar jenis musik yang
diperkirakannya bisa disukai pendengar dari berbagai kalangan dan ras. Alan
Freed juga disebut-sebut sebagai orang yang pertama kali menggunakan istilah
rock and roll untuk musik R&B yang gembira dan energetik. Alan Freed
mengadakan konser rock and roll pertama yang dilangsungkan 21 Maret 1952
dan diberi nama The Moondog Coronation Ball. Konser ini dihadiri penonton
yang sebagian besar orang Afrika-Amerika. Setelah konser yang pertama cukup
sukses, Alan Freed terus mengadakan berbagai pertunjukan rock and roll yang
banyak ditonton orang berkulit hitam dan berkulit putih.
Berdasarkan sejarah musik rock and roll, para pengamat musik sering
memperdebatkan mengenai siapa pemusik yang membuat rekaman rock and roll
pertama kali. Ada yang mengatakan Sister Rosetta Tharpe sudah merekam
musik yang penuh dengan teriakan dan hentakan pada tahun 1930-an dan 1940-
an. Gaya bermusiknya mirip dengan ciri khas rock and roll di pertengahan tahun
1950-an. Pemusik lainnya adalah Big Joe Turner dengan Roll em Pete. Lagu
ini direkamnya pada tahun 1939, tapi hampir tidak bisa dibedakan dengan gaya
rock and roll tahun 1950-an. Artis yang merilis rekaman mirip rock and roll
pada dekade 1940-an dan awal tahun 1950-an, di antaranya ada Roy
Brown (Good Rocking Tonight, tahun 1947), Paul Bascomb(Rock and Roll,
1947), Fats Domino (The Fat Man, 1949), Big Joe Turner (Honey, Hush,
1953, dan Shake, Rattle and Roll, 1954), serta Les Paul and Mary
Ford (How High the Moon, 1951).
Berlanjut sejarah musik rock and roll yang mengatakan, Artikel majalah Rolling
Stone terbitan tahun 2004 menyatakan singel pertama Elvis
Presley produksi Sun Records yang berjudul Thats All Right (Mama) adalah
rekaman rock and roll yang pertama. Selain itu, lagu hit Bo Diddley dan Im
A Man oleh Bo Diddley juga dikatakan sebagai perintis beat baru yang
menghentak dan memperkenalkan cara bermain gitar yang unik dan menjadi
inspirasi bagi pemusik lain. Selanjutnya Lagu Rock Around the Clock oleh
Bill Haley adalah lagu rock and roll pertama yang menduduki puncak tangga
lagu majalah Billboard untuk angka penjualan dan jumlah pemutaran lagu
(airplay) di radio. Pemusik-pemusik lain yang menciptakan lagu hit di periode
awal rock and roll adalah Chuck Berry, Little Richard, dan kelompok vokal
bergaya doo-wop. Selain itu, di dunia musik pop berjaya para penyanyi yang
sudah menjadi bintang sejak dekade sebelumnya, sepertiEddie Fisher, Perry
Como, dan Patti Page. Di periode awal rock and roll, mereka mulai menemui
kesulitan menempatkan lagu-lagu pop di tangga lagu akibat terhalang lagu rock
and roll.
Selanjutnya sejarah musik rock and roll berdampak pada kepopuleran rock and
roll secara massal dan mendunia ternyata menimbulkan dampak sosial yang
tidak terduga. Rock and roll bukan saja mempengaruhi gaya bermusik, tapi
sekaligus gaya hidup, gaya berpakaian, dan bahasa. Selain sukses di dunia
musik, bintang-bintang di periode awal rock and roll juga sukses di dunia film
dan televisi. Elvis Presley, misalnya merupakan bintang rock and roll yang
sukses sebagai bintang film dan televisi.
Istilah kata rock and roll sendiri sering dipakai orang berkulit hitam untuk
menyebut hubungan se*ks. Penyanyi wanita Trixie Smith pertama kali
menggunakan istilah rock and roll dalam lagu My Baby Rocks Me With One
Steady Roll yang diedarkan tahun 1922.
Sejarah musik rock and roll mungkin kita mengenal The Beatles yang paling
populer untuk membawakan lagu berjenis rock and roll. Juga ada Rolling
Stones. Namun, siapa sangka sebelum kemunculan mereka ada satu band
indonesia yang bisa dibilang sebagai pelopor musik rock and roll, yaitu The
Tielman Brother. Katanya, Paul Mc Cartney salah satu pentolan dari grup band
The Beatles, sangat mengagumi band ini dan terinspirasi juga. Tapi sayangnya
mungkin orang indonesia sendiri lebih menyukai The Beatles ataupun Rolling
Stones dalam musik rock and roll. Dan sebenarnya kita harus bangga karena
ternyata band dari indonesia lah yang menginspirasi grup band sekelas The
Beatles, yaitu The Tielman Brothers.

Anda mungkin juga menyukai