Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

EKONOMI MONETER PADA NEGARA QATAR

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Ekonomi Moneter Islam”

Dosen Pengampuh : Fitria Rahma, SEI, MA

Disusun oleh :
Ardiana Melinda Wirandana (1831811001)
Mimi Khadija (1831811001)
Siska (1831811021)

PRODI PERBANKAN SYARIAH 1 SEMESTER 6


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SAMARINDA
2021
A. Gambaran Umum

Qatar adalah sebuah negara emirat di Timur Tengah yang terletak di


sebuah semenanjung kecil di Jazirah Arab di Asia Barat. Batasnya di selatan
merupakan Arab Saudi dan sisanya dibatasi Teluk Persia. Teluk ini juga yang
memisahkan Qatar dari negara Bahrain. Ibukota negara Qatar adalah Doha.
Mayoritas penduduk Qatar beragama Islam yaitu sebanyak 77,5%. Bahasa
resmi Qatar adalah bahasa Arab. Sistem pemerintahan Qatar berbentuk
Monarki Absolut yaitu negara yang dikepalai oleh seorang Raja yang disebut
dengan Emir. Sedangkan kepala pemerintahannya adalah seorang perdana
menteri yang diangkat oleh Emir. (Dickson, 2020) Luas dari negara Qatar
yakni 11.572 km2. Jumlah penduduk Qatar perhitungan tahun 2017 yakni
sebesar 2.725 juta jiwa dengan Total pendapatan domestik bruto Qatar
sebesar $191,4 miliar dengan jumlah perkapita sebesar 68.783,78 USD pada
tahun 2018 (Wardoyo, 2018).

Pada bidang perekonomian, awalnya ekonomi Qatar difokuskan pada


perikanan dan mutiara karena sebagian besar batas dari negara Qatar yaitu
dengan lautan kecuali di sisi selatan yang berbatasan dengan Arab Saudi,
namun industri mutiara jatuh setelah munculnya pesaing dalam bidang
industri mutiara yang dibudidayakan dari Jepang pada sekitar tahun 1920
hingga 1930 sehingga menyebabkan Qatar harus mencari pemasukan lain
yang tentu saja dapat memberi keuntungan dalam jumlah yang besar.
Kemudian dari mutiara berkembang ke industri minyak dan gas alam yang
sampai saat ini masih menjadi tumpuan utama Qatar sebagai pengahasilan
utama. Hasil dari gas alam dan minyak tersebut akan diekspor ke berbagai
negara di Asia seperti Jepang, Singapura, India, Thailand, Korea Selatan dan
juga Amerika Serikat. Sumber daya alam tersebut pertama kali ditemukan
pada 1940. Produksi minyak bumi tersebut telah mengubah negara Qatar
secara signifikan yang kemudian negara tersebut terkenal sebagai negara
produsen minyak dunia dan menjadi negara ketiga dengan cadangan minyak
dan gas alam terbesar di dunia, karena Qatar diprediksi memiliki kurang lebih
900 triliun kaki kubik cadangan gas alam dan simpanan minyak sebesar 15
miliar barel (2,4 km³). (Eropa, n.d.)

Qatar bergabung ke dalam anggota aktif OPEC sejak dari tahun 1961,
produksi minyak bumi milik negara anggota OPEC di dominasi oleh negara -
negara yang berasal dari wilayah Timur Tengah, diantaranya Arab Saudi, Iraq,
Iran, Uni Emirat Arab, dan Kuwait. Dengan nilai produksi Arab Saudi sekitar
9,96 juta barel per hari; Iraq sekitar 4,47 juta barel per hari; Iran sekitar 3,87
juta barel per hari, dan Kuwait sekitar 2.7 juta barel per hari. Salah satu negara
yang juga merupakan negara Timur Tengah yang nyatanya tidak menduduki
posisi teratas terkait produksi minyak ialah Qatar. Terkecuali Qatar yang juga
negara Timur Tengah, namun dalam produksi minyak buminya, ia hanya
berada pada urutan ke-11 dari 14 negara anggota OPEC, dengan nilai produksi
sebesar 600 ribu barel perhari.(Putri & Ranggi, 2020).

Setelah mulai merasakan dampak dari melimpahnya hasil produksi


minyak, pendapatan tersebut mulai dialokasikan untuk pembangunan fasilitas
umum seperti pembangunan sekolah, rumah sakit, jalan, dan sebagian lagi
digunakan untuk berinvestasi melalui lembaga yang dibentuk oleh pemerintah
yaitu Qatar Investment Authority (QIA). Dengan jumlah aset mencapai USD
335 miliar, saat ini QIA berada di urutan kesembilan dalam daftar perusahaan
investasi milik negara dengan aset paling besar. Dengan adanya sumber daya
tersebut kondisi perekonomian Qatar semakin berkembang dan angka
kemiskinan kemudian menjadi semakin sedikit. Tentu saja kondisi tersebut
tidak membutuhkan waktu yang singkat untuk merubahnya. Banyak faktor
yang berperan dalam mengembangkan ekonomi negara tersebut. Salah
satunya yaitu peran dari pemerintah Qatar.(Eropa, n.d.)

Qatar termasuk kedalam negara yang memiliki makroekonomi yang stabil,


kondisi pasar yang efisien, pemerintahan yang sangat bagus dilihat dari
rendahnya tingkat korupsi para pemimpinnya, dan juga kondisi sosial
politiknya yang juga cenderung stabil. Para pemimpin negara tersebut sangat
mementingkan kondisi rakyatnya bahkan sebelum sumber daya minyak dan
gas ditemukan. Sistem perekonomian Qatar yang terpusat menghasilkan
kebijakan yang terencana dan karena peran pemerintah yang begitu dominan
dalam berbagai kebijakan yang berkaitan dengan ekonomi. Maka dari itu
pemerintah memberikan insentif yang berupa material yang secara tidak
langsung juga akan mendorong para pelaku ekonomi di negara tersebut untuk
berkembang. Strategi pengelolaan perekonomian Qatar merupakan strategi
dengan sistem terpusat dan menyebar secara merata yang kemudian bisa
berdampak kepada pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat.

Pada tahun 2004, Qatar mengembangkan sektor perekonomiannya dengan


membuka Qatar Science & Technology Park (QSTP) yang bertujuan untuk
menampung pengembangan usaha yang berasal dari Qatar ataupun luar negeri
yang terfokus kepada teknologi. Dengan adanya Qatar Science & Technology
Park ini akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012
sebanyak 6%. QSTP adalah zona bebas di Qatar, yang didasari dengan visi
menjadi sebagai pusat internasional untuk penelitian, inovasi dan
kewirausahaan terapan yang diakui. Hal ini dipandang sebagai langkah
menuju pembangunan Qatar dibidang ekonomi dengan berdasar pada
pengembangan pengetahuan dan teknologi. Fungsi utama QSTP adalah pusat
pengembangan teknologi dan bukan hanya sebatas untuk pengembangan
bisnis semata.

Per 2020, PDB per kapita Qatar menempati posisi nomor 9 tertinggi di
dunia, dengan total pendapatan sebesar 52.751 USD menurut Dana Moneter
Internasional (IMF). Dengan tidak adanya pajak penghasilan, Qatar (bersama
Bahrain) adalah salah satu negara dengan tingkat pajak terendah di dunia
dengan tingkat pengangguran bulan Juni 2013 adalah 0,1%. Negara ini hampir
tidak menerapkan pajak, namun otoritas negara berencana untuk
menerapkannya pada makanan siap saji dan barang mewah. Pajak ini akan
diimplementasikan pada barang yang membahayakan tubuh seperti makanan
siap saji, rokok, dan minuman ringan.

Antara tanggal 5 dan 6 Juni 2017, Arab Saudi, UEA, Yaman, Mesir,
Maladewa, dan Bahrain secara terpisah mengumumkan bahwa mereka telah
memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Terjadinya pemutusan
hubungan diplomatik ini bukan tanpa faktor. Ada beberapa faktor pemicu nya.
Antara lain, pertama, isu terorisme. Qatar diduga oleh negara Arab mendanai
organisasi ekstremis dengan tujuan terorisme. Salah satu nya Ikwanul
Muslimin yang dianggap sebagai organisasi radikal yang sangat
membahayakan stabilitas negara Arab. (Tumanggor & Arifin, 2019)

Kedua, hubungan dengan Iran. Qatar mempertahankan hubungan yang


relatif baik dengan Iran. Qatar dan Iran berbagi kepemilikan ladang gas
kondesat di Pars Selatan-Dome Utara, dimana lading ini merupakan ladang
gas alam terbesar di dunia. Hal tersebut menjadi basis kecemburuan Arab
Saudi dan beberapa negara Arab lainnya. (Tumanggor & Arifin, 2019)

Ketiga, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Riyadh 2017. Sebagai bagian


dari KKT Riyadh, akhir Mei 2017, banyak pemimpin dunia termasuk presiden
Amerika Serikat Donald Trump memberikan dukungan kuat bagi upaya Arab
Saudi dalam memerangi negara dan kelompok yang bersekutu dengan
Ikhwanul Muslimin. Dukungan tersebut membuat negara-negara Sunni
lainnya mengikuti Arab Saudi untuk mengambil sikap melawan Qatar.
(Tumanggor & Arifin, 2019)

Keempat, peretasan Situs web Qatar News Agency dan platform media
pemerintah. Menurut Al Jazeera (media Qatar), peretas menulis komentar
palsu di Qatar News Agency yang dikatikan dengan Emir Qatar, Sheikh
Tamim bin Hamad Al-Thani, yang menyatakan dukungannya untuk Iran,
Hamas, Hizbullah, dan Israel. Dalam komentar tersebut kesimpulannya agar
Iran tidak dipandang sebelah mata oleh negara Teluk, karena ia adalah salah
satu kekuatan besar yang ada di Timur Tengah. Qatar menuding UEA, Arab
Saudi, dan Amerika berada di belakang ini semua. Kondisi ini kembali
membuat hubungan kedua belah pihak semakin memanas (Tumanggor &
Arifin, 2019).

B. Kebijakan Moneter
1. Kebijakan moneter di Qatar, 1940s-1993

Tinjauan situasi moneter 1940-an-1993 Hingga awal 1970-an Qatar


berada di bawah pengaruh Inggris, dan begitu pula semua fitur ekonomi di
Qatar negara yang terkait dengan area mata uang sterling. Untuk sebagian
besar periode ini, Qatar tidak memiliki miliknya sendiri mata uang
nasional dan tetap bergantung pada bank asing. Bank pertama tersebut
adalah cabang dari Eastern Bank (sekarang dikenal sebagai Standard
Chartered), yang dibuka pada tahun 1950. Situasi berubah 1965 ketika
bank domestik pertama, Qatar National Bank, didirikan. Kemudian:

a. Pada Maret 1966, perjanjian mata uang yang ditandatangani


antara Qatar dan Dubai mendirikan Qatar dan Dewan Mata
Uang Dubai. Mata uang baru, riyal Qatar-Dubai, menggantikan
mata uang asing mata uang yang beredar pada paruh kedua
tahun 1966.
b. Pada September 1971, Qatar merdeka. Saat Dubai bergabung
dengan United Arab Emirates pada Mei 1973, pemerintah
mengeluarkan Undang-undang no 7 yang menetapkan Moneter
Qatar Keagenan dan memberinya kekuasaan bank sentral. Riyal
Qatar menggantikan riyal QatarDubai sebagai mata uang
nasional.
c. Pada bulan April 1974, Keputusan No. 72 menyatakan bahwa
riyal Qatar akan terus dipatok ke Dolar AS dengan cara yang
sama seperti riyal Qatar-Dubai.
d. Pada bulan Maret 1975 basis pasak riyal diubah dari dolar AS
menjadi Dolar Khusus Drawing Right (SDR) sebesar 4,7619
riyal per SDR dengan variasi marjinal ± 2,25%. Nilai tukar
terhadap dolar AS ditentukan berdasarkan nilai tukarnya
terhadap SDR sebagaimana ditentukan oleh IMF. Nilai tukar
riyal terhadap lainnya mata uang ditetapkan menurut nilai tukar
mereka terhadap dolar di internasional pasar uang.
e. Pada paruh kedua tahun 1975, SDR terdepresiasi terhadap dolar,
dan variasi marjinal meningkat menjadi ± 7,25%. Badan
Moneter menentukan nilai harian penggunaan riyal dolar AS
sebagai mata uang intervensi.
f. Sejak 1980, riyal ditetapkan pada 3,64 per dolar AS.
g. Pada bulan Agustus 1993, Bank Sentral Qatar (QCB) didirikan
2. Kebijakan moneter setelah 1993
Menurut undang-undang yang menetapkannya, tujuan utama kebijakan
moneter QCB adalah untuk:
a. Mengarahkan kebijakan moneter dan kredit perbankan untuk
mewujudkan tujuan perekonomian negara kebijakan;
b. Menerbitkan mata uang;
c. Mengambil tindakan yang diperlukan untuk menstabilkan nilai
mata uang dan konversi gratisnya ke mata uang lain mata uang
asing;
d. Mengatur dan mengawasi bank dan lembaga keuangan;
e. Berfungsi sebagai bankir bagi pemerintah;
f. Bertindak sebagai bank untuk semua bank yang beroperasi di
negara bagian; dan
g. Mengelola cadangan yang dialokasikan sebagai penutup mata
uang.
Dalam praktiknya, QCB menangani sebagian besar fungsi bank sentral
termasuk pengaturan dewan mata uang. QCB diperlukan untuk
mempertahankan 100% cadangan devisa untuk mata uang domestik yang
diterbitkan. Sejak cadangan perlindungan tetap di atas 100%, QCB telah
mampu mengadopsi kebijakan moneter yang relatif aktif, dengan suku
bunga domestik lebih tinggi dari suku bunga dunia. Sebuah undang-
undang baru sedang dirancang, memberi QCB lebih banyak kemerdekaan.
Sektor perbankan terdiri dari pusat bank (QCB) dan 15 bank umum:
tujuh cabang bank asing, lima komersial dalam negeri bank, dua bank
Islam dan Qatar Industrial Development Bank milik pemerintah, yang
mendanai proyek bisnis kecil dan menengah.
C. Implementasi Instrumen Moneter

Implementasi Instrumen Moneter adalah sebagai berikut

1. Required Reseve

Bank komersial mempertahankan sejumlah cadangan wajib yang


disyaratkan oleh QCB setara dengan persentase tertentu dari total rata-rata
deposit pada hari keenambelas setiap bulannya hingga hari keduabelas dari
bulan selanjutnya. Jumlah cadangan yang disetujui berlaku sejak awal hari
kelimabelas setiap bulannya. Jumah cadangan tersebut tidak dikenakan
Bungan dan menggunakan riyal Qatar (QR).

2. Certificates of Deposit

Sertifikat deposito diisukan oleh Qatar Central Bank untuk


mengkonfirmasi bahwa sejumlah uang telah didepositokan oleh bank
tertentu yang sudah dilisensi oleh QCB untuk jangka waktu tertentu dan
pada suku bunga tetap atau variabel. Pemegang sertifikat akan menerima,
pada jatuh tempo, jumlah pokok ditambah bunga akrual.

3. QCB Rate

QCBLR adalah suku bunga utama yang digunakan sebagai indikator


utama untuk menyampaikan sinyal kepada pasar menunjukkan sikap dari
kebjakan moneter. Perubahan pada suku bunga manifest menggeser
orientasi dari kebijakan moneter QCB. Oleh karena itu, suku bunga QCB
memainkan peranan penting dalam mengarahkan AOIR dan membantu
mengatur keseluruhan level suku bunga di pasar. QCBDR adalah fungsi
dari QCBLR.

4. Qatar Money Rates-QMR


 QMR Deposit Rate
 QMR Lending Rate
QMR adalah instrumen moneter melalui anggota bank lokal yang
diperbolehkan untuk melakukan deposit dan meminjam dari QCB;
overnight funds dengan suku bunga awal yang sudah ditentukan
sebelumnya dan batas atas antara bank. Transaksi QMR sepenuhnya
otomatis antara QCB dan anggota bank lokal pada QMR System.
Transaksi dilakukan melalui sistem pesan SWIFT, dimana sistemnya
adalah :

1) Mengumumkan pada awal monetary-policy-day;


a. Suku bunga awal pada transaksi deposit, suku bunga QCB
pada deposit (QCBDR).
b. Suku bunga pada transaksi peminjaman, suku bunga QCB
pada peminjaman (QCLBR).
2) Mengkalkulasi secara dinamis suku bunga efektif (suku bunga
QMR) pada transaksi deposit dan pinjaman selama
berlangsungnya monetary-policy-day sebagai fungsi dari
volume dana yang tersedia melalui sistem.
3) Menyediakan batas atas antar bank untuk deposit dan transaksi
peminjaman melalui sistem.
4) Secara otomatis melakukan kliring peminjaman dan deposit
antara QCB dan anggota bank lainnya pada akhir dari setiap
monetary-policy-day dengan batas atas antar bank yang telah
ditentukan sebelumnya.
5. Open Market Operations
6. Repo Operation- Repo

Operasi persetujuan pembelian kembali terdiri dari pembelian aset


oleh bank sentral di bawah kontrak yang menyediakan penjualan kembali
pada harga spesifik pada waktu yang telah ditentukan di masa yang akan
datang (terbatas untuk dua minggu atau sebulan sesuai dengan Circular
No. 49 of 2002), dan digunakan untuk cadangan suplai. Repo dilakukan
pada skuritas pemerintahan domestik, yang artinya pinjaman didukung
oleh aset domestic.

Sebenarnya, transaksi pembelian ulang diklasifikasikan sebagai


instrumen pasar uang tidak langsung sebagaimana mereka biasanya
dimulai oleh bank komersial, operasi melalui mekanisme pasar, dan
bersedia mengelola likuiditas primer dalam sistem perbankan. Namun,
meskipun QCB menetapkan suku bunga dan durasi untuk transaksi
pembelian ulang (karakteristik dari instrument pasar uang), QCB Repo
Rate (QCBRR) dikenal lebih dulu dan ukuran serta pemilihan waktu yang
tepat dari transaksi pembelian ulang biasanya diawali oleh bank komersial.
Persetujuan pembelian ulang memberikan bank komersial rata-rata untuk
sumber dana dengan jatuh tempo yang lebih lama pada suku bunga yang
lebih tinggi. Dengan begitu, QCBRR adalah suku bunga marginal yang
membantu mengarahkan suku bunga pasar uang antar bank dalam jangka
waktu yang lebih panjang.

7. Discount Window
DAFTAR PUSTAKA

Al-Thani, Fahad Faisal. Monetary policy in Qatar and Qatar’s attitude towards the
proposed singel currency for the gulf cooperatin council.
https://www.bis.org/publ/bppdf/bispap17j.pdf

Gado.gov.qa.Qatar Economic Outlook, 2013-2014. Diakses pada 19 September


2014.http://www.gsdp.gov.qa/portal/page/portal/gsdp_en/knowledge_center/Tab2
/QatarEconomicOutlook2013-2012.pdf

Hayati,Siti.(2020).Peranan Kenijakan Fiskal dalam Sebuah Negara (Study Kasus


Negara Qatar). Jurnal Middle East and islamic Studies, 7 (2) 180-195.

Anda mungkin juga menyukai