Anda di halaman 1dari 4

MAKROEKONOMI TIMUR TENGAH : ARAMCO

Ajeng Irviandani1, Atira Nada Raiqah2


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya
ajengirvi@gmail.com1, atiranadaraiqah01@gmail.com2

PENDAHULUAN
Makroekonomi atau ekonomi makro adalah salah satu studi dalam ilmu ekonomi yang
mempelajari perekonomian dalam skala besar dan menyeluruh. Permasalahan ekonomi yang
dibahas dalam makroekonomi mencakup masalah nilai tukar/kurs, pendapatan nasional,
pengeluaran negara, kesempatan kerja, pengangguran, tingkat suku bunga, dan sebagainya
(Astuti et al., 2016, 400). Makroekonomi akan mempelajari perilaku atau variabel
perekonomian tersebut serta faktor-faktor yang mempengaruhinya secara keseluruhan. Dalam
kasus ini, tantangan makroekonomi yang dihadapi wilayah Timur Tengah dapat dilihat dari
tingginya angka pengangguran kaum muda, proteksionisme perdagangan, tingginya subsidi
energi, dan rendahnya partisipasi tenaga kerja perempuan (Dabrowski, n.d.). Permasalahan
ini hendaknya perlu diatasi karena ketidaksabilan dalam makroekonomi akan menyebabkan
instabilitas atau krisis dalam sistem keuangan (Haryati, 2009, 300).
Di tengah permasalahan tersebut, negara-negara di wilayah Timur Tengah memiliki
faktor besar yang mempengaruhi kondisi makroekonominya, yaitu Minyak. Arab Saudi
sebagai salah satu negara di wilayah Timur Tengah, merupakan salah satu negara yang
penghasilan utama negaranya berasal dari minyak, dimana bisnis perminyakan ini telah
menyumbang 42% bagi produk domestik bruto, 90% dari eskpor, dan 87% dari anggaran
pendapatan (Wirachmi, 2022). Sehingga, minyak di Arab Saudi ini merupakan pilar utama
ekonomi di Arab Saudi dan juga landasan perkembangan ekonominya (Al Tamimi, 2016, 1).
Salah satu perusahaan minyak terbesar di Arab Saudi sendiri adalah Saudi Arabian Oil Co.
atau Saudi Aramco.
Saudi Aramco dimulai pada tahun 1933 ketika Perjanjian Konsesi ditandatangani
antara Arab Saudi dan Standard Oil Company of California (SOCAL). Anak perusahaan,
California Arabian Standard Oil Company (CASOC), dibentuk untuk mengelola perjanjian
tersebut. Pada tahun 1935, Aramco mulai melakukan survei gurun Saudi dan melakukan
pengeboran. Pengeboran ini terus berlangsung hingga akhirnya pada tahun 1938, Aramco
berhasil memulai produksi minyak komersialnya dari Dammam No. 7 yang disebut sebagai
“Sumur Kemakmuran”. Sejak saat itu, Aramco terus berkembang dan membuat Arab Saudi
menjadi terkenal dengan energinya. Tercatat pada tahun 1949, produksi minyak mentah
Aramco mencapai 500.000 barel per hari dan pada tahun 1958, produksi minyak mentah
Aramco ini telah melebihi 1 juta barel dalam satu tahun kalender. Pada tahun 1962, produksi
minyak mentah kumulatif kembali meningkat hingga mencapai 5 miliar barel. Kemudian,
pada tahun 1971, Aramco memulai pengiriman minyak mentah dan produk minyak bumi dari
Terminal Laut Ras Tanura, dimana jumlahnya melampaui satu miliar barel per tahun untuk
pertama kalinya (Driven by the Curiosity to Explore, n.d.).
Pada tahun 1973, pemerintah Arab Saudi memutuskan untuk membeli 25% saham di
Aramco dan meningkatkan bunga tersebut menjadi 60% pada tahun berikutnya. Pada tahun
1980, pemerintah Saudi pun memutuskan untuk meningkatkan minatnya di Aramco menjadi
100%. Setelah 8 tahun, Saudi Aramco resmi didirikan dengan Ali bin Ibrahim Al-Naimi
sebagai presiden Saudi Aramco pertama (Driven by the Curiosity to Explore, n.d.). Hingga
kini, Saudi Aramco dikenal sebagai penghasil minyak harian terbesar dan memiliki cadangan
minyak mentah terbanyak kedua di dunia. Pencapaian tersebut mendorong kerajaannya
menjadi pemimpin de facto dari OPEC atau Organisasi Negara Pengekspor Minyak yang
berperan dalam mengontrol pergerakan dari pasar minyak global (Indraini, 2022).
PEMBAHASAN
Saudi Aramco atau Saudi Arabian Oil Co merupakan perusahaan produsen minyak
terbesar di dunia yang dimiliki Kerajaan Arab Saudi, Timur Tengah. Sebesar 10 persen dari
total pasokan minyak dan gas dunia dipompa oleh Saudi Aramco. Saudi Aramco tercatat
memiliki pendapatan keseluruhan senilai 329,7 miliar dolar AS, keuntungan senilai 88,2
miliar dolar AS, aset senilai 398,3 miliar dolar AS, dan nilai pasar senilai 1,75 triliun dolar
AS. Dengan data yang fantastis tersebut, Saudi Aramco menjadi perusahaan paling
menguntungkan di dunia. Saudi Aramco berawal dari penandatanganan perjanjian konsesi
minyak Arab Saudi dengan Standard Oil Company of California pada tahun 1933. Dari
perjanjian tersebut, terbentuklah California Arabian Standard Oil Company. Pengeboran di
gurun Saudi dimulai pada tahun 1935, akan tetapi sampai akhir tahun 1937 tidak ditemukan
minyak sama sekali. Namun para ahli geologi tidak menyerah, dan pengeboran mereka pun
membuahkan hasil pada tahun 1938. Dimulai produksi minyak komersial yang dinamakan
Sumur Kemakmuran, yang membuka jalan bagi Arab Saudi untuk menjadi salah satu pusat
energi terpenting di dunia internasional. California Arabian Standard Oil Company kemudian
berubah nama pada tahun 1944 menjadi Arabian American Oil Company, disingkat Aramco.
Tergabungnya Aramco dalam Organization of the Petroleum Exporting Countries atau OPEC
pada tahun 1960 menjadi langkah terbesar yang diambil Aramco untuk mendominasi pasar
minyak global. OPEC merupakan organisasi gabungan negara-negara produsen minyak
utama di dunia untuk mengoordinasikan kebijakan produksi minyak bersama. Aramco terus
membuktikan diri sebagai kekuatan ekonomi Arab Saudi, hingga pada tahun 1988
Perusahaan Minyak Arab Saudi (Saudi Aramco) didirikan secara resmi dan mengambil alih
semua tanggung jawab Aramco. Saudi Aramco terus melakukan ekspansi hubungan dan
kemitraan di seluruh dunia sepanjang era 1990-an melalui beberapa investasi internasional
dan akuisisi saham. Pada era 2000-an, Saudi Aramco berkembang dengan lebih agresif
melalui lebih banyak akuisisi dan pembangunan berbagai fasilitas baru untuk penelitian dan
produksi minyak. Dengan kesuksesan tersebut, Arab Saudi hampir sepenuhnya bergantung
pada pendapatan minyak Saudi Aramco untuk kesejahteraan negerinya (Syahrianto, 2020).
Bagi Timur Tengah, Saudi Aramco memiliki peran yang sangat besar dalam
mendukung perekonomian negara-negara di Timur Tengah, seperti Arab Saudi, Iran, Irak,
dan Kuwait. Bagi negara, minyak telah menjadi sumber pendapatan utama, dimana 70% dari
pemasukan negara berasal dari sektor minyak (Hidriyah, 2016, 6). Bagi masyarakat, hasil
penjualan minyak kepada negara importir telah menciptakan kekayaan yang sangat besar dan
membantu warga-warga di Timur Tengah untuk memiliki pekerjaan, rumah, dan pendidikan
sebagai akibat langsung dari minyak (Oil Development in the Middle East, n.d.). Kemudian,
secara global, Saudi Aramco berperan sebagai produsen dan pengekspor minyak terbesar di
dunia. Beberapa mitra dagang teratas dari perusahaan ini diantaranya adalah kumpulan
negara importir minyak terbesar dunia, yaitu Jepang, India, Korea Selatan, Cina, dan
Amerika Serikat (Omar, 2022). Selain itu, tercatat pada tahun 2018, minyak mentah ini juga
diekspor ke Eropa sebanyak 864 ribu barel per hari (Masyrafina, 2019). Peran lain yang
dimiliki Saudi Aramco juga tercantum dalam keanggotaannya di OPEC, dimana Saudi
Aramco memiliki peran dalam mengendalikan pergerakan pasar minyak di dunia. Contoh
dari hal ini dapat dilihat dari kasus pemangkasan produksi minyak sebesar 1 juta barel perhari
pada tahun 2020. Pemangkasan ini sendiri dilakukan karena terjadinya serangan drone
terhadap dua kilang minyak terbesar yang dioperasikan oleh Saudi Aramco, sehingga
menyebabkan besaran produksi minyak mentah menjadi berkurang sebanyak 5,7 juta barel
perhari (Agatha, 2021).
Arab Saudi merupakan salah satu kekuatan regional terbesar di kawasan Timur
Tengah. Saudi Aramco dengan kendalinya yang krusial dalam pasar minyak tentu menjadi
faktor penting bagi Arab Saudi sehingga mampu mencapai kekuatan tersebut. Saudi Aramco
dijadikan patokan oleh perusahaan-perusahaan produsen minyak lainnya terkait berbagai
aspek seperti strategi produksi, kepatuhan, dan transparansi. Sebagai perusahaan minyak
terbesar di dunia, Saudi Aramco memegang kendali tidak hanya secara regional, melainkan
secara internasional. Saudi Aramco memberikan pasokan minyak ke berbagai negara yang
membutuhkannya, antara lain Amerika Serikat, India, Jepang, Singapura, Malaysia, dan
sebagainya. Sehingga keberhasilan maupun hambatan yang dialami perusahaan Aramco akan
memberikan pengaruh yang sangat signifikan dalam pasar minyak global. Seperti contohnya
ketika fasilitas produksi minyak Saudi Aramco diserang oleh pesawat tak berawak dan
produksi minyak Aramco pun berkurang sebanyak 5,7 juta barel per hari. Pandemi Covid-19
juga telah mempersulit Saudi Aramco dalam melakukan produksi dan distribusi minyaknya.
Negara-negara pengimpor minyak pun mengalami kepanikan pada peristiwa-peristiwa
tersebut karena melonjak tingginya harga minyak. Lonjakan tersebut bisa terjadi disebabkan
terganggunya pasokan minyak dunia yang tidak seimbang dengan permintaan pasar. Selain
itu, initial public offering atau IPO Saudi Aramco berdampak kepada terbukanya kesempatan
investasi yang lebih luas. Melalui pembelian IPO Aramco, baik para investor maupun
perusahaan Aramco sendiri menerima berbagai manfaat yang menguntungkan kedua belah
pihak (Tjokrosetio, 2021). Saudi Aramco juga memberikan pengaruh yang besar terhadap
pengurangan emisi gas metana, melalui investasi besar berbentuk riset pengembangan energi
alternatif terbarukan yang bersifat ramah lingkungan. Survei dari perusahaan Thunder Said
Energy menyatakan bahwa Saudi Aramco merupakan perusahaan yang paling efektif dalam
menekan emisi gas metana (Ginting, 2019).

KESIMPULAN
Saudi Aramco atau Saudi Arabian Oil Co merupakan perusahaan produsen minyak
terbesar di dunia yang dimiliki Kerajaan Arab Saudi, Timur Tengah. Dengan 10 persen dari
total pasokan minyak dan gas dunia dipompa oleh Saudi Aramco, perusahaan tersebut
menjadi perusahaan paling menguntungkan di dunia. Bagi Timur Tengah, Saudi Aramco
memiliki peran yang sangat besar dalam mendukung perekonomian negara-negara di Timur
Tengah, seperti Arab Saudi, Iran, Irak, dan Kuwait. Minyak telah menjadi sumber pendapatan
utama negara-negara tersebut. Peran lain yang dimiliki Saudi Aramco juga tercantum dalam
keanggotaannya di OPEC, dimana Saudi Aramco memiliki peran dalam mengendalikan
pergerakan pasar minyak di dunia. Eksistensi Saudi Aramco sangatlah kuat sehingga
keberhasilan maupun hambatan yang dialaminya akan berdampak secara signifikan dalam
pasar minyak global. Dampak dari perusahaan Saudi Aramco juga dapat dilihat melalui IPO
Saudi Aramco yang membuka kesempatan investasi yang lebih luas serta pengurangan emisi
gas metana melalui investasi besar berbentuk riset pengembangan energi alternatif terbarukan
yang bersifat ramah lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
Agatha, M. (2021, June 23). Mengintip Sejarah dan Dinamika Saudi Aramco: Perusahaan
Raksasa Minyak Dunia di Arab Saudi, Timur Tengah. Kompasiana.com. Retrieved
September 18, 2022, from
https://www.kompasiana.com/millenniaagatha/60d347d6a0e27c19f2623252/menginti
p-sejarah-dan-dinamika-saudi-aramco-perusahaan-raksasa-minyak-dunia-di-arab-
saudi-timur-tengah
Al Tamimi, N. (2016). Saudi Arabia’s Oil Dependence: Challenges Ahead. Istituto per gli
studi di politica internazionale.
Astuti, R., Lapian, J., & Rate, P. V. (2016). PENGARUH FAKTOR MAKRO EKONOMI
TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) PERIODE 2006-2015. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 16(2).
Dabrowski, M. (n.d.). Economic Crisis in the Middle East and North Africa. Bruegel.
Retrieved September 18, 2022, from https://www.bruegel.org/policy-brief/economic-
crisis-middle-east-and-north-africa
Driven by the curiosity to explore. (n.d.). Aramco. Retrieved September 18, 2022, from
https://www.aramco.com/en/who-we-are/overview/our-history
Ginting, K. (2019, Desember 22). Aramco Perusahaan Migas yang Paling Komitmen Kurangi
Emisi Metana. Dipetik September 16, 2022, dari The Iconomics:
https://www.theiconomics.com/going-global/aramco-perusahaan-migas-yang-paling-
komitmen-kurangi-emisi-metana/
Haryati, S. (2009). Pertumbuhan Kredit Perbankan di Indonesia: Intermediasi dan Pengaruh
Variabel Makro Ekonomi. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 13(2).
Hidriyah, S. (2016). REFORMASI EKONOMI ARAB SAUDI. Majalah Info Singkat
Hubungan Internasional, 8(9).
Indraini, A. (2022, May 12). Profil Saudi Aramco yang Geser Apple Jadi Perusahaan
Termahal Sejagat. detikFinance. Retrieved September 18, 2022, from
https://finance.detik.com/energi/d-6074817/profil-saudi-aramco-yang-geser-apple-
jadi-perusahaan-termahal-sejagat
Masyrafina, I. (2019, September 15). Ini Lima Fakta Penting Perusahaan Minyak Saudi
Aramco. Republika. Retrieved September 18, 2022, from
https://www.republika.co.id/berita/pxv7mj370/ini-lima-fakta-penting-perusahaan-
minyak-saudi-aramco
Oil development in the Middle East. (n.d.). Institution of Civil Engineers (ICE). Retrieved
September 18, 2022, from https://www.ice.org.uk/what-is-civil-engineering/what-do-
civil-engineers-do/oil-development-in-the-middle-east/
Omar, A. A. (2022, May 26). Saudi Arabia's Making $1 Billion From Oil Exports Every Day.
Bloomberg.com. Retrieved September 18, 2022, from
https://www.bloomberg.com/news/articles/2022-05-26/saudi-arabia-s-oil-exports-hit-
the-highest-level-since-2016
Syahrianto, M. (2020, Agustus 12). Kisah Perusahaan Raksasa: Saudi Aramco, Pemilik IPO
USD2 Triliun. Dipetik September 16, 2022, dari Warta Ekonomi:
https://wartaekonomi.co.id/read299122/kisah-perusahaan-raksasa-saudi-aramco-
pemilik-ipo-usd2-triliun?page=3
Tjokrosetio, D. (2021, Februari 13). PASAR MINYAK DIGUNCANG “ARAMCO
EFFECT”. Dipetik September 16, 2022, dari ICDX Group:
https://www.icdx.co.id/news-detail/publication/pasar-minyak-diguncang-aramco-
effect
Wirachmi, A. (2022, January 4). Segini Penghasilan dan Kekayaan Arab Saudi dari Minyak.
SINDOnews. Retrieved September 18, 2022, from
https://international.sindonews.com/newsread/647233/43/segini-penghasilan-dan-
kekayaan-arab-saudi-dari-minyak-1641272463/

Anda mungkin juga menyukai