Anda di halaman 1dari 17

ORGANIZATION OF THE PETROLEUM EXPORTING COUNTRIES

(OPEC)

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Salah Satu Mata Pelajaran Pendidikan


Kewarganegaraan

Oleh:

Arya Nugraha

Erik Irawan

Indah Siti Solehah

Moch. Ikhlas Gimnastiar

M. Syarifuddin

Ro’if Ramadhan

XI – MEKATRONIKA

Jl. MAHARMARTANEGARA NO. 48

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt. Karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Organization of
the Petroleum Exporting Countries (OPEC)”. Makalah ini dibuat dalam jangka
waktu tertentu sehingga menghasilkan karya yang dapat dipertanggungjawabkan
hasilnya.

Tujuan penyusunan makalah ini untuk mengetahui latar belakang dan sejarah
OPEC. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Lintang Sulistiyorini S.Pd, sebagai guru mata pelajaran Pendidikan


Kewarganegaraan, yang telah memberikan penjelasan kepada kami
mengenai tata cara melakukan dan menyusun makalah.
2. Rekan-rekan yang telah berbagi informasi.
3. Dan semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan makalah
ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,
keritik dan saran membangun dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan
karya kami yang selanjutnya.

Cimahi, April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1

A. Latar Belakang………………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………2
C. Tujuan…………………………………………………………………………3

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………4

A. Latar Belakang………………………………………………………………4
B. Sejarah Berdirinya OPEC……………………………………………………5
C. Tujuan OPEC…………………………………………………………………8
D. Pengaruh atau Keberhasilan OPEC…………………………………………8
E. Peran OPEC…………………………………………………………………9
F. Peran Indonesia dalam OPEC………………………………………………9
G. Negara Pemrakarsa………………………………………………………10
H. Anggota…………………………………………………………………10

BAB III PENUTUP…………………………………………………………….12

A. Kesimpulan………………………………………………………………….12
B. Saran……………………………………………………………………….13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


OPEC (singkatan dari Organization of the Petroleum Exporting Countries;
bahasa Indonesia: Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi)
adalah organisasi yang bertujuan menegosiasikan masalah-masalah mengenai
produksi, harga dan hak konsesi minyak bumi dengan perusahaan-perusahaan
minyak.
Pertemuan di Baghdad pada September 1960 tersebut terjadi ketika adanya
transisi dari ranah politik dan ekonomi internasional, dengan dekolonisasi
yang luas dan banyaknya negara-negara yang baru merdeka didalam dunia
yang sedang berkembang. OPEC terbentuk ketika sebagian besar dari pasar
minyak internasional terpisah dari ekonomi dengan perencanaan terpusat
(centrally planned) dan didominasi oleh perusahaan-perusahaan multinasional.
OPEC muncul dengan pernyataan kebijakannya yaitu semua negara memiliki
hak untuk melaksanakan kedaulatan terhadap sumber daya alamnya. OPEC
awalnya memiliki markas di Jenewa, Swiss lalu pindah ke Wina, Austria pada
tanggal 1 September 1965.
Berdirinya OPEC dipicu oleh keputusan sepihak dari perusahaan minyak
multinasional, The Seven Sisters pada tahun 1959/1960 yang menguasai
industri minyak dan menetapkan harga di pasar internasional. Perjanjian “The
Tripoli-Teheran Agreement” antara OPEC dan perusahaan-perusahan swasta
tersebut pada tahun 1970, menempatkan OPEC secara penuh dalam
menetapkan pasar minyak internasional.
OPEC dibentuk sebagai jawaban atas jatuhnya harga minyak di pasaran
dunia. Kondisi ini terjadi akibat dari perusahaan minyak raksasa seperti
British Petroleum (BP), Shell, Exxon Mobil, Texaco, Socal, dan Gulf
menurunkan harga minyak dunia sehingga limpahan minyak negara-negara
konsumen. Harga minyak tidak lagi ditentukan oleh negara-negara pengekspor
melainkan ditetapkan oleh negara-negara konsumen. Hal inilah yang membuat

1
harga minyak dunia jatuh pada pasar minyak dunia sebelum dibentuknya
organisasi OPEC.
Jika dikaitkan dengan asumsi strukturalis dimana aktor utamanya adalah
The Seven Sisters merasa bahwa merekalah yang berkuasa atas eksploitasi
yang dilakukan. Eksploitasi yang dilakukan oleh The Seven Sisters
berhubungan juga dengan teori strukturalisme tentang “core-periphery state”.
Contohnya Exxon Mobil yang dimiliki oleh Amerika Serikat.
Amerika Serikat melalui Exxon Mobil melakukan eksploitasi ini dengan
mengambil sumber daya alam (resources), dan juga mendapatkan power.
Mereka menguasai 90% ekspor minyak mentah ke pasar dunia dengan
mengendalikan setiap jalur pipa yang penting di dunia, seperti Pipeline
TransArabian 753 mil dari Qaisuma di Arab Saudi ke Laut Mediterania, yang
dimiliki oleh Exxon, Chevron, Texaco, dan Mobil. Exxon memiliki jalur pipa
antarprovinsi sepanjang 100 mil di Kanada dan juga pipa sepanjang 143 mil di
Venezuela. Jalur pipa sepanjang 799 mil di Alaska dimiliki oleh British
Petroleum dan Exxon. Dengan mengontrol arteri yang penting, mereka dapat
membatasi aliran minyak, membatasi pasokan ke kilang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan sebelumnya,
maka kami memperoleh permasalahan yang kemudian akan dijadikan
sebagai bahan pembahasan sebagai berikut.
1. Apa yang menjadi latar belakang berdirinya OPEC?
2. Bagaimana sejarah berdirinya OPEC?
3. Apa tujuan dari OPEC?
4. Apa pengaruh dan keberhasilan dari adanya OPEC?
5. Apa peran OPEC?
6. Apa peran Indonesia dalam OPEC?
7. Negara mana yang menjadi pemrakarsa OPEC?
8. Negara mana saja yang menjadi anggota OPEC?

2
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya OPEC.
2. Untuk mengetahui sejarah berdirinya OPEC.
3. Untuk mengetahui tujuan dari OPEC.
4. Untuk mengetahui pengaruh dan keberhasilan dari adanya OPEC.
5. Untuk mengetahui peran OPEC.
6. Untuk mengetahui peran Indonesia dalam OPEC.
7. Untuk mengetahui negara mana yang menjadi pemrakarsa OPEC.
8. Untuk mengetahui negara mana saja yang menjadi anggota OPEC.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang
OPEC adalah suatu organisasi antarpemerintah (intergovernmental
organization) yang didirikan oleh Iran, Irak, Kuwait, Saudi Arabia, dan
Venezuela. Dalam pembuatannya, inisiatif Menteri Energi dan Tambang dari
Venezuela, Juan Pablo Pérez Alfonso, dan dari Saudi Arabia, Abdullah Al-
Tariki. Lalu pemerintah dari Irak, Iran, Kuwait, Saudi Arabia, dan Venezuela
bertemu di Baghdad untuk mendiskusikan cara untuk meningkatkan harga dari
minyak mentah yang diproduksi oleh negara-negara tersebut.
Pertemuan di Baghdad pada September 1960 tersebut terjadi ketika adanya
transisi dari ranah politik dan ekonomi internasional, dengan dekolonisasi
yang luas dan banyaknya negara-negara yang baru merdeka didalam dunia
yang sedang berkembang. OPEC terbentuk ketika sebagian besar dari pasar
minyak internasional terpisah dari ekonomi dengan perencanaan terpusat
(centrally planned) dan didominasi oleh perusahaan-perusahaan multinasional.
OPEC muncul dengan pernyataan kebijakannya yaitu semua negara memiliki
hak untuk melaksanakan kedaulatan terhadap sumber daya alamnya. OPEC
awalnya memiliki markas di Jenewa, Swiss lalu pindah ke Wina, Austria pada
tanggal 1 September 1965.
Berdirinya OPEC dipicu oleh keputusan sepihak dari perusahaan minyak
multinasional, The Seven Sisters pada tahun 1959/1960 yang menguasai
industri minyak dan menetapkan harga di pasar internasional. Perjanjian “The
Tripoli-Teheran Agreement” antara OPEC dan perusahaan-perusahan swasta
tersebut pada tahun 1970, menempatkan OPEC secara penuh dalam
menetapkan pasar minyak internasional.
OPEC dibentuk sebagai jawaban atas jatuhnya harga minyak di pasaran
dunia. Kondisi ini terjadi akibat dari perusahaan minyak raksasa seperti
British Petroleum (BP), Shell, Exxon Mobil, Texaco, Socal, dan Gulf

4
menurunkan harga minyak dunia sehingga limpahan minyak negara-negara
konsumen.
Harga minyak tidak lagi ditentukan oleh negara-negara pengekspor
melainkan ditetapkan oleh negara-negara konsumen. Hal inilah yang membuat
harga minyak dunia jatuh pada pasar minyak dunia sebelum dibentuknya
organisasi OPEC.
Jika dikaitkan dengan asumsi strukturalis dimana aktor utamanya adalah
The Seven Sisters merasa bahwa merekalah yang berkuasa atas eksploitasi
yang dilakukan. Eksploitasi yang dilakukan oleh The Seven Sisters
berhubungan juga dengan teori strukturalisme tentang “core-periphery state”.
Contohnya Exxon Mobil yang dimiliki oleh Amerika Serikat.
Amerika Serikat melalui Exxon Mobil melakukan eksploitasi ini dengan
mengambil sumber daya alam (resources), dan juga mendapatkan power.
Mereka menguasai 90% ekspor minyak mentah ke pasar dunia dengan
mengendalikan setiap jalur pipa yang penting di dunia, seperti Pipeline
TransArabian 753 mil dari Qaisuma di Arab Saudi ke Laut Mediterania, yang
dimiliki oleh Exxon, Chevron, Texaco, dan Mobil. Exxon memiliki jalur pipa
antarprovinsi sepanjang 100 mil di Kanada dan juga pipa sepanjang 143 mil di
Venezuela. Jalur pipa sepanjang 799 mil di Alaska dimiliki oleh British
Petroleum dan Exxon. Dengan mengontrol arteri yang penting, mereka dapat
membatasi aliran minyak, membatasi pasokan ke kilang.

B. Sejarah Terbentuknya OPEC


OPEC mulai terbentuk awalnya pada tanggal 14 September 1961
tempatnya di Bagdad, Irak. Ada 5 negara, Irak, Iran, Kuwait, Arab Saudi, dan
Venezuela. Dan untuk pertama kalinya, OPEC menyelenggarakan konferensi
nya di Bagdad pada tanggal 10-14 Agustus 1960 yang di ikuti lengkap oleh 5
negara produsen minyak. Ini ada hubungannya juga dengan Sejarah
Berdirinya APEC yang menjadi salah satu dari perhubungan dengan negara-
negara lainnya.

5
Untuk tempat pertamanya, OPEC berada di Jenewa, dan itu tepat pada
tanggal 21 Januari 1961 dan bertahan sampai Agustus 1966. Namun, untuk
beberapa kemungkinan, dan banyaknya masukkan akhirnya tempatnya di
pindah ke Wina, Austria. Memang awalnya, Venezuela adalah negara yang
pertama menjadi tempat pembentukkan organisasi OPEC yang mendekati
Iran, Gabon, Libya, Kuwait dan Saudi Arabia dan itu terjadi pada tahun 1949.
Negara ini juga pernah ada kaitannya, karena menjadi negara yang terlibat
perang dunia 2 blok yang memang menjadi peristiwa terkenal saat itu.
Sejarah OPEC di bentuk, memang sudah menjadi kesepakatan bersama
untuk memiliki tujuan menjaga kestabilan harga minyak internasional, yang
memang untuk mendatangkan manfaat banyak negara-negara dari anggotanya.
Bahkan banyak yang mengusulkan juga, agar negara-negara itu bertukar
pandangan untuk eksplorasi jalan lebar dalam melakukan transaksi minyak,
sehingga dapat berkomunikasi dengan lebih intens antara negara-negara
penghasil minyak bumi. Minyak bumi juga masuk dalam catatan sejarah
museum geologi bandung secara singkat yang dapat kita pahami dan pelajari,
agar dapat mengetahui lebih dalam.
Itu sebabnya, pada tanggal 10-14 September 1960, di adakan rapat atau
pertemuan antara banyak negara, yang memang di usulkan langsung oleh
menteri perdagangan dan energi Venezuela Juan Pablo Perez Alfonzo dan
menteri pertambangan dan energi Saudi Arabia Abdullah Al Tariki,
pemerintahan Irak, Persia, Kuwait, Saudi Arabia dan Venezuela, agar
mengadakan pertemuan di Bagdad. Tujuan adanya pertemuan dengan para
menteri ini adalah, untuk mendiskusikan bagaimana cara melakukan
peningkatan harga dari minyak mentah yang memang di hasilkan dari banyak
negara-negara tersebut. Salah satu dari negara itu memiliki sejarah
kemerdekaan Arab Saudi yang tak kalah menarik untuk kita lihat dan pelajari.
Setelah pertemuan dengan para menteri itulah yang membuat OPEC
akhirnya di usulkan untuk di dirikan di Bagdad. Ini sendiri di atur oleh salah
satu hukum 1960 yang kala itu di buat langsung oleh presiden Amerika
Dwight Eisenhower. Di balik itu, ada sejarah kemerdekaan Amerika Serikat

6
yang memang menjadi awal dari semua hal. Dwight juga menekankan impor
dari minyak Venezuela dan Teluk Persia, dalam peindustrian minyak Kanada
dan Meksiko.
Bukan hanya itu, Romulo Betancourt presiden Venezuela juga mulai
menganalisa, untuk membentuk aliansi dengan negara-negara Arab.
Tujuannya untuk perlindungan otonomi dan profabilitas dari minyak bumi
yang ada di Venezuela. Ini pernah ada hubungannya dengan penyebab perang
Arab Saudi, sekilas dan sedikit hubungannya juga dengan penghasilan
minyak. Itu sebabnya, dengan di dirikannya OPEC yang akan menjadi
penyatuan agar koordinasi kebijakan-kebijakan dari negara-negara, dapat
mudah di lakukan.
Mulai di bentuknya OPEC, karena keputusan sepihak dari salah satu
perusahaan minyak multinasional, yang memang kala itu menguasai industri
minyak dan akhirnya menetapkan harga di pasaran internasional. Yang kala
itu, harganya tidak masuk akal untuk di bandingkan dengan negara-negara
atau kawasan tertentu. Kita bisa memahami banyak hal tentang perekonomian
negara, dengan juga memperhatikan sejarah berdirinya bank BRI, agar kita
bisa membayangkan lebih jelas lagi.
OPEC sendiri juga memiliki banyak syarat utama khususnya, yang di
berlakukan untuk para anggotanya. Misalnya, negara yang berkaitan langsung,
harus pengekspor minyak mentah. Bukan itu saja, bagi para anggotanya juga
di anjurkan, bahkan di wajibkan untuk memiliki kepentingan yang sama
dengan negara-negara yang sudah menjadi anggota dari OPEC sendiri. Selain
itu, anggota lain yang ingin memprakasai juga harus memang di setujui oleh
mayoritas anggota OPEC. Syarat utama ini bertujuan, agar banyak anggota
OPEC bekerja sama dalam mewujudkan kedamaian di antara banyak negara-
negara yang mendukungnya, agar dapat mendapat suara bulat, tentang
penghasilan minyak.
OPEC juga menetapkan beberapa kebijakan. Misalnya, dalam hal
koferensi, ada agenda khusus yang di tetapkan dalam OPEC. Pertemuan
rutinnya di lakukan 2 kali dalam setahun. Jika banyak negara tidak dapat

7
hadir, mereka harus tetap mengirim wakilnya untuk datang, dan memiliki satu
hak suara. Sehingga persetujuannya, akan di tentukan oleh negara anggotanya.
Kita bisa mulai melihat juga sejarah partai PKB yang menarik untuk kita lihat.
Dalam rapat atau konferensi OPEC, itu harus di pimpin oleh presiden dan
wakil presiden dari OPEC. Dan ini di pilih langsung oleh anggotanya. Tujuan
dari pertemuan setiap 2 kali dalam setahun ini adalah, merumuskan kebijakan
umum organisasi. Selain itu, ini juga di lakukan untuk mengukuhkan
penunjukkan anggota dewan gubernur.

C. Tujuan OPEC
Setelah lebih dari 40 tahun berdiri, OPEC telah menerapkan berbagai
strategi dalam mencapai tujuannya. Dari pengalaman tersebut OPEC akhirnya
menetapkan tujuan yang hendak dicapainya yaitu preserving and enhancing
the role of oil as a prime energy source in achieving sustainable economic
development melalui:
1. Koordinasi dan unifikasi kebijakan perminyakan antar negara
anggota.
2. Menetapkan strategi yang tepat untuk melindungi kepentingan negara
anggota.
3. Menerapkan cara-cara untuk menstabilkan harga minyak di
pasarinternasional sehingga tidak terjadi fluktuasi harga.
4. Menjamin income yang tetap bagi negara-negara produsen minyak
5. Menjamin suplai minyak bagi konsumen.
6. Menjamin kembalinya modal investor di bidang minyak secara adil.

D. Pengaruh atau Keberhasilan OPEC


Keberhasilan dari OPEC yakni mengendalikan harga minyak mentah
dunia di antara sesama anggotanya yang merupakan negara-negara pengimpor
minyak. Hal ini dilakukan supaya harga minyak mentah dunia tidak
dikendalikan ataupun diambil alih oleh pihak-pihak tertentu. Kondisi

8
pengendalian harga minyak oleh pihak-pihak tertentu dapat merugikan negara
pengimpor minyak atau negara lainnya.
Dalam memenuhi kebutuhan minyak dunia, OPEC bisa dikatakan menjadi
kunci dan memegang peranan penting dalam menjaga stabilitas kebutuhan
energi minyak dunia, dikarenakan total share ekspor minyak OPEC di atas 50
persen ekspor minyak dunia, bahkan pada awal berdirinya OPEC dan
dimulainya Era Industrialisasi awal tahun 70-an, OPEC menguasai pasar
ekspor minyak dunia sampai di atas 80 persen.

E. Peran OPEC
1. Memastikan kepentingan dari negara-negara penghasil minyak agar
mendapatkan penerimaan yang layak dari penjualan minyaknya, dapat
menyediakan persediaan minyak yang efisien, bernilai ekonomis dan
berkelanjutan bagi negara-negara konsumen minyak serta
pengembalian dana yang dapat diterima bagi siapapun yang
berinvestasi di dalam industry perminyakan.
2. OPEC memiliki sumber cadangan minyak yang lebih besar, biaya
produksi yang lebih murah dengan pasaran minyak sekitar 40-45%
dari total konsumsi dunia.

F. Peran Indonesia dalam OPEC


Indonesia telah banyak berkontribusi dan memberikan beberapa peranan
yang nyata dalam keanggotannya di OPEC. Indonesia mempunyai peran
penting dalam membawa OPEC menjadi lembaga yang dipandang oleh dunia
internasional. Meskipun OPEC pada umumnya beranggotakan negara-negara
dunia ketiga. Peran Indonesia dalam OPEC diantaranya adalah:
1. Semenjak berdirinya Sekretariat OPEC di Wina, Austria pada tahun
1965. KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) atau PTRI
(Perutusan Tetap Republik Indonesia) terlibat secara aktif dalam
penanganan masalah substansi dan diplomasi di berbagai persidangan

9
yang diadakan oleh OPEC. Selain itu, Indonesia juga melakukan
kegiatan pemantau harga minyak.
2. Peran yang benar-benar terjadi adalah saat orang Indonesia menjadi
Sekjen OPEC. Saat itu, Sekjen OPEC dijabat oleh Prof. Subroto (1988
– 1994). Indonesia dikenal sebagai sang mediator yang aktif berperan
untuk menghubungkan konsumen dan produsen. Selain itu, ia juga
berperan dalam pihak ketiga yang akan menengahi beberapa konflik
yang terjadi di antara negara anggota OPEC saat itu.
3. Indonesia juga dipercaya kembali sebagai Sekjen OPEC terakhir pada
tahun 2004

G. Negara Pemrakarsa
1. Arab Saudi, Timur Tengah (Asia Barat)
2. Iran, Timur Tengah (Asia Barat)
3. Irak, Timur Tengah (Asia Barat)
4. Kuwait, Timur Tengah (Asia Barat)
5. Venezuela, Amerika Selatan

H. Anggota OPEC
Hingga saat ini anggota OPEC sudah mengalami perkembangan yang
sangat tinggi dengan adanya anggota dari beberapa ngara penghasil dan
pengekspor minyak mentah dari berbagai belahan bumi.
1. Arab Saudi (Negara Pendiri, bergabung pada September 1960)
2. Iran (Negara Pendiri, bergabung pada September 1960)
3. Irak (Negara Pendiri, bergabung pada September 1960)
4. Venezuela (Negara Pendiri, bergabung pada September 1960)
5. Aljazair (1969)
6. Angola (1 Januari 2007)
7. Libya (Desember 1962)
8. Nigeria (Juli 1971)
9. Qatar (Desember 1961)

10
10. Uni Emirat Arab (November 1967)
11. Ekuador (1973-1993, kembali masuk anggota sejak 2007)

Di tahun 1973, Gabon pada tahun 1973 juga bergabung dengan organisasi
OPEC dengan statusnya menjadi associate member dari OPEC, namun keluar
dari organisasi ini dengan keanggotaan penuh dari 1975-1995.

Di bulan Desember 1962, Indonesia bergabung dengan OPEC, tetapi pada


Mei 2008 mengumumkan bahwa sudah mengajukan surat keluar dari OPEC
pada akhir 2008 mengingat Indonesia sudah menjadi importir minyak (sejak
2003) atau net importir dan tidak mampu untuk memenuhi kuota produksi
yang menjadi ketetapan.

Tetapi setelah melakukan rapat, Indonesia hanya di suspen dari


keanggotaan OPEC, Indonesia kembali masuk menjadi anggota secara resmi
pada tahun 2014 diikuti dengan terpilihnya Joko Widodo sebagai Presiden
yang baru.

Pada tanggal 30 November 2016, Indonesia kembali keluar dari


keanggotaan OPEC, hal ini merupakan efek kebijakan OPEC yang
menurunkan produksi minyak Indonesia sebanyak 37.000 barel perhari, untuk
menghentikan penurunan harga minyak dunia.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
OPEC adalah suatu organisasi antarpemerintah (intergovernmental
organization) yang didirikan oleh Iran, Irak, Kuwait, Saudi Arabia, dan
Venezuela. Dalam pembuatannya, inisiatif Menteri Energi dan Tambang dari
Venezuela, Juan Pablo Pérez Alfonso, dan dari Saudi Arabia, Abdullah Al-
Tariki. Lalu pemerintah dari Irak, Iran, Kuwait, Saudi Arabia, dan Venezuela
bertemu di Baghdad untuk mendiskusikan cara untuk meningkatkan harga dari
minyak mentah yang diproduksi oleh negara-negara tersebut.
Sejarah OPEC di bentuk, memang sudah menjadi kesepakatan bersama
untuk memiliki tujuan menjaga kestabilan harga minyak internasional, yang
memang untuk mendatangkan manfaat banyak negara-negara dari anggotanya.
Bahkan banyak yang mengusulkan juga, agar negara-negara itu bertukar
pandangan untuk eksplorasi jalan lebar dalam melakukan transaksi minyak,
sehingga dapat berkomunikasi dengan lebih intens antara negara-negara
penghasil minyak bumi.
Setelah lebih dari 40 tahun berdiri, OPEC telah menerapkan berbagai
strategi dalam mencapai tujuannya. Dari pengalaman tersebut OPEC akhirnya
menetapkan tujuan yang hendak dicapainya yaitu preserving and enhancing
the role of oil as a prime energy source in achieving sustainable economic
development.
Keberhasilan dari OPEC yakni mengendalikan harga minyak mentah
dunia di antara sesama anggotanya yang merupakan negara-negara pengimpor
minyak. Hal ini dilakukan supaya harga minyak mentah dunia tidak
dikendalikan ataupun diambil alih oleh pihak-pihak tertentu. Kondisi
pengendalian harga minyak oleh pihak-pihak tertentu dapat merugikan negara
pengimpor minyak atau negara lainnya.

12
B. Saran
1. Saran untuk Seluruh Siswa
Kepada seluruh siswa seharusnya lebih mengetahui tentang organisasi-
organisasi yang diikuti oleh Indonesia dan mengikuti informasi mengenai
negaranya sendiri. Karena, masih banyak orang tidak mengetahui tentang
organisasi yang diikuti oleh Indonesia.

2. Saran untuk Mata Pelajaran PPKn


Dalam mata pelajaran, pengetahuan tentang organisasi-organisasi yang
diikuti Indonesia perlu ditambahkan lagi, khususnya OPEC. Karena, masih
banyak sumber bacaan yang kurang lengkap.

3. Saran untuk Peneliti


Kami sebagai peneliti harus mengetahui juga organisasi yang diikuti
oleh Indonesia dan mencari informasi lainnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.dosenpendidikan.co.id/opec-adalah/

https://kelasips.com/latar-belakang-opec/

https://sejarahlengkap.com/organisasi/peran-indonesia-dalam-opec

http://informasipedia.com/organisasi/organisasi-internasional/organisasi-negara-
negara-pengekspor-minyak-bumi-opec/negara-negara-anggota-opec/546-daftar-
negara-negara-pendiri-opec.html

https://sejarahlengkap.com/organisasi/manfaat-opec

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/03/opec-adalah.html

14

Anda mungkin juga menyukai