Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK

EKONOMI INTERNASIONAL

“ Perdagangan Internasional dan Pertumbuhan Ekonomi”

Kelompok 4:
1. Ricco Sukma A. (B.111.19.0295)
2. Arda Ramadhan S. (B.111.20.0001)
3. Achmad Thoifur A.T. (B.111.20.0016)
4. Afro Ainurridlo. (B.111.20.0031)
5. Oktoviano Putra N. (B.111.20.0039)
6. Adi Nur Riyadi (B.111.20.0122)
7. Mufti Satya A. (B.111.20.0265)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
Indonesia Intensif Garap Peluang Ekspor Minyak Goreng ke Arab Saudi

Riyadh, 25 Mei 2023 – Kementerian Perdagangan melalui perwakilannya di Arab Saudi


semakin intensif memperjuangkan produk andalan Indonesia, seperti minyak kelapa sawit dan
turunannya. Terbaru, Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan Riyadh melakukan
penjajakan peningkatan ekspor dengan bertemu perusahaan importir minyak goreng asal Arab
Saudi, Wadina, di Riyadh, Arab Saudi pada Kamis (19/5) lalu. Hasilnya, perusahannya ini
menyatakan minatnya untuk mendatangkan minyak goreng asal Indonesia, khususnya untuk
jenis CP (Cloud Point)4, CP8, dan CP10 dengan jumlah mencapai 200—300 MT. Wadina
merupakan salah satu perusahaan makanan terpercaya yang bergerak di bidang impor,
pemasaran, dan distribusi untuk bahan makanan segar, beku, dingin, dan kering. Dalam
melakukan pengembangan dan ekspansi bisnis makanan, Wadina bekerja sama dengan
pemasok kredibel yang sebagian besar merupakan perusahaan multinasional dengan jejak pasar
global yang mapan. Atase Perdagangan KBRI Riyadh Gunawan mengungkapkan, untuk
menunjang pengembangan dan ekspansi bisnis, Wadina meminta KBRI Riyadh untuk
membantu mendapatkan pasokan minyak goreng dengan spesifikasi CP4, CP6, dan CP10.
"Permintaan Wadina, khususnya untuk CP4 disebabkan karena Arab Saudi, khususnya di
Riyadh mempunyai rentang suhu yang termasuk ekstrim. Pada musim panas suhu di kota ini
mencapai 50°C sedangkan pada musim dingin suhu bisa turun hingga 5°C," terang Gunawan.
Gunawan menambahkan, pertemuan dengan Wadina juga untuk mengantisipasi kenaikan
permintaan bahan katering menjelang pelaksanaan ibadah Haji pada Juni 2023. "Semua
permintaan untuk menyuplai katering Haji akan terus meningkat. Selain minyak goreng,
berbagai keperluan katering seperti beras; ikan patin, lele, dan bandeng; kopi, teh, kecap, saus,
makanan siap saji, lauk pauk, serta aneka bumbu terus dicari perusahaan penyedia katering haji
dari semua negara, termasuk Indonesia. Tingginya permintaan kebutuhan untuk jamaah haji ini
merupakan peluang yang harus dimanfaatkan," imbuhnya. Duta Besar Indonesia untuk
Kerajaan Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad menambahkan, sebagai importir Wadina berniat
mencari mitra perusahaan produsen minyak goreng dari Indonesia. Wadina merupakan
perusahaan mitra terpercaya yang menyediakan produk makanan segar dan beku untuk seluruh
wilayah Arab Saudi. “Sebagai importir terdaftar untuk produk segar dan beku, Wadina berusaha
mendapatkan produk segar dan kualitas terbaik untuk pelanggan. Dengan produk terbaik dan
berkualitas, Wadina memberikan pelanggan berbagai produk buah, sayuran, daging, dan ikan
laut yang diproses secara khusus untuk menjaga nutrisi," jelas Abdul.

Sementara Direktur Komersial Wadina Mohamed Azab berharap perusahan Indonesia


yang akan bermitra dengannya mampu memenuhi standard yang ditetapkan dan memiliki harga
kompetitif. Jika hal ini terpenuhi, Wadina akan menaikkan jumlah permintaan minyak goreng
dari Indonesia secara bertahap. CP4 merupakan jenis minyak goreng yang telah mengalami
penyaringan lebih dari satu kali sehingga warnanya seringkali lebih jernih. Minyak goreng jenis
ini lebih tahan terhadap suhu dingin yang dapat membuat minyak tersebut membeku. Minyak
goreng ini juga termasuk dalam jenis premium dan biasanya telah ditambahkan vitamin A
sebelum dikemas sehingga lebih bersih dan sehat dikonsumsi dibandingkan minyak goreng
jenis lainnya. Sementara CP6 merupakan minyak nabati yang memiliki kualitas tinggi dan daya
tahan lebih lama. Jenis ini lebih banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri
pengemasan ulang serta restauran. Sedangkan CP10 merupakan hasil dari pemurnian minyak
sawit yang akan menjadi minyak olein. Minyak tersebut dijual biasanya dijual sebagai minyak
goreng curah. Berdasarkan data statistik perdagangan, dalam tiga tahun terakhir (2020—2022)
ekspor minyak goreng Indonesia ke Arab Saudi terus mengalami kenaikan. Pada 2022, ekspor
minyak goreng Indonesia tercatat sebesar USD 265,73 juta ton, pada 2021 sebesar USD 259,02
juta, dan pada 2020 sebesar USD 89,43 juta. Secara volume, komoditas andalan Indonesia ini
juga menunjukan tren positif dalam lima tahun terakhir (2018—2022) dengan pertumbuhan
sebesar 44 persen. Di sisi lain, nilai impor minyak goreng Arab Saudi terus tumbuh dalam tiga
tahun terakhir (2020— 2022). Pada 2022 impor minyak goreng Arab Saudi dari dunia
mengalami lonjakan signifikan dengan nilai mencapai USD 884,19 juta dari 2021 yang hanya
sebesar USD 117,76 dan 2020 sebesar 124,90 juta. Dari sisi volume, impor minyak goreng
Arab Saudi dari dunia juga terus tumbuh selama lima tahun terakhir (2018—2022) dengan tren
sebesar 38 persen. Selain Indonesia, negara utama penyuplai minyak goreng untuk Arab Saudi
di antaranya Malaysia, Oman, Uni Emirat Arab, Singapura, Mesir, Kanada, Spanyol, dan
Amerika Serikat. --selesai-- Sumber Atase Perdagangan Riyadh, Arab Saudi Disunting oleh
Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan.

Sumber :
https://www.kemendag.go.id/public/news/VtaybQNNcYkWYPchwFp2ZEEODRGp938wjIE
KnDDh.pdf
Point Of View

Pendapat kami dari berita "Indonesia Intensif Garap Peluang Ekspor Minyak Goreng ke Arab
Saudi" adalah bahwa Indonesia sedang giat memperluas peluang ekspor minyak gorengnya ke
Arab Saudi. Berita ini menunjukkan upaya Indonesia dalam mengoptimalkan potensi industri
minyak goreng domestiknya dengan memasuki pasar ekspor yang menjanjikan.

Dalam beberapa tahun terakhir, Arab Saudi telah meningkatkan impor minyak goreng untuk
memenuhi permintaan domestik yang terus tumbuh. Indonesia, sebagai salah satu produsen
minyak goreng terbesar di dunia, melihat ini sebagai peluang untuk meningkatkan ekspor dan
meningkatkan pendapatan negara.

Beberapa poin penting yang dapat diambil dari berita ini adalah sebagai berikut:

Peluang Ekspor: Indonesia mengidentifikasi peluang ekspor yang menjanjikan ke Arab Saudi
dalam bentuk minyak goreng. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia menganggap Arab Saudi
sebagai pasar yang potensial untuk produk tersebut.

Upaya Intensif: Berita ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang melakukan upaya yang
intensif dalam menggarap peluang ekspor minyak goreng ke Arab Saudi. Mungkin dilakukan
berbagai langkah seperti peningkatan produksi, peningkatan kualitas produk, peningkatan
promosi, dan penjajakan kerjasama dengan pihak terkait di Arab Saudi.

Diversifikasi Ekspor: Dalam upaya meningkatkan ekspor non-migas, Indonesia mengarahkan


perhatiannya pada produk minyak goreng. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia berupaya
untuk diversifikasi ekspor dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan baku seperti
minyak mentah.

Potensi Ekonomi: Berita ini mengindikasikan bahwa ekspor minyak goreng dapat memberikan
kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia. Dengan meningkatnya ekspor, diharapkan
akan tercipta lapangan kerja baru dan pendapatan negara meningkat.

Kompetisi: Berita ini juga mengingatkan bahwa Indonesia harus bersaing dengan produsen
minyak goreng dari negara lain di pasar Arab Saudi. Oleh karena itu, Indonesia perlu
memperhatikan kualitas, harga, dan strategi pemasaran untuk tetap bersaing dan memenangkan
pangsa pasar.
Dalam beberapa tahun terakhir, Arab Saudi telah meningkatkan impor minyak goreng untuk
memenuhi permintaan domestik yang terus tumbuh. Indonesia, sebagai salah satu produsen
minyak goreng terbesar di dunia, melihat ini sebagai peluang untuk meningkatkan ekspor dan
meningkatkan pendapatan negara.

Dengan memanfaatkan potensi pasar Arab Saudi yang besar, Indonesia berharap dapat
meningkatkan ekspor minyak goreng yang dimana pada 2020 sebesar USD 89,43 juta, pada
2021 sebesar USD 259,02 juta, dan pada 2022, ekspor minyak goreng Indonesia tercatat
sebesar USD 265,73 juta ton, dan mengurangi ketergantungan pada pasar domestik. Hal ini
akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia, termasuk peningkatan pendapatan
devisa dan penciptaan lapangan kerja.

Anda mungkin juga menyukai