Anda di halaman 1dari 37

MANAJEMEN STRATEGI

SAUDI ARAMCO
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Manajemen Strategi
Dosen Pengampu : Hutomo Rusdianto, SE., MBA., QWM., CBV

Disusun oleh :

Disusun Oleh :
Kelompok 6
1. Amrur Rohman Salim (201611307)
2. Sri Adriyani (201611310)
3. Adi Triadmojo (201611332)
4. Ahmad sahid Abdullah (201611335)
5. Adib Burhanudin (201611344)
6. Syamsul Arifin (201611346)
7. Nasikhatul Khasanah (201611378)
8. Annisa roditha Maulina (201611414)

UNIVERSITAS MURIA KUDUS


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGDI MANAJEMEN
TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kudus, 20 November 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………….……..……………..…….2
DAFTAR ISI…………………………………………………………..……..………….3
BAB I PENDAHALUAN……………………………………..……..……………...…..4
1.1Sejarah perusahaan………………………………………………….……………..….4
1.2 Visi dan Misi…………………………………………………..…...…………….…..5
BAB II ANALISI LINGKUNGAN INTERNAL……………..…...…………………..6
2.1 Fungsi Pemasaran…………………………………………………..…………..…….6
2.2 Tantangan Analisis Lingkungan Internal………………………..…...…………...….9
BAB III ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL………………...………………10

3.1 Faktor Ekonomi………………………………………………….………...……..….10


3.2 Faktor Politik……………………………………………………..………...……..…10
3.3 Faktor Hukum……………………………………….………………...……………..10
3.4 Faktor Lingkungan…………………………………………………………………..10
3.5 Faktor Teknologi……………………………………………………………...……..11
3.6 Faktor Sosial…………………………………………………………………...…….11

BAB IVANALISIS SUSTAINABLITY………………………………………....…….12.


4.1 Analisis Sustainablity pada Saudi Aramco……………………………………..……12
BAB V ANALSIS INDUSTRI MATRIKS IFE DAN EFE…………………….….…20.
5.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation – IFE Matrix)….……21
5.2 Tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Eksternal Factor Evaluation-EFE)….....23
BAB VI ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI………………………………...27
6.1 Analisis Implementasi strategi Saudi Aramco……………………………………....27
BAB VII PENUTUP…………………………………………………………….……...32
A.Kesimpulan………………………………………………………………………..…..32
B.Saran…………………………………………………………………………………..34
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….....35

3
BAB 1
PENDAHULUAN

Saudi Arabian Oil Co.

Jenis Badan Usaha Milik Negara

Industri Migas

Didirikan 1933 (sebagai California-Arabian Standard Oil Co.) 


1944 (sebagai Arabian-American Oil Company) 
1988 (sebagai Saudi Aramco)

Kantor Pusat Dhahran, Saudi Arabia

Wilayah operasi Seluruh dunia

Tokoh kunci Amin H. Nasser (President & CEO)


Khalid A. Al-Falih (Menteri Energi, Industri dan
Sumber Daya Mineral)

Produk Minyak bumi, gas alam, dan petrokimia lainnya

Pendapatan ▲ US$ 311 miliar (2012)

1.1 Pemilik Pemerintah Arab Saudi

Karyawan 54.041 ( 2012)

Situs Web www.saudiaramco.com

Sejarah perusahaan Saudi aramco

4
Awalnya Aramco adalah merupakan perusahaan minyak Amerika Serikat.
Perusahaan ini didirikan oleh Standard Oil of California (kini bernama Chevron) dan
awalnya bernama The California Arabian Standard Oil Company (CASOC). Perusahaan
mengamankan hak konsesi dari pemerintah Arab Saudi pada 1933 untuk mencari tambang
minyak. Kemudian perusahaan mulai menemukan ladang migas pada 1938, di wilayah
pantai timur Arab Saudi. Pada tahun 1948, nama perusahaan diganti menjadi The Arabian
American Oil Company (Aramco) yang kepemilikannya juga masih patungan dengan
Standard Oil of California, Texaco, Standard Oil of New Jersey (sekarang bernama
ExxonMobil) dan Standard Oil of New York. Awalnya Aramco adalah merupakan
perusahaan minyak Amerika Serikat.
Perusahaan ini didirikan oleh Standard Oil of California (kini bernama Chevron)
dan awalnya bernama The California Arabian Standard Oil Company (CASOC).
Perusahaan mengamankan hak konsesi dari pemerintah Arab Saudi pada tahun 1933 untuk
mencari tambang minyak. Kemudian perusahaan mulai menemukan ladang migas pada
tahun 1938, di wilayah pantai timur Arab Saudi. Pada tahun 1948, nama perusahaan diganti
menjadi The Arabian American Oil Company (Aramco) yang kepemilikannya juga masih
patungan dengan Standard Oil of California, Texaco, Standard Oil of New Jersey (sekarang
bernama ExxonMobil) dan Standard Oil of New York. Meski begitu, Aramco masih masih
tetap berstatus perusahaan Amerika hingga tahun 1988, hingga kemudian pemerintah Saudi
secara resmi mentransfer kepemilikan sahamnya dan mengganti namanya menjadi Saudi
Aramco. Praktis, Aramco mewarisi manajemen operasional gaya perusahaan Amerika.
Aramco saat ini memiliki kapasitas produksi sebesar 12 juta barel per hari dan memiliki
hak konsesi sedikitnya 260 miliar barel cadangan minyak terbukti yang dimiliki oleh
pemerintah Arab Saudi.

1.2 Visi dan Misi


 Visi Perusahan Saudi Aramco
Menjadi perusahaan yang paling unggul di dunia yang terintegrasi di bidang energy
dan kimia
 Misi Perusahan Saudi Aramco

5
 Untuk memberikan para pemegang saham nilai jangka panjang melalui
siklus harga minyak mentah dengan mempertahankan keunggulan kami
dalam produksi minyak dan gas.
 Juga memberi nilai tambah seluruh rantai nilai hidrokorban dan juga
portofolio yang menguntungkan

BAB II
ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL
2.1 Fungsi pemasaran.
a. Analisi konsumen
Arab Saudi selalu berusaha menggambarkan dirinya sebagai pemasok minyak
mentah yang dapat diandalkan ke pasar dan untuk alasan ini kami pikir mereka akan
memilih memasok pasar ekspor untuk minyak mentah. Perusahaan Saudi Aramco
berkomitmen untuk mengirim minyak mentah sesuai pesanan pada Oktober 2019 kepada
setidaknya enam perusahaan kilang di Asia. Aramco mampu memenuhi permintaan
konsumen dari stok minyaknya yang tersimpan. Hal ini menjadi indikasi pertama bahwa
ekspor perusahaan ke konsumen utamanya di Asia tetap stabil. sekitar 70 persen ekspor
minyak mentah Aramco ditujukan ke Asia. Di India, tiga perusahaan pengolahan minyak
pemerintah - Indian Oil Corp (IOC), Bharat Petroleum Corp Ltd (BPCL) dan Mangalore
Refinery & Petrochemicals Ltd akan menerima pasokan minyak mentah sesuai pesanan
dari Aramco pada Oktober mendatang.
b. Penjualn Produk/Jasa.
Berkantor pusat di Dhahran, Arab Saudi, Saudi Aramco mempekerjakan lebih
dari 65.000 pekerja di seluruh dunia. Selain itu, mereka memiliki anak perusahaan dan
perusahaan afiliasi di seluruh dunia seperti China, Mesir, Jepang, India, Belanda,
Republik Korea, Singapura, Inggris dan Amerika Serikat. Dimiliki oleh Pemerintah Arab
Saudi, Saudi Aramco merupakan perusahaan minyak yang terintegrasi dan pemain
terkemuka di bidang eksplorasi dan produksi, pengolahan minyak, pengolahan
petrokimia, distribusi, perkapalan, dan pemasaranPerusahaan mengelola cadangan
6
minyak terbukti sebesar 260 miliar barel, merupakan yang terbesar di dunia, dan
mengelola cadangan gas terbesar keempat di dunia. Selain kantor pusatnya di Dhahran,
Eastern Province, Arab Saudi, Saudi Aramco memiliki kantor afiliasi, perusahaan
patungan dan anak perusahaan di China, Jepang, Belanda, Korea Selatan, Singapura,
Malaysia, Uni Emirat Arab, Inggris, dan Amerika Serikat.
c. Penetapan Harga

Akibat penyerangan 10 Drone di perusahaan Saudi Aramco pada hari Sabtu 14


September 2019 pukul 04.00 pagi waktu setempat. Dan penyerang tersebut beradi di titik
Fasilitas Abqaiq yang merupakan lokasi pengolahan minyak milik perusahaan saudi
aramco. Harga minyak dunia naik pada 8 bulan terakhir di level tertinggi dari 19%
menjadi US$ 71,95 per barelnya. Pada tanggal 16 september 2019 dan pada hari
sebelumnya di jumat pekan lalu di buka pada kisaran US$ 60,22 per barelnya dan kini
naik sekitar US$ 11 atau 19% kenaikannya sejak di serangnnya Fasilitas Abqaiq
memberikan penurunan jumlah produksi hingga 5% dari pasokan minyak dunia.

d. Distribusi
Saudi Aramco memperluas kehadirannya di seluruh dunia dengan cara penawaran
saham (IPO)
e. Riset pemasaran
Saudi Aramco Asia Company Limited, anak perusahaan Saudi Arabian Oil
Company (Saudi Aramco), dan PT Pertamina (Persero) sepakat melaksanakan kajian atas
rencana pembangunan proyek kilang minyak dan petrokimia terintegrasi di Tuban, Jawa
Timur. Kajian ini mengenai kelayakan keekonomian. Hal itu tertuang dalam nota
kesepahaman antara Saudi Aramco Asia Company Ltd dan PT Pertamina.
Menindaklanjuti nota kesepahaman itu, tim pelaksana proyek akan memasuki fase
selanjutnya, yaitu kajian bersama, yang termasuk di dalamnya riset pasar, analisis
keekonomian, serta studi konfigurasi kilang. Saudi Aramco Asia Company Ltd memiliki
rentang bisnis luas dan mendukung layanan untuk berbagai operasi bisnis Saudi Aramco
di Asia Pasifik. Adapun Saudi Aramco merupakan perusahaan migas milik Pemerintah
Arab Saudi, yang mengelola cadangan minyak terbukti 260 miliar barrel atau terbesar di
dunia dan cadangan gas terbesar keempat di dunia.

7
f. Analisis peluang
Rencana IPO Aramco dengan nilai fantastis dan tak ada duanya itu akan menjadi
sejarah dunia, termasuk bagi pasar modal global. Saat ini, valuasi perusahaan
diperkirakan mencapai US$ 2 triliun atau Rp 28.000 triliun (asumsi kurs Rp
14.000/US$). Adapun harga IPO belum ditetapkan, begitu juga dengan besaran saham
yang akan dilepas. Aramco memang raja minyak dunia karena produksinya mencapai
10% produksi minyak dunia. Tapi kalau nilai Aramco dicatatkan sebesar US$ 2 triliun
(yang merupakan nilai valuasinya), maka pasar modal akan menolak karena dianggap
terlalu mahal. Angka itu bisa menjadi bencana: begitu IPO diluncurkan harga saham
Aramco akan anjlok, sebaliknya, kalau Aramco hanya dinilai US$ 1,6 triliun, maka pihak
Saudi yang akan keberatan karena dianggap terlalu murah.
Biasanya akan ada angka kompromi. Angka kompromi itu mungkin US$ 1,7
triliun. Nilai IPO itu masih lebih besar dari Apple ditambah Google, ditambah lagi
Exxon, ditambah pulau reklamasi di Teluk Jakarta, mengingat laba tahun lalu milik
Aramco menembus US$ 111 miliar atau sekitar Rp 1.554 triliun. Aramco tidak keberatan
untuk membagi dividen sampai US$ 68 miliar. Di tahun pertamanya. Aramco
diperkirakan akan menawarkan 1%-2% sahamnya di bursa lokal. Itu berarti perusahaan
akan memperoleh sekitar US$ 20 miliar - US$ 40 miliar dana IPO. Nilai US$ 40 miliar
itu berarti 2% dari total prediksi valuasi perusahaan US$ 2 triliun. Jika benar US$ 40
miliar yang diincar, Aramco berpotensi menggeser Alibaba yang saat ini masih menjadi
pemegang rekor IPO terbesar di dunia.
g. Fungsi Keuangan
Perusahaan Saudi Aramco pada tahun kemarin belum lama ini perusahaan migas
milik Kerajaan Arab Saudi, Saudi Aramco, berhasil mencetak laba bersih mencapai
US$111,1 miliar atau sekitar Rp1.576 triliun pada tahun 2018 lalu. Saudi Aramco pun
memiliki industri yang mendorong produksi minyak dan gas dalam skala besar dengan
kehandalan operasional dan kemajuan teknis. Saat ini, Saudi Aramco memproduksi
sekira satu dari delapan barel pasokan minyak mentah yang beredar di dunia. Adapun
cadangan minyak mentah dan kondensat konvensional Saudi Aramco mencapai 261,1
miliar barel. Rata-rata produksi minyak mentah sehari-hari mencapai 10,2 juta barel per
hari (bph), dan cadangan gas alam sebesar 297,6 triliun standard cubic feet (SCF).

8
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengatakan, total
investasi Arab Saudi diharapkan bisa mencapai USD25 miliar dan ternyata setelah
menunggu empat tahun, perusahaan Saudi Aramco akhirnya memulai penjualan saham
umum perdana, Minggu (17/11/2019). Pemasaran perdana saham perusahaan minyak
Arab Saudi itu diwarnai dengan sedikitnya tiga hal yang meleset dari target awal. Selisih
pertama adalah nilai buku perusahaan yang lebih rendah dari sasaran awal. Para analis
menyebut nilai perusahaan itu hanya 1,71 triliun dollar AS. Kala rencana pemasaran
diumumkan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman pada 2015,
nilai buku Aramco digadang 2 triliun dollar AS. Selisih kedua adalah jumlah saham yang
dipasarkan. Dari rencana awal 5 persen, hanya 1,5 persen saham yang ditawarkan.
Jumlahnya setara 3 miliar saham dengan nilai tawaran terendah 8 dollar AS per saham.
Dari penawaran perdana, Aramco bisa mendapat sedikitnya 24 miliar dollar AS hingga
maksimal 25,6 miliar dollar AS.

2.2 Tantangan Analisis Lingkungan Internal


a. Sumber Daya
(Arāmkō s-Saʿūdiyyah), nama resminya adalah Saudi Arabian Oil Co. (sebelumnya
bernama Arabian-American Oil Company) adalah perusahaan minyak nasional Arab
Saudi yang berkantor pusat di Dhahran, Arab Saudi. Nilai Saudi Aramco diperkirakan
mencapai 10 triliun dolar AS, menjadikannya perusahaan dengan nilai tertinggi di dunia.
SDM Saudi Aramco mempekerjakan lebih dari 65.000 pekerja di seluruh dunia dan Saudi
Aramco mempunyai cadangan minyak terbukti terbesar di dunia (lebih dari 260 miliar
barel (4,1×1010 m3)) dan produksi minyak harian terbesar dunia. Saudi Aramco
mengoperasikan jaringan hidrokarbon tunggal terbesar di dunia, Sistem Master Gas.
Produksi tahunannya mencapai 3,479 miliar barel (553100000 m3), dan mereka
menangani lebih dari 100 ladang minyak dan gas di Arab Saudi, termasuk 284,2 triliun
kaki kubik standar cadangan gas alam. Saudi Aramco memiliki Ladang Ghawar, ladang
minyak terbesar dunia, dan Shaybah, juga salah satu ladang minyak terbesar dunia.

9
BAB III
ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

3.1 Faktor Ekonomi


Arab Saudi adalah negara pengekspor minyak terbesar di dunia, Keuangan kerajaan
Saudi sangat bergantung pada industry hidrokarbon. Per 31 desember 2016 dan 2017,
industry ini bahkan berkontribusi 44% dan 43% dari PDB negara . Hal ini membuat
perusahaan minyak negara besar seperti Saudi Aramco menjadi pemain penting di pasar. Ini
juga mengambil bagian dalam mengendalikan proses minyak imitasi karena memiliki sumber
minyak pro’en signifikan dengan kemampuan untuk mengontrol produksi minyak global.

3.2 Faktor Politik


Lingkungan politik negara memainkan peran penting bagi Saudi Aramco. Perusahaan
ini didukung oleh negara sehingga kebijakan sering dipengaruhi oleh peraturan pemerintah,
peraturan dan kebutuhan social politik lainnya. Kebijakan Saudi Aramco bergantung pada
rencana pemerintah untuk produksi minyak untuk menjaga harga. Masalah lainnya yang
dapat mempengaruhi operasi perusahaan adalah meningkatnya keresahan politik di dunia.
Perubahan pada system kendali politik dan negara akan memiliki dampak mendalam pada
operasi dan fungsi perusahaan.

3.3 Faktor Hukum

10
Ada banyak implikasi hukum bagi perusahaan minyak terkait tuduhan lingkungan di
seluruh dunia. Tren ini semakin tinggi di Saudi Aramco juga. Undang-undang lingkungan
hidup komprehensif pertama muncul pada tahun 2001. Namun demikian telah mengambil
sikap yang kuat terhadap polusi, limbah industry dan semua perusahaan harus mematuhinya.

3.4 Faktor Lingkungan


Lingkungan yang paling terbatas untuk perusahaan manufaktur minyak seperti Saudi
Aramco. Karena sifat bisnis Arab Saudi, emisi dan polusi Aramco tidak terhidarkan dan
kerenanya mereka akan masuk ke dalam kontroversi. Tetapi, Saudi Aramco telah
melakukannya dengan baik dengan mengambil langkah dalam pengurangan emisi dan
pengendalian polusi. Ini telah mengambil inisiatif untuk mengurangi konten timbul
berbahaya dalam produk-produknya.
Saudi aramco adalah perusahaan No.1 di arab saudi dan tempat yang sangat baik
untuk bekerja dengan beragam latar belakang budaya. Budaya ditempat kerja baik dan
kooperatif dengan manajmen yang mendukung setiap ada kebutuhan. Bagian tersulit dalam
pekerjaan adalah pemikiran kritis yang membutuhkan pengetahuan tentang semua bidang,
sistem, proses dan bekerja dalam tim lintas fungsi untuk membuat keputusan yang tepat.

3.5 Faktor Teknologi


Peran utama Saudi Aramco dalam inovasi energy di tampilkan pada CERAweek 2019
di Houston saat ahli strategi dan peneliti teknologi perusahaan mendiskusikan solusi terbaru
mereke berbincang tentang jalan ke depan untuk teknologi baru untuk mendorong
keberlanjutan di industry. Bashir M. Dabbousi direktur strategi dan perencanaan teknologi
dengan Saudi Aramco, berbicara pada panel yang disebut ‘transisi energy baru. Dabbousi
membahas bagaimana perusahaan memfokuskan banyak sumber dayanya pada
pengembangan teknologi emisi gas rumah kaca rendah dan mengkonversi minyak mentah
langsung ke bahan kimia, serta investasi terkemuka dalam teknologi yang lebih bersih
melalui Saudi Aramco Energy Ventures dan prakarsa Iklim minyak dan gas (OGCI).
Dalam beberapa tahun terakhir Saudi Aramco telah menunjukan kemajuan teknologi
yang signifikan yang dapat dilihat dalam keberhasilan implementasi proyek skala besar
sebelum jadwal. Pada saat yang sama pergeseran global kearah teknologi yang lebih bersih

11
dan lebih hijau serta bahan bakar alternative dapat menjadi salah satu alasan untuk
direnungkan bagi Saudi Aramco dan juga perusahaan minyak lainnya.

3.6 Faktor Sosial


Arab Saudi mayoritas penduduk Islam di mana metode Islam diikuti di masyarakat
dan dalam berbagai aspek kehidupan. Karena itu menjadi perusahaan milik negara maka dari
Saudi Aramco menyediakan pekerja bagi warga negara dan menghasilkan pendapatan yang
cukup besar untuk kemajuan negara. Saudi Aramco telah memenuhi tugasnya dengan
menciptakan lapangan kerja untuk pasar domestic dan dengan menciptakan kekayaan.
Perusahaan diharapkan untuk membangun dan menerapkan strategi Corporate Social
Responsibility (CSR) yang aktif untuk mengambil bagian dalam peningkatan masyarakat dan
masyarakat secara keseluruhan.

3.7 faktor kompetitif


Pesaing saudi aramco termasuk apple, marathon petroleum, BP dan conocophillips. Saudi
aramco berada di peringkat pertama dalam skor budaya keseluruhan di banding pada para
pesaingnya. Lihat di bawah bagaimana saudi aramco membandingkan dengan pesaingnya
dengan peringkat CEO, skor Budaya keseluruhan, eNPS, Gender dan skor keragaman.

12
BAB IV
ANALISIS SUSTAINABLITY

4.1 Analisis Sustainablity pada Saudi Aramco


Upaya Keberlanjutan Dan Pengelolaan Karbon Di Arab Saudi Praktek keberlanjutan
dan manajemen karbon mendapatkan perhatian dalam perumusan strategi bisnis di sebagian
besar perusahaan sektor publik dan swasta di Arab Saudi dan di seluruh dunia. Katalis utama
dari tren ini termasuk tekanan legislatif di banyak negara dan Protokol Kyoto untuk
Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC). Protokol Kyoto -
perjanjian internasional yang terkait dengan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang
Perubahan Iklim (UNFCCC) - diadopsi di Kyoto, Jepang, pada 11 Desember 1997 dan mulai
berlaku pada 16 Februari 2005 (UNFCC, 2013). Fitur utama dari Protokol Kyoto adalah
bahwa ia menetapkan target yang mengikat untuk 37 negara industri dan Uni Eropa (UE)
untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). Menyadari bahwa negara-negara maju pada
prinsipnya bertanggung jawab atas tingginya tingkat emisi GRK di atmosfer sebagai akibat
dari lebih dari 150 tahun aktivitas industri, Protokol menempatkan beban yang lebih berat
pada negara-negara maju di bawah prinsip “tanggung jawab bersama tetapi berbeda.”
Dikembangkan negara diklasifikasikan sebagai Annex I, sementara negara berkembang dan
ekonomi dalam transisi (bekas blok Soviet) diklasifikasikan sebagai negara non-Annex I
(UNFCCC, 2013).

13
Arab Saudi dianggap sebagai negara non-Annex I. Arab Saudi adalah penandatangan
dokumen Protokol Kyoto. Arab Saudi meratifikasi Protokol Kyoto pada Mei 2005 dan pada
September 2006, ia mengadakan konferensi Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM)
regional pertamanya di Riyadh. Selain itu, Arab Saudi berperan penting dalam membangun
Bali Roadmap pada bulan Desember 2007 dan negara tersebut juga berpartisipasi dalam
konferensi UNFCCC di Poznan pada 2008, Kopenhagen pada 2009, dan Cancun pada 2010.
Perlu dicatat bahwa Arab Saudi termasuk di antara karbon dioksida per kapita teratas (CO2)
negara penghasil. Pada tahun 2009, negara ini menghasilkan rata-rata 13,6 ton CO2 per
orang, terhitung sekitar 1,1 persen dari emisi global meskipun hanya mewakili 0,4 persen
dari populasi dunia.
Selain berpartisipasi dalam forum lingkungan global dan menekankan isu-isu
keberlanjutan di rumah, ada kritik terhadap berbagai posisi pemerintah Saudi. Depledge
(2008) telah mengkritik posisi Arab Saudi dalam negosiasi perjanjian lingkungan global
dengan mengkategorikan peran Arab Saudi sebagai penghalang. Depledge (2008)
menegaskan bahwa Arab Saudi tidak serius dalam perjanjian global yang mewajibkan
pengurangan emisi GRK karena pemerintah Saudi percaya bahwa pengurangan emisi GRK
akan menyebabkan penurunan permintaan minyak bumi, yang dengan demikian akan
menyebabkan hilangnya pendapatan bagi negara-negara pengekspor minyak. Depledge
menyimpulkan Arab Saudi dan pengekspor minyak lainnya hanya bergabung dengan
Protokol Kyoto begitu menjadi jelas bahwa dokumen itu akan menjadi kenyataan — dan
karenanya dapat sepenuhnya mempengaruhi perjanjian lingkungan global.
Barnett (2008) juga menyarankan negara-negara anggota Organisasi Negara-negara
Pengekspor Minyak (OPEC) - yang dipimpin oleh Arab Saudi - tidak membantu dalam
negosiasi iklim global dan anggota OPEC mengoordinasikan oposisi mereka melalui
Kelompok 77 (G-77) negara berkembang . Pendapatan minyak Arab Saudi merupakan lebih
dari 70 persen dari anggaran negara, dan kenaikan $ 10 dalam harga per barel minyak
menghasilkan peningkatan 14 persen dalam Produk Domestik Bruto. Eksportir minyak
OPEC menganggap kebijakan pengurangan emisi GRK dan perpajakan karbon di negara
maju sebagai mekanisme untuk mentransfer kekayaan dari negara penghasil minyak ke
pemerintah di negara maju yang mengonsumsi minyak. Barnett (2008) menganggap peran

14
OPEC dan pemerintah Arab Saudi sebagai penghalang dalam mencapai perjanjian
lingkungan global.
Swazo (2010) telah membela posisi pemerintah Arab Saudi terkait perjanjian
lingkungan global dan menjelaskan secara rinci sifat moral dan praktis dari posisi Arab
Saudi. Swazo (2010) menjelaskan posisi Arab Saudi dalam terang keadilan distributif dan
mengejar kepentingan nasional. Keadilan distributif didefinisikan sebagai pembayaran adil
atas keuntungan bersama dan beban bersama oleh suatu komunitas kepada anggotanya.
Dalam debat pengelolaan karbon, telah dikemukakan bahwa negara-negara yang mencemari
lingkungan untuk jangka waktu yang lebih lama harus mengambil tanggung jawab yang lebih
besar dan tujuan pengurangan emisi tidak boleh merusak kelangsungan hidup ekonomi
negara mana pun. Swazo (2010) menjelaskan bahwa semua negara berusaha untuk
memajukan kepentingan nasional karena mereka mungkin memiliki keprihatinan tentang
kebijakan lingkungan global dan itulah sebabnya keadilan distributif merupakan komponen
penting dari negosiasi lingkungan global. Sebagian besar dari sumber pendapatan pemerintah
Arab Saudi adalah ekspor bahan bakar fosil.
Pemerintah Arab Saudi memandang pengurangan penggunaan bahan bakar fosil
akan merusak kemakmuran ekonomi dan pembangunan sosial mereka; Oleh karena itu,
mereka ingin mendapat kompensasi sebagai hasil dari perjanjian lingkungan. Tidak ada
kompensasi yang ditawarkan kepada Arab Saudi dan negara-negara pengekspor minyak
lainnya. Swazo (2010) bertentangan dengan pendapat Depledge (2008) dan Barnett (2008)
dengan menyimpulkan, "... posisi Saudi dapat dipertahankan dan masuk akal. Tidak dapat
dikatakan bahwa Saudi hanya bernegosiasi untuk" tidak "dan berusaha menghambat
kemajuan . " Swazo (2010) juga menganggap posisi Arab Saudi konsisten dengan posisi
negara-negara berkembang lainnya, yang saat ini mengatur hukum internasional dan norma-
norma moralitas internasional.
Selama periode 20 tahun (1990-2010), total emisi CO2 telah meningkat dari 160
menjadi 380 juta ton (137%). Peningkatannya bertahap, tetapi tren ke atas tampak terus
menerus dan tak terhentikan. Peningkatan emisi CO2 ini lebih besar daripada kebanyakan
negara, dengan pengecualian Cina dan India, tetapi kedua negara tersebut dimulai dengan
tingkat emisi yang sangat rendah dan mendukung populasi yang sangat besar. Beberapa
kemungkinan alasan peningkatan emisi Arab Saudi adalah pertumbuhan populasi,

15
kemakmuran, dan kurangnya kebijakan pengelolaan karbon yang koheren. Data global terkait
keberlanjutan energi disajikan dalam Tabel 1-a dan Tabel 1-b, dengan fokus khusus pada
negara-negara anggota Gulf Cooperation Council (GCC) dan Amerika Serikat. Indeks
keberlanjutan energi secara keseluruhan (berdasarkan data 2013) memberi peringkat negara
berdasarkan kebijakan energi berkelanjutan berdasarkan tiga dimensi:

1. Keamanan energi (manajemen sumber energi primer yang efektif untuk memenuhi
permintaan saat ini dan masa depan)
2. Pemerataan energi (aksesibilitas energi ke seluruh populasi)
3. Kelestarian lingkungan (efisiensi energi dan pengembangan sumber terbarukan / rendah
karbon)
Indeks kesinambungan energi keseluruhan (2013) untuk sepuluh negara teratas, Amerika
Serikat, dan keenam negara anggota GCC ditabulasikan dalam Tabel 1-A. Swiss menempati
peringkat pertama dan peringkat global AS lima belas. Arab Saudi berada di peringkat ke-51,
yang jauh di bawah Qatar, Bahrain, dan AS. Arab Saudi memiliki potensi untuk bekerja
dengan baik jika angkatan kerja lebih terdidik dan terlatih tentang isu-isu keberlanjutan.

Table 1-A: Global Energy Sustainability Index Performing And GCC Member
Overall (2013) Of Top Countries
Global Rank Countries Global Score
1 Switzerland AA
A
2 Denma AA
rk A
3 Swede AA
n A
4 Austria AA
B
5 United Kingdom AA
A

16
6 Canad AA
a B
7 Norwa AA
y B
8 New Zealand AA
B
9 Spain AA
A
10 France AA
B
15 United States AA
C
38 Bahrai AA
n D
44 U.A.E. BB
D
51 Saudi Arabia AB
D
62 Oman AC
D
66 Kuwait BC
D

Peringkat global dari semua negara anggota GCC dan Amerika Serikat berdasarkan
pada tiga sub-kategori peringkat keberlanjutan keseluruhan dirangkum dalam Tabel 1-B
Secara global, Arab Saudi berada di peringkat ke-45 pada keamanan energi (manajemen
efektif sumber energi primer untuk memenuhi saat ini dan masa depan permintaan), urutan
ke-12 pada pemerataan energi (aksesibilitas energi ke seluruh populasi), dan ke-124 pada
kelestarian lingkungan (efisiensi energi dan pengembangan sumber terbarukan / rendah
karbon). Peringkat Arab Saudi yang buruk pada indeks keberlanjutan lingkungan cukup

17
mengkhawatirkan dan menekankan pentingnya efisiensi energi, energi terbarukan, dan
industri rendah karbon untuk menciptakan lapangan kerja baru di masa depan.

Table 1-B: Detailed Global Sustainability Rankings Of GCC Member Countries


Energy Countries Energy Countries Environment Countries
Security Equity al
Rank Rank Sustainability
Rank
8 Qatar 1 United 86 United
States States
12 United 9 Qatar 95 Qatar
States
23 Bahrain 12 Saudi 102 U.A.E.
Arabia
45 Saudi 19 Bahrain 120 Oman
Arabia
49 U.A.E. 20 Oman 122 Kuwait
73 Kuwait 28 Kuwait 124 Saudi
Arabia
78 Oman 37 U.A.E. 125 Bahrain
Source: Wyman (2014)

Simposium berskala besar pertama yang menekankan manajemen karbon dan


kebijakan mitigasi di Arab Saudi diadakan pada bulan Mei 2006. Simposium ini
diselenggarakan oleh Saudi Aramco di kota Dammam dan diperkirakan 400 peserta yang
mewakili lebih dari 100 lembaga dan perusahaan dari 24 negara hadir dengan tujuan bersama
menemukan cara untuk memenuhi permintaan energi dunia yang terus meningkat sambil
mengurangi emisi. Kementerian Perminyakan dan Sumber Daya Mineral juga memainkan
peran penting dalam kesadaran awal pengelolaan karbon. Peserta membahas aspek regulasi,
lingkungan, dan ekonomi dari manajemen karbon, kemajuan terbaru dalam teknologi yang
menargetkan penangkapan CO2 dari sumber tetap dan bergerak, dan penyerapan CO2 (Saudi

18
Aramco, 2006). Namun, tidak jelas apa yang telah dicapai oleh Saudi Aramco dan perusahaan
bisnis Saudi lainnya sejak peristiwa bersejarah ini.
Di Arab Saudi, debat kebijakan lingkungan terkait dengan permintaan dan harga
minyak di masa depan. Diasumsikan bahwa pengurangan emisi gas rumah kaca akan
menurunkan permintaan global dan harga minyak, yang kemungkinan akan menghambat
pertumbuhan ekonomi Saudi dan memperjelas kesejahteraan. Pemerintah Arab Saudi dan
organisasi internasional mempromosikan penelitian dan studi tentang tantangan lingkungan
yang dihadapi kerajaan. Untuk membawa Arab Saudi dan kawasan ke standar keberlanjutan
global, Pusat Keunggulan untuk Perubahan Iklim Nilai penting rata-rata dari penilaian manajer
Arab Saudi tentang keberlanjutan majikan mereka dan praktik manajemen karbon dan
komitmen pribadi mereka terhadap keberlanjutan dirangkum dalam Tabel 2. Deviasi standar
untuk semua pertanyaan mendekati 2.0 dan dianggap tinggi, menunjukkan banyak variasi
dalam peringkat pentingnya oleh manajer yang disurvei. Beberapa manajer tampaknya "sangat
setuju" dan beberapa lainnya "sangat tidak setuju" dengan pertanyaan. Pertanyaan terkait
keberlanjutan ditempatkan di tabel berdasarkan skor rata-rata keseluruhan (dari terendah ke
tertinggi). Lebih lanjut, skor rata-rata disajikan untuk sektor publik dan entitas sektor swasta
dan perbedaan skor diuji secara statistik antara kedua kelompok ini.
Tingkat kepuasan dengan kebijakan pengusaha menerima skor 3,67. Salah satu
penjelasan yang mungkin tentang skor rendah adalah efektivitas sistem penghargaan internal
yang diterapkan oleh perusahaan Saudi yang disurvei. Pertanyaan, “Majikan saya menghargai
kegiatan yang terkait dengan keberlanjutan” menerima skor rendah 2,97, menunjukkan
kurangnya penguatan positif oleh perusahaan bisnis di Arab Saudi. Manajer tampaknya tidak
didukung dan dihargai jika mereka mencoba untuk mengejar kebijakan keberlanjutan dan
pengelolaan karbon, meskipun kenyataannya kebijakan ini secara resmi didukung oleh majikan
mereka. Hasilnya menunjukkan kurangnya komitmen terhadap masalah lingkungan oleh
manajemen puncak dalam perusahaan-perusahaan ini. Penjelasan lain yang mungkin untuk
kurangnya kebijakan keberlanjutan yang koheren dan pengelolaan karbon adalah skor yang
relatif rendah yaitu 2,82 untuk pertanyaan, "Sebagian besar manajer di organisasi saya
memahami isu-isu pengelolaan karbon dan keberlanjutan." usaha mereka. Manajer juga
membutuhkan panduan dalam merumuskan strategi untuk menurunkan emisi karbon
perusahaan mereka dan bergerak menuju jalur keberlanjutan. Perusahaan Saudi dapat

19
menyelenggarakan seminar dan kursus pendidikan untuk manajer mereka. Tanpa membawa
semua manajer ke tingkat kesadaran yang sama, strategi rendah karbon tidak dapat
diimplementasikan. Ada kebutuhan untuk reformasi struktural dalam sistem pendidikan tinggi,
khususnya dalam pendidikan bisnis dan teknik. Meskipun mengecewakan skor yang lebih
rendah tentang status keberlanjutan saat ini di organisasi bisnis Arab Saudi, banyak manajer
Arab Saudi bersedia "mempertimbangkan karier di industri rendah karbon jika mereka ditawari
gaji yang sebanding." Salah satu temuan paling menarik adalah skor tinggi (4,91) dari
pertanyaan, "Keberlanjutan dan isu-isu terkait emisi karbon harus menjadi bagian dari gelar
bisnis." di sektor swasta dan publik.
Manajer Saudi sangat percaya bahwa "semua perusahaan besar harus memiliki
kebijakan / strategi pengelolaan karbon yang terdefinisi dengan baik" karena pertanyaan ini
mendapatkan skor kesepakatan tertinggi (5,62). Manajer Saudi juga mendukung gagasan
pelabelan karbon sehingga konsumen dapat membuat keputusan yang tepat (skor rata-rata
5,51). Komitmen positif para manajer Arab Saudi juga didukung oleh skor yang relatif tinggi
(5,16) dari pertanyaan, "Saya bersedia membayar lebih untuk produk rendah karbon."
Akhirnya, para manajer yang disurvei berharap pemerintah akan mendukung organisasi Arab
Saudi di upaya mereka untuk menerapkan kebijakan terkait keberlanjutan dengan skor 5,37
untuk pertanyaan, "KSA harus menawarkan subsidi jangka pendek untuk sektor rendah
karbon."

20
BAB V
ANALISIS INDUSTRI MATRIKS IFE DAN EFE

5.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation – IFE Matrix)

Factor-Faktor Internal Utama Bobot Peringkat Skor bobot

Kekuatan

1. Kapasitas produksi cadangan terbesar 0,08 4 0,32


didunia
2. Akses ke sumber daya produksi dan gas 0,06 3 0,18
yang murah
3. Teknologi hulu yang canggih serta 0,06 3 0,18
karyawan yang sangat termotivasi
4. Hubungan baik dengan pemerintah 0,05 2 0,10

5. Biaya Aramco per produksi satu barel 0,04 2 0,08


minyak adalah salah satu cara terendah
secara global sehingga memberikan
keuntungan dalam lingkungan harga

21
minyak
6. Dengan 76 ribu karyawan pada 2018 0,04 2 0,08
Aramco memiliki operasi industri energi,
fasilitas penelitian, dan kamtor yang
tersebar di seluruh dunia
7. Memiliki kilang penyulingan minyak di 0,06 3 0,18
seluruh dunia
8. Produsen minyak terbesar di dunia 0,04 2 0,08

9. Perusahaan minyak yang mempunyai label 0,03 2 0,06


superprofit
10. Laba bersih perusahaan pada tahun 2018 0,05 2 0,10
adalah $ 111,1 miliar
11. Perusahaan dengan nilai tertinggi di dunia 0,06 3 0,18

12. Saudi Aramco menangani lebih dari 100 0,05 2 0,10


ladang minyak dan gas di arab Saudi
13. Saudi aramco mengoperasikan jaringan 0,04 2 0,08
hidrokarbon tunggal terbesar di dunia
14. Paket expat yang bagus 0,03 2 0,06

15. Gaji pegawai yang luar biasa 0,07 4 0,21

Kelemahan

1. Minyak mentah asam 0,06 2 0,12

2. Ketergantungan yang tinggi pada minyak 0,06 2 0,12


mentah sebagai satu-satunya komoditas
3. Kapasitas hilir yang relative rendah 0,05 2 0,10

4. Tidak adanya alat anti drone di kilang 0,07 3 0,21


minyak
5. Kekurangan SDM IT security 0,05 3 0,15

22
6. Sering terjadi ledakan sehingga produksi 0,06 3 0,18
Saudi Aramco terganggu
7. Kegagalan tata kelola merusak iklim bisnis 0,03 3 0,09

8. Rendahnya tingkat partisipasi perempuan 0,03 2 0,06


di pasar tenaga kerja
9. Ekonomi tergantung pada pengeluaran 0,04 3 0,12
public
10. Meningkatnya permintaan energy domestik 0,04 3 0,12

11. Harga minyak Saudi Aramco melemah 0,05 2 0,10

12. Investor akan lari ke emas dan obligasi 0.03 3 0,09


pemerintah di sebabkan lonjakan besar
dalam rangka harga minyak dunia
13. Militer Saudi tidak dapat melindungi asset 0,04 3 0,12
negara
14. Lingkungan kerja yang beracun dan 0,05 2 0,10
kurangnya intergasi
15. Kurangnya pasokan air 0,05 2 0,10

Total 1,47 3,77

5.2 Tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Eksternal Factor Evaluation-EFE)

Factor-Faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat Skor bobot

Peluang

1. Meroketnya harga minyak mentah dan 0,09 3 0,27


modal yang cukup untuk investasi
2. Melambungnya permintaan minyak 0,05 3 0,15
terutama di Asia

23
3. Akses Arab Saudi ke organisasi 0,06 4 0,24
perdagangan dunia
4. Saudi Aramco akan menghasilkan 0,04 3 0,12
penilaian nyata perusahaan dan
memastikan transparasi finansial dan
operasional yang lebih besar
5. Aramco memiliki klien terbesar di seulurh 0,05 3 0,15
negeri AS
6. Memiliki stasiun bensin Shell di AS bagian 0,03 2 0,06
tenggara
7. Banyak orang AS yang tergantung pada 0,04 3 0,12
minyak atau bensin Aramco
8. Arab Saudi restui Aramco masuk bursa 0,06 2 0,12
saham
9. Saudi Aramco bersiap IPO akan jadi yang 0,04 3 0,12
terbesar di dunia
10. Aramco sedang terus berinvestasi di 0,03 2 0,06
sejumlah penyulingan minyak di luar Saudi
sebagai bagian ekspansi pasar
11. Menjadi pemain gas global 0,05 3 0,15

12. Aramco melantai di bursa saham 0,04 3 0,12

13. Cadangan minyak dan gas baru masih 0,06 2 0,12


ditemukan da nada potensi untuk
menemukan lebih banyak
14. Negara-negara berkembang memiliki 0,08 3 0,16
permintaan besar dan terus meningkat
untuk bahan bakar fosil
15. Saudi Aramco tertarik berinvestasi dalam 0,06 2 0,12
proyek kilangan minyak milik pertamina di
balongan dan dumai untuk meningkatkan

24
kapasitas
Ancaman

1. Permintaan minyak lokal melonjak 0,05 3 0,15

2. Krisis pasokan gas potensial 0,05 3 0,15

3. Potensi penurunan permintaan minyak 0,06 2 0,12


global karena tingginya harga minyak
4. Perang dan terorisme di wilayah Timur 0,06 2 0,12
Tengah yang mengarah ke serangan drone
terhadap Aramco
5. Risiko operasional seperti kebakaran atau 0,04 3 0,12
ledakan
6. Pengalaman Aramco terbatas dalam 0,04 3 0,12
mengelola perusahaan public
7. Peningkatan dari permintaan kendaraan 0,04 3 0,12
listrik
8. Regulator dan pengawasan pada patner 0,04 2 0,08
Aramco
9. Kampanye bahaya plastik pada lingkungan 0,05 2 0,10

10. Isu perubahan iklim dan permintaan 0,04 2 0,08


minyak
11. Hak pemerintah Saudi untuk memutusan 0,03 2 0,06
produksi minyak maksimal dan
mengarahkan Aramco untuk menjalankan
proyek diluat bisnis inti
12. Pabrik abqaiq menjadi target serangan 0,05 2 0,10
yang dilakukan pemberontak yaman
13. Perubahan pada system kendali dan Negara 0,06 2 0,12
akan memiliki dampak medalam pada
operasi dan fungsi perusahaan

25
14. Pengurangan emisi GRK akan 0,04 2 0,08
menyebabkan penurunan pemintaan
minyak
15. Penurunan ekonomi telah menyebabkan 0,03 2 0,06
penurunan permintaan bahan bakar fosil
mungkin diperburuk oleh perubahan
kebiasaan mengemudi dalam menanggapi
harga bahan bakar yang tinggi
Total 1,5 3,6

KESIMPULAN MATRIKS IFE DAN MATRIKS EFE


Tujuan dari merumuskan strategi adalah untuk mengevaluasi apakah sebuah perusahaan
telah melakukan hal yang benar dan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan
tersebut. Konsep yang dapat digunakan untuk merumuskan strategi tersebut yaitu EFE, IFE .
Setiap perusahaan harus berhati-hati dalam menentukan metode yang akan digunakan, karena
akan menentukan hasil dari perusahaan tersebut.
Dari table IFE dapat kita simpulkan bahwa Saudi Aramco dalam posisi sangat kuat
dengan nilai 3,77 , karena dapat memanfaatkan peluang yang ada. Dan nilai di atas rata-rata
EFE adalah 3,6. Saudi Aramco berada dalam posisi di atas rata-rata dengan melakukan
pelayanan yang baik sebagai kekuatan organisasinya.
Dengan melihat perbandingan antara kekuatan dan kelemahan Saudi Aramco, terdapat
nilai yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa Saudi Aramco dapat dengan baik
memanfaatkan kekuatannya dan berusaha untuk menutupi kelemahannya. Saudi Aramco telah
berhasil mengelola kekuatan internalnya dan mengatasi kelemahannya dengan baik. Ini berarti
Saudi Aramco memiliki posisi internal yang kuat.

26
BAB VI
ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI

6.1 Analisis Implementasi strategi Saudi Aramco


Saudi Aramco berkantor pusat di Dhahran, tetapi operasinya menjangkau seluruh
dunia dan termasuk eksplorasi, produksi, pemurnian, bahan kimia, distribusi dan pemasaran.
Semua aktivitas perusahaan ini dipantau oleh Kementerian Perminyakan dan Sumber Daya
Mineral Arab Saudi bersama dengan dewan tertinggi untuk perminyakan dan Mineral.
Namun, kementerian memiliki tanggung jawab yang jauh lebih besar dalam hal ini dari pada
dewan. Saudi Aramco Sebagian besar tenaga kerja terdiri dari ahli geofisika dan ahli geologi.
Saudi Aramco telah melakukan eksplorasi untuk reservoir minyak dan gas sejak tahun 1982.

27
Sebagian besar proses ini terjadi di EXPEC Advanced Research Center. Awalnya, Saudi
Aramco menggunakan Cray Supercomputer (CRAY-1M) di EXPEC Advanced Research
Center (ECC) untuk membantu memproses jumlah data yang diperoleh selama eksplorasi
dan pada tahun 2001, ECC memutuskan untuk menggunakan cluster Linux sebagai pengganti
sistem Cray yang dinonaktifkan. ECC memasang sistem superkomputer baru pada akhir 2009
dengan kapasitas penyimpanan disk 1.050 terabyte (yaitu, melebihi satu petabyte), instalasi
penyimpanan terbesar dalam sejarah Saudi Aramco untuk mendukung penjelajahannya di
daerah perbatasan dan Laut Merah.
 Pemurnian dan Bahan Kimia
Sementara perusahaan awalnya tidak berencana untuk penyulingan minyak,
pemerintah Saudi berharap hanya memiliki satu perusahaan yang berurusan dengan
produksi minyak. Karena itu, pada 1 Juli 1993, pemerintah mengeluarkan dekrit
kerajaan yang menggabungkan Saudi Aramco dengan Samarec, perusahaan
penyulingan minyak negara itu. Tahun berikutnya, anak perusahaan Saudi Aramco
mengakuisisi 40% kepemilikan saham di Petron Corporation, pemurnian dan pemasar
minyak mentah terbesar di Filipina. Sejak itu, Saudi Aramco mengambil tanggung
jawab untuk memurnikan minyak dan mendistribusikannya di negara tersebut. Pada
2008, Saudi Aramco menjual seluruh sahamnya ke Ashmore Group, sebuah grup
investasi yang terdaftar di London. Ashmore mengakuisisi 11% tambahan ketika
melakukan penawaran tender kepada pemegang saham lainnya.
Pada Juli 2008, Ashmore, melalui SEA Refinery Holdings B.V., memiliki
50,57 persen saham Petron. Pembayaran Ashmore dilakukan pada Desember 2008.
Pada Desember 2008, Ashmore mengakuisisi 40% saham PNOC. Pada bulan yang
sama, San Miguel Corporation (SMC) mengatakan sedang dalam tahap akhir
negosiasi dengan Grup Ashmore untuk membeli hingga 50,1 persen dari Petron. Pada
2010, SMC mengakuisisi kendali mayoritas atas Petron Corporation. Saat ini,
Kapasitas penyulingan Saudi Aramco adalah 5,4 juta barel per hari (860.000 m3 / d)
(Usaha patungan dan ekuitas internasional: 2.500 Mbbl / d (400.000.000 m3 / d),
usaha patungan domestik: 1.900 mpbd, dan sepenuhnya dimiliki operasi domestik:
1.000 Mbbl / d (160.000.000 m3 / d). Operasi hilir Saudi Aramco sedang bergeser
penekanan untuk mengintegrasikan kilang dengan fasilitas petrokimia. Usaha pertama

28
mereka ke dalamnya adalah dengan Petro Rabigh, yang merupakan perusahaan
patungan dengan Sumitomo Chemical Co. yang dimulai pada 2005 di pantai Laut
Merah. Untuk menjadi pemimpin global dalam bahan kimia, Aramco akan
mengakuisisi 50% saham Royal Dutch Shell di penyulingan mereka di Arab Saudi
dengan harga $ 631 juta.
 Daftar kilang domestik:
1. Proyek Pengilangan dan terminal Jazan (JRTP) (400.000 bbl / d (64.000
m3 / d)), konstruksi Jazan sedang berlangsung.
2. Kilang Jeddah (78.000 bbl / d (12.400 m3 / d)) Jeddah dikonversi ke
terminal penyimpanan produk pada November '17.
3. Kilang Ras Tanura (550.000 bbl / d (87.000 m3 / d)) (termasuk Unit
Distilasi Mentah, Unit Kondensat Gas, hydrocracker, dan reformasi
katalitik)
4. Kilang Riyadh (126.000 bbl / d (20.000 m3 / d))
5. Kilang Yanbu (245.000 bbl / d (39.000 m3 / d))
Saudi Aramco mengembangkan bisnisnya dengan cara melakukan strategi dan oprasi
keputusan yang didesentralisasikan ke unit bisnis strategi (SBU) di domestik dan
internasioanal.

 Daftar perusahaan pemurnian domestik:


1. Saudi Aramco Mobil Refinery Co. Ltd. (SAMREF), Yanbu (400.000 bbl /
d (64.000 m3 / d))
2. Saudi Aramco Shell Refinery Co. (SASREF), Jubail (300.000 bbl / d
(48.000 m3 / d))
3. Petro Rabigh, Rabigh (400.000 bbl / d (64.000 m3 / d))
4. Saudi Aramco Base Oil Co. (Luberef)
5. Saudi Aramco Total Refining and Petrochemical Co. (SATORP), Jubail
[62] (400.000 bbl / d (64.000 m3 / d))
6. Yanbu Aramco Sinopec Refinery (YASREF), Yanbu (400.000 bbl / d
(64.000 m3 / d))

29
 Daftar perusahaan pemurnian internasional:
1. Fujian Refining and Petrochemical Co. (FRPC), Republik Rakyat
Tiongkok
2. Sinopec SenMei (Fujian) Petroleum Co. Ltd. (SSPC), Republik Rakyat
Tiongkok
3. Motiva Enterprises LLC, Amerika Serikat, Port Arthur Texas 635.000
bbl / d (101.000 m3 / d)
4. Showa Shell, Jepang 445.000 bbl / d (70.700 m3 / d)
5. S-Oil, Republik Korea 669.000 bbl / d (106.400 m3 / d)
6. Saudi Refining Inc., Amerika Serikat
7. Reliance Industries, (tanpa investasi) India
 Gas Alam Cair
Aramco berencana untuk menjadi produsen utama gas alam cair (LNG) di dunia.
Itu menjual kargo LNG pertama dari Singapura ke pembeli India. Perusahaan sedang
mencari potensi usaha patungan dan kemitraan global untuk mencapai tujuannya terkait
pasar LNG.
 Distributor atau Pengiriman
Saudi Aramco telah mempekerjakan beberapa tanker untuk mengirimkan minyak
mentah, minyak sulingan, dan gas alam ke berbagai negara. Ini telah menciptakan anak
perusahaan, Vela International Marine, untuk menangani pengiriman ke Amerika Utara,
Eropa, dan Asia. Ini adalah pemangku kepentingan di Kompleks Industri Maritim King
Salman Global, galangan kapal yang akan menjadi yang terbesar di dunia saat selesai.
 Investasi Global
Saudi Aramco memperluas kehadirannya di seluruh dunia untuk memasukkan
tiga pasar energi global utama di Asia, Eropa, dan Amerika Utara. Pada April 2019,
Aramco telah menandatangani kesepakatan untuk mengakuisisi 13% saham di kilang
minyak Korea Selatan, Hyundai Oilbank senilai $ 1,24 miliar. Selain itu, pada 11 April
2019, Aramco menandatangani perjanjian dengan PKN Orlen kilang minyak terkemuka
Polandia untuk memasoknya dengan Arabian Crude Oil.
 Saudisasi/Perjanjian

30
Perjanjian konsesi asli termasuk Pasal 23; seperti yang ditunjukkan Ali Al-Naimi,
ini adalah "blok bangunan kunci dalam pembentukan masyarakat Saudi selama beberapa
dekade mendatang." Bunyinya, "Perusahaan di bawah kontrak ini akan diarahkan dan
diawasi oleh orang Amerika yang akan mempekerjakan warga negara Saudi sejauh dapat
dipraktikkan, dan sejauh perusahaan dapat menemukan karyawan Saudi yang sesuai,
perusahaan itu tidak akan mempekerjakan warga negara lain." Sekolah perusahaan
pertama dimulai pada Mei 1940 di rumah Al-Khobar di Hijji bin Jassim, juru bahasa
perusahaan, penerjemah, dan instruktur pertama. Al-Naimi menunjukkan, "Sejak awal,
pengembangan Aramco secara langsung terkait dengan perbaikan Arab Saudi." Sekolah
lain terletak di Dhahran pada tahun 1941, dan disebut Sekolah Jebel. Anak laki-laki
dipekerjakan ke posisi entry level yang dihadiri pada jam 7 pagi selama empat jam,
diikuti oleh empat jam kerja di sore hari.
Pada tahun 1950, Aramco membangun sekolah untuk 2.400 siswa. Pada tahun
1959, Aramco mengirim kelompok siswa Saudi pertama ke perguruan tinggi di Amerika.
Pada tahun 1970, Aramco mulai merekrut lulusan sekolah menengah pertamanya, dan
pada tahun 1979 mulai menawarkan beasiswa ke perguruan tinggi. Pada 1965, Zafer H.
Husseini diangkat sebagai manajer Saudi pertama dan pada 1974, Faisal Al-Bassam
diangkat sebagai wakil presiden Saudi pertama. Salah satu siswa awal adalah Al-Naimi,
yang dinobatkan sebagai presiden Saudi pertama Aramco pada November 1983. Seperti
yang dinyatakan oleh Al-Naimi, "Perusahaan minyak berkomitmen untuk
mengembangkan Saudi yang berkualitas untuk menjadi profesional industri yang
berpendidikan penuh dan terlatih." Al-Naimi mengakui kemenangan Thomas Barger
tentang Saudisasi, "Anda, dari semua pemimpin Aramco, memiliki visi terbesar ketika
Anda mendukung upaya pelatihan karyawan Arab Saudi selama masa-masa awalnya.
Dukungan dan upaya visioner itu membuahkan hasil sekarang dan banyak
eksekutif posisi diisi oleh Saudi karena upaya itu. " Pada tahun 1943, 1.600 orang Saudi
dipekerjakan di Aramco, tetapi pada tahun 1987, hampir dua pertiga dari 43.500 tenaga
kerja Aramco yang kuat, adalah orang Saudi. Pada tahun 1988, Al-Naimi menjadi CEO
dan Hisyam Nazer menjadi ketua, Saudi pertama yang memegang posisi itu. "Puncak
Saudisasi" terjadi ketika ladang minyak Shaybah mulai beroperasi pada Juli 1998, setelah
upaya tiga tahun oleh tim yang terdiri dari 90% warga Saudi. Aramco tahun 2016 masih

31
mempertahankan tenaga kerja asing sekitar 15%, sehingga Aramco dapat, dalam kata-
kata Al-Naimi, "pastikan ia mendapatkan akses ke inovasi terbaru dan keahlian teknis."
 Penawaran Umum Perdana (IPO)
Aramco telah mengumumkan pada hari Minggu 3 November 2019 rencana untuk
mendaftarkan penawaran umum perdana (IPO) di bursa saham domestik (Tadawul) yang
diperkirakan akan menjadi daftar terbesar di dunia. IPO akan dikeluarkan pada 9
November 2019 sedangkan perdagangan di bursa lokal Tadawul dilaporkan pada 11
Desember 2019. Pada 9 November 2019, Saudi Aramco merilis prospektus setebal 600
halaman yang memberikan rincian IPO. Menurut spesifikasi yang disediakan, hingga 0,5
persen saham dikunci untuk investor ritel perorangan. Pada 17 November, Saudi Aramco
menyatakan harga sahamnya antara $ 8 hingga $ 8,5, menawarkan 1,5% sahamnya di
bursa saham lokal. Ini menempatkan valuasinya hingga $ 1,71 triliun
Analisis strategi implementasi Saudi Aramco
1. Integrasi kedepan adalah memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas
distributor atau peritel. Saudi aramco mempunyai anak perusahaan San Miguel Corporation
(SMC) mengatakan sedang dalam tahap akhir negosiasi dengan Grup Ashmore untuk membeli
hingga 50,1 persen dari Petron. Pada 2010, SMC mengakuisisi kendali mayoritas atas Petron
Corporation.

2. Integrasi Horizontal adalah mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas
pesaing. Saudi Aramco akan mengakuisisi 50% saham Royal Dutch Shell di penyulingan mereka
di Arab Saudi dengan harga $ 631 juta.

3. Pengeembangan pasar adalah Memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke wilayah geografis
baru. Saudi Aramco memperluas kehadirannya di seluruh dunia untuk memasukkan tiga pasar
energi global utama di Asia, Eropa, dan Amerika Utara. Pada April 2019, Aramco telah
menandatangani kesepakatan untuk mengakuisisi 13% saham di kilang minyak Korea Selatan,
Hyundai Oilbank senilai $ 1,24 miliar. Selain itu, pada 11 April 2019, Aramco menandatangani
perjanjian dengan PKN Orlen kilang minyak terkemuka Polandia untuk memasoknya dengan
Arabian Crude Oil.

32
4. pengembangan produk adalah mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan
produk atau jasa saat ini
5. Diverifikasi terkait adalah menambah produk atau jasa yang baru namun masih berkaitan.
Saudi Aramco menambahkan produk gas alam cair

BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perusahaan Saudi Aramco berkomitmen untuk mengirim minyak mentah sesuai
pesanan pada Oktober 2019 kepada setidaknya enam perusahaan kilang di Asia. Aramco
mampu memenuhi permintaan konsumen dari stok minyaknya yang tersimpan. Hal ini
menjadi indikasi pertama bahwa ekspor perusahaan ke konsumen utamanya di Asia tetap
stabil. sekitar 70 persen ekspor minyak mentah Aramco ditujukan ke Asia. Di India, tiga
perusahaan pengolahan minyak pemerintah - Indian Oil Corp (IOC), Bharat Petroleum
Corp Ltd (BPCL) dan Mangalore Refinery & Petrochemicals Ltd akan menerima
pasokan minyak mentah sesuai pesanan dari Aramco pada Oktober mendatang.
Berkantor pusat di Dhahran, Arab Saudi, Saudi Aramco mempekerjakan lebih
dari 65.000 pekerja di seluruh dunia. Selain itu, mereka memiliki anak perusahaan dan
perusahaan afiliasi di seluruh dunia seperti China, Mesir, Jepang, India, Belanda,
Republik Korea, Singapura, Inggris dan Amerika Serikat.
Saudi Aramco memperluas kehadirannya di seluruh dunia dengan cara penawaran
saham (IPO). Rencana IPO Aramco dengan nilai fantastis dan tak ada duanya itu akan
menjadi sejarah dunia, termasuk bagi pasar modal global. Saat ini, valuasi perusahaan

33
diperkirakan mencapai US$ 2 triliun atau Rp 28.000 triliun (asumsi kurs Rp
14.000/US$). Adapun harga IPO belum ditetapkan, begitu juga dengan besaran saham
yang akan dilepas. Aramco memang raja minyak dunia karena produksinya mencapai
10% produksi minyak dunia. Tapi kalau nilai Aramco dicatatkan sebesar US$ 2 triliun
(yang merupakan nilai valuasinya), maka pasar modal akan menolak karena dianggap
terlalu mahal. Angka itu bisa menjadi bencana: begitu IPO diluncurkan harga saham
Aramco akan anjlok, sebaliknya, kalau Aramco hanya dinilai US$ 1,6 triliun, maka pihak
Saudi yang akan keberatan karena dianggap terlalu murah. Perusahaan Saudi Aramco
pada tahun kemarin belum lama ini perusahaan migas milik Kerajaan Arab Saudi, Saudi
Aramco, berhasil mencetak laba bersih mencapai US$111,1 miliar atau sekitar Rp1.576
triliun pada tahun 2018 lalu.

Saat ini, Saudi Aramco memproduksi sekira satu dari delapan barel pasokan
minyak mentah yang beredar di dunia. Adapun cadangan minyak mentah dan kondensat
konvensional Saudi Aramco mencapai 261,1 miliar barel. Rata-rata produksi minyak
mentah sehari-hari mencapai 10,2 juta barel per hari (bph), dan cadangan gas alam
sebesar 297,6 triliun standard cubic feet (SCF).

Hal ini membuat perusahaan minyak negara besar seperti Saudi Aramco menjadi
pemain penting di pasar. Ini juga mengambil bagian dalam mengendalikan proses minyak
imitasi karena memiliki sumber minyak pro’en signifikan dengan kemampuan untuk
mengontrol produksi minyak global. Lingkungan politik negara memainkan peran
penting bagi Saudi Aramco kebijakan bergantung pada rencana pemerintah untuk
produksi minyak untuk menjaga harga. Masalah lainnya yang dapat mempengaruhi
operasi perusahaan adalah meningkatnya keresahan politik di dunia. Dalam beberapa
tahun terakhir Saudi Aramco telah menunjukan kemajuan teknologi yang signifikan yang
dapat dilihat dalam keberhasilan implementasi proyek skala besar sebelum jadwal. Pada
saat yang sama pergeseran global kearah teknologi yang lebih bersih dan lebih hijau serta
bahan bakar alternative dapat menjadi salah satu alasan untuk direnungkan bagi Saudi
Aramco dan juga perusahaan minyak lainnya.

Saudi Aramco juga membantu faktor sosial dalam menyejahterakan pekerja bagi
warga negara dan menghasilkan pendapatan yang cukup besar untuk kemajuan negara

34
seta telah memenuhi tugasnya dengan menciptakan lapangan kerja untuk pasar domestic
dan dengan menciptakan kekayaan.

Selain berpartisipasi dalam forum lingkungan global dan menekankan isu-isu


keberlanjutan di rumah, ada kritik terhadap berbagai posisi pemerintah Saudi. Depledge
(2008) telah mengkritik posisi Arab Saudi dalam negosiasi perjanjian lingkungan global
dengan mengkategorikan peran Arab Saudi sebagai penghalang. Depledge (2008)
menegaskan bahwa Arab Saudi tidak serius dalam perjanjian global yang mewajibkan
pengurangan emisi GRK karena pemerintah Saudi percaya bahwa pengurangan emisi
GRK akan menyebabkan penurunan permintaan minyak bumi, yang dengan demikian
akan menyebabkan hilangnya pendapatan bagi negara-negara pengekspor minyak.
Depledge menyimpulkan Arab Saudi dan pengekspor minyak lainnya hanya bergabung
dengan Protokol Kyoto begitu menjadi jelas bahwa dokumen itu akan menjadi kenyataan
— dan karenanya dapat sepenuhnya mempengaruhi perjanjian lingkungan global.
Dengan melihat perbandingan antara kekuatan dan kelemahan Saudi Aramco,
terdapat nilai yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa Saudi Aramco dapat
dengan baik memanfaatkan kekuatannya dan berusaha untuk menutupi kelemahannya.
Saudi Aramco telah berhasil mengelola kekuatan internalnya dan mengatasi
kelemahannya dengan baik. Ini berarti Saudi Aramco memiliki posisi internal yang kuat.
B. Saran
Perusahaan Aramco ini menjalankan suatu oragnisasi perusahaan sangat baik
dengan melihat perbandingan antara kekuatan dan kelemahan Saudi Aramco, terdapat
nilai yang signifikan sehingga dapat dengan baik memanfaatkan kekuatannya dan
berusaha untuk menutupi kelemahannya. Saudi Aramco telah berhasil mengelola
kekuatan internalnya dan mengatasi kelemahannya dengan baik. Ini berarti Saudi Aramco
memiliki posisi internal yang kuat. Dalam hal ini di sarankan untuk perusahaan aramco
ini lebih baik kedepannya lagi dalam membaca peluang dan kelemahan suatu perusahaan
agar dapat menghadapi persaingan dan masalah internal maupun eksternal perusahaan,
dengan demikian aramco akan tetap menjadi penguasa raja minyak pasar global.

35
\

DAFTAR PUSTAKA

Fred R. (2012) Manajemen Strategi Konsep. Edisi ke-12. Salemba empat, Jakarta
https://www.saudiaramco.com/en/news-media/news/2019/cera
https://www.saudiaramco.com/en/creating-value/sustainable-bussiness-operations
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190917153122-85-431257/serangan-kilang-saudi-aramco-
dan-efeknya-ke-pasokan-minyak
https://id.wikipedia.org/wiki/Saudi_Aramco
https://www.google.com/search?safe=strict&ei=9tTYXazYBaqd4-
EPyb2j0Aw&q=pemasaran+perusahaan+saudi+aramco&oq=pemasaran+perusahaan+saudi+aramc
o&gs_l=psy-ab.3...5259.8423..9936...0.1..0.71.588.9......0....1..gws-
wiz.......0i71.aezxostaYj4&ved=0ahUKEwisq6C83f_lAhWqzjgGHcneCMoQ4dUDCAo&uact=5

36
https://www.google.com/search?safe=strict&ei=qPzYXY2dEtic4-EPi8-
5kAY&q=riset+pemasaran+minyak+saudi+aramco&oq=riset+pemasaran+minyak+saudi+aramco&g
s_l=psy-ab.3...4116.10479..11951...0.0..0.113.995.14j1......0....1..gws-
wiz.......33i10.1RLTDulduus&ved=0ahUKEwiNkfypg4DmAhVYzjgGHYtnDmIQ4dUDCAo&uact=5

37

Anda mungkin juga menyukai