D.Strategi Pengembangan
Program ekstensifikasi tanaman atsiri perlu dipertimbangkan dengan
mengutamakan komoditas setiap pewilayahan agar peningkatan produktivitas dan
mutu bahan baku minyak atsiri yang akan dihasilkan sesuai yang diharapkan,
sehingga tidak menimbulkan risiko kerugian bagi petani. Usaha tani atsiri
dikembangkan pada daerah yang sesuai, dengan menggunakan bibit tanaman yang
unggul, serta menerapkan proses budidaya tanaman atsiri guna meningkatkan
produktivitas dan mutu yang berkualitas.
Perlunya pengembangan yang dikerjakan oleh bangsa Indonesia diharapkan
Indonesia tidak hanya mampu mengekspor bahan baku tetapi juga mampu
menghasilkan olahan jadi yang bernilai tinggi dan mampu bersaing dengan Negara
lain. Tingkat dan fluktuasi dari harga minyak atsiri ditentukan oleh adanya pasokan
dan permintaan. Untuk itu diharapkan pemerintah dan eksportir berperan aktif dalam
memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada petani dan penyuling untuk
mengantisipasi kondisi dan kebutuhan pasar dunia. Sikap keterbukaan semua pelaku
usaha dalam hal informasi komponen dan struktur biaya usaha tani, penyulingan,
perdagangan, dan ekspor serta tingkat harga di pasaran ekspor dapat meningkatkan
harmonisasi hubungan bisnis antarpelaku usaha. Nilai tambah produk minyak atsiri
bergantung pada teknologi yang digunakan pada proses pengolahannya. Semakin
bagus teknologi yang digunakan dalam pengolahan minyak atsiri, semakin mahal juga
harga yang akan terjual dalam pasar internasional, karena mereka sudah yakin
bahwasanyya mutu minyak atsiri Indonesia sudah mengalami beberapa tahapan yang
terjamin mutunya.
Upaya yang dilakukan dalam perumusan dan implementasi standar proses
produksi (GoodAgricultural Practices & GoodManufacturing Practices), standar alat,
standar mutu serta standar harga dikaitkan dengan mutu hendaknya segera
dilakukan, karena hal ini dapat meningkatkan keuntungan yang diperoleh dalam
pengolahan minyak atsiri yang selama ini masih terkendala oleh beberapa factor
terutama minimya penggunaan alat dalam proses penyulingan yang masih sangat
sederhana. Kelengkapan fasilitas dan pembinaan yang lebih intensif dari
pemerintah/perguruan tinggi/lembaga penelitian dan eksportir dibutuhkan untuk
diseminasi teknologi kepada petani dan penyuling. Keikutsertaan Pemerintah dalam
menyosialisasikan kondisi dan peraturan yang berlaku pada bisnis atsiri, baik di
tingkat nasional maupun internasional akan mampu meningkatkan mutu produk
minyak atsiri di pasar dunia.
Guna memadukan dan menyerasikan aktivitas masyarakat atsiri nasional, ada
baiknya apabila membentuk kelembagaan Dewan Atsiri Indonesia yang berfungsi
sebagai wahana untuk:
Mempersatukan, melindungi dan memperjuangkan kepentingan seluruh
pemangku kepentingan dalam menghadapi globalisasi,
Meningkatkan daya saing dan senantiasa menjaga kekuatan mutu produk
minyak atsiri nasional yang ada di dunia internasional
Meningkatkan kerja sama dalam pengembangan produk dan nilai tambah
produk minyak atsiri.
1) alih teknologi bertanam atsiri sesuai SOP dan proses panen serta pengolahan/
preparasi bahan baku atsiri pasca panen bagi petani atsiri
3) alih teknologi kedua adalah rancang bangun proses pemurnian minyak atsiri
dengan teknik destilasi fraksinasi skala semi industri. Teknik ini mengacu
penelitian Sastrohamidjojo (2014) yang telah berhasil memurnikan minyak
cengkeh dan minyak sereh wangi menggunakan teknologi destilasi fraksinasi
dan Su et al (2014) yang berhasil mengkristalkan patchouli alkohol dari minyak
nilam dengan teknologi destilasi fraksinasi;
4) alih teknologi ketiga adalah rancang bangun alat pemurnian bahan baku
minyak atsiri kualitas rendah skala pilot dengan menggunakan bahan arang aktif
termodifikasi (Allwar et al, 2014) dan senyawa pengkhelat untuk mengikat ion
logam pengotor (Widayat, 2014).