KEPADA
PASIEN HIV AIDS
Disusun Oleh:
Dosen Pengampu :
Ns. Mutia Nadra Maulida, S.Kep., M.Kes., M.Kep
Analisa Pengkajian
a. Identitas klien
Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 25 tahun
Status Kawin : Janda
Diagnosis medis : HIV
b. Keluhan utama
Sering mengalami keputihan, sejak 1 minggu ini, terus-menerus timbul
perlahan-lahan, sangat gatal, cairannya berwarna keputihan bergumpal seperti
susu basi, agak berbau. Keluhan ini sangat mengganggu, sudah dicuci dengan
betadine yang disemprotkan ke vagina masih belum ada reaksi. Keluhan ini
sering berulang, dalam 1 bulan bisa 2-3 kali, dalam 1 tahun ini sering
mengalami hal serupa, hilang timbul.
c. Riwayat Kesehatan keluarga
Suami sudah meninggal karena sakit paru yang lama 1 tahun yang lalu. Dulu
suami bekerja sebagai supir truk perusahaan batu bara, diketahui pernah
selingkuh dengan PSK di suatu tempat, suami dulunya pernah kencing nanah,
sudah diobati dinyatakan sembuh.
d. Pola Persepsi dan Tata Laksanaan Hidup Sehat
Keputihan dialami sejak 1 minggu ini, terus-menerus, timbul perlahan-lahan,
sangat gatal, cairannya berwarna keputihan bergumpal seperti susu basi, agak
berbau.
Konseling
Dari kasus diketahui pasien sudah pernah diminta dokter untuk melakukan
pemeriksaan untuk infeksi kelamin dan HIV tapi pasien menolak. Sedangkan konseling
diutamakan bagi mereka yang berisiko dan menolak tes, klien dengan kebutuhan
khusus, serta setelah dilakukan tes HIV berupa konseling lanjutan bagi ODHA. Maka
dari itu konseling yang dilakukan pada pasien Ny.A yaitu:
a. Konseling pra-tes
Dilaksanakan pada klien/pasien yang belum bersedia atau pasien yang menolak
untuk menjalani tes HIV setelah diberikan informasi pra-tes. Konselor perlu
mengetahu latar belakang dari kedatangan klien dan memberikan informasi
terkait pentinya melakukan tes HIV.
b. Konseling pasca tes HIV
Proses ini membantu klien/pasien memahami penyesuaian diri dengan hasil
pemeriksaan. Setelah hasil pemeriksaan keluar dan ternyata pasien positif HIV
maka konselor perlu menyampaikan informasi pentingnya memahami cara
pencegahan, penularan dan perilaku beresiko hal ini dilakukan untuk mencegah
penularan HIV kepada orang lain.
c. Konseling selama perawatan HIV
Konselor perlu selalu mnedampingi pasien dan memberikan motivasi kepada
pasien sehingga mnegurangi rasa khawatir selama perawatan dan selalu
mengingatkan untuk pasien patuh meminum obat ARV.