Gambaran Penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional Menurut Persepsi Perawat Pelaksana Di Irna B Rsup Fatmawati Jakarta
Gambaran Penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional Menurut Persepsi Perawat Pelaksana Di Irna B Rsup Fatmawati Jakarta
SKRIPSI
INDAH SOLIHATI
1006823293
SKRIPSI
INDAH SOLIHATI
1006823293
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skipsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Keperawatan pada Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Saya
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah
sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Dewi Irawati, M.A., Ph.D. sebagai dekan Fakultas Ilmu Keperawatan.
(2) Kuntarti, SKp., M.Biomed. sebagai koordinator mata ajar Tugas Akhir,
dan seluruh dosen pengajar yang memberikan banyak ilmu dan informasi
di setiap perkuliahan.
(3) Debie Dahlia, SKp., MHSM. selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, pikiran untuk mengarahkan dan membimbing
saya dalam penyusunan skripsi ini
(4) Rr. Tutik S. Hariyati, S.Kp., MARS, selaku dosen penguji sidang skripsi
(5) RSUP Fatmawati, dan seluruh staf IRNA B, yang telah banyak membantu
dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan
(6) Suami tercinta Yodi anugraha, anak-anakku tersayang (Zhafara Olinda
M.N, dan Benita Irma.N.), serta ibunda tercinta dan keluarga saya yang
telah memberikan bantuan dukungan material dan moral
(7) Sahabat di FIK angkatan 2010 yang telah banyak membantu saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Saya menyadari penyusunan skipsi ini masih jauh dari sempurna dan kesalahan.
Segala kritik dan saran diharap dapat menyempurnakan skripsi ini. Saya berharap
Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang
telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok, 10Juli 2012
Penulis
Indah Solihati
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................
LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS ................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ……............................................................................. v
ABSTRAK........................................................................................................ vi
DAFTAR ISI.................................................................................................... viii
DAFTAR SKEMA........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN …..…..……………………………………………... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………... 6
1.3 Tujuan Penelitian ………………........….…………………..……. 6
1.4 Manfaat Penelitian …………….…………………………………. 7
BAB 6 Pembahasan
6.1 Interpretasi dan Diskusi hasil............................................................ 44
6.2 Keterbatasan Penelitian.................................................................... 53
6.3 Implikasi bagi pelayanan, Pendidikan, dan Penelitian...................... 53
BAB 7 Penutup
7.1 Kesimpulan........................................................................................ 54
7.2 saran................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR SKEMA
Halaman
Halaman
Tabel 3.1 Definisi operasional...................................................................... ........30
Tabel 4.1 Populasi dan sampel responden.............................................................33
Tabel 5.1 Distribusi karakteristik responden........................................................ 37
Tabel5.2 Distribusi responden berdasarkan gambaran persepsi.perawat ..............41
perawat pelaksana.
Hasil penelitian ini didukung pula oleh penelitian Wirawan tahun 2000, yang
melakukan penelitian tentang tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap asuhan
keperawatan di sebuah rumah sakit di Jawa Timur, hasilnya menunjukkan hanya
17% dari seluruh pasien rawat inap yang mengatakan puas terhadap asuhan
keperawatan, sedangkan 83% menyatakan tidak puas. Hal ini dapat diketahui
bahwa layanan keperawatan yang diberikan belum sesuai yang diharapkan oleh
masyarakat. Berdasarkan pemaparan diatas, dapat dikatakan bahwa pelayanan
keperawatan yang ada di rumah sakit masih dianggap kurang baik oleh
masyarakat, maka diperlukan suatu perbaikan dalam sistem pemberian asuhan
keperawatan, salah satunya dengan mengembangkan Model praktik keperawatan
profesional (Sitorus,2006)
Dalam satu ruang rawat inap yang menggunakan metode MPKP ada tingkatan
jenis tenaga keperawatan, secara struktur adanya kepala ruangan, Clinical Care
Manager, perawat primer (PP/PN), dan perawat asosiet (Sitorus, 2006). Peran
dan fungsi masing- masing tenaga ini sangat menentukan bagaimana pengelolaan
pemberian asuhan keperawatan. Pengaturan peran masing- masing perawat untuk
mencegah terjadinya tumpang tindih dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada klien. Perawat primer atau perawat asosiet dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien harus berdasarkan pada suatu rencana perawatan yang
telah ditentukan.
Komponen lain dari MPKP menurut Hoffart & Woods 1996 dalam Sitorus (2011),
bahwa MPKP terdiri dari lima subsistem yaitu pengembangan nilai profesional,
hubungan profesional, metode pemberian asuhan keperawatan, pendekatan
manajemen, serta sistem kompensasi dan penghargaan. Elemen- elemen tersebut
merupakan hal penting dalam mengembangkan MPKP, karena bila dilakukan
dengan baik hasilnya dapat dirasakan oleh perawat ataupun klien. Ini didukung
oleh penelitian M. Afandi tahun 2008, di ruang Dahlia RSUD Djojonegoro
Temanggung, disebutkan bahwa semua komponen yang diterapkan di ruang
MPKP hasilnya diatas 80 %. Hasil pemaparan penelitian tersebut, dapat dikatakan
berarti seluruh staf mempunyai profesionalitas yang tinggi dalam memberikan
layanan perawatan.
Penelitian Arum Pratiwi dan Abi Muhlisin (2005), dalam penelitiannya tentang
kajian penerapan MPKP di RSU Surakarta disebutkan bahwa pelaksanaan MPKP
di RS tersebut belum menggambarkan model MPKP yang normatif, pembinaan
bangsal percontohan dengan evaluasi yang terus menerus belum dilakukan, selain
itu pimpinan rumah sakit sebagai pembuat kebijakan masih kurang dalam
pengelolaan manajemen keperawatan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran penerapan model praktik keperawatan profesional
menurut persepsi perawat pelaksana di RSUP Fatmawati Jakarta.
Komunikasi antara perawat sangat terbatas, sehingga tidak ada satu perawat yang
mengetahui tentang satu klien secara komprehensif, kecuali kepala ruangan. Hal
ini sering menyebabkan klien kurang puas dengan pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan, karena seringkali klien tidak mendapat jawaban yang tepat
tentang hal-hal yang ditanyakan, dan kurang merasakan adanya hubungan saling
percaya dengan perawat.
Pelaksanaan model tim tidak dibatasi oleh suatu pedoman yang kaku. Model tim
dapat diimplementasikan pada tugas pagi, sore, dan malam. Apakah terdapat 2
atau 3 tim tergantung pada jumlah dan kebutuhan serta jumlah dan kualitas tenaga
keperawatan. Umumnya satu tim terdiri dari 3-5 orang tenaga keperawatan untuk
10-20 pasien.
Hasil penelitian Lambertson seperti dikutip oleh Douglas (1984), menunjukkan
bahwa model tim bila dilakukan dengan benar merupakan model asuhan
keperawatan yang tepat dalam meningkatkan pemanfaatan tenaga keperawatan
yang bervariasi kemampuannya dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal ini
berarti bahwa model tim dilaksanakan dengan tepat pada kondisi dimana
kemampuan tenaga keperawatan bervariasi. Kegagalan penerapan model ini, jika
penerapan konsep tidak dilaksanakan secara menyeluruh/ total dan tidak
dilakukan pre atau post konferens dalam sistem pemberian asuhan keperawatan
untuk pemecahan masalah yang dihadapi pasien dalam penentuan strategi
pemenuhan kebutuhan pasien.
Kepuasan yang dirasakan pasien dalam model primer adalah pasien terpenuhi
kebutuhannya secara individual dengan asuhan keperawatan yang bermutu dan
tercapainya pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi,
informasi dan advokasi. Kepuasan yang dirasakan oleh perawat primer adalah
tercapainya hasil berupa kemampuan yang tinggi terletak pada kemampuan
supervisi. Keuntungan yang diperoleh pihak rumah sakit adalah rumah sakit tidak
perlu mempekerjakan terlalu banyak tenaga keperawatan, tetapi tenaga yang ada
harus berkualitas tinggi.
Penerapan metode primer di Inggris (Lydia hall, 1963) menyatakan bahwa Model
Primer dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan bila dibandingkan
dengan Model Tim, karena: hanya satu perawat yang bertanggung jawab dan
bertanggung gugat dalam perencanaan dan koordinasi asuhan keperawatan,
Jangkauan observasi setiap perawat hanya 4-6 pasien bila dibandingkan dengan
10-20 orang pada setiap tim, perawat rrimer bertanggung jawab selama 24 jam,
rencana pulang pasien dapat diberikan lebih awal, dan rencana keperawatan dan
rencana medik dapat berjalan paralel.
2.3 Lima subsistem MPKP menurut Hoffart & Woods (1996) yaitu:
Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawat klinik
bekerja dengan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam lingkup
praktek profesional keperawatan, dengan pengawasan dan supervisi sebagai
pemberi petunjuk pengembangan kerjasama atau mekanisme yang ditentukan oleh
perturan suatu negara dimana pelayanan diberikan. Perawat dan dokter, serta tim
kesehatan lain merencanakan dan mempraktekkan sebagai kolega, bekerja saling
ketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek dengan berbagi nilai-nilai dan
pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang berkonstribusi terhadap
perawatan individu, keluarga dan masyarakat (Ismani Nila, 2001).
.
2.3.3 Pendekatan manajemen keperawatan
Manajemen keperawatan merupakan proses menyelesaikan pekerjaan melalui
anggota staf perawat dibawah tanggung jawabnya, sehingga dapat memberikan
asuhan keperawatan profesional kepada klien dan keluarganya (Huber 1996,
dalam Sitorus 2011). Manajemen keperawatan terdiri dari empat unsur, yang
pertama tentang perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
2.3.3.1 Perencanaan
Perencanaan adalah suatu keputusan untuk masa yang akan datang. artinya , apa,
siapa, kapan, dimana, berapa, dan bagaimana yang akan dan harus dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu (Suarli, 2010). Perencanaan adalah hal-hal yang
akan dan tidak akan dilakukan pada menit, jam atau waktu yang akan datang.
Perencanaan merupakan proses intelektual yang didasarkan pada fakta dan
2.3.3.2 Pengorganisasian
Ciri- ciri organisasi terdiri dari sekelompok orang, ada kegiatan yang berbeda tapi
saling berkaitan, tiap anggota mempunyai sumbangan usaha, adanya kewenangan,
koordinasi, dan pengawasan serta adanya suatu tujuan. Suatu organisasi akan
berjalan baik bila sekelompok orang mempunyai komitmen yang sama untuk
mencapai satu tujuan (Suarli,2010)
2.3.3.4 Pengendalian
Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang
meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian
instruksi dan menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar,
membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan.
kepala ruangan melakukan survey kepuasan, dan audit dokumentasi
(Swanburg,2000).
Teori manajemen sumber daya manusia ( Cenzo dan Robbins, 1996 ), menyatakan
bahwa lembaga menggunakan penghargaan untuk memotivasi sumber daya
manusia. Secara garis besar ada dua macam penghargaan, yaitu (a) intrinsik yang
merupakan penghargaan diri sendiri terhadap pekerjaannya, dan (b) ekstrinsik
yang berasal dari lembaga tempat bekerja. Penghargaan dari tempat bekerja ini
terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu: penghargaan uang dan penghargaan
Perawat sebagai pemberi pelayanan kepada klien, diharapkan pada rentang usia
dewasa awal ini tentunya mempunyai analisis yang tinggi dalam memecahkan
setiap masalah kesehatan klien. Usia berpengaruh terhadap bagaimana perawat
menunjukkan rasa empati, care, sabar, dan menghormati kliennya.
2.4.3 Pendidikan
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses balajar yang berarti di dalam
pendidikan itu terjadi suatu proses perkembangan kearah yang lebih dewasa/
matang pada diri individu tersebut (Notoatmodjo, 2003). Pendidikan merupakan
dasar seseorang untuk mengembangkan diri dan kemampuan dalam melakukan
sesuatu. Semakin meningkat pendidikan orang akan mampu untuk memahami dan
menyesuaikandiri dalam lingkungan kerjanya. Menurut Avianto 1995 (dalam
Osok 1998), faktor pendidikan berhubungan dengan produktitivitas. Bila
pendidikannya tinggi maka pekerja tersebut produktif karena mempunyai
kemampuan intelektual.
3.1.Kerangka Konsep
Kerangka konsep digambarkan dalam penelitian ini dalam bentuk bagan yang
dapat dilihat pada skema 3.1.
Karakteristik
MPKP:
1.jumlah
tenaga
keperawatan
2.Jenis tenaga
keperawatan
3.Standar
renpra
4..Metode
Optimal
pemberian
Askep
Penerapan MPKP
Subsistem MPKP:
1.Nilai profesional Belum
2.Hubungan optimal
profesional
3.Pendekatan
manajemen
4.Penghargaan/
sistem kompensasi
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Pendidikan
4. Lama Kerja
Definisi operasional, cara ukur, hasil ukur, dan skala ukur dari masing- masing
variabel diuraikan, dan dapat dilihat pada tabel 3.1
Struktur:
Jumlah tenaga
Jenis
Ketenagaan
Standar renpra
Metode
pemberian
askep
Penerapan di
Sistem
ruangan:
pengelolaan Mutu asuhan
MPKP
dalam 1.Optimal keperawatan
pemberian
askep 2.Belum
optimal
Subsistem MPKP:
1.Nilai- nilai
profesional
2.Hubungan
profesional
3.Pendekatan
manajemen
4.Kompensasi dan
penghargaan
4.2.1 Populasi
4.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang dipilih dengan dengan cara tertentu, hingga
dianggap mewakili populasi dalam penelitian (Sastroasmoro, 2011). Tehnik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Disproportionate
Stratified Random Sampling ( Sugiyono, 2010) yaitu mengambil sampel dengan
populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah sebanyak 102 orang
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah semua perawat yang bekerja di ruangan
yang menerapkan MPKP dan bersedia menjadi responden. Sedangkan kriteria
eksklusinya yaitu; perawat yang sedang cuti tahunan/ cuti melahirkan, sedang
sakit, dan sedang ikut pelatihan saat pengambilan data dilakukan.
Rumus pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini menurut Slovin
(Umar, 2000 ), untuk populasi yang kurang dari 10.000 yang digunakan adalah :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
e : derajat ketepatan yang direfleksikan oleh kesalahan yang dapat ditoleransi
(e = 0,05 ).
Diketahui jumlah populasi ( N = 137), kesalahan yang dapat ditoleransi ( d= 0,05),
maka jumlah sampel (n) yang akan dijadikan responden untuk penelitian ini untuk
sebesar 102 perawat.
No Unit N n
1 VI Selatan 31 perawat 23
2 V Utara 23 perawat 17
3 V Selatan 31 perawat 23
4 IV Utara 29 perawat 22
5 IV Selatan 23 perawat 17
Total 137 perawat 102
Penelitian ini dilakukan di RSUP Fatmawati pada ruang rawat inap yang
menerapkan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) yang meliputi
lantai VI selatan, lantai V Utara, Lantai V Selatan, Lantai IV Utara, serta lantai IV
Selatan.
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni- Juli 2012, Jadwal kegiatan
terlampir
Penelitian ini dilakukan dengan berpedoman pada etika penelitian sebagai berikut:
4.5.1. Autonomy
Dalam penelitian ini, peneliti menghormati hak Autonomy responden, yaitu hak
mengambil keputusan terkait partisipasi responden dalam penelitian tanpa unsur
paksaan dan memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam penelitian.
Sebelum pengambilan data peneliti memberikan informed consent dengan
menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan penelitian, kemudian responden
diminta untuk membaca dan mendatatangani informed consent yang diajukan.
Selama penelitian responden tidak keberatan terhadap kuesioner yang peneliti
ajukan dan responden bersedia menjadi partisipan selama penelitian berlangsung
(Lampiran 1).
Penelitian ini memberikan manfaat kepada Rumah sakit sebagai sarana evaluasi
hasil terhadap penerapan Model praktik Keperawatan Profesional. Manfaat
langsung bagi responden adalah diketahuinya kondisi yang ada dalam penerapan
MPKP di ruangannya masing- masing, manfaat lainnya adalah sebagai landasan
dalam mengambil kebijakan pihak manajemen dalam menerapkan MPKP supaya
terlaksana dengan baik.
4.6.2 Alat yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini berupa
kuesioner berbentuk skala likert yang terdiri dari sejumlah pernyataan terstruktur
dan dijawab dengan memberikan tanda check list (√ ) pada setiap kolom yang
dipilih oleh responden. Quesioner kedua yaitu tentang jumlah tenaga keperawatan
nomor 1, 2, 3, 4, jenis tenaga perawatan nomor 5, 6, 7, 8, standar rencana
keperawatan nomor 9, 10, 11, 12, penggunaan metode asuhan keperawatan
nomor 13, 14. Nilai- nilai profesional nomor 15, 16, 17, 18. Hubungan profesional
nomor 19, 20. pendekatan manajemen keperawatan nomor 21, 22, 23, 24, 25, 26,
27, 28, 29, 30. Sistem kompensasi dan penghargaan nomor 31, 32, 33.
4.6.3 Peneliti malakukan uji validitas dan realibilitas. Ciri- ciri responden yang
akan diujikan harus memiliki ciri dengan penelitian yang akan dilakukan.
Pengukuran supaya mendekati normal sebaiknya berjumlah paling sedikit 30
orang. Hasil uji coba ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kuesioner
sebagai alat ukur memiliki validitas dan reabilitas (Notoatmodjo,2010)
4.6.4 Hasil uji reliabilitas instrumen gambaran penerapan MPKP yang digunakan
dalam penelitian ini telah didapatkan nilai alpha cronbach’s sebesar 0,938 dengan
n= 30. Dari 33 pertanyaan kuesioner, 3 pertanyaan yang dibawah nilai alpha
cronbach’s. Jadi instrumen sangat handal.
4.7.1 Setelah mendapat izin dari Direktur RSUP Fatmawati berdasarkan surat
permohonan yang dikeluarkan institusi, peneliti mengadakan pendekatan dengan
kepala ruang perawatan di RSUP Fatmawati.
Pengkodingan atau pemberian kode dari data yang ada, yaitu mengubah data
berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka. Hal ini dilakukan untuk
mempercepat entry data dan mempermudah pada waktu dianalisis. Cara
pengukuran yang dilakukan adalah apabila responden menjawab pertanyaan
positif SLL, selalu memiliki kode dan skor 4. S, sering memiliki kode dan skor 3.
KD, kadang- kadang, memiliki kode dan skor 2. TP, tidak pernah, memiliki kode
dan skor 1. Sedangkan dalam pertanyaan negatif, TP, tidak pernah memiliki kode
dan skor 4. S, sering memiliki kode dan skor 3. KD, kadang- kadang memiliki
kode dan skor 2. SLL, selalu memiliki kode dan skor 1.
4.8.3 Processing
Tahap ini adalah memasukkan data ke dalam program komputer untuk dianalisis
dari hasil kuesioner. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat
lunak.
4.8.4 Cleaning
Prosesnya dengan mengecek kembali data yang sudah di- entry. Mengecek
kembali apakah data yang sudah di- entry benar atau salah dengan melihat kode
yang dipergunakan
Bentuk analisis univariat menggunakan mean karena sebaran data normal. Pada
umumnya dalam analisis ini hanya distribusi frekuensi dan persentase dari tiap
variabel. Setelah data dikategorikan, peneliti melakukan tahap selanjutnya untuk
mengetahui proporsi responden, dengan menggunakan rumus:
Bab ini, peneliti akan memaparkan hasil penelitian mengenai gambaran penerapan
model praktik keperawatan profesional pada perawat pelaksana di RSUP
Fatmawati yang diperoleh setelah pengumpulan data. Pengumpulan data
dilakukan pada tanggal 29 Juni- 2 Juli 2012 di RSUP Fatmawati. Sampel yang
dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 102 responden.
Pendekatan Manajemen
Baik 54 52,9
Kurang 48 47,1
Kompensasi dan Penghargaan
Tidak puas 51 50
Puas 51 50
Hasil penelitian pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa distribusi pendapat responden
tentang jumlah tenaga perawat di IRNA B RSUP Fatmawati menunjukkan 73
responden menyatakan masih kurang (71,6%), dan 29 responden menyatakan
cukup (28,4%). Penentuan jenis tenaga keperawatan 52 orang mayoritas
responden (51 %) menyatakan tidak efektif. Sedangkan 50 orang (49%),
Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang dikaitkan dengan teori dan
penelitian terdahulu. Hasil penelitian ini berdasarkan variabel yang diteliti yaitu
karakteristik demografi responden dan gambaran penerapan MPKP menurut
persepsi perawat pelaksana di IRNA B RSUP Fatmawati. Peneliti juga akan
memaparkan tentang keterbatasan penelitian dan implikasi hasil penelitian.
6.2.1 Usia
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mayoritas berusia antara
20- 40 tahun, sebanyak 82 orang (80,4%). Masa dewasa awal adalah individu
yang mempunyai pendidikan memadai, kebiasaan berfikir rasional, memiliki
pengalaman hidup serta secara psikososial dianggap lebih mampu dalam
memecahkan tugas pribadi dan sosial (Potter dan Perry, 2005). Perawat sebagai
pemberi pelayanan kepada klien, diharapkan pada rentang usia dewasa awal ini
mempunyai analisis yang tinggi dalam memecahkan setiap masalah kesehatan
klien. Usia berpengaruh terhadap bagaimana perawat menunjukkan rasa empati,
6.2.3 Pendidikan
Perawat primer di Amerika pada umumnya yang ditunjuk sebagai perawat primer
adalah seorang Clinical Specialist yang mempunyai kualifikasi Master. Hal ini
belum bisa dilakukan di Indonesia, saat ini PN di RSUP Fatmawati masih ada
yang dipegang oleh perawat berpendidikan DIII keperawatan. Peneliti melihat
bila ada perawat yang berpendidikan Master di keperawatan, setelah lulus dari
pendidikannya akan ditempatkan di jajaran struktural, padahal keberadaan mereka
sangat dibutuhkan di suatu unit perawatan dengan tujuan untuk meningkatkan
asuhan keperawatan. Adapun tugas perawat primer adalah yang merencanakan
pemberian asuhan keperawatan kepada klien, sedangkan perawat assosiet adalah
yang melaksanakan asuhan keperawatan yang telah direncanakan oleh PP/PN.
Penugasan yang diberikan kepada perawat primer atas pasien yang dirawat
dimulai sejak pasien masuk ke rumah sakit yang didasarkan kepada kebutuhan
pasien atau masalah keperawatan yang disesuaikan dengan kemampuan perawat
primer. Setiap perawat primer mempunyai 4-6 pasien dan bertanggung jawab
selama 24 jam selama pasien dirawat. RSUP Fatmawati dengan segala
keterbatasannya saat ini metode yang dilaksanakan adalah metode modifikasi
keperawatan primer dan tim, hal ini dilakukan oleh karena kualifikasi pendidikan
perawat serta sarana yang belum mendukung.
Kepala ruangan sebagai bagian struktur tertinggi dalam unit rawat inap, harus
dapat mengelola lingkungan kerjanya dengan melalui pendekatan manajemen,
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. RSUP
Fatmawati dalam melaksanakan manajemen keperawatan, bila ditinjau dari segi
perencanaan, setiap bulan ada suatu program presentasi kasus, ronde keperawatan,
setiap hari selalu ada pengarahan kepada seluruh perawat untuk meningkatkan
mutu asuhan keperawatan, setiap bulan ada pembagian kuesioner untuk melihat
tingkat kepuasaan klien. Hal ini dapat mengevaluasi tingkat keberhasilan dari
seluruh asuhan keperawatan yang telah diberikan oleh perawat.
a. Rumah Sakit
Penelitian ini dilakukan di RSUP Fatmawati pada perawat pelaksana, hasil
penelitian yang telah dilakukan dapat dijadikan data untuk merencanakan
suatu strategi metode pemberian asuhan keperawatan. Kelemahan atau
faktor-faktor yang menyebabkan terhambatnya penerapan metode
pemberian asuhan keperawatan di IRNA B RSUP Fatmawati hendaknya
dapat dimodifikasi sehingga penerapan MPKP optimal.
b. Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat memberikan implikasi bagi
dunia keperawatan, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan atau masukkan untuk mengembangkan atau
menyusun strategi dalam mengembangkan suatu metode pemberian
asuhan keperawatan.
7.1 Kesimpulan
Mayoritas perawat pelaksana di RSUP Fatmawati berumur 20-40 tahun yang
merupakan usia produktif. Usia produktif yang mempunyai pendidikan memadai,
kebiasaan berfikir rasional, dianggap lebih mampu dalam menjalankan MPKP.
Jenis kelamin responden mayoritas perempuan sebanyak 82 orang, jenis kelamin
ada hubungannya dengan pemberian asuhan keperawatan. klien akan lebih
memilih perawat perempuan dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Pendidikan responden mayoritas DIII keperawatan 65 orang. Pendidikan
seseorang berpengaruh terhadap kinerja, faktor pendidikan berhubungan dengan
produktifitas, bila pendidikannya tinggi maka pekerja tersebut produktif karena
mempunyai kemampuan intelektual.
Lama kerja responden mayoritas 0-5 tahun sebanyak 51 orang. Lama kerja akan
berpengaruh terhadap pengalaman kerja. Pengalaman kerja akan meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan seseorang. Jumlah tenaga keperawatan mayoritas
responden mengatakan kurang, jumlah tenaga kurang akan berpengaruh terhadap
pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan. Dengan tenaga yang kurang kualitas
kerja menurun, hal ini yang harus jadi pertimbangan saat akan menghitung
kebutuhan tenaga keperawatan. Penetapan jenis tenaga keperawatan mayoritas
responden menjawab tidak efektif. Ketidak efektifan peran perawat primer dan
perawat asosiet disebabkan tingkat pendidikan staf masih banyak DIII
Keperawatan,sehingga berpengaruh terhadap analisa dalam mengambil keputusan.
Standar rencana keperawatan responden menyatakan efektif, pembuatan
dokumentasi keperawatan berdasarkan standar baku akan mempermudah perawat
dalam pengelolaan pemberian asuhan kperawatan.
7.2. Saran
7.2.1.Institusi RSUP Fatmawati
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukkan bagi manajemen
RSUP Fatmawati untuk mempertimbangkan agar dilakukan evaluasi pada
penerapan MPKP, dan adanya suatu sosialisasi bila akan diberlakukan suatu
konsep dalam menerapkan metode pemberian asuhan keperawatan.
Hastono, P.S & Sabri, L. (2010). Statistik kesehatan. Edisi 1. Jakarta: Rajawali
Pratiwi, Arum dan Muhlisin, Abi (2008) kajian penerapan model praktik
keperawatan profesional (MPKP) dalam pemberian asuhan keperawatan di
rumah sakit. jurnal Kesehatan. http://eprints.ums.ac.id/1446. diunduh pada
13 Juni 2012
TERIMAKASIH
I. Data Demografi
SLL : Selalu
S : Sering
KD : Jarang
TP : Tidak pernah
PENJELASAN PENELITIAN
LEMBAR PERSETUJUAN
Setelah mendapat penjelasan tentang kegiatan penelitian atas nama sdri. Indah
Solihati, saya mengerti bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran penerapan model praktik keperawatan profesional pada perawat
pelaksana di RSUP Fatmawati. Saya mengerti bahwa risiko yang akan terjadi
sangat kecil dan tidak akan menimbulkan dampak negatif pada diri saya, bila ada
hal yang kurang berkenan maka saya berhak untuk menghentikan atau
mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa adanya hukuman atau kehilangan hak
saya.
Saya mengerti bahwa catatan mengenai penelitian ini akan dirahasiakan dan
hanya peneliti yang mengetahui dan dijamin kerahasiaannya. Kuesioner tidak
mencantumkan identitas dan hanya menggunakan kode. Semua berkas partisipan
hanya dipergunakan untuk keperluan pengolahan data dan bila sudah digunakan
akan dimusnahkan dengan cara dibakar.
Setelah membaca dan mendapatkan informasi dengan jelas dari peneliti, maka
dengan ini Saya secara sukarela dan tanpa paksaan dari pihak manapun Saya
bersedia / Tidak bersedia * berperan serta menjadi partisipan pada penelitian ini.
Depok 2012
Saksi Partisipan
(…………………..) (…………………….)
A. Uji Validitas
Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan membandingkan
nilai r tabel dengan nilai r hitung (pada kolom Corrected Item-Total
Correlation). Jika r hitung > dari r table maka pertanyaan tersebut dianggap
valid. Dengan sampel 30 responden maka df=30-2=28. Pada tingkat
kemaknaan 5 % didapat angka r tabel = 0,3610.