Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) Di Rumah
Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) Di Rumah
SKRIPSI
Oleh:
Hendrika Toi Doja
NIM : 078114059
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
ANALISIS PENGOBATAN ANTIHIPERTENSI PADA GERIATRI
BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGAN FORMULA
MODIFICATION of DIET in RENAL DISEASE (MDRD) DI RUMAH
SAKIT KABUPATEN BANTUL PERIODE 2009
SKRIPSI
Oleh:
Hendrika Toi Doja
NIM : 078114059
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
i
Persetujuan Pembimbing
ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Dibuat di Yogyakarta
Yang menyatakan
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plahiarisme dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
v
PRAKATA
di Rumah Sakit Kabupaten Bantul Periode 2009”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Farmasi
(S. Farm.), Program Studi Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata
Dharma.
bimbingan, dan pengarahan, serta dukungan dari berbagai pihak. Rasa terimakasih
1. Rumah Sakit St. Elisabeth Ganjuran khususnya bagian rekam medis yang
rekam medis yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan
penelitian.
3. Ipang Djunarko, S.Si, M.Sc, Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
vi
4. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt selaku dosen pembimbing yang telah
penyusunan skripsi.
5. dr. Fenty, M. Kes., Sp.PK selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik
6. Phebe Hendra, M.Si., PhD., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan
7. Orang tua saya tercinta Bapak Donatus Doja (alm.) dan Ibu Thomasine Tince
Palle, serta seluruh keluarga besar atas doa, cinta, dan dukungan yang telah
8. Teman-teman skripsi payung Nila, Bimo, Tika, Sano, Mayan, Dita, Olive, dan
Komunitas A (FKK A) khususnya Team H-1 (Cosa, Nila, Bimo, Ari, Dama,
Hendra) terima kasih atas kebersamaan, keceriaan, suka duka kita selama ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka
berkenan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi
vii
ini menjadi lebih baik dan bermanfaat. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i
PRAKATA………………………………………………………………… vi
DAFTAR ISI………………………………………………………………. ix
INTISARI………………………………………………………………….. xv
ABSTRACT………………………………………………………………… xvi
BAB I PENGANTAR……………………………………………………... 1
1. Rumusan Masalah………………………………………… 3
2. Keaslian Penelitian………………………………………… 4
B. Manfaat Penelitian…………………………………………………. 6
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………... 6
ix
C. Pasien Geriatri……………………………………………………... 11
F. Obat Antihipertensi……………………………………………….. 15
H. Keterangan Empiris………………………………………………... 19
C. Subjek Penelitian…………………………………………………... 22
D. Bahan Penelitian…………………………………………………… 22
LFG …………………………………………......................... 31
A. Kesimpulan………………………………………………………… 38
B. Saran……………………………………………………………….. 39
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 40
LAMPIRAN……………………………………………………………….. 44
x
BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………….. 103
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
2009………………………………………………................... 33
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Penurunan LFG………………………………………… 31
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 5. Tabel Data Sampel yang tepat dan tidak tepat dosis di
xiv
INTISARI
xv
ABSTRACT
xvi
BAB I
PENGANTAR
fungsi ginjal yaitu dengan mengukur secara tidak langsung kapasitas filtrasi
Hardjoeno, 2005).
Kesejahteraan Usia Lanjut adalah seorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke
atas (Dinkes Sulsel, 2010). Pasien geriatri yang telah berumur 60 tahun ke atas
mengalami penurunan fungsi ginjal dengan nilai laju filtrasi glomerulus kurang
Thiessen, Nieczaj, et al., 2008). Pemilihan pasien geriatri pada penelitian ini
fungsi organ tubuh khususnya fungsi ginjal yaitu penurunan LFG. Adapun 52%
pasien geriatri yang mengalami penurunan LFG perlu adanya penyesuaian dosis
al., 2008).
Hipertensi merupakan gejala yang paling sering ditemui pada orang lanjut
usia dan menjadi faktor risiko utama insiden penyakit kardiovaskular (Anonim,
2007). Menurut Porter dan Sica (cit., Nasution, 2001) hipertensi selalu menyertai
1
2
gagal ginjal/gangguan fungsi ginjal; diperkirakan ± 85% penyakit gagal ginjal disertai
dan mortalitas akan meningkat. Oleh karena itu, diperlukan perhatian dan penanganan
menunjukkan OAH yang seluruhnya dieliminasi melalui ginjal akan menumpuk pada
penderita dengan gangguan fungsi ginjal, sehingga akan lebih memperberat fungsi ginjal,
oleh karena itu diperlukan penyesuaian dosis, sedangkan OAH yang tidak seluruhnya
dieliminasi melalui ginjal dapat bersifat lebih renoprotektif. Dalam penelitian tentang
Atherosclerotic Renal Artery Stenosis (ARAS), 108 pasien yang beresiko ARAS yang
merekomendasikan pengukuran fungsi ginjal dan urin dalam penilaian awal pasien
dengan tekanan darah yang meningkat, dan merekomendasikan bahwa pengukuran fungsi
ginjal harus diulang setiap tahun untuk semua pasien yang mengkonsumsi diuretik atau
ACEIs dan setiap lima tahun pada semua pasien dengan hipertensi (Mactier, 2006).
kadar kreatinin serum pada orang dewasa yaitu persamaan Cockcroft and Gault (CG)
yang dengan faktor koreksi umur, berat badan, dan jenis kelamin, dan Modification of
Diet in Renal Disease (MDRD) Study atau studi MDRD yang memperhitungkan faktor
usia, berat badan, jenis kelamin, dan ras (Sennang, Sulina, Badji, dan Hardjoeno, 2005).
Menurut MacGrego (cit., Afiatin dan Roesli, 2009), formula LFG dari
Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) yang telah divalidasi merupakan formula
3
yang saat ini mulai dipakai luas oleh kalangan medis untuk memperkirakan LFG.
Perhitungan nilai LFG dengan menggunakan formula MDRD lebih akurat bila
dibandingkan dengan formula CG atau nilai klirens kreatinin dari urin 24 jam (National
studi MDRD mempunyai bias 1% (Sennang, Sulina, Badji, dan Hardjoeno, 2005).
untuk mengetahui fungsi ginjal, terutama pada geriatri yang telah mengalami penurunan
LFG dalam pengobatan antihipertensi. Pemberian obat antihipertensi dengan dosis tidak
sesuai pada pasien geriatri yang mengalami penurunan LFG akan semakin memperparah
Penelitian ini dilakukan pada pasien geriatri yang menerima obat antihipertensi
dan memiliki data kreatinin serum di daerah Kabupaten Bantul. Pemilihan RSUD
Panembahan Senopati dan RS St. Elisabeth Ganjuran dikarenakan kedua rumah sakit ini
memiliki data laboratorium berupa kreatinin serum dan menyanggupi untuk dijadikan
1. Rumusan Masalah
di rumah sakit Kabupaten Bantul Periode 2009 meliputi jenis kelamin dan umur?
periode 2009?
2. Keaslian Penelitian
terhadap penurunan laju filtrasi glomerolus yang pernah dilakukan, antara lain:
2004): Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi fungsi ginjal dan hubungan
faktor resiko terhadap gagal ginjal pada pasien sangat tua. Jenis penelitiannya
dirawat di bangsal geriatri akut dari bulan Agustus 1998 sampai Agustus 1999.
Data yang diambil adalah usia, jenis kelamin, riwayat kesehatan sebelumnya,
diagnosis primer, penggunaan obat, berat badan, kreatinin serum, BUN, natrium,
kalium, kolesterol, urin dan USG ginjal. Klirens kreatinin diperkirakan dengan
pasien geriatri dengan gagal ginjal (nilai Clcr < 30 ml/menit) sebesar 26,4%.
prospektif dengan sampel berupa data rekam medik dan pasien GGK yang
sampai 31 Mei 2005. Hasil penelitiannya adalah dari beberapa kelas obat
antihipertensi tersebut yang paling banyak digunakan adalah kelas ACEI sebesar
kombinasi ACEI dan diuretik sebesar 61,90%. Dosis obat antihipertensi yang
digunakan (khususnya ACEI, furosemid dan bisoprolol) sesuai dengan dosis yang
klinik pasien.
Dosis pada Pasien Hipertensi Geriatri di Instalasi Rawat Inap Rumah sakit PKU
diberikan adalah captopril (17,65%) dari golongan ACEI (25,88%) dan obat
3. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi mengenai analisis
keputusan oleh farmasis dan tenaga kesehatan lain dalam mempraktekkan pelayanan
sesuai.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum:
filtrasi glomerulus yang dihitung dengan formula MDRD di Rumah sakit Kabupaten
2. Tujuan Khusus:
cairan tubuh. Ginjal terletak dalam rongga abdomen, retroperitoneal primer kiri
dan kanan kolumna vertebralis yang dikelilingi oleh lemak dan jaringan ikat di
(Herbrandson, 2005)
Ginjal mendapatkan darah dari banyak arteria atau vena. Arteri renalis
membawa darah murni dari aorta abdominalis ke ginjal. Arteri renalis bercabang-
cabang arteria interlobularis yang pendek dan lurus. Tiap arteriol aferen
8
9
Unit fungsional terkecil dari ginjal adalah nefron. Nefron tersebut terdiri
dari struktur vaskuler yaitu glomerulus dan struktur non vaskuler yaitu capsula
bowman, tubulus proximal, ansa henle pars desendens dan pars asendens, tubulus
distal, dan duktus koligentes. Tiap ginjal mengandung 1,3 juta nefron (Rasidin,
2010).
dalam komponen regulasi tekanan darah di dalam tubuh. Sistem ini sendiri
dikendalikan oleh ginjal. Pada bagian arteriola ginjal terdapat sel juxtaglomerular.
Di dalamnya terdapat renin, suatu enzim yang akan disekresikan jika sel
darah, antara lain di otak, ginjal, myocardium, pembuluh perifer, dan di kelenjar
hormon yang mengatur keseimbangan cairan, natrium, dan kalium (Dipiro, 2008).
10
Darah yang masuk ke dalam nefron melalui arteriol aferen dan selanjutnya
menuju glomerulus akan mengalami filtrasi, tekanan darah pada arteriol aferen
relatif cukup tinggi sedangkan pada arteriol eferen relatif lebih rendah, sehingga
keadaan ini menimbulkan filtrasi pada glomerulus. Cairan filtrasi dari glomerulus
akan masuk menuju tubulus, dari tubulus masuk ke dalam ansa henle, tubulus
distal, duktus koligentes, pelvis ginjal, ureter, vesica urinaria, dan akhirnya keluar
berupa urin. Membran glomerulus mempunyai ciri khas yang berbeda dengan
lapisan pembuluh darah lain, yaitu terdiri dari: lapisan endotel kapiler, membran
filtrasi, semakin tinggi tekanan osmotik koloid plasma semakin menurun laju
filtrasi, dan semakin tinggi tekanan kapsula bowman semakin menurun laju
filtrasi.
2010).
LFG digunakan secara luas sebagai indeks fungsi ginjal, berikut ini adalah
gambaran nilai LFG terhadap fungsi ginjal berdasarkan NICE Clinical Guideline
(Anonim, 2008)
C. Pasien Geriatri
(menurut WHO), yaitu : lansia (elderly) dengan kisaran umur 60-75 tahun, tua
(old) dengan kisaran umur 75-90 tahun, Sangat tua (very old) dengan kisaran
pada satu penderita terdapat lebih dari satu penyakit yang umumnya penyakit
bersifat kronik degeneratif. Kedua adalah menurunnya daya cadangan faali yang
menyebabkan penderita geriatri amat mudah jatuh dalam kondisi gagal pulih
organ atau sistem organ yang walaupun normal untuk usianya namun menandakan
menipisnya daya cadangan faali tadi. Ketiga, yaitu berubahnya gejala dan tanda
penyakit dari yang klasik, misalnya pada pneumonia tidak akan dijumpai gejala
khas seperti batuk, demam, dan sesak melainkan jatuh atau terdapat perubahan
terdapat gangguan nutrisi, berupa gizi kurang atau gizi buruk (Soejono, 2005).
Penurunan aliran darah ginjal, ukuran organ, filtrasi glomeruler dan fungsi
dieliminasi lebih lambat pada pasien lanjut usia. Pada prakteknya, fungsi ginjal
sangat bervariasi pada lanjut usia. Oleh karena itu, dosis obat-obatan yang
ginjal dan menurunnya klirens kreatinin, walaupun tidak terdapat penyakit ginjal
atau kadar kreatininnya normal. Hal ini menyebabkan ekskresi obat sering
keadaan perlu memakai dosis lebih kecil atau bila dijumpai penurunan fungsi
setelah 40 tahun disertai penambahan jaringan sklerotik. Pada korteks ginjal, arteri
terjadi penurunan aliran darah ginjal kira-kira 10% per dekade. Fungsi hemostasis
(Darmojo, 1999).
Pada geriatri terjadi penurunan LFG karena telah terjadi pengurangan total
aliran darah ginjal, ukuran, dan jumlah glomerulus. Laju filtrasi glomerulus akan
formula yang digunakan untuk menghitung nilai laju filtrasi glomerulus (National
Rumus ini disesuaikan lagi pada tahun 2005 agar dapat digunakan dengan
bila dibandingkan dengan formula CG atau nilai klirens kreatinin dari urine 24
Hardjoeno, 2005).
dengan metode ini pun memerlukan biaya yang relatif ringan karena tidak perlu
F. Obat Antihipertensi
2007).
1. Diuretika
volume darah dan tekanan darah menurun (Tjay dan Raharja, 2007). Pada obat
blocking agents antara lain seperti acebutolol, atenolol, betaxolol, bisoprolol dan
pada reseptor Angiotensin (antara lain di ginjal, dinding pembuluh, dan jantung)
2007).
17
dalam sel dan dengan demikian dapat mengurangi penyaluran impuls dan
Blockers kini terutama digunakan pada hipertensi, apabila diuretika atau / dan beta
blocker kurang efektif, sebaiknya zat ini dikombinasi dengan suatu beta blocker
(Tjay dan Raharja, 2007). Golongan obat ini seperti diltiazem, verapamil,
5. Antihipertensi lainnya
Ginjal merupakan tempat ekskresi sebagian besar obat, baik dalam bentuk
aktif maupun hasil metabolitnya. Seperti halnya dengan organ-organ yang lain,
19
umur. Dengan menurunnya kapasitas fungsi ginjal secara ilmiah karena usia
lanjut, maka eliminasi sebagian besar obat juga akan terpengaruh. Sementara itu
juga terdapat penurunan klirens yang konsisten dengan bertambahnya umur. Pada
keadaan ini pengukuran klirens kreatinin kadang perlu dibuat, sebelum pemberian
obat, terutama jika ada kecurigaan adanya kelainan ginjal atau gangguan
metabolisme air dan garam, sepertinya misalnya dehidrasi berat. Salah satu akibat
dari turunnya klirens adalah terjadi pemanjangan waktu paruh beberapa obat dan
kemungkinan tertumpuknya obat hingga mencapai kadar toksik, bila dosis dan
H. Keterangan Empiris
Antihipertensi pada pasien geriatri yang telah mengalami penurunan nilai LFG
formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) di rumah sakit Kabupaten Bantul
periode 2009 merupakan jenis penelitian observasional deskriptif evaluatif dengan desain
pendekatan guna mendapatkan data primer dengan cara langsung mengamati objek
perlakuan dan observasi tanpa perlakuan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
2005). Metode penelitian ini merupakan deskriptif evaluatif karena gambaran data yang
diperoleh dari lembar rekam medis akan dievaluasi berdasarkan standar baku yang
berlaku, dan dideskripsikan dengan memaparkan fenomena yang telah terjadi, kemudian
faktor risiko dengan efek dengan cara observasi pada suatu waktu dan langsung
Penelitian ini bersifat retrospektif karena data yang digunakan dalam penelitian ini
diambil dengan melakukan penelusuran dokumen terdahulu, yaitu pada lembar rekam
20
21
1. Variabel utama
2. Variabel terkendali
a) Umur
b) Suku bangsa
a) Penyakit penyerta
4. Pasien geriatri yang telah mengalami penurunan LFG adalah pasien berusia 60
kreatinin serum yang bila dihitung dengan MDRD memiliki nilai LFG <60
mencapai tahap gagal ginjal pada saat pasien dirawat di RS Kabupaten Bantul
periode 2009.
membutuhkan beberapa data pasien meliputi kreatinin serum, umur, dan jenis
kelamin, dan formula MDRD dalam menghitung LFG adalah sebagai berikut:
22
7. Rumah sakit yang akan diambil sebagai sampel adalah RSU St. Elizabeth
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah semua pasien geriatri yang telah mengalami
Kabupaten Bantul periode 2009, kemudian diambil sesuai kriteria inklusi yaitu
pasien dengan usia 60 tahun ke atas dan menerima terapi obat antihipetensi, dan
dengan kriteria eksklusi berupa pasien gagal ginjal kronik dan nilai kreatinin
D. Bahan Penelitian
rekam medis pasien geriatri yang telah melakukan pemeriksaan kreatinin serum di
a) Analisis situasi
dan obat antihipetensi yang digunakan oleh pasien geriatri di atas 60 tahun
dengan kriteria eksklusi pasien gagal ginjal kronik yang dirawat di rumah
sakit St. Elisabeth Ganjuran dan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode
2009 yang diperoleh dari instalasi catatan medik rumah sakit pada bulan
b) Pengambilan data
Pasien yang diperoleh dari rekam medis dipilih sesuai dengan kriteria inklusi
dan eksklusi yang telah ditetapkan oleh penulis. Tahap pengambilan data
kelamin, umur, dan nilai kreatinin serum dari pasien geriatri ( > 60 tahun)
2009.
slovin:
=
+ 1
dimana:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
24
890 adalah 276 dan untuk RS St. Elisabeth Ganjuran tidak dilakukan
pasien geriatri. Jumlah sampel yang diambil (sesuai dengan kriteria inklusi
dan eksklusi) dari RS St. Elisabeth Ganjuran adalah 65 sampel dari 315
data keseluruhan dan jumlah sampel yang diambil (sesuai dengan kriteria
inklusi dan eksklusi) dari RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah 205
dan frekuensi.
formula MDRD dan data yang diperoleh berupa penyajian dalam bentuk tabel
dan diagram yang meliputi data tentang pasien geriatri yang telah mengalami
penurunan LFG serta pengobatan antihipetensi yang tidak sesuai pada pasien
Data kualitatif yang diperoleh dibahas dalam bentuk uraian dan secara
deskriptif dalam bentuk tabel dan atau gambar diagram. Adapun data pasien akan
b) Persentase jenis kelamin pasien geriatri yang telah mengalami penurunan LFG
formula MDRD serta telah menerima terapi obat hipertensi dengan dosis tepat
formula MDRD serta telah menerima terapi obat hipertensi dengan dosis tidak
tidak sesuai dibagi total kasus menurut formula MDRD dikali 100%.
g) Persentase item obat antihipertensi yang tepat dosis dan tidak tepat dosis
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pasien geriatri, jumlah pasien
geriatri, dan dosis pengobatan antihipertensi pada pasien geriatri yang mengalami
penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan formula MDRD di rumah sakit Kabupaten
Dalam penelitian ini, jumlah sampel pasien geriatri yang sesuai dengan kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi yang sudah ditetapkan oleh peneliti yang diambil dari rumah
sakit St. Elisabeth Ganjuran dan RSUD Panembahan Senopati adalah 270 sampel dengan
jumlah laki-laki sebanyak 126 orang dan jumlah perempuan sebanyak 144 orang. Total
kasus pasien geriatri yang mengalami penurunan LFG berjumlah 104 kasus dengan 84
mendapatkan pengobatan antihipertensi tidak tepat dosis, dan 5 kasus tidak teranalisis.
Laju filtrasi glomerulus merupakan salah satu parameter untuk mengetahui fungsi ginjal
seseorang. LFG dapat dihitung dengan formula Modification of Diet in Renal Disease
Kidney Disease Outcome Quality Initiative (NKF KDOQI) untuk menghitung nilai LFG.
26
27
1.9%
9.6%
Tingkat 1
Tingkat 2
34.4%
12.6% Tingkat 3A
Tingkat 3B
Tingkat 4
14.4%
Tingkat 5
27.0%
dengan LFG normal dengan sedikit kerusakan pada ginjal, sedangkan tingkat 2
dan tingkat 3B (12,6%) pasien geriatri mengalami penurunan LFG sedang, tingkat
4 (9,6%) pasien geriatri mengalami penurunan LFG berat, dan tingkat 5 (1,9%)
38.5%
LFG Normal
LFG Tidak Normal
61.5%
Diagram 2. Persentase pasien geriatri dengan LFG normal dan LFG tidak
normal
LFG normal adalah 61,5% dari total sampel dan persentase pasien geriatri dengan
Bantul periode 2009 yang dilihat adalah jenis kelamin dan umur.
1. Jenis kelamin
perempuan yang mengalami penurunan LFG adalah 15,5% dan 23,0% dari total
Laki-laki
15.6% Perempuan
23.0%
Berdasarkan hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 1995, wanita lebih
ginjal, sehingga fungsi ginjal yang buruk sering terjadi pada kalangan wanita. Hal
tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan (tertera pada diagram 2)
diketahui bahwa profil pasien yang mengalami penurunan LFG terbanyak pada
2. Umur
Berdasarkan WHO tahun 1980, usia dari pasien geriatri dibagi atas 3
tingkatan yaitu elderly, old, dan very old. Tingkat usia elderly pada kisaran umur
60-74 tahun, tingkat usia old pada kisaran umur 75-90 tahun, dan tingkat usia very
old pada kisaran umur > 90 tahun. Pada penelitian ini, kisaran usia dari pasien
1.5%
Elderly
Old
13.3% Very old
23.7%
23,7% dari jumlah sampel keseluruhan (270 sampel), sedangkan untuk tingkat
old, dan very old masing-masing menempati urutan kedua dan ketiga dengan
persentase 13,3% dan 1,5% dari jumlah sampel keseluruhan (270 sampel).
sampai umur 70-80 tahun, sedangkan TDD meningkat sampai umur 50-60 tahun
dan kemudian cenderung menetap atau sedikit menurun. Kombinasi perubahan ini
yang semakin kecil. Dengan adanya penurunan fungsi ginjal, pemberian obat
terakumulasi ke ginjal. Apabila dosis yang diberikan tidak tepat, maka dapat
80.8%
dosis yang tepat adalah 80,8% dari jumlah kasus penurunan fungsi ginjal (104
kasus), persentase dosis yang tidak tepat adalah 14,4% dari jumlah kasus
penurunan fungsi ginjal (104 kasus), dan persentase untuk dosis yang tidak
teranalisis adalah 4,8% dari jumlah kasus penurunan fungsi ginjal (104 kasus).
Sejumlah 4,8% tidak dapat dianalisis pengobatannya (tepat atau tidak tepat
dosis) dikarenakan dalam beberapa guidline (DIH dan BNF) yang digunakan
dengan nilai LFG tidak normal. Untuk mengatasi hal ini, perlu adanya pergantian
obat antihipertensi yang sesuai dengan fungsi ginjal pasien, dan jika tidak dapat
paling banyak digunakan adalah ACE (44,1%) dengan item obat captopril
diuretik (41,5%) dengan item obat furosemid tablet (18,2%), HCT (2,2%),
Channel Blocker (12,6%) dengan item obat amlodipin (4,8%), clonidin (0,4%),
dan nifedipin (7,4%), dan golongan ARB (1,9%) dengan item obat candesartan
(1,9%)
33
antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah dari kelas ACE inhibitor
sebesar 95,2% dan pada penelitian yang dilakukan oleh Widianingrum pada tahun
2009 ACE inhibitor juga merupakan pengobatan yang paling banyak digunakan
(25,9%), ACE inhibitor dianggap sebagai terapi lini kedua setelah diuretik pada
kebanyakan pasien dengan hipertensi. Pada studi dengan lansia, ACE inhibitor
paling banyak ketepatan dosisnya adalah diuretik (51,9%) dengan item obat
furosemid tab 24,0%, HCT 2,9%, furosemid injeksi 23,1%, dan spironolactone
1,9%.
34
Jumlah 37 28 9
(35,6%) (26,9%) (8,7%)
2. Angiotensin 2 (1,9%)
Receptor candesartan 2 (1,9%)
Blockers
(ARB)
Jumlah 2 (1,9%) 2 (1,9%)
3. Calcium amlodipin 4 (3,9%) - 4 (3,9%)
Channel
Blocker
(CCB) nifedipin 5 (4,8%) - - 5 (4,8%)
Jumlah 9 (8,7%) 4 (3,9%) 5 (4,8%)
4. Diuretik 25 25 (24,0%)
furosemid tab (24,0%)
3 (2,9%) 3 (2,9%)
HCT
inj. furosemid 26 (25,6%) 24 (23,1%) 2 (1,9%)
spironolakton 2 (1,9%) 2 (1,9%)
Jumlah 56 54 (51,9%) 2 (1,9%)
(54,5%)
Jumlah total 104 84 15 5
(80,8%) (14,4%) (4,8%)
dengan item obat captopril (26,9%), dan golongan ARB (1,9%) dengan item obat
candesartan (1,9%).
yang paling banyak terjadi ketidaksesuaian dengan persentase 8,7% dari total
(1,9%).
35
Berikut adalah tabel pengobatan antihipertensi yang tidak tepat dosis pada pasien
Dari tabel 4 di atas, ada beberapa item obat yang diberikan yang tidak disesuaikan
dengan nilai LFG daari pasien geriatri yang mengalami penurunan LFG, yaitu di
antaranya adalah:
36
1. Amlodipin
2. Captopril
dengan nilai LFG yang terukur. Hal ini dikarenakan tidak sesuai dengan
3. Furosemid Injeksi
Pemberian obat ini dikatakan tidak tepat dikarenakan pada pengobatan dengan
furosemid injeksi pada pasien dengan nilai LFG < 15 mL/min/1,73 m2 perlu
adanya pemberian dosis yang lebih besar yaitu 1 – 3 g per hari. Akan tetapi
Renal Artery Stenosis (ARAS), 108 pasien yang beresiko ARAS yang menerima
serum sebesar 20% (Mactier, 2006). Oleh karena itu, penyesuaian dosis dan
Bantul.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
berdasarkan formula MDRD di rumah sakit Kabupaten Bantul periode 2009 pada
penurunan LFG elderly (23,7%), old (13,3%), dan very old (1,5%); serta laki-laki
Periode 2009 adalah 14,4% dari 104 kasus pasien geriatri yang mengalami
nilai LFG berdasarkan formula MDRD di rumah sakit Kabupaten Bantul periode
2009 yang tidak sesuai dengan melakukan rekomendasi penyesuaian dosis dan
38
39
B. SARAN
mengetahui nilai body surface area (BSA) dari pasien agar perhitungan nilai
dari pasien geriatri yaitu berupa penyakit yang dialami oleh pasien tersebut
fungsi ginjal.
40
Daftar Pustaka
Afiatin dan Roesli, 2009, Laju Filtrasi Glomerulus Dengan Metoda eGFR,
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/10/laju_filtrasi_glomerulus.pdf,
diakses tanggal 4 April 2010
Anonim, 2007, Hipertensi pada Lansia Kontrol Ketat Cegah Komplikasi, PT. Amythas
Publicita, Jakarta, http://www.majalah-
farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=491, diakses tanggal 4 April 2010
Bressler dan Bahl, 2003, Symposium on Geriatrics: Principles of Drug Therapy for the
Elderly Patient, http://www.mayoclinicproceedings.com/content/78/12/1564.full.pdf,
diakses tanggal 15 Januari 2011
British National Formulary Organization, 2009, British National Formulary 58, BMJ
Group Tavistock Square, London WC1H 9JP, UK, pp 818, 822
Darmojo, B., 1999, Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Balai Penerbit
FKUI, Jakarta, 71-76
Ganong, 2002, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 20, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta, 674
Kurniawan, R,, 2009, Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Potensial Kategori
Interaksi Obat pada Pasien Hipertensi Geriatri Di Instalasi Rawat Inap Rumah sakit
PKU Muhammadiyah Surakarta, Skripsi, Universitas Muhammadiyah, Surakarta, 15,
http://etd.eprints.ums.ac.id/5178/1/K100050175.pdf, diakses tanggal 4 April 2010
Kurtal H., Schwenger V., Azzaro M., Abdollahnia N., Steinhagen-Thiessen E., Nieczaj
R., et al., 2008, Clinical Value of Automatic Reporting of Estimated Glomerular
Filtration Rate in Geriatrics, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19001785,
diakses tanggal 11 Maret 2010
Lacy, C.F., 2008, Drug Information Handbook, Lexi-Comp, US, McPhee, S,J, and
Tierney, L,M,, 2003, Current medical diagnosis & treatment, 42th edition, McGraw-
Hill Medical, New York, pp, 94, 245, 366, 701, 738, 1398
Mactier, R., 2006, Chronic Kidney Disease in Adults: UK Guidelines for Identification,
Management and Referral, http://www.renal.org/CKDguide/full/UKCKDfull.pdf,
diakses tanggal 16 Desember 2010
McPhee, S.J. dan Tierney, L.M., 2003, Current medical diagnosis & treatment, 42th
edition, McGraw-Hill Medical, New York, pp. 440, 449, 589
National Kidney Foundation Kidney Disease Outcome Quality Initiative (NKF KDOQI)
Guidelines, 2000, Estimation of GFR, www.kdoqi.org diakses tanggal 25 Februari
2010
National Kidney Foundation Kidney Disease Outcome Quality Initiative (NKF KDOQI)
Guidelines, 2010, Frequently Asked Questions, About GFR Estimates,
http://www.kidney.org/professionals/kls/pdf/KBA_FAQs_AboutGFR.pdf, diakses
tanggal 21 Januari 2010
Nasution, M. Y., 2001, Pengaruh Obat Antihipertensi dengan Eliminasi melalui Ginjal
yang Berbeda terhadap Fungsi Ginjal pada Penderita Hipertensi dengan Gangguan
Fungsi Ginjal Ringan dan Sedang, Hasil Penelitian, Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara, Medan, 16-17,
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08_PengaruhObatAntihipertensi.pdf/08_Pengar
uhObatAntihipertensi.pdf, diakses tanggal 4 April 2010
Prest, M., 2002, Penggunaan Obat pada Lanjut Usia dalam Aslam, M,, Tan, C,K,,
Prayitno, A,, Farmasi Klinis, PT, Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia,
Jakarta, 203-215
Rasidin, 2010, Mekanisme Kerja Ginjal Berdasarkan Tahapan Filtrasi, Reabsorpsi dan
Sekresi,
,http://www.scribd.com/document_downloads/direct/13417100?extension=pdf&ft=1
270525361<=1270528971&uahk=hRQU/MAWpzLnPzv14UU1A5j9k3U, diakses
tanggal 4 April 2010
Sennang, N., Sulina, Badji, A., dan Hardjoeno, 2005, Laju Filtrasi Glomerulus pada
Orang Dewasa Berdasarkan Tes Klirens kreatinin Menggunakan Persamaan,
Cockroft-Gault dan Modification of Diet in Renal Disease , J Med Nus Vol, 24 No,2
April-Juni 2005, 80 – 84
Setiadi, 2007, Anatomi dan Fisiologi Manusia, Graha Ilmu, Yogyakarta, 117
Setiawan, N., 2007, Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin Dan Tabel
Krejcie-Morgan: Telaah Konsep Dan Aplikasinya, http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2009/03/penentuan_ukuran_sampel_memakai_rumus_slovin.pdf,
diakses tanggal 20 September 2010
Setiawati, A., dan Muchtar, A., 2007, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Respon Pasien
Terhadap Obat dalam Gunawan, S,G,, Farmakologi dan Terapi edisi 5, Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta,
886-896
Sumartono, W.R., dan Aryastami, N.K., 1999, Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
pada Usia 55 Tahun Menurut Survai Kesehatan Rumah Tangga 1992, Cermin Dunia
Kedokteran No. 123, 5 - 9.
Tjay dan Raharja, 2007, Obat-obat penting: khasiat, penggunaan dan efek-efek
sampingnyaI, Elex Media Komputindo, Jakarta, 519, 595
Walker, R,. dan Edwards, C., 2003, Clinical Pharmacy and Therapeutics, 3rd Edition,
Churchill Livingstone, Philadhelphia, pp, 65
Lampiran 1. Tabel Data Sampel berdasarkan tingkat LFG di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009
GFR
RM Umur JK SeCr(mg/dL) (mL/min/1.73 m2) Obat Dosis Frekuensi
130234 69 L 0.32 293 captopril 12.5 mg 2x1
380075 75 L 0.42 211 captopril 12.5 mg 3x1
379628 65 P 0.4 170 captopril 25 mg 3x1
128777 65 L 0.53 166 captopril 25 mg 3x1
128777 65 L 0.53 166 nifedipine 10 mg 3x1
128777 65 L 0.53 166 HCT 12.5 mg 1x1
210637 76 P 0.4 165 Nifedipin 10 mg 3x½
372102 77 L 0.52 164 furosemide 40 mg 1x1
375188 87 L 0.52 160 captopril 25 mg 3x1
375188 87 L 0.52 160 nifedipine 10 mg 1x1
372673 (1) 77 L 0.54 157 captopril 25 mg 3x1
116516 75 P 0.43 152 inj furosemid 40 mg/2 ml 1x1
380619 76 L 0.56 151 captopril 12.5 mg 2x1
380619 76 L 0.56 151 furosemid 40 mg 1x½
380619 76 L 0.56 151 captopril 12.5 mg 2x1
380619 76 L 0.56 151 furosemid 40 mg 1x½
372063 80 P 0.44 146 inj. furosemid 40 mg/2 ml 3x1
372063 80 P 0.44 146 captopril 25 mg 3x1
372063 80 P 0.44 146 nifedipine 10 mg 3x1
377961 61 L 0.61 143 captopril 25 mg 3x1
377961 61 L 0.61 143 nifedipine 10 mg 3x½
390827 84 L 0.58 142 captopril 25 mg 3x1
390827 84 L 0.58 142 nifedipine 10 mg 3x1
390827 84 L 0.58 142 HCT 12.5 mg 1x1
45
Lampiran 2. Tabel Data Sampel berdasarkan tingkatan umur di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009
GFR
RM Umur JK SeCr(mg/dL) (mL/min/1.73 m2) Obat Dosis Frekuensi
376347 60 L 1.56 293 captopril 25 mg 2x1
387649 60 P 1.5 170 furosemid 40 mg 1x1
366939 60 P 1.39 166 inj. Farsix 40 mg/2 ml 2x1
366939 60 P 1.39 166 captopril 25 mg 3x1
376364 60 P 0.91 166 furosemid 40 mg 1x1
20595 60 P 0.9 143 Captopril 12.5 mg 3x1
374426 60 P 0.87 143 captopril 12.5 mg 2x1
373192 60 L 0.8 134 Captopril 12.5 mg 3x1
373192 60 L 0.8 134 inj. furosemid 40 mg/2 ml 1x2
139247 60 P 0.76 133 captoril 25 mg 3x1
55
Lampiran 3. Tabel Data Sampel berdasarkan Jenis kelamin di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009
GFR
RM Umur JK SeCr(mg/dL) (mL/min/1.73 m2) Obat Dosis Frekuensi
130234 69 L 0.3 293 captopril 12.5 mg 2x1
380075 75 L 0.4 211 captopril 12.5 mg 3x1
128777 65 L 0.5 166 captopril 25 mg 3x1
128777 65 L 0.5 166 nifedipine 10 mg 3x1
128777 65 L 0.5 166 HCT 12.5 mg 1x1
372102 77 L 0.5 164 furosemide 40 mg 1x1
375188 87 L 0.5 160 captopril 25 mg 3x1
375188 87 L 0.5 160 nifedipine 10 mg 1x1
372673 (1) 77 L 0.5 157 captopril 25 mg 3x1
380619 76 L 0.6 151 captopril 12.5 mg 2x1
380619 76 L 0.6 151 furosemid 40 mg 1x½
380619 76 L 0.6 151 captopril 12.5 mg 2x1
380619 76 L 0.6 151 furosemid 40 mg 1x½
377961 61 L 0.6 143 captopril 25 mg 3x1
377961 61 L 0.6 143 nifedipine 10 mg 3x½
390827 84 L 0.6 142 captopril 25 mg 3x1
390827 84 L 0.6 142 nifedipine 10 mg 3x1
390827 84 L 0.6 142 HCT 12.5 mg 1x1
385030 76 L 0.6 137 captopril 25 mg 3x1
385030 76 L 0.6 137 nifedipin 10 mg 3x1
374679 70 L 0.6 134 captopril 25 mg 3x1
374679 70 L 0.6 134 inj Farsix 40 mg/2 ml 1x1
16331 92 L 0.6 134 Inj. Lasix 40 mg/2 ml 1x1
381746 67 L 0.6 133 captopril 25 mg 3x1
66
Lampiran 4. Tabel Data Sampel berdasarkan normal dan tidak normal LFG di Rumah Sakit Kabupaten Bantul
periode 2009
GFR
RM Umur JK SeCr(mg/dL) (mL/min/1.73 m2) Obat Dosis Frekuensi
384388 61 P 4 12 inj. furosemid 40 mg/2 ml 4 x 2
384388 61 P 4 12 nifedipine 10 mg 3x1
392918 72 L 5 13 captopril 25 mg 2x1
392918 72 L 5 13 Furosemide 40 mg 1x1
1446 67 P 4 13 Inj. Lasix 40 mg/2 ml 1 x 1
232748 68 L 4 15 inj. Furosemide 40 mg/2 ml 4 x 2
372893 85 L 4 16 captopril 6.25 mg 3x1
372893 85 L 4 16 furosemid 40 mg 1x1
385000 72 L 4 17 nifedipin 10 mg 3x1
76
Lampiran 5. Tabel Data Sampel yang tepat dan tidak tepat dosis Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009
RM Umur JK SeCr GFR Obat Dosis Frekuensi Penyesuaian
(mg/dL) (mL/min/1.73 m2)
384388 61 P 4.1 12 inj. furosemid 40 mg/2 ml 4 x 2 1 - 3 gr/hari, oral/i.v
384388 61 P 4.1 12 nifedipine 10 mg 3x1 -
392918 72 L 4.6 13 captopril 25 mg 2x1 dosis awal 12.5 mg per hari (tidak
boleh melebihi 75 mg/hari)
392918 72 L 4.6 13 Furosemide 40 mg 1x1 Tidak Perlu
1446 67 P 3.8 13 Inj. Lasix 40 mg/2 ml 1 x 1 1 - 3 gr/hari, oral/i.v
232748 68 L 4.3 15 inj. Furosemide 40 mg/2 ml 4 x 2 Tidak Perlu
372893 85 L 3.8 16 captopril 6.25 mg 3x1 dosis awal 12.5 mg per hari (tidak
boleh melebihi 75 mg/hari)
372893 85 L 3.8 16 furosemid 40 mg 1x1 Tidak Perlu
385000 72 L 3.7 17 nifedipin 10 mg 3x1 -
393559 70 P 2.8 18 Furosemid 40 mg 1x1 Tidak Perlu
384214 70 P 2.7 18 inj. furosemid 40 mg/2 ml 2 x 1 Tidak Perlu
384214 70 P 2.7 18 captopril 25 mg 3x1 dosis awal 12.5 mg per hari (tidak
boleh melebihi 75 mg/hari)
384214 70 P 2.7 18 nifedipine 10 mg 3x1 -
370030 72 L 3.1 21 inj. furosemid 40 mg/2 ml 1 x 1 Tidak Perlu
(1)
19392 76 P 2.4 21 Furosemid 40 mg 1x½ Tidak Perlu
20170 70 P 2.3 22 Furosemid 40 mg 1x1 Tidak Perlu
142377 88 P 2.2 22 inj. Farsix 40 mg/2 ml 1 x 1 Tidak Perlu
142377 88 P 2.2 22 furosemide 40 mg 1x1 Tidak Perlu
321836 62 P 2.8 23 inj. furosemid 40 mg/2 ml 2 x 2 Tidak Perlu
87
BIOGRAFI PENULIS