Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

CARA PEMBERIAN ASI

OLEH

KELOMPOK

TINGKAT II REGULER B

RIANTINI DANGGA URRA PO.530320119186

RIZKI A.A.NUGRAHA PO.530320119187

RYAN BATMALO PO.530320119188

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PRODI D-III KEPERAWATAN

TAHUN 2021

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat serta
bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Keperawatan
Maternitas tentang “Cara Pemberian ASI” dengan baik. Dengan adanya makalah ini, mudah-
mudahan dapat membantu meningkatkan minat baca dan belajar teman-teman. selain itu kami
juga berharap semua dapat mengetahui dan memahami tentang materi ini, karena akan
meningkatkan mutu individu kita.

Kami sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih sangat minim, sehinga
saran dari dosen pengajar serta kritikan dari semua pihak masih kami harapkan demi perbaikan
makalah ini. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.

Kupang, 12 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................

Bab I.Pendahuluan

1.1........................................................................................................................Latar
Belakang ......................................................................................................
1.2........................................................................................................................Rumusan
Masalah .......................................................................................................
1.3........................................................................................................................Tujuan
.......................................................................................................................

Bab II.Pembahasan

2.1.........................................................................................................................Pengertian
ASI Eksklusif ...............................................................................................
2.2.........................................................................................................................Manfaat ASI
Eksklusif (bagi bayi, dan bagi ibu) ............................................................
2.3.........................................................................................................................Langkah-
langkah Menyusui Yang Benar...................................................................
2.4.........................................................................................................................Posisi
Menyusui ......................................................................................................
2.5.........................................................................................................................Tanda Bayi
Cukup ASI....................................................................................................
2.6.........................................................................................................................Masalah-
masalah Menyusui........................................................................................

Bab III.Penutup

3.1.........................................................................................................................Kesimpulan
........................................................................................................................
3.2.........................................................................................................................Saran

Daftar Pustaka .........................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang diciptakan khusus yang keluar langsung
dari payudara seorang ibu untuk bayi. ASI merupakan makanan bayi yang paling
sempurna, praktis, murah dan bersih karena langsung diminum dari payudara ibu. ASI
mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan bayi untuk memenuhi kebutuhan
gizi di 6 bulan pertamanya. Jenis ASI terbagi menjadi 3 yaitu kolostrum, ASI masa
peralihan dan ASI mature. Kolostrum adalah susu yang keluar pertama, kental, berwarna
kuning dengan mengandung protein tinggi dan sedikit lemak (Walyani, 2015).
Kandungan ASI antara lain yaitu sel darah putih, zat kekebalan, enzim pencernaan,
hormon dan protein yang sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan hingga bayi berumur
6 bulan.
ASI mengandung karbohidrat, protein, lemak, multivitamin, air, kartinin dan
mineral secara lengkap yang sangat cocok dan mudah diserap secara sempurna dan sama
sekali tidak mengganggu fungsi ginjal bayi yang sedang dalam tahap pertumbuhan.
Komposisi ASI dipengaruhi oleh stadium laktasi, ras, keadaan nutrisi, dan diit ibu
(Soetjiningsih, 2012). ASI dihasilkan oleh kelenjar payudara melalui proses laktasi.
Pemberian ASI perlu karena memberikan beberapa manfaat bagi bayi antara lain, dapat
memberikan kehidupan yang baik dalam pertumbuhan maupun perkembangan bayi,
mengandung antibodi yang melindungi bayi dari penyakit infeksi bakteri, virus, jamur,
dan parasit, mengandung komposisi yang tepat karena kandungan ASI diciptakan sesuai

4
dengan kebutuhan bayi, meningkatkan kecerdasan bayi, terhindar dari alergi yang
biasanya timbul karena konsumsi susu formula, bayi merasakan kasih sayang ibu secara
langsung saat proses menyusui, dan ketika beranjak dewasa akan mengurangi risiko
untuk terkena hipertensi, kolesterol, overweight, obesitas dan diabetes tipe 2. Bayi yang
tidak diberikan ASI eksklusif akan lebih rentan untuk terkena penyakit kronis, seperti
jantung, hipertensi, dan diabetes setelah ia dewasa serta dapat menderita kekurangan gizi
dan mengalami obesitas.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain,
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan
padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan
mineral dan obat. Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan
memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain,
kecuali sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan
pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih.
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi
baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur
kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Keseimbangan zat-zat gizi
dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling
baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan
sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem
saraf.
2.2. Manfaat ASI Eksklusif (bagi bayi, dan bagi ibu)
Manfaaat ASI bagi bayi antara lain; ASI sebagai nutrisi, ASI dapat meningkatkan
daya tahan tubuh bayi, mengembangkan kecerdasan, dan dapat meningkatkan jalinan
kasih sayang.
 Manfaat ASI bagi bayi

5
Sebagai nutrisi, ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan
komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan pertumbuhan bayi. ASI adalah
makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas dan kuantitasnya. Dengan tata
laksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup
memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan. Setelah usia 6
bulan, bayi harus mulai diberikan makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan
sampai usia 2 tahun atau lebih. Negara-negara barat banyak melakukan penelitian
khusus guna memantau immunoglobulin pada bayi. Selain itu, ASI merangsang
terbentuknya antibodi bayi lebih cepat. Jadi, ASI tidak saja bersifat imunisasi
pasif, tetapi juga aktif. Suatu kenyataan bahwa mortalitas (angka kematian) dan
mobiditas (angka terkena penyakit) pada bayi ASI eksklusif jauh lebih rendah
dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI.
 Manfaat ASI Bagi Ibu
Manfaat menyusui itu dapat mengurangi perdarahan setelah melahirkan.
Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadinya
perdarahan setelah melahirkan (post partum) akan berkurang. Karena pada ibu
menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk
konstriksi/penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat 7
berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan. Selain
itu juga, dengan menyusui dapat menjarangkan kehamilan pada ibu karena
menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil.
Selama ibu memberi ASI eksklusif 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama
setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi merusia 12 bulan.
Disamping itu, manfaat ASI bagi ibu dapat mengurangi terjadinya kanker.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa menyusui akan mengurangi
kemungkinan terjadinya kanker payudara. Pada umumnya bila semua wanita
dapat melanjutkan menyusui sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih, diduga
angka kejadian kanker payudara akan berkurang sampai sekitar 25%. Beberapa
penelitian menemukan juga bahwa menyusui akan melindungi ibu dari penyakit
kanker indung telur. Salah satu dari penelitian ini menunjukan bahwa risiko
terkena kanker indung telur pada ibu yang menyusui berkurang sampai 20-25%.

6
Selain itu, pemberian ASI juga lebih praktis, ekonomis, murah, menghemat waktu
dan memberi kepuasan pada ibu
2.3. Langkah-langkah menyusui yang benar
Ibu mencuci tangan sebelum menyusui bayinya. Ibu duduk dengan santai dan
nyaman, posisi punggung bersandar (tegak) sejajar punggung kursi, kaki diberi alas
sehingga tidak menggantung. Mengeluarkan sedikit ASI dan mengoleskan pada puting
susu dan aerola sekitarnya (desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu). Bayi
dipegang dengan satu lengan, kepala terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi
terletak pada lengan. Ibu menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu
tangan bayi dibelakang ibu dan yang satu didepan, kepala bayi menghadap ke payudara.
Ibu memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus. Ibu memegang
payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah serta tidak
menekan puting susu atau areola. Ibu menyentuhkan putting susu pada bagian sudut
mulut bayi sebelum menyusui. Setelah mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang
atau disangga lagi. Ibu menatap bayi saat menyusui (Depkes RI, 2009).
Menyusui bayi harus secara bergantian pada kedua payudara untuk
mempertahankan produksi ASI tetap seimbang pada kedua payudara. Pasca Menyusui:
 Melepas isapan bayi dengan cara jari kelingking di masukkan ke mulut bayi
melalui sudut mulut bayi atau dagu bayi ditekan ke bawah
 Setelah bayi selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
putting susu dan aerola, biarkan kering dengan sendirinya. Menyendawakan bayi
dengan:
 Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung
ditepuk perlahanlahan atau
 Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungnya di tepuk perlahan-
lahan.
2.4. Posisi Menyusui
1. Posisi Cradle Hold
Posisi menyusui bayi baru lahir dan cara menyusui bayi yang pertama adalah
dengan posisi cradle hold yang menjadi posisi paling klasik dan paling banyak
dilakukan oleh para Moms. Cara menyusui bayi ini dilakukan dengan cara duduk

7
lalu posisi kepala bayi akan berada di antara lekukan salah satu lengan Moms
layaknya sedang menimang bayi. Saat menggunakan cara menyusui bayi ini,
Moms bisa menggunakan payudara sebelah kanan untuk menyusui dan gunakan
lengan kanan untuk mendekap bayi, begitu juga sebaliknya jika Moms
menggunakan payudara sebelah kiri. Supaya cara menyusui bayi Moms lebih
nyaman, Moms bisa bersandar di kursi yang empuk atau sofa dengan
menggunakan bantal untuk menopang bagian punggung belakang
2. Posisi Cross Over Hold
Selanjutnya ada posisi crossover hold yang merupakan posisi menyusui bayi baru
lahir yang berlawanan alias kebalikannya dari posisi cradle hold. Jadi ketika
Moms menyusui dengan payudara kanan, maka Moms harus menggunakan
tangan kiri untuk menopang tubuh dan kepala bayi, begitu juga sebaliknya.
Usahakan kepala bayi menghadap dada, sedangkan perut bayi menghadap ke
tubuh Moms. Bisa dikatakan kalau yang membedakan antara posisi cradle hold
dengan cross over hold adalah cara menopang bayinya saja. Sebenarnya Moms
bisa menggunakan dua posisi menyusui yang benar di atas secara bersamaan
karena kedua cara menyusui bayi baru lahir yang benar di atas selalu
berdampingan. Jadi kalau sudah lelah dengan posisi cradle hold, Moms bisa
berganti ke posisi cross over hold.
3. Posisi Football Hold
Cara menyusui bayi baru lahir yang benar ketiga adalah dengan posisi football
hold. Posisi ini dilakukan dengan cara mengapit bayi pada bagian sisi salah satu
tubuh Moms, tepatnya di bawah lengan. Cara menyusui bayi baru lahir yang
benar dengan sisi ini akan digunakan dengan sisi payudara untuk menyusui.
Letakkan lengan Moms di atas bantal yang ada pada pangkuan lalu sangga leher
dan kepala bayi dengan menggunakan telapak tangan. Hadapkan wajah si kecil
pada payudara dengan hidung menempel. Posisi menyusui bayi yang benar ini
memang terdengar agak ribet dibanding kedua posisi menyusui yang benar di
atas, tapi posisi ini sangat disarankan untuk Moms yang menjalani persalinan
dengan cara caesar. Dengan melakukan posisi football hold saat menyusui, Moms
bisa menghindari terjadinya tekanan pada perut sehingga luka bekas operasi

8
caesar bisa cepat sembuh karena minimnya terjadi gesekan. Selain disarankan
untuk Moms yang melahirkan dengan operasi caesar, cara menyusui bayi baru
lahir yang benar dan posisi menyusui bayi baru lahir ini juga cocok untuk Moms
yang memiliki payudara besar serta bayi kembar.
4. Posisi Berbaring Miring
Posisi menyusui bayi baru lahir terakhir adalah dengan berbaring miring. Posisi
menyusui bayi yang benar ini bisa dilakukan jika Moms merasa lelah atau bisa
juga dilakukan menjelang tidur. Cara melakukannya tidaklah sulit, Moms cukup
berbaring miring ke sisi kanan atau kiri, lalu letakkan bantal di belakang
punggung supaya nanti Moms bisa menyusui dengan nyaman dan tidak pegal.
Baringkan bayi lebih dekat ke arah payudara. Moms juga bisa meletakkan bantal
bayi di bawah kepala si kecil.
2.5. Tanda Bayi Cukup ASI
Tanda-tanda bayi cukup ASI antara lain:
1) Jumlah buang air kecilnya dalam satu hari paling sedikit 6 kali.
2) Warna seni biasanya tidak berwarna kuning pucat.
3) Bayi sering BAB berwarna kekuningan berbiji.
4) Bayi kelihatan puas, sewaktu-waktu merasa lapar bangun dan tidur dengan cukup.
5) Bayi paling sedikit menyusu 10 kali dalam 24 jam.
6) Payudara ibu terasa lembut setiap kali selesai menyusui.
7) Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali bayi mulai menyusui.
8) Ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi menelan ASI.
9) Bayi bertambah berat badannya.
2.6. Masalah-masalah Menyusui
A. Masalah Menyusui Masa Antenatal Pada masa antenatal, masalah yang sering timbul
adalah: kurang/salah informasi putting susu terbenam (retracted) atau putting susu
datar.
 Kurang / salah informasi
Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah lebih baik
dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila merasa bahwa ASI kurang.
Petugas kesehatanpun masih banyak yang tidak memberikan informasi pada saat

9
pemeriksaan kehamilan atau saat memulangkan bayi. Sebagai contoh, banyak
ibu/petugas kesehatan yang tidak mengetahui bahwa:
 Bayi pada minggu-minggu pertama defekasinya encer dan sering, sehingga
dikatakan bayi menderta diare dan sering kali petugas kesehatan menyuruh
menghentikan menyusui. Padahal sifat defekasi bayi yang mendapat
kolostrum memang demikian karena kolostrum bersifat sebagai laksans.
 ASI belum keluar pada hari pertama sehingga bayi dianggap perlu diberikan
minuman lain, padahal bayi yang baru lahir cukup bulan dan sehat
mempunyai persediaan kalori dan cairan yang dapat mempertahankannya
tanpa minuman selama beberapa hari. Disamping itu, pemberian minuman
sebelum ASI keluar akan memperlambat pengeluaran ASI oleh bayi menjadi
kenyang dan malas menyusu.
 Karena payudara berukuran kecil dianggap kurang menghasilkan ASI padahal
ukuran payudara tidak menentukan apakah produksi ASI cukup atau kurang
karena ukuran ditentukan oleh banyaknya lemak pada payudara sedangkan
kelenjar penghasil ASI sama banyaknya walaupun payudara kecil dan
produksi ASI dapat tetap mencukupi apabila manajemen laktasi dilaksanakan
dengan baik dan benar.
Informasi yang perlu diberikan kepada ibu hamil/menyusui antara lain
meliputi :
 Fisiologi laktasi
 Keuntungan pemberian ASI
 Keuntungan rawat gabung
 Cara menyusui yang baik dan benar
 Kerugian pemberian susu formula
 Menunda pemberian makanan lainnya paling kurang setelah 6 bulan.
Putting susu datar atau terbenam Putting yang kurang menguntungkan seperti
ini sebenarnya tidak selalu menjadi masalah. Secara umum ibu tetap masih dapat
menyusui bayinya dan upaya selama antenatal umumnya kurang berfaedah,
misalnya dengan memanipulasi Hofman, menarik-nerik puting, ataupun
penggunaan brest shield dan breast shell. Yang paling efisien untuk memperbaiki

10
keadaan ini adalah isapan langsung bayi yang kuat. Maka sebaiknya tidak
dilakukan apa-apa, tunggu saja sampai bayi lahir, segera setelah pasca lahir
lakukan :
 Skin-to-skin kontak dan biarkan bayi mengisap sedini mungkin
 Biarkan bayi “mencari” putting kemudian mengisapnya, dan bila perlu
coba berbagai posisi untuk mendapat keadaan yang paling
menguntungkan. Rangsang putting biar dapat “keluar” sebelum bayi
“mengambil”nya.
 Apabila putting benar-benar tidak bisa muncul, dapat “ditarik” dengan
pompa putting susu (nipple puller), atau yang paling sederhana dengan
sedotan spuit yang dipakai terbalik.
 Jika tetap mengalami kesulitan, usahakan agar bayi tetap disusui dengan
sedikit penekanan pada areola mammae dengan jari sehingga terbentuk
dot ketika memasukkan putting susu ke dalam mulut bayi.
 Bila terlalu penuh ASI dapat diperas dahulu dan diberikan dengan sendok
atau cangkir, atau teteskan langsung ke mulut bayi. Bila perlu lakukan ini
hingga 1-2 minggu.
B. Pada Masa Pasca Persalinan Dini Pada masa ini, kelainan yang sering terjadi antara
lain : putting susu datar, atau terbenam, putting susu lecet, payudara bengkak, saluran
susu tersumbat dan mastitis atau abses.
1) Putting susu lecet Pada keadaan ini seringkali seorang ibu menghentikan
menyusui karena putingnya sakit. Yang perlu dilakukan adalah :
 Cek bagaimana perlekatan ibu-bayi
 Apakah terdapat Infeksi Candida (mulut bayi perlu dilihat). Kulit merah,
berkilat, kadang gatal, terasa sakit yang menetap, dan kulit kering bersisik
(flaky) Pada keadaan putting susu lecet, yang kadang kala retak-retak atau
luka, maka dapat dilakukan dengan cara-cara seperti ini :
 Ibu dapat terus memberikan ASInya pada keadaan luka tidak begitu sakit.
 Olesi putting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-sekali
memberikan obat lain, seperti krim, salep, dan lain-lain.

11
 Putting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu kurang
lebih 1x24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar
2x24 jam.
 Selama putting susu diistirahatkan, sebaiknya SAI tetap dikeluarkan
dengan tangan, dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri.
 Cuci payudara sekali saja sehari dan tidak dibenarkan untuk menggunakan
sabun.

2) Payudara bengkak
Dibedakan antara payudara penuh, karena berisi ASI, dengan payudara bengkak.
Pada payudara penuh; rasa berat pada payudara, panas dan keras. Bila diperiksa
ASI keluar, dan tidak ada demam. Pada payudara bengkak; payudara udem, sakit,
puting kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan bila diperiksa/isap ASI
tidak keluar. Badan bisa demam setelah 24 jam. Hal ini terjadi karena antara lain
produksi ASI meningkat, terlambat menyusukan dini, perlekatan kurang baik,
mungkin kurang sering ASI dikeluarkan dan mungkin juga ada pembatasan waktu
menyusui. Untuk mencegah maka diperlukan
1. menyusui dini
2. perlekatan yang baik
3. menyusui “on demand”/ Bayi harus lebih sering disusui. Apabila terlalu
tegang, atau nayi tidak dapat menyusu sebaiknya ASI dikeluarkan dahulu,
agar ketegangan menurun.
Dan untuk merangsang reflex Oxytocin maka dilakukan :
 Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit.
 Ibu harus rileks
 Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah payudara)  Pijat
ringat pada payudara yang bengkak (pijat pelan-pelan kea rah tengah)
 Stimulasi payudara dan putting
Selanjutnya kompres dingin pasca menyusui, untuk mengurangi udem.
Pakailah BH yang sesuai. Bila terlalu sakit dapat diberikan obat analgetik.

12
3) Mastitis atau abses payudara Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara
menjadi merah, bengkak kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh
meningkat. Di dalam terasa ada masa padat (lump), dan diluarnya kulit menjadi
merah. Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah persalinan
diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut. Keadaan ini disebabkan
kurangnya ASI diisap/dikeluarkan atau pengisapan yang tak efektif. Dapat juga
karena kebiasaan menekan payudara dengan jari atau akrena tekanan baju/BH.
Pengeluaran ASI yang kurang baik pada payudara yang besar, terutama pada
bagian bawah payudara yang menggantung.
Ada dua jenis Mastitis ; yaitu yang hanya karena milk stasis adalah Non
Infective Mastitis dan yang telah terinfeksi bakteri : iInfective Mastitis. Lecet
pada puting dan trauma pada kulit juga dapat mengundang infeksi bakteri.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan:
 Kompres hangat/panas dan pemijatan
 Rangsang Oxtocin; dimulai pada payudara yang tidak sakit, yaitu stimulasi
putting, pijat leher-punggung, dan lain-lain.
 Pemberian antibiotik; Flucloxacilin atau Erythromycin selama 7-10 hari.
 Bila perlu bisa diberikan istirahat total dan obat untuk penghilang rasa
nyeri.
 Kalau sudah terjadi abses sebaiknya payudara yang sakit tidak boleh
disusukan karena mungkin memerlukan tindakan bedah

13
BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang diciptakan khusus yang keluar langsung
dari payudara seorang ibu untuk bayi. ASI merupakan makanan bayi yang paling
sempurna, praktis, murah dan bersih karena langsung diminum dari payudara ibu. ASI
mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan bayi untuk memenuhi kebutuhan
gizi di 6 bulan pertamanya. Jenis ASI terbagi menjadi 3 yaitu kolostrum, ASI masa
peralihan dan ASI mature. Kolostrum adalah susu yang keluar pertama, kental, berwarna
kuning dengan mengandung protein tinggi dan sedikit lemak (Walyani, 2015).
Kandungan ASI antara lain yaitu sel darah putih, zat kekebalan, enzim pencernaan,
hormon dan protein yang sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan hingga bayi berumur
6 bulan.

4.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini, Tim penyusun merasa masih banyak kekurangan.Untuk
itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan.

14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/books/edition/Mengenal_ASI_eksklusif/zWDmh8QBIkMC?
hl=id&gbpv=1&dq=Langkah-
langkah+menyusui+yang+benar+PDF&printsec=frontcover

https://ojs.unsiq.ac.id

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/09/masalah-
masalah_dalam_menyusui.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai