Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori Edukasi

1. Definisi Edukasi

Edukasi merupakan suatu proses interaktif yang mendorong

terjadinya pembelajaran, dan pembelajaran merupakan upaya menambah

pengetahuan baru, sikap, serta keterampilan melalui penguatan praktik

dan pengalaman tertentu (Potter & Perry, 2009). Edukasi kesehatan

adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan

tersebut bukan pula seperangkat prosedur, akan tetapi perubahan tersebut

terjadi karena adanya kesadaran dari dalam individu, kelompok, atau

masyarakat (Mubarak dan Chayatin, 2009).

Pendidikan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan

dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga

masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa

melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan

(Maulana, 2009).

2. Tujuan Edukasi

Sasaran edukasi kesehatan bertujuan meningkatkan pengetahuan

dan kesadaran masyarakat untuk memelihara serta meningkatkan

kesehatannya sendiri. Oleh karena itu, tentu diperlukan upaya penyediaan

dan penyampaian informasi untuk mengubah, menumbuhkan, atau

6
Edukasi Dengan Metode..., Sofia Sholikhatunnisa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
mengembangkan perilaku positif. Tujuan dari pendidikan kesehatan

menurut Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992 maupun WHO

yang meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan baik fisik, mental, dan sosialnya

sehingga produktif secara ekonomi maupun secara social, pendidikan

kesehatan disemua program kesehatan baik pemberantasan penyakit

menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat pelayanan kesehatan

sangat berpengaruh untuk meningkatkan derajat kesehatan seseorang

dengan cara meningkatkan kemampuan masyarakat untuk melakukan

upaya kesehatan itu sendiri (Maulana, 2009).

Menurut Mubarak dan Chayatin (2009) berpendapat bahwa

sasaran pendidikan kesehatan dibagi menjadi dalam tiga kelompok yaitu:

a. Sasaran primer (Primary Target), sasaran langsung pada masyarakat

segala upaya pendidikan atau promosi kesehatan.

b. Sasaran sekunder (Secondary Target), sasaran para tokoh masyarakat

adat, diharapkan kelompok ini pada umumnya akan memeberikan

pendidikan kesehatan pada masyarakat disekitarnya.

c. Sasaran tersier (tersiery Target), sasaran pada pembuat keputusan

atau penentu kebijakan baik ditingkat pusat maupun ditingkat

daerah, diharapkan dengan keputusan dari kelompok ini akan

berdampak kepada perilaku kelompok sasaran sekunder yang

kemudian pada kelompok primer.

7
Edukasi Dengan Metode..., Sofia Sholikhatunnisa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Diabetes Self Management Education (DSME) merupakan suatu

proses berkelanjutan yang dilakukan untuk memfasilitasi pengetahuan,

keterampilan, dan kemampuan klien diabetes mellitus untuk melakukan

perawatan mandiri. DSME bertujuan untuk mendukung pengambilan

keputusan, perilaku perawatan diri, pemecahan masalah dan kolaborasi

aktif dengan tim kesehatan untuk memperbaiki hasil klinis, status

kesehatan, dan kualitas hidup (Funnell, 2012).

Edukasi atau penyuluhan kesehatan tentang pemberian insulin

dan perawatan pasien diabetes mellitus merupakan tindakan keperawatan

yang harus diberikan agar regimen terapeutik dirumah efektif dan

menghindarkan terjadinya hospitalisasi ulang (Damayanti, 2015).

Penjelasan yang harus diberikan kepada klien atau orang tuanya adalah :

a. Cara penyimpanan insulin yang belum dipakai, disimpan didalam

lemari es atau pendingin dengan suhu 2-8 ◦c (tidak dalam freezer)

sehingga terhindar dari paparan sinar matahari secara langsung,

insulin yang pernah membeku tidak boleh digunakan lagi. Insulin

yang sudah digunakan, bisa disimpan pada susu kamar atau 25 ͦc dan

dapat bertahan 4 minggu untuk kemasan penfill, dan 6 minggu untuk

keamanaan vial.

b. Waktu penyuntikan insulin sebanyak 30 menit sebelum makan atau

sesaaat sebelum berdasarkan jenis insulin dan nilai kadar gula darah

(dosis yang dianjurkan).

8
Edukasi Dengan Metode..., Sofia Sholikhatunnisa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
c. Cara pemakaian atau pengambilan insulin dari tempatnya atau vial

ke dalam spuit sesuai dosis.

d. Menjelaskan daerah-daerah pada tubuh yang dapat digunakan

sebagai tempat absorbs insulin dan anjurkan untuk melakukan rotasi

tempat injeksi untuk mempertahankan absorbs yang efektif dan

mencegah lipodistropi.

e. Reaksi hipoglikemia lebih mudah terjadi pada saat waktu puncak

kerja obat. Ajarkan klien untuk penanganan hipoglikemia dengan

menyediakan permen atau gula atau minuman manis segera setelah

ada tanda-tanda hipoglikemia.

3. Model-Model Metode Pendidikan Kesehatan

Ada berbagai metode yang dapat diterapkan dalam pendidikan kesehatan

baik yang berupa pendidikan individual, kelompok maupun massa

(Notoatmodjo, 2007).

a. Metode Pendidikan Individual.

Metode ini merupakan metode yang digunakan dalam

membina perilaku barau atau seseorang yang telah mulai tertarik

dengan suatu perubahan perilaku atau inovasi. Bentuk pendekatan

perorangan antara lain :

1) Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and conseling). Melalui

pendekatan ini petugas secara intensif melakukan kontak dengan

klien sehingga permasalahan yang dihadapi dapat dikorekdan

dibantu penyelesaiannya.

9
Edukasi Dengan Metode..., Sofia Sholikhatunnisa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
2) Wawancara (interview). Wawancara pada dasarnya merupakan

bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Melalui metode ini,

informasi mengenai mengapa klien tidak atau belum

menerimaperubahan dapat digali. Apabila klien belum

mempunyai pengertian dan kesadaran yang kuat tentang

perilaku yang sudah atau akan diadopsi, maka perlu penyuluhan

yang lebih mendalam.

b. Metode Pendidikan Kelompok.

Metode pendidikan kelompok mempunyai beberapa bentuk

baik yang sifat komunikasinya berpusat pada pemateri maupun yang

berpusat pada peserta (Sudjana, 2011). Beberapa bentuk pendidikan

kelompok yakni :

1) Metode Ceramah.

Metode ceramah merupakan metode yang baik untuk sasaran

yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Kunci dan

keberhasilan metode ini adalah penceramah harus menguasai

materi dan sasaran ceramah. Oleh karena itu, seorang penceramah

harus bersikap dan berpenampilan meyakinkan, suara hendaknya

cukup keras dan jelas, pandangan harus tertuju kepada seluruh

peserta, berdiri di depan atau di tengah dan menggunakan alat-alat

bantu lihat semaksimal mungkin.

Metode ceramah mempunyai beberapa kelebihan dan

kelemahan (Sudjana, 2011). Kelebihan metode ceramah antara

10
Edukasi Dengan Metode..., Sofia Sholikhatunnisa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
lain : Metode ini relative murah dan mudah untuk dilaksanakan

karena tidak memerlukan persiapan dan peralatan-peralatan yang

rumit, dapat menyajikan materi secara luas, artinya materi yang

banyak dapat dirangkum dan dijelaskan pokok-pokoknya dalam

waktu yang singkat, dapat memberikan pokok-pokok materi yang

perlu ditonjolkan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin

dicapai, melalui metode ini keadaan kelas dapat dengan mudah

dikontrol, ceramah tidak memerlukan seting kelas yang beragam.

Sedangkan kelemahan metode ini antara lain : Materi yang

dikuasai siswa terbatas pada apa yang dikuasai oleh pemateri,

ceramah yang tidak disertai peragaan dapat mengakibatkan

terjadinya verbalisme yaitu tahu kata tapi tidak tahu maknanya,

ceramah sering dianggap metode yang membosankan, sulit untuk

mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti dengan apa

yang telah dijelaskan atau belum.

2) Metode Demonstrasi.

Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang

memperagakan dan mempertunjukan kepada peserta mengenai

suatu proses, situasi, atau benda tertentu baik berupa benda

sebenarnya maupun hanya sekedar benda tiruan. Proses

penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara

mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan

11
Edukasi Dengan Metode..., Sofia Sholikhatunnisa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
sempurna, selain itu peserta dapat mengamati dan memperhatikan

apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan

metode demonstrasi adalah :

a) Persiapan, pada tahap persiapan ada berbagai hal yang harus

dilakukan yakni merumuskan tujuan yang harus dicapai siswa

setelah proses demonstrasi berakhir dan mempersiapkan garis

besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.

b) Pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan pada tahap

pelaksanaan adalah mengatur tempat duduk yang

memungkinkan semua peserta dapat memperhatikan dengan

jelas apa yang di demonstrasikan, mengemukaan tujuan apa

yang harus dicapai oleh peserta, mengemukaan tugas-tugas

yang harus dilakukan oleh peserta, memulai demonstrasi

dengan kegiatan yang merangsang peserta untuk berpikir,

menciptakan suasana yang nyaman dan tidak menegangkan.

c) Penutup, memberikan tugas-tugas tertentu yang ada

kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi serta melakukan

evaluasi bersama mengenai jalannya proses demonstrasi.

Kelebihan metode demonstrasi yakni : Menghindari

terjadinya verbalisme karena peserata langsung memperhatikan

bahan pelajaran atau materi yang dijelaskan, proses pembelajaran

akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar tetapi juga

12
Edukasi Dengan Metode..., Sofia Sholikhatunnisa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
melihat peristiwa yang terjadi, dengan pengamatan secara langsung

maka peserta dapat membandingkan antara teori dan kenyataan

sehingga mereka akn meyakini kebenaran materi yang

disampaikan.

Kelemahan dari metode demonstrasi yakni : Memerlukan

persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai

metode ini menjadi tidak efektif, memerlukan pembiayaan yang

lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.

3) Diskusi kelompok.

Pengaturan formasi duduk para peserta harus diatur sedemikian

rupa sehingga mereka dapat saling berhadapan atau saling

memandang satu sama lain, misalnya bentuk lingkaran atau segi

empat. Hal ini penting, agar para peserta dapat bebas berpartisipasi

dalam diskusi.

4) Curah pendapat.

Metode ini pada dasarnya sama dngan metode diskusi kelompok.

Namun dalam metode ini, pada awal diskusi pemimpin kelompok

memancing dengan satu masalah, kemudian tiap peserta

memberikan tanggapan atau jawaban. Setiap tanggapan atau

jawaban yang diberikan ditulis di papan tulis. Setelah semua

peserta mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat

mengomentari dan pada akhirnya terjadi diskusi.

13
Edukasi Dengan Metode..., Sofia Sholikhatunnisa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
5) Permainan peran.

Metode ini dilakukan dengan permainan peran oleh beberapa

anggota kelompok. Contohnya sebagai masyarakat dan penyuluh

kesehatan.

6) Metode Pendidikan Massa (Publik).

Metode ini ditunjukan kepada masyarakat yang sifatnya massa

atau public. Sasarannya bersifat umum yaitu tidak membedakan

umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status social

ekonomi. Pendekatan ini biasanya untuk menggugah perhatian

atau kesadaran masyarakat akan suatu inovasi. Adapun beberapa

bentuk pendekatan yang dapat dilakukan adalah ceramah umum,

pidato-pidato diskusi, simulasi melalui televisi atau radio, dan

tulisan-tulisan dimajalah atau koran.

4. Media Pendidikan Kesehatan

Media pendidikan dibagi menjadi tiga macam berdasarkan fungsinya

(Notoatmodjo, 2003) :

a. Media cetak

1) Boocklet merupakan media penyampaian pesan dalam bentuk

buku.

2) Leaflet merupakan media penyampaian informasi atau pesan-

pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat

dalam bentuk kalimat atau gambar atau kombinasi keduanya. Flyer,

seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan.

14
Edukasi Dengan Metode..., Sofia Sholikhatunnisa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
3) Flipchart (lembar balik), biasanya dalam bentuk buku dimana

tiap lembar berisi gambar peragaan dan baliknya berisi kalimat

sebagai pesan atau infromasi terkait gambar.

4) Rubric atau tulisan-tulisan pada surat kabar, jurnal, atau majalah.

b. Media Elektronik

1) Televisi

Penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui televisi

dapat berupa sandiwara, sinetron, forum diskusi atau Tanya

jawab, quiz, atau cerdas cermat.

2) Radio

Penyampaian pesan dapat berupa obrolan, ceramah, radio spot.

3) Video

Penyampaian pesan atau informasi kesehatan dapat melalui video

media ini dapat memberikan realita yang mungkin sulit direkam

oleh mata dan pikiran sasaran, serta dapat memacu diskusi

mengenai sikap dan perilaku.

4) Slide

Media slide cocok digunakan untuk sasaran yang jumlahnya

relative besar, dan pembuatannya relative murah dan mudah

digunakan.

5) Media papan Bill board yang dipasang di tempat-tempat umum

yang berisi pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan.

15
Edukasi Dengan Metode..., Sofia Sholikhatunnisa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
5. Teori Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui pancaindra manusia yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang atau over behavior (Notoatmodjo, 2011).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu

(Nursalam, 2013) :

1) Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai

saat beberapa tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari

segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih percaya

dari pada orang belum cukup tinggi kedewasaannya.

2) Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu.

Seseorang dengan pendidikan yang tinggi maka akan cenderung untuk

mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media masa,

sebaliknya tingkat pendidikan yang kurang akan menghambat

perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru

diperkenalkan.

16
Edukasi Dengan Metode..., Sofia Sholikhatunnisa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
3) Pengalaman merupakan guru yang terbaik, pepatah tersebut bisa

diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau

pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh suatu

kebenaran pengetahuan. Pengalaman akan menghasilkan pemahaman

yang berbeda bagi setiap individu, maka pengalaman mempunyai

kaitan dengan pengetahuan seseorang yang mempunyai pengalaman

banyak akan menambah pengetahuan (Cherin, 2009).

4) Informasi adalah keseluruhan makna dapat diartikan sebagai

pemberitahuan seseorang adanya informasi baru mengenai suatu hal

tersebut. Pesan-pesan sugestif dibawa oleh informasi tersebut apabila

arah sikap tertentu. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk

menggunakan kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang

berpengaruh perubahan perilaku, biasanya digunakan melalui media

masa.

a. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan (Waryana, 2016), yaitu :

1) Tahu (know) diartikan sebagai mengingat kembali (recall)

terhadap suatu materi yang dipelajari sebelumnya.

2) Memahami (comprehension) suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

17
Edukasi Dengan Metode..., Sofia Sholikhatunnisa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
3) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang

sebenarnya.

4) Analisis suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

suatu struktur organisasi, dan ada kaitannya dengan yang lain.

5) Sintesis menunjukan suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruan

baru.

6) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

b. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang di inginkan , diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita

ketahui atau kita dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat pengetahuan

(Notoatmodjo, 2011).

6. Keterampilan Penyuntikan Insulin

a. Pengertian Keterampilan

Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cakap, mampu,

dan cekatan. Keterampilan membutuhkan pelatihan dan kemampuan

dasar yang dimiliki setiap orang dapat lebih membantu menghasilkan

sesuatu yang lebih bernilai dengan lebih cepat(Iverson, 2001).

18
Edukasi Dengan Metode..., Sofia Sholikhatunnisa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Robbins (2000) mengatakan keterampilan dibagi menjadi 4 kategori

yaitu :

1) Basic Literacy Skill adalah keahlian dasar yang sudah pasti harus

dimiliki oleh setiap orang seperti membaca, menulis, berhitung

serta mendengarkan.

2) Technical Skill adalah keahlian secara teknis yang didapat

melalui

Pembelajaran dalam bidang teknik seperti mengoperasikan

computer dan alat digital lainnya.

3) Interpersonal Skill adalah keahlian setiap orang dalam melakukan

komunikasi satu sama lain seperti mendengarkan seseorang,

memberi pendapat dan bekerja secara tim.

4) Problem Solving adalah keahlian seseorang dalam memecahkan

masalah dengan menggunakan logika atau perasaannya.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan secara langsung

menurut (Widayatun, 2005) yaitu :

1) Motivasi, merupakan sesuatu yang membangkitkan keinginan

dalam diri seseorang untuk melakukan berbagai tindakan.

Motivasi inilah yang mendorong seseorang bisa melakukan

tindakan sesuai dengan prosedur yang sudah diajarkan.

2) Pengalaman, merupakan suatu hal yang akan memperkuat

kemampuan seseorang dalam melakukan sebuah tindakan

(keterampilan). Pengalaman membangun seseorang untuk bisa

19
Edukasi Dengan Metode..., Sofia Sholikhatunnisa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
melakukan tindakan-tindakan selanjutnya menjadi lebih baik

yang dikarenakan sudah melakukan tindakan-tindakan di masa

lampaunya.

3) Keahlian, keahlian yang dimiliki seseorang akan membuat

terampil dalam melakukan keterampilan tertentu. Keahlian akan

membuat seseorang mampu melakukan sesuatu sesuai dengan

yang sudah diajarkan.

7. Lokasi penyuntikan insulin

Sesuai dengan konklusi dari workshop internasional tentang teknik

penyuntikan insulin, lokasi penyuntikan insulin yang optimal adalah

jaringan adipose subcutan. Subcutan adalah lapisan kulit yang banyak

mengandung lemak berada dibawah kulit. Lokasi ini dipilih karena aliran

darahnya lebih sedikit menuju jaringan lemak dan penyerapan lebih

lambat, terkadang sampai >24 jam (Damayanti, 2015):

Gambar 2.1 Lokasi Penyuntikan Insulin

20
Edukasi Dengan Metode..., Sofia Sholikhatunnisa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
1) Perut, penyerapan insulin lebih cepat terjadi di jaringan adipose

perut dibandingkan paha. Salah satu penelitian menyebutkan bahwa

penyuntikan di jaringan adipose paha membutuhkan sekurang-

kurangnya 3 jam untuk penyerapan 50% insulin yang diberikan, dan

hanya dibutuhkan waktu 1-5 jam untuk diserap di perut.

2) Paha, insulin rapid acting diserap dengan sangat lambat oleh jaringan

lemak di paha, sekitar 50% diserap setelah 5 jam diberikan. Ketika

insulin tersebut di suntikan, ditemukan adanya kadar glukosa darah

yang rendah pada malam hari dan jauh dari kejadian hipoglikemia.

Insulin intermediate action juga akan diserap lebih lambat jika

diinjeksikan di paha, walaupun penyerapannya lebih konstan jika di

perut.

3) Pantat, pantat lebih cepat penyerapannya dibanding paha dengan

perbandingan 155 menit dibanding 165 menit. Pantat bisa menjadi

pilihan yang tepat untuk injeksi insulin intermediate dan slow acting.

4) Lengan atas, lengan atas tidak direkomendasikan untuk penyuntikan

insulin karena jarak yang minimal antara otot dengan kulit, sehingga

memungkinkan resiko tinggi penyuntikan di IM. Pada dasarnya

lokasi yang diinjeksi bukanlah lengan atas, akan tetapi pada lekukan

lengan di bawah otot deltoid.

21
Edukasi Dengan Metode..., Sofia Sholikhatunnisa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
8. Rotasi Penyuntikan Insulin

Rotasi penyuntikan insulin menjadi pilihan penting untuk

mempertahankan kulit tetap sehat. Pengulangan penyuntikan pada titik

yang sama akan menyebabkan munculnya jaringan parut dan pengerasan

jaringan lemak yang akan mempengaruhi penyerapan insulin. Lokasi

yang sama dipilih yaitu di paha dan perut.

Berbagai rekomendasi akhirnya disusun untuk memberikan

panduan yang benar tentang teknik menyuntik, terutama penentuan lokasi

dan rotasi, bahwa disarankan kepada klien untuk memutar atau merotasi

lokasi penyuntikan dalam satu wilayah anatomi, misalnya perut kanan

selama 1-2 minggu untuk kemudian berpindah ke wilayah lainnya

(Damayanti, 2015).

B. Teori Diabetes Melitus

1. Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes mellitus (DM) merupakan sekelompok kelainan

metabolic yang diakibatkan oleh adanya kenaikan kadar glukosa darah

dalam tubuh atau hiperglikemia. Kadar glukosa darah secara normal

berkisar antara 70-120 mg/dL. Diagnosis DM ditemukan apabila kadar

glukosa sewaktu >200 g/dL, atau gula darah puasa >126 g/dL, atau tes

toleransi glukosa oral >200 mg/dL disertai gejala polyuria, polydipsia

dan polifagia (Yasmara, 2017).

22
Edukasi Dengan Metode..., Sofia Sholikhatunnisa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
2. Etiologi

Berikut ini adalah beberapa hal atau kondisi yang dapat menyebabkan

Diabetes Melitus (Yasmara, 2017) yaitu :

a. DM Tipe I. Diabetes mellitus tipe I ditandai oleh penghancuran sel-

sel beta pancreas. Kombinasi factor genetic, imunologi dan mungkin

pula lingkungan (misalnya, infeksi virus) diperkirakan turut

menimbulkan destruksi sel beta.

b. Diabetes Melitus Tipe II (NIDDM). Faktor genetik diperkirakan

memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.

Diabetes tipe II disebabkan oleh kombinasi factor genetic yang

berhubungan dengan gangguan sekresi insulin dan factor-faktor

seperti usia (resistansi cenderung meningkat di usia 65 tahun),

obesitas, makan berlebih, kurang olahraga, dan stress, serta penuaan,

riwayat keluarga dengan diabetes

3. Patofisiologi

Hiperglikemia yang dialami penderita diabetes disebabkan oleh

beberapa factor, sesuai dengan tipe dari diabetes secara umum. DM tipe

I biasanya ditandai oleh defisiensi insulin absolut karena kerusakan sel

betha pancreas akibat serangan autoimun. Diabetes ini paling sering

berkembang pada anak-anak, bermanifestasi pada pubertas dan

memburuk sejalan dengan bertambahnya usia. Untuk bertahan hidup

diabetes tipe ini memerlukan insulin eksogen seumur hidupnya.

23
Edukasi Dengan Metode..., Sofia Sholikhatunnisa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Diabetes tipe II disebabkan oleh gabungan dari resistansi perifer

terhadap kerja insulin dan respon sekresi insulin yang tidak adekuat

oleh sel beta pancreas (defisiensi insulin relatif). Kondisi tersebut dapat

terjadi karena beberapa factor di antaranya genetic, gaya hidup, dan diet

yang menhgarah pada obesitas. Resitansi insulin dan gangguan sekresi

insulin akan menyebabkan toleransi glukosa terganggu yang akan

mengawali kondisi DM tipe II dengan manifestasi hiperglikemia.

Kondisi hiperglikemia pada pasien DM tersebut barmanifestasi

pada tiga gejala klasik diabetes yaitu 3P (poliura, polidipsi, dan

polifagia). Poliura (sering buang air kecil), akibat kondisi

hiperglikemia melampaui ambang reabsorpsi ginjal sehingga

menimbulkan glukosuria. Kondisi glukosuria selanjutnya menyebabkan

diuresis osmotic sehingga timbul manifestasi banyak buang air kecil.

Polydipsia (sering merasa haus), kondisi polydipsia sangat

berkaitan erat dengan poliura, karena banyaknya mengeluarkan cairan

tubuh melalui ginjal ditambah kondisi tubuh mengalami hyperosmolar

akibat peningkatan glukosa dalam tubuh menyebabkan kondisi tubuh

akan mengalami penurunan cairan intrasenal. Selanjutnya kondisi

tersebut menyebabkan stimulus osmoreseptor pusat haus di otak

sehingga penderita diabetes mellitus sering mengeluh haus.

Polifagia (peningkatan nafsu makan), kondisi ini disebabkan

penurunan insulin mengakibatkan penggunaan glukosa oleh sel

menurun, sehingga menimbulkan pembentukan glukosa dari non

24
Edukasi Dengan Metode..., Sofia Sholikhatunnisa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
karbohidrat, yaitu dari protein dan lemak (lipolisis). Peningkatan

lipolysis dan katabolisme protein akan menyebabkan keseimbangan

energy negatif yang kemudian akan meningkatkan nafsu makan

4. Pathway

DM Tipe I DM Tipe II

Reaksi autoimun Usia, Genetik, Gaya Hidup

Sel β pancreas hancur Jumlah sel β pancreas

Defisiensi Insulin

Katabolisme protein Pemakaian glukosa

oleh sel

Merangsang hipotalamus Hipergl ikemia

Pusat lapar dan haus Glikosuria

Polidipsia & Polifagia Osmotik

Diuresis

Ketidakeimbangan Nutrisi Kurang Kekurangan Volume Cairan


Dari Kebutuhan Tubuh

Riskositas darah

Aliran darah melambat

Ischemic jaringan

Ketidakefektifan perfusi
jaringan serebral

25
Edukasi Dengan Metode..., Sofia Sholikhatunnisa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
5. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan diabetes

mellitus yaitu (Khasanah, 2012) :

a. Hipertensi dan penyakit jantung

b. Katarak

c. Gagal ginjal

d. Luka yang susah sembuh dan Gangren

C. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Diabetes mellitus

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses

keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam

pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan

mengidentifikasi status kesehatan klien. Pengkajian keperawatan

merupakan dasar pemikiran dalam memberikan asuhan keperawatan

sesuai dengan kebutuhan klien.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon

individu, keluarga atau komunitas terhadap proses kehidupan atau

masalah kesehatan. Aktual atau potensial dan kemungkinan dan

membutuhkan tindakan keperawatan untuk memecahkan masalah

tersebut. Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien

diabetes mellitus adalah sebagai barikut (NANDA, 2015-2017).

26
Edukasi Dengan Metode..., Sofia Sholikhatunnisa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
a. Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan diuresis osmotic,

kehilangan gastrik yang berlebihan (mual, muntah)

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidak adekuatan insulin, penurunan masukan oral.

c. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan

aliran internal.

d. Resiko infeksi berhubungan dengan glukosa darah yang tinggi,

penurunan fungsi leukosit, perubahan sirkulasi.

e. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan

pengobatan.

f. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan sirkulasi,

penurunan sensasi.

3. Intervensi (perencanaan)

Intervensi atau rencana keperawatan adalah pedoman untuk

merumuskan tindakan keperawatan dalam usaha membantu

meningkatkan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi

kebutuhan klien.

4. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah tahap keempat dari proses

keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun rencana

keperawatan. Rencana keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnosa

yang tepat, intervensi diharapkan dapat mencapai tujuan dan hasil yang

diinginkan untuk mendukung dan meningkatkan status kesehatan kilen.

27
Edukasi Dengan Metode..., Sofia Sholikhatunnisa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
5. Evaluasi

Evaluasi keperawatan adalah suatu proses yang digunakan untuk

mengukur dan memonitor kondisi klien serta mengevaluasi tindakan

keperawatan yang sudah dilakukan, evaluasi juga digunakan untuk

memeriksa semua proses keperawatan.

28
Edukasi Dengan Metode..., Sofia Sholikhatunnisa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Anda mungkin juga menyukai