Anda di halaman 1dari 9

BAB VII

MOTOR LISTRIK DC
A. TUJUAN
1. Mampu memahami prinsip motor listrik DC.
2. Merangkai motor listrik DC menggunakan alat sederhana.

B. CARA PERCOBAAN
1. Alat Percobaan
a. Gunting
b. Tang Potong
c. Silet

2. Bahan Percobaan
a. Kawat Tembaga
b. Magnet
c. Peniti berukuran besar
d. Selotip
e. Baterai

3. Langkah – langkah percobaan


a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Memotong kawat tembaga sekitar 30 cm.
c. Membuat kumparan dengan cara melilitkan kawat tembaga pada baterai
sebanyak tiga lilitan dan menyisakan sekitar 3 cm kawat tembaga pada
setiap ujung kumparan.
d. Melepaskan kumparan dari baterai dan mengunci kumparan dengan
melilitkan sisa kawat tembaga pada setiap ujung tegak lurus terhadap arah
kumparan.
e. Mengerik setiap ujung kumparan menggunakan silet untuk
menghilangkan pengotor.
f. Memasang dua peniti berukuran besar pada setiap ujung baterai
menggunakan selotip.
g. Meletakkan kumparan pada setiap ujung lubang peniti.
h. Meletakkan magnet dibawah kumparan dan memberikan sedikit
dorongan pada kumparan.
i. Mengamati dan mencatat hasil pengamatan.
j. Mengulangi langkah (c – d) dengan jumlah lilitan yang berbeda yaitu, 5
lilitan dan 7 lilitan.
C. DATA PERCOBAAN
Tabel VII.1 Data Percobaan Kecepatan Putaran Kumparan dengan Perbedaan
Jumlah Lilitan
Percobaan Jumlah Lilitan Kecepatan Putaran
1 3 Lilitan Lambat
2 5 Lilitan Sedang
3 7 Lilitan Cepat
D. PEMBAHASAN
Motor listrik arus searah (DC) adalah suatu mesin listrik yang berfungsi
mengubah tenaga listrik arus searah menjadi tenaga gerak atau mekanik yang
berupa putaran dari rotor (Istanto, 2015).
Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan alat sederhana menggunakan
baterai yang pada setiap kutub nya diberi peniti besar, kawat tembaga sebagai
kumparan, dan magnet yang diletakkan di atas baterai untuk memberikan gaya pada
kumparan. Putaran yang dihasilkan oleh Motor DC menggunakan prinsip gaya
elektromagnet. Bila arus listrik (I) dialirkan melalui suatu konduktor yang
ditempatkan pada suatu medan magnet, maka akan timbul gaya mekanis yang
arahnya ditentukan oleh aturan tangan kiri (Teori Flemming) dengan besaran
(magnitude) sebagai berikut :

F = B.I.L

(Syamsuar, 2011)
Keterangan
F = gaya mekanis (Newton)
L = panjang kumparan (rn)
B = induksi magnet (Web/m)
T = arus listrik (A)
Saat gaya (F) tersebut dibandingkan, konduktor akan bergerak di dalam
kumparan medan magnet dan menimbulkan gaya gerak listrik yang merupakan
reaksi lawan terhadap tegangan sumber. Agar proses peru bahan energi mekanik
tersebut dapat berlangsung secara sempuma, maka tegangan sumber harus lebih
besar dari pada tegangan gerak yang disebabkan reaksi lawan. Pemberian arus pada
kurnparan jangkar yang dilindungi oleh medan akan menimbulkan perputaran pada
motor DC (Syamsuar, 2011)
Besarnya Gaya dipengaruhi oleh kecepatan sudut putaran motor (ω), medan
magnet yang dihasilkan rotor (B), dan banyaknya lilitan pada belitan stator (N) .
Penentuan kecepatan sudut motor listrik, semakin besar kecepatan sudut yang
dihasilkan semakin besar pula lilitan dan tegangan yang dibutuhkan (Koiri, 2013).
Besarnya gaya dapat dihitung dengan persamaan berikut ini :

𝜀 = B.N.l.r. ω
(Hardiansyah, 2019)
Keterangan :
𝜀 = Gaya gerak listrik (Volt)
B = Kerapatan medan magnet yang dihasilkan rotor (Tesla)
N = Banyaknya lilitan pada belitan stator per phasa
l = Panjangnya batang rotor (m)
r = Jari-jari dalam motor (m)
ω = Kecepatan sudut putaran motor (rad)
Saat kumparan berputar maka akan timbul ggl induksi pada ujung-ujung
kumparan dan arus listrik mengalir. Gaya gerak listrik induksi adalah timbulnya
gaya gerak listrik di dalam kumparan yang mencakup sejumlah fluks garis gaya
medan megnetik, bilamana banyaknya fluks garis gaya itu divariasi. Semakin cepat
kumparan berputar maka semakin besar ggl induksi.
Rumus GGL Induksi:
∆Ф
Ei = -N ∆𝑡
(Septyansyah, 2013)
Keterangan:
Ei = ggl induksi (volt)
N = jumlah lilitan
∆Ф = Fluks Magnetik (Wb)
∆𝑡 = Selang waktu (sekon)
E. KESIMPULAN
1. Motor listrik arus searah (DC) adalah suatu mesin listrik yang berfungsi
mengubah tenaga listrik arus searah menjadi tenaga gerak atau mekanik yang
berupa putaran dari rotor.
2. Dari percobaan didapat hasil bahwa, kumparan tujuh lilitan memiliki putaran
lebih cepat dari kumparan berjumlah lima lilitan, dan kumparan lima lilitan
berputar lebih cepat dari kumparan berjumlah tiga lilitan.
3. Semakin banyak jumlah lilitan pada kumparan maka akan semakin cepat
putaran. Hal ini berdasarkan persamaan 𝜀 = B.N.l.r. ω bahwa besar gaya yang
dihasilkan berbanding lurus dengan banyaknya jumlah lilitan pada kumparan.
F. DAFTAR PUSTAKA
Hardiansyah, Iqbal. 2019. “Karakteristik Unjuk Kerja Motor BLDC 500 W
Terhadap Jumlah Lilitan dan Diameter Lilitan Stator”. Skripsi Teknik
Elektro. Jember : Universitas Jember.

Koiri, Ahmad. 2013. “Penentuan Kecepatan Sudut Motor Listrik Manual dengan
Variasi Kebutuhan Jumlah dan Tegangan Listrik”. Jurnal Fisika. Vol. 3
No. 2. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Septyansyah. A. 2013. “Rancang Bangun Alat Peraga gaya Lorentz Sebagai Upaya
Penambahan Alat Praktikum di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta”. Laporan
Penelitian Individual. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Syamsuar, S., Wibawaningrum, S., Makarim, H., 2011. “Cara Kerja dan
Penggunaan Motor Direct Current (DC) Pada Kapal Selam”. Jurnal Peneliti
Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi BPPT Mahasiswi Program
S2 ITS. Vol. 23 No. 5. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Wahyu, Istanto. 2015. “Model Pembelajaran Praktik Pengayaan Motor Listrik Arus
Searah Berbantuan Progam Delphi”. Jurnal Pendidikan Tekonologi dan
Kejuruan. Vol. 22 No. 4. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
G. LAMPIRAN

Gambar VII.1 Alat dan Bahan

Gambar VII.2 Membuat Kumparan

Gambar VII.3 Meletakkan Peniti pada Kutub Baterai


Gambar VII.4 Melekatkan Peniti pada Kutub Baterai

Gambar VII.5 Hasil Rangkaian Baterai dan Peniti

Gambar VII.6 Meletakkan Kumparan pada Ujung Peniti


Gambar VII.7 Rangkaian Akhir Kumparan

Anda mungkin juga menyukai