Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Praktikum An Narkoba

PK Mg(OH)2 dalam Sirup Antasida Secara


Kompleksometri

Nama Kelompok :

Windhi Prihastini AKA19006

Ika Wahyu Lailatul Citra Ningrum AKA19003

Mega Tri Utami AKA19017

Tri Wahyu Setyawan AKA19020

Candra Trias AKA19011

Akademi Analis Farmasi dan Makanan

Putra Indonesia Malang


Topik Menentukan Kadar Mg(OH2) dalam sirup Antasida secara kompleksometri

Tujuan Untuk mengetahui kadar Mg(OH)2 dalam sirup Antasida

Ringkasan Antasida merupakan sediaan yang digunakan untuk menetralkan kelebihan


Teori asam lambung. Jika asam lambung terlampau asam atau pH sangat rendah
dapat menyebabkan luka sehingga pH tidak boleh terlalu rendah. Syarat-
syarat ideal sediaan antasida, sebagai berikut;

- Efisien : hanya dibutuhkan sejumblah kecil sediaan antasida untuk


menetralkan kelebihan asam lambung

- Efektif : efek harus diperpanjang/pelepasan CO2 setelah terjadinya


reaksi antara HCl dan antasida

- Aman : sediaan tidak boleh mengganggu kesetimbangan elektrolit dan


glukosa darah yang dapat menyebabkan diare

Kandungan Tiap 5 mL :

1. Gel Aluminium Hidroksida


kering 258,7 mg (setara dengan
Aluminium Hidroksida) 200 mg
Magnesium Hidroksida 200 mg

Antasida Mg(OH2) merupakan antasida non sistemik, biasanya terdapat


campuran Al(OH)3 agar antasida yang dibuat lebih efektif. Dikarenakan jika
Mg(OH2) saja hanya dapat mendampar lambung hingga pH 3-5 tetapi pada
pH 8-9 akan menyebabkan pengikatan kembali asam, maka dari itu biasanya
terdapat penambahan Al(OH)3 agar dengan cepat mendampar asam lambung
dan membantu menyerap beberapa garam empedu.

Prinsip dasar dari  titrasi kompleksometri adalah terjadinya reaksi


pembentukan ion ion kompleks antara bahan yang akan dianalisis dan titran. 
Terdapat dua acara yang terkenal dari jenis titrasi kompleksometri ini yaitu
cara Liebig dan Schwarzenbach. Cara Liebig menggunakan ligan monodental
sebagai pengkelat misalnya menggunakan titran AgNO3 untuk menentukan
kadar CN-, sedangkan pada acara Schwarzenbach menggunakan ligan
polidental terutama tertuju pada asam-asam aminopolikarboksilat salah
satunya adalah Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) yang merupakan
suatu asam organik berbasa empat. Titrasi kompleksometri ini merupakan
metode konvensional yang dapat digunakan untuk menentukan kadar kalsium
atau logam lain dalam suatu sampel. Kalsium akan dikelat oleh EDTA selama
proses titrasi dan titik akhir akan ditunjukan oleh perubahan warna indikator
metalokromik.

Perhitungan
Bahan Prosedur Pembuatan

1. Prosedur pembuatan baku sekunder Na2EDTA 0,05 M sebanyak 100


mL

- mmol = 0,05 M × 100 mL

= 5 mmol

- mg = 5 mmol × 327,24 mg/mmol

= 1636,2 mg

= 1,6362gram

a. Ditimbang sebanyak 1,6362 gram

b. Kemudian dilarutkan dengan aquades dan diaduk hingga homogen

c. Kemudian dimasukkan larutan dalam labu ukur 100 mL hingga tanda


batas

2. Prosedur pembuatan baku primer MgSO4 0,04 M sebanyak 50 mL

- mmol = 0,04 M × 50 mL

= 2 mmol

- mg = 2 mmol × 120,37 mg/mmol

= 240,74 mg

= 0,24074 gram

a. Ditimbang sebanyak 0,24074 gram

b. Kemudian dilarutkan dengan aquades dan diaduk hingga homogen

c. Kemudian dimasukkan larutan dalam labu ukur 50 mL hingga tanda


batas
3. Pembuatan TEA 10% sebanyak 100 mL

- mmol = 0,04 × 100 mL

= 4 mmol

- mg = 4 mmol × 149,9 mg/mmol

= 596,76 mg = 0,59676 gram

a. Ditimbang sebanyak 0,59676 gram

b. Kemudian dilarutkan dengan aquades dan diaduk hingga homogen

c. Kemudian dimasukkan larutan dalam labu ukur 100 mL hingga tanda


batas

4. Pembuatan HCl 0,04 M sebanyak 100 mL

- mmol = 0,04 mL× 100mL

= 4 mmol

- mg = 4 mmol × 36,46 mg/mmol

= 145,84 mg

= 0,1458 gram

a. Ditimbang sebanyak 0,1458 gram

b. Kemudian dilarutkan dengan aquades dan diaduk hingga homogen

c. Kemudian dimasukkan larutan dalam labu ukur hingga tanda batas

5. Pembuatan larutan buffer pH 10 sebanyak 100 mL 0,1N

= 100 mL × 0,1 N = 10 mgrek

- mmol = 10 mgrek / Valensi

10
= = 10 mmol
1

- mg = 10 mmol × 53,49 mg/mmol


= 534,9 mgram

= 0,5349 gram

a. Prosedur preparasi sampel

 Setara 200 mg zat aktif (dalam beaker glass ) + 30 ml HCL 3N.


dipanaskan, tuang kedalam labu ukur 100ml + air sampai tanda batas
Perhitungan zat aktif dalam sirup antasida:
60 mL ~ 200 mg zat aktif
100mL~ X zat aktif
333,34 mg zat aktif ~ 100mL

b. Pemeriksaan terhadap Mg(OH2)


 10 ml larutan + 15 ml TEA 10% + 15 ml buffer ammoniak. Titrasi
dengan Na-EDTA 0,05M menggunakan indicator EBT.
 1ml Na-EDTA 0,05M setara dengan 2,916 mg Mg(OH2)

c. Pembuatan buffer Amonia pH 10


 Ditimbang NH4Cl 0,5349 g lalu dicampurkan dengan 100 ml
NH4OH(p), diencerkan dengan aquades hingga tanda batas.

d. Standarisasi larutan baku sekunder


- Siapkan buret
- Pipet 10mL baku primer MgSO4 masukkan dalam Erlenmeyer
- Tambahkan 2mL larutan buffer ph 10
- Tambahkan 2-3 tetes indicator EBT (asam)
- Titrasi dengan baku sekunder Na-EDTA sampai terjadi perubahan
dari warna ungu menjadi biru
- Hitung molaritas baku sekunder

e. Penentuan kadar sampel Mg(OH2) dalam sirup antasida


- Siapkan buret
- Pipet 10 mL sampel Mg(OH2) masukkan dalam erlenmeyer
- Tambahkan 2mL larutan buffer pH 10
- Tambahkan 2-3 tetes indikator EBT
- Titrasi dengan baku sekunder Na-EDTA sampai terjadi perubahan
warna dari merah anggur menjadi biru

Hasil
Praktikum

Pembahasa
n
Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai