Anda di halaman 1dari 2

Tugas Filsafat dan Etika Komunikasi (1)

Nama : Glory Martha Tamara Reva Nauli Panggabean


NIM : 205120200111056

Sewaktu saya masih duduk di bangku SMA, persepsi saya tentang jurusan Ilmu Komunikasi
tentu saja masih sangat minim dan seadanya. Jika saya ditanya oleh teman-teman saya kenapa
saya berminat untuk masuk ke jurusan Ilmu Komunikasi, jawaban saya hanya satu karena
saya gemar berkomunikasi. Dan jika ditanya lagi kalau di jurusan Ilmu Komunikasi itu akan
belajar apa, jawaban saya juga hanya sekedar “belajar ngomong”. Di pikiran saya ketika
masuk SMA, jurusan Ilmu Komunikasi merupakan jalan pintas bagi siswa-siswa yang ingin
menghindar dari matematika dan mata pelajaran hitung-hitungan lainnya. Namun
kenyataannya, dalam jurusan Ilmu Komunikasi ini terdapat komplikasi-komplikasi atau
kesusahan lainnya yang menurut saya justru lebih susah daripada pelajaran matematika.

Kepribadian saya yang cenderung “heboh” atau terlalu bersemangat ketika berinteraksi
dengan sesama membuat saya pertama kali terbuka ke jurusan Ilmu Komunikasi. Lalu alasan
lain adalah ketika saya duduk di kelas 2 SMA, saya mendapat kesempatan untuk mengikuti
program siaran ‘Afterschool’ sebagai salah satu young announcer di radio lokal kota Medan
(KISSFM Medan). Dari pengalaman saya tersebut saya mulai mengenal lebih dalam tentang
Ilmu Komunikasi dari senior-senior saya di radio yang rata-rata adalah lulusan dari Ilmu
Komunikasi. Sejak itu saya mulai berpikir bahwa jurusan Ilmu Komunikasi merupakan
jurusan yang tepat bagi saya

Saya menempuh mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi di semester pertama saya kuliah,
dengan 2 dosen pengampu yaitu Ibu Yun Fitrahyati dan Ibu Sinta Swastikawara. Mata kuliah
ini pun mampu membuka persepsi saya lebih lagi terhadap Ilmu Komunikasi, dimana Ilmu
Komunikasi bukan semata-mata hanya untuk belajar berbicara, tetapi juga bagaimana
diantara komunikan dan komunikator, pesan dapat tersampaikan dengan jelas tanpa
gangguan, dan dapat mempengaruhi komunikan tersebut. Dalam mata kuliah Pengantar Ilmu
Komunikasi ini juga saya mendapat banyak wawasan bahwa ilmu komunikasi itu sebenarnya
cabang studi yang kompleks dan dapat ditemukan dimana-mana. Dari mata kuliah pengantar
ilmu komunikasi, saya juga banyak belajar tentang komunikasi non-verbal, prinsip-prinsip
dan juga konteks dari komunikasi itu sendiri.
Dalam rentang tiga kali pertemuan untuk mata kuliah Filsafat dan Etika Ilmu Komunikasi.
Saya banyak sekali belajar tentang teori komunikasi sebagai sebuah bidang kajian yang
dibawakan oleh Bapak Antoni di pertemuan kedua. Dengan menggunakan jurnal dari Robert
T. Craig di tahun 1996 sebagai bahan acuan. Di pertemuan kedua ini saya belajar bahwa Ilmu
Komunikasi sendiri memiliki persoalan yang amat serius, dimana Robert T. Craig belum
menemukan sebuah kesepakatan di kalangan komoditas komunikasi, dan masih menemukan
suatu perbedaan diantara buku teks satu dengan yang lainnya. Dengan itu, Robert melihat
bahwa ilmu komunikasi memiliki potensi sebagai sebuah bidang kajian yang kokoh seperti
ilmu lain pada umunya. Di pertemuan kedua saya juga belajar tentang tradisi-tradisi yang
dicetuskan oleh Robert T. Craig, yang antara lain adalah tradisi retorik, semiotik, sibernatika,
sosialpsikologi, sosiokultural, fenomologi dan kritis. Lalu lanjut ke pertemuan ketiga, Bapak
Antoni mengangkat topik tentang paradigma penelitian modern dan juga postmodernism. Di
pertemuan ketiga saya belajar bahwa di paradigma modern, core dari paradigma tersebut
adalah Positivism. Paradigma modern juga terdiri dari positivism, interpretative, dan critical
social science. Yang mana dalam paradigma interpretative dan critical social science banyak
terpengaruhi oleh paradigma positivistik. Lanjut ke paradigma postmodernism, paradigm aini
menolak semua ideologi dan teori sosial. Dalam kata lain paradigm aini mencoba untuk
menolak ilmu pengetahuan yang sudah ada (existing). Paradigma ini juga banyak di
artikulasikan melalui seni seperti lukisan, puisi, dan bahkan juga film. Paradigma ini juga
mengkaji fenomena perilaku masyarakat kontemporer seperti kuliner, media digital, dan
lifestyle.

Anda mungkin juga menyukai