Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
psikologis, efek individu, kepribadian dan sifat, persepsi, serta kognisi (Littlejohn
& Foss, 2012, h.63). Tradisi sosiopsikologi Banyak karya komunikasi terbaru
dalam tradisi ini yang memperhatikan pada persuasi dan perubahan sikap,
penerima pesan memproses informasi pesan dan efek pesan pada individu
dibahas dalam sudut pandang audiens dan bagaimana individu memproses pesan
berdasar sudut pandang audience ini salah satunya membahas kajian Elaboration
(ELM) merupakan teori persuasi yang mencoba untuk memprediksi kapan serta
bagaimana individu akan terbujuk atau tidak oleh pesan (Littlejohn & Foss, 2012,
h.108). Petty dan Cacioppo (1986) mendefinisikan elaborasi sebagai sejauh mana
19
20
dalam suatu topik komunikasi. Pada suatu situasi kita menilai sebuah pesan
secara mendalam, hati-hati dan dengan pemikiran yang kritis, namun pada situasi
lain kita menilai pesan sambil lalu saja tanpa mempertimbangkan argumen yang
Terkait hal itu, menurut ELM, perubahan sikap dapat terjadi melalui dua
jalur yakni central route dan peripheral route. Individu yang mengambil central
route berpikir kritis mengenai argumen terkait isu dan meneliti lebih lanjut
kelebihan dan relevansi argumen tersebut sebelum membentuk sikap tentang iklan
ataupun suatu produk. Di sisi lain, individu yang mengambil peripheral route
kurang melakukan usaha kognitif dan bergantung pada jumlah argumen dan daya
tarik fisik endorser saat membentuk sikap. ELM selanjutnya berpendapat bahwa
perubahan sikap yang diinduksi melalui central route akan lebih lama bertahan dan
peripheral route, hal ini dikarenakan perubahan sikap dengan central route
21
sama bisa saja diproses dengan cara yang berbeda tergantung pada tingkat
keterlibatan konsumen itu sendiri (Park, Lee & Han, 2007). Keterlibatan mengacu
pada relevansi pribadi yang dirasakan atas suatu produk berdasarkan kebutuhan,
minat dan nilai konsumen itu sendiri (Park, Lee& Han, 2007). Menurut Lee (2009),
terkait objek sikap (Lee, 2009). Jika seseorang memiliki motivasi tinggi dan
kemampuan untuk memproses pesan, maka individu tersebut dapat terlibat dalam
aktivitas kognitif yang baik melalui central route, sedangkan ketika individu tidak
what that peson feels are the true merits of a particular attitudinal position’.
Individu yang sangat termotivasi untuk mengkonsumsi pesan dan yang memiliki
22
memproses pesan melalui rute sentral. Ciri-ciri pemprosesan informasi melalui rute
sentral yaitu bersifat sistematik, cermat, kritis, dan pemikiran yang hati-hati, serta
(Griffin, 2006, h,7). Rute ini melibatkan pertimbangan yang mendalam terhadap isi
pesan dan ide yang terkandung di dalamnya. Ketika penerima informasi memproses
dihadapapkan pada informasi yang jelas dan individu melakukan analisis yang hati-
hati terkait dengan isu tersebut. Untuk perubahan sikap yang terjadi pada rute
sentral, seseorang harus mampu, atau termotivasi untuk memikirkan dan meneliti
timbulnya elaborasi pada rute sentral, yang pertama ialah apakah pesan cenderung
diuntungkan jika pesan yang ia dapat mendukung posisinya dan hal ini berlaku
sebaliknya. Hal ini dianggap wajar, karena tiap individu mengharapkan pesan yang
mendukung sikap mereka dalam bertindak selanjutnya. Lalu faktor penting yang
elaborasi dan kerenanya pengaruh persuasi dapat dikatakan berhasil. Dengan kata
Kualitas argumen merupakan salah satu variabel yang digunakan oleh Petty
& Cacioppo (1981) dalam mengukur keterlibatan konsumen terhadap suatu pesan.
Terdapat dua tipe argumen yakni argumen yang kuat dan argumen lemah. Suatu
argumen dikatakan kuat apabila argumen yang terdapat dalam pesan tersebut dapat
mendapat argumen yang lemah sehingga cenderung tidak mendapat maksud isi
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Park, Lee & Han (2007)
consumer review. Pada penelitiannya, diungkapkan jika konten ulasan online yang
ditulis oleh konsumen bersifat persuasif dan logis akan membuat konsumen lain
membuat kepuasan konsumen juga ikut meningkat. Kualitas ini dilihat dari konten
pesan atau argumen yang bersifat objektif, mudah dimengerti, persuasif, dan
relevan sesuai dengan produk serta memiliki alasan yang kuat sesuai dengan
kebenarannya. Sedangkan kualitas pesan yang lemah ditandai dengan konten yang
emosional, subjektif serta tidak mengandung informasi (Park, Lee & Han, 2007).
Dengan kata lain, argumen yang lemah dalam suatu pesan menghasilkan respon
24
negatif dan tidak hanya mencegah perubahan perilaku komunikan namun juga
Rute periferal menurut Petty, Cacioppo, dan Schumann (1983) ialah jika
seseorang tidak mampu untuk menguraikan pesan secara ekstensif, maka masih
dapat dibujuk oleh faktor-faktor yang tidak ada hubungannya dengan isi pesan itu
sendiri. Pada rute periferal menurut O’Keefe (2008) dimana tingkat elaborasi relatif
argumen dan bukti pada sebuah pesan. Rute periferal menawarkan cara singkat
dalam menerima atau menolak sebuah pesan (Griffin, 2006, h. 198). Rute ini
kemungkinan besar terjadi sebagai hasil dari beberapa isyarat sederhana dalam
persuasi, seperti sumber yang menarik atau kredibilitas sumber, yang kemudian
informasi yang mereka terima, dan juga tidak selalu memiliki kemampuan untuk
melakukannya, namun sikap tetap dapat diubah (Petty & Cacioppo, 1984).
Pengolahan informasi yang terjadi pada rute periferal ditandai dengan kurangnya
sikap, maka kemudian kemungkinan elaborasi rendah (Stoltenberg, Leach, & Bratt,
1989). Pada rute ini, motivasi dan kemampuan individu untuk menganalisis pesan
atau masalah rendah, sehingga lebih mengutamakan sumber pesan, dan melihat
Park, Lee & Han (2007) menyebut bahwa individu yang mengambil rute
periferal cenderung mengambil jalan pintas dan berfokus pada noncontent cues.
Ketika individu berada pada kondisi keterlibatan yang rendah, maka individu
pesan sehingga individu tersebut merasa tidak harus melakukan proses elaborasi
yang tinggi.
Dalam konsep online consumer review, Park, Lee & Han (2007),
mouth kerena hal itu berkaitan dengan jumlah penjualan produk. Individu dalam
hal ini akan cenderung berpikir bahwa semakin banyak ulasan yang ditulis oleh
konsumen lain maka produk tersebut akan dianggap populer dan penting untuk
Dengan begitu minat pembelian pun akan meningkat seiring dengan meningkatnya
jumlah ulasan.
online consumer review dalam bentuk user generated content pada website
Bukalapak.com. Kajian ini menjadi suatu hal yang baru seiring dengan kemunculan
internet dan perkembangan Web 2.0. Menurut Kerr dan Schultz (2010) dalam
persuasif yang terdapat pada internet, kepercayaan sebuah website dan efek
yang besar atas kebiasaan penggunaan media mereka dan peran mereka di pasar
komersial. Selama beberapa tahun terakhir ini misalnya, pengguna internet telah
satu sama lain. Situs consumer rating dan review sering kali dikunjungi dan tetap
menjadi cara yang paling efisien untuk mendapat feedback dari konsumen (Riegner
2007). Menurut Filho & Tan (2009), beberapa pengguna ingin membagikan
feedback dan evaluasi mereka terkait dengan produk melalui situs jaringan sosial
maupun situs rating dan review setelah proses pembelian dan mengkonsumsi
feedback dari pembuat konten bila mereka tidak yakin apakah akan membeli produk
atau tidak, yang dimungkinkan karena memiliki pengalaman buruk dengan produk
Tentu saja hal ini dapat dilakukan dengan tersedianya aplikasi Web 2.0. Web
2.0 mengacu pada layanan berbasis web generasi kedua yang memungkinkan
konsep UGC (Lefebvre, 2007). Perkembangan Web 2.0 telah menghasilkan banyak
platform komunikasi tanpa biaya, (seperti misalnya Blog, forum diskusi dan forum
platform ini dapat lebih cepat disebarluaskan (Chuang, Lin & Wu, 2014).
Keberadaan situs Web 2.0 (seperti Youtube, MySpace, Wikipedia, dan Flickr)
2007). Selain itu, dengan munculnya paradigma Web 2.0, pengguna internet
memiliki banyak alat untuk berbagi pendapat dan bertukar informasi seperti
misalnya melalui customer review systems, forum diskusi online dan situs jaringan
internet memberi komentar dalam berbagai macam bentuk seperti foto, video,
podcast, ratings, reviews, artikel dan blog (George & Scerri, 2007). Dijelaskan juga
oleh Cheong dan Morrison (2008), bahwa UGC mengacu pada materi buatan
sendiri yang diunggah ke internet oleh non media dan memiliki pengaruh lebih
walaupun tidak secara pribadi mengenal orang tersebut. User Generated Content
data, informasi atau media yang diproduksi oleh masyarakat umum (bukan oleh
konten UGC biasanya dibagikan di internet ataupun media sosial karena mereka
yakin bahwa informasi yang dibagikan akan membantu orang lain dalam membuat
keputusan pembelian mereka. Pada semua aktivitas UGC ini pun dengan jelas
28
terlihat bahwa, pengguna merupakan titik sentral yang bertindak bukan hanya
mengenai keunggukan dan manfaat produk (Verhellen, Dens & Pelsmacker, 2013).
sendiri, yang dengan demikian, terbukti lebih dapat dipercaya, bermanfaat dan tidak
bias (Verhellen, Dens & Pelsmacker, 2013). Hal tersebut muncul karena konsumen
potensial mempercayai konten yang dihasilkan oleh pengguna lain terkait dengan
merek dan produk terutama karena mereka menganggap pengguna tersebut tidak
memiliki kepentingan komersial (Mir & Rehman, 2013). Menurut Carrera (2008),
salah satu aktivitas UGC yang digunakan orang di web adalah membaca atau
menulis online consumer reviews. Melalui platform yang tersedia, konsumen dapat
pengguna dan membaca komentar orang lain (Chuang, Lin & Wu, 2014). Salah satu
dihasilkan oleh pengguna lain untuk membantu mereka dalam membuat keputusan
pembelian (Bae & Lee, 2011). Park, Lee dan Han (2007) dalam penelitiannya
e-commerce di internet.
29
Pada penelitian ini, penulis mengangkat tema Online consumer review yang
mengacu pada konten buatan pengguna (UGC) yang di-posting pada situs online
maupun situs pihak ketiga sebagai variabel independen. Informasi maupun konten
buatan konsumen ini sangat membantu konsumen lain dalam membuat keputusan
situs online consumer review terbagi atas dua kategori utama, yakni situs dengan
sistem terbuka (open systems) dimana konsumen dapat masuk ke dalam website lalu
memposting ulasan dan situs dengan sistem tertutup (closed systems) dimana hanya
pembeli dari suatu produk maupun jasa yang sudah terkonfirmasi yang dapat
review dan berperan aktif dalam membangun sistem reputasi yang didesain oleh
Resnick (dalam Lu, Li, Zhang, dan Rai, 2014) mengungkapkan bahwa
berbagi pendapat serta pengalaman melalui online feedback mechanisms, yang juga
dikenal sebagai sistem reputasi. Rancangan dan mekanisme dengan sistem review
ini memungkinkan penjual dan pembeli memberikan ulasan terkait produk maupun
transaksi (Luca, 2016). Menurut Dan (2014), situs aplikasi berbasis C2C e-
30
produk yang paling populer, produk dari kota pembeli yang bersangkutan dan
banyak lagi.
Fitur ulasan yang tersedia juga berperan untuk membantu konsumen dalam
situasi dimana mereka merasa kurang asertif dan kurang memiliki pengetahuan
yang cukup terkait produk dengan menawarkan feedback yang ditulis oleh
konsumen lain yang dapat diandalkan dan independen serta informasi yang
pembayaran produk yang cacat dan merugikan (Valant, 2015). Lebih lanjut
sebuah forum untuk mempelajari sebuah produk melalui pengalaman orang lain
dengan mudah, kapan saja mereka inginkan dan tanpa ada tekanan dari proses
Selain itu, sebagai bagian dari Ewom, online consumer review telah menjadi
konsumen. Menurut penelitian yang dilakukan oleh, Chen & Xie (2007) ‘Online
Mix’, menyatakan bahwa online consumer review sebagai bagian dari informasi
produk yang dibuat oleh konsumen itu sendiri dan berdasarkan pada pengalaman
pribadi, dapat berfungsi sebagai elemen baru pada marketing communication mix
31
informasi atribut produk karena tingkat keahlian yang berbeda. Karena itu,
informasi yang disajikan oleh penjual hanya menjangkau mayoritas konsumen yang
ahli akan produk sebalinya informasi yang disajikan oleh konsumen lebih mampu
Pada penelitian tersebut Chen dan Xie meninjau peranan online consumer
perusahaan sebagai media dan waktu terbaik dalam menyediakan layanan ulasan
konsumen yakni saat banyak konsumen ahli yang menuliskan review produk.
Sejak kemunculan pertama di internet pada tahun 1999, online review yang
pendapat dan menilai produk dan layanan (Chuang, Lin & Wu, 2014). Pengalaman
pembelian berulang, dan di era media sosial serta semakin banyaknya review yang
maupun negatif (KPMG, 2017). Mudambi dan Schuff (2010), online consumer
review dapat dikatakan sebagai evaluasi yang dihasilkan oleh sesama konsumen
yang kemudian diposting pada situs web perusahaan maupun pihak ketiga.
Merujuk pendapat Park, Lee dan Han (2007), online consumer reviews
merupakan informasi yang dibuat oleh konsumen, terdiri dari informasi baru yang
disajikan dari perspektif konsumen yang telah membeli dan menggunakan produk
menggunakan produk, evaluasi produk serta opini. Hal ini ditegaskan pula oleh
Zhang (dalam, Bartosiak dan Piccoli, 2016) konsumen percaya bahwa online
consumer review ditulis oleh seseorang yang merupakan orang pertama yang
membeli atau menggunakan produk dan layanan sama seperti mereka. Sedangkan
Stauss (dalam Park dan Kim, 2008) mendefinisikan online consumer review
sebagai pernyataan positif maupun negatif tentang produk yang dibuat oleh calon
pelanggan, pelanggan saat ini atau pelanggan sebelumnya yang tersedia untuk
terpercaya bagi konsumen (Lee, 2009). Tidak hanya itu, terdapat dua peran
sekaligus merekomendasikan sebuah produk ataupun jasa (Zhang, Ye, Law & Li,
33
reviews semakin populer dan penting. Online consumer reviews juga telah banyak
digunakan pada berbagai macam kategori produk, contohnya ialah buku, alat
elektronik, game, video, musik, makanan serta minuman (Chen & Xie, 2007).
seberapa baik evaluasi produk secara keseluruhan, hal ini juga sakaligus dapat
keputusan pembelian konsumen. Dalam hal ini, online consumer review dan rating
yang positif dapat mengubah sikap seseorang tentang produk yang diulas
(Bartosiak dan Piccoli, 2016). Huang, Lurie dan Mitra (dalam Farki, Baihaqi dan
salah satu fitur yang telah menarik banyak perhatian dari akademisi maupun
masyarakat sebagai salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan
konsumen mengatakan bahwa produk atau layanan yang dibeli setelah membaca
ulasan sesuai dengan ekspetasi ataupun harapan mereka. Selain itu menurut Valant
informasi persuasi;
bersangkutan;
yang lebih luas yang mungkin tidak disadari sebelumnya. Hal ini
dengan cara mengabaikan produk dengan review dan rating yang buruk untuk
kemudian fokus pada review dan rating dengan skor yang lebih tinggi . Cheung,
Luo, Sia dan Chen (dalam Lerrthaitrakul dan Panjakajornsak, 2014) konsumen
umumnya lebih memilih menggunakan fitur kolom obrolan atau kolom ulasan
untuk berbagi, bertukar dan mencari informasi terkait produk dan layanan. Dalam
hal ini konsumen cenderung mengikuti saran dari konsumen lain yang mereka
Customer Review dan Rating terhadap Kepercayaan dan Minat Pembelian pada
(2009) bahwa ulasan berbasis teks (review) memiliki pengaruh yang lebih besar
yang berbeda yang mendasari efektivitas komunikasi persuasif yakni rute sentral
dan rute periferal. Studi yang dilakukan oleh Cheung dan Lee (2012)
36
sebagai central route sedangkan kredibilitas sumber dan review quantity sebagai
isyarat peripheral route. Menurut Park, Lee & Han (2007) tidak ada standar format
informasi bagi konsumen yang memposting suatu ulasan hal ini terlihat pada
bagaimana tiap online consumer review berbeda tiap satu sama lain. Namun
ditegaskan bahwa ‘The quantity and quality of on-line consumer reviews are
elaboration likelihood model dari penelitian Park, Lee & Han (2007) yang akan
dijadikan variabel penelitian. Pengadaptasian pada rute sentral terdiri dari dua tipe
review, yakni tipe review pertama High Quality Review yang terdiri dari product
relevan, understandable, persuasive dan sufficiency serta tipe review yang kedua
yakni Low Quality Review terdiri dari ulasan yang emotional, subjective dan
vacuous. Lebih lanjut, kedua tipe tersebut dikenal dengan Review Quality.
pada isi pesan tersebut. Menurut Park, Lee dan Han (2007) konten ulasan yang lebih
dan sufficiency sebagai karakter utama dari high quality reviews dalam online
consumer review.
1. Product Relevant
ulasan yang mengandung relevansi dengan produk yang sedang diulas akan
2. Understandable
kunggulan produk dari perspektif konsumen. Hal tersebut tentu akan lebih
konsumen terkait produk (Park, Lee & Han, 2007). Menurut Lee (2009),
online consumer review yang terdiri dari argumen yang dapat dipahami
emosional.
3. Persuasive
jika konten ulasan online yang ditulis oleh konsumen bersifat persuasif akan
logis dan objektif. Online consumer review yang objektif dan mudah
4. Sufficiency
dilakukan tersebut kerena disertai fakta dan bukti (Lee, 2009). Ratchford,
Talukdar dan Lee (dalam Park, Lee & Han, 2007) menjelaskan karena
percaya akan review yang diposting di website jika tidak disertai dengan
Negash, Ryan & Igbaria (dalam Park, Lee & Han, 2007) mengungkapkan
bahwa semakin baik dan semakin luas suatu informasi disajikan maka semakin
karena itu dapat dikatakan bahwa kualitas informasi dapat berpengaruh positif
mengandung pesan emotional, subjective dan vacuous dengan tanpa ataupun minim
informasi dan hanyan menampilan ekspresi perasaan subjektif atau kalimat kalimat
begitu, konten ulasan produk dalam online consumer review dapat menjadi sebuah
rekomendasi bagi konumsen lain meskipun berisikan konten ulasan yang tidak
tembahan, maka dari itu ulasan yang emotional, subjective dan vacuous, yang
diposting oleh konsumen yang telah membeli produk tersebut tetap dapat menjadi
informasi penting dan berguna, terutama jika konten ulasannya bersifat positif
terhadap produk.
asosiasi yang lebih baik akan terbentuk. Hal ini mengarah pada sikap yang lebih
menguntungkan. Sedangkan dalam penelitian oleh Park, Lee dan Han (2007)
menyebut popularity dan good sales serta product reputations (Lee, 2009) sebagai
karakter dari review quantity dalam online consumer review. Park dan Kim (2008)
sebelumnya, hal ini mengarah pada reputasi produk dan dapat mempengaruhi
jumlah review maka semakin besar pula popularitas dan pentingnya produk atau
layanan (Obiedat, 2013). Chatterjee (dalam Park, Lee & Han, 2007)
online consumer review. Online consumer review juga menjadi faktor penting
dalam hal penjual produk (Park, Lee & Han, 2007). Hal ini juga sekaligus sebagai
alat promosi yang ampuh untuk komunikasi pemasaran. Terkait hal ini, Mayzlin
dan Chevalier (2006) (dalam Lee, 2009) telah mempelajari efek dari online review
salah satu fitur yang paling populer dan sukses, hal ini terlihat dari meningkatkan
penjual online di banyak kategori produk mengadopsi startegi yang sama yakni
terkait produk dan layanan (Park, Lee & Han, 2007). Park, Lee & Han (2007) juga
merupakan salah satu online marketplace yang di dalamnya terdapat konten online
produk melalui fitur review yang juga sudah ditulis oleh pengguna lainnya.
bahwa tricomponent model sebagai Model Sikap ABC, dimana A menyatakan sikap
kepercayaan seseorang terhadap suatu objek sikap. Model ABC ini menganggap
Menurut Peter dan Olson (dalam Dwiastuti, Shinta & Isaskar, 2012)
produk dan pengetahuan konsumen tentang produk. Kognisi ini mengacu pada
42
proses mental dan struktur pengetahuan yang dilibatkan dalam tanggapan seseorang
dari kualitass informasi, kuantitas, harga, kebutuhan dan dapat terjadi melalui
proses berpikir sadar maupun tidak sadar. Termasuk juga didalamnya proses
cukup besar terhadap perilaku dan minat juga merupakan sumber motivasi yang
(dalam Besra, Kartini & Hasan, 2015) mengungkapkan minat beli merupakan
atau jasa di masa depan. Dijelaskan juga oleh Simamora (dalam Nurrahmanto,
2013) yang mengungkapkan bahwa minat beli merupakan sesuatu yang pribadi dan
berhubungan dengan sikap individu yang berminat pada suatu objek yang kemudian
yang dilakukan oleh konsumen yang terjadi setelah melakukan evaluasi secara
menyeluruh untuk membeli suatu produk atau jasa. Minat pembelian meliputi;
produk.
produk preferensinya
Minat beli diperoleh melalui proses belajar dan proses pemikiran yang
membentuk persepsi serta berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang
senang dan puas dalam membeli suatu produk maka hal itu akan memperkuat minat
belinya (Kinnear dan Taylor dalam Adi, 2013). Lucas dan Britt (dalam
beli, yakni;
44
membeli.
peneliatian yang telah diulas oleh sesama peneliti dan terdiri atas banyak variasi
dan pengaruhnya terhadap minat beli pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu,
antara lain oleh Do-Hyung Park, Jumin Lee dan Ingoo Han (2007), Sheng-Hsien
Penelitian oleh Do-Hyung Park, Jumin Lee dan Ingoo Han pada tahun 2007
dependen. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan “prior knowledge” dan
45
Penelitian berikutnya, yakni oleh Sheng-Hsien Lee pada tahun 2009 dengan
pembelian, serta diketahuin konsumen yang melalui rute sentral akan terpengaruh
pada kualitas reviewserta konsumen yang melalui rute periferal akan terpengaruh
Penelitian Do-Hyung Park dan Sara Kim pada tahun 2008 berjudul “The
dua komponen yaitu tipe dan jumlah reviews. Konsumen dengan high expertise
melihat informasi secara cermat dan hal ini mempegaruhi minat pembeliannya, hal
yang sama juga terjadi padakonsumen yang melihat informasi yang menarik dan
Elaboration
Likelihod Model (X)
Minat Pembelian
(Y)
dijelaskan pada bab sebelumnya. Peneliti ingin melihat pengaruh Online consumer
konsumen yang dikaji melalui teori Elaboration Likelihood Model. Penelitian ini
berawal dari banyaknya platforms yang berbasis User Generated Content (UGC)
yang sering kali digunakan orang untuk mencari informasi atau menyebarkan
informasi. Online consumer review (OCR) merupakan salah satu bentuk UGC
49
dimana pengguna dapat menulis atau membaca reviews secara online (online
Bukalapak sebagai salah satu plattforms online marketplace memiliki fitur online
fenomena hubungan yang akan diteliti. Hal ini dilakukan karena berdasarkan
penelitian terdahulu ELM banyak digunakan untuk mengukur efek OCR maupun
EWOM pada perubahan perilaku konsumen dalam hal minat pembelian. Teori
tersebut berfokus pada pengguna aplikasi situs Bukalapak.com, dimana efek OCR
yang terdapat pada fitur dalam situs tersebut mempengaruhi minat pembelian
2.8 Hipotesis
menetapkan anggaran dasar, maka peneliti membuat suatu teori yang kebenarannya
masih perlu diuji atau biasa disebut dengan hipotesis. Hipotesis memberikan fungsi
2) Hipotesis membantu peneliti agar tidak terjebak pada upaya trial dan
dapat diukur.
variabel-variabel tersebut.
masa depan.
Secara Simultan:
51
Ha = Terdapat pengaruh Online consumer review yaitu Kualitas Review (X1) dan
Kuantitas Review (X2) pada website Bukalapak.com terhadap minat pembelian (Y).
Ho = Tidak terdapat pengaruh Online consumer review yaitu Kualitas Review (X1)
dan Kuantitas Review (X2) pada website Bukalapak.com terhadap minat pembelian
(Y).
Secara Parsial: