Anda di halaman 1dari 10

PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KEPADA PASIEN

LUKA BAKAR

Rahmatia Sitanggang/181101137

Rahmatiasitanggang@gmail.com

ABSTAK

Implementasi merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders
untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang
spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan
klien. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan, penyakit, pemulihan kesehatan
dan memfasilitasi koping. Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus
listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif di mana maksudnya dengan cara
mengumpulkan sebanyak-banyaknya data untuk dianalisis. Yaitu dengan Literature review ini
dengan menganalisis yang berfokus pada pelaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien luka
bakar adapun tinjauan literatur yang digunakan seperti buku teks, bukureferensi, jurnal, dan
google scholar. Dengan kata kunci pelaksanaan, asuhan keperawatan, luka bakar. Dan yang
digunakan adalah 14 literatur yang diterbitkan 10 tahun terakhir.

KATA KUNCI : Pelaksanaan, Asuhan Keperawatan, luka Bakar.

PENDAHULUAN Antara lain yaitu pengkajian, diagnosis,


perencanaan, pelaksanaan, dan
Ilmu Keperawatan didasarkan
evaluasi. Tahap tersebut berintegrasi
pada suatu teori yang sangat luas.
dalam mendefinisikan suatu tindakan
Proses keperawatan adalah metode
perawatan. Salah satunya adalah
dimana suatu konsep diterapkan dalam
implementasi atau pelaksanaan.
praktik keperawatan. Hal ini bisa
disebut sebagai suatu pendekatan Proses keperawatan
problem-solving yang memerlukan menyediakan struktur bagian praktis
ilmu, teknik, dan ketrampilan dengan penggunaan pengetahuan dan
interpersonal dan ditujukan untuk keterampilan yang dilakukan oleh
memenuhi kebutuhan klien/ keluarga. perawat untuk mengekspresikan
Proses keperawatan terdiri dari lima kebutuhan perawatan (human caring).
tahap yang sequensial dan berhubungan. Keperawatan digunakan secara terus-
menerus ketika merencanakan dan mencakup peningkatan kesehatan,
memberikan asuhan keperawatan pencegahan penyakit, pemulihan
dengan mempertimbangkan pasien kesehatan dan memfasilitasi koping.
sebagai figur central dalam
METODE
merencanakan asuhan dengan
mengobservasi respons pasien terhadap Metode yang digunakan adalah
setiap tindakan sebagai penatalaksanaan metode kualitatif di mana maksudnya
dalam suatu asuhan keperawatan. dengan cara mengumpulkan sebanyak-
banyaknya data untuk dianalisis. Yaitu
Pada saat implementasi perawat
dengan Literature review ini dengan
harus melaksanakan hasil dari rencana
menganalisis yang berfokus pada
keperawatan yang di lihat dari diagnosa
pelaksanaan asuhan keperawatan
keperawatan. Di mana perawat
kepada pasien luka bakar adapun
membantu klien dari masalah status
tinjauan literatur yang digunakan seperti
kesehatan yang dihadapi kestatus
buku teks, bukureferensi, jurnal, dan
kesehatan yang lebih baik yang
google scholar. Dengan kata kunci
menggambarkan kriteria hasil yang
pelaksanaan, asuhan keperawatan, luka
diharapkan.
bakar. Dan yang digunakan adalah 14
Sehingga, dengan proses literatur yang diterbitkan 10 tahun
keperawatan, rasa tanggung jawab dan terakhir.
tanggung gugat bagi perawat itu dapat
HASIL DAN BAHASAN
dimiliki dan dapat digunakan dalam
tindakan-tindakan yang merugikan atau Implementasi keperawatan
menghindari tindakan yang legal. adalah serangkaian kegiatan yang
Semua tatanan perawatan kesehatan dilakukan oleh perawat untuk
secara hukum perlu mencatat observasi membantu klien dari masalah status
keperawatan, perawatan yang kesehatan yang dihadapi kestatus
diberikan, dan respons pasien. kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang
TUJUAN
diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter
Membantu klien dalam & Perry, 1997). Implementasi
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, merupakan inisiatif dari rencana
tindakan untuk mencapai tujuan yang kulit, mukosa dan jaringan yang lebih
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo,
setelah rencana tindakan disusun dan 2001).
ditujukan pada nursing orders untuk
Luka bakar dapat
membantu klien mencapai tujuan yang
mengakibatkan masalah yang kompleks
diharapkan. Oleh karena itu rencana
yang dapat meluas melebihi kerusakan
tindakan yang spesifik dilaksanakan
fisik yang terlihat pada jaringan yang
untuk memodifikasi faktor-faktor yang
terluka secara langsung. Masalah
mempengaruhi masalah kesehatan klien.
kompleks ini mempengaruhi semua
Tujuan dari pelaksanaan adalah
sistem tubuh dan beberapa keadaan
membantu klien dalam mencapai tujuan
yang mengancam kehidupan. Dua puluh
yang telah ditetapkan, yang mencakup
tahun lalu, seorang dengan luka bakar
peningkatan kesehatan, pencegahan,
50% dari luas permukaan tubuh dan
penyakit, pemulihan kesehatan dan
mengalami komplikasi dari luka dan
memfasilitasi koping.
pengobatan dapat terjadi gangguan
Untuk kesuksesan pelaksanaan fungsional, hal ini mempunyai harapan
implementasi keperawatan agar sesuai hidup kurang dari 50%. Sekarang,
dengan rencana keperawatan, perawat seorang dewasa dengan luas luka bakar
harus mempunyai kemampuan kognitif 75% mempunyai harapan hidup 50%.
(intelektual), kemampuan dalam dan bukan merupakan hal yang luar
hubungan interpersonal, dan biasa untuk memulangkanpasien dengan
keterampilan dalam melakukan luka bakar 95% yang diselamatkan.
tindakan. Proses pelaksanaan Pengurangan waktu penyembuhan,
implementasi harus berpusat kepada antisipasi dan penanganan secara dini
kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang untuk mencegah komplikasi,
mempengaruhi kebutuhan keperawatan, pemeliharaan fungsi tubuh dalam
strategi implementasi keperawatan, dan perawatan luka dan tehnik rehabilitasi
kegiatan komunikasi. yang lebih efektif semuanya dapat
meningkatkan rata-rata harapan hidup
Luka bakar adalah suatu trauma
pada sejumlah klien dengan luka bakar
yang disebabkan oleh panas, arus listrik,
serius.
bahan kimia dan petir yang mengenai
Beberapa karakteristik luka berguna untuk mengantisipasi harapan
bakar yang terjadi membutuhkan hidup serta terjadinya komplikasi multi
tindakan khusus yang berbeda. organ yang menyertai.
Karakteristik ini meliputi luasnya,
Prognosis klien yang mengalami
penyebab(etiologi) dan anatomi luka
suatu luka bakar berhubungan langsung
bakar. Luka bakar yang melibatkan
dengan lokasi dan ukuran luka bakar.
permukaan tubuh yang besar atau yang
Faktor lain seperti umur, status
meluas ke jaringan yang lebih dalam,
kesehatan sebelumnya dan inhalasi asap
memerlukan tindakan yang lebih
dapat mempengaruhi beratnya luka
intensif daripada luka bakar yang lebih
bakar dan pengaruh lain yang
kecil dan superficial. Luka bakar yang
menyertai. Klien luka bakar sering
disebabkan oleh cairan yang panas
mengalami kejadian bersamaan yang
(scald burn) mempunyai perbedaan
merugikan, seperti luka atau kematian
prognosis dan komplikasi dari pada luka
anggota keluarga yang lain, kehilangan
bakar yang sama yang disebabkan oleh
rumah dan lainnya. Klien luka bakar
api atau paparan radiasi ionisasi. Luka
harus dirujuk untuk mendapatkan
bakar karena bahan kimia memerlukan
fasilitas perawatan yang lebih baik
pengobatan yang berbeda dibandingkan
untuk menangani segera dan masalah
karena sengatan listrik (elektrik) atau
jangka panjang yang menyertai pada
persikan api. Luka bakar yang mengenai
luka bakar tertentu.
genetalia menyebabkan resiko nifeksi
yang lebih besar daripada di tempat lain Fase Luka Bakar
dengan ukuran yang sama. Luka bakar
1. Fase akut.
pada kaki atau tangan dapat
mempengaruhi kemampuan fungsi kerja Disebut sebagai fase awal atau
klien dan memerlukan tehnik fase syok. Secara umum pada fase ini,
pengobatan yang berbeda dari lokasi seorang penderita akan berada dalam
pada tubuh yang lain. Pengetahuan keadaan yang bersifat relatif life
umum perawat tentang anatomi fisiologi thretening. Dalam fase awal penderita
kulit, patofisiologi luka bakar sangat akan mengalami ancaman gangguan
diperlukan untuk mengenal perbedaan airway (jalan nafas), brething
dan derajat luka bakar tertentu dan (mekanisme bernafas), dan circulation
(sirkulasi). Gnagguan airway tidak epitel luas dan atau pada struktur
hanya dapat terjadi segera atau beberapa atau organ – organ fungsional.
saat setelah terbakar, namun masih
3. Keadaan hipermetabolisme.
dapat terjadi obstruksi saluran
pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 3. Fase lanjut.
48-72 jam pasca trauma. Cedera
Fase lanjut akan berlangsung
inhalasi adalah penyebab kematian
hingga terjadinya maturasi parut akibat
utama penderiat pada fase akut.
luka dan pemulihan fungsi organ-organ
Pada fase akut sering terjadi fungsional. Problem yang muncul pada
gangguan keseimbangan cairan dan fase ini adalah penyulit berupa parut
elektrolit akibat cedera termal yang yang hipertropik, kleoid, gangguan
berdampak sistemik. Problema sirkulasi pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
yang berawal dengan kondisi syok
Efek fisiologi yang merugikan
(terjadinya ketidakseimbangan antara
pada luka bakar dapat ringan,
paskan O2 dan tingkat kebutuhan
pembentukan jaringan parut lokal atau
respirasi sel dan jaringan) yang bersifat
luka bakar yang berat yang berupa
hipodinamik dapat berlanjut dengan
kematian. Pada luka bakar yang lebih
keadaan hiperdinamik yang masih
besar terjadi kecacatan. Setelah
ditingkahi denagn problema instabilitas
permulaan luka bakar dan akibat trauma
sirkulasi.
kulit dapat berkembang dan merusak
2. Fase sub akut. berbagai organ. Perkembangan ini
kompleks dan pada beberapa kasus
Berlangsung setelah fase syok teratasi.
kejadiannya tak dapat dijelaskan. Yang
Masalah yang terjadi adalah kerusakan
penting besarnya perubahan fisiologi
atau kehilangan jaringan akibat kontak
yang disertai dengan luka bakar berkisar
denga sumber panas. Luka yang terjadi
pada dua kejadian yang mendasari yaitu
menyebabkan:
:
1. Proses inflamasi dan infeksi.
1. Kerusakan langsung pada kulit
2. Problempenuutpan luka dengan dan gangguan fungsinya.
titik perhatian pada luka
telanjang atau tidak berbaju
2. Stimulasi kompensasi reaksi semua lapisan, meskipun tidak sama
pertahanan masif yang meliputi pada semua area.
pengaktifan respon keradangan
Ketebalan kulit yang terlibat
dan respon stress sistem syaraf
tergantung pada kerusakan jaringan
simpatis.
yang disebabkan oleh panas. Panas yang
3. Kerusakan Kulit Dan kurang dalam waktu yang diperlukan
Kehilangan Fungsi. untuk kerusakan pada daerah tubuh
dengan kulit tipis sebanding dengan
Tubuh mempunyai beberapa
daerah dimana kulit lebih tebal. Kulit
metode untuk mengkompensasi
yang paling tebal adalah pada daerah
terhadap luasnya variasi dalam
belakang dan paha, dan yang paling
temperatur eksternal. Sirkulasi darah
tipis sekitar tangan bagian medial,
bertindak menghasilkan dan
batang hidung dan wajah. Kulit
menghantarkan panas, penghantaran
umumnya lebih tipis pada anak-anak
pasas yang efisien di bawah normal.
dan orang tua dari pada dewasa
Bila panas diberikan pada kulit maka
pertengahan. Orang tua mempunyai
temperatur subdermal segera meningkat
penurunan lapisan subkutan, kehilangan
dengan cepat. Segera sumber panas
serat elastik dan pengurangan semua
dipindah (diangkat), tubuh akan
kemampuan untuk merespon terhadap
kembali normal dalam beberapa detik.
trauma.
Jika sumber panas tidak segera
dihilangkan atau diberikan rata-rata atau 1. Aktifitas Respon Kompensasi
pada tingkat yang melebihi kapasitas Terhadap Keradangan.
kulit untuk menghantarkannya, maka
Beberapa luka jaringan yang
terjadilah kerusakan kulit. Paparan
diterima tubuh sebagai ancaman
panas yang relatif rendah yang lama
homeostasis yang normal adalah respon
atau paparan pendek temperaturnya
pertahanan yang dirangsang sebagai
yang lebih tinggi dapat menyebabkan
sebagai kondisi dan kerusakan, urutan
kerusakan kulit yang progresif pada
respun aktual ini selalu sama. Besarnya
tingkat yang lebih dalam. Kebanyakan
respon tergantung pada intensitas dan
luka bakar pada ukuran yang berarti
lamanya permulaam kerusakan. Satu hal
menyebabkan kerusakan sel melalui
yang penting untuk diingat dahwa
respon keradangan (inflamatory respon) jaringan makrofage yang mengikal
merupakan mekanisme kompensasi leukosit khusus pada lokasi luka dan
yang segera membantu tubuh bila invasi merubah sumsum tulang dan
atau luka terjadi. Aksi-aksi ini kematangan leukosit. Perubahan ini
merencanakan pertahanan lokal dan segera menyeluruh dan lebih jauh
dalam waktu yang relatif pendek. Bila mempengaruhi fungsi kekebalan tubuh.
aksi-aksi ini menyebar cepat dan
2. Aktifitas Respon Kompensasi
menetap, maka akan menyebabkan
Sistem Syaraf Simpatis.
komplikasi fisiologis yang merugikan
yang juga mempengaruhi pertahanan Respon sistem syaraf simpatis
homeostasis. dibangkitkan oleh pemisahan simpatis
pada sistem syaraf otonom pada
Respon terhadap keradangan
hubungan sistem endokirn sebagai
pada luka terjadi secara primer pada
reaksi internal pada kondisi yang
tingkat vasculer. Kerusakan jaringan
mengancam kekacauan homeostasis
dan makrofage dalam jaringan
internal. Reaksi ini kadang-kadang
mengurangi kelenjar kimia tubuh
berbentuk gejala adaptasi umum
(histamin, bradikinin, serotonin dan
(general adaptif syndrom) atau reaksi
vasoaktif-amin yang lain) yang
bertempur dan lari (fight or flight)
menyebabkan dilatasi pembuluh darah
karena mereka mempersiapkan tubuh
(vaso) dan meningkatkan permiabilitas
untuk aktifitas yang mengijinkan
kapiler. Bila kerusakan jaringan bersifat
perubahan pada keadaan semula.
luas, substansi ini disekresi dalam
Respon terhadap stress segera
jumlah besar, diedarkan secara sistemik
menimbulkan perubahan fisiologi
dan menyebabkan perubahan vaskuler
(adaptasi) yang merangsang atau
pada semua jaringan. perubahan
menambah fungsi untuk keperluan
vaskuler ini bertanggungjawab
bertempur atau lari (fight or flight) atau
terhadapmanifestasi klinik dini
menambah fungsi agar tidak segera
pembuluh darah (kardiovasculer) dan
menyebabkan fight or flight.
komplikasi yang menyertai luka bakar.
Substansi ini juga mempengaruhi darah Perubahan rangsangan fisiologis
dan pembuluh darah, substansi kimiawi meliputi peningkatan rata-rata dan
(chemotaksik) yang disertai oleh kedalaman pernafasan, peningkatan
rata-rata denyut jantung, vasokunstriksi pengaruh dari luar, respon tubuh
selektif, peningkatan aliran darah otak, menjadi lebih tertekan dan
hati, muskuloskeletal dan miokardium, menyebabkan kondisi patologis menuju
peningkatan metabolisme dan kehabisan sumber yang bersifat
pembentukan substansi energi tinggi adaptasi.
dan penurunan persediaan glikogen dan
PENUTUP
lemak. Perubahan fisiologis yang
terhambat meliputi penurunan aliran Implementasi merupakan
darah ke kulit, ginjal dan saluran inisiatif dari rencana tindakan untuk
pencernaan (traktus intestinal) serta mencapai tujuan yang spesifik. Tahap
penurunan pergerakan sistem pelaksanaan dimulai setelah rencana
pencernaan (Gastrointestinal) dan tindakan disusun dan ditujukan pada
sekresi. Respon ini berguna bagi tubuh nursing orders untuk membantu klien
untuk waktu yang pendek dan mencapai tujuan yang diharapkan.
membantu mempertahankan fungsi Pelaksanaan tindakan keperawatan
organ vital dalam kondisi yang harus diikuti oleh pencatatan yang
merugikan atau memperburuk keadaan. lengkap dan akurat terhadap suatu
Bagaimanapun bila respon simpatis kejadian dalam proses keperawatan.
berlanjut untuk waktu yang lama tanpa

REFERENSI Deswani. (2009). Proses Keperawatan


dan Berpikir Kritis. Jakarta :
Bumulo, M. I., Bidjuni, H., &
Salemba Medika.
Bawotong, J. (2017). Pengaruh
Manajemen Model Asuhan Hutahean, S. (2010). Konsep dan
Keperawatan Profesional Tim Dokumentasi Proses
Terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan. Jakarta : CV.
Keperawatan di Bangsal Pria Trans Info Media.
RSUD Datoe Binangkang
Kasim, M., & Abdurrouf, M. (2016).
Kabupaten Bolang Mongondow.
Peningkatan Kualitas Pelayanan
Jurnal Keperawatan. 5 (2), 1-2.
dan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan dengan Metode
Tim. Nurse Line Journal. 1 (1), Rohmah, N. (2010). Integrasi Proses
62-64. Keperawatan dalam
Pembelajaran Klinik
Mangole, J. N., Rompas, S., &
Keperawatan One To One
Ismayanto, A. Y. (2015).
Teaching and Feedback. The
Hubungan Perilaku Perawat
Indonesian Journal Of Health
dengan Pendokumentasian
Science. 1 (1), 51-53.
Asuhan Keperawatan di
Cardivaskular and Braind Center Rohmah, N., & Walid, S. (2016).
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Proses Keperawatan : Teori &
Manado. Jurnal Keperawatan. 3 Aplikasi. Jogjakarta : Ar-Ruzz
(2), 1-3. Media.

Nazvia, Loekqijana, A., & Kurniawati, Rosdahl, C. B., & Kowalski, M. T.


J. (2014). Faktor yang (2014). Buku Ajar Keperawatan
Mempengaruhi Kepatuhan Dasar. Jakarta : EGC
Pelaksanaan SOP Asuhan
Simamora, R. H. (2010). Komunikasi
Keperawatan di ICU-ICCU
dalam Keperawatan. Jember
RSUD Gambiran Kota Kediri.
Universitas Press.
Jurnal Kedokteran Brawijaya.
28 (1), 21-23. Simamora, R. H. (2009). Dokumentasi
Proses Keperawatan. Jember
Potter, A. P., & Perry, G. A. (2010).
Universitas Press.
Fundamental Keperawatan
Buku 1 Edisi 7. Jakarta : Simamora, R. H. (2008). Peran Manajer
Salemba Medika dalam Pembinaan Etika Perawat
Pelaksana dalam Peningkatan
Rohita, T., & Yetty, K. (2017).
Kualitas Pelayanan Asuhan
Peningkatan Kualitas Pelayanan
Keperawatan. IKESMA, 4(2).
Keperawatan Melalui Ronde dan
Pendokumentasian. Jurnal
Dunia Keperawatan. 5 (1), 50-
Sumijatun. (2010). Konsep Dasar
52.
Menuju Keperawatan
Profesional. Jakarta : Trans Info Supervisi dengan Kualitas
Media Dokumentasi Proses Asuhan
Keperawatan. Jurnal
Tarwoto, & Wartonah. (2010).
Manajemen Keperawatan. 1 (2),
Kebutuhan Dasar Manusia dan
107-109.
Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.

Yanti, R., I., & Warsito, B., E. (2013).


Hubungan Karakteristik
Perawat, Motivasi, dan

Anda mungkin juga menyukai