Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Pariwisata

Pariwisata menurut Meyers (2009) dalam Dwisaputra (2017), pariwisata yaitu

sebuah aktifitas perjalanan yang dilakukan oleh orang untuk sementara waktu dari

tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau

mencari nafkah, melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan

waktu senggang atau liburan serta tujuan lainnya. Secara etimologi kata “pariwisata”

diidentikkan dengan kata “travel” yang dalam bahasa inggris yang diartikan sebagai

perjalanan yang dilakukan berkali– kali dari satu tempat ke tempat lain. Atas dasar itu

pula dengan melihat situasi dan kondisi saat ini pariwisata dapat diartikan sebagai suatu

perjalanan terencana yang dilakukan secara individu atau kelompok dari satu tempat ke

tempat lain dengan tujuan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan (Suwantoro,

2004). Adapun pariwisata menurut Sugiama (2011) bahwa pariwisata merupakan

rangkaian aktivitas dan penyediaan layanan baik untuk kebutuhan atraksi wisata,

transportasi, akomodasi serta layanan lain yang ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan perjalanan seseorang atau sekelompok orang. Perjalanan yang dilakukan

hanya untuk sementara waktu saja meninggalkan tempat tinggalnya dengan maksud

beristirahat, berbisnis, atau untuk maksud lainnya. Berdasarkan pendapat di atas maka

penulis mendapat pemahaman bahwa pariwisata merupakan suatu perjalanan yang

dilakukan oleh seseorang atau kelompok sementara waktu yang jauh dari tempat
tinggalnya dan telah terencana juga dengan maksud tertentu. Yoeti (1996)

mengemukakan bahwa ciri – ciri pariwisata adalah sebagai berikut: a.Perjalanan itu

dilakukan untuk sementara waktu b.Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke

tempat lainnya. c.Perjalanan itu walaupun apa bentuknya harus selalu dikaitkan dengan

pertamasyaan atau rekreasi. d.Orang yang melakukan tersebut tidak mencari nafkah di

tempat yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen ditempat tersebut.

Berdasarkan ciri – ciri tersebut di atas maka penulis menyimpulkan bahwa ciri –ciri

pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan sementara waktu dari satu tempat ke

tempat lainnya dengan maksud untuk berekreasi dan bukan untuk mencari nafkah.

2.1.2 Motivasi

1. Physical or Physicological motivation (motivasi yang bersifat fisik atau

fisiologis), antara lain relaksasi, kesehatan, kenyamanan. Berpartisipasi

dalam kegiatan olahraga, bersantai dan sebagainya.

Cultural motivation (motivasi budaya), yaitu keinginan untuk mengetahui

budaya, adat, tradisi, dan kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan

akan berbagai objek tenggalan budaya (monumen budaya). Pitana dan

Gayatri (2005) mengatakan bahwa motivasi dikelompokan menjadi empat

kelompok besar yaitu:

1. Social motivation atau interpersonal motivation (motivasi yang bersifat

sosial) seperti mengunjungi teman dan keluarga (VFR, Visiting friends

and relatives), menemui mitra kerja, melakukan hal-hal yang dianggap


mendatangkan gengsi (nilai prestise), melakukan ziarah, pelarian dari

situasi-situasi yang membosankan, dan seterusnya.

2. Fantasy motivation (motivasi karena fantasi), yaitu adanyan fantasi

bahwa di daerah lain seseorang akan bisa lepas dari rutinitas keseharian

yang menjemukan, dan ego-enchanment yang memberikan kepuasan

psikologis. Disebut juga sebagai status and prestige motivation.

agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga

mencapai hasil atau tujuan tertentu. Motivasi adalah segala sesuatu yang

mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu yang disebut

dengan “motif”, yakni motif perjalanan (Ngalim, 2007 : 10). Berdasarkan

beberapa teori tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah trigger

atau dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak

melakukan suatu perjalanan wisata.


2.1.2.1 Kelompok Motivasi

Motivasi merupakan salah satu dari empat kunci dalam faktor

psikologi. Motivasi merupakan dorongan manusia untuk melakukan

sesuatu guna menemui kebutuhan atau keinginan mereka atau wisatawan

(Sutojo, 2009:63). Menurut Simamora (2004: 456), menyatakan bahwa

motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang menuju

sebuah tujuan.

Motivasi dalam diri merupakan komponen yang sangat penting,

karena motivasi merupakan suatu hal yang mendukung perilaku manusia

sebagai penyebabkan, penyalur dan dalam bertindak (Setiadi, 2003:94).

Menurut Sudirman (2011:73), mendefinisikan bahwa motivasi adalah

suatu dorongan yangtimbul dari dalam diri seseorang menyebabkan orang

tersebut bertindak melakukan sesuatu tanpa disadari untuk

mempengaruhi tingkah laku seseorang.


Sehingga ia tergerak untuk bertindak melakukan sesuatu untuk

mencapai hasil atau tujuan tertentu. Motivasi adalah segala sesuatu yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang disebut “motif”,

yaitu motif dalam perjalanannya (Ngalim, 2007: 10). Berdasarkan

beberapa teori tersebut, dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan

pemicu atau masalah seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan

suatu perjalanan wisata.

2.1.2.2 Teori Motivasi

Pada umumnya teori motivasi dikelompokkan menjadi tiga,

yaitu TeoriFreud, Teori Maslow dan Teori Herzberg (Kotler dan

Keller,2009:226-227).

1. Teori Freud

Teori ini mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis

yang membentuk perilaku manusia sebagian besar tidak disadari

dan bahwa seseorang tidak dapat sepenuhnya memahami

motivasi dirinya. Ketika seseorang mengamati merek- merek

tertentu, akan bereaksi tidak hanya pada kemampuan yang

terlibat nyata pada merek-merek tersebut, melainkan juga pada

petunjuk lain yang samar. Wujud, ukuran, berat, bahan, warna,

dan nama merek dapat memicu asosiasi (arah pemikiran) dan

emosi tertentu.

2. Teori Maslow (Abraham Maslow)

Teori ini menyatakan bahwa kebutuhan manusia tersusun


dalam hierarki, dari yang paling mendesak sampai yang paling

kurang mendesak. Berdasarkan urutan tingkat kepentingannya,

kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisik, kebutuhan

keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan

kebutuhan aktualisasi diri. Orang akan berusaha memuaskan

dulu kebutuhan mereka yang paling penting. Jika seseorang

berhasil memuaskan kebutuhan yang penting, kemudian dia

akan berusaha memuaskan kebutuhan yang terpenting

berikutnya.

3. Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)

Teori ini menyatakan bahwa terdapat dua faktor yang

membedakan dissatisfiers (faktor-faktor yang menyebabkan

ketidakpuasan) dan satisfiers (faktor-faktor yang menyebabkan

kepuasan). Tidak hanya dissatisfiers saja tidak

terhadap merek apa yang dibeli pelancukup, sebaliknya satisfiers

harus ada secara aktif untuk memotivasi pembelian. Teori

Herzberg memiliki dua implikasi. Pertama, para penjual harus

berusaha sebaik-baiknya menghindari dissatisfiers. Walaupun

tidak menyebabkan lakunya produk, hal tersebut bisa dengan

mudah menyebabkan produk tersebut tidak terjual. Kedua, para

pabrikan harus mengidentifikasi satisfiers atau motivator utama

pembelian di pasar dan kemudian menyediakan faktor satisfiers

itu. Satisfiers itu akan menghasilkan perbedaan besarggan.


2.1.3 Keputusan Berkunjung

Keputusan berkunjung wisatawan dalam

penelitian ini adalah sebuah kegiatan perjalanan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan

mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik

wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

Keputusan berkunjung ke destinasi wisata dalam penelitian

ini digunakan dengan pendekatan perilaku keputusan

pembelian, sehingga dapat di analogikan keputusan

berkunjung wisatawan sebagai keputusan pembelian produk

atau jasa. Menurut Buchari (2011:96) keputusan pembelian

adalah suatu keputusan konsumen yang dipengaruhi oleh

ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya, produk, harga,

lokasi, promosi, dan proses, sehingga membentuk suatu sikap

pada konsumen untuk mengola segala informasi dan

mengambil kesimpulan berupa respon yang muncul tentang

produk atau jasa apa yang akan dibeli.

Keputusan pembelian merupakan suatu proses

pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup

penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan

pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan


sebelumnya (Assauri, 2008:141). Menurut Kotler dan Keller

(2009:184) keputusan pembelian merupakan suatu pemilihan

tindakan dari dua atau lebih alternatif.

2.1.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi berkunjung

Pengambilan Keputusan dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Menurut Kotler dan Keller (2009: 235),

faktor-faktor dalam pengambilankeputusan terdiri dari:

1. Faktor Kebudayaan

Faktor kebudayaan berpengaruh luas dan dan

mendalam terhadap perilaku konsumen. Faktor

kebudayaan terdiri dari : budaya, sub- budaya, dan

kelas sosial.

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku konsumen juga

dipengaruhi oleh faktor- faktor sosial seperti

kelompok acuan, keluarga serta status sosial.

3. Faktor Pribadi

Faktor pribadi yang memberikan kontribusi terhadap

perilaku konsumen terdiri dari usia dan tahap siklus


hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup,

kepribadian, dan konsep diri.

4. Faktor Psikologis

Faktor Psikologis dipengaruhi oleh empat faktor psikologi

utama yaitumotivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan

dan pendirian.

Tabel 2.1
Tahap keputusan berkunjung

Pengenalan Pencairan Pengevaluasi Pengambilan Perilaku setelah


Kebutuhan Informasi an Arternatif keputusan pembelian

Sumber : Simamora (2001:94)

Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa tahap-tahap yang dilewati untuk

mencapai proses berkunjung melewati lima tahap, yaitu:

1. Pengenalan Kebutuhan (Need Recognition) Kebutuhan itu dapat dipicu oleh

stimulan internal ketika salah satu kebutuhan normal naik ke tingkat yang tinggi

sehingga menjadi pendorong. Kebutuhan juga dapat dipicu oleh stimulus

eksternal. Setelah mengumpulkan informasi penyedia jasa dapat

mengidentifikasi faktor faktor yang paling sering menimbulkan ketertarikan

terhadap produk dan mengembangkan program pemasaran yang meibatkan

faktor-faktor tersebut.
2. Pencarian Informasi Jika dorongan calon pengunjung kuat danproduk yang

memenuhi kebutuhan berada berada dalam jangkauanya,kecenderungan untuk

pembelian akan meningkat. Pada tahapan tertentu calon pengunjung akan

meningkatkan perhatian padabarang atau jasa yang di inginkan. Perhatian itu

dilakukan dengan cara memperhatikan iklan, menanyakan kepada orang lain

atau mencari informasitertulis dan menghubungi langsung temannya.

3. Evaluasi Alternatif Evaluasi alternatif disebut sebagai cara konsumen

memproses informasi yang menghasilkan berbagai pilihan merek. Proses

evaluasi ini membaut calon pengunjung menyusun beberapa tingkatan sesuai

dengan kriteria yang di inginkan.

4. Keputusan Pembelian

Ada dua faktor yang muncul di antara kecenderungan pembelian dan keputusan

pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan yang kedua adalah factor

situasi tak terduga. Sikap orang lain akan mempengaruhi kesempatan calon

pengunjung dan situasi yang tak terduga akan muncul ketika apa yang sudah

direncanakan tidak sesuai dengan aslinya. Seperti harga dan ketersediaan yang

nantinya juga akan mengubah kecenderungan pembelian atau kunjungan.

5. Perilaku Setelah Pembelian Perilaku setelah pembelian adalah suatu keadaan

dimana pengunjung merasa puas atau tidak puas atas barang atau jasa yang telah

digunakan.
2.2. Penelitian Terdahulu

1.Syakir Kamil Ainul Fitroh,dkk (2017) melakukan penelitian dengan judul

“PENGARUH ATRAKSI WISATA DAN MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP

KEPUTUSAN BERKUNJUNG” dengan hasil, berdasarkan hasil analisis data

menunjukkan variabel bebas secara serempak mempunyai pengaruh signifikan terhadap

variabel terikat keputusan berkunjung. Sehingga dapat dismpulkan bahwa pengujian

terhadap hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa adanya pengaruh secara

serempak variabel bebas Atraksi Wisata (X1) dan Motivasi Wisatawan (X2) terhadap

variabel terikat Keputusan berkunjung (Y) dapat diterima dan teruji kebenarannya.

Pengujian hipotesis secara individu variabel bebas Atraksi Wisata (X1) dan Motivasi

Wisatawan (X2) terhadap Keputusan berkunjung (Y) berpengaruh terhadap Keputusan

berkunjung secara signifikan. Sedangkan variabel Motivasi Wisatawan (X2)

berpengaruh terhadap Keputusan Berkunjung (Y) secara signifikan. Hasil uji hipotesis

secara individu didapatkan bahwa kedua variabel yaitu

Atraksi Wisata (X1) dan Motivasi Wisatawan (X2) berpengaruh signifikan terhadap

Keputusan berkunjung (Y).

2.M. AKROM K. (2014) melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS FAKTOR-

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN WISATAWAN DI PANTAI

CAHAYA, WELERI, KABUPATEN KENDAL” penelitian ini menunjukan bahwa

sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah

satu sumber pendapatan daerah. Usaha memperbesar pendapatan asli daerah, maka

program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata daerah

diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. Pantai Cahaya


adalah salah satu obyek wisata yang terletak di kabupaten Kendal. Faktor-faktor yang

diduga berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke Pantai Cahaya adalah

pendapatan wisatawan, biaya perjalanan, biaya perjalanan ke obyek wisata lain, lama

perjalanan dan fasilitas.Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 100 orang

wisatawan yang berkunjung ke Pantai Cahaya dengan menggunakan teknik accidental

sampling. Data yang digunakan adalah data primer berdasarkan kuesioner. Teknik

analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.Berdasarkan hasil analisis yang

dilakukan dapat diketahui bahwa pendapatan dan fasilitas berpengaruh positif terhadap

jumlah kunjungan wisatawan Pantai Cahaya, sedangkan biaya perjalanan, biaya

perjalanan ke obyek wisata lain dan lama perjalanan tidak berpengaruh terhadap jumlah

kunjungan wisatawan Pantai Cahaya.

3.Rully Priyamitra (2012) melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH

MOTIVASI KONSUMEN, PERSEPSI KUALITAS DAN SIKAP KONSUMEN

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TOYOTA AVANZA DI SEMARANG”

penelitian ini menunjukan bahwa persaingan dalam industri kendaraan roda empat di

dalam negeri semakin ketat yang ditunjukkan dengan banyaknya launching produk

terbaru di kelasnya masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya. Salah satu

merek kendaraan roda empat yang sudah dikenal adalah Toyota. Toyota memproduksi

kendaraan dengan berbagai jenis, yaitu Innova dan Avanza. Namun demikian, market

share Avanza lebih rendah dari pada Innova. Ini menunjukkan bahwa keputusan

konsumen untuk membeli Toyota Avanza masih dibawah Innova. Banyak faktor yang

dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian Toyota Avanza,

yaitu motivasi, persepsi dan sikap. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh
motivasi, persepsi dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian Toyota Avanza

di Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang melakukan

pembelian Toyota Avanza di Semarang periode Januari–November 2010. Sampel dalam

penelitian ini adalah sebagian konsumen yang melakukan pembelian Toyota Avanza di

Semarang periode Januari–November 2010 sebanyak 60 responden. Jenis datanya

adalah primer. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis

yang digunakan adalah regresi berganda dengan sebelumnya diuji dengan uji validitas,

uji reliabilitas dan uji asumsi klasik. Hasil analisis dengan menggunakan SPSS Versi 13

menunjukkan bahwa:

1). Motivasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Toyota Avanza di

Semarang. 2). Persepsi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Toyota

Avanza di Semarang. 3). Sikap berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

Toyota Avanza di Semarang

4.Aprillia Ragil Anggriani (2017) melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH

MOTIVASI KONSUMEN, PERSEPSI KUALITAS DAN SIKAP KONSUMEN

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PONSEL SAMSUNG”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh motivasi konsumen terhadap

keputusan pembelian ponsel Samsung di kalangan mahasiswa pada Universitas

Muhammadiyah Surakarta, (2) pengaruh persepsi kualitas terhadap keputusan

pembelian produk ponsel Samsung di kalangan mahasiswa pada Universitas

Muhammadiyah Surakarta, pengaruh sikap konsumen terhadap keputusan Pembellian

ponsel Samsung di kalangan mahasiswa pada Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Penelitian ini termasuk penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah konsumen pengguna ponsel Samsung di kalangan mahasiswa pada

Universitas Muhammadiyah Surakarta, dengan penyebaran kuesioner yang berjumlah

100 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

convenience sampling, yaitu dimana peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa

saja, atau yang kebetulan bertemu dengan peneliti yang dapat dijadikan sampel sesuai

persyaratan dari populasi yang ada. Berdasarkan hasil perhitungan ditentukan jumlah

sampel yang digunakan sebanyak 100 responden. Metode analisis data

yang digunakan adalah uji validitas, uji reability, normalitas, multikolinieritas,

heteroskedastisitas, dan uji analisis regresi linier berganda dengan uji t, uji F dan

koefisien determinasi (R2). Dari uji hipotesis didapatkan hasil motivasi konsumen,

persepsi kualitas, dan sikap konsumen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

keputusan pembelian produk ponsel samsung..

5.Nur Muhamad Kaisar (2013) melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS

PENGARUH MOTIVASI KONSUMEN, KEPRIBADIAN MEREK DAN PERSEPSI

KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SKUTIK YAMAHA”

Penelitian ini dilatar belakangi adanya penurunan penjualan dan penurunan pangsa

pasar skutik Yamaha. Penurunan penjualan ini menunjukan adanya penurunan

keputusan pembelian konsumen pada produk skutik Yamaha sehingga dapat

dirumuskan dalam penelitian ini bahwa bagaimana konsumen mengambil keputusan

pembelian sepeda motor di tengah fenomena persaingan yang semakin ketat yang

berdasarkan pada motivasi konsumen, kepribadian merek dan persepsi kualitas. Tujuan

penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh motivasi konsumen, kepribadian

merek dan persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian skutik Yamaha. Sampel
dalam penelitian ini berjumlah 100 responden. Instrumen kuesioner digunakan sebagai

pengumpul data. Pengujian validitas dan reliabilitas atas indikator-indikator dan konsep

variabel tersebut menunjukan nilai validitas dan reliabilitas yang memenuhi syarat

sebagai instrument. Analisis dengan regresi linier berganda digunakan untuk

mengetahui pengaruh variabel-variabel kualitas motivasi konsumen, kepribadian merek

dan persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian dan menghasilkan persamaan

regresi. Hasil penelitian ini diketahui bahwa secara bersama ketiga variabel tersebut

mempengaruhi keputusan pembelian. Angka adjusted R square sebesar 0,683

menunjukan bahwa variabel independen dapat mendelaskan 68,3% persen variasi

keputusan pembelian. Sisanya 31,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar ketiga variabel

yang digunakan dalam penelitian ini.

2.3 Kerangka Berpikir Penelitian

Berhasilnya sebuah produk atau jasa dapat dilihat dari diterimanya hal tersebut

oleh masyarakat, dan tertanamnya dibenak masyarakat tentang alasan mereka memilih

atau mengunjungi tempat/lokasi wisata yang akan mempengaruhi keputusan berkunjung

mereka. Dengan demikian maka variabel dalam penelitian ini adalah: Motivasi (X)

sebagai variabel dependen, sedangkan Keputusan Berkunjung (Y) adalah variabel

independen. Berdasarkan uraian diatas maka kerangka pemikiran dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :


Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Motivasi ( X) Keputusan
Berkunjung (Y)

2.4 Hipotesin Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:64) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap

rumusan penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan

bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan rumusan masalahh serta tujuan

penelitian yang bahas pada bab sebelumnya, maka peneliti menyusun

hipotesis sebagaiberikut :

Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari

Motivasi terhadap keputusan berkunjung pada

Museum Zoologi.

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari Motivasi terhadap keputusan berkunjung

pada Museum Zoologi.


12

Anda mungkin juga menyukai