Anda di halaman 1dari 26

BAB I

Pendahuluan

I. Latar Belakang

Prosses belajar sosial mengakibatkan terbentuknya individu, yang tampak pada


tingkah laku sosial pada individu tersebut di dalam kehidupan sehari-hari. Prosess
belajar sosial terus berlangsung sepanjang kehidupan manusia dan proses tersebut
dapat berlangsung di dalam keluarga, tempat kerja, sekolah, organisasi-organisasi
sosial dan masyarakat luas. Dalam proses belajar sosial menunjukkan bagaimana
individu belajar dan apa hasil belajar yang dicapai didalam rangka pembentukan dan
kesempurnaan kepribadian individu, yang bernuansa paad perwujudan tingkah laku
sosial individu yang bersangkutan.

Pemahaman terhadap tingkah laku sosial individu, dapat dilakukan memalui


kualitas dinamika interaksi sosial individu dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
disebabkan karena dalam interaksi sosial, kata S. Stansfeld Sargent : the controlled
to one or another aspect of envirinment largely in terms of their needs and purposes,
their frustration and emotions, and their ego involment.( Mereka mengendalikan
pada satu atau aspek-aspek lingkungan lain yang besar, di dalam istilah kebutuhan
dan tujuan mereka, kekecewaan dan perasaan mereka dan keterlibatan alam mereka).
Hal ini pula yang mengakibatkan pembentukan kepribadian melalui proses belajar
sosial bersifat dinamis.

Aspek-aspek yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas dinamika interaksi


individu adalah : (a) motive (penggerak), (b) frustration and defence mechanism
(frustrasi dan mekanisme pertahanan.

II. Rumusan Masalah


1. Apa dan bagaimanakah yang dimaksud dengan motive atau penggerak itu?
2. Apa dan bagaimanakah yang dimaksud dengan frustrasi dan mekanisme
pertahanan diri?
III. Tujuan
1. Peserta didik dapat mengetahui maksud dari motive atau penggerak
2. Peserta didik dapat mengetahui maksud dari frustrasi dan mekanisme pertahanan
diri.

1
BAB II
Pembahasan
A. Motive/Penggerak
1. Asal Mula Motive (Motif)

Pembahasan motive pada kehidupan individu merupakan sesuatu yang sangat


penting dan bersifat fungsional. Hal ini seperti dikemukakan David Krech dan
Crutchfiel (1948) yang mengemukakan dua alasan pokok, yakni:

a. First, we ask why individuals chosen one action and reject alternative actions.
(Pertama. Kami bertanya, mengapa individu-individu memilih satu kegiatan dan
menolak kegiatan-kegiatan pilihan/alternatif). Hal ini menunjukkan bahwa tiap-
tiap individu mempunyai hanya satu penggerak dirinya untuk bertingkah laku.
b. Second, we ask why people persist in a chosen action often over along time and
often in the face of difficulties and obstacles. (Kedua, kegiatan yang kadang-
kadang berjangka waktu lama dan menghadapi kesulitan-kesulitan dan
rintangan). Hal ini menunjukkan bahwa tiap-tiap individu memiliki satu
penggerak keteguhan yang digunakan untuk memilih kegiatan dan menghadapi
problem dalam kegiatan.

Dengan kedua alasan tersebut, kita mempelajari motive/penggerak sama


dengan bila mempelajari tujuan dan keteguhan bertingkah laku dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, motive yang ada pada setiap individu, menjadi kunci
dari kegiatan dan kesuksesan individu yang bersangkutan.

Mengenai asal mula motive yang ada pada manusia, terdapat dua teori yang
dapat menerangkan, yaitu:

a. Instinct Theory (Teori Insting)

Teori ini dikemukakan oleh William James (1948), Mc. Dougall dan Thorndike
(1908) bahwa Instinct is an innate tendency to act (Insting adalah kecenderungan
dari dalam diri (pembawaan lahir) untuk berbuat.

Mereka menyadari bahwa kecenderungan dari dalam ini pasti ada pada
individu untuk memulai bertingkah laku. Jumlah insting yang ada pada manusia,
kata L. L. Bernard, dapat mencapai 4000-6000 dan dapat digunakan untuk

2
menerangkan kegiatan-kegiatan praktis individu dalam kehidupan sehari-hari. Juga
insting yang ada pada individu merupakan sesuatu yang tidak dapat dipelajari karena
insting-insting tersebut pembawaan individu.

Teori ini memang disanggah oleh ahli-ahli antropologi dan sosiologi.


Menurut para ahli antropologi: … that different culture pattern produce great
variations in human behavior (bahwa perbedaan pola-pola kebudayaan
menghasilkan variasi yang banyak di dalam tingkah laku manusia). Jadi, tingkah
laku individu bukan karena insting, melainkan karena kebudayaan individu tersebut.

Sementara ahli sosiologi berpendapat: … that much of the behavior


considered innate is act all learned so it was a missoner when /applied behavior
tendencies based on experience. ( … bahwa banyak tingkah laku dipandang sebagai
kecenderungan dari dalam diri merupakan tindakan belajar, sehingga adalah
pemberian kesalahan aoabila menerapkan pada pengalaman). Hal ini berarti bahwa
semua tingkah laku yang dianggap atau dipandang sebagai insting, ternyata tingkah
laku itu dari hasil belajar, yang berupa pengalaman individu. Jadi, semua tingkah
laku individu berasal dari pengalaman.

b. The Concept of Drive/Konsep Dorongan

Konsep ini dikemukakan oleh ahli fisiologi dan dikonferensikan dengan ahli-
ahli psikologi, antara lain oleh C. T. Morgan yang menyatakan: They began to
speak of physiological tensions like hunger, thirst and sex as driver which impel the
organism toward satisfaction of its issues needs. In other words, home need, very
difinitily motive organizing in the seem of in feeling activity diacted toward
satisfaction. (Mereka mulai bicara ketegangan fisik seperti lapar, haus, dan
kebutuhan seks sebagai dorongan yang memaksa makhluk hidup cenderung pada
kepuasan dari serapan kebutuhan. Dengan kata lian, serapan kebutuhan mendorong
makhluk hidup sangat terbatas, dalam arti mendorong kegiatan ditujukan ke arah
kepuasan). Dengan pernyataan tersebut, motor berasal dari dorongan yang bersifat
fisik, yang kemudian dapat menciptakan tingkah laku guna tercapai kepuasan. E. C.
Tolman menambahkan bahwa drive (dorongan) dapat berupa apetitas (sakra) seperti
lapar, haus, keengganan seperti ketidakadilan. Sedangkan Murphy dan Newcom
membagi dorongan menjadi keindahan, kegiatan, dan perasaan dalam seperti
ketakutan, kemarahan, dendam.

3
c. The Theory of Functional Autonomy/Teori Hak Sendiri yang Bersifat
Fungsional

Teori ini dikemukakan oleh John Dewey, E. C. Tolman dan Gordon Allport,
sebagai berikut.

1) John Dewey
Menurut John Dewey: All habits are demands for certain kinds of activity,
and they constitute the self. They form our effective desius and furnish us with
our working capacities. (Semua kebiasaan menuntut beberapa macam kegiatan,
dan mereka menghadiri. Mereka membentuk keinginan yang objektif dan
mereka melengkapinya dengan kapasitas kerja kita. Oleh karena itu, kebenaran
dipandang sebagai pendorong tingkah laku dan kebiasaan pula yang membentuk
motivational character (watak yang bersifat pendorong).
2) E. C. Tolman menyatakan: … what he call social technique are type of social
behavior which insure more food, drink and are satisfaction. And that these
learned social technique are dynamic and impelling as physiological drive. (…
apa yang disebut teknik sosial adalah bentuk-bentuk tingkah laku sosial yang
menjamin banyak makanan, minuman, dan kepuasan seks; bahwa teknik sosial
yang dipelajari adalah bersifat dinamis dan mendorong seperti dorongan yang
bersifat fisik).
3) Gordon Allport menyatakan: Each motive has a definite point of origin which
may like in the hypothetical instimats or more likely in organic tension and
diffuse bility. (Setiap motif/penggerak mempunyai titik keaslian yang terbatas
yang menempatkan pada insting yang bersifat dugaan atau lebih seperti pada
ketegangan organis dan ketersinggungan yang dihamburkan.

Bermacam-macam pendapat ahli dari teori kemandirian yang fungsional di situ


kesemuanya searah menunjukkan bahwa tingkah laku individu merupakan cerminan
dari adanya motif (penggerak) dari diri manusia walaupun dengan nama yang
berbeda-beda seperti John Dewey menyebut habit/kebiasaan (teknik sosial) dan
Gordon Allport menyebut instinct (insting).

4
2. Pengertian Motive/Penggerak

Ada beberapa ahli yang mencoba memberi pengertian tentang motif, antara lain:

a) Theodore M. Newcomb
Motive, as here used, refers to a state of the organism in which bodily energies
mobilized and selectively directed toward part of environment (motif atau
penggerak, sebagaimana digunakan disini, merujuk pada kondisi makhluk hidup
di mana sebagian besar tenaga digunakan dan diarahkan secara selektif kea rah
bagian lingkungan).
b) Bercloon dan Steiner
A motive is an inner state that energies, activities or move and that direct or
channels behavior toward goals (sebuah motif/penggerak adalah kondisi di
dalam, di mana tenaga, kegiatan atau gerakan dan arah atau saluran tingkah laku
tearah pada tujuan).
c) W.A. Gerungan
Motif merupakan suatu pengertian yang meliputi semua penggerak, alasan-alasan
dan dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebutkan ia berbuat
sesuatu.
d) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong orang bersangkutan
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu suatu tujuan.

Dari beberapa pengertian tentang motif, terdapat kesamaan, yakni dorongan dari
manusia untuk bertingkah laku guna mencapai tujuan. Oleh karena itu, beberapa ahli
menunjukkan aspek-aspek yang ada dalam motive, sebagai berikut:

a. Menurut Charles N. Cofer, ada 3 aspek di dalam motivasi, yaitu:


1) The direction of behavior (tujuan tingkah laku). Hal ini disebabkan karena setiap
pemilikan kegiatan pasti ada tujuan yang ingin dicapai.
2) The persistence of our goal-related activity (keteguhan tujuan kita yang
dikaitkan dengan kegiatan). Hal ini menunjukkan kesungguhan di dalam
mencapai tujuan dari tiap-tiap kegiatan.

5
3) The degree of vigor that characterizes our efforts toward a goal (tingkat
keteguhan di mana ciri-ciri kegiatan kita terhadap suatu tujuan). Hal ini lebih
mempertegas bahwa dalam pencapaian tujuan ada keteguhan yang semakin
tinggi.
Jadi, menurut Charles N. Cofer setiap aspek motif yang ada di dalamnya
adalah tujuan, ketentuan kegiatan, dan tingkat kegiatan untuk mencapai tujuan.
b. Menurut David Krech dan Richard Crutcfield, ada:
1) The one term “want” will sometime be used to refer to both positive and
negative driving forces (istilah pertama “keinginan” kadang-kadang akan
digunakan untuk hubungan dengan tekanan dorongan positif dan negatif
keduanya). Dorongan positif yang menjadi bagian keinginan seperti:
kesenangan, kebanggaan, sedang dorongan negatif seperti ketakutan, paksaan,
keengganan, dan sebagainya.
2) The other term “goal” be used to refer to both appetitive action toward
approach objects and aversive action toward a voidance objects (istilah lain
“tujuan” digunkaan untuk hitungan dengan kegiatan tehadap tujuan yang tidak
disukai (enggan), keduanya.

Dengan demikian menurut kedua ahli di atas dalam setiap motive aspek yang
ada adalah want (keinginan) dan goal (tujuan).

c. Menurut Newcomb, aspek motive berupa:


1) Drives as bodily status as restlessness which initiate tendencies to activity.
(Dorongan adalah kondisi sebagian besar perasaan seperti kegelisahan sebagai
kecenderungan awal untuk kegiatan).
2) A goal is state of affairs toward which behavior is directed wether successfully
or not. (Suatu tujuan adalah suatu kondisi kegiatan dimana tingkah laku
diarahkan, apakah sukses atau tidak).

Di sini Newcomb melihat bahwa setiap motive mengandung dorongan


(drive) dan tujuan (goal) sekaligus.

Lebih lanjut pembahasan motive terkait erat dengan drive dan inventive. Dalam
hal ini Charles N. Cover menerangkan: The word “motive” is often used in respect
to phsychologycal states. Inventive applies to both. (Kata motive (penggerak)

6
kadang-kadang digunakan pada kondisi dorongan psikologis yang diinginkan, drive
(dorongan) untuk kondisi yang bersifat fisik. Inventif menerapkan keduanya).

Perubahan motive sering menimbulkan suatu kesulitan atau bahkan kelancaran,


dengan bahasa lain seperti “drive”, “interest”, dan “want” (dorongan, inisiatif, dan
keinginan). Hal ini dapat dimaklumi, karena menurut S. Stansfeld Sargent, ada
alasan-alasan yang dapat membingungkan, seperti:

1) Motivation is difficult because it is primarily concerned with the “why” rather


than “how” or “what” of behavior (Motivasi adalah sulit, karena ia pertama-
tama berkenaan dengan “mengapa” daripada “bagaimana” atau “apa” dari
tingkah laku.
2) Motives are never direct observable, in the sense that emotions, learning,
memory, or even inteliigence are observable (Penggerak tidak pernah dapat
diamati secara langsung, dalam pemikiran, bahwa perasaan, belajar,
pengalaman, atau bahkan kepandaian dapat diamati).
3) Psychologist and other students of motivation are unclear as to the meaning of
terms they use. Is a motive an inner push or like an instinct? (Ahli-ahli psikologi
dan mahasiswa-mahasiswa lain tentang motivasi tidak jelas pengertiannya
sebagaimana istilah yang mereka gunakan. Apakah suatu penggerak dorongan
dari dalam atau seperti suatu insting.
4) Motives may be primarily physiological or primarily social in origin or more
likely a combination of the two (Penggerak mungkin pertama-tama bersifat fisik
atau pertama-tama bersifat sosial pada dasarnya atau lebih seperti kombinasi
(campuran) dari dua-duanya).

3. Teori-teori Motive

Dari berbagai tinjauan, ada beberapa teori motive yang dapat diuraikan, yakni:
Teori Hedonisme, Teori Naluri, Teori Kebudayaan, Teori Daya Dorong, dan Teori
Kebutuhan.

a. Teori Hedonisme

Pada dasarnya teori ini berpandangan bahwa manusia mempunyai kehidupan


yang mementingkan kesenangan dan menjauhi ketidaksenangan. Inilah yang

7
menyebabkan setiap individu berusaha untuk mencapai keenakan pada dirinya saat
kerja atau kegiatan lain dalam kehidupan sehari-hari. Individu sering cenderung
untuk malas atau menghindari kesulitan, bahkan sering ia sampai hati menikmati
hasil kerja individu lain.

Oleh karena itu, individu perlu diberi motivasi, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dan dapat berupa motivasi positif ataupun negatif.

b. Teori Naluri

Teori ini beranggapan bahwa individu mempunyai tiga insting yang penting, yaitu:

1) Insting mempertahankan diri,


2) Insting mengembangkan diri, dan
3) Insting mengembangkan jenis.

Pada kehidupan sehari-hari, tingkah laku individu digerakkan oleh ketiga insting
tersebut secara sendiri-sendiri atau bersama-sama. Oleh karena itu, insting itu perlu
diberi motivasi sehingga tingkah laku individu dapat mencapai keberhasilan secara
optimal sesuai dengan yang ia harapkan.

c. Teori Kebudayaan

Teori ini menguraikan bahwa tingkah laku individu tidak dapat digunakan oleh
insting yang ada pada diri individu tersebut, tetapi tingkah laku individu digunakan
oleh pola-pola kebudayaan di mana individu itu berada.

Dengan mempelajari pola-pola kebudayaan, individu memperoleh pengalaman-


pengalaman dalam pembentukan kepribadian yang tercermin dalam bentuk tingkah
lakunya.

Oleh karena itu, seorang individu dapat dimotivasi tingkah lakunya melalui latar
belakang kebudayaan individu yang bersangkutan seperti tingkah laku yang
merupakan keharusan atau tingkah laku yang dibuang.

d. Teori Daya Dorong

Teori ini ,beranggapan bahwa tingkah laku individu dapat digunakan melalui
insting dan pola-pola kebudayaan secara bersama-sama.

8
Missal, seorang wanita mempunyai insting untuk merawat anak. Namun di lain
pihak, ia mempunyai kewajiban dalam perawatan anak sesuai dengan pola-pola
kebudayaannya.

Jadi teori daya dorong itu merupakan gabungan dari teori memberi dan teori
kebudayaan dalam rangka memberi motivasi pada tingkah laku individu.

e. Teori Kebutuhan

Teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow, Frederick Herzberg, dan


David Mc. Clelland.

Teori ini pada dasarnya menyebutkan bahwa tingkah laku individu berguna
untuk memenuhi kebutuhannya.

Teori ini terdiri dari teori pemenuhan kebutuhan dan teori pemeliharaan motivasi.

1) Teori Pemenuhan Kebutuhan/Satisfaction of Needs Theory

Teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow di mana teori ini mempunyai
empat prinsip landasan, yakni:

a. Manusia adalah binatang yang berkeinginan


b. Kebutuhan manusia tampak teorganisir dalam kebutuhan yang bertingkat-
tingkat
c. Bila salah satu kebutuhan terpenuhi, maka kebutuhan lain akan muncul
d. Kebutuhan yang telah terpenuhi tidak mempunyai pengaruh, dan kebutuhan
lain yang lebih tinggi menhadi dominan

Dalam kebutuhan manusia, Abraham Maslow membagi menjadi lima macam


kebutuhan manusia, yaitu:

a. Physical Needs (Kebutuhan-kebutuhan fisik)


Kebutuhan fisik merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan kondisi
tubuh seperti sandang, pangan, dan papan.
b. Safety Needs (Kebutuhan-kebutuhan rasa aman)
Kebutuhan ini lebih bersifat psikologis individu dalam kehidupan sehari-hari.
Misal: perlakuan adil, pengakuan hak dan kewajiban, jaminan keamanan.

9
c. Social Needs (Kebutuhan-kebutuhan sosial)
Kebutuhan ini juga cenderung bersifat psikologis dan sering kali berkaitan
dengan kebutuhan lainnya. Misal: diakui sebagai anggota, diajak
berpartisipasi, berkunjung ke tetangganya, dan sebagainya.
d. Esteem Needs (Kebutuhan-kebutuhan penghargaan)
Kebutuhan ini menyangkut prestasi dan prestise individu setelah melakukan
kegiatan. Misal: dihargai, dipuji, dipercaya.
e. Self Actualization Needs (Kebutuhan aktualisasi diri)
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tertinggi dari suatu individu dan
kebutuhan ini sekaligus paling sulit dilaksanakan. Misal: mengakui pendapat
orang lain, mengakui kebenaran orang lain, mengakui kesalahan sendiri,,
dapat menyesuaikan diri dengan situasi.

Masing-masing kebutuhan tersebut dapat saling memberi motivasi


pada tingkah laku individu dan motivasi ini bergerak dari kebutuhan yang
paling mudah untuk memenuhinya.

Dalam hal ini kebutuhan fisik dipenuhi lebih dahulu oleh individu
baru kemudian menyusul kebutuhan rasa aman. Begitu kebutuhan rasa aman
terpenuhi maka kemudian muncul kebutuham sosial untuk dipenuhi dan
begitu seterusnya sampai kebutuhan aktualisasi diri terpenuhi.

Pada masing-masing kebutuhan tersebut, tiap-tiap individu dapat berbeda


satu sama lain, hal ini dapat terjadi karena:

a) Status individu seperti ayah, ibu, anak


b) Latar belakang pendidikan seperti SD, SLTP, SMU, dst.
c) Latar belakang pengalaman, misalnya miskin pengalaman dan kaya
pengalaman
d) Cita-cita dan harapan individu
e) Pandangan hidup individu

10
2) Teori Pemeliharaan Motivasi/Motivation Maintenance Theory

Teori pemeliharaan motivasi diangkat dari bidang ekonomi, tetapi teori ini ada
hubungannya dengan teori motivasi dari Abraham Maslow dalam bidang psikologi.
Teori ini dikemukakan oleh Friederich Herzberg

Teori ini pada dasarnya menyebutkan bahwa setiap individu di tempat kerja
selalu dipengaruhi oleh dua situasi, yakni:

a) Statisfiers/motivation, yakni suatu situasi yang dapat menjadi sumber kerja


seperti pencapaian tujuan, penemuan baru, bekerja sendiri, bertanggung
jawab dan kemajuan.
b) Dissatisfiers, yaitu semua factor yang menyebabkan terjadinya situasi yang
mendatangkan ketidakpuasan, seperti teknik supervise, kebijakan
administrasi, tugas keamanan, dan status kerja.

Secara singkat, teori pemeliharaan motivasi dari Friederich Herzberg adalah


sebagai berikut:

a) Perbaikan gaji dan kondisi kerja tidak menimbulkan kepuasan, tetapi sekedar
mengurangi ketidakpuasan.
b) Yang memotivasi kerja adalah satisfiers
c) Dalam hubungannya dengan teori motivasi dari Abraham Maslow, maka:
(1) Statisfiers dapat berhubungan dengan high order needs (esteem needs dan
self actualization needs).
(2) Dissatisfiers dapat berkaitan dengan lover order needs (physical needs,
safety needs, dan social needs).
d) Satisfiers dapat disebut pula factor intrinsik atau motivator, sedang
dissatisfiers dapat disebut pula faktor distrinsik atau factor kesehatan. Oleh
karena itu, pemberian motivasi harus ditekankan pada faktor statisfiers
(factor intrinsic) karena hal ini dapat meningkatkan kerja kearah tercapainya
produktivitas yang tinggi.

11
f. Teori Motivasi dari David Mc. Clelland

Pada garis besarnya teori motivasi dari David Mc. Celland dapat dikemukakan
sebagai berikut

1) Sumber motivasi pada setiap individu meliputi:


a) Needs for power (kebutuhan menentukan kekuasaan),
b) Needs for affiliation (kebutuhan untuk perlindungan),
c) Needs for achievement (kebutuhan untuk keberhasilan).
2) Ciri-ciri individu yang mempunyai motivasi:
a) Sumber motivasi needs for power, dibagi:
(1) Kekuasaan selera khusus, meliputi (a) membesarkan diri sendiri, (b)
meremehkan pengikut, (c) memperlakukan bawahan sebagai pion/bidak
(orang rendahan), (d) mempunyai sifat mengancam.
(2) Kekuasaan yang disosialisasika, mencakup (a) digunakan untuk
kepentingan kelompok, (b) perumusan tujuan menguntungkan kelompok, (c)
memberi jalan memecahkan masalah untuk kebaikan bersama, (d)
mendengarkan bawahan dan mancari cara terbaik untuk evaluasi, (e) sebagai
katalisator
b) Sumber motivasi need fro a affiliation:
(1) Bersifat sosial dan suka berinteraksi
(2) Ikut memiliki dan berpartisipasi dengan kelompok
(3) Menginginkan kepercayaan lebih luas
(4) Ingin memperoleh saling pengertian
(5) Suka menolong dan suka persahabatan

4. Beberapa prinsip pembentuk motivasi

T. M. Newcomb mengemukakan beberapa prinsip membentuk motive :

A. Behavior ternas to become directed toward those part of the environment which
have been preceived as related to the removal of a drive. (Tingkah laku bertujuan
diarahkan kepada bagian-bagian lingkungan yang di pandang atau dirasa
berhubungan dengan penciptaan dorongan). Misal anak yang lapar, kemudian

12
melihat roti, maka ia segera mengarahkan tingkah laku ke arah pencapaian roti
tersebut.

Dengan kata lain, semua motivasi individu timbul bila tingkah laku diarahkan
pada tujuan tertentu.

B. One a object has served as a goal a new conditions of drive may later be aroused
which quite as part from the sp3cifik drive condition which that object originally
served to reduce. Is reduce only by that object. (Segala sesuatu sasaran sebagai
tujuan, selanjutnya suatu dorongan baru mungkin muncul sebagai bagian keadaan
dari dorongan yang khusus di mana sasaran yang asli menjadi terkurangi,
dikurangi hanya oleh sasaran itu ). Misal anak yang lapar melihat roti tadi,
ternyata ia juga melihat susu dimeja, maka susu dimeja menarik perhatian anak
untuk kemudian dinraih dan diminumnya. Akan tetapi anak tetapninhin
mendapatkan roti yang menjadi tujuan awalnya.

Dengan demikian motive dapat di timbulkan dengan menganti tujuan,


walaupun menganti ini bersifat sementara saja.

C. Neo motive may be acquired upon the basic of equired drives, just as in the case
of the original drives. Motive baru mungkin diperoleh tergantung besar dorongan
yang diperoleh srhingga dalam kasus ini dorongan asli). Misal anak lapar melihat
roti dan kemudian meminum susu tadi merasakan susu yang di minum tadi dapat
mengurangi sefikit laparnya maka anak tadi semakin termotive untuk memperoleh
roti tadi.

Dengan demikian tujuan antara yang di capai dapat meningkatkan motive


individu guna melakukan sesuatu tingkah laku.

5. Beberapa cara membentuk motivasi

Beberapa ahli seperti strange, chaparan, dan nort memberi uraian tentang cara-cara
untuk memotivasi individu, sebagai brrikut :

a. Motivating by force yaitu cara memberi motivasi kepada individu lain dengan
memaksa individu untuk untuk melakukan tingkah laku yang dikehendaki
pemberi motivasi. ( mengancam, menakut-nakuti, memberi sanksi)

13
b. Motivating by anticement/ memberi motivasi dengan ajakan

Cara motivasi dengan mengajak atau membujuk individu lain untuk melakukan
tingkah laku tertentu dengan dengan memberi harapan tertentu. ( pemberian
penghargaan, hadiah, pemberian kekuasaan)

c. Motivating by inditification/ memberi motivasi dengan menggunakan pengenalan

Cara pemberian motivasi melalui penggenalan tingkah laku pemberi motivasi dan
penerima motivasi. ( pemberian kepercayaan, pemberian tugas/tanggung jawab,
dan pemberian pengakuan)

6. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap motivasi

Thedore M. Newcomb menunjukan motivasi faktor yang berpengaruh pada


pembetian motivasi ditinjaun dari penerima motivasi.

a. Perception/pengamatan

Menyusun munculnya lingkungan sebagai bagian dari proses mengerjakan sesuatu


tentang itu

b. Thought/pemikiran

Sebuah bentuk tingkah laku yang diam leboh dari berterus terang dimana benda-
benda dan peristiwa-peristiwa berpengaruh secara simbolik.

c. Perasaan

Perasaan tidak mewakili bagian terpisah dari tingkah laku tetapi satu asumsi dimana
perbiatan, persepsi, dan pemikiran berlangsung.

7. Macam-macam motive

Macam-macam motive menurut Woodworth dan Marquis

• Motive organis (berhubungan dengan kebutuhan jasmani, seperti makan, minum,


bernafas, beristirahat, dan sebagainya)

• Motive darurat (menimbulkan tindakan yang segera, seperti menyelamatkan diri,


mengelak, membolos, dan sebagainya)

14
• Motive objektif (berhubugan dengan lingkungan, baik individu maupun benda,
seperti: berminat, eksplorasi, dan sebagainya)

Menurut W. J. Thomas

a. security/keamanan yakni hal-hal yang mendatangkan rasa aman, seperti menolong,


memberi perlindungan, menyembunyikan.

b. Response yakni reaksi yang positif untuk suatu perangsang seperti berkawan,
berkomunikasi, menerima dengan senang.

c. Recognition yaitu upaya menemukan sesuatu yang sifatnya fungsional seperti


pemecahan masalah, penyediaan alat-alat kerja baru, dan sebagainya.

d. New apperience yakni upaya pemberian pengalaman baru seperti pemberian


penerangan, pemberian cara-cara kerja baru

B. Frustation (kekecewaan)

1. Latar belakang

Kebutuhan menimbulkan motive/penggerak, motive menimbulkan tuntutan


dan tuntutan harus terwujud dalam bentuk tingkah laku. Pada akhirnya diharapkan
bahwa semua tingkah laku individu dapat mendatangkan kepuasan dalam kehidupan
individu tersebut. Akan tetapi kadang-kadang tingkah laku yang di arahkan kepada
pencapaian kepuasan, tidak dapat mendatangkan kepuasan yang selalu diharapkan.
Dengan demikian individu mengalami kegagalan dan kegagalan tersebut dapat
menimbulkan kekecewaan/frustasi pada individu yang bersangkutan.

2. Pengertian frustasi/kekecewaan

Menurut beberapa ahli

• Charles N. Cofer

Bahwa individu mempunyai suatu tujuan dan yang bersangkutan berusaha


mencapainya.

15
• J. Dollard

Mereka menyatakan kekecewaan pada umumnya berhubungan dengan terhalangnya


motif yang bersifat lingkungan tetapi kadang-kadang pada ketidaknyamanan kondisi
emosional akibat dari halangan.

• David Krech dan Richard S. Crutchfield

Apabila kemajuan terhadap suatu tujuan dihalangi dan ketegangan yang mendasari
tidak terpecahkan, kami menyebut kekecewaan.

3. Sumber-sumber frustasi/kekecewaan

Menurut Charles N. Cofer

a. Physical barrier yakni semua sumber yang berasal dari keadaan fisik seperti tinggi
badan, kaki pendek sebelah, dan sebagainya

b. Perconal deficiencies(kekurangan pribadi)

c. Uncooperatif social (kekurangan kerjasama pengaturan sosial)

4. Akibat frustasi/kekecewaan

Menurut david kreach dan richard s. Crutchfiel

a. Kedalaman usaha

b. Menata anggapan dalam masalah

c. Penggantian tujuan

David Krench dan Richard S. Crutchfield, menyebutkan

a. Cara mengatasi frustrasi yang baik


1. The potential consekuences of frustration are very numerous / kesanggupan
mengatasi akibat frustasi sangat banyak
Individu yang mengalami frustasi dapat mengambil banyak cara untuk
mengatasinya sesuai dengan yang ia harapkan. Misal : orang yang haus, bisa
kewarung, ketetangga, atau memasak air, dan bukan hanya mandi.
2. The consekuences of frustration are dynamically interelated/akibat frustasi
dihubungkan secara dinamis

16
Akibat frustasi yang baik, memunculkan tingkahlaku yang lebih tinggi
kualitasnya guna mencapai tujuan yang lebih. Misal : ia ditolak gadis, maka
mencari gadis yang lebih cantik.
3. The nature The consekuences depend hardly upon the verity of
frustration/dorongan akibat tergantung pada kerasnya fakta frustasi. Misal : yang
gagal lulus ujian , maka pada waktu yang akan datang ia belajar lebih keras lagi
4. The consekuences of frustration are not necessarily bad/akibat frustasi adalah
tidak perlu jelak. Misal : anak yang patah hati, maka ia tidak perlu membenci
semua gadis .

b. cara mengatasi frustasi yang kurang baik


cara-cara mengatasi frustasi tidak selamanya dengan cara yang baik, tetapi ada
cara-cara mengatasi frustasi yang kurang baik. Cara-cara mengatasi frustasi yang
kurang baik disebut juga dengan defense mechanism atau mekanisme prtahanan.
Untuk hal ini diuraikan pada bagian berikut

C . Pertahanan Diri

A. Ciri-ciri menisme pertahanan


Mwkanisme pertahanan merupakan cara-cara mengatasi frustasi walaupun cara-cara
tersebt digolongkan cara-cara yang kurang baik. Namun demikian, cara-cara ini
sangat bermanfaat bagi individu yang mengalami frustasi.
Cara-cara mengatasi frustasi melalui mekanisme pertahanan berupa tingkah-tingkah
laku yang mempunyai ciri-ciri :
1. To be such as to impair the healthy function whole person. (menjadi semacam
melemahkan /merusak fungsi kesehatan keseluruhan orang). Misal : mekanisme
pertahanan dengan peperangan dapat membuat semua orang takut.
2. To dirupt his successful adjustment to teh society in which he lives. (mematahkan
keberhasilan penyesuaiannya pada masyarakat dimana ia tinggal. Misal
mekanisme pertahanan dengan cara menyendiri, maka ia akan diasingkan
masyarakatnya.
3. To be able to handle conflict and frustation such a way not to jeopardize
continous progress to ward remote goal requires that the individual’s personality

17
be integratate in the proper way. (dapat menangani konflik dan kekecewaan
sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan kemajuan lebih lanjut terhadap
peningkatan tujuan yang diinginkan bahwa kepribadian individu dipersatukan
dalam perjalanan yang layak). Misal : mekanisme pertahanan dengan kompensasi,
maka individu dapat mencapai kesuksekan dalam mencapi tujuan.

B. Penggolongan mekanisme pertahanan


Tingkah-tongkah laku yang tergolong mekanisme pertahanan S. Stanfield
Sargent dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1 the defence mechanism which serve to guide and channel behaviour arising from
frustation. (mekanisme pertahann yang melayani untuk membimbing dan
menyalurkan tingkah laku yangtimbul dari kekecewaan ). Termasuk dalam
kelompok ini adalah:

a. Repretion /represi
Yang dimaksud: represion is an unconcious kind of holding,under or creating
back perform( r efresi adalah semacam penguat dibawh kesadaran atau
mendorong kembali tingkah laku oleh aku,yang menjadi dasar kita bagi
perlinudngan antara superego dan id).
Represi kurang memadai untuk mengatasi frustasi secara tuntas ,namun
represi berguna untuk hubungan sosial didalam kelompok primer dan dapat
membatasi emosional dan ketegangan . misalnya: bila ada suami isrti ,kondisi
suami kecewa ,mwndiamkan diri untuk tidak berkata-kata.

b. Rationalizaztion/rtionalisasi

Maksudnya adalah rationalization as a tendency of the ego to just tify and


defend it impulses to one self and to other. {rationalisai sebagai kecendurungan
ego unruk membela dan mempertahankan id merangrang diri seseorang dan yang
lain).

Rasionalisasi sebagian kecila aadalah benar, sebagaian besar banyak


kesalahan sehingga individu yang menggunakan haruslah selektif. Rasionalissasi
tampak dibenarkan apabial pertanyaan kepastian dimasa yang akan datang. Misa :

18
apakah ia menjadi guru? Jawaban yang dibenarkan adalah iya karena ia berasal
dari guru.

Serinhkali rasionalosasi bersifat sosial sebab alasan dan logika jawaban


memperoleh aspek kebbenaran didalam aspek kebudayaan atau dapat diuji
didalam masyarakat. Misal apakah ia dapat mencangkul seperti petani? Jawannya
adala iya, karena ia berasal dari keluarga petani dan selama ini hidu didesa yang
sebagian besar masyarakatnya hidup bertani.

Masyarakat juga menghargai rasionalisasi oleh karena pola tingkah laku


rasionalisasi dapt diterima dalam kehidupan masyarakat lua, nbaik sama sadar
maupun tidak. Contoh orang yang lebi tua memberi nasehat yang lebih muda
walaupn orang tersebut tidak mempunyai ohubungan darah dengan orang muda
itu.

Namun., rasinalisasi dapat menimbulkan tingkah laku yang tidak masuk akal
atau yang tidak ssuai dengan hukum. Misal : apakah ia harus membenci orang
negro? Jawabannya adalah iya, karena ia keturuna orang kulit putih. Jawaban ini
sebenarnya tidak masuka kal karena agama yang ia anut mengajarkan harus
mencintai sesama umat manusia.

Pada akhirnya, rasionalisasi juga sangat berguna bagi individu, baik secara
pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Contoh mengapa ia menolong
tetangga yang mengalami kesengsaraan walaupun ia bukan saudaranya
jawabannya iya , karena ia ingin hidup berdampingan didalam kehidupan
masyarakat

C displacement /penggantian

Yang dimaksud : ... means the expressing of emotional reaction in a situation


other tahn the one which assisted them. (berarti perwujudan reaksi perasaan
didalam suatu situasi yang lain lebih dari situasi yang mereka ciptakan). Misal :
seorang baawahan dimarahi oleh atasannya, maka ia dirumah memaraahi istrinya.

Displacement/ penggantian bersifat umum dan tidak direncanakan dalm


hubungan sosial didalam kehidupan sehrai-hari, apabila displacement
/penggantian dianggap sebagai bentuk pelarian. Hal ijni disebabkan karena bentuk

19
pelarian dianggap lebih baik dilakukan daripada marah atau penyeranagn dalam
rangka mengatasi frustasi.

Proyeksi merupakan mekanisme pertahanan yang harus dan sulit untuk


diidentifikasi terhadap proyeksi dapat mengetahui larytar belakang keinginan,
maksud dan dorongan individu melakukan proyeksi. Misal : anak tidak lulus
tentamen, ia beraalasan pada malamnya listrik dirumahnya padam.

Proyeksi mempunyai sifat sosial yang kecil dan mempunyai pengaruh yang
terbatas pada dirinya sendiri, karena individu yang melakukan proyeksi,
mempunyai kecenderungan yang kuat bahwa ia bingung dan mempunyai tingkah
laku canggung dalam kelompok sosialnya. Misal : anak yang tidak lulus tentamen
beralasan listrik dirumahnya padam. Dalam hal ini ia bingung mencari alasan dan
lingkah lakunya berupa alasan tidak dipercaya tman-temannya. Namun akibat
yang ditimbulkan hanya dialami analk itu sendiri.

d. Regresion/mundur/rgresi

Regresi : ... as a reticent of the libido to an earlier and lower level of


development. (regresi sebagai suatu kemunduran dari nafsu terhadap awal dan
rendahnya tingkat perkembangan. Contoh tingkah laku anak usia 22 tahun seperti
tingkah laku anak usia 8 tahun. Regresi dapat diaamati pada anak pada umumnya
dan dalam bentuk hubungan sosial yang luas sehingga orang dewsa amenganggap
anak-anak yang melakukan regresi adalah anak-anak yang kurang normal. Contoh
lain : anak laki-laki yang telah remaja, ia masih suka bermain-main denga anak
kecil.

Tingkah laku regresi mempunyai sanksi sosial dalam kebudayaan walaupun


regresi mempunyai tujuan yang jelas dan tidak salah. Misal : pengurus RT yang
berkali-kali tidak hadir dalam rapat warga karena ad rapat dikantor, menghadiri
resepi, dan menjenguk teman sakit. Alasan ini benar, tetapi masyarakat
menganggap ia berbohong.

2. the blocking of a stong motive with emotional reaction. (menghambat motive yang
kuat dengan menciptakan emosional yang dapat diungkapka).

Termasuk kelompok mekanisme pertahanaan ini adalah :

20
a. Anger / kemarahan
Anger atau kemarahan :... is a strong negative emotional ang may be broad and
diffuse ... (kemarahan adalah emosi negatigf yang dibuat dan mungkin luas
keberadaannya dan menyebar...). dalm hubungan ini, mekanisme pertahanan
dengan kemarahan bersifat memutuskan hubungan anatara individu dengan
penyebab frustaasi. Misal : aanak yang tidak lulus ujian, maka ia marah-marah
kepada adiknya di rumah karena adiknya tidak amu disuruh.
Kemarahan merupakan tingkah laku nyata individu yang berguna untuk
mengganti reaksi individu tersebut pada penyebab frustasi dan dilakukan dengan
cepat serta mengalahkan pikiran individu. Misal : anak yang tidak lulus ujian, ia
marah-marah ketika ditanya oleh temannya. Sesungguhnya kemarahan ditujukan
pada gurunya, twtapi si anak dikuasai oelh emosinya sehinbga ia marah paad
teman-temannya.
Kemarahan cenderung menyebabkan timbulnya agresion /penyeranagn,
yakni... the acumulated tensions getting out of persistent frustration.
( penyeranagn merupakaan ketegangan yang bertumpuk-tumpuk yang membawa
keluar ketegangan frustrasi ) dan dapat berupa : ... negative act which seem to
alley, at last tempo rarily the frustrated state. ( tindakan negatif / merugikan yang
seoalh-olah menghulanhkan yang pada akhirnya keadaan( individu)
dikecewakan).
Tujuan penyeranagn tidaka ada hubungannya denga situasi kekecewaan dan
menyebabkan frustasi atau kekecewaan. Peneyerangan dapat mengambil betuk
tingkah laku yang dosertai emosi yang sanagat kuat terhadap orang-orang dan
benda=benda. Misa : anak ditegur ibunya karena ia tidak mau disuruh, maka anak
kemudian membanting daun pintu keras-keras saat ia masuk ke ruma.
b. Fear/ketakutan
Yang dimaksud: ... is defense mechanism may often be resolved by psychological
with tractial from the frustrating situation. (ketakutan adalah mekanisme
pertahanan yang seringkali diatasi kembali dengan pengundururan secara
psikologis dari situasi yang mengecewakan). Misal: Anak yang belajar naik
sepedah dan ia jatuh maka anak menjadi tidak berkeinginan untuk belajar sepedah
lagi
Ketakutan termasuk emosi negatif yang kuat dari frustrasi dan dapat dilihat dari
tingkah laku nyata. Proses umumnya, ketakutan tergantung pada keragu-raguan
21
individu untuk menghadapi individu lain, objek dan situasi yang kurang tepat
ditafsirkan oleh individu yang bersangkutan. Misal: anak yang takut pada kucing.
Hal ini disebabkan karena anak mempunyai tafsiran yang salah terhadap kucing
sebagai binatang yang inak karena dia sering ditakuti oleh ibunya dengan kucing
saat akan tidur.
4. sometime Frustration evoke mechanism like compensation, fantasy,
identyfication, and sublimation, in nonaggressive behavior. (kadang-kadang
frustasi menyebabkan mekanisme seperti kompensasi, fantasi, identifikasi, dan
sublimasi dalam tingkah laku yang yang tidak menyerang). Oleh karena itu,
berturut-turut akan dijelaskan hal-hal berikut ini
a) compensation /kompensasi
yang dimaksud: ... is a devense mechanism wich traced as a reaction to
Feelings of in feriorits, based on a real on areal on fanciet devect, physical a other
wise ... (kompensasi adalah mekanisme pertahanan yang di rencanakan sebagai
suatu reaksi terhadap perasaan rendah, didasarkan pada kenyataan atau khayalan
yang rusak bersifat fisik atau yang lain..) misal: anak yang tidak mampu/pandai,
selalu berusaha untuk berprestasi tinggi dalam belajar.
Kompensasi bertujuan untuk mengatasi kerusakan/ kekurangan atau berisi
upaya mencapai keberhasilan dibidang yang lain atau dapat bertujuan untuk
meningkatkan usaha dalam rangka mencapai kepuasan. Misal: anak yang gagal
dalam mengikuti tes masuk di AKABRI, kemudian ia ikut tes masuk tentara biasa
Disadari,ada kesulitan untuk menentukan apakah tingkah laku sosial itu
merupakan suatu kompensasi. Hal ini disebabkan oleh:
1. tingkah laku sosial itu sulit diananlisis
2. tingkah laku itu mungkin kompensasi atau bukan
3. kompensasi itu mungkin tidak ada

kompemsasi dapat menimbulkan:

(a) kecenderungan seorang individu untuk berlaku untung-untungan


(b) kecenderungan seorang individu untuk berlaku berlebihan
b) Fantasy/khayalaan.

Fantasy/khayalaan: ... is natural in childhood and occasional daydreaming


common in adolescent and adult, ... becomes a characteristic reaction to un

22
happiness, failure, and frustation, (fantasi/khayalan adalah bersifat
kodrat/jawaban pada anak dan yang kebetulan berupa lamunan umum pada
remaja dan orang dewasa ... menjadi ciri reaksi terhadap ketidaksenangan,
kegagalan, dan kekecewaan). Misal: anak yang tidak naik kelas, ia hanya
melamun di rumah. Fantasi/khayalan mempunyai konsekuensi sosial yang besar
yakni dapat memberi kepuasan kepada individu yang melakukan. Misal: anak
yang tidak naik kelas, namun diberi peran penting dalam pementasan drama pada
malam perpisahan.

c) Identification/kenyamanan diri

Identifikasi sebagai mekanisme pertahanan digunakan dalam dua pengertian, yakni:

(1)Identification is a procces by which one feel himseff into the experience of other
and shares their thought and emotions. (Identifikaasi adalah suatu proses dimana
seseorang merasa dirinya masuk ke dalam pengalaman individu lain dan
membagikan pikiran dan perasaan mereka) misal: si A merasa senang karena
kelasnya menjadi juara, walaupun ia tidak ikut bermain.
(2)Identification mode as a mechanism , meaning the molding of a person’s ego after
the fashion of a model. (identifikasi melayani sebagai suatu mekanisme, berarti
menyamakan aku individu setelah terbentuk suatu contoh). Misal: si A yang
merasa tidak aman, kemudian si A menjadi satu bersama-sama dengan yang lain,
yang aman.
Dalam identifikasi, setiap individu dituntut untuk menyesuaikan diri dengan
nilai yang dianut individu lain atau menyesuaikan diri dengan norma-norma
situasi sosialnya. Misal: si A yang pergi ber-KKN di desa maka si A memakai
sarung pada sore hari, walaupun di kota ia menggunakan sarung saat pergi ke
masjid untuk salat.
Mekanisme pertahanan melalui identifikasi mempunyai makna yang luas di
dalam situasi sosial. Juga identifikasi merupakan car-cara yang normal bagi anak
dalam pertumbuhan sosialnya.
Bagaimanapun identifikasi bagi individu dapat digunakan untuk mencapai
kepuasan dalam rangka interaksi sosial. Misal: si A sebagai orang Jawa,
menggunakan sedikit-sedikit bahasa Madura, saat ber-KKN di pulau Madura

23
d) Sublimation/sublimasi/penghalusan

Yang dimaksud sublimasi: ... is a substitution for original a natural


expression of an implulse or wish-a substitution which is harmonization with the
wish and also socially ucceptible. (sublimasi adalah suatu pengertian dari
perwujudan suatu rangsangan atau keinginan yang asli atau alami-suatu
penggantian yang serasi dengan keinginan dan juga dapat diterima secara sosial).
Misal: si A yang tidak berumah tangga, maka ia memelihara kucing/anjing.

Sublimasi juga sebagai alat melepaskan diri dari kurang adanya penghargaan
sosial, khususnya kecemasan. Misal: si A gagal menjadi petinju, sering kali ia
mempunyai sifat menyerang.

Memang, sublimasi sebagai mekanisme pertahanan sulit untuk digambarkan


secara tepat dan benar, karena sublimasi sering menimbulkan kebimbangan bagi
individu lain yang mengamati. Misal: Si A mempunyai sifat menyerang. Apahah
sifat menyerang ini sebagai sublimasi karena ia gagal jadi petinju atau ia memang
mempunyai tingkah laku nakal.

Akan tetapi ada sublimasi yang benar-benar sebagai mekanisme pertahanan,


seperti sublimasi yang berdasarkan seks. Misal: ia suka dansa ke club malam,
karena ia gagal dalam bercinta dengan pacarnya.

24
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemahaman terhadap tingkah laku sosial individu dapat dilakukan melalui


kualitas dinamika interaksi sosial individu dalam kehidupan sehari-hari. Aspek-
aspek yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas dinamika interaksi
individu adalah motif, frustasi dan mekanisme pertahanan, perkembangan aku dan
keterlibatan aku. Dalam pendidikan pun dinamika tingkah laku individu perlu
diterapkan agar kegiatan bimbingan dan konseling kelompok bisa berjalan dengan
lancar, dinamis, dan tujuan yang diinginkan tercapai. Psikologi memberikan
sumbangan terhadap pendidikan karena subjek dan objek pendidikan adalah manusia
(individu). Psikologi memberikan wawasan bagaimana memahami perilaku individu,
proses pendidikan serta membantu individu agar dapat berkembang optimal dalam
menghadapi tantangan yang datang dari lingkungan. Penerimaan individu terhadap
lingkungungannya berupa penyesuaian diri atau justru penolakan.

B. Saran

Setelah mempelajari mengenai dinamika tingkah laku manusia melibatkan


motif, frustasi dan pertahanan diri maka sebagai seorang mahasiswa ilmu pendidikan
seharusnya mampu menganalisis dan kelak mampu menerapkannya di masyarakat.
Seorang mahasiswa harus sadar dan peka terhadap setiap tingkah laku orang lain
dengan landasan teoritis yang telah dipelajari dalam materi ini. Untuk kurang dan
lebihnya makalah ini kami membutuhkan kritik dan saran bagi para pembaca. Kami
harap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca
pada umumnya.

25
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1988. Psikologi Sosial. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Santoso, Slamet. 2009. Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2006. Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajagrafindo


Persada.

http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browser&mod=viewarticle&article=47626

26

Anda mungkin juga menyukai