Pendahuluan
I. Latar Belakang
1
BAB II
Pembahasan
A. Motive/Penggerak
1. Asal Mula Motive (Motif)
a. First, we ask why individuals chosen one action and reject alternative actions.
(Pertama. Kami bertanya, mengapa individu-individu memilih satu kegiatan dan
menolak kegiatan-kegiatan pilihan/alternatif). Hal ini menunjukkan bahwa tiap-
tiap individu mempunyai hanya satu penggerak dirinya untuk bertingkah laku.
b. Second, we ask why people persist in a chosen action often over along time and
often in the face of difficulties and obstacles. (Kedua, kegiatan yang kadang-
kadang berjangka waktu lama dan menghadapi kesulitan-kesulitan dan
rintangan). Hal ini menunjukkan bahwa tiap-tiap individu memiliki satu
penggerak keteguhan yang digunakan untuk memilih kegiatan dan menghadapi
problem dalam kegiatan.
Mengenai asal mula motive yang ada pada manusia, terdapat dua teori yang
dapat menerangkan, yaitu:
Teori ini dikemukakan oleh William James (1948), Mc. Dougall dan Thorndike
(1908) bahwa Instinct is an innate tendency to act (Insting adalah kecenderungan
dari dalam diri (pembawaan lahir) untuk berbuat.
Mereka menyadari bahwa kecenderungan dari dalam ini pasti ada pada
individu untuk memulai bertingkah laku. Jumlah insting yang ada pada manusia,
kata L. L. Bernard, dapat mencapai 4000-6000 dan dapat digunakan untuk
2
menerangkan kegiatan-kegiatan praktis individu dalam kehidupan sehari-hari. Juga
insting yang ada pada individu merupakan sesuatu yang tidak dapat dipelajari karena
insting-insting tersebut pembawaan individu.
Konsep ini dikemukakan oleh ahli fisiologi dan dikonferensikan dengan ahli-
ahli psikologi, antara lain oleh C. T. Morgan yang menyatakan: They began to
speak of physiological tensions like hunger, thirst and sex as driver which impel the
organism toward satisfaction of its issues needs. In other words, home need, very
difinitily motive organizing in the seem of in feeling activity diacted toward
satisfaction. (Mereka mulai bicara ketegangan fisik seperti lapar, haus, dan
kebutuhan seks sebagai dorongan yang memaksa makhluk hidup cenderung pada
kepuasan dari serapan kebutuhan. Dengan kata lian, serapan kebutuhan mendorong
makhluk hidup sangat terbatas, dalam arti mendorong kegiatan ditujukan ke arah
kepuasan). Dengan pernyataan tersebut, motor berasal dari dorongan yang bersifat
fisik, yang kemudian dapat menciptakan tingkah laku guna tercapai kepuasan. E. C.
Tolman menambahkan bahwa drive (dorongan) dapat berupa apetitas (sakra) seperti
lapar, haus, keengganan seperti ketidakadilan. Sedangkan Murphy dan Newcom
membagi dorongan menjadi keindahan, kegiatan, dan perasaan dalam seperti
ketakutan, kemarahan, dendam.
3
c. The Theory of Functional Autonomy/Teori Hak Sendiri yang Bersifat
Fungsional
Teori ini dikemukakan oleh John Dewey, E. C. Tolman dan Gordon Allport,
sebagai berikut.
1) John Dewey
Menurut John Dewey: All habits are demands for certain kinds of activity,
and they constitute the self. They form our effective desius and furnish us with
our working capacities. (Semua kebiasaan menuntut beberapa macam kegiatan,
dan mereka menghadiri. Mereka membentuk keinginan yang objektif dan
mereka melengkapinya dengan kapasitas kerja kita. Oleh karena itu, kebenaran
dipandang sebagai pendorong tingkah laku dan kebiasaan pula yang membentuk
motivational character (watak yang bersifat pendorong).
2) E. C. Tolman menyatakan: … what he call social technique are type of social
behavior which insure more food, drink and are satisfaction. And that these
learned social technique are dynamic and impelling as physiological drive. (…
apa yang disebut teknik sosial adalah bentuk-bentuk tingkah laku sosial yang
menjamin banyak makanan, minuman, dan kepuasan seks; bahwa teknik sosial
yang dipelajari adalah bersifat dinamis dan mendorong seperti dorongan yang
bersifat fisik).
3) Gordon Allport menyatakan: Each motive has a definite point of origin which
may like in the hypothetical instimats or more likely in organic tension and
diffuse bility. (Setiap motif/penggerak mempunyai titik keaslian yang terbatas
yang menempatkan pada insting yang bersifat dugaan atau lebih seperti pada
ketegangan organis dan ketersinggungan yang dihamburkan.
4
2. Pengertian Motive/Penggerak
Ada beberapa ahli yang mencoba memberi pengertian tentang motif, antara lain:
a) Theodore M. Newcomb
Motive, as here used, refers to a state of the organism in which bodily energies
mobilized and selectively directed toward part of environment (motif atau
penggerak, sebagaimana digunakan disini, merujuk pada kondisi makhluk hidup
di mana sebagian besar tenaga digunakan dan diarahkan secara selektif kea rah
bagian lingkungan).
b) Bercloon dan Steiner
A motive is an inner state that energies, activities or move and that direct or
channels behavior toward goals (sebuah motif/penggerak adalah kondisi di
dalam, di mana tenaga, kegiatan atau gerakan dan arah atau saluran tingkah laku
tearah pada tujuan).
c) W.A. Gerungan
Motif merupakan suatu pengertian yang meliputi semua penggerak, alasan-alasan
dan dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebutkan ia berbuat
sesuatu.
d) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong orang bersangkutan
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu suatu tujuan.
Dari beberapa pengertian tentang motif, terdapat kesamaan, yakni dorongan dari
manusia untuk bertingkah laku guna mencapai tujuan. Oleh karena itu, beberapa ahli
menunjukkan aspek-aspek yang ada dalam motive, sebagai berikut:
5
3) The degree of vigor that characterizes our efforts toward a goal (tingkat
keteguhan di mana ciri-ciri kegiatan kita terhadap suatu tujuan). Hal ini lebih
mempertegas bahwa dalam pencapaian tujuan ada keteguhan yang semakin
tinggi.
Jadi, menurut Charles N. Cofer setiap aspek motif yang ada di dalamnya
adalah tujuan, ketentuan kegiatan, dan tingkat kegiatan untuk mencapai tujuan.
b. Menurut David Krech dan Richard Crutcfield, ada:
1) The one term “want” will sometime be used to refer to both positive and
negative driving forces (istilah pertama “keinginan” kadang-kadang akan
digunakan untuk hubungan dengan tekanan dorongan positif dan negatif
keduanya). Dorongan positif yang menjadi bagian keinginan seperti:
kesenangan, kebanggaan, sedang dorongan negatif seperti ketakutan, paksaan,
keengganan, dan sebagainya.
2) The other term “goal” be used to refer to both appetitive action toward
approach objects and aversive action toward a voidance objects (istilah lain
“tujuan” digunkaan untuk hitungan dengan kegiatan tehadap tujuan yang tidak
disukai (enggan), keduanya.
Dengan demikian menurut kedua ahli di atas dalam setiap motive aspek yang
ada adalah want (keinginan) dan goal (tujuan).
Lebih lanjut pembahasan motive terkait erat dengan drive dan inventive. Dalam
hal ini Charles N. Cover menerangkan: The word “motive” is often used in respect
to phsychologycal states. Inventive applies to both. (Kata motive (penggerak)
6
kadang-kadang digunakan pada kondisi dorongan psikologis yang diinginkan, drive
(dorongan) untuk kondisi yang bersifat fisik. Inventif menerapkan keduanya).
3. Teori-teori Motive
Dari berbagai tinjauan, ada beberapa teori motive yang dapat diuraikan, yakni:
Teori Hedonisme, Teori Naluri, Teori Kebudayaan, Teori Daya Dorong, dan Teori
Kebutuhan.
a. Teori Hedonisme
7
menyebabkan setiap individu berusaha untuk mencapai keenakan pada dirinya saat
kerja atau kegiatan lain dalam kehidupan sehari-hari. Individu sering cenderung
untuk malas atau menghindari kesulitan, bahkan sering ia sampai hati menikmati
hasil kerja individu lain.
Oleh karena itu, individu perlu diberi motivasi, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dan dapat berupa motivasi positif ataupun negatif.
b. Teori Naluri
Teori ini beranggapan bahwa individu mempunyai tiga insting yang penting, yaitu:
Pada kehidupan sehari-hari, tingkah laku individu digerakkan oleh ketiga insting
tersebut secara sendiri-sendiri atau bersama-sama. Oleh karena itu, insting itu perlu
diberi motivasi sehingga tingkah laku individu dapat mencapai keberhasilan secara
optimal sesuai dengan yang ia harapkan.
c. Teori Kebudayaan
Teori ini menguraikan bahwa tingkah laku individu tidak dapat digunakan oleh
insting yang ada pada diri individu tersebut, tetapi tingkah laku individu digunakan
oleh pola-pola kebudayaan di mana individu itu berada.
Oleh karena itu, seorang individu dapat dimotivasi tingkah lakunya melalui latar
belakang kebudayaan individu yang bersangkutan seperti tingkah laku yang
merupakan keharusan atau tingkah laku yang dibuang.
Teori ini ,beranggapan bahwa tingkah laku individu dapat digunakan melalui
insting dan pola-pola kebudayaan secara bersama-sama.
8
Missal, seorang wanita mempunyai insting untuk merawat anak. Namun di lain
pihak, ia mempunyai kewajiban dalam perawatan anak sesuai dengan pola-pola
kebudayaannya.
Jadi teori daya dorong itu merupakan gabungan dari teori memberi dan teori
kebudayaan dalam rangka memberi motivasi pada tingkah laku individu.
e. Teori Kebutuhan
Teori ini pada dasarnya menyebutkan bahwa tingkah laku individu berguna
untuk memenuhi kebutuhannya.
Teori ini terdiri dari teori pemenuhan kebutuhan dan teori pemeliharaan motivasi.
Teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow di mana teori ini mempunyai
empat prinsip landasan, yakni:
9
c. Social Needs (Kebutuhan-kebutuhan sosial)
Kebutuhan ini juga cenderung bersifat psikologis dan sering kali berkaitan
dengan kebutuhan lainnya. Misal: diakui sebagai anggota, diajak
berpartisipasi, berkunjung ke tetangganya, dan sebagainya.
d. Esteem Needs (Kebutuhan-kebutuhan penghargaan)
Kebutuhan ini menyangkut prestasi dan prestise individu setelah melakukan
kegiatan. Misal: dihargai, dipuji, dipercaya.
e. Self Actualization Needs (Kebutuhan aktualisasi diri)
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tertinggi dari suatu individu dan
kebutuhan ini sekaligus paling sulit dilaksanakan. Misal: mengakui pendapat
orang lain, mengakui kebenaran orang lain, mengakui kesalahan sendiri,,
dapat menyesuaikan diri dengan situasi.
Dalam hal ini kebutuhan fisik dipenuhi lebih dahulu oleh individu
baru kemudian menyusul kebutuhan rasa aman. Begitu kebutuhan rasa aman
terpenuhi maka kemudian muncul kebutuham sosial untuk dipenuhi dan
begitu seterusnya sampai kebutuhan aktualisasi diri terpenuhi.
10
2) Teori Pemeliharaan Motivasi/Motivation Maintenance Theory
Teori pemeliharaan motivasi diangkat dari bidang ekonomi, tetapi teori ini ada
hubungannya dengan teori motivasi dari Abraham Maslow dalam bidang psikologi.
Teori ini dikemukakan oleh Friederich Herzberg
Teori ini pada dasarnya menyebutkan bahwa setiap individu di tempat kerja
selalu dipengaruhi oleh dua situasi, yakni:
a) Perbaikan gaji dan kondisi kerja tidak menimbulkan kepuasan, tetapi sekedar
mengurangi ketidakpuasan.
b) Yang memotivasi kerja adalah satisfiers
c) Dalam hubungannya dengan teori motivasi dari Abraham Maslow, maka:
(1) Statisfiers dapat berhubungan dengan high order needs (esteem needs dan
self actualization needs).
(2) Dissatisfiers dapat berkaitan dengan lover order needs (physical needs,
safety needs, dan social needs).
d) Satisfiers dapat disebut pula factor intrinsik atau motivator, sedang
dissatisfiers dapat disebut pula faktor distrinsik atau factor kesehatan. Oleh
karena itu, pemberian motivasi harus ditekankan pada faktor statisfiers
(factor intrinsic) karena hal ini dapat meningkatkan kerja kearah tercapainya
produktivitas yang tinggi.
11
f. Teori Motivasi dari David Mc. Clelland
Pada garis besarnya teori motivasi dari David Mc. Celland dapat dikemukakan
sebagai berikut
A. Behavior ternas to become directed toward those part of the environment which
have been preceived as related to the removal of a drive. (Tingkah laku bertujuan
diarahkan kepada bagian-bagian lingkungan yang di pandang atau dirasa
berhubungan dengan penciptaan dorongan). Misal anak yang lapar, kemudian
12
melihat roti, maka ia segera mengarahkan tingkah laku ke arah pencapaian roti
tersebut.
Dengan kata lain, semua motivasi individu timbul bila tingkah laku diarahkan
pada tujuan tertentu.
B. One a object has served as a goal a new conditions of drive may later be aroused
which quite as part from the sp3cifik drive condition which that object originally
served to reduce. Is reduce only by that object. (Segala sesuatu sasaran sebagai
tujuan, selanjutnya suatu dorongan baru mungkin muncul sebagai bagian keadaan
dari dorongan yang khusus di mana sasaran yang asli menjadi terkurangi,
dikurangi hanya oleh sasaran itu ). Misal anak yang lapar melihat roti tadi,
ternyata ia juga melihat susu dimeja, maka susu dimeja menarik perhatian anak
untuk kemudian dinraih dan diminumnya. Akan tetapi anak tetapninhin
mendapatkan roti yang menjadi tujuan awalnya.
C. Neo motive may be acquired upon the basic of equired drives, just as in the case
of the original drives. Motive baru mungkin diperoleh tergantung besar dorongan
yang diperoleh srhingga dalam kasus ini dorongan asli). Misal anak lapar melihat
roti dan kemudian meminum susu tadi merasakan susu yang di minum tadi dapat
mengurangi sefikit laparnya maka anak tadi semakin termotive untuk memperoleh
roti tadi.
Beberapa ahli seperti strange, chaparan, dan nort memberi uraian tentang cara-cara
untuk memotivasi individu, sebagai brrikut :
a. Motivating by force yaitu cara memberi motivasi kepada individu lain dengan
memaksa individu untuk untuk melakukan tingkah laku yang dikehendaki
pemberi motivasi. ( mengancam, menakut-nakuti, memberi sanksi)
13
b. Motivating by anticement/ memberi motivasi dengan ajakan
Cara motivasi dengan mengajak atau membujuk individu lain untuk melakukan
tingkah laku tertentu dengan dengan memberi harapan tertentu. ( pemberian
penghargaan, hadiah, pemberian kekuasaan)
Cara pemberian motivasi melalui penggenalan tingkah laku pemberi motivasi dan
penerima motivasi. ( pemberian kepercayaan, pemberian tugas/tanggung jawab,
dan pemberian pengakuan)
a. Perception/pengamatan
b. Thought/pemikiran
Sebuah bentuk tingkah laku yang diam leboh dari berterus terang dimana benda-
benda dan peristiwa-peristiwa berpengaruh secara simbolik.
c. Perasaan
Perasaan tidak mewakili bagian terpisah dari tingkah laku tetapi satu asumsi dimana
perbiatan, persepsi, dan pemikiran berlangsung.
7. Macam-macam motive
14
• Motive objektif (berhubugan dengan lingkungan, baik individu maupun benda,
seperti: berminat, eksplorasi, dan sebagainya)
Menurut W. J. Thomas
b. Response yakni reaksi yang positif untuk suatu perangsang seperti berkawan,
berkomunikasi, menerima dengan senang.
B. Frustation (kekecewaan)
1. Latar belakang
2. Pengertian frustasi/kekecewaan
• Charles N. Cofer
15
• J. Dollard
Apabila kemajuan terhadap suatu tujuan dihalangi dan ketegangan yang mendasari
tidak terpecahkan, kami menyebut kekecewaan.
3. Sumber-sumber frustasi/kekecewaan
a. Physical barrier yakni semua sumber yang berasal dari keadaan fisik seperti tinggi
badan, kaki pendek sebelah, dan sebagainya
4. Akibat frustasi/kekecewaan
a. Kedalaman usaha
c. Penggantian tujuan
16
Akibat frustasi yang baik, memunculkan tingkahlaku yang lebih tinggi
kualitasnya guna mencapai tujuan yang lebih. Misal : ia ditolak gadis, maka
mencari gadis yang lebih cantik.
3. The nature The consekuences depend hardly upon the verity of
frustration/dorongan akibat tergantung pada kerasnya fakta frustasi. Misal : yang
gagal lulus ujian , maka pada waktu yang akan datang ia belajar lebih keras lagi
4. The consekuences of frustration are not necessarily bad/akibat frustasi adalah
tidak perlu jelak. Misal : anak yang patah hati, maka ia tidak perlu membenci
semua gadis .
C . Pertahanan Diri
17
be integratate in the proper way. (dapat menangani konflik dan kekecewaan
sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan kemajuan lebih lanjut terhadap
peningkatan tujuan yang diinginkan bahwa kepribadian individu dipersatukan
dalam perjalanan yang layak). Misal : mekanisme pertahanan dengan kompensasi,
maka individu dapat mencapai kesuksekan dalam mencapi tujuan.
a. Repretion /represi
Yang dimaksud: represion is an unconcious kind of holding,under or creating
back perform( r efresi adalah semacam penguat dibawh kesadaran atau
mendorong kembali tingkah laku oleh aku,yang menjadi dasar kita bagi
perlinudngan antara superego dan id).
Represi kurang memadai untuk mengatasi frustasi secara tuntas ,namun
represi berguna untuk hubungan sosial didalam kelompok primer dan dapat
membatasi emosional dan ketegangan . misalnya: bila ada suami isrti ,kondisi
suami kecewa ,mwndiamkan diri untuk tidak berkata-kata.
b. Rationalizaztion/rtionalisasi
18
apakah ia menjadi guru? Jawaban yang dibenarkan adalah iya karena ia berasal
dari guru.
Namun., rasinalisasi dapat menimbulkan tingkah laku yang tidak masuk akal
atau yang tidak ssuai dengan hukum. Misal : apakah ia harus membenci orang
negro? Jawabannya adalah iya, karena ia keturuna orang kulit putih. Jawaban ini
sebenarnya tidak masuka kal karena agama yang ia anut mengajarkan harus
mencintai sesama umat manusia.
Pada akhirnya, rasionalisasi juga sangat berguna bagi individu, baik secara
pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Contoh mengapa ia menolong
tetangga yang mengalami kesengsaraan walaupun ia bukan saudaranya
jawabannya iya , karena ia ingin hidup berdampingan didalam kehidupan
masyarakat
C displacement /penggantian
19
pelarian dianggap lebih baik dilakukan daripada marah atau penyeranagn dalam
rangka mengatasi frustasi.
Proyeksi mempunyai sifat sosial yang kecil dan mempunyai pengaruh yang
terbatas pada dirinya sendiri, karena individu yang melakukan proyeksi,
mempunyai kecenderungan yang kuat bahwa ia bingung dan mempunyai tingkah
laku canggung dalam kelompok sosialnya. Misal : anak yang tidak lulus tentamen
beralasan listrik dirumahnya padam. Dalam hal ini ia bingung mencari alasan dan
lingkah lakunya berupa alasan tidak dipercaya tman-temannya. Namun akibat
yang ditimbulkan hanya dialami analk itu sendiri.
d. Regresion/mundur/rgresi
2. the blocking of a stong motive with emotional reaction. (menghambat motive yang
kuat dengan menciptakan emosional yang dapat diungkapka).
20
a. Anger / kemarahan
Anger atau kemarahan :... is a strong negative emotional ang may be broad and
diffuse ... (kemarahan adalah emosi negatigf yang dibuat dan mungkin luas
keberadaannya dan menyebar...). dalm hubungan ini, mekanisme pertahanan
dengan kemarahan bersifat memutuskan hubungan anatara individu dengan
penyebab frustaasi. Misal : aanak yang tidak lulus ujian, maka ia marah-marah
kepada adiknya di rumah karena adiknya tidak amu disuruh.
Kemarahan merupakan tingkah laku nyata individu yang berguna untuk
mengganti reaksi individu tersebut pada penyebab frustasi dan dilakukan dengan
cepat serta mengalahkan pikiran individu. Misal : anak yang tidak lulus ujian, ia
marah-marah ketika ditanya oleh temannya. Sesungguhnya kemarahan ditujukan
pada gurunya, twtapi si anak dikuasai oelh emosinya sehinbga ia marah paad
teman-temannya.
Kemarahan cenderung menyebabkan timbulnya agresion /penyeranagn,
yakni... the acumulated tensions getting out of persistent frustration.
( penyeranagn merupakaan ketegangan yang bertumpuk-tumpuk yang membawa
keluar ketegangan frustrasi ) dan dapat berupa : ... negative act which seem to
alley, at last tempo rarily the frustrated state. ( tindakan negatif / merugikan yang
seoalh-olah menghulanhkan yang pada akhirnya keadaan( individu)
dikecewakan).
Tujuan penyeranagn tidaka ada hubungannya denga situasi kekecewaan dan
menyebabkan frustasi atau kekecewaan. Peneyerangan dapat mengambil betuk
tingkah laku yang dosertai emosi yang sanagat kuat terhadap orang-orang dan
benda=benda. Misa : anak ditegur ibunya karena ia tidak mau disuruh, maka anak
kemudian membanting daun pintu keras-keras saat ia masuk ke ruma.
b. Fear/ketakutan
Yang dimaksud: ... is defense mechanism may often be resolved by psychological
with tractial from the frustrating situation. (ketakutan adalah mekanisme
pertahanan yang seringkali diatasi kembali dengan pengundururan secara
psikologis dari situasi yang mengecewakan). Misal: Anak yang belajar naik
sepedah dan ia jatuh maka anak menjadi tidak berkeinginan untuk belajar sepedah
lagi
Ketakutan termasuk emosi negatif yang kuat dari frustrasi dan dapat dilihat dari
tingkah laku nyata. Proses umumnya, ketakutan tergantung pada keragu-raguan
21
individu untuk menghadapi individu lain, objek dan situasi yang kurang tepat
ditafsirkan oleh individu yang bersangkutan. Misal: anak yang takut pada kucing.
Hal ini disebabkan karena anak mempunyai tafsiran yang salah terhadap kucing
sebagai binatang yang inak karena dia sering ditakuti oleh ibunya dengan kucing
saat akan tidur.
4. sometime Frustration evoke mechanism like compensation, fantasy,
identyfication, and sublimation, in nonaggressive behavior. (kadang-kadang
frustasi menyebabkan mekanisme seperti kompensasi, fantasi, identifikasi, dan
sublimasi dalam tingkah laku yang yang tidak menyerang). Oleh karena itu,
berturut-turut akan dijelaskan hal-hal berikut ini
a) compensation /kompensasi
yang dimaksud: ... is a devense mechanism wich traced as a reaction to
Feelings of in feriorits, based on a real on areal on fanciet devect, physical a other
wise ... (kompensasi adalah mekanisme pertahanan yang di rencanakan sebagai
suatu reaksi terhadap perasaan rendah, didasarkan pada kenyataan atau khayalan
yang rusak bersifat fisik atau yang lain..) misal: anak yang tidak mampu/pandai,
selalu berusaha untuk berprestasi tinggi dalam belajar.
Kompensasi bertujuan untuk mengatasi kerusakan/ kekurangan atau berisi
upaya mencapai keberhasilan dibidang yang lain atau dapat bertujuan untuk
meningkatkan usaha dalam rangka mencapai kepuasan. Misal: anak yang gagal
dalam mengikuti tes masuk di AKABRI, kemudian ia ikut tes masuk tentara biasa
Disadari,ada kesulitan untuk menentukan apakah tingkah laku sosial itu
merupakan suatu kompensasi. Hal ini disebabkan oleh:
1. tingkah laku sosial itu sulit diananlisis
2. tingkah laku itu mungkin kompensasi atau bukan
3. kompensasi itu mungkin tidak ada
22
happiness, failure, and frustation, (fantasi/khayalan adalah bersifat
kodrat/jawaban pada anak dan yang kebetulan berupa lamunan umum pada
remaja dan orang dewasa ... menjadi ciri reaksi terhadap ketidaksenangan,
kegagalan, dan kekecewaan). Misal: anak yang tidak naik kelas, ia hanya
melamun di rumah. Fantasi/khayalan mempunyai konsekuensi sosial yang besar
yakni dapat memberi kepuasan kepada individu yang melakukan. Misal: anak
yang tidak naik kelas, namun diberi peran penting dalam pementasan drama pada
malam perpisahan.
c) Identification/kenyamanan diri
(1)Identification is a procces by which one feel himseff into the experience of other
and shares their thought and emotions. (Identifikaasi adalah suatu proses dimana
seseorang merasa dirinya masuk ke dalam pengalaman individu lain dan
membagikan pikiran dan perasaan mereka) misal: si A merasa senang karena
kelasnya menjadi juara, walaupun ia tidak ikut bermain.
(2)Identification mode as a mechanism , meaning the molding of a person’s ego after
the fashion of a model. (identifikasi melayani sebagai suatu mekanisme, berarti
menyamakan aku individu setelah terbentuk suatu contoh). Misal: si A yang
merasa tidak aman, kemudian si A menjadi satu bersama-sama dengan yang lain,
yang aman.
Dalam identifikasi, setiap individu dituntut untuk menyesuaikan diri dengan
nilai yang dianut individu lain atau menyesuaikan diri dengan norma-norma
situasi sosialnya. Misal: si A yang pergi ber-KKN di desa maka si A memakai
sarung pada sore hari, walaupun di kota ia menggunakan sarung saat pergi ke
masjid untuk salat.
Mekanisme pertahanan melalui identifikasi mempunyai makna yang luas di
dalam situasi sosial. Juga identifikasi merupakan car-cara yang normal bagi anak
dalam pertumbuhan sosialnya.
Bagaimanapun identifikasi bagi individu dapat digunakan untuk mencapai
kepuasan dalam rangka interaksi sosial. Misal: si A sebagai orang Jawa,
menggunakan sedikit-sedikit bahasa Madura, saat ber-KKN di pulau Madura
23
d) Sublimation/sublimasi/penghalusan
Sublimasi juga sebagai alat melepaskan diri dari kurang adanya penghargaan
sosial, khususnya kecemasan. Misal: si A gagal menjadi petinju, sering kali ia
mempunyai sifat menyerang.
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Slamet. 2009. Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browser&mod=viewarticle&article=47626
26