Anda di halaman 1dari 6

Angga Sandy Susanto: Membuat Segmentasi Berdasarkan Life Style (Gaya Hidup) 1

MEMBUAT SEGMENTASI BERDASARKAN LIFE STYLE (GAYA


HIDUP)
Angga Sandy Susanto
Alumni Universitas Ma Chung Malang

Abstrak
Dalam perkembangan teori pemasaran yang muktahir, perilaku konsumen mulai menjadi penting karena
faktor internal konsumen yang bersifat psikologis disadari akan sangat mempengaruhi keputusan pembelian dari
seorang konsumen. Salah satu hal yang penting untuk dibahas ketika merumuskan strategi pemasaran
bedasarkan perilaku konsumen adalah gaya hidup. Gaya hidup dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal.Faktor internal meliputi sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan
persepsi sedangkan faktor eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan. Gaya
hidup seseorang akan menentukan aktivitas, minat dan opini seseorang begitupula indikator-indikator tersebut
dapat dijadikan pedoman untuk mengidentifikasi gaya hidup seseorang, setiap gaya hidup memiliki ciri-ciri yang
khas yang berujung pada keputusan pembelian terhadap produk tertentu, oleh karena itu life style (gaya hidup)
disini dijadikan dasar untuk melakukan segmentasi dengan harapan dapat membantu perusahaan menemukan
target pasar yang lebih akurat lagi sehingga dapat tercipta usaha pemasaran yang efisien dan efektif.
Kata-kata kunci: Gaya hidup, segmentasi, pemasaran

Abstract
In the most up-to-date development of marketing theory, consumer behavior begins to be important as
the internal psychological factors of consumer will greatly influence buying behavior of consumer. One of
imporatant things to discuss when formulating a consumer behavior-based marketing strategy is life style. Life
style is influenced by both internal and external factors. The internal factors include attitude, experience and
observation, personality, self-concept, motive and perception while external factors include reference group,
family, social class and culture. The life style of someone will determine their activities, interest and opinion and
so the indicators can be used to identify someone’s life style, every life style has their own unique characteristics
that result in buying behavior of particular products. Therefore life style is harnessed to conduct segmentation
with expectation thatit can help the company to find their market target more accurately that more effective and
efficient marketing effort can be created.
Keywords: Life style, segmentation, marketing.

PENDAHULUAN diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya,


Dalam rangka untuk meningkatkan dalam arti bahwa secara umum gaya hidup
efisiensi dan efektivitas usaha pemasaran, seseorang dapat dilihat dari aktivitas rutin yang dia
diperlukan pengetahuan akan kelompok masyarakat lakukan, apa yang mereka pikirkan terhadap segala
memiliki kebutuhan sesuai dengan produk yang hal disekitarnya dan seberapa jauh dia peduli dengan
ditawarkan.Pengelompokan konsumen di pasar ini hal itu dan juga apa yang dia pikirkan tentang
dibutuhkan supaya probabilitas terjadinya transaksi dirinya sendiri dan juga dunia luar. Setiap orang
dari usaha pemasaran yang dilakukan bisa memiliki gaya hidup yang berbeda, kemudian gaya
meningkat dan kemudian hal ini dikenal sebagai hidup ini akan mempengaruhi budaya konsumsi dan
segmentasi.Pengelompokan konsumen di pasar bisa juga barang-barang yang biasa mereka konsumsi,
bedasarkan daya beli, gender dan indikator hal ini dapat dimanfaatkan oleh para pemasar untuk
lainnya.Dalam perkembangan teori pemasaran yang bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas
muktahir, perilaku konsumen mulai menjadi penting pemasaran mereka. Segmentsi berdasarkan gaya
karena faktor internal konsumen yang bersifat hidup bisa menjadi alat yang bagus untuk
psikologis disadari akan sangat mempengaruhi meningkatkan penjualan dari suatu produk.
keputusan pembelian dari seorang konsumen. Salah
satu hal yang penting untuk dibahas ketika Faktor-Faktor Pembentuk Life Style (Gaya
merumuskan strategi pemasaran bedasarkan perilaku Hidup)
konsumen adalah gaya hidup. Menurut pendapat Amstrong (dalam
Gaya hidup adalah menurut Kotler (2002, Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang dapat
p. 192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang diidentifikasi dari perilaku orang tersebut seperti
2 Jurnal JIBEKA, Volume 7, No. 2, Agustus 2013 : 1 - 6

kegiatan-kegiatan dalam pengambilan keputusan, e. Motif


cara mendapatkan dan mempergunakan sesuatu Perilaku individu terbentuk karena adanya motif
barang atau jasa. Lebih lanjut Amstrong (dalam kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan fisik, merasa
Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa faktor-faktor aman, merasa dihargai dan lain sebagainya,
yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 pengelompokan kebutuhan manusia telah dibuat
faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri teori oleh beberapa orang, salah satunya teori
individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar kebutuhan Maslow. Jika motif seseorang cenderung
(eksternal). Faktor internal yaitu sikap, pengalaman untuk memenuhi kebutuhan akan prestise yang
dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, besar, maka akan ada kecenderungan orang tersebut
dan persepsi (Nugraheni, 2003) dengan memiliki gaya hidup hedonis sehingga bisa menjadi
penjelasannya sebagai berikut : target pasar yang tepat untuk barang-barang mewah.
a.Sikap f. Persepsi
Sikap bisa dipahami sebagai cara seseorang dalam Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih,
memberikan tanggapan terhadap suati hal sesuai mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk
dengan keadaan jiwa dan pikirannya yang membentuk suatu pemahaman dan gambaran
dipengaruhi oleh pengalaman dan mempengaruhi mengenai sesuatu. Persepsi dapat mempengaruhi
secara langsung terhadap perilaku orang tersebut. seseorang untuk memilih suatu produk sebagai
Sikap bisa jadi dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, contoh adalah green product, setelah adanya
kebudayaan dan lingkungan sosialnya. informasi yang disosialisasikan secara global
b. Pengalaman dan pengamatan mengenai isu global warming, terbentuk
Pengalaman seseorang dapat mempengaruhi cara interprestasi seseorang terhadap isi sosialisasi
seseorang dalam mengamati sesuatu sehingga tersebut dan terbentuk pemahaman mengenai
akhirnya dapat membentuk pandangan pribadi pentingnya mengkonsumsi produk yang dapat
mereka terhadap suatu hal, pengalaman ini mengurangi dampak global warming, mereka adalah
didapatkan dari semua tindakannya di masa lalu. target pasar yang pas untuk green product.
Pengalaman didapat dari belajar dan juga dapat Adapun faktor eksternal meliputi kelompok
disalurkan ke orang lain dengan cara referensi, keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan.
mengajarkannya. Hal ini mempengaruhi gaya hidup Faktor-faktor ini sangat juga mempengaruhi
seseorang, pengamatan atas pengalaman orang lain pembentukan gaya hidup. Faktor eksternal
juga dapat mempengaruhi opini seseorang sehingga dijelaskan oleh Nugraheni (2003) sebagai berikut:
pada akhirnya membentuk gaya hidup. a. Kelompok referensi
c. Kepribadian Kelompok referensi adalah kelompok orang-orang
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda yang dianggap mampu dan memiliki pengetahuan
satu sama lain. Kepribadian berubah dari waktu ke untuk memberikan pengaruh terhadap pembentukan
waktu, sehingga hal itu sangat penting untuk diamati sikap dan perilaku seseorang, pengaruh yang
karena mempengaruhi buying behavior dari seorang diberikan bisa bersifat langsung dan tidak langsung,
konsumen. Sebenarnya, kepribadian bukanlah masukan dari kelompok referensi bisa
mengenai apa yang kita pakai di tubuh fisik kita, mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu
melainkan adalah totalitas perilaku dari seseorang di produk sehingga akhirnya membentuk gaya
setiap situasi yang berbeda. Kepribadian meliputi hidupnya.Kelompok referensi bisa meliputi orang-
beberapa karakteristik khusus seperti dominasi, orang yang dihormati oleh masyarakat luas karena
keagresifan, rasa percaya diri dan sebagainya yang silsilah, pengetahuan, reputasi dan lain sebagainya.
berguna untuk menentukan perilaku konsumen b. Keluarga
untuk produk tertentu. Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama
d. Konsep diri dalam pembentukan sikap dan perilaku individu.
Faktor lain yang menentukan kepribadian individu Oleh karena itu masukan dari keluarga berupa
adalah konsep diri. Konsep diri amat berhubungan nasihat dan cerita mengenai pengalaman akan
dengan image merek, cara seseorang memandang mempengaruhi gaya hidup seseorang, budaya salah
dirinya sendiri akan menentukan minat seseorang satu anggota keluarga dapat menjadi kebiasaan bagi
terhadap suatu objek termasuk juga suatu produk. anggota keluarga lainnya yang mengamati setiap
Konsep diri adalah inti dari pola kepribadian yang harinya, tidak heran jika ada saudara yang memiliki
akan mempengaruhi cara seseorang dalam gaya hidup yang sama dengan kita.
mengatasi permasalahan dalam hidupnya, konsep c. Kelas sosial
diri merupakan frame of reference yang menjadi Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif
awal perilaku. homogen dan bertahan lama dalam sebuah
masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan
Angga Sandy Susanto: Membuat Segmentasi Berdasarkan Life Style (Gaya Hidup) 3

jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu yang sesuai untuk mendapatkan respon positif
memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. dari pembeli potensialnya. Jika anda
Kelas sosial biasanya dibuat karena adanya mempunyai konsumen yang sangat tertarik
kebutuhan akan prestise dan berhubungan dengan dengan teknologi, maka kurang efektif jika anda
kemampuan ekonomi atau diatur oleh budaya, setiap menawarkan sebuah rencana liburan buat dia.
kelas cenderung memiliki gaya hidup yang khas c. Pandangan seseorang terhadap diri sendiri
dibandingkan kelas sosial lainnya. Kelas sosial bisa dan orang lain
diklasifikasikan sebagai kelas bawah, menengah,
atas dan sebagainya. Pendapat-pendapat yang diucapkan oleh
d. Kebudayaan seseorang akan membantu kita untuk
Kebudayaan bisa meliputi pengetahuan, keper- mengetahui orang macam apa dia, dan apa yang
cayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan dia butuhkan untuk memperkuat karakternya.
kebiasaan-kebiasaan yang membentuk gaya hidup d. Karakter-karakter dasar
seseorang dan akhirnya membuat pemasar mudah Karakter seperti tahap yang dilaluiseseorang
untuk mengidentifikasi apakah kelompok konsumen dalam kehidupan (life cycle), penghasilan,
dengan kebudayaan tersebut cocok dengan pendidikan, dan dimana mereka tinggal. Faktor-
produknya atau tidak. Orang-orang di seluruh dunia faktor ini juga mempengaruhi sikap seseorang
menyadari akan budaya merayakan malam tahun dan pola pikirnya akan produk yang mereka
baru dengan mensuarakan terompet di setiap malam konsumsi sehari-hari.
tahun baru. Hal ini menjadikan pemasar untuk
menemukan peluang dalam memproduksi terompet VALS (Value and Lifestyle)
secara masal di setiap menjelang malam tahun baru. VALS (Value and Lifestyle) adalah
segmentasi psikografis paling terkenal di dunia.
Metode AIOs (Activity, Interest, Opinion) VALS ditemukan oleh perusahaan riset international
Menurut Kasali (1998), para peneliti pasar SRI di tahun 1978, mereka mencoba menemukan
yangmenganut pendekatan gaya hidup cenderung cara melakukan segmentasi psikografis dan
mengklasifikasikankonsumen berdasarkan variabel- dipilihlah nilai dan gaya hidup sebagai suatu dasar
variabelAIO, yaitu aktifitas, interest/minat, dan yang pas untuk melakukan segmentasi. VALS
opini.Joseph Plumer (1974) mengatakan bahwa sendiri merupakan singkatan dari Values and
segmentasigaya hidup mengukur aktivitas-aktivitas Lifestyles. Setelah sepuluh tahun kemudian,
manusia dalam hal: muncullah VALS 2 yang membagi konsumen ke
dalam delapan kategori segmen. Garis vertical
a. Aktivitas menunjukkan dimensi sumber daya (resources)
Suatu cara seseorang menghabiskan waktu dan sedangkan garis horisontal menunjukkan orientasi
uangnya untuk pekerjaan yang dia sukai atau hidup.Sumber daya melihat dari sisi pendapatan
hobi yang sering dilakukan, kita dapat (income), pendidikan, kepercayaan diri, kesehatan,
mengidentifikasi kepribadian seseorang dari keinginan membelidan energi. Sedangkan orientasi
pola kegiatan yang dia lakukan. Jika dia adalah diri dibagi menjadi tiga bagian yakni prinsip
orang yang suka bekerja keras dan suka (principle), status dan tindakan. Berikut penjelasan
bermain berbagai macam olah raga diluar untuk segmentasi dalam VALS dan ciri-cirinya:
rumah maka kita bisa mengklasifikasikannya
sebagai seseorang yang aktif dan suka Gambar 1: VALS
berkomunikasi dengan orang lain namun jika
dia adalah operator komputer dan suka olah
raga di dalam ruangan (Indoor) maka dia bisa
diprediksi sebagai seseorang yang lebih suka
berada di rumah dan menghabiskan waktu
untuk diri sendiri.

b. Minat
Sesuatu yang membuat seseorang tertarik,
seseorang bisa saja tertarik pada makanan,
teknologi, barang, fashion atau rekreasi.
Pengetahuan akan minat konsumen juga akan Sumber: Rao dan Steckel, 1998
membantu pemasar untuk dapat mengkomuni-
kasikan dengan tepat apa nilai dari produknya Principle Oriented
4 Jurnal JIBEKA, Volume 7, No. 2, Agustus 2013 : 1 - 6

Fullfilleds: lebih bijak terhadap hal-hal yang bernilai a. Segmentasi geografi: Segmentasi geografi
secara spiritual, tidak terlalu memikirkan image dan membagi pasar menjadi beberapa unit geografi
gensi, suka belajar dan mengenai sesuatu yang baru. seperti: bangsa, Negara, daerah, profinsi, kota
Believers: memiliki pola pikir yang kolot dan atau sekitarnya. Misalnya ketika sebuah
tradisional, sulit untuk beradaptasi terhadap hal-hal perusahaan yang memproduksi dupa, mereka
baru, memiliki suatu rutinitas yang cenderung tetap menjualnya ke China karena budaya masyarakat
untuk jangka waktu yang lama. disana yang rutin mengkonsumsi dupa untuk
Status Oriented melakukan ritual berdoa mereka.
Achievers: Peduli image, mudah dipengaruhi,
tertarik pada produk-produk mahal dan suka segala b. Segmentasi demografi: Segmentasi demografi
hal yang dapat mengangkat status sosialnya. membagi pasar menjadi kelompok beradasarkan
Strivers: peduli image namun mereka masih factor demografi seperti: umur, jenis kelamin,
memiliki semangat dan ambisi untuk meraih apa pendapatan, okupasi, pendidikan, religi, ras dan
yang diinginkannya dengan segala usaha sendiri kebangsaan.
yang keras, mereka pintar mencari uang.
Action Oriented c. Segmentasi psikografis: Segmentasi psiko-
Experiencers: mereka adalah orang-orang yang suka grafis membagi pasar menjadi kelompok
mengikuti tren dan mencoba hal-hal baru, perilaku konsumen berdasarkan kelas sosial, gaya hidup
konsumtif mereka terhadap hal-hal baru sangat dan kepribadiannya. Orang yang berada
agresif dan tidak disertai pertimbangan. dikelompok yang sama bias membuat profil
Makers: tidak tertarik pada kemewahan dan apa psikografis yang berbeda.
yang orang pikir terhadap mereka namun suka untuk
berbelanja hal-hal yang bernilai dan tahan lama d. Segmentasi perilaku: Segmentasi perilaku
untuk kenyamanannya sendiri. membagi kelompok konsumen bedasarkan
Resourced Oriented pengetahuan, sikap dan respon mereka terhadap
Actualisers: Konsumen dengan tingkat pendapatan suatu produk.
yang tertinggi dan memiliki banyak sumber Dalam mensegmentasikan pasar terdapat
sehingga dapat menuruti keinginannya sendiri, persyaratan-persyaratan agar segmentasi itu
image menjadi sangat penting bagi mereka sehingga efektif.Menurut pendapat para ahli, segmentasi yang
cenderung membeli produk yang lebih baik dalam baik harus: terukur (Measurability), dapat dijangkau
hidup. (Accessibility), substansial (Substantiality), dapat
Strugglers: Konsumen dengan tingkat pendapatan dibedakan (Diferentiability), dapat dilakukan
yang terendah dan sumber yangsedikit untuk tindakan tertentu (Actionability). (Kotler &
diikutkan pada orientasi konsumen. Kemampuan Armstrong 2004:304). Kemuadian ada lima
ekonomi yang terbatas membuat mereka mudah keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan
untuk loyal terhadap merk produk yang berorientasi segmentasi pasar menurut Kasali (2005:122) yaitu:
pada harga yang murah
1) Mendesain produk yang lebih responsif
SEGMENTASI terhadap kebutuhan pasar
2) Menganalisis pasar
Assauri (2008:144) mengemukakan 3) Menemukan peluang
bahwa:”Segmentasi pasar adalah suatu cara untuk 4) Menguasai posisi superior dan kompetitif
membedakan pasar menurut golongan pembeli, 5) Menentukan strategi komunikasi yang efektif
kebutuhan pemakai, motif, perilaku, dan kebiasaan dan efisien
pembelian, cara penggunaan produk dan tujuan
pembelian produk tersebut.” Dengan mempelajari Relevansi dari segmentasi dengan gaya
segmentasi pasar untuk produk yang akan kita hidup adalah bahwa gaya hidup adalah salah satu
pasarkan, maka kita dapat dengan mudah faktor yang dapat dijadikan variabel dalam
mengalokasikan usaha pemasaran kita pada menentukan segmen secara psychographic. Dalam
kelompok pembeli yang paling potensial. Variabel- segmentasi ini, sekelompok orang dibedakan dengan
variabel utama dalam mensegmentasikan pasar kelompok orang lainnya dari gaya hidup yang
konsumen adalah: Segmentasi geografis, mereka miliki, dan gaya hidup yang paling sesuai
Segmentasi demografis, Segmentasi psikografis, dengan produk yang kita produksi akan
Segmentasi Perilaku. (Kotler & Armstrong, mengarahkan pemasar kepada target pasar dari
2004:289) produk kita. Cara untuk dapat mengetahui gaya
hidup seseorang dapat dilihat dari aktivitas, minat
Angga Sandy Susanto: Membuat Segmentasi Berdasarkan Life Style (Gaya Hidup) 5

dan opini (AIOs) dari orang tersebut dan data di mata dunia sehingga harganya bisa jauh lebih
tersebut dapat diperoleh dengan cara menyebarkan tinggi daripada pasaran. Selain itu, motor ini cocok
kuisioner berisi pertanyaan terbuka untuk kemudian untuk akses dari masyarakat agar dapat bergabung
dijawab oleh orang tersebut. Selanjutnya kita bisa dalam keanggotaan kelompok pengendara Harley
mengidentifikasi ciri-ciri psikologis mereka, maka Davidson sehingga cocok untuk orang-orang yang
kita bisa mengidentifikasi jenis orang seperti apakah memberi perhatian banyak pada komunitas sosial
mereka bedasarkan pada metode pengukuran VALS. karena bersosialisasi adalah kebutuhan utama
Kini mari kita meliaht pada praktek atau implikasi mereka.
pemasaran dari teori-teori di atas terhadap sebuah
produk yang benar-benar sudah sangat dikenal di Interest
masyarakat. Disini akan dilihat jelas bahwa para Motor ini cocok untuk orang-orang yang memiliki
pemasar akan mendapatkan keuntungan dari minat terhadap komunitas dan pencapaian karena
pemahaman yang lebih baik tentang gaya hidup, harganya yang mahal maka pantas untuk dapat
bagaimana pembelian suatu produk dalam gaya dijadikan target buat usaha mereka, ini akan
hidup mereka, produk lain apa yang mungkin memenuhi kebutuhan akan prestasi seseorang.
mereka beli, dan jenis tema iklan apa yang akan
menarik bagi mereka. Opinion
Kita dapat mencari tahu mengenai Harley Davidson
IMPLIKASI PEMASARAN dari opini seseorang terkait dengan isu ekonomi,
Contoh implikasi segmentasi bedasarkan sosial dan isu-isu futuristik. Isu ekonomi karena
life style (gaya hidup) bisa dilakuan untuk produk Harley Davidson merupakan suatu produk yang
sepeda motor produksi dari perusahaan sepada berhasil mendapatkan harga tertinggi untuk produk
motor yang terkenal Harley Davidson. Kita bisa sepeda motor di pasarnya, selain itu komunitas
mulai melakukan analisis dari teori AIOs untuk sosial pengguna Harley Davidson juga dapat
produk ini, pertama mari kita lihat dalam tabel diperbincangkan, motor ini adalah motor masa
sampel psikografis mengenai aktivitas, minat dan depan yang mungkin karena keunikannya akan
opini apa yang relevan dengan Harley Davidson. menjadi tren yang mendunia di masa yang akan
Tabel di bawah ini merupakan kategori dari datang. Orang-orang yang suka membicarakan
aktivitas, minat dan opini yang dapat membantu masalah ekonomi, sosial dan masa depan adalah
pemasar untuk mengetahui gaya hidup seseorang, orang-orang yang berpotensi untuk tertarik dengan
pemasar diharapkan dapat mengindentifikasi gaya produk ini.
hidup seseorang dari informasi mengenai poin-poin Dari analisa di atas ditemukan kesimpulan bahwa
di bawah ini. target pasar dari motor Harley Davidson bedasarkan
ukuran VALS adalah sebagai berikut:
Tabel 1: Sample Psychographics Categories
Status Oriented
Activities Interests Opinions Achievers: Peduli image, mudah dipengaruhi,
Work Family Themselves tertarik pada produk-produk mahal dan suka segala
Hobbies Home Social issues hal yang dapat mengangkat status sosialnya.Orang-
Social events Job Politics orang semacam ini adalah orang-orang yang
Vacation Community Business berpotensi untuk membeli Harley Davidson karena
Entertainment Recreation Economics motor ini dapat mengangkat image mereka, motor
Club Fashion Education yang besar membuat mereka tampak gagah dan
membership bergengsi. Tindakan Harley Davidson untuk
Community Food Products membuat komunitas pecinta Harley Davidson dan
Shipping Media Future retail khusus yang menjual berbagai aksesoris milik
Sport Achievements Culture Harley Davidson dirasa sudah tepat karena target
pasar mereka adalah orang-orang yang mudah
Sumber: Shank, 2005
dipengaruhi, komunitas pecinta Harley Davidson
dapat memperkuat power of recommendation
Aktivities
sehingga mempengaruhi achievers lain untuk
Motor ini bagus untuk dikonsumsi sebagai hobby
membeli barang yang sama. Harga produk ini juga
karena motor ini unik dan tidak sema orang dapat
sangat mahal sekitar 10x lipat dari motor-motor lain
memilikinya, Harley Davidson lebih dari sekedar
seperti Honda dan Yamaha, dan itu cocok sekali
motor biasa karena memberikan sentuhan
untuk achievers karena mereka adalah orang-orang
pengalaman lewat desain, berat dan popularitasnya
yang tertarik dengan produk mahal.
6 Jurnal JIBEKA, Volume 7, No. 2, Agustus 2013 : 1 - 6

Action Oriented 5. Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2004.


Experiencers: Mereka adalah orang-orang yang suka Dasar-dasar Pemasaran, Edisi Kesembilan.
mengikuti tren dan mencoba hal-hal baru, perilaku Jakarta: PT. Indek Kelompok Media
konsumtif mereka terhadap hal-hal baru sangat 6. Nugraheni,P.N.A.2003. Perbedaan
agresif dan tidak disertai pertimbangan. Orang- Kecenderungangaya Hidup Hedonis Pada
orang semacam ini juga cocok dengan produk ini Remaja Ditinjau dari Lokasi Tempat Tinggal.
karena mereka dapat memperoleh pengalaman yang Skripsi (tidak diterbitkan).
luar biasa dengan mengendarai motor ini, motor ini 7. Plumer, Joseph. 1974. “The Concept and
sangat mahal dan tidak bisa dibeli oleh semua orang, Application of Life Style Segmentation” dalam
dia juga berukuran besar sehingga cocok dengan Journal of Marketing, 38 (January) hal33-37
orang-orang ini. 8. Rao, V.R. & Steckel, J.H. (1998).Analysis for
strategic marketing. Addison Wesley Longman,
Resourced Oriented Inc.
Actualisers: Konsumen dengan tingkat pendapatan 9. Shank, M.D., 2005.Sport Marketing: A
yang tertinggi dan memiliki banyak sumber Strategic Prespective, 2nd ed.pg. 195. Upper
sehingga dapat menuruti keinginannya sendiri, Saddle River, NJ: Pearson Education.
image menjadi sangat penting bagi mereka sehingga
cenderung membeli produk yang lebih baik dalam
hidup. Kualitas dari Harley Davidson sudah tidak
perlu dipertanyakan lagi karena harganya yang
sangat mahal, ini cocok dengan actualisers yang
memiliki tingkat pendapatan tinggi.

PENUTUP

Pada tingkat yang lebih kompleks, kepu-


tusan pembelian seorang konsumen sangat
dipengaruhi oleh faktor internal yang bersifat
psikologis. Pemasar harus memperhatikan gaya
hidup konsumen yang cocok untuk produknya
sehingga mereka bisa meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pemasarannya. Gaya hidup bisa diidenti-
fikasi dari aktivitas, minat dan opini terhadap suatu
hal, kemudian bisa diidentifikasi mengenai kemung-
kinan mereka untuk mengkonsumsi produk yang
dijual oleh perusahaan. Segmentasi bedasarkan gaya
hidup ini bisa diterapkan ke semua jenis produk
namun sayangnya kesadaran dari pihak industri dan
akademisi untuk mempelajari lebih jauh mengenai
life style segmentation (segmentasi gaya hidup)
masih kurang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Assauri, Sofyan, 2008, Manajemen Pemasaran,


edisi pertama, cetakan kedelapan, Penerbit :
Raja Grafindo, Jakarta.
2. Kasali, Rhenald. 1998. Membidik Pasar
Indonesia: Segmentasi, Targeting, dan
Positioning. Gramedia, Jakarta.
3. Kasali, Renald. 2005. Membidik Pasar
Indonesia (Segmentasi, Targeting, dan
Positioning). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
4. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran;
Edisi Milenium, Jilid 1. Jakarta: Prenhallindo

Anda mungkin juga menyukai