PENDAHULUAN
Dalam rangka untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas usaha pemasaran,
diperlukan pengetahuan akan kelompok masyarakat
memiliki kebutuhan sesuai dengan produk yang
ditawarkan.Pengelompokan konsumen di pasar ini
dibutuhkan supaya probabilitas terjadinya transaksi
dari usaha pemasaran yang dilakukan bisa
meningkat dan kemudian hal ini dikenal sebagai
segmentasi.Pengelompokan konsumen di pasar bisa
bedasarkan daya beli, gender dan indikator
lainnya.Dalam perkembangan teori pemasaran yang
muktahir, perilaku konsumen mulai menjadi penting
karena faktor internal konsumen yang bersifat
psikologis disadari akan sangat mempengaruhi
keputusan pembelian dari seorang konsumen. Salah
satu hal yang penting untuk dibahas ketika
merumuskan strategi pemasaran bedasarkan perilaku
konsumen adalah gaya hidup.
Gaya hidup adalah menurut Kotler (2002,
p. 192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang
e. Motif
Perilaku individu terbentuk karena adanya motif
kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan fisik, merasa
aman, merasa dihargai dan lain sebagainya,
pengelompokan kebutuhan manusia telah dibuat
teori oleh beberapa orang, salah satunya teori
kebutuhan Maslow. Jika motif seseorang cenderung
untuk memenuhi kebutuhan akan prestise yang
besar, maka akan ada kecenderungan orang tersebut
memiliki gaya hidup hedonis sehingga bisa menjadi
target pasar yang tepat untuk barang-barang mewah.
f. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih,
mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk
membentuk suatu pemahaman dan gambaran
mengenai sesuatu. Persepsi dapat mempengaruhi
seseorang untuk memilih suatu produk sebagai
contoh adalah green product, setelah adanya
informasi yang disosialisasikan secara global
mengenai
isu global warming,
terbentuk
interprestasi seseorang terhadap isi sosialisasi
tersebut dan terbentuk pemahaman mengenai
pentingnya mengkonsumsi produk yang dapat
mengurangi dampak global warming, mereka adalah
target pasar yang pas untuk green product.
Adapun faktor eksternal meliputi kelompok
referensi, keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan.
Faktor-faktor ini sangat juga mempengaruhi
pembentukan gaya hidup. Faktor eksternal
dijelaskan oleh Nugraheni (2003) sebagai berikut:
a. Kelompok referensi
Kelompok referensi adalah kelompok orang-orang
yang dianggap mampu dan memiliki pengetahuan
untuk memberikan pengaruh terhadap pembentukan
sikap dan perilaku seseorang, pengaruh yang
diberikan bisa bersifat langsung dan tidak langsung,
masukan
dari
kelompok
referensi
bisa
mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu
produk sehingga akhirnya membentuk gaya
hidupnya.Kelompok referensi bisa meliputi orangorang yang dihormati oleh masyarakat luas karena
silsilah, pengetahuan, reputasi dan lain sebagainya.
b. Keluarga
Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama
dalam pembentukan sikap dan perilaku individu.
Oleh karena itu masukan dari keluarga berupa
nasihat dan cerita mengenai pengalaman akan
mempengaruhi gaya hidup seseorang, budaya salah
satu anggota keluarga dapat menjadi kebiasaan bagi
anggota keluarga lainnya yang mengamati setiap
harinya, tidak heran jika ada saudara yang memiliki
gaya hidup yang sama dengan kita.
c. Kelas sosial
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif
homogen dan bertahan lama dalam sebuah
masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan
Angga Sandy Susanto: Membuat Segmentasi Berdasarkan Life Style (Gaya Hidup)
b.
Aktivitas
Suatu cara seseorang menghabiskan waktu dan
uangnya untuk pekerjaan yang dia sukai atau
hobi yang sering dilakukan, kita dapat
mengidentifikasi kepribadian seseorang dari
pola kegiatan yang dia lakukan. Jika dia adalah
orang yang suka bekerja keras dan suka
bermain berbagai macam olah raga diluar
rumah maka kita bisa mengklasifikasikannya
sebagai seseorang yang aktif dan suka
berkomunikasi dengan orang lain namun jika
dia adalah operator komputer dan suka olah
raga di dalam ruangan (Indoor) maka dia bisa
diprediksi sebagai seseorang yang lebih suka
berada di rumah dan menghabiskan waktu
untuk diri sendiri.
Minat
Sesuatu yang membuat seseorang tertarik,
seseorang bisa saja tertarik pada makanan,
teknologi, barang, fashion atau rekreasi.
Pengetahuan akan minat konsumen juga akan
membantu pemasar untuk dapat mengkomunikasikan dengan tepat apa nilai dari produknya
c.
d.
a.
b.
c.
d.
Angga Sandy Susanto: Membuat Segmentasi Berdasarkan Life Style (Gaya Hidup)
Opinions
Themselves
Social issues
Politics
Business
Economics
Education
Products
Future
Culture
Aktivities
Motor ini bagus untuk dikonsumsi sebagai hobby
karena motor ini unik dan tidak sema orang dapat
memilikinya, Harley Davidson lebih dari sekedar
motor biasa karena memberikan sentuhan
pengalaman lewat desain, berat dan popularitasnya
Status Oriented
Achievers: Peduli image, mudah dipengaruhi,
tertarik pada produk-produk mahal dan suka segala
hal yang dapat mengangkat status sosialnya.Orangorang semacam ini adalah orang-orang yang
berpotensi untuk membeli Harley Davidson karena
motor ini dapat mengangkat image mereka, motor
yang besar membuat mereka tampak gagah dan
bergengsi. Tindakan Harley Davidson untuk
membuat komunitas pecinta Harley Davidson dan
retail khusus yang menjual berbagai aksesoris milik
Harley Davidson dirasa sudah tepat karena target
pasar mereka adalah orang-orang yang mudah
dipengaruhi, komunitas pecinta Harley Davidson
dapat memperkuat power of recommendation
sehingga mempengaruhi achievers lain untuk
membeli barang yang sama. Harga produk ini juga
sangat mahal sekitar 10x lipat dari motor-motor lain
seperti Honda dan Yamaha, dan itu cocok sekali
untuk achievers karena mereka adalah orang-orang
yang tertarik dengan produk mahal.
Action Oriented
Experiencers: Mereka adalah orang-orang yang suka
mengikuti tren dan mencoba hal-hal baru, perilaku
konsumtif mereka terhadap hal-hal baru sangat
agresif dan tidak disertai pertimbangan. Orangorang semacam ini juga cocok dengan produk ini
karena mereka dapat memperoleh pengalaman yang
luar biasa dengan mengendarai motor ini, motor ini
sangat mahal dan tidak bisa dibeli oleh semua orang,
dia juga berukuran besar sehingga cocok dengan
orang-orang ini.
Resourced Oriented
Actualisers: Konsumen dengan tingkat pendapatan
yang tertinggi dan memiliki banyak sumber
sehingga dapat menuruti keinginannya sendiri,
image menjadi sangat penting bagi mereka sehingga
cenderung membeli produk yang lebih baik dalam
hidup. Kualitas dari Harley Davidson sudah tidak
perlu dipertanyakan lagi karena harganya yang
sangat mahal, ini cocok dengan actualisers yang
memiliki tingkat pendapatan tinggi.
PENUTUP
Pada tingkat yang lebih kompleks, keputusan pembelian seorang konsumen sangat
dipengaruhi oleh faktor internal yang bersifat
psikologis. Pemasar harus memperhatikan gaya
hidup konsumen yang cocok untuk produknya
sehingga mereka bisa meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pemasarannya. Gaya hidup bisa diidentifikasi dari aktivitas, minat dan opini terhadap suatu
hal, kemudian bisa diidentifikasi mengenai kemungkinan mereka untuk mengkonsumsi produk yang
dijual oleh perusahaan. Segmentasi bedasarkan gaya
hidup ini bisa diterapkan ke semua jenis produk
namun sayangnya kesadaran dari pihak industri dan
akademisi untuk mempelajari lebih jauh mengenai
life style segmentation (segmentasi gaya hidup)
masih kurang.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.