Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

PERANCANGAN SISTEM INDUSTRI TERPADU II


MODUL 4
5S

Kelompok
Nama
Kelas
Kriteria Penilaian
Format Laporan
Isi
Analisa
TOTAL

13 Desember
2014
: sabtu

: H-18

Tgl. Praktikum

: 1. Taufiq Setya Darma

Hari Praktikum
Dikumpulkan
: 8 Desember2014
tgl
Yogyakarta, 8Desember2014

: 2. Banu Fauzan
:

Asisten

:
:
:
:

(Elsa Ladia)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2014

BAB IV
5S

4.1

Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum 5S ini adalah:
1.
2.
3.

4.2

Praktikan mampu memahami konsep implementasi 5S


Praktikan mampu melakukan 5S
Praktikan mampu mengevaluasi kegiatan 5S

Tugas Praktikum
Dalam praktikum ini, ada beberapa tugas yang akan dilaksanakan oleh praktikan antara

lain:
1.

Mengambil foto objek sebelum dilakukan 5S pada simulasi 1, simulasi 2,

2.
3.
4.
5.
6.

dansimulasi 3
Menggambar layout awalan objek
Mengimplementasi 5S
Menggambar layout akhiran objek
Mengambil foto implementasi 5S di akhir simulasi 1, simulasi 2 dan simulasi 3
Melakukan evaluasi 5S

4.3 Input
4.3.1 Foto Awalan

1. Tender 1
Dibawah ini merupakan kondisi layout awal ketika perusahaan akan
mengikuti Tender 1.

Gambar 4.1 Layout Tender 1 Sebelum Memulai Produksi


Pada gambar 4.1 merupakan kondisi yang menggambarkan layout awalan
perusahaan sebelum memulai produksi untuk tender 1. Posisi dari masing-masing
part untuk tiap produk belum teratur. Selain itu tidak terdapat pembatas antara satu
part dengan part yang lainnya. Sehingga layout seperti ini memberi citra yang
kurang baik karena kurang tertata dan juga posisi antara satu part dengan part yang
lain tidak di klasifikasikan.

2. Tender 2
Dibawah ini merupakan kondisi layout awal ketika perusahaan akan
mengikuti Tender 2.

Gambar 4.2 Layout Tender 2 Sebelum Memulai Produksi


Pada gambar 4.2 menunjukkan kondisi sebelum memulai produksi utnuk
tender ke 2. Pada tender ke 2 part maupun machine assembly dan machine cutting
sudah tersusun dan terstruktur sesuai dengan konsep 5S. Pada layout sudah ada
tempat untuk meletakkan bahan baku, peletakan dokumen perusahaan, peralatan
administrasi, tempat produksi serta showroom. Antara satu tempat dengan yang
lainnya dipisahkan dengan garis pembatas untuk memperjelas posisi peletakan
bahan baku maupun produk yang telah jadi. Penyusunan layout yang disesuaikan
dengan konsep 5S dimana terdapat klasifikasi antara satu bagian dengan yang
lainnya diharapkan akan mempermudah operator untuk melakukan proses produksi.

3. Tender 3
Dibawah ini merupakan kondisi layout awal ketika perusahaan akan
mengikuti Tender 3.

Gambar 4.3 Layout tender 3 bagian administrasi

Gambar 4.4 Layout tender 3 Bagian Produksi

Gambar 4.5 Layout Tender 3 bagian showroom


Pada gambar 4.3, gambar 4.4 dan gambar 4.5 menunjukkan kondisi lay out
pada bagian administrasi, bagian produksi dan bagian showroom untuk tender ke 3.
Pada layout tender ke 3 tidak terlalu berbeda jauh dengan tender ke 2. Pada gambar
4.3 penempatan material kurang sesuai dengan tempatnya dimana ada beberapa
material yang seharusnya diletakkan pada bagian produksi namun diletakkan pada
bagian showroom. Hal ini dikarenakan keterbatasan tempat yang menyebabkan hal
ini dilakukan. Adapun untuk posisi bagian lain sudah tepat dimana sesuai dengan
tempat yang ada pada layout perusahaan ini.
4.3.2 List Bahan/Material pada areal kerja
Berikut material yang terdapat pada areal kerja perusahaan:
1. Mesin assembly berupa obeng.
2. Mesin cutting berupa gunting.
3. Raw material:
a. Mobil Tipe 1 :
Berikut dibawah ini merupakan bahan baku yang dibutuhkan untuk
memproduksi mobil tipe1:
Tabel 4.1 Raw MaterialMobil Tipe 1
No
1
2
3
4
5
6
7
b.

Part
Body atas
Kunci Pengait
Ban + velg
Body bawah
Battery cover
Dinamo
Gear box

Mobil Tipe 2 :

Jumlah
1
1
4
1
1
1
1

Berikut dibawah ini merupakan bahan baku yang dibutuhkan untuk


memproduksi mobil tipe II :
Tabel 4.2 Raw Material tipe 2
No
1
2
3
4
5
6
7
8
c.

Part
Body atas
Screw
Axle
Body bawah
Spoiler
Jok
Wheel
Mesin

Jumlah
1
5
1
1
1
1
4
1

Mobil Tipe 3 :
Berikut dibawah ini merupakan bahan baku yang dibutuhkan untuk
memproduksi mobil tipe 3:
Tabel 4.3 Raw Materialtipe3
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

4.

Part
Body atas
Screw
Axle
Body bawah
Bumper
Spoiler
Lampu atas
Jok
Wheel
Cap Mobil Depan
Mesin

Jumlah
1
6
1
1
1
1
1
1
4
1
1

Dokumen perusahaan seperti form jurnal perusahaan, form pembelian, form


peminjaman, form QC, form inventory, faktur pembelian material, faktur

5.

pembelian mesin, faktur penjualan, dan kalkulator.


Alat tulis, lakban serta laptop.

4.3.3 Stasiun Kerja


Pada bagian stasiun kerja PT. Ngatir telah membagi beberapa bagian dimana antara
satu dengan yang lainnya memiliki tugas yang berbeda. Dibawah ini merupakan denah
stasiun kerja pada PT. Ngatir:

Gambar 4.4 Stasiun Kerja PT. Ngatir


Stasiun kerja yang terdapat pada perusahaan IG-05 di kota Tangerang dimana
memiliki beberapa stasiun kerja, yaitu:
1.

Administrasi
Pada bagian administrasi berfungsi untuk melakukan pengecekan, pemesanan

bahan baku, melakukan peminjaman uang ke bank, menentukan jumlah mobil yang
akan diproduksi. Merekapitulasi jumlah unit mobil dan uang yang diperoleh dari hasil
penjualan, menghitung jumlah barang yang ada pada warehouse dan biaya yang
dibutuhkan untuk menyimpan material.
2.

Alat Adm
Sebagai alat bantu untuk dokumentasi data secara elektronik. Alat yang digunakan

berupa 1 unit laptop. Adanya alat administrasi ini semakin memudahkan perusahaan
untuk merumuskan strategi.
3.

Warehouse
Warehouse merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan material yang

akan digunakan sebelum produksi maupun sebagai tempat penyimpanan material sisa
yang tidak digunakan dalam produksi. PT. Ngatir memiliki kebijakan untuk sebisa
mungkin mengurangi persediaan yang ada pada bagian ini dikarenakan biaya yang
dikeluarkan akan sangat berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan dalam jangka
panjang.
4.

Showroom

Pada tempat ini digunakan sebagai penampil atau display produk mobil yang
sudah selesai diproduksi. Pemberiaan ruang ini akan mempermudah dalam melakukan
proses penjualan kepada konsumen. Produk yang ada pada showroom telah lulus uji
kualitas terlebih dahulu.
5.

Produksi
Bagian produksi digunakan untuk melakukan kegiatan berupa perakitan anatara

satu part dengan part lainnya untuk membentuk suatu produk yang telah ditentukan
sebelumnya. Keberhasilan PT. Ngatir ditunjang dengan adanya sistem produksi yang
efektif dan efisien.
4.4 Output
4.4.1 Foto Akhiran
1. Tender 1
Dibawah ini merupakan layout akhiran yang dilakukan pada keadaan tender 1
sebagai berikut:

Gambar 4.5 Layout tender 1


Pada gambar 4.5 merupakan kondisi setelah mobil dilakukan penjualan ke pembeli.
Bagian administrasi sudah dilakukan penataan lay out dengan rapi. Penataan antara satu
bagian dengan yang lainnya sudah sesuai dengan tempatnya, semua tersusun dengan rapi
dan bersih.

2. Tender 2
Dibawah ini merupakan layout akhiran yang dilakukan pada keadaan tender 2
sebagai berikut:

Gambar 4.6 Layout tender 2


Pada gambar 4.6 merupakan kondisi pada bagian produksi setelah proses
penjualan , kondisi pada bagian tersebut tersusun rapi yang hampir sama dengan tender 1.
Pengaturan antar bagian sudah sesuai dengan tempatnya. Kondisi yang demikian akan
membuat performa perusahaan berada pada kondisi yang ideal.
3. Tender 3
Dibawah ini merupakan layout akhiran yang dilakukan pada keadaan tender 3
sebagai berikut:

Gambar 4.7 Layout tender 3


Pada gambar 4.7 merupakan keadaan setelah dilakukan proses produksi untuk
tender ke 3. Terdapat beberapa material yang ada di bagian warehouse. Selain itu
operator kurang sepenuhnya menerapkan konsep 5S yang ada didalam perusahaan
sehingga kondisi perusahaan kurang rapi. Hal ini yang bisa saja mempengaruhi performa
perusahaan.
4.4.2 Evaluasi 5S
1. Seiri (Pemilahan/Penyortiran/Ringkas)

Seiri merupakan konsep dimana membedakan barang antara yang diperlukan serta
membuang yang tidak diperlukan. Konsep seiri (ringkas) meliputi penyortiran
semua alat dan material yang diperlukan dan tidak diperlukan serta menyimpan
barang-barang yang penting saja, sedangkan barang yang rusak atau tidak terpakai
disimpan dalam tempat penyimpanan sementara atau dibuang. Pada layout
perusahaan PT. Ngatir hanya terdapat barang-barang yang diperlukan saja untuk
menunjang kegiatan produksi dan administrasi perusahaan seperti dokumen
perusahaan, bahan baku dan mesin produksi.

2. Seiton (Penataan/Keteraturan/Rapi)
Seitonadalah menentukan tata letak yang tertata rapi sehingga operator dapat
menemukan barang yang diperlukan. Peralatan dan material harus diatur secara
teratur guna kemudahan dan efisiensi dalam pencarian barang. Material seperti
bahan baku, maupun dokumen perusahaan dan alat produksi ditempatkan sesuai
posisinya dan kebutuhan. Diharapkan dengan adanya penataan yang rapih akan
memudahkan dalam penggunaan dilain waktu.
3. Seiso (Pembersihan/Resik)
Seiso adalah kegiatan untuk menghilangkan sampah, kotoran, dan barang asing.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adallah untuk memperoleh tempat kerja yang lebih
bersih. Lingkungan kerja yang bersih akan membuat operator nyaman dalam
melakukan proses produksi. PT. Ngatir melakukan beberapa kali pembersihan area
kerja setiap kali selesai proses tender. Hal inilah yang membuat kinerja PT. Ngatir
menunjukkan tren yang positif.
4. Seiketsu ( Pemantapan/Standardisasi/Rawat)
Seiketsu adalah memelihara barang dengan terartur, rapi, dan bersih. Selain itu
mengusahakan agar posisi barang sesuai dengan tempatnya. Adapun yang
dilakukan PT. Ngatir adalah memberikan label anatar satu bagian dengan yang
lainnya hal ini akan mempermudah operator maupun pekerja mencari barang atau
material yang dibutuhkan. Sehingga kesemuanya akan berdampak pada semakin
efisiennya penggunaan waktu.
5. Shitsuke (Pembiasaan/Rajin)
Shitsuke adalah proses untuk mempertahankan (4S) dengan benar sebagai
kebiasaan. Kegiatan yang dapat dilakukan menjaga standar-standar dan fasilitas-

fasilitas yang ada agar tetap efisien. Pada layout perusahaan dibuat agar
memudahkan pekerja melakukan kegiatan 4S selain itu perusahaan menanamkan
pentingnya akan sikap 5S, sehingga 5S dapat terus berlangsung. Kesadaran pekerja
akan berpengaruh pada kinerja perusahaan secara keseluruhan.
4.5

Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan mulai dari tender 1, 2 dan 3. Terdapat
perbedaan yang sangat mencolok dimana kondisi sebelum diterapkan konsep 5S dan
kondisi setelah 5S. Sebelum dilakukan penerapan konsep 5S kegiatan yang ada di
perusahaan memang dapat berjalan namun hasil yang diperoleh kurang sesuai target yang
ditetapkan. Operator mengalami kesulitan untuk mencari alat yang dibutuhkan dalam
proses produksi. Kegiatan untuk menentukan strategi juga tidak dapat berjalan dengan
lancar. Adapun setelah dilakukan implementasi konsep 5S performa perusahaan dapat
meningkat, operator tidak lagi kesulitas untuk mencari barang yang dibutuhkan. Adanya
konsep 5S pada suatu perusahaan menjadi indikator bahwa perusahaan tersebut memiliki
kinerja yang baik atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai