BLC Fhuii V 01 02 Cindy Aulia Khotimah Jeumpa Crisan Chairunnisa Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Online e Commerce
BLC Fhuii V 01 02 Cindy Aulia Khotimah Jeumpa Crisan Chairunnisa Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Online e Commerce
Abstract
Development of business law is currently growing very rapidly. Besides the
development of technology as well as advanced and the law should follow the
development of the era. In Indonesia began to develop the terms of an act called
the sale and purchase transactions online (e-commerce). It is possible that it will
give rise to a legal problem. In conjunction with consumer protection laws in
Indonesia, has been set in Law No. 8 of 1998 Concerning Consumer Protection. E-
commerce transactions provide convenience for the consumer in the activities of
sale or purchase of goods and services according to customer needs at the time. In
this article we will discuss how consumer protection in e-commerce transactions in
brief and how to regulate legal regulations in Indonesia relevant consumer
protection laws as a means for the settlement of legal issues related to consumers
and businesses.
1 2
Richardus Eko Indrajit, E-Commerce: Kiat Abdul Halim Barkatullah dan Teguh
dan Strategi Bisnis di Dunia Maya, PT. Elex Prasetyo, Bisnis E-Commerce: Studi Sistem
Media Komputindo, Jakarta, 2001, hlm. 33. Keamanan dan Hukum di Indonesia, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, 2005, hlm. vii.
14
BUSINESS LAW REVIEW: VOLUME ONE
3 4
Selanjutnya disebut UUPK. Az Nasution, Konsumen dan Hukum,
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1995, hlm.
37.
15
apabila barang dan/atau jasa yang banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua
diterima atau dimanfaatkan tidak milyar rupiah).”
sesuai dengan perjanjian, dll.
Lebih tegas lagi Pasal 8 UUPK 2. Kontrak Elektronik dan
melarang pelaku usaha untuk Perlindungan Konsumen
memperdagangkan barang/jasa yang berdasarkan UU ITE dan PP
tidak sesuai dengan janji yang PSTE
dinyatakan dalam label, etiket, Transaksi jual beli, meskipun
keterangan, iklan atau promosi dilakukan secara online, berdasarkan
penjualan barang dan/atau jasa UU ITE dan PP PSTE tetap diakui
tersebut. Berdasarkan pasal tersebut, sebagai transaksi elektronik yang
ketidaksesuaian spesifikasi barang dapat dipertanggungjawabkan.
yang Anda terima dengan barang Kontrak Elektronik itu sendiri
tertera dalam iklan/foto penawaran menurut Pasal 48 ayat (3) PP PSTE
barang merupakan bentuk setidaknya harus memuat hal-hal
pelanggaran/larangan bagi pelaku sebagai berikut; data identitas para
usaha dalam memperdagangkan pihak; objek dan spesifikasi;
barang. persyaratan Transaksi Elektronik;
Maka konsumen sesuai Pasal 4 harga dan biaya; prosedur dalam hal
huruf h UUPK berhak mendapatkan terdapat pembatalan oleh para pihak;
kompensasi, ganti rugi dan/atau ketentuan yang memberikan hak
penggantian apabila barang dan/atau kepada pihak yang dirugikan untuk
jasa yang diterima tidak sesuai dapat mengembalikan barang
dengan perjanjian atau tidak dan/atau meminta penggantian
sebagaimana mestinya. Sedangkan, produk jika terdapat cacat
pelaku usaha itu sendiri sesuai Pasal 7 tersembunyi; dan pilihan hukum
huruf g UU PK berkewajiban penyelesaian Transaksi Elektronik.
memberi kompensasi, ganti rugi Dengan demikian, pada
dan/atau penggantian apabila barang transaksi elektronik yang terjadi
dan/atau jasa yang diterima atau dikasus dapat menggunakan
dimanfaatkan tidak sesuai dengan instrumen UU ITE dan/atau PP PSTE
perjanjian. Apabila pelaku usaha sebagai dasar hukum dalam
tidak melaksanakan kewajibannya, menyelesaikan permasalahannya.
pelaku usaha dapat dipidana Terkait dengan perlindungan
berdasarkan Pasal 62 UUPK, yang konsumen, Pasal 49 ayat (1) PP PSTE
berbunyi:5 menegaskan bahwa Pelaku Usaha
“Pelaku usaha yang melanggar yang menawarkan produk melalui
ketentuan sebagaimana dimaksud Sistem Elektronik wajib
dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal menyediakan informasi yang lengkap
13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1) dan benar berkaitan dengan syarat
huruf a, huruf b, huruf c, huruf e, ayat kontrak, produsen, dan produk yang
(2) dan Pasal 18 dipidana dengan ditawarkan. Pada ayat berikutnya
pidana penjara paling lama 5 (lima) lebih ditegaskan lagi bahwa Pelaku
tahun atau pidana denda paling Usaha wajib memberikan kejelasan
informasi tentang penawaran kontrak
5
Pasal 62 Undang-undang Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen
16
BUSINESS LAW REVIEW: VOLUME ONE
6 7
Subekti, R, Prof, S.H., Hukum Perjanjian, http://www.hukumonline.com/klinik/detail/l
Cetakan ke-VIII, PT Intermasa, Jakarta, t50bf69280b1ee/perlindungan-konsumen-
2000, hlm. 50. dala-e-commerce
17
Ketiga, pihak yang biaya yang tidak terlalu mahal.
menggunakan akses internet lebih Berbagai upaya yang telah dilakukan
yakin dalam menghadapi proses yang diantaranya dengan menyediakan
akan dijalaninya, sebab mereka dapat Alternatif Penyelesaian Sengketa
dengan mudah mengontrol dan secara online, seperti arbitrase online.
merespon apa yang terjadi dalam Penyelesaian sengketa secara online
proses. mulai dilakukan pada tahun 1995
Keempat, jika para pihak dengan didirikannya Virtual
enggan melakukan tatap muka, dapat Magistrate pada Vilanova Center For
menghindari pertemuan dengan pihak Law & Technology.
lawannya. Para pihak dapat Tujuannya adalah untuk
menghindarkan diri perasaan takut menjadi penyedia jasa penyelesaian
akan diintimidasi dalam proses. Hal sengketa, khusus untuk sengketa-
ini merupakan persoalan psikologis. sengketa secara online. Kasus
Berdasarkan pada penyelesaian pertama ditangani pada tahun 1996.
sengketa alternatif secara offline atau Dalam kasus tersebut seorang telah
tradisional, maka dapat dibagi juga mengajukan gugatan karena telah
bentuk penyelesaian sengketa dengan menerima iklan-iklan tidak diminta
cara online (ODR) yang dapat melalui email yang dikirimkan
dilakukan melalui Arbitrase Online. dengan menggunakan alamat dari
Perkembangan teknologi yang American Online (AOL). AOL setuju
memungkinkan terjadinya untuk menanggapi gugatan ini dan
perdagangan secara elektronik, telah virtual magistrate yang menangani
mengilhami dilakukan penyelesaian perkara tadi mengabulkan gugatan
sengketa secara elektronik pula. Di penggugat dan memerintahkan
tengah kegalauan sistem hukum yang kepada AOL untuk tidak lagi
tidak mengikuti perkembangan mengirim email yang berisi iklan.
zaman dan cepatnya kemajuan Arbitrase dan Alternatif
tekhnologi, tekhnologi telah Penyelesaian Sengketa lainnya secara
menggoreskan gagasan tentang online tidak jauh berbeda dengan
penyelesaian sengketa secara online, arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
dalam bentuk arbitrase onlien (E- Sengketa secara tradisional.
Arbitration). Perbedaan hanyalah mengenai cara
Arbitrase online menjadi suatu yang digunakan yaitu penggunaan
pilihan menarik dalam penyelesaian sarana-sarana elektronik dengan
sengketa E-Commerce. Karaktersitik penyelenggaraannya. Dalam arbitrase
transaksi di internet merupakan online, pendaftaran perkara,
transaksi lintas batas geografis yang pemilihan arbiter, penyerahan
menghubungkan antara konsumen dokumen-dokumen,
dengan pelaku usaha dari berbagai permusyawaratan para arbiter dalm
negara yang dapat melahirkan hal tribunal arbitrase lebih dari
sengketa. Dimana sengketa tersebut seorang arbiter, pembuatan putusan,
nilai nominalnya sebahagian sangat serta pemeberitahuan akan adanya
kecil, tetapi membutuhkan putuan dilakukan secara online.8
penyelesaian yang cepat, dan dengan
8
http://www.negarahukum.com/hukum/onlin
e-dispute-resolution.html
18
BUSINESS LAW REVIEW: VOLUME ONE
19
Website http://www.negarahukum.com/huku
http://www.hukumonline.com/klinik/ m/online-dispute-
dtail/lt50bf69280b1ee/perlindu resolution.htm
ngan-konsumen-dala-e-
commerce
20