Anda di halaman 1dari 7

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DALAM TRANSAKSI

JUAL BELI-ONLINE (E-COMMERCE)


Oleh: Cindy Aulia Khotimah
Jeumpa Crisan Chairunnisa

Abstract
Development of business law is currently growing very rapidly. Besides the
development of technology as well as advanced and the law should follow the
development of the era. In Indonesia began to develop the terms of an act called
the sale and purchase transactions online (e-commerce). It is possible that it will
give rise to a legal problem. In conjunction with consumer protection laws in
Indonesia, has been set in Law No. 8 of 1998 Concerning Consumer Protection. E-
commerce transactions provide convenience for the consumer in the activities of
sale or purchase of goods and services according to customer needs at the time. In
this article we will discuss how consumer protection in e-commerce transactions in
brief and how to regulate legal regulations in Indonesia relevant consumer
protection laws as a means for the settlement of legal issues related to consumers
and businesses.

Keywords: Consumer Law, E-Commerce

A. Latar Belakang langsung menjadi interaksi yang tidak


Internet membawa langsung. E-commerce telah merubah
perekonomian dunia memasuki babak paradigma bisnis klasik dengan
baru yang lebih populer dengan istilah menumbuhkan model - model
digital economic atau ekonomi interaksi antara produsen dan
digital. Keberadaannya ditandai konsumen di dunia virtual. Sistem
dengan semakin maraknya kegiatan perdagangan yang dipakai dalam e-
perekonomian yang memanfaatkan commerce dirancang untuk
internet sebagai media komunikasi. menandatangani secara elektronik.
Perdagangan misalnya, semakin Penandatanganan elektronik ini
banyak mengandalkan perdagangan dirancang mulai dari saat pembelian,
elektronik atau electronic commerce pemeriksaan dan pengiriman. 2
(e-commerce) sebagai media Pengertian e-commerce sendiri
1
transaksi. adalah segala bentuk transaksi
Perdagangan yang berbasis perdagangan atau perniagaan barang
teknologi canggih, e-commerce telah atau jasa dengan menggunakan media
mereformasi perdagangan elektronik. Dampak dari adanya
konvensional di mana interaksi antara internet sebagai hasil dari kemajuan
konsumen dan perusahaan yang perkembangan teknologi informasi
sebelumnya dilakukan secara bagi konsumen di satu sisi telah

1 2
Richardus Eko Indrajit, E-Commerce: Kiat Abdul Halim Barkatullah dan Teguh
dan Strategi Bisnis di Dunia Maya, PT. Elex Prasetyo, Bisnis E-Commerce: Studi Sistem
Media Komputindo, Jakarta, 2001, hlm. 33. Keamanan dan Hukum di Indonesia, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, 2005, hlm. vii.

14
BUSINESS LAW REVIEW: VOLUME ONE

mengubah perilaku konsumen B. Pembahasan


menjadi semakin kritis dan selektif 1. Hukum Perlindungan
dalam menentukan produk yang akan Konsumen
dipilihnya. Begitu pula bagi Sebelum masuk dalam substansi
produsen, kemajuan ini memberi terkait ketentuan UUPK, ada baiknya
dampak positif dalam memudahkan kita mengenali dulu terkait beberepa
pemasaran produk sehingga dapat istilah yang tidak asing dari
menghemat biaya dan waktu. konsumen. Konsumen yang
Sebaliknya, karena kedua belah diperbincangkan dalam hal ini ialah
pihak secara fisik tidak bertemu maka setiap pengguna barang atau jasa
kemungkinan lahirnya bentuk-bentuk untuk kebutuhan diri sendiri, keluarga
kecurangan atau kekeliruan menjadi atau rumah tangga, dan tidak untuk
perhatian utama yang perlu memproduksi barang/jasa lain atau
penanganan lebih besar. Dampak memperdagangkannya kembali,
negatif dari e-commerce itu sendiri adanya transaksi konsumen yang
cenderung merugikan konsumen. mana maksudnya ialah proses
Diantaranya dalam hal yang berkaitan terjadinya peralihan pemilikan atau
dengan produk yang dipesan tidak penikmatan barang atau jasa dari
sesuai dengan produk yang penyedia barang atau penyelenggara
ditawarkan, dan hal-hal lain yang jasa kepada konsumen.4
tidak sesuai dengan kesepakatan Pasal 4 UUPK menyebutkan
sebelumnya. Contoh kasus saat bahwa hak konsumen diantaranya;
belanja barang secara online, tapi hak untuk memilih barang dan/atau
barang yang dibeli tidak sama dengan jasa serta mendapatkan barang
yang dilihat difoto pada iklan yang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan
dipajang. Apakah itu termasuk nilai tukar dan kondisi serta jaminan
pelanggaran hak konsumen? Apakah yang dijanjikan; hak atas informasi
dapat menuntut penjual untuk yang benar, jelas, dan jujur mengenai
mengembalikan uang atau mengganti kondisi dan jaminan barang dan/atau
barang yang telah dibeli tersebut. jasa; hak untuk mendapatkan
Maka dari itu, dalam tulisan ini akan kompensasi, ganti rugi dan/atau
dipaparkan mengenai bagaimana penggantian, apabila barang dan/atau
perlindungan hukum yang seharusnya jasa yang diterima tidak sesuai
bagi konsumen dalam menghadapai dengan perjanjian atau tidak
kenyataan peristiwa yang sedang sebagaimana mestinya; dll.
kekinian dan terbaru di jaman saat ini Di sisi lain, kewajiban bagi
yakni tranksasi jual-beli secara E- pelaku usaha sesuai Pasal 7 UUPK
Commerce berdasarkan ketentuan diantaranya; memberikan informasi
peraturan perundang-undangan yang yang benar, jelas dan jujur mengenai
mana telah tertuang dalam Undang- kondisi dan jaminan barang dan/atau
Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang jasa serta memberi penjelasan
Perlindungan Konsumen (UUPK).3 penggunaan, perbaikan dan
pemeliharaan; memberi kompensasi,
ganti rugi dan/atau penggantian

3 4
Selanjutnya disebut UUPK. Az Nasution, Konsumen dan Hukum,
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1995, hlm.
37.

15
apabila barang dan/atau jasa yang banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua
diterima atau dimanfaatkan tidak milyar rupiah).”
sesuai dengan perjanjian, dll.
Lebih tegas lagi Pasal 8 UUPK 2. Kontrak Elektronik dan
melarang pelaku usaha untuk Perlindungan Konsumen
memperdagangkan barang/jasa yang berdasarkan UU ITE dan PP
tidak sesuai dengan janji yang PSTE
dinyatakan dalam label, etiket, Transaksi jual beli, meskipun
keterangan, iklan atau promosi dilakukan secara online, berdasarkan
penjualan barang dan/atau jasa UU ITE dan PP PSTE tetap diakui
tersebut. Berdasarkan pasal tersebut, sebagai transaksi elektronik yang
ketidaksesuaian spesifikasi barang dapat dipertanggungjawabkan.
yang Anda terima dengan barang Kontrak Elektronik itu sendiri
tertera dalam iklan/foto penawaran menurut Pasal 48 ayat (3) PP PSTE
barang merupakan bentuk setidaknya harus memuat hal-hal
pelanggaran/larangan bagi pelaku sebagai berikut; data identitas para
usaha dalam memperdagangkan pihak; objek dan spesifikasi;
barang. persyaratan Transaksi Elektronik;
Maka konsumen sesuai Pasal 4 harga dan biaya; prosedur dalam hal
huruf h UUPK berhak mendapatkan terdapat pembatalan oleh para pihak;
kompensasi, ganti rugi dan/atau ketentuan yang memberikan hak
penggantian apabila barang dan/atau kepada pihak yang dirugikan untuk
jasa yang diterima tidak sesuai dapat mengembalikan barang
dengan perjanjian atau tidak dan/atau meminta penggantian
sebagaimana mestinya. Sedangkan, produk jika terdapat cacat
pelaku usaha itu sendiri sesuai Pasal 7 tersembunyi; dan pilihan hukum
huruf g UU PK berkewajiban penyelesaian Transaksi Elektronik.
memberi kompensasi, ganti rugi Dengan demikian, pada
dan/atau penggantian apabila barang transaksi elektronik yang terjadi
dan/atau jasa yang diterima atau dikasus dapat menggunakan
dimanfaatkan tidak sesuai dengan instrumen UU ITE dan/atau PP PSTE
perjanjian. Apabila pelaku usaha sebagai dasar hukum dalam
tidak melaksanakan kewajibannya, menyelesaikan permasalahannya.
pelaku usaha dapat dipidana Terkait dengan perlindungan
berdasarkan Pasal 62 UUPK, yang konsumen, Pasal 49 ayat (1) PP PSTE
berbunyi:5 menegaskan bahwa Pelaku Usaha
“Pelaku usaha yang melanggar yang menawarkan produk melalui
ketentuan sebagaimana dimaksud Sistem Elektronik wajib
dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal menyediakan informasi yang lengkap
13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1) dan benar berkaitan dengan syarat
huruf a, huruf b, huruf c, huruf e, ayat kontrak, produsen, dan produk yang
(2) dan Pasal 18 dipidana dengan ditawarkan. Pada ayat berikutnya
pidana penjara paling lama 5 (lima) lebih ditegaskan lagi bahwa Pelaku
tahun atau pidana denda paling Usaha wajib memberikan kejelasan
informasi tentang penawaran kontrak

5
Pasal 62 Undang-undang Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen

16
BUSINESS LAW REVIEW: VOLUME ONE

atau iklan. Lalu muncul pertanyaan tampilan beranda suatu laman


bahwa bagaimana jika barang bagi online).7
pihak konsumen tidak sesuai dengan
yang diperjanjikan? 3. Penyelesaian Sengketa
Pasal 49 ayat (3) PP PSTE Penyelesaian sengketa E-
mengatur khusus tentang hal tersebut, Commerce internasional
yakni Pelaku Usaha wajib dimungkinkan untuk diselesaikan
memberikan batas waktu kepada terutama yang meliputi sengketa
konsumen untuk mengembalikan bernilai kecil dalam forum yang tepat,
barang yang dikirim apabila tidak yaitu dengan Online Dispute
sesuai dengan perjanjian atau terdapat Resolution (ODR), atau APS online
cacat tersembunyi. Selain kedua yang menjadi cara praktis untuk
ketentuan tersebut di atas, apabila memberi para pelanggan remedy
ternyata barang yang diterima tidak yang tepat, murah dan efektif serta
sesuai dengan foto pada iklan toko mengurangi penentuan perkara di
online tersebut (sebagai bentuk negara asing. Ada beberapa
penawaran), kita juga dapat keuntungan bagi pembeli dan pelaku
menggugat Pelaku Usaha (dalam hal usaha trnsaksi E-Commerce dalam
ini adalah penjual) secara perdata penyelesaian sengketa melalui ODR
dengan dalih terjadinya wanpretasi antara lain:
atas transaksi jual beli yang Anda Pertama, penghematan waktu
lakukan dengan penjual. dan uang. Keuntungan ini karena para
Menurut Prof. R. Subekti, S.H. pihak tidak perlu membayar biaya
dalam bukunya tentang “Hukum yang harus dikeluarkan untuk
Perjanjian”, wanprestasi adalah menghadiri persidangan dan biaya-
kelalaian atau kealpaan yang dapat biaya yang berkaitan dengan hal itu.
berupa 4 macam kondisi yaitu:6 Kecepatan ODR adalah salah satu
a. Tidak melakukan apa yang keuntungan dasarnya, pihak-pihak
disanggupi akan dilakukannya; dan pihak netral tidak perlu
b. Melaksanakan apa yang melakukan perjalanan untuk bertemu,
dijanjikannya, tetapi tidak mereka tidak perlu ada di waktu yang
sebagaimana dijanjikan; sama, jangka waktu antara
c. Melakukan apa yang penyerahan dapat singkat,
dijanjikannya, tetapi terlambat; penyelesaian dapat berdasarkan
d. Melakukan sesuatu yang dokumen saja.
menurut perjanjian tidak boleh Kedua, biasanya biaya layanan
dilakukannya. penyelesaian sengketa perdata adalah
Jika salah satu dari 4 macam gabungan dari biaya institusi
kondisi tersebut terjadi, maka Anda penyelesaian sengketa, fee, dan biaya
secara perdata dapat menggugat pihak netral, biaya para pihak, ongkos
penjual online dengan dalih terjadi hukum. Dalam ODR beberapa biaya
wanprestasi (misalnya, barang yang ini tidak ada atau berkurang
Anda terima tidak sesuai dengan signifikan.
spesifikasi barang yang dimuat dalam

6 7
Subekti, R, Prof, S.H., Hukum Perjanjian, http://www.hukumonline.com/klinik/detail/l
Cetakan ke-VIII, PT Intermasa, Jakarta, t50bf69280b1ee/perlindungan-konsumen-
2000, hlm. 50. dala-e-commerce

17
Ketiga, pihak yang biaya yang tidak terlalu mahal.
menggunakan akses internet lebih Berbagai upaya yang telah dilakukan
yakin dalam menghadapi proses yang diantaranya dengan menyediakan
akan dijalaninya, sebab mereka dapat Alternatif Penyelesaian Sengketa
dengan mudah mengontrol dan secara online, seperti arbitrase online.
merespon apa yang terjadi dalam Penyelesaian sengketa secara online
proses. mulai dilakukan pada tahun 1995
Keempat, jika para pihak dengan didirikannya Virtual
enggan melakukan tatap muka, dapat Magistrate pada Vilanova Center For
menghindari pertemuan dengan pihak Law & Technology.
lawannya. Para pihak dapat Tujuannya adalah untuk
menghindarkan diri perasaan takut menjadi penyedia jasa penyelesaian
akan diintimidasi dalam proses. Hal sengketa, khusus untuk sengketa-
ini merupakan persoalan psikologis. sengketa secara online. Kasus
Berdasarkan pada penyelesaian pertama ditangani pada tahun 1996.
sengketa alternatif secara offline atau Dalam kasus tersebut seorang telah
tradisional, maka dapat dibagi juga mengajukan gugatan karena telah
bentuk penyelesaian sengketa dengan menerima iklan-iklan tidak diminta
cara online (ODR) yang dapat melalui email yang dikirimkan
dilakukan melalui Arbitrase Online. dengan menggunakan alamat dari
Perkembangan teknologi yang American Online (AOL). AOL setuju
memungkinkan terjadinya untuk menanggapi gugatan ini dan
perdagangan secara elektronik, telah virtual magistrate yang menangani
mengilhami dilakukan penyelesaian perkara tadi mengabulkan gugatan
sengketa secara elektronik pula. Di penggugat dan memerintahkan
tengah kegalauan sistem hukum yang kepada AOL untuk tidak lagi
tidak mengikuti perkembangan mengirim email yang berisi iklan.
zaman dan cepatnya kemajuan Arbitrase dan Alternatif
tekhnologi, tekhnologi telah Penyelesaian Sengketa lainnya secara
menggoreskan gagasan tentang online tidak jauh berbeda dengan
penyelesaian sengketa secara online, arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
dalam bentuk arbitrase onlien (E- Sengketa secara tradisional.
Arbitration). Perbedaan hanyalah mengenai cara
Arbitrase online menjadi suatu yang digunakan yaitu penggunaan
pilihan menarik dalam penyelesaian sarana-sarana elektronik dengan
sengketa E-Commerce. Karaktersitik penyelenggaraannya. Dalam arbitrase
transaksi di internet merupakan online, pendaftaran perkara,
transaksi lintas batas geografis yang pemilihan arbiter, penyerahan
menghubungkan antara konsumen dokumen-dokumen,
dengan pelaku usaha dari berbagai permusyawaratan para arbiter dalm
negara yang dapat melahirkan hal tribunal arbitrase lebih dari
sengketa. Dimana sengketa tersebut seorang arbiter, pembuatan putusan,
nilai nominalnya sebahagian sangat serta pemeberitahuan akan adanya
kecil, tetapi membutuhkan putuan dilakukan secara online.8
penyelesaian yang cepat, dan dengan

8
http://www.negarahukum.com/hukum/onlin
e-dispute-resolution.html

18
BUSINESS LAW REVIEW: VOLUME ONE

C. Kesimpulan Mengingat perkembangan ilmu


Transaksi jual-beli melalui E- pengetahuan semakin pesat maka kita
Commerce saat ini dan terutama di selayaknya juga harus mewaspadai
wilayah hukum negara Indonesia berbagai kemungkinan yang akan
telah berkembang dengan pesat. merugikan kepentingan kita.
Indonesia telah memiliki landasan D. Referensi
hukumnya mengenai perlindungan
konsumen yakni Undang-Undang Buku
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Djoni S.Gazali dan Rachmadi Usman,
Perlindungan Konsumen disamping Hukum Perbankan, Ctk.kedua,
masih adanya peraturan perundang- Sinar Grafika, Jakarta; 2012
undangan lainnya mengatur hal yang Richardus Eko Indrajit, E-Commerce:
sama. Kiat dan Strategi Bisnis Di
Konsumen dalam hal ini harus Dunia Maya, PT. Elex Media
diberikan berbagai perlindungan Komputindo, Jakarta, 2001
khusus yang mana sangat rentan Abdul Halim Barkatullah dan Teguh
dengan berbagai kemungkinan yang Prasetyo, Bisnis E-Commerce:
akan merugikan pihak konsumen itu Studi Sistem Keamanan dan
sendiri dari para pelaku usaha yang Hukum di Indonesia, Pustaka
tidak beritikad baik dalam melakukan Pelajar, Yogyakarta, 2005
transaksi jual-beli secara online. Az Nasution, “Konsumen dan
Transaksi secara online bagi pihak Hukum”, Pustaka Sinar
para pelaku usaha maupun konsumen Harapan, Jakarta, 1995
masing-masing harus memiliki Subekti, R, Prof, S.H., “Hukum
iktikad baik dari awal. Perjanjian”, Cetakan ke-VIII,
Jika para pihak konsumen PT Intermasa, Jakarta, 2000
maupun para pelaku usaha dalam
melakukan transaksi jual beli terdapat Peraturan Perundang-undangan
permasalahan maka dapat Undang-undang Nomor 8 Tahun
menggunakan sarana UUPK yang 1999 tentang Perlindungan
mana sebagai pedoman bagi Konsumen.
konsumen terutama untuk Undang-undang Nomor 11 Tahun
memperjuangkan hak-haknya untuk 2008 tentang Informasi dan
melindungi kepentingannya. Tidak Transaksi Elektronik.
menutup kemungkinan bagi para Peraturan Pemerintah Republik
pelaku usaha jika mendapatkan Indonesia Nomor 82 Tahun
pembeli yang tidak memiliki iktikad 2012 tentang Penyelenggaraan
baik dapat menyelesaikan hal melalui Sistem dan Transaksi
proses yang serupa. Elektronik.
Pada intinya, tidak cukup
sampai disini peraturan terkait
perlindungan konsumen menjadi
wadah maupun sarana hokum bagi
pihak konsumen maupun para pelaku
usaha. Masih ada beberapa perbaikan
dan tambahan substansi peraturan
yang perlu ditambah untuk
melindungi berbagai pihak.

19
Website http://www.negarahukum.com/huku
http://www.hukumonline.com/klinik/ m/online-dispute-
dtail/lt50bf69280b1ee/perlindu resolution.htm
ngan-konsumen-dala-e-
commerce

20

Anda mungkin juga menyukai