Bab II Kgs. M. Faizal
Bab II Kgs. M. Faizal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem perkemihan merupakan sistem ekskresi utama dan terdiri atas 2 ginjal
dan uretra (mengalirkan urine dari kandung kemih ke luar tubuh (Nurachmah &
Angriani, 2011).
Gambar 2.1
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
1. Ginjal
keduabelas dan lumbal ketiga. Ginjal kiri biasanya terletak sedikit lebih
tinggi dari ginjal kanan karena letak hati. Ginjal orang dewasa secara rata –
rata memiliki panjang 11 cm, lebar 5 – 7,5 cm, dan ketebalan 2,5 cm. Hal
13
2
(kapsul renal) membentuk pembungkus luar dari ginjal itu sendiri, kecuali
bagian hilum. Ginjal dilindungi lebih jauh lagi oleh lapisan otot di
punggung pinggang, dan abdomen, selain itu juga oleh lapisan lemak,
Bila dibelah bagian dalam, ginjal mempunyai tiga bagian yang berbeda,
yaitu korteks, medula, dan pelvis. Bagian eksternal, atau korteks renal,
berwarna terang dan tampak bergranula. Bagian ginjal ini berisi glomerulus,
kurang 1 - 1,3 juta nefron yang selama 24 jam dapat menyaring 170 – 180
liter darah dari arteri renalis (Syaifuddin, 2011). Ginjal tidak dapat
membentuk nefron baru. Oleh karena itu, pada trauma ginjal, penyakit
ginjal, atau proses penuaan yang normal, akan terjadi penurunan jumlah
berfungsi biasanya menurun kira – kira 10 persen setiap 10 tahun; jadi, pada
usia 80 tahun, jumlah nefron berfungsi 40 persen lebih sedikit ketika usia 40
tahun. Setiap nefron terdiri atas: (1) kumpulan kapiler disebut glomerulus,
yang akan memfiltrasi sejumlah besar cairan dan darah, dan (2) tubulus
3
Gambar 2.2
Nefron dan Pembuluh Darah
Pembentukan urine proses seluruhnya oleh nefron melalui tiga proses, yaitu
a. Filtrasi Glomerulus.
cairan yang disaring dari darah ke dalam kapsul per menit disebut laju
filtrasi glomerulus. Tiga faktor yang mempengaruhi laju ini, yaitu total
b. Reabsorpsi Tubulus.
terjadi secara aktif dan pasif. Zat yang didapat kembali melalui
atau kimia. Zat – zat ini, termasuk glukosa, asam amino, laktat, vitamin,
c. Sekresi Tubulus.
merupakan reabsorpsi balik yang penting. Zat seperti ion hidrogen dan
demikian, urine terdiri atas zat yang disaring dan disekresi. Sekresi
tubulus sangat diperlukan untuk membuang zat yang tidak ada dalam
5
filtrat, seperti obat – obatan. Proses ini membuang zat yang tidak
Glomerulus Filtrasi Rate (GFR) terukur dianggap sebagai cara yang paling
fungsi ginjal berdasarkan pada kreatinin serum, usia, dan jenis kelamin.
2015).
Hormon paratiroid dari kelenjar paratiroid dan kalsitonin dari kelenjar tiroid
2. Ureter
Sepertiga bawah dari ureter terisi sel – sel saraf yang bersatu dengan rantai
aferen dan nervus vagus. Rantai aferen dari nervus torakalis XI, XII, dan
3. Kandung Kemih
Kadung kemih adalah organ kosong yang terletak pada separuh anterior dari
pelvis, di belakang simfisis pubis. Jarak antara kandung kemih dan simfisis
melapisi tepi atas dari kandung kemih, dan bagian dasar ditahan secara
longgar oleh ligamen sejati. Kandung kemih juga dibungkus oleh sebuah
Dinding ureter mengandung otot polos yang tersusun dalam berkas spiral
Uretra adalah sebuah saluran yang keluar dari dasar kandung kemih ke
yang terletak di antara klitoris dan lubang vagina. Pada laki – laki, uretra
urine. Uretra pada lakui – laki memiliki panjang sekitar 20 cm, dan terbagi
kavernosa, atau penis uretra. Sepanjang sekitar 15 cm, bagian ini melintas
melalui penis ke orifisum uretra pada ujung penis (Black & Hawks, 2014).
1. Pengertian
End stage renal disease (ESRD) adalah suatu proses patofisiologis dengan
laboratorik yang terjadi pada semua organ, akibat penurunan fungsi ginjal
pada penyakit ginjal kronik. Pada keadaan tidak terdapat kerusakan ginjal
lebih dari 3 bulan dan laju filtrasi glomerulus sama atau lebih dari 60
Hawks, 2014).
End stage renal disease adalah kerusakan ginjal progresif yang berakibat
fatal dan ditandai dengan uremia (urea dan limbah nitrogen lainnya beredar
Penyakit end stage renal disease adalah suatu proses patofisiologis dengan
gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan
fungsi ginjal yang irreversible, pada suatu derajat yang memerlukan terapi
pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Setiati,
2014)
jaringan ginjal progresif dan kehilangan fungsi. Unit nefron hilang dan masa
kondisi yang disebut sebagai gagal ginjal atau penyakit ginjal stadium akhir/
cairan, elektrolit, serta asam basa. Gagal ginjal merupakan penyakit sistemik
dan merupakan jalur akhir yang umum dari berbagai penyakit traktus
2. Etiologi
infeksi, hipertensi dan sebab lain. Yang dikelompokkan dalam sebab lain
bawaan, tumor ginjal, dan penyebab yang tidak diketahui (Sudoyo, 2009).
3. Manifestasi Klinis
akhir tercapai. Uremia, yang secara harfiah berarti urine dalam darah, adalah
sindrom atau kumpulan gejala yang terkait dengan end stage renal disease.
fungsi endokrin ginjal rusak, dan akumulasi produk sisa secara esensial
mual, apatis, kelemahan, dan keletihan, gejala kerap kali keliru dianggap
2015).
Pada insufisiensi ginjal, dapat timbul polyuria karena ginjal tidak mampu
Gambaran klinik klien end stage renal disease menurut Sudoyo (2009)
meliputi;
b. Sindrom uremia yang terdiri dari lemah, letargi, anorexia, mual dan
Stadum penyakit ginjal kronik didasarkan atas dua hal yaitu, atas derajat
(stage) penyakit dan atas dasar diagnosis etiologis. Menurut Sudoyo (2009),
ml
mnt (140 − umur)xBerat Badan
LFG( )=
1,73m2 72 x kreatinin plasma mg/dl
Cat: Pada perempuan dikalikan dengan 0,85
Rumus diatas dapat digunakan untuk mengetahui secara cepat stadium end
stage renal disease dengan melihat hasil kreatinin, umur, jenis kelamin,
berat badan. Hasil dari perhitungan dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.
Tabel 2.1
Stadium End stage renal disease (ESRD)
GFR
STAGE Deskripsi dan Manifestasi
(ml/min/1.73m2)
Kerusakan ginjal dengan GFR normal atau meningkat
1 ≥90
Asimtomatik; BUN dan kreatinin normal
Penurunan ringan GFR
2 60-89 Asimtomatik, kemungkinan hipertensi; pemeriksaan darah
biasanya dalam batas normal
Penurunan sedang GFR
Hipertensi; kemungkinan anemia dan keletihan, anorexia,
3 30-59
kemungkinan malnutrisi, nyeri tulang; kenaikan ringan BUN dan
kreatinin serum
Penurunan berat GFR
Hipertensi, anemia, malnutrisi, perubahan metabolisme tulang;
4 15-29
edema, asidosis metabolik, hiperkalsemia; kemungkinan uremia;
azotemiadengan peningkatan BUN dan kadar kreatinin serum
Penyakit ginjal stadium akhir
5 <15
Gagal ginjal dengan azotemia dan uremia nyata
Sumber: National Kidney Foundation dalam LeMone (2015)
13
5. Patofisiologi.
kerusakan nefron, end stage renal disease, dan gagal ginjal. Tanpa melihat
adalah ciri khas end stage renal disease dan menyebabkan penurunan fungsi
ginjal (Copstead & Banasik, 2010). Seluruh unit nefron secara bertahap
hancur. Pada tahap awal, saat nefron hilang, nefron fungsional yang masih
dalam nefron ini dan lebih banyak partikel zat terlarut disaring untuk
Proses hilangnya fungsi nefron yang kontinu ini dapat terus berlangsung
meskipun setelah proses penyakit awal telah teratasi (Fauci et al., 2008).
hilang. GFR sedikit turun dan pada pasien asimtomatik disertai BUN dan
kadar kreatinin serum normal. Ketika penyakit berkembang dan GFR turun
memicu awitan gagal ginjal atau uremia nyata lebih lanjut. Kadar serum
kreatinin dan BUN naik secara tajam, klien menjadi oliguria, dan
manifestasi uremia muncul. Pada end stage renal disease tahap akhir, GFR
kurang dari 10% normal dan terapi pengganti ginjal diperlukan untuk
Pada stadium paling dini penyakit ginjal kronik, terjadi kehilangan daya
cadang ginjal, pada keadaan mana basal LFG masih normal atau malah
fungsi nefron yang progresif, yang ditandai oleh peningkatan kadar urea dan
kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar 60%, klien masih belum
merasakan keluhan, tapi sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin
serum. Sampai pada LFG sebesar 30%, mulai terjadi keluhan pada klien
seperti nokturia, badan lemah, mual, nafsu makan kurang, dan penurunan
berat badan. Sampai pada LFG dibawah 30%, klien memperlihatkan gejala
dan tanda uremia yang nyata seperti anemia, peningkatan tekanan darah,
gangguan metabolism fosfor dan kalsium, pruritus, mual, muntah dan lain
sebagainya. Klien juga mudah terkena infeksi saluran kemih, infeksi saluran
elektrolit antara lain natrium dan kalium. Pada LFG dibawah 15% akan
terjadi gejala dan komplikasi yang lebih serius, dan klien sudah memerlukan
terapi pengganti ginjal antara lain dialysis atau transplantasi ginjal. Pada
2009).
15
6. Penatalaksanaan.
a. Pengaturan Minum
sehingga dicapai diurisis maksimal. Bila cairan tidak dapat diberikan per
b. Pengendalian Hipertensi
harus hati – hati karena tidak semua renal failure disertai retensi
Natrium.
obat – obatan, diet buah dan lain – lain. Selain dengan pemeriksaan
darah, hiperkalemia juga dapat didiagnosa dengan EEG dan EKG. Bila
16
d. Penanggulangan Anemia
e. Penanggulangan Asidosis
Pada umumnya asidosis baru bergejala pada taraf lebih lanjut. Sebelum
oral atau parenteral. Pada pemulaan 100 mEq natrium bikarbonat diberi
Ginjal yang sakit lebih mudah mengalami infeksi dari pada biasanya.
ginjal. Obat – obat antimikroba diberi bila ada bakteri uria dengan
dalam makanan dikurangi, tetapi tindakan ini jauh lebih menolong juga
jumlah dialisis.
h. Pengobatan Neuropati
Neuropati timbul pada keadaan yang lebih lanjut. Biasanya neuropati ini
sukar diatasi dan merupakan salah satu indikasi untuk dialisis. Pada
i. Dialisis
Dasar dialisis adalah adanya darah yang mengalir dibatasi selaput semi
Dengan demikian diharapkan bahwa zat – zat yang tidak diinginkan dari
dalam darah akan berpindah ke cairan dialisis dan kalau perlu air juga
j. Transplantasi
end stage renal disease maka seluruh faal ginjal diganti oleh ginjal yang
utama adalah bahwa ginjal tersebut diambil dari orang/ mayat yang
18
ditinjau dari segi imunologik sama dengan klien. Pemilihan dari segi
C. Hemodialisa
1. Pengertian
pada penderita penyakit ginjal kronik stadium V dan pada klien dengan AKI
2011).
keadaan sakit akut memerlukan terapi dialisis jangka pendek (beberapa hari
komposisi solut darah oleh larutan lain (cairan dialisat) melalui membran
yang mengalami gangguan ginjal atau end stage renal disease. Fungsinya
klien.
Tujuan dari hemodialisa adalah untuk mengambil zat – zat nitrogen yang
toksik dari dalam darah klien ke dializer tempat darah terebut dibersihkan
dan kemudian dikembalikan ketubuh klien. Ada tiga prinsip yang mendasari
kerja hemodialisa yaitu difusi, osmosis, dan ultrafiltrasi. Bagi penderita end
metabolik atau endokrin yang dilaksanakan ginjal dan tampak dari gagal
2. Proses Hemodialisa
(dialiser) yang terdiri dari dua kompartemen yang terpisah. Darah klien
zat terlarut sama dikedua kompartemen (difusi). Pada proses dialisis, air
(Sudoyo, 2009).
Besar pori pada selaput akan menentukan besar molekul zat terlarut yang
berpindah. Molekul dengan berat molekul lebih besar akan berdifusi lebih
perpindahan zat terlarut tersebut makin tinggi bila (1) perbedaan konsentrasi
dialisis lebih tinggi. Cairan dialisis ini mengalir berlawanan arah dengan
3. Komplikasi.
(Kuhman, 2004):
berat.
e. Fatigue dan kram: klien end stage renal disease yang menjalani
oleh edema pulmoner. Edema pulmoner terjadi akibat retensi cairan dan
uremik/pleuritis uremik.
dan berbagai faktor lain yang berpengaruh akibat dari kondisi penyakit
dan terapinya.
Klien end stage renal disease yang menjalankan terapi hemodialisa juga
D. Fatigue
1. Pengertian
Fatique adalah bahasa latin “fatigare” yang berarti hilang lenyap (waste
time). Secara umum dpat diartikan sebagai perubahan dari keadaan yang
lebih kuat keadaan yang lebih lemah. Work Cover New South Wales dalam
sebagai perasaan letih yang berasal dari aktivitas fisik tubuh atau
Council, 2006).
bekerja fisik atau mental, atau perasaan subjektif sehingga seseorang tidak
didefinisikan sebagai perasaan lelah secara fisik atau mental yang dialami
kinerja (Horigan, 2012). Fatigue sebagi rasa lelah yang dirasakan seseorang.
merasa lemah atau lelah sebagai dampak dari penggunaan tenaga berulang
atau berupa penurunan respon sel, jaringan, atau organ setelah stimulasi
yang berlebihan.
2. Klasifikasi Fatique
2010), diantaranya:
yang sangat banyak pada setiap jam kerjanya. Pada umumnya seseorang
dapat berkerja secara terus menerus dalam waktu 50 menit perjam atau
35% pada 8 jam kerja digunakan sebagai aktivitas fisik maksimal untuk
b. Circadian fatique, ditandai dengan denyut nadi yang lemah, pelan atau
cepat.
sebagainya. Hal ini disebabkan karena suatu organ atau seluruh tubuh
bekerja secara terus menerus dan melebihi kapasitas tubuh. Fatigue ini
gangguannya.
24
atau mental yang terjadi pada periode waktu tertentu. Salah satu
Fatigue yang dialami klien end stage renal disease yang menjalankan
2012). Fatigue fisik adalah kurangnya kekuatan fisik dan energi yang
membuat mereka merasa lemas, lelah seperti tidak bertenaga. Fatigue fisik
rutin yang berlebihan. Fatigue mental adalah fatigue mental yang membuat
merupakan fatigue yang terus menerus terakumulasi dalam tubuh akibat dari
tugas yang terus menerus tanpa pengaturan jarak tugas yang baik atau
telah terjadi sebelum memulai suatu pekerjaan. Fatigue ini diperoleh dari
tugas terdahulu yang belum hilang hingga diteruskan dengan tugas kerja
semakin bertambah.
Sodikin dan Suparti (2015) tentang fatigue pada gagal gnjal terminal yang
fatigue ringan dan berat (16,5%). Tidak ada hubungan antara usia, jenis
tingkat fatigue dengan p value > 0,05. Sedangkan ada hubungan antara
adalah kondisi sangat lelah. 0 = tidak merasa lelah, 1-3 = merasa lelah
ringan, 4-6 = merasa lelah sedang, 7-9 = merasa lelah berat, 10 = lelah
Gambar 2.3
Visual Analogue Scale for Fatigue (VAS - F)
1. Pengertian
(Aligood Tomey, 2010). Self care yang didasarkan kemauan untuk hidup
sehat dalam diri sendiri dapat membantu individu untuk melakukan praktik
self care bagi dirinya sendiri (Hidayati, 2013). Definisi self-care menurut
(Riegel et.al 2004 dalam Yuliana 2012) adalah sebuah proses pengambilan
(Alligood & Tomey, 2010). Jika dilakukan secara efektif, upaya perawatan
perkembangan manusia.
mengaplikasikan teori self-care orem ini dimana aplikasi ini akan sesuai dan
penting sekali untuk klien untuk aktif terlibat dalam perawatan dirinya.
kesehatan manajemen diri adalah salah satu diagnosa yang ada kaitannya
hal-hal yang dapat dilakukan individu (self care agency) dan yang
dibutuhkan individu (self care demand) klien dalam perawatan diri, supaya
Tommey, 2010).
kebutuhan self care klien sebagai berikut (Alligood & Tommey, 2010):
29
alasan perawatan diri, tapi dapat dengan bimbingan, seperti pada klien
gangguan kognitif
mengambil alih beberapa aktivitas yang tidak dapat dilakukan oleh klien
keterampilan.
Tujuan dari penerapan teori self care Orem pada penelitian ini pada klien
diri klien adalah dengan sistem supportif educatif. Penerapan sistem ini
diharapkan klien mampu melakukan secara mandiri terhadap apa yang telah
diajarkan oleh peneliti. Salah satu supportif educatif yang berikan oleh
2. Intervensi Management Self Care Fatigue pada Klien End stage renal
self care pasien hemodialisa dengan cara pembatasan cairan, akses vaskular,
terapi medis, program diet. Adapun intervensi yang dapat digunakan untuk
mengurangi keluhan fatigue pada klien end stage renal disease yang
a. Latihan Fisik
atau memelihara satu atau lebih aspek kebugaran fisik (Orti, 2010).
yang dapat dilakukan pada pasien dengan penyakit ginjal tahap akhir
31
Parsons, 2006).
keluarga atau pasien yang lain, makan, minum dan tidur. Latihan fisik
merupakan salah satu cara untuk memperbaiki kapasitas kerja fisik dan
2014).
rumah seperti jalan kaki selama 10 menit dua kali sehari pada hari-hari
b. Program Diet
Management self care pada diet klien end stage renal disease penting
dengan tepat dan sesuai dengan kondisi ginjal serta kecukupan kalori
33
dan nutrisi yang diperlukan tubuh klien yang menderita end stage renal
fungsi ginjal tahap akhir dengan terapi pengganti ginjal. Tujuan diet
BB/hari, 50% protein hewani dan 50% protein nabati, 3) kalsium 1000
mg/dl, 4) batasi garam terutama bila ada penimbunan air dalam jaringan
bila urine kurang dari 400 ml atau kadar kalium darah lebih dari 5,5
750ml).
terbagi menjadi dua yaitu bahan makanan yang dianjurkan dan bahan
34
daging, ikan, hati, susu, es krim, yogurt, kerang, cumi, udang, kepiting,
biji, sawo, pear, strawberi, apel, anggur, jeruk manis, harus sesuai
kacang panjang, kol, kembang kol, wortel, dalam jumlah sesuai anjuran.
berlebihan.
Adapun hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan diet end
antara lain:
dibakar, digoreng
4) Bila ada edema, tekanan darah tinggi, perlu mengurangi garam dan
minuman bersoda, kaldu instan, ikan asin, telur asin, makanan yang
selera makan
sayuran, buah, dan bahan makanan lain yang telah dikupas dan
itu masaklah. Lebih baik lagi jika air yang digunakan untuk
c. Pengaturan Tidur.
Penanganan gangguan tidur yang dapat dilakukan pada klien end stage
waktu tidur dan kualitas tidur melalui perilaku tidur sehat, misalnya:
melakukan pengaturan pada jadwal tidur baik saat mulai tidur atau saat
bangun tidur, hindari tidur siang yang terlalu lama, tidak tidur dalam
kondisi perut lapar dan hindari makan sesaat sebelum tidur, melakukan
cemas dengan berdoa sebelum tidur, buat ruangan tidur yang nyaman
dan tenang.
d. Sumber Support.
bahwa dukungan keluarga seperti pasangan suami/ istri, orang tua dan
a. Usia
Suparti (2015) didapatkan hasil usia < 48 tahun sebanyak 30 orang dan
menjalani hemodialisa.
b. Jenis Kelamin
kelamin laki – laki. Aktivitas self care harus dilaksanakan oleh klien
laki berjumlah 54,4% dan diikuti oleh wanita 45,6%. Penelitian juga
dilakukan oleh Sulistini (2012) menunjukan hal yang sama bahwa laki
39
– laki lebih banyak mengalami end stage renal disease sebesar 54,9%
c. Pendidikan.
Mollauglu (2009).
40
d. Pengetahuan.
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
2012).
care fatigue. Sulit untuk mengenal tanda dan gejala fatigue yang
management self care fatigue seperti latihan fisik, pengaturan diet, tidur
dasar untuk melakukan tindakan yang baik. Pengetahuan yang baik bisa
F. Konsep Edukasi.
Pada jaman yang makin maju, di Amerika Serikat mulai dikenalkan metode
perkembangan lmu Kesehatan Masyarakat, maka disiplin ilmu ini pun menjadi
bagian kegiatan dari kesehatan masyarakat. Selanjutnya materi dari ilmu edukasi
Di Indonesia, dari catatan sejarah mengenai edukasi secara formal, pada jaman
penjajahan Belanda tidak tampak jelas adanya kegiatan edukasi tersebut. Kini
1. Pengertian Edukasi
Edukasi merupakan salah satu peran keperawatan yang penting. Masa rawat
memberikan informasi yang tepat bagi klien dengan penyakit akut, semakin
terkontrol pada perilaku yang kondusif untuk hidup sehat, pada individu,
tertentu (Potter & Perry 2013). Edukasi merupakan suatu proses dimana
proses tersebut mempunyai masukan (in put) dan keluaran (out put) di
faktor materi atau pesananya, pendidikan yang dapat dipakai agar dicapai
suatu hasil yang optimal. Maka faktor-faktor tersebut harus bekerja sama
untuk hidup sehat. Edukasi pada klien dirumah sakit adalah pemberian
optimal.
2. Tujuan Edukasi
sudah ada, memaksimalkan fungsi dan potensi selama dirumah sakit serta
prilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Prilaku yang tidak sehat merupakan
44
sehat. Menurut Bloom perilaku manusia terdiri dari 3 domain yang meliputi
diikuti dengan respon batin dalam bentuk sikap dan menimbulkan respon
dengan penyakitnya.
pedoman bagi klien untuk berprilaku. Klien akan merasa puas jika
45
kesehatan.
mudah untuk dia ajak kerjasama dalam program pengobatan. Hal ini
pertolongan darurat.
klien dan kelurganya dalam mengenal gejala dan tanda komplikasi dari
3. Metode Edukasi
Metode yang digunakan dalam edukasi didasarkan pada tujuan yang akan
yaitu :
a. Metode Ceramah
ceramah :
kegiatan.
dipersiapkan di antara tiga orang atau lebih tentang topik tertentu dengan
berjumlah 3-5 orang, dan kelompok besar berjumlah 3-15 orang atau
informasi, orang yang tidak suka bicara diberi kesempatan. Metode ini
memiliki perbedaan dengan metode yang hampir mirip seperti panel dan
value 0,001, artinya ada pengaruh self help group terhadap kualitas
hidup. Penelitian ini sama dengan metode secara edukasi grup. self help
48
berbagi masalah baik fisik maupun emosional. Tujuan SHG adalah agar
c. Metode panel
tentang sebuah topik dan diperlukan tiga panelis atau lebih serta
sedang didiskusikan.
manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau
lebih untuk dipakai sebagai bahan analisa oleh kelompok. Ada beberapa
orang lain.
f. Metode symposium
menarik.
g. Metode demonstrasi
konkret.
peraga.
(rekomendasi).
2009). Ada beberapa alat peraga yang dapat digunakan dalam melakukan
edukasi, yaitu :
51
sebagainya.
5. Media Edukasi
a. Media cetak
dengan kesehatan.
6) Poster ialah bentuk media cetak yang berisi pesan atau informasi
b. Media elektronik
3) Video
4) Slide
5) film strip
G. Kerangka Teori
Skema 2.1
Kerangka Teori