1. Lurah
2. Kader Posyandu
Berdasarkan hasil wawancara dengan kader posyandu RW 02 terdapat dua
posyandu yang ada diwilayah RW 02, satu posyandu berada di RT 02 dan posyandu
lainnya di RT 01 (Baterai A). Kegiatan yang diakukan di posyandu adalah posyandu
bayi/balita dan terdapat posbindu serta posyandu lansia. Kegiatan posyandu telah
menerapakan sistem 5 meja namun sistem ini tidak berjalan maksimal. Kegiatan
posyandu dilakukan rutin setiap bulannya yaitu pada tanggal 17 di RT 02. Ibu-ibu
yang memiliki bayi dan balita datang ke posyandu untuk menimbang berat badan
anaknya serta imunisasi. Kader menginformasukan kepada ibu-ibu tiap RT untuk
membawa bayi/balita setiap bulannya. Anhka kunjungan tiap bulannya rata-rata ±10-
20 bayi/balita. Banyak balita yang tidak datang dalam kegiatan posyandu karena
kurangnya kesadaran ibu-ibu tentang pentingnya membawa anaknya ke posyandu,
karena kesibukan dan kebanyakan ibu-ibu melakukan imunisasi di rumah sakit atau
klinik bidan. Pelatihan yang dilakukan oleh kader yaitu terkait tentang cara mengisi
buku registrsi, cara menilai BB dan TB bayi/balita dan pemberian makanan bergizi
pada bayi/balita yang diberikan oleh pihak puskesmas. Manfaat menjadi kader yaitu
dapat bersosialisasi dalam kegiatan masyarakat dan terjun langsung ke masyarakat.
Sejauh ini hambatan yang dirasakan oleh kader adlah kurangnya antusias dari ibu
untuk membawa anaknya ke posyandu. Hasil wawancara kader posyandu mengatakan
sudah pernah didapatkan penyuluhan tentang pengetahuan COVID-19 ke rumah-
rumah.
3. Ketua RW 02
Berdasarkan hasil wawancara dnegan ketua RW 02 mengatakan terdapat
organisasi masyarakata yaitu wirid arisan ibu-ibu. KK yang berada di RW 02
sebanyak ±745 KK. Terdapat siskamling/keamanan dilingkungan RW/RT setempat.
Jumlah kader yang aktif adalah 5 orang, namun sering berganti-ganti. Kegiatan
gotong royong dilakukan hanya saat terdapat suatu kejadian misalnya seperti banjir,
tidak terdapat jadwal berkala untuk kegiatan tersebut, karena masyarakat memiliki
kesibukan masing-masing. Sistem pemberitahuan di RW 02 melalui pengumuman
dari masjid atau mushalla serta media sosial WhatsApp. Tempat yang digunakan
untuk berkumpul saat bermusyawarah atau untuk menentukan kesepakatan adalah di
mesjid atau mushalla. RW SATGAS COVID-19 di RW 02 sudah dibentuk dimana
adanya ketua, sekretaris, bendahara dan anggota.
Hasil wawancara dengan ketua RW 02 diperolah informasi bahwa masih
banyak warganya yanng maish suka keluar rumah tanpa menggunakan masker,
berkumpul diluar rumah dan masih banyak anak-anak yang bermain diluar rumah
seperti bersepeda.
4. Ketua RT
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RT mengatakan bahwa di wiliyah
RT 1,2,3,4,5 dan 6 tidak terdapat organisasi masyarakat pemuda namun terdapat wirid
ibu-ibu yang merupakan gabungan semua RT. Warga tidak memiliki kebiasaan
tertenu terkait budaya dan kesehatan. Kegiatan bakti sosial berupa gotong royong
dilaksanakan tiap bulan. Hasil wawancara ketua RT mengatakan adanya pasien positif
COVID-19 di lingkungan mereka. Ketua RT menatakan masih banyaknya masyarakat
yang keluar rumah tanpa menggunakan masker dan menjaga jarak.
5. Ketua SATGAS COVID-19
Hasil wawancara dengan ketua SATGAS COVID-19 adalah ketua SATGAS
COVID-19 dibuka dan dibentuk kegiatan yang dilakukan selama pandemi ini adalah
hanya mengedukasi masyarakat tentang COVID-19 dengan menyebarkan masker
kepada masyarakat dilingkungan RW 02 dan menyuruh masyarakat untuk sering cuci
tangan dan menjaga kesehatan. Ketua SATGAS COVID-19 mengatakan sudah
dilakukan penyuluhan tentang bagaimana pencegahan COVID-19 di lingkungan RW
02 selama SATGAS COVID-19 dibentuk. Selama menjalankanooo tugas masih
banyak warga yang mengabaikan protokol kesehatan ketika beraktivitas diluar rumah,
tidak menjaga jarak ketika berada diluar rumah.