Anda di halaman 1dari 5

12.

Perencanaan Program Fortifikasi Pangan CEA adalah analisis perhitungan biaya untuk
memperoleh luaran tertentu. Analisis ini digunakan
untuk membandingkan beberapa intervensi
dengan luaran yang sama.

Contoh CEA  suplementasi zink, fe, vit A dianggap


punya luaran yang sama. Per 1 outcome berapa
dolar yang harus dikeluarkan oleh pemerintah
(membandingkan program fortifikasi dengan
suplementasi dari segi cost nya)

Cost Benefit Analysis (CBA)


CBA merupakan analisis perbandingan biaya
intervensi terhadap luaran ekonomi yang
disebabkan oleh intervensi. Atau dalam arti lain,
intervensi dapat memberi benefit apa terhadap
pengeluaran biaya.

Biaya
 Terdapat beberapa hal yang perlu
diperhitungkan untuk menjalankan program
fortifikasi pangan.
 Investasi awal dalam teknologi yang dibutuhkan
untuk proses penambahan fortifikan ke dalam
food vehicle.
 Biaya pemasaran sosial untuk mendapatkan
penerimaan public (atau preferensi publik)
(kalau mau jelasnya liat ppt aja ya gais) terhadap makanan fortifikasi.
 Biaya quality control dan quality assurance oleh
produser dan pemerintah untuk kegiatan
monitoring dan evaluasi.

Contoh :

CEA suplementasi vitamin A : (satu suplementasi


dengan suplementasi lain punya hitungan yang
beda serta cost yang beda pula)

Setelah ada data uji klinis kita bisa menghitung CEA CBA fortifikasi yodium : lebih melihat keuntungan
atau CBA  untuk mengadvokasi program yang dapat diselamatkan ketika program fortifikasi
fortifikasi pangan yang dirancang sehingga dicanangkan dan dibandingkan dengan cost yang
pemerintah bisa punya pertimbangan apakah dikeluarkan pemerintah.
program layak diimplementasikan.
Strategi Komunikasi
Cost Effectiveness Analysis (CEA) Tujuan Fortifikasi Pangan :
 Menciptakan lingkungan yang mendukung- yang menarik, apa manfaat yang dapat memotivasi
dalam hal ini mendukung kecukupan masyarakat. Harapannya masya dapat mengubah
ketersediaan makanan terfortifikasi sehingga perilaku dengan konsumsi makanan fortifikasi dan
masyarakat dapat menjangkaunya. bagaimana cara mengaksesnya. Mencantumkan
 Membantu individu mengadopsi perilaku logo, demo masak, poster, banner.
sehat- dalam hal ini, perilaku yang mendukung
Educational approaches work best when the
kontribusi makanan terfortifikasi terhadap
recipient of the information has already expressed
status mikronutrien.
a desire or commitment to perform the desired
 Penelitian secara kuantitatif dan kualitatif
behavior and is now seeking information on what
untuk mengetahui audiens, perilaku consumer
to do and how to do it.
dan tantangan yang dihadapi.
Information for the purpose of providing
 Mengetahui keuntungan yang paling
knowledge must be simple, clear and
memotivasi target audiens.
unambiguous. It should be (WHO) :
 Dalam setiap kegiatan mampu mengutarakan
o adjusted to the cognitive abilities of the
manfaat bagi audiens.
learner (i.e. according to age, educational
 Aktivitas promosi disampaikan dengan cara
level, literacy and language of maximum
dan media yang sesuai dengan audiens.
understanding);
o adjusted to the communication medium be it
oral, visual, or tactile (e.g. mixing instructions);
o answer factual questions such as What?
Whom? Where? How?

Advokasi : pemerintah berkomunikasi dengan pihak


terkait yang berperan dalam program forti

Advocacy as a tool for communicat ing wi th pol


icy-makers (WHO) :
keys to success
Advocacy frames issues for public attention, the
media and policy-makers. For
maximum impact, advocacy should be:
o focused on one or a very limited number of
issues;
o get to the point quickly and end quickly;
o add emotional content and localization;
o answer the question: Why should we care?

Media massa : tv, sosial media, koran bagi orang


tua

(ini jelasnya bisa dilihat di Guideline Food Chances of obtaining media coverage are enhanced
Fortification Mucronutrients-WHO yaa) by (WHO) :
conflict, controversy or injustice; community
Edukasi : perlu mengedukasi masyarakat dari yang
involvement; irony; a hard news “link” (timeliness);
tidak tau jadi tau, bagaimana cara penyampaian
images, i.e. pictures, video films, photographs, - The fortified product needs to be widely
graphs, and expert interviews. distributed (including rural areas) using
commercial food distribution channels, where
appropriate.
- All physical barriers to obtaining the fortified
Pemasaran sosial product should be eliminated.
Promotion
- Positioning product : memberikan pesan - Product promotion should be driven by the
bahwa produk aman, sesuai standar. product’s positioning.
Mempunyai keistimewaan dibanding produk - The benefits of fortified foods and the
lain limitations of non-fortified substitutes need to
- Price : kalau gak mandatory biayanya bakal be presented in terms that are meaningful to
lebih, diharapkan program fortifikasi tidak
the consumer.
meningkatkan harga terlalu jauh dari harga - The act of purchasing fortified foods needs to
pasaran be presented as “new”, and then eventually,
- Place : distribusi produk betul betul merata ke as “normal”.
populasi yang disasar - The consumer should be persuaded to adopt
- Promosi : branding produk ini mempunyai consumption practices that enhance the
keistimewaan, berikan informasi hal hal yang absorption of micronutrients.
bisa meningkatkan penyerapan mikro nutrient - The consumer should be educated to store
spt konsumsi vit c bersamaan dengan besi. fortified foods in ways that protect the
Informasinya cara penyimpanan product and prolong its shelf-life.
Product positioning
- A high quality fortified product should be Pemasaran spsial  advokasi  membangun
produced in accordance with good kerjasama kolaboratif : industri, pemerintah, NGO,
manufacturing practice, WHO technical masyarakat
guidelines or some other form of guidelines National Food Law
and regulations. Pemerintah mempunyai peran dalam keefektifan
- Product presentation should be attractive, program fortifikasi pangan, dan juga aman bagi
tasty and in all ways appealing to the potential semua kelompok populasi.
consumer. Peraturan pemerintah tentang makanan serta
- Positioning of the product is derived through pengukuran yang serupa dapat menjadi alat
research with the potential consumer. It pemerintah dalam mengatur system control
makes a promise that can be kept. Eventually keamanan pangan dan pelaksanaan fortifikasi
this will become a “brand”. pangan.
Price Fortifikasi pangan  komposisi, label dan klaim
- The fortified product should be packaged in
(penanda kerja sama dengan sector lain)
quantities and priced so as to be affordable to
the potential consumer. Peraturan ttg makanan mempunyai beberapa
- Different quantities/price points might be tujuan, terutama menjaga kesehatan masyarakat,
developed to satisfy different groups of selain itu juga mengatur tentang :
consumers.
Place
- Pemberian informasi yang cukup pada Alur : Monitoring internal  monitoring eksternal
makanan untuk memudahkan pemilihan (pabrik dan pengemas)  monitoring ranah retail
makanan  evaluasi tingkat RT dan individu
- Pencegahan klaim palsu pada produk.
- Fair trade. Monitoring Internal : meliputi quality control dan
quality assurance (QC/QA) yang dilakukan oleh
Monitoring produsen, importir dan pengemas.
- Diperoleh dari inspeksi sertifikat kualitas dari
Pemantauan dan evaluasi adalah fortifikan yang disediakan oleh penyedia.
komponen penting dari setiap program fortifikasi - Bahan makanan yang digunakan dipesan,
makanan, sistem yang harus dikembangkan pada diterima dan disimpan dalam metode yang
awal program, idealnya selama tahap desain dan terprogram, sistematik dan waktu yang
perencanaan. terencana.
Pemantauan dan evaluasi memberikan - Proses produksi terjadwal dan mengikuti
peluang tidak hanya untuk menilai kualitas
pedoman yang ada.
pelaksanaan dan pelaksanaan program, tetapi juga - Pengawasan alat-alat produksi
sejauh mana mencapai rumah tangga dan individu - Pelabelan dan pengiriman produk yang sesuai
yang ditargetkan, dan mencapai tujuan.
- Penggunaan bahan makanan dalam produksi
Lebih penting lagi, hasil dari pemantauan sesuai order (FIFO)
dan evaluasi memberikan perencana program dan - Memastikan mesin dan mixer dapat berfungsi
pembuat kebijakan informasi yang diperlukan dengan baik
untuk membuat keputusan tentang apakah akan - Memastikan produk dikemas, diberi label,
melanjutkan, memperluas, mereplikasi atau disimpan dan didistribusikan secara baik.
mengakhiri program.
Monitoring eksternal : mencakup aktivitas inspeksi
Gampangnya : agar make sure produk betul betul dan audit yang dilakukan oleh produsen (pabrik
seperti yang telah direncanakan diawal dan dan pengemas) dan bea cukai atau pengimpor.
kualitasnya terjaga. Mengevaluasi apakah program Selain itu, pemerintah atau instansi terkait
perlu dilanjutkan, diperluas, direplikasi atau di stop. bertanggung jawab untuk melakukan monitoring
eksternal.

Monitoring eksternal dilakukan untuk memastikan


produk sesuai dengan standar dan peraturan yang
berlaku.
- Memeriksa kegiatan dan dokumen terkait
dengan quality assurance (audit teknis).
- Memastikan bahwa spesifikasi teknis untuk
produk benar-benar dijalankan di pabrik,
pengemas dan pengimpor (inspeksi)

Monitoring komersial (pertokoan) : Pemantauan


komersial mirip dengan pemantauan eksternal
karena pada umumnya merupakan tanggung jawab
pemerintah dan tujuannya adalah untuk
memverifikasi bahwa produk yang difortifikasi - Apakah program fortifikasi mengurangi
memenuhi standar, tetapi dilakukan di tingkat toko prevalensi defisiensi mikronutrien spesifik?
ritel. - Apakah program fortifikasi mengurangi
Misal BPOM sampling ke toko untuk prevalensi outcome fungsional yang buruk,
menguji produk mengandung fortifikan kan apakah seperti pertumbuhan tidak sesuai, morbiditas
kadarnya sesuai dengan yang di standarkan dari penyakit menular, kematian anak, dan
perkembangan kognitif dan motorik yang
buruk?
Monitoring rumah tangga : Pemantauan rumah - Apakah program fortifikasi lebih efektif dalam
tangga adalah untuk menilai apakah suatu program meningkatkan status mikronutrien tertentu
menyediakan produk yang fortifikasi dengan tepat dan / atau di antara kelompok usia / fisiologis
dalam jumlah yang cukup dan dengan harga yang tertentu daripada yang lain?
terjangkau bagi populasi sasaran.
- Provision -> dihitung volume produk yang Jenis evaluasi
terjual dalam harga yang terjual pada retail - Adekuasi : apakah prevalensi defisiensi zat gizi
terdekat (ketersediaan) mikro masih menjadi issue di masyarakat
- Utilization -> evaluasi persentase produk yang - Plausibility : apakah program kita yang
dibeli oleh rumah tangga, berapa keluarga menyebabkan penurunan prevalensi defisiensi
yang mengkonsumsi (daya beli secara regular, tersebut
berapa yang dibeli) - Probability : apakah program fortifikasi betul
- Coverage -> berapa RT yang mengkonsumsi betul menyebabkan suatu perubahan
produk dengan frekuensi atau jumlah yang
Outcome yang dapat diukur
cukup sesuai dengan yang direncanakan
diawal. Sehingga ada indikator status gizi dari
sebelum implementasi hingga pelaksanaan
(outcome terlihat)

Evaluasi
Tujuan utama mengevaluasi setiap intervensi
adalah untuk menentukan apakah atau tidak
mencapai tujuan keseluruhannya.
Evaluasi per tahun, atau pada titik tertentu seperti
per 5 tahun. Misal udah jalan 5 tahun trus mau
dievaluasi  bisa menggunakan beberapa
indikator.
- Apakah asupan makanan yang difortifikasi
spesifik meningkat ke tingkat yang diharapkan Sekian HO terakhir. Semangat buat tugasnya gais!
setelah program fortifikasi makanan? HO ini hanya sebagian kecil dapat membantu buat
- Apakah asupan zat gizi tertentu yang menarik ngerjain proposal program, buat lebih lengkapnya
meningkat ke tingkat yang diharapkan setelah liat Guideline WHO aja yaa.
program fortifikasimakanan?
- Apakah status gizi kelompok tertentu (untuk https://www.who.int/nutrition/publications/guide
zat gizi tertentu) meningkat, sebagai hasil dari _food_fortification_micronutrients.pdf
program fortifikasi?

Anda mungkin juga menyukai