Anda di halaman 1dari 6

a.

M5 (Marketing)
a) Kajian Data

- Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang

IRNA II RSUD Patut Patuh Patju, Diruangan tidak

melakukan marketing secara khusus, ketika perawat

melakukan dischage planning/transfer pasien belum

atau tidak disertai dengan pemberian brosur atau

leaflet.

- Observasi

Sudah di maksimalkannya alat-alat promosi

kesehatan seperti banner, di ruang IRNA II RSUD

Patut Patuh Patju terdapat beberapa poster

seperti langkah cuci tangan dan moment cuci

tangan dan leaflet 10 penyakit terbanyak belum

dilengkapi.

b) Kajian Pustaka

Pemasaran adalah salah satu kegiaan dalam

perekonomian yang membantu dalam menciptakan

nilai ekonomi.Nilai ekonomi itu sendiri

menentukan harga barang dan jasa.Factor penting

dalam menciptakan nilai terebut adalah produksi,

pemasaran dan konsumsi.Pemasaran menjadi

penghubung antara kegiatan produksi dan komsumsi.

Menurut Kotler (1997), pemasaran adalah suatu

proses social dan manajerial yag didalamnya


individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,

menawarkan dan mempertukarkan produk yang

bernilai kepada pihak lain. Sedangkan rumah sakit

sebagai salah satu penyedia layanan kesehatan

merupakan institusi yang penting untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Jumlah rumah sakit yang semakin meningkat

membuat setiap rumah sakit saling bersaing untuk

mendapatkan pelanggan. Oleh karena itu, pemasaran

rumah sakit yang baik akan dapat membantu rumah

sakit untuk terus bertahan dalam persaigan dan

berkembang menjadi lebih baik. Keluarnya

peremenkes No.80/Menkes/Per/III/90 yang

menyatakan bahwa badan hokum termasuk perorangan

diperkenankan memiliki dan mengelola rumah sakit

dengan sifat profit oriented, membuat rumah sakit

sadar untuk menerapkan menajemen pemasaran untuk

bias mempertahankan eksistensinya. Sehingga tidak

mengherankan jika keadaan ini memaksa pihak rumah

sakit, baik rumah sakit swasta maupun rumah sakit

pemerintah untuk menerapkan manajemen pemasaran

yang modern, dengan melaksanakan proses pemasaran

yang baik, termasuk promosi yang termasuk kedalam

bauran pemasaan. Artinya, rumah sakit akan


melakukan berbagai upaya promosi dalam rangka

menarik minat consoling sebanyak-banyaknya.

Managemen pemasaran adalah proses perencanaan

dan pemekiran, pnetapan harga, promosi, serta

penyaluran gagasan, harga, serta penyaluran

gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan

pertukaran yang memuasakan tujuan-tujuan individu

dan orgnisasi (cotlete,1997).

Promosi dapat di lkukan berbagai cara,salah

satunya adalah iklan. Namaun bolehkan rumah sakit

beriklan? Selama ini pengelola rumah sakit,baik

Pemeritah maupun swasta berpedoman dan meyakini

bahwa rumah sakit tidak boleh beriklan.Banyak

alasan yang di kemukakan antara lain tidak etis

jika rumah sakit mengharapkan kesakitan dari

pasien untuk kemudian pasien tersebut dating

kerumah sakit yang mereka kelola. Namun ketika

rumah sakit memutuskan untuk beriklan,rumah sakit

harus benar-benar siap. Jika tidak, mereka akan

berhadapan dengan undang-undang perlindungan

konsumen seperti yang dialami oleh RS

Siloamgeleneages, Hiffokaruaci yang pernah

memiliki pengalaman tidak menyenangkan saat

mereka berusaha melakukan promosi di media massa.

Saat pembukaan, RS Siloam berupaya untuk menarik

minat pelanggan dengan memasang iklan


pemberitahuan dan informasi sebanyak setengah

halaman di salah media cetak, pada iklan

tersebut di cantumkan mengenai fasilitas

kesehatan dan tenaga medis yang di miliki oleh

rumah sakit tersebut. Tetapi ternyata iklan

tersebut mendapat sambutan yang tidak

menyenangkan dari anggota DPR karna dinilai tidak

etis. Dengan adanya kejadian ini, Rumah sakit

lainnya berfikir dua kaliuntuk meiklankan rumah

sakit mereka karena takut akan menjadi masalah

dengan anggota dewan.

c) Masalah

Promosi kesehatan di ruangan IRNA II RSUD Patut

Patuh Patju belum dilakukan secara optimal.

b. Mutu
Patient Safety
1) Medication error/Kesalahan
pengobatan
- Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan
dan data yang diperoleh dari bulan Februari-April
2021 diruang IRNA II RSUD Patut Patuh Patju
didapatkan bahwa tidak pernah terjadi kesalahan
dalam pemberian obat, pemberian obat dilakukan
secara benar sesuai indikasi dokter.
- Observasi
Berdasarkan hasil observasi data angka kejadian
kesalahan pemberian obat dari bulan Februari-
April 2021 tidak didapatkan data terjadinya
kesalahan pengobatan (0%).
2) Angka kejadian jatuh
- Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan dan data yang diperoleh dari bulan
Februari - April 2021 diruang IRNA II RSUD Patut
Patuh Patju didapatkan bahwa 100% pasien tidak
pernah mengalami jatuh selama dilakukan
perawatan di ruang IRNA II RSUD Patut Patuh
Patju, Meskipun banyak pasien yang meimiliki
resiko jatuh akan tetapi selalu dilakukan
pencegahan sesuai dengan prosedur yang ada
dirumah sakit.
- Observasi
Berdasarkan hasil observasi data anggka kejadian
jatuh diruang IRNA II RSUD Patut Patuh Patju
dari bulan Februari – April 2021 tidak
didapatkan data terjadinya pasien jatuh ditempat
tidur (0%).
3) Angka kejadian phlebitis
- Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dan data yang
diperoleh dari ruang IRNA 2 RSUD Patut Patuh
Patju dari bulan Februari – April 2021 tercatat
259 pasien yang terpasang Intervena line (IVL),
dari 259 paisen yang terpasang IVL yang
mengalami phlebitis sebanyak 8 orang
- Observasi
Berdasarkan hasil observasi data angka kejadian
phlebitis diruang IRNA II RSUD Patut Patuh Patju
dari bulan Februari-April 2021 didapatkan data
terjadinya pasien yang mengalami phlebitis
sebanyak 8 orang.
4) Angka kejadian dekubitus
- Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dan data yang
diperoleh dari ruang IRNA II RSUD Patut Patuh
Patju dari bulan Februari – April 2021 tidak
terdapat pasien yang mengalami dekubitus (0%)
dari total 259 pasien yang masuk IRNA II yang
mengalami imobilisasi.
- Observasi
Berdasarkan hasil observasi data anggka kejadian
dekubitus diruang IRNA II RSUD Patut Patuh Patju
dari bulan Februari – April 2021 tidak
didapatkan data kejadian dekubitus (0%).

Anda mungkin juga menyukai